-SUHERVI (1800029102)
KELAS : B
Good Governance sendiri mengacu pada tata pemerintahan yang lebih efektif dan efisien
dalam rangka membentuk sinergitas antara kebijakan pemerintah, pihak swasta dan tentunya
masyarakat secara umum. Salah satu bagian dari Good Governance adalah upaya pemerintah
dalam memberikan layanan publik yang memiliki unsur efektifitas.Pelayanan diartikan sebagai
suatu cara untuk melayani, menyikapi, membantu, mengurus dan menyelesaikan keperluan atau
kepentingan seseorang maupun sekelompok orang. Sehingga kegiatan pelayanan identik dengan
pemenuhan suatu hak. Lalu bagaimana suatu pelayanan dapat dikatakan efektif?
Secara garis besar, suatu layanan publik dapat dikatakan efektif jika dengan pengorbanan
sekecil mungkin dapat menghasilkan pencapaian yang besar. Namun kadang-kadang, untuk
membentuk suatu sistem yang efektif dibutuhkan pengorbanan yang besar untuk hasil yang besar
juga. Misalnya jika selama ini masyarakat terbiasa mengurus KTP atau surat-surat penting
dengan datang langsung ke kantor dinas setempat, maka untuk mengubah tradisi tersebut dengan
sistem online yang dinilai lebih efektif akan membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Sebenarnya, pemerintah sudah menyikapi penggunaan teknologi informasi ini sejak lama
yang tertuang pada INPRES Nomor 3 Tahun 2003 yang secara umum berisi tentang kebijakan
dan strategi nasional melalui pengembangan teknologi komunikasi dan informasi. Setiap masing-
masing pemerintah Daerah pun sudah diwajibkan untuk memiliki dan mengembangkan situs
resmi daerahnya yang berisi data dan informasi tentang wilayahnya.Dari pembahasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa layanan publik berbasis e-government dapat meminimalisir pungutan
liar yang dialami masyarakat. Sistem layanan online dapat menghindari interaksi langsung antara
pemberi layanan dan pengguna layanan. Sehingga hal tersebut tidak hanya mengurangi biaya
operasional saja, namun juga mengurangi aksi suap menyuap dari masyarakat terhadap aparatur
pemerintah.
2. Mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk membangun praktik Goof
Governance?
Proses pelayanan publik berperan penting sebagai pintu masuk dalam mewujudkan good
governance. Hal ini dikarenakan, baik atau tidaknya sebuah pelayanan, memuaskan atau
tidaknya suatu pelayanan bagi masyarakat adalah merupakan cerminan ada atau tidaknya good
governance di dalam lembaga pelayanan tersebut.( Dwiyanto (2005). ada beberapa pertimbangan
mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan good
governance di Indonesia, antara lain :
• Dengan pelayanan publik nilai-nilai yang mencirikan good governance dapat dilakukan secara
lebih mudah dan nyata oleh birokrasi pemerintah. Nilai-nilai yang mencirikan praktik good
governance seperti efisiensi, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dapat diterjemahkan
secara relatif mudah dalam penyelenggaraan pelayanan publik daripada melembagakan nilai-
nilai tersebut dalam keseluruhan aspek kegiatan pemerintahan.
• Dengan memperbaiki pelayanan publik toleransi terhadap praktik bad governance diharapkan
dapat dihentikan. Hasil Governance and Decentralization Survey 2002 (GDS 2002)
menunjukkan bahwa sebagian besar warga menganggap wajar terhadap praktik pungutan liar
(pungli) dan justru merasa lega karena proses pelayanan dapat segera selesai, menjadi indikator
bahwa warga bangsa menjadi semakin toleran terhadap praktik bad governance. Hal ini tentu
tidak saja dapat mendorong warga untuk mengembangkan mekanisme survival dengan adanya
praktik bad governance, tetapi juga menghindari upaya untuk membangun good governance.
Kalau hal seperti ini terus terjadi dan semakin meluas tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan
kehidupan bangsa. Dengan menjadikan praktik pelayanan publik sebagai pintu masuk dalam
membangun good governance, maka diharapkan toleransi terhadap bad governance yang
semakin meluas dapat dihentikan.
• Dengan memperbaiki pelayanan publik diharapkan adanya keterlibatan dari aktor-aktor di luar
Negara dalam merespon masalah-masalah publik. Governance lebih luas dari government karena
dalam praktik governance melibatkan unsur-unsur masyarakat sipil dan mekanisme pasar. Dalam
pelayanan publik, keterlibatan unsur-unsur masyarakat sipil dan mekanisme pasar selama ini
sudah banyak terjadi, sehingga praktik governance dalam ranah pelayanan publik sebenarnya
bukan suatu hal yang baru lagi. Hal ini merupakan suatu keuntungan untuk memulai perubahan
karena keterlibatan dan mekanisme pasar sebelumnya telah ada. Selanjutnya yang diperlukan
adalah melakukan reposisi terhadap ketiga unsur tersebut dan redestribusi peran yang
proporsional dan saling melengkapi di antara pemerintah, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar
sehingga sinergi dapat dikembangkan.
• Tolok ukur dan indikator praktik pelayanan publik dapat dengan mudah dilakukan. Pelayanan
publik yang berwawasan good governance seperti efisien, non-diskriminatif, berdaya tanggap
tinggi, dan memiliki akuntabilitas yang tinggi dapat dinilai dan diukur secara mudah. Tolok ukur
dan indikator yang sederhana dan yang dapat digunakan oleh penyelenggara, warga pengguna,
serta stakeholders lainnya dapat dirumuskan dengan mudah. Lebih dari itu, kemajuan dari proses
pengembangan pelayanan publik yang berwawasan good governance juga dapat dinilai dengan
mudah oleh semua stakeholders.