Anda di halaman 1dari 26

Case Report Session

Tumor Intra Abdomen

Oleh :

Zirda Chairiani 1840312005

Karolina 1840312203

Preseptor :

Dr. Fitria Ramadhani, Sp.A, M.Biomed

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2019
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penemuan adanya massa pada perut bayi atau anak merupakan alarm bagi

orangtua maupun tenaga kesehatan. Penemuan massa ini seringkali tidak disengaja

ketika orangtua sedang mengurusi anaknya, dalam pemeriksaan fisik, ataupun dari

hasil pemeriksaan radiologi. Adanya massa pada abdomen dapat disebabkan oleh

banyak kelainan,dapat bersifat jinak hingga ganas, dan biasanya berasal dari organ

intra abdomen.1

Manifestasi klinis yang dapat timbul pada anak bisa dapat tidak bergejala atau

disertai dengan gejala yang dapat timbul akibat adanya massa tersebut, seperti demam,

hematuria, nyeri abdomen atau distensi abdomen. Usia anak, gejala yang timbul,

lokasi terdapatnya massa, dan hasil pemeriksaan laboratorium merupakan temuan

yang penting dalam menentukan diagnosis, tatalaksana serta prognosis penyakit. 2

Penemuan massa sedini mungkin berguna dalam membantu penentuan diagnosis,

tatalaksana dan prognosis pada anak yang mengalami tumor intra abdomen.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk membahas

mengenaitumor intra abdomen.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah Case Report Session ini membahas mengenai definisi, etiologi,

epidemiologi, gejala klinis, pemeriksaan, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana

tumor intra abdomen.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan case report ini adalah untuk menambah pengetahuan dan

pemahaman mengenai tumor intra abdomen.


1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan Case Report Session ini berupa hasil pemeriksaan pasien,

rekam medis pasien tinjauan kepustakaan yang mengacu pada literatur termasuk buku

teks dan artikel ilmiah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epidemiologi Tumor Intra Abdomen

Adanya massa intra abdomen merupakan masalah yang memerlukan perhatian

tersendiri, karena adanya kemungkinan tehadap terjadinya keganasan. Setiap

penemuan adanya massa intra abdomen pada bayi dan anak, maka patut dicurigai

adanya keganasan hingga terbukti bahwa massa tersebut bukan akibat keganasan.3

Pada anak dapat dibedakan berdasarkan usia, lokasi dan strutur yang mengenai. Pada

bayi, terdapat 3 lokasi tersering timbulnya masa yaitu ginjal (55%), traktus

gastrointestinal (15%), dan perluasan masa dari pelvis (15%).2 Kelainan ini dapat

dideteksi ketika usia prenatal. Hidronefrosis merupakan tumor intra abdomen yang

berasal dari ginjal, banyak dialami oleh bayi, tumor biasanya unilateral dan terjadi

akibat adanya refluks vesikouretra atau diakibatkan karena adanya obstruksi dari

ureteropelvic junction.1

Selain hidronefrosis, congenital mesoblastic nephroma (CMN) juga sering

ditemukan, biasanya muncul pada usia kurang dari 3 bulan, dan asimptomatik, namun

dapat diikuti dengan adanya hematuria, hipertensi, hiperkalsemia, dan gagal jantung

kongestif. Nefroblastoma atau Wilms’ tumor merupakan keganasan yang sering terjadi

pada masa kanak-kanak, biasanya terjadi pada usia 2 hingga 5 tahun, namun dapat

dijumpai pada usia bayi dan unilateral.1

Tumor intra abdomen yang berasal dari traktus gastrointestinal diantaranya

kista mesenterika atau kista omentum, dan pseudokista mekonium. Perluasan massa

dari rongga pelvis menyumbang 15% dari kejadian tumor intra abdomen pada bayi.

Diantaranya kista ovarium, hematokolpos, sacrococcygeal teratoma. Massa yang


berasal dari sistem hepatobilier lebih jarang terjadi yaitu sekitar 5%. Tumor yang

berasal dari hepar pada bayi biasanya adalah hemangioendotelioma infantil,

mesenchymal hamartoma dan hemangioma infantil.2

Gambar 1. Pembagian Tumor Intra

Abdomen pada bayi dan anak2

Pada umumnya bayi dan

anak dengan tumor intra abdomen

hampir tidak memberikan keluhan

apabila ukuran tumor masih kecil,

bahkan tidak jarang keluhan tidak

atau belum timbul walaupun tumor

telah dapat diraba. Hal ini diakibatkan oleh sifat rongga perut yang longgar, sehingga

bila ada massa di dalamnya, dapat tumbuh sampai cukup besar tanpa mengganggu

organ di sekitarnya.4

2.2 Klasifikasi Tumor Intra Abdomen

a. Nefroblastoma (Tumor Wilms’)2

Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenchym renal. Penyebabnya tidak di

ketahui secara pasti, tetapi di duga melibatkan faktor genetik. Kurang dari 2% anak

yang mengalami Wilms tumor terjangkit karena memiliki faktor keturunan.

Kebanyakan kasus terjadi secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik

yang mempengaruhi perkembangan sel-sel di ginjal. Menurut data epidemiologi,

tumor Wilm banyak diderita oleh anak pada usia 3 bulan hingga 4 tahun. 5 Dapat

berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu,seperti :


-
Kelainan saluran kemih
-
Anridia ( tidak memiliki iris )
-
Hemyhipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh)2

Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya.

Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya. Tumor Wilm’s di temukan pada 1

diantara 200.000 – 250.000 populasi anak. Biasanya umur rata-rata terjangkit kanker

ini antara 3-5 tahun baik laki-aki maupun perempuan. Tumor tersebut tumbuh

dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor

tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas

berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman

yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.6

Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, kemudian di invasi

oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-

abuan homogen,lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat ). Tumor tersebut

akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu massa

abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi.

Tumor ini bila telah menyebar dapat menimbulkan hematuria. Disamping itu

dapat disertai hipertensi karena tumor ini dapat merangsang aktifitas renin. Gejala

tersebut dapat disertai nyeri, demam ataupun kadang-kadang anemia atau gejala tumor
abdomen umumnya. Tumor Wilms’ disebut dalam kepustakaan dapat disertai aniridia dan

hemihipertrofi, walaupun keadaan tersebut sangat jarang. Pada pielografi intravena

biasanya ditemukan gambaran sistem pelviokalises yang rusak atau gambar hidronefrosis

dan tidak jarang gambaran sekresi ginjal tidak tampak. Pada stadium lanjut dapat

ditemukan gambaran metastasis dalam paru. Ultrasonografi dan CT scan walaupun tidak

mutlak tetapi sangat membantu menegakkan diagnosis dan juga mencari metastasis.

Diagnosis pasti ditentukan dengan pemeriksaan histopatologi dari ginjal yang berisi tumor

yang telah diangkat pada laparatomi eksplorasi.1,2

Menurut NWTS (National Wilm’s Tumor Study ) setelah di lakukan tindakan

Nefroktomi,tingkat penyebaran di bagi menjadi 5 stadium dan rekuren:

- Stadium I : Tumor terbatas pada ginjal dan dapat di eksisi sempurna

- Stadium II : Tumor meluas keuar ginjal dan dapat di eksisi

sempurna,mungkin telah mengadakan penetrasi ke jaringan lemak

perirenal,limfonodi paraaorta atau ke vasa renalis

- Stadium III : Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari biopsi

atau ruptur yang terjadi sebelum atau selama operasi

- Stadium IV : Metastasis ke hematogen,paru-paru,hati,tulang,dan otak

- Stadium V : Tumor Bilateral.Rekuren = terjadi lagi kanker setelah di

terapi,dapat di tempat pertama kali terjadi atau di organ lain

Keluhan utama biasanya hanya benjolan di perut. Dapat disertai dengan adanya

hematuri karena invasi tumor yang menembus sistem elveokalises. Demam dapat terjadi

sebagai reaksi anafilaksis tubuh terhadap protein tumor. Gejala lain yang bisa muncul

adalah :

a. Malaise
b. Anorexia

c. Anemia

d. Lethargi

e. Hemihypertrofi

f. Dispnea, nyeri dada (karena ada metastase)

Gambar 2. Gambar hasil pemeriksaan radiologis (A, B, C, D), pemeriksaan patologi


anatomi (E). dan pemeriksaan histopatologi (F) tumor wilm. 7

b. Limfoma Abdomen2

Keganasan pada traktus intestinal menempati urutan ke tiga dari semua

keganasan pada anak. Rata-rata usia anak yang mengalami limfoma abdomen adalah usia

5-15 tahun.8 Limfoma abdomen dapat timbul dari kelenjar getah bening di hati, limpa dan

usus. Apabila timbul di hati atau limpa akan menyebabkan hepatomegali atau

splenomegali atau keduanya. Tetapi bila timbulnya di usus, maka massa tumor dapat

menyebabkan obstruksi usus atau sebagai leading point untuk terjadinya intususepsi.

Gejala yang dapat timbul adalah nyeri disertai pembengkakan perut dan perubahan

kebiasaan buang air besar serta gejala obstruksi usus serta mual dan muntah. Perdarahan
saluran cerna jarang terjadi apalagi perforasi usus. Biasanya pasien dengan gejala seperti

tersebut di atas datang pada ahli bedah. Pemeriksaan radiologik yang diperlukan ialah

barium meal terutama bila obstruksinya parsial. Dapat pula dilakukan pemeriksaan USG

usus.

c. Teratoma

Tumor yang berasal dari sel germinativum ini dapat timbul di mana–mana.

Tumor yang asalnya dari rongga abdomen hanya sekitar 1-2% dan biasanya letaknya

retroperitoneal.1 Kira-kira 29% teratoma berasal dari ovarium. Teratoma retroperitoneal

harus dibedakan dengan tumor Wilms, neuroblastoma atau rhabdomiosarkoma. Selain

ditemukan massa tumor dalam abdomen yang biasanya cukup besar untuk teratoma

matur, pada pemeriksaan foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran gigi, tulang dan

lain-lain. Selain itu, pada pemeriksaan USG abdomen dapat terlihat massa, adanya lemak,

nodul mural dan kalsifikasi.9

Gambar 3. Gambar hasil pemeriksaan pemeriksaan patologi anatomi teratoma

d. Rhabdomiosarkoma1
Umumnya sebagian tumor ini berasal dari rongga pelvis, tetapi bila sudah besar

dapat mendesak ke rongga abdomen sehingga secara klinis sukar dibedakan asalnya.

Tumor ini dapat memberikan gejala hematuria, sekret berdarah ataupun obstruksi saluran

kemih. Pada anak perempuan tumor dapat keluar melalui vagina khususnya jenis

botryoid, sehingga diagnosis menjadi lebih mudah. Pemeriksaan penunjang lain untuk

tumor ini tidak banyak memberikan bantuan kecuali pemeriksaan histopatologis dan

imunohistokimia seperti vimentin, actin, myosin dan desmin.


2.3 Diagnosis

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan modalitas pertama untuk

evaluasi adanya tumor intra abdomen, karena USG dapat diakses dimana saja dan

tidak memberikan radiasi pada bayi, dan pemeriksaannya dapat dilakukan tanpa

pemberian sedasi. Selain itu, dari pemeriksaan USG dapat ditentukan lokasi

tumor, konsistensi tumor. Tumor dapat diklasifikasikan sebagai kistik, solid, atau

campuran.2

Bila dengan peeriksaan USG tidak dapat ditentukan lokasi dan konsistensi

tumor maka dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan abdomen atau MRI. Melalui

pemeriksaan CT scan dan MRI ini juga dapat ditentukan apakah terdapat infasi ke

organ lain, dan staging dari penyakitnya.2

Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap,

elektrolit, pemeriksaan fungsi hati dan urinalisa. Polisitemia, anemia normositik,

pansitopenia, leukositosis dapat ditemukan pada pasien dengan keganasan.

Hiperkalsemia dapat ditemui pada pasien dengan CMN. Hasil pemeriksaan fungsi

hati abnormal dapat memperlihatkan adanya gangguan yang berasal dari

hepatobilier. Bila dari pemeriksaan urinalisa ditemukan adanya darah, maka perlu

dicurigai adanya gangguan pada ginjal.10

2.4 Prognosis
Tatalaksana dan prognosis dari tumor intra abdomen bervariasi, tergantung

dari penyebabnya. Kebanyakan massa intra abdomen yang didapati pada bayi

bersifat ganas.2
BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : An. AA
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Umur : 5 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Nama ayah / ibu : Tn. E / Ny. S
Alamat : Air angek x koto. Tanah datar
Tanggal ke RS : 4 Februari 2019

Alloanamnesis
Diberikan oleh : Ibu kandung
Keluhan Utama : Perut membengkak sejak 1 bulan sebelum masuk rumah

sakit
1 Riwayat Penyakit Sekarang
 Perut tampak semakin membesar sejak 1 bulan yang lalu, perut teraba

keras dan tegang terutama sebelah kiri.


o Anak semakin bertambah rewel 3 hari sebelum masuk rumah sakit
o Tidak ada demam dan kejang
o Mual dan muntah tidak ada
o BAB tidak ada kelainan
o BAK tidak ada kelainan
o Riwayat buang air besar dempul disangkal, berwarna hitam seperti aspal

disangkal.
o Riwayat pucat berulang tidak ada
o Riwayat BAK seperti cucian daging disangkal
o Anak saat ini minum susu furmula 10x60cc/hari
o Riwayat ibu menggunakan obat-obatan saat kehamilan ada, penambah

darah asaam folat dan fe


o Riwayat ibu mengalami infeksi selama masa kehamilan tidak ada
o Riwayat ibu terpapar radiasi selama masa kehamilan tidak ada
o Riwayat ibu merokok selama kehamilan tidak ada
o Riwayat ibu konsumsi jamu selama kehamilan tidak ada
o Riwayat keganasan dalam keluarga disangkal
o Riwayat trauma pada bagian perut tidak ada
o Ayah pasien seorang perokok, sering merokok di dekat ibu pasien ketika

sedang hamil
 Telah dilakukan pemeriksaan CT scan abdomen didapatkan hasil massa

besar abdomen kiri di luar ginjal dan limpa, inhomogen dengan densitas

kalsifikasi kistik, lemak menempel pada organ lainnya dengan batas

sebagian sulit ditentukan. Kesan pelvikalektasis sinistra ec massa.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Pasien lahir cukup bulan 37 minggu, secara spontan di rumah sakit,

ditolong oleh dokter. Pasien lahir langsung menangis, tidak ada kuning,

dan tidak ada trauma lahir dengan berat badan lahir 3400 gram. BAB dan

BAK ada dalam 24 jam.


2
3 Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama

- Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit keganasan

4 Riwayat Persalinan
Lama hamil : 37 minggu
Cara lahir : Spontan
Indikasi :-
Ditolong oleh : Dokter
Berat lahir : 3.400 gram
Panjang lahir : ibu lupa
Saat lahir : langsung menangis
Kesan : kelahiran normal

Riwayat Makanan dan Minuman


Bayi
ASI : Dari lahir sampai usia 2 minggu.
Susu formula : sejak usia 2 minggu sampai sekarang
Buah biskuit : -
Riwayat Imunisasi

Imunisasi Dasar (Umur) Booster (Umur)


BCG 1 bulan -
DPT 1 2 bulan -
2 4 bulan -
3 - -
Polio 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Hepatitis B 1 lahir -
2 1 bulan -
3 - -
Haemofilus influenza B 1 - -
2 - -
3 - -
Campak - -
Kesan: Imunisasi dasar lengkap

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Umur


Tertawa 2 bulan
Miring 3 bulan
Tengkurap Belum bisa
Duduk Belum bisa
Merangkak Belum bisa
Berdiri Belum bisa
Lari Belum bisa
Gigi pertama Belum tumbuh
Bicara Belum bisa
Membaca Belum bisa
Prestasi di sekolah -
Riwayat Gangguan Perkembangan Mental Umur
Isap jempol -
Gigit kuku -
Sering mimpi -
Mengompol -
Aktif sekali -
Apatik -
Membangkang -
Ketakutan -
Pergaulan jelek -
Kesukaran belajar -
Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia

Riwayat Keluarga

Ayah Ibu
Nama Tn. E Ny. S
Umur 41 tahun 33 tahun
Pendidikan SD SD
Pekerjaan Tani IRT
Penghasilan 2.000.000 -
Perkawinan 1 1
Penyakit yang pernah diderita - -

No. Saudara Kandung Umur Keadaan Sekarang


1 LK 7 Tahun Sehat

Riwayat Perumahan dan Lingkungan


 Rumah tempat tinggal : Rumah kontrakan, semi permanen
 Sumber air minum : Air galon
 Buang air besar : Jamban dalam rumah
 Pekarangan : sempit
 Sampah : Dikumpulkan dan dibuang ke temppat sampah
 Kesan : Higiene dan sanitasi kurang baik

Pemeriksaan Fisik
 Umum
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Sadar
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Frekuensi nadi : 96 x/menit
 Frekuensi napas : 32 x/menit
 Suhu : 37,0°C
 Edema : tidak ada
 Ikterus : tidak ada
 Anemia : tidak ada
 Sianosis : tidak ada
 Lingkar kepala : 40 cm
 Berat badan : 5,5 kg
 Panjang badan : 59 cm
 BB/U : -2 < SD < +2
 TB/U : -3 < SD < -2
 BB/TB : -2 < SD < +2
 Status Gizi : Gizi baik

Pemeriksaan Khusus
- Kulit : teraba hangat
- Kelenjar getah bening : Tidak terlihat dan tidak teraba pembesaran
kelenjar getah bening
- Kepala : Bulat, simetris, lingkar kepala 40 cm (normosefal)
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
edema palpebra(-/-),
- Telinga : Sekret tidak ada
- Hidung : Napas cuping hidung tidak ada
- Gigi dan mulut : Mukosa bibir dan mulut basah
- Leher : Tidak ada kelainan, KGB tidak membesar
- Toraks
o Paru
 Inspeksi : Normochest, pergerakan dinding dada simetris kiri
dan kanan
 Palpasi : Fremitus kanan = kiri
 Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : Suara napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
o Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba di1 jari medial LMCS RIC V
 Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : Irama reguler, bising tidak ada
 Abdomen
o Inspeksi : Distensi (+) lingkar perut 47 cm, pelebaran vena
(+), warna massa sama dengan warna kulit sekitar
o Palpasi : Teraba massa di regio hipokondrium kiri s/d
umbilical dan inguinal kiri, ukuran 10x10x10 cm, konsistesi padat, tepi
rata, tidak bernodul, terfiksir, tidak nyeri.
o Perkusi : Pekak regio hipocondrium kiri s/d inguinal
o Auskultasi : Bising usus (+)
 Punggung : Tidak terdapat kelainan
 Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Anggota gerak : Akral hangat, CRT <2 detik
Pemeriksaan Laboratorium (30 Januari 2019)

Hb : 12 gr/dl

Leukosit : 14.640 /mm3

Eritrosit : 4,64 juta

Trombosit : 615.000/mm3

Hematokrit : 35%

Retikulosit :-

MCV : 76,3 fl (80-94)

MCH : 25,9 pg (23-31)

MCHC : 33,9% (32-36)

Hitung Jenis Leukosit : 1,4/0,5/31.0/55,1/12.0

Na/K/Ca : 134/4,8/9,2

SGOT/SGPT : 55/ 35 u/l

Pemeriksaan Penunjang Lainnya


- CT SCAN Abdomen
Kesan :Massa besar abdomen kiri, diluar ginjal dan hepar dan limpa,
inhomogen dengan densitas kalsifikasi kistik dan lemak menempel pada organ
lain dengan batas sulit ditentukan, susp teratoma. Pelvikaliestasis sinistra e.c
bendungan massa.

- Daftar Masalah
o Perut yang semakin membesar

- Diagnosis Kerja
 Tumor intra abdomen susp Tumor Wilms

- Tatalaksana :
- IVFD Kaen 1B 9 tts/mnt
- Paracetamol 55 mg//kali (bila nyeri)
- Rujuk

BAB IV
DISKUSI

Telah dirawat seorang pasien perempuan usia 5 bulan di Bagian Bangsal

Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar dengan keluhan utama perut semakin

membesar sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Perut teraba keras dan

tegang terutama pada bagian sebelah kiri regio hipocondrium s/d umbilical dan

inguinal, massa terfiksir, konsistensi keras, tepi rata tidak bernodul ukuran

10x10x10 cm. Bengkak tidak disertai nyeri, kemerahan, panas, dan tanda radang

lainnya. Dari sini pembengkakan pada perut akibat adanya proses inflamasi dapat

disingkirkan. Riwayat trauma yang mengenai bagian abdomen anak tidak ada,

pada pemeriksaan fisik abdomen juga tidak ditemukan adanya jejas pada

abdomen. Maka kecurigaan pembengkakan abdomen akibat adanya trauma dapat

disingkirkan. pembengkakan ini baru terjadi 1 bulan yang lalu, ketika anak
berusia 4 bulan, awalnya masa kecil lama-kelamaan teraba membesar dan

menyebabkan perut membuncit. Tidak ditemui adanya kelainan kongenital.

Dicurigai pembengkakan pada perut ini terjadi akibat adanya massa intra

abdomen.

Distensi atau buncit yang asimetris pada bayi dapat disebabkan oleh otot

perut yang paralitik misalnya pada poliomielitis, pembesaran organ

intraabdominal, aerofagia akibat menangis atau kesalahan pemberian minum,

ileus obstruksi, neoplasma atau kista intraabdominal misalnya tumor Wilms.

Dapat terjadi lokal atau menyeluruh dan dapat secara bertahab atau secara tiba-

tiba. Dari anamnesis didapatkan tidak ada riwayat gangguan pada proses berkemih

dan proses defekasi. Anak buang air kecil dengan lancar, warna air seni kuning,

tidak ditemukan adanya darah. Buang air besar anak lancar. Tidak ditemukan

adanya kelainan dalam aktifitas minum. Anak minum dengan lahap, tidak terdapat

mual dan muntah setelah minum.

Hasil pemeriksaan laboraturium didapatkan Hb. 12 gr/dl leukosit

14,640/mm3, eritrosit 4,64 jt, trombosit 615.000/mm 3, HT 35% MCV 76,3 fl,

MCH 25,9 pg, MCHC 33,9%, hitung jenis leukosit Eosinpfil 1,4% Basofil 0,5%

Neutrofil 31,0% Lymphosit 55,1% Monosit 12,0% Na/K/Ca : 134/4,8/9,2 SGOT :

55 SGPT : 35 u/l

Pada pasien menunjukkan Neutropenia, Limfositosis dan Monositosis.

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang

berfungsi untuk melawan berbagai antigen, yang berperan sebagai sistem

kekebalan tubuh, adapun hasil hitung jenis leukosit pada pasien kemungkinan

disebabkan oleh infeksi virus, infeksi kronik atau keganasan.11


Telah dilakukan pemeriksaan CT scan abdomen pada anak dengan hasil

massa besar pada abdomen kiri, diluar ginjal, hepar dan limpa, inhomogen dengan

densitas kalsifikasi kistik dan lemak menempel pada organ lain, batas sulit

ditentukan.

Pada pasien diberikan Kaen 1B mengandung Natrium, Klorida dan

Glucose diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit. Kaen 1B diberikan pada

beberapa kondisi seperti dehidrasi, kekurangan karbohidrat, penyakit yang belum

diketahui penyebabnya, pra operasi dan pasca operasi. Pada pemeriksaan fisik

tidak didapatkan nyeri tekan. Pada pasien ini kemungkinan nyeri bisa terjadi dapat

diberikan Paracetamol (analgetik). Paracetamol untuk pasien ini diberikan 55

mg/1 kali pemberian , diberikan bila anak merasa sakit, dapat diberikan maksimal

3 sampai 4 kali dalam sehari12. Pasien kemudian dirujuk untuk pemeriksaan dan

tatalaksana lebih lanjut.


DAFTAR PUSTAKA

1. Potisek NM, Antoon JW. 2017. Abdominal Masses. American


Academy of Pediatrics, 38 (2): 101-5.

2. Light DE, Pianki FR, Ey EH. 2015. abdominal mass in infant. J Am


Osteopath Coll Radiol, 4 (1): 23-5.

3. Zareifar S, Haghpanah S, Farahmandfar MR, Forotan HR. 2016.


Clinicopathologic characteristic of malignant abdominal tumors in
children. Int J Ped Hematol Oncol, 6 (2): 142-8.

4. Baker D, Mangla J, Fischer A. 2014. Abdominal distension in an


infant. Diakses di https://www.gastrojournal.org/article/S0016-
5085(14)00966-4/fulltext?referrer=https%3A%2F
%2Fwww.ncbi.nlm.nih.gov%2F pada tanggal 5 Februari 2019.

5. Matos MDR, Ferreira At, Carneiro RC. 2011. Retroperitoneal masses


in children. European Society of Radiology, 1-20.
6. American Academy of Pediatrics. 2017. Abdominal distension.
Diakses di https://pediatriccare.solutions.aap.org/chapter.aspx?
sectionid=107997739&bookid=1626 pada tanggal 5 Februari 2019.

7. Malkan AD et al. 2015. An approach to renal masses in pediatrics.


Pediatrics, 135 (1), 142-60.

8. Bandyopadhyay R et al. 2011. Primary pediatric gastrointestinal


lymphoma. Diakses di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3237187/ pada
tanggal 8 Februari 2019.

9. Mohan MJ, Balraj TA, Tanuja. 2017. Abdominal masses in pediatric


age. International Archives of Integrated Medicine, 4 (6): 8-12.

10. Luczak J, Bagjaj M. 2018. Ovarian teratoma in children. Diakses di


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6116467/ pada tanggal
8 Februari 2019.

11. Riswanto. Pemeriksaan Laboraturium Hematologi. Yogyakarta:


Alfamedia dan Kanalmedia 2013.

12. Porter R. Wanger F. Diagnosis and treatment of pediatric emergency


medicine. New York: Mc Graw-Hill. 2002.
Lampiran 1. Panjang badan menurut usia
Lampiran 2. Berat badan menurut usia
Lampiran 3. Berat badan menurut panjang badan
Lampiran 4. Lingkar kepala

Anda mungkin juga menyukai