Anda di halaman 1dari 6

Ali Daffa Alhaq

201810110311611
HUKUM KETATANEGARAAN

BAB 12
TUGAS DAN WEWENANG LEMBAGA DPD
A. Pembentukan DPD
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober
2004, ketika 128 anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik
dan diambil sumpahnya. Pada awal pembentukannya, masih banyak
tantangan yang dihadapi oleh DPD. Tantangan tersebut kmulai dari
wewenangnya yang dianggap jauh dari memadai untuk menjadi kamar
kedua yang efektif dalam sebuah parlemen bikameral, sampai dengan
persoalan kelembagaannya yang juga jauh dari memadai. Tantangan-
tantangan tersebut timbul terutama karena tidak banyak dukungan politik
yang diberikan kepada lembaga baru ini.
Bila dibandingkan dari segi kelahiran lembaganya, DPD memang
jauh lebih muda dari DPR, karena DPR lahir sejak tahun 1918 (dulu
bernama Volksraad). Namun, apabila dilihat dari segi
gagasannya, keberadaan lembaga seperti DPD, yang mewakili daerah di
parlemen nasional, sesungguhnya sudah terpikirkan dan dapat dilacak sejak
sebelum masa kemerdekaan. Dicatat oleh Indra J. Piliang dalam sebuah
buku yang diterbitkan DPD, bahwa pemikiran ini lahir pertama kali dalam
konferensi GAPI pada 31 Januari 1941 (Kelompok DPD di MPR RI, 2006:
15).
Gagasan tersebut terus bergulir, sampai pada masa pendirian Republik ini
pun, gagasan untuk membentuk lembaga perwakilan daerah di parlemen
nasional ikut dibahas. Gagsan tersebut dikemukakan oleh Moh. Yamin
dalam rapat perumusan UUD 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dikatakannya :

Kekuasaan yang dipegang oleh permusyawaratan oleh seluruh rakyat Indonesia


diduduki, tidak saja oleh wakil daerah-daerah Indonesia, tetapi semata-
mata pula oleh wakil golongan atau rakyat Indonesia seluruhnya, yang
dipilih dengan bebas dan merdeka oleh rakyat dengan suara terbanyak.
Majelis Permusyawaratan juga meliputi segala anggota Dewan Perwakilan
Rakyat. Kepada Majelis Presiden bertanggung jawab. Jadi ada dua
syaratnya, yaitu wakil daerah dan wakil golongan langsung daripada
rakyat Indonesia.
(Sekretariat Negara RI, 1995).
B. Fungsi DPD sebagai Lembaga Legislatif
Menganai fungsi Dewan Perwakilan Daerah terbatas, terutama tentang
substansinya, baik mengenai usul rancangan Undang-Undang maupun pengawasan
atas pelaksanaan Undang-Undang itu sendiri, jika dirinci mengenai fungsi DPD ada
empat hal, yaitu :
1. Mengajukan ususl rancangan Undang-Undang;
2. Ikut dalam pembahasan;
3. Ikut mempertimbangkan; dan
4. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-UIndang.

Fungsi pengajuan usul dan ikut dalam pembahasan RUU hanya dibatasi pada
substansi pengaturan tertentu saja, sedangkan materi yang dimaksud adalah hanya
terbatas pada materi Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, sedangkan
keikutsertaan DPD dalam pertimbangan, hanya dibatasi pada RUU tentang APBN,
pajak, pendidikan, Agama, yang mana RUU ini bukan merupakan usul dari DPD.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DPD tidak mempunyai fungsi
sebagaimana yang dimiliki oleh DPR, yaitu fungsi legislatif, anggaran dan
pengawasa, sehingga fungsi DPD tidak sama dengan fungsi DPR.

C. Susunan dan Kedudukan DPD

Kedudukan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara setingkat dengan kedudukan lembaga
negara lainnya, hanya kewenangannya yang berbeda. Istilah kedudukan
menunjukkan pada status yaitu keadaan tingkatan organ, badan atau negara. Dalam
hal, ini berarti bahwa DPD sebagai lembaga perwakilan mempunyai tingkatan yang
sama dengan lembaga negara yang lainnya. Kedudukan diartikan sebagai posisi
suatu lembaga negara dibandingkan dengan lembaga negara lain, sedangkan posisi
yang dimaksud adalah didasarkan pada fungsi utamanya. Maka dari pengertian ini
berdasarkan UUD 1945 setelah mengalami perubahan, tidak lagi dikenal adanya
lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara, malainkan dikenal hanya
lembaga negara, hal ini berarti bahwa semua lembaga negara mempunyai
kedudukan yang sama, hanya perbedaannya terletak pada fungsi masing-masing;
Dengan demikian kedudukan DPD sama dengan
MPR, DPR, BPK, Presiden, MA dan MK.

Susunan Keanggotaan DPD


Berdasarkan Pasal 221 UU No.27 Tahun 2009 tentang MPR DPR DPD dan DPRD,
DPD terdiri atas wakil-wakil Daerah Provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum
. Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak empat orang. Jumlah
seluru anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota dari DPR. Keanggotaan
dari DPD diresmikan oleh keputusan dari presiden. Anggota DPD berdomisili pada
daerah yang pemilihannya dan selama sidang bertempat tinggal di ibu kota negara
Republik Indonesia. Masa jabatan dari anggota DPD ialah lima tahun dan berakhir
bersamaan pada saat anggota DPD baru mengucapkan sumpah/janji.

Sebelum memangku jabatannya, anggota DPD mengucapkan sumpah/janji secara


bersama-sama yang dipandu oleh ketua Mahkamah Agung dalam Sidang Paripurna
DPD.

D. Tugas dan Wewenang DPD

1. DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan undangundang yang


berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;
pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah; pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; serta yang berkaitan dengan
pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. DPD ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya; serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat
dan daerah yang diajukan, baik oleh DPR maupun oleh pemerintah.
3. DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-
undang APBN, rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama. Pertimbangan tersebut diberikan dalam bentuk
tertulis sebelum memasuki tahapan pembahasan antara DPR dan
pemerintah sehingga menjadi bahan bagi DPR dalam melakukan
pembahasan dengan pemerintah.
4. DPD memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota
Badan Pemeriksa Keuangan. Pertimbangan tersebut disampaikan secara
tertulis sebelum pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan.
5. DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
daerah; hubungan pusat dan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya; pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan
agama. Pengawasan tersebut merupakan pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang yang hasilnya disampaikan kepada DPR sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
6. DPD menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari Badan Pemeriksa
Keuangan untuk dijadikan bahan membuat pertimbangan bagi DPR tentang
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan APBN.
https://seniorkampus.blogspot.com/2017/03/fungsi-tugas-wewenang-dan-
susunan.html
https://www.google.com/search?q=fungsi+dpd+sebagai+lembaga+legislatif&i
e=utf-8&oe=utf-8
http://gudangpikiran.weebly.com/ilmu-pemerintahan/sejarah-dpd-dewan-
perwakilan-daerah
Soal :
BAB 12
1. Jelaskan tentang terbentuknya DPD!
2. Apa fungsi DPD sebagai Lembaga Legislatif?
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memiliki dasar konstitusional dalam
Pasal 22C UUD 1945. Jelaskan!
4. Apa tugas dan kewenangan DPD?
Jawaban :
1. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika
128 anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil
sumpahnya. Pada awal pembentukannya, masih banyak tantangan yang
dihadapi oleh DPD. Tantangan tersebut mulai dari wewenangnya yang
dianggap jauh dari memadai untuk menjadi kamar kedua yang efektif dalam
sebuah parlemen bikameral, sampai dengan persoalan kelembagaannya
yang juga jauh dari memadai. Tantangan-tantangan tersebut timbul
terutama karena tidak banyak dukungan politik yang diberikan kepada
lembaga baru ini.
2. DPD memiliki fungsi:
● Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan
pertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu.
● Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu. Anggota
DPD dari setiap provinsi adalah 4 orang. Dengan demikian jumlah
anggota DPD saat ini adalah seharusnya 136 orang. Masa jabatan
anggota DPD adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat
anggota DPD yang baru mengucapkan sumpah/janji.
3. Susunan dan Kedudukan DPD:
Dalam Pasal 22C UUD 1945 mengatur tentang eksistensi, kedudukan dan fungsi
DPD. Pasal 22C menyebutkan bahwa:
1. Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi
melalui pemilihan umum.
2. Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya
sama dan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu
tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam
setahun.
4. Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan
undangundang.
4. Tugas dan wewenang DPD sesuai dengan UU No. 27 Tahun 2009, antara lain
:
● dapat mengajukan kepada DPR rancangan undangundang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah;
● ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan hal sebagaimana dimaksud dalam
huruf a;
● ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-
undang yang diajukan oleh Presiden atau DPR, yang berkaitan
dengan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
● memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-
undang tentang APBN dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;
● dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, dan agama.

Anda mungkin juga menyukai