Anda di halaman 1dari 5

NAMA KELOMPOK :

-LAKSMI MAHARANI (1800029103)

-SUHERVI (1800029102)

-NADA MUFIDA (1800029114)

-ITA JUWITA (1800029134)

-RIZKY D. R. SUSANTO (1800029144)

-KIKY FEBRIYANTI HASANAH (1800029156)

KELAS : B

TUGAS : ORGANISASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

1. Bagaimana cara mewujudkan Good Governance?

Good Governance sendiri mengacu pada tata pemerintahan yang lebih efektif dan efisien
dalam rangka membentuk sinergitas antara kebijakan pemerintah, pihak swasta dan tentunya
masyarakat secara umum. Salah satu bagian dari Good Governance adalah upaya pemerintah
dalam memberikan layanan publik yang memiliki unsur efektifitas.Pelayanan diartikan sebagai
suatu cara untuk melayani, menyikapi, membantu, mengurus dan menyelesaikan keperluan atau
kepentingan seseorang maupun sekelompok orang. Sehingga kegiatan pelayanan identik dengan
pemenuhan suatu hak. Lalu bagaimana suatu pelayanan dapat dikatakan efektif?

Secara garis besar, suatu layanan publik dapat dikatakan efektif jika dengan pengorbanan
sekecil mungkin dapat menghasilkan pencapaian yang besar. Namun kadang-kadang, untuk
membentuk suatu sistem yang efektif dibutuhkan pengorbanan yang besar untuk hasil yang besar
juga. Misalnya jika selama ini masyarakat terbiasa mengurus KTP atau surat-surat penting
dengan datang langsung ke kantor dinas setempat, maka untuk mengubah tradisi tersebut dengan
sistem online yang dinilai lebih efektif akan membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

E-Government Sebagai Langkah Untuk Membentuk Efektifitas Layanan Publik

E-Government merupakan bentuk inovasi dari pemerintah untuk memaksimalkan


teknologi informasi dalam memberikan layanan pada masyarakat, Layanan seperti ini bertujuan
untuk memberikan kemudahan akses serta penyediaan data dan informasi sesuai kebutuhan
pengguna. Sehingga dalam praktiknya, e-government mengarah pada penggunaan internet atau
media digital lainnya yang berbasis online dan bisa diakses siapapun dan darimana pun. Tujuan
lainnya adalah untuk membuat sistem yang lebih efisien dan dapat menekan biaya operasional
daripada menggunakan sistem konvensional.
E-Government memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk membantu mengelola
data yang meliputi proses mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi suatu data
sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi yang berkualitas, tepat, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Informasi berbasis teknologi tersebut nantinya dapat dimanfaatkan
publik secara lebih efektif dalam upaya pengambilan keputusan. Sehingga perkembangan pesat
dari teknologi informasi dan komunikasi saat ini seharusnya dapat dimaksimalkan pemerintah
untuk berinteraksi kepada masyarakat tanpa harus terbatas ruang dan waktu. Masyarakat tidak
harus datang langsung ke kantor dinas terkait untuk mengurus kebutuhannya, tidak ada antrian
panjang, tidak ada tumpukan kertas-kertas serta tidak ada keluhan terhadap layanan publik yang
memakan tenaga dan waktu.

Sebenarnya, pemerintah sudah menyikapi penggunaan teknologi informasi ini sejak lama
yang tertuang pada INPRES Nomor 3 Tahun 2003 yang secara umum berisi tentang kebijakan
dan strategi nasional melalui pengembangan teknologi komunikasi dan informasi. Setiap masing-
masing pemerintah Daerah pun sudah diwajibkan untuk memiliki dan mengembangkan situs
resmi daerahnya yang berisi data dan informasi tentang wilayahnya.Dari pembahasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa layanan publik berbasis e-government dapat meminimalisir pungutan
liar yang dialami masyarakat. Sistem layanan online dapat menghindari interaksi langsung antara
pemberi layanan dan pengguna layanan. Sehingga hal tersebut tidak hanya mengurangi biaya
operasional saja, namun juga mengurangi aksi suap menyuap dari masyarakat terhadap aparatur
pemerintah.

2. Mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk membangun praktik Goof
Governance?

Proses pelayanan publik berperan penting sebagai pintu masuk dalam mewujudkan good
governance. Hal ini dikarenakan, baik atau tidaknya sebuah pelayanan, memuaskan atau
tidaknya suatu pelayanan bagi masyarakat adalah merupakan cerminan ada atau tidaknya good
governance di dalam lembaga pelayanan tersebut.( Dwiyanto (2005). ada beberapa pertimbangan
mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan good
governance di Indonesia, antara lain :

• Dengan pelayanan publik nilai-nilai yang mencirikan good governance dapat dilakukan secara
lebih mudah dan nyata oleh birokrasi pemerintah. Nilai-nilai yang mencirikan praktik good
governance seperti efisiensi, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dapat diterjemahkan
secara relatif mudah dalam penyelenggaraan pelayanan publik daripada melembagakan nilai-
nilai tersebut dalam keseluruhan aspek kegiatan pemerintahan.

• Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance. Pemerintah, masyarakat


sipil, dan mekanisme pasar memiliki kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam ranah ini.
Pelayanan publik memiliki high stake dan menjadi pertaruhan yang penting bagi ketiga unsur
governance tersebut karena baik dan buruknya praktik pelayanan publik sangat berpengaruh
kepada ketiganya. Nasib sebuah pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, akan sangat
dipengaruhi oleh keberhasilan mereka dalam mewujudkan pelayanan publik yang baik.
Keberhasilan sebuah rezim dan penguasa dalam membangun legitimasi kekuasaan sering
dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang baik dan
memuaskan warga.Demikian pula dengan membaiknya pelayanan publik juga akan memperkecil
biaya birokrasi, yang pada gilirannya dapat memperbaiki kesejahteraan warga pengguna dan
efisiensi mekanisme pasar. Dengan demikian, reformasi pelayanan publik akan memperoleh
dukungan yang luas.

• Pelayanan publik mampu membangkitkan dukungan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan


publik selama ini menjadi ranah dimana Negara yang diwakili oleh pemerintah berintegrasi
dengan lembaga-lembaga non pemerintah. Dalam ranah ini terjadi pergumulan yang sangat
intensif antara pemerintah dengan warganya. Buruknya praktik governance dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sangat dirasakan oleh warga dan masyarakat luas. Ini berarti
jika terjadi perubahan yang signifikan pada ranah pelayanan publik dengan sendirinya dapat
dirasakan manfaatnya secara langsung oleh warga dan masyarakat luas. Keberhasilan dalam
mewujudkan praktik good governance dalam ranah pelayanan publik mampu membangkitkan
dukungan dan kepercayaan dari masyarakat luas bahwa membangun good governance bukan
hanya sebuah mitos tetapi dapat menjadi suatu kenyataan.

• Dengan memperbaiki pelayanan publik toleransi terhadap praktik bad governance diharapkan
dapat dihentikan. Hasil Governance and Decentralization Survey 2002 (GDS 2002)
menunjukkan bahwa sebagian besar warga menganggap wajar terhadap praktik pungutan liar
(pungli) dan justru merasa lega karena proses pelayanan dapat segera selesai, menjadi indikator
bahwa warga bangsa menjadi semakin toleran terhadap praktik bad governance. Hal ini tentu
tidak saja dapat mendorong warga untuk mengembangkan mekanisme survival dengan adanya
praktik bad governance, tetapi juga menghindari upaya untuk membangun good governance.
Kalau hal seperti ini terus terjadi dan semakin meluas tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan
kehidupan bangsa. Dengan menjadikan praktik pelayanan publik sebagai pintu masuk dalam
membangun good governance, maka diharapkan toleransi terhadap bad governance yang
semakin meluas dapat dihentikan.

• Dengan memperbaiki pelayanan publik diharapkan adanya keterlibatan dari aktor-aktor di luar
Negara dalam merespon masalah-masalah publik. Governance lebih luas dari government karena
dalam praktik governance melibatkan unsur-unsur masyarakat sipil dan mekanisme pasar. Dalam
pelayanan publik, keterlibatan unsur-unsur masyarakat sipil dan mekanisme pasar selama ini
sudah banyak terjadi, sehingga praktik governance dalam ranah pelayanan publik sebenarnya
bukan suatu hal yang baru lagi. Hal ini merupakan suatu keuntungan untuk memulai perubahan
karena keterlibatan dan mekanisme pasar sebelumnya telah ada. Selanjutnya yang diperlukan
adalah melakukan reposisi terhadap ketiga unsur tersebut dan redestribusi peran yang
proporsional dan saling melengkapi di antara pemerintah, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar
sehingga sinergi dapat dikembangkan.

• Tolok ukur dan indikator praktik pelayanan publik dapat dengan mudah dilakukan. Pelayanan
publik yang berwawasan good governance seperti efisien, non-diskriminatif, berdaya tanggap
tinggi, dan memiliki akuntabilitas yang tinggi dapat dinilai dan diukur secara mudah. Tolok ukur
dan indikator yang sederhana dan yang dapat digunakan oleh penyelenggara, warga pengguna,
serta stakeholders lainnya dapat dirumuskan dengan mudah. Lebih dari itu, kemajuan dari proses
pengembangan pelayanan publik yang berwawasan good governance juga dapat dinilai dengan
mudah oleh semua stakeholders.

3. Apa yang perlu direformasi untuk mewujudkan Good Governance?

Keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi sangat mendukung penciptaan tata


pemerintahan yang baik, atau yang biasa disebut good governance, sehingga ekonomi akan
tumbuh cepat. Reformasi Birokrasi merupakan inti dari upaya menciptakan good governance
sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan investasi di
Indonesia, dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia, sehingga menghasilkan
kesejahteraan rakyat. Pemerintah dalam hal ini Kementerian ATR/BPN terus berkomitmen untuk
melaksanakan RB yang sudah berjalan selama lima tahun. PMPRB merupakan instrumen
penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan secara mandiri (self
assessement) oleh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Reformasi Birokrasi (RB)
sendiri merupakan upaya untuk melakukan perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola
pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik
adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu melayani
publik secara akuntabel, serta memegang teguh nilai-nilai dasar organisasi dan kode etik perilaku
Aparatur Sipil Negara (ASN).
DAFTAR PUSTAKA

Agus,Dwiyanto. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai