Persoalan mengenai sampah saat ini menjadi masalah besar bagi negara-
plastik yang susah untuk terurai dan sampah bekas elektronik membahayakan
pada tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh
positif bagi negara, namun disisi lain, Perkembangan dibidang industri juga
limbah yang di hasilkan oleh kegiatan industri tersebut adalah limbah bahan
berbahaya dan beracun atau yang lebih dikenal dengan nama limbah B3.
1
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20190721140139-33-86420/sebegini-parah-
ternyata-masalah-sampah-plastik-di-indonesia, di akses pada 27 November 2019
1
memiliki dampak, bahaya yang serius dan berkepanjangan yang mengancam
berhasil mengelola sampah dan limbah nya dengan baik, misalnya negara
Jepang. Jepang merupakan salah satu negara terbersih dari sampah di dunia,
akibat dari pengelolaan sampahnya yang baik. Tetapi beberapa negara Barat
ke negara China, selama beberapa dekade China telah menjadi importir sampah
terbesar dunia, China mulai menampung sampah sejak tahun 1980-an untuk
secara keseluruhan, tetapi penanganan sampah yang tidak tepat dan kurangnya
impor sampah plastik dari sejumlah negara di Uni Eropa dan Amerika, hal ini
2
berpendapatan rendah di Asia Timur dan Pasifik selama bertahun-tahun,
termasuk Indonesia.
daur ulang atau keperluan bahan baku industri tertentu dengan suatu syarat
bahwa negara asal bersedia menerima kembali sisa limbah B3 tersebut kalau
2
Rahayu Repindowaty Harahap,”Impor New Process Scrapsand Wastes Of Natural Latex
Condoms Ditinjau Dari Perspektif Basel Convenion On The Control Of Transboundary Movements
Of Hazardous Wastes And Their Disposal”, Fakultas Hukum Universitas Jambi, Volume14, Nomor
2, Hlm. 36.
3
Sukanda husin, Hukum Lingkungan Internasional, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2016, hlm.
27.
3
Konvensi Basel 1989 yang lahir di Basel pada tanggal 22 Maret 1989 dan
limbah B3 dari negara ke negara lain. Hal ini ditegaskan dalam pasal 6 ayat (1)
tentang perpindahan lintas batas limbah berbahaya dan limbah lain yang
diusulkan”.
media lingkungan hidup; Kemudian peraturan tentang limbah ini juga diatur
4
dilarang untuk melakukan hal-hal berikut: Memasukkan sampah ke dalam
limbah, asalkan yang diimpor adalah limbah non-B3. Ketentuan tentang impor
Peraturan Menteri. Aturan-aturan yang ada pada dasarnya terdiri atas dua jenis,
yaitu yang mengizinkan dengan batasan atau prasyarat tertentu dan yang
Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun sebagai Bahan Baku Industri.
Sementara, untuk jenis-jenis limbah non B3 yang dapat dapat diimpor pun telah
Alasan impor sampah ini tak terlepas pada kebutuhan bahan baku
industri. Salah satu yang membutuhkannya adalah industri kertas. Industri ini
memakai sampah kertas (waste paper) untuk kemudian diolah menjadi kertas
4
https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/21/083400265/jadi-keresahan-bagaimana-
sebenarnya-aturan-impor-sampah-di-indonesia-?page=all
5
baru. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan kebutuhan bahan baku bagi
industri plastik nasional mencapai 5,6 juta ton per tahun. Sebanyak 2,3 juta ton
dipenuhi dari virgin plastic (bijih plastik murni), impor bijih plastik 1,67 juta
ton, dan pemenuhan material plastik daur ulang dalam negeri 1,1 juta ton.
Artinya, industri plastik masih kekurangan material sebanyak 600.000 ton yang
selama beberapa waktu dipenuhi dari impor "sampah plastik" berupa scrap
sebanyak 110.000 ton. Dalam aturan itu disebutkan bahwa limbah non-B3 yang
dapat diimpor hanya berupa sisa, reja (sisa buangan) dan scrap. Lebih lanjut,
limbah non-B3 yang dimaksud juga tidak terkontaminasi limbah B3 atau limbah
lainnya.
ekspor limbah non-B3, Impor sampah di Indonesia di akhir tahun 2017 sebesar
10 ribu ton per bulan. Jumlahnya meningkat di tahun 2018 sebesar 35 ribu ton
per bulan. Ada tiga negara pengekspor sampah terbesar ke Indonesia, dalam
kurun Januari hingga November 2018, yakni Inggris sebanyak 67,8 ribu 7 ton,
Jerman terbanyak kedua sebesar 59, 6 ribu 68 ton, dan Australia sebanyak 42,1
ribu ton sampah. Amerika Serikat, Belanda, Jepang, Belgia, Perancis, Spanyol
5
dan Hong Kong juga turut menjadi penyumbang sampah. Kementerian
5
https://www.liputan6.com/news/read/4013804/bea-cukai-tahan-65-kontainer-sampah-impor-
dari-amerika-dan-eropa, di akses pada 28 November 2019
6
skrap plastik dan skrap kertas diimpor masuk ke Indonesia dalam kurun lima
bulan selama periode April hingga Agustus 2019. Sebanyak 318 kontainer di
antaranya berisi sisa material plastik tercampur limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3).6 Didapati bahan plastik, botol, hingga popok bayi bekas
bea cukai mencatat telah menindak lebih dari 2.041 kontainer di Pelabuhan
B. Rumusan Masalah
berkembang?
6
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190918201548-20-431725/882-kontainer-
sampah-plastik-diimpor-ke-indonesia-sejak-april, di akses pada 28 november 2019.
7
https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/21/083400265/jadi-keresahan-bagaimana-
sebenarnya-aturan-impor-sampah-di-indonesia-?page=all. Di akses pada 28 November 2019.
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
berkembang?
2. Kegunaan Penelitian
penulis terhadap suatu penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.
Indonesia.
8
D. Kerangka Teori
berasal dari kata latin superanus berarti yang teratas. Negara dikatakan
berdaulat atau souvereign karena kedaulatan merupakan suatu sifat atau ciri
tidak mengakui suatu kekuasaan yang lebih tinggi dari pada kekuasaannya
jurisdiksi secsra eksklusif dan penuh di dalam wilayahnya saja. Karena itu
pula suatu negara yang tidak memiliki wilayah tidaklah mungkin menjadi
suatu negara.10 Dalam teori kedaulatan juga harus memperhatikan Teori Sic
8
Fadhlan Dini Hanif, “ Tanggung jawab negara (state responsibility) terhadap pecemaran
udara lintas batas negara berdasarkan Asean Agreement On Transboundary Haze Pollution”,
Skripsi, Program Studi Ilmu Hukum Universitas Riau, Pekanbaru, 2013, hlm. 9.
9
http://www.landasanteori.com diakses, tanggal 24 Desember 2019.
10
Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional: Edisi Revisi, Raja Grafindo
Perkasa, Jakarta, 2002, hlm. 3
9
Utere Tuo Ut Alienum Non Laedas (segala aktivitas yang terjadi dalam suatu
sumber daya alamnya tanpa merugikan negara lain. Oleh karena itu, semua
dan menghormati hal tersebut, karena kedaulatan yang dimiliki oleh negara
material.11
11
Novia kusma Ningsih, “Pertanggungjawaban Negara Terhadap Pencemaran Laut Timor Oleh
Tumpahan Minyak Australia Berdasarkan UNCLOS III 1982 dan Hukum Lingkungan
Internasional”, Jom Fakultas Hukum Volume III No 1 Februari 2016, hlm 4.
10
dilatarbelakangi pemikiran bahwa tidak ada satupun negara yang dapat
pelanggarnya.12
E. Kerangka Konseptual
hubungan antara konsep-konsep yang ingin atau akan diteliti. Selain itu,
pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang seringkali masih
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
12
Sefriani, Hukum Internasional, Raja Grafindo Persada,Jakarta, hlm. 266.
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 1986, hlm. 133.
14
Erina Bibina Br Ginting, ” Pengaruh Pemberantasan Illegal Fishing Di Perairan Indonesia
Terhadap Hubungan Bilateral Indonesia Dengan Negara Lain”, Jom Fakultas Hukum Volume II
Nomor II 2015, hlm. 6.
11
Basel 1989) merupakan hasil dari sebuah konvensi khusus tentang konvensi
3. Impor adalah jasa ke dalam pasar sebuah negara baik untuk keperluan
konsumsi ataupun sebagai barang modal atau bahan baku produksi dalam
negeri.15
hidup
15
Edward Christianto,”Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Beras di Indonesia”, Jurnal
JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 38 – 43, hlm.
16
http://kbbi.web.id
17
Clive Gifford, Paula Borton, Mike Davis, Deborah Otter, The Kingfisher Geography
Encyclopedia, Lentera Abadi, Jakarta, 2007, hlm. 328.
12
F. Metode Penelitian
Penelitian ini bertitik tolak dari bidang-bidang tata hukum (tertulis) tertentu,
undangan tertentu.19
sama lain sehingga diperoleh perumusan dan analisa terhadap masalah yang
diperoleh.
18
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hlm. 14.
19
Ibid.,hlm. 15.
13
2. Sumber Data
Wastes And Their Disposal 1989 yang telah diratifikasi oleh Pemerintah
20
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2017, hlm. 47.
14
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
merupakan dokumen yang tidak resmi. Publikasi tersebut terdiri atas: (a)
atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus,
dan sebagainya.
21
Ibid, hlm. 54.
15
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Analisis Data
angka-angka yang akan disusun secara logis dan sistematis serta tanpa
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
D. Kerangka Teori
E. Kerangka Konseptual
F. Metode Penelitian
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Programme)
berkembang.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
17
H. Jadwal Penelitian
Tabel I.1
Jadwal Penelitian
18
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Adolf, Huala. 2002. Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional: Edisi Revis.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Fuady, Munir. 2013, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum. Jakarta:
Kencana
Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji. 2014, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat. Jakarta: Rajawali Pers.
19
Starke, J.G.. 2010, Pengantar Hukum Internasional 1. Jakarta: Sinar Grafika
B. Jurnal/Kamus/Makalah/Skripsi
Fadhlan Dini Hanif, 2013, “ Tanggung jawab negara (state responsibility) terhadap
pecemaran udara lintas batas negara berdasarkan asean agreement on
transboundary haze pollution”, Skripsi, Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Riau, Pekanbaru.
National Interest Analysis, Treaty between Australia and the Democratic Republic
of Timor-Leste Establishing their Maritime Boundaries in the Timor Sea, new
york, 2018, hlm, 4, diunduh dari https://1.next.weslaw.com/ , tanggal 6 maret
2018.
C. Peraturan Perundang-Undangan/Konvensi/Protokol
The United Nations Convention On The Law Of The Sea (UNCLOS) 1982
D. Website
http://m.detik.com/news/abc-Australia/d-3900651/perjanjian-batas-laut-
Australia-timor-leste-bisa-pengaruhi-Indonesia, diakses pada tanggal 13 Februari
2019
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.wi
dyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3710/Bab%25202.pdf%3fseque
nce%3D4&ved+2ahUKEwj83_GKr8nhAhWMQo8KHVBSDoIQFjATegQIBBAG
&usg=AOvVaw2dQf30Vd7gmZp3AmoIJshH, diakses pada tanggal 12 April 2019.
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uks
w.edu/bitstream/123456789/14834/2/T1_372013014_BAB%250II.pdf&ved=2ahU
KEwigptno48TgAhUCeisKHXevCHAQFjAFegQIBRAB&usg=AOvVaw0G33N0o
dFDjnPboSDepqeb&cshid=1550475636751, diakses pada tanggal 18 Februari
2019.
20
http://scdc.binus.ac.id/himpgsd/2017/09negara-maritim/, diakses pada tanggal 18
Februari 2019.
21
22
23