Anda di halaman 1dari 2

Tanah Longsor dan Potensi Terjadinya

Tanah longsor merupakan salah satu bentuk gerakan tanah. Gerakan tanah adalah
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan timbunan tanah atau material
campuran yang bergerak ke arah bawah dan keluar lereng (Vernes, 1978 dalam Keputusan
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 1452 K/10MEM/2000). Sedangkan menurut
Pangluar (1985), gerakan tanah atau tanah longsor adalah perpindahan massa tanah atau batu
pada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukannya semula. Zona kerentanan tanah adalah
suatu daerah yang mempunyai derajat kerentanan relatif (relative susceptibility) untuk terjadi
gerakan tanah.
Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah dibedakan menjadi gangguan
luar dan gangguan dalam (Pangluar, 1985). Faktor gangguan dari luar diantaranya adalah
getaran, pembebanan tambahan, hilangnya peneguhan dari samping, dan tidak adanya tumbuhan
penutup akibat ditebangi. Faktor gangguan dari dalam diantaranya adalah hilangnya permukaan,
penambahan bobot massa batuan karena air, pelindihan bahan perekat oleh air, naiknya muka
hidrostatika karena rembesan air, pengembangan tanah karena rembesan air terutama untuk tanah
jenis lempung, dan pencairan beberapa jenis tanah jenuh air.
Beberapa faktor dapat membentuk potensi longsor antara lain sebagai berikut (Pangluar,
1985).
 Geometri permukaan tanah, permukaan berupa lereng memiliki komponen gaya berat yang
dapat menggerakkan massa tanah ke arah lateral. Makin curam dan makin tinggi suatu
lereng, makin besar pula gaya penggeraknya.
 Tekstur dan struktur tanah, berbagai tekstur dan struktur tanah memiliki ketahanan yang
berbeda terhadap gerakan geseran.
 Struktur geologi, keterdapatan struktur geologi baik berupa kekar maupun sesar pada
tanah/batuan menyebabkannya menjadi tidak massif sehingga menjadi lemah.
 Curah hujan, air hujan yang meresap melalui pori tanah dapat melemahkan tegangan
permukaan antar butir tanah.
 Aktivitas manusia, sangat berperan dalam mempercepat terjadinya peristiwa tanah longsor
sebagai upaya alam untuk mencari keseimbangan yang baru.

Biasanya tanah longsor bergerak pada suatu bidang yang disebut dengan bidang gelincir
(slip surface) atau bidang geser (shear surface). Bentuk bidang gelincir dapat berupa busur
lingkaran maupun bidang gelincir yang hampir lurus dan sejajar dengan muka tanah. Jika lereng
terletak pada suatu lapisan tanah yang sangat lunak, tidak padat ataupun lapisan batu, bidang
longsor mungkin tidak berupa lingkaran. Kecepatan longsoran dan kerusakan yang terjadi
tergantung pada homogenitas tanah dan kandungan lapisan tanah yang lebih lolos air.

Anda mungkin juga menyukai