Anda di halaman 1dari 5

RESUME KELOMPOK 11

KOMITE SEKOLAH

Nama : Ainun Aziza

Nim : 0310181004

Prodi : Tadris Biologi 3/ Semester 3

A. Pengertian Komite Sekolah

Dalam pengertiannya, komite sekolah merupakan badan mandiri yang mewadahi peran
serta masyarakat dalam rangka peningkatan mulia, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan
pendidikan di suatu pendidikan. Komite sekolah dibentuk berdasarkan musyawarah yang
demokratis oleh stakeholder pendidikan. Nama generik, disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan masing-masing satuan pendidikan. BP3, Komite Sekolah, dan Majelis Sekolah
yang sudah ada dapat memperluas fungsi, peran, dan keanggotaannya sesuai dengan acuan
ini.

B. Kenapa Harus Ada Komite Sekolah

Dibentunya komite sekolah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat


sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas
sekolah. Komite sekolah yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar dari
budaya, demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibagun sesuai
potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, komite sekolah yang dibangun harus
merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif.

C. Peran dan Fungsi Komite Sekolah

1. Peran Komite Sekolah

Keberadaan komite sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat


dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah. Oleh karena itu,
pembentukannya harus memperhatikan pembagian proses sesuai posisi dan otonomi yang
ada. Adapun peran yang dijalankan komite sekolah adalah sebagi berikut.

a) Pemberi pertimbangan (advisory agency), dalam penentuan dari pelaksanaan kebijakan


pendidikan di suatu pendidikan.
b) Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, mapun `
tenaga dalam penyelanggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

c) Pengontrol (controlling agency), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas


penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan

d) Mediator antara pemerintah (eksekutif), dengan masyarakat di satuan pendidikan.

2. Fungsi Komite Sekolah

Untuk menjalankan perannya komite sekolah memiliki fungsi sebagai berikut:

a) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan


pendidikan yang bermutu.

b) Melakukan kerja sama dengan masyarakat dan pemerintah berkenaan dengan


penyelenggaraan pendidikan yang bermutu

c) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan


pendidikan yang diajukan oleh masyarakat

d) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan


mengenai kebijakan dan program pendidikan, rencana anggaran pendidikan dan belanja
sekolah (RAPBS), kriteria kinerja satuan pendidikan, kriteria tenaga kependidikan,
kriteria fasilitas pendidikan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan

e) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna


mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

D. Prinsip Pembentukan Komite Sekolah

Sebagai bagain dari pilar demokrasi sekolah, maka pembentukan komite sekolah harus
memenuhi prinsip, sebagai berikut:

1) Transparan, bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh
masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses sosialisasi
oleh panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi calon anggota, pengumuman
calon anggota,proses pemilihan, dan penyampaian hasil pemilihan
2) Akuntabel, bahwa panitia persiapan hendaknya menyampaikan laporan pertanggung
jawaban kinerjanya maupun penggunaan dana kepanitiaan

3) Demokratis, bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan
musyawarah mufakat. Jika dipandang perlu pemilihan anggota dan pengurus dapat
dilakukan melalui pemungutan suara.

E. Tujuan Pembentukan Komite Sekolah

Tugas utama dari komite sekolah adalah membantu penyelenggaraan pendidikan di


sekolah dalam kapasitasnya sebagai pemberi pertimbangan, pendukung program, pengontrol,
dan bahkan mediator. Untuk memajukan pendidikan di sekolah, komite sekolah membantu
sekolah dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar, manajemen sekolah, kelembagaan
sekolah, sarana dan prasarana sekolah, pembiayan pendidikan, dan mengkoordinasikan peran
serta seuruh lapisan masyarakat kedudukannya sebagai mitra sekolah.

F. Landasan Hukum Komite Sekolah

UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, berbunyi, sebagai berikut:

1) Setiap warga negara bertanggungjawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan


pendidikan (Pasal 6 ayat 2)

2) Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan


evaluasi program pendidikan (Pasal 8)

3) Pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintahan,


pemerintahan daerah, dan masyarakat (Pasal 46 ayat 1)

4) Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi


perencanaan, pengawasan, evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan
komite sekolah (Pasal 56 ayat 1)

5) Komite sekolah/ madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
tenaga, sarana dan prasaranaserta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
(Pasal 56 ayat 3)
6) Pemerintah, PD, dewan pendidikan dan komite sekolah melakuka pengawasan atas
peyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan
kewenangan masing-masing (Pasal 66).

G. Mekanisme Pembentukan Komite Sekolah

1. Pembentukan Panitia

a) Orang tua/wali peserta didik atau diwakili payuban orang tua bersama komite
sekolah yang sudah ada dan kepala sekolah melakukan pertemuan dengan agenda:
laporan pertanggungjawaban kepengurusan komite sekolah yang berjalan,
pembentukan panitia persiapan, penyusun tahapan (jadwal) kegiatan dan anggaran
pembentukan komite sekolah, serta merumuskan draf karier komite sekolah.

b) Panitia berjumlah sekurang-kurangnya lima orang, terdiri dari unsur: guru,


pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh/pegiat pendidikan, dunia usaha/
industri), serta orang tua/wali peserta didik).

c) Panitia dinyatakan bubar setelah komite sekolah/madrasah terbentuk komite


sekolah.

2. Tahapan Pembentukan Komite Sekolah

a) Panitia mengadakan forum sosialisasi kepada orang tua/wali murid, payuguban


orang tua, komite sekolah yang sudah ada, dewan guru, dengan agenda: penjelasakan
tentang komite sekolah dan rencana pembentukan lomite sekolah baru, serta
mendiskusikan draf dan menyepakati kriteria komite sekolah

b) Panitia melakukan proses penjaringan bakal calon komite sekolah, dengan cara:
setiap kelas mengususlkan tiga nama bakal calon, yang terdiri dari dua nama berasal
dari orang tua/wali peserta didik dan satu nama berasal dari unsur tokoh masyarakat
atau pakar pendidikan, dan pengiriman nama bakal calon kepada panitia harus disertai
dengan profile (biodata) dari masing-masing bakal calon

c) Panitia melakukan rapat untuk menyeleksi nama bakal calon komite sekolah
berdasarkan usulan yang masuk dengan mendasarkan pada kriteria yang telah
disepakati sebelumnya
d) Panitia mengumumkan nama sekaligus profil calonn anggota komite sekolah yang
lolos seleksi melalui berbagai cara: ditempel dipapan

e) Panitia menyelenggarakan pemilihan pengurus komite sekolah dengan cara:


musyawarah mufakat dan pemungutan suara (voting)

f) Panitia membuat berita acara hasil musyawarah atau pemungutan suara tentang
nama dan susunan kepengurusan komite sekolah yang ditandatangani oleh ketua
panitia, perwakilan peserta, dan perwakilan sekolah

g) Panitia menyampaikan berita acara hasil musyawarah atau pemungutan suara


komite sekolah kepada kepala sekolah untuk selanjutnya dibuatkan surat keputusan
(SK) penetapannya

h) Panitia menyelenggarakan serah terima jabatan kepengurusan komite sekolah


dengan agenda: upacara serah terima jabatan, penetapan dan pelantikan kepengurusan
komite sekolah, serta laporan pertanggungjawaban dan pembubaran panitia
pembentukan komite sekolah.

Anda mungkin juga menyukai