Anda di halaman 1dari 64

Perpustakaan Unika

REKONSILIASI FISKAL UNTUK PERUSAHAAN DAGANGSTUDI KASUS


PADA PT. ABC SEMARANG

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI UNIKA SOEGIJAPRANATA

DISUSUN OLEH :

DIONISIUS BONE

07.31.0012

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI D.III PERPAJAKAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOGIJAPRANATA

SEMARANG

2010

1
Perpustakaan Unika

MOTTO

Berkomitmen dalam setiap pilihan dan bertanggung jawab dalam pilihan itu.

Hasrat keinginan yang kuat memiliki cara tersendiri untuk menjelma menjadi sebuah kenyataan.

Berjuang menciptakan kesempatan dan dengan kegigian mengunakan setiap kesempatan yang
ada.

Setiap kelebihan yang dimiliki, jangan dijadikan kesombongan yang akhirnyaya membuat kita
lupa akan segalanya.

Laporan tugas akhir ini dipersembahkan kepada semua pembaca, khususnya orang- orang yang
mengeluti bidang perpajakan.

2
Perpustakaan Unika

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama : Dionisius Bone

NIM : 07.31.0012

Fakultas : Ekonomi

Program Study : D-III Perpajakan

Judul : REKONSILIASI FISKAL UNTUK PERUSAHAAN


DAGANG, STUDI KASUS PADA PT ABC
SEMARANG.

Disetujui di Semarang, 24 Juni 2010

(Paulina Rini Hastuti, SE., M.Si, Akt)

3
Perpustakaan Unika

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul: REKONSILIASI FISKAL UNTUK


PERUSAHAAN DAGANG, STUDI KASUS PADA PT. ABC
SEMARANG.

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Dionisius Bone

NIM : 07.31.0012

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 12 Juli 2010

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk mencapai Ahli Madya Perpajakan.

Pembimbing, Koordinator Penguji,

(Paulina Rini Hastuti, SE., M.Si, Akt) ( Eny Trimeiningrum, SE., M.Si)

Dekan Fakultas Ekonomi,

(Dr. Andreas Lako, SE., M.Si)

4
Perpustakaan Unika

PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :

Nama : Dionisius Bone

NIM : 07.31.0012

Fakultas : Ekonomi

Program Study : D-III Perpajakan

Menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila di

kemudian hari ditemukan adanya bukti plagiasi, manipulasi dan/atau dalam bentuk-

bentuk kecurangan lain, Saya bersedia menerima sanksi apapun dari Fakultas Ekonomi

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Semarang,

( Dionisius Bone )

5
Perpustakaan Unika

ABSTRAKSI

laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan PSAK, sedangkan
laporan keuangan fiskal adalah laoran keuangan yang disusun berdasarkan peraturan- peraturan
perpajakan. Dalam peraturan perpajakan tidak mengatur secara khusus bentuk laporan keuangan, hanya
memberikan pembatasan untuk pos- pos tertentu misalnya pendapatan dan biaya. Penelitian ini
mengenai rekonsiliasi fiskal laporan keuangan komersial yang menjadi laporan kuangan fiskal. Koreksi-
koreksi fiskal yang dibuat dalam laporan keuangan PT.ABC antara lain beda tetap yaitu pada pos
asuransi, biaya perjalanan, biaya iklan, kerugian piutang tak tertagih, biaya listrik dan air, biaya telepon,
biaya reparasi, biaya pemeliharaan, biaya pajak, macan- macam biaya, bunga deposito, dan pendapatan
sewa gudang.sedangkan beda waktu pada rekening penyusutan.

Kata kunci: Laporan keuangan, komersial, fiskal, rekonsiliasi.

6
Perpustakaan Unika

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkenan
melimpahkan rahmatNya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas
akhir ini.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimah kasih yang sebesar- besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Terutama hal ini saya tunjukan kepada:

1. Bapak Dr. Andreas Lako selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Khatolik
Soegijapranata Semarang.
2. Ibu Rini selaku ketua program studi D.III perpajakan Unika Soegijapranata
semarang dan sekaligus menjadi dosen pembimbing yang telah bayak membantu
dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang berguna
bagi penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini.
3. Para dosen pengajar, khususnya pak iwan, Ibu Agnes, dan pak alex yang telah
banyak membantu saya dalam memberi motifasi dalam kuliah, hingga pada
penyusunan tugas akhir ini.
4. Pak Alex Tan selaku pimpinan konsultan pajak Alex dan Rekan yang telah
menyediakan tempat bagi penulis dalam melaksanakan praktek kerja lapangan
selama satu bulan.
5. Bapak dan mama tercinta yang dengan penuh kesusahan dan tanpa mengeluh
telah membiayai selama ini dan cinta yang selalu bapak mama berikan lewat doa
setiap harinya.
6. Kakak, Adi, sr. Andrea, Aris, Lino, Ronal, Ius dan adik tersayang Edel yang
selalu mendukung saya dalam segala hal.
7. Wie tercinta, yang dengan sabar selalu mendengar segala keluhan saya,mau
memberikan motifasi, dan yang selalu menemani dalam doa dalam kesehariannya.

7
Perpustakaan Unika

8. Teman- teman perpajakan khususnya angkatan 2007, Ana, Sheli, Ernesto, Ari,
Budi, Winda, Yunita, Egi, Jelita, Cicil, Meta, Bela, Ganang, dan semuanya.
9. Buat Aba Kris manglapy, Mas Hipol, Anto dan Anak- anak PATIF yang selalu
bersama- sama baik di kuliah maupun di lapangan futsal.
10. Teman- teman kos, Teli, Leni, Iren, Ipet, Bang Hendrik, Trya yang selalu berbagi
dalam susah dan senang.
11. buat semuanya saja yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang selama ini
telah mendukung saya dalam kulia dan aktifitas saya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan tugas akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk memperbaiki Laporan Tugas Akhir ini ini.

Akhir kata, penulis mengharapakan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna
bagi semua pihak yang memerlukanya.

Penulis

8
Perpustakaan Unika

   

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………...ii

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN. ………………………………………….… iv

PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………..… .v

ABSTRAKSI..................................................................................................vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI………………………………………………………………. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah………………..…………………..… 1

1.2 Perumusan Masalah……….……………………………….... 4

1.3 Tujuan Penulisan……………….……………………….…... 4

1.4 Manfaat penulisan……………………………………………. 4

1.5 Sistimatika Penulisan………………………………………... 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pajak……………………………………..………. 7

2.2 Jenis pajak ………………………………………………. 8

2.3 Pengertian akuntansi……………….….............................. 9

2.3.1 Persamaan dasar akuntansi.........................................10

2.4 Laporan keuangan………….…………………........................12

2.5 Pembukuan dan Pencatatan bagi WP........................................13

2.5.1 Pengertian....................................................................13

9
Perpustakaan Unika

2.5.2 Kewajiban pembukuan.................................................14

2.5.3 Kewajiban Pencatatan..................................................15

2.6 Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal.......................................................15

2.7 Koreksi positif dan negatif dari rekonsiliasi fiskal.......................26

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat KKP Alex & Rekan………………………. 27

3.2 Struktur Organisasi KKP Alex & Rekan……………….…...28

3.3 Tugas dan Kerja Masing-Masing Bagian……………………28

3.4 Metode Penelitian………...……………………..…………. ..30

3.4.1 Jenis data..........................................................................30

3.4.2 Metode pengumpulan data...............................................30

3.4.3 Metode analisis data.........................................................31

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Rekonsiliasi fiskal pada PT. ABC……….………………........32

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan…………………………………...……………...........47

5.2 Saran……………………………….……………………….......49

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….……... ......x

LAMPIRAN……………………………………………………………….......xi

10
Perpustakaan Unika

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 BEDA WAKTU/ SEMENTARA..................................................................22

TABEL 4.1 REKONSILIASI FISKAL.............................................................................39

   

11
Perpustakaan Unika

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 STRUKTUR ORGANISASI KKP ALEX & REKAN.............................29

12
Perpustakaan Unika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasal 1 UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan menyatakan bahwa, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-

undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan

pengertian diatas bahwa pada dasarnya pembayaran pajak ditunjukan untuk

kemakmuran rakyat atau dengan kata lain dari rakyat dan untuk rakyat.

Pembangunan suatu negara sangat berpangaruh dari penerimaaan negara tersebut,

dalam pembangunan bangsa kita yang bertumbuh secara pesat dalam berbagai

aspek kehidupan dengan fasilitas-fasilitas umum yang semakin memadai dan

modern melalui kemajuan teknologi merupakan hasil dari pembayaran Pajak oleh

wajib pajak yang terdiri dari orang pribadi dan badan.

Wajib pajak orang peribadi maupun badan dalam proses perhitungan, pembayaran

dan pelaporan pajak berpatokan pada laporan keuangan yang dihasilkan oleh

proses akuntansi komersial. Namun proses akuntansi keuangan perusahaan secara

komersial tersebut umumnya tidak seutuhnya langsung dapat dipakai untuk

13
Perpustakaan Unika

perhitungan pajak terutang, karena adanya pembatasan melalui peraturan

perundang - undangan perpajakan. Sehingga memang ada perlakuan akuntansi

yang berbeda antara akuntansi komersial dan akuntansi pajak, yang kemudian

disebut dengan beda tetap dan beda waktu. Beda tetap adalah perbedaan yang

disebabkan oleh transaksi pendapatan dan atau biaya yang diakui menurut

standart akuntansi keuangan komersial, tetapi tidak diakui menurut fiskal dan

sebaliknya. Contoh beda tetap misalnya penghasilan bunga bank. Dalam

akuntansi komersial diakui sebagai sebagai pendapatan, Sedangkan dalam

akuntansi pajak tidak lagi diakui sebagai pendapatan. Sedangkan beda waktu

adalah perbedaan yang disebabkan oleh adanya pengakuan pendapatan atau biaya

menurut SAK sudah diakui tetapi belum diakui menurut fiskal. Perbedaan ini

dikatakan sementara karena mungkin akan diakui pada periode berikutnya atau

perbedaan yang terjadi hanya karena perbedaan waktu dan bersifat sementara.

Contohnya pengakuan depresiasi dan amortisasi. Dalam akuntansi komersial dan

akutansi pajak akan mempunyai hasil yang sama saat masa manfaatnya berakir.

Peraturan mengenai bagaimana perlakuan akuntansi pajak tertuang dalam PSAK

No.46 tentang akuntansi pajak penghasilan. Secara umum PSAK No.46 bertujuan

untuk mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan

periode mendatang untuk hal-hal seperti berikut ini:

1. Pemulihan nilai tercatat aktiva yang diakui pada neraca perusahaan atau

perlunasan nilai tercatat kewajiban yang diakui pada neraca perusahaan

dan

14
Perpustakaan Unika

2. Transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang lain pada periode berjalan

yang diakui pada laporan keuangan.

Pernyataan diatas mengharuskan perusahaan memperlakukan konsekuensi pajak

dari setiap transaksi dan hal ini menyebabkan perlunya koreksi fiskal laporan

komersil agar dapat digunakan sebagai dasar perhitungan kewajiban perpajakan

bagi wajib pajak itu sendiri.

Perbedaan mendasar antara akuntansi keuangan dan akuntansi pajak terletak pada

tujuan pokok yang ingin dicapai. Akuntansi keuangan bertujuan untuk

menyajikan secara wajar keadan atau posisi keuangan dan hasil usaha sebagai

suatu entitas yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan, Namun

pada akuntansi pajak bertujuan untuk menentukan jumlah penghasilan kena pajak

dalam satu tahun pajak.

Perlakuan koreksi fiskal ini juga berlaku bagi perusahaan ABC sebagai

perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan di Semarang. Perusahaan

ABC tersebut merupakan salah satu klien kantor konsultan pajak Alex & Rekan

kantor dimana penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dalam

melaksanakan kewajiban perpajakan PT. ABC antara lain menghitung pajak

terutangnya melalui koreksi fiskal. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis

mengambil judul dalam penyusunan laporan tugas akhir yang berjudul :

REKONSILIASI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG, STUDI KASUS PADA

PT. ABC SEMARANG

15
Perpustakaan Unika

1.2 Rumusan Masalah

Perbedaan yang mendasar antara akuntansi komersil dengan akuntansi pajak pada

intinya terletak pada tujuan pokok yang ingin dicapai oleh WP dari laporan

keungannya. Untuk mengetahui berapa pajak terutang seorang WP harus

mengadakan koreksi fiskal, Oleh karena itu perumusan masalah yang akan

dibahas dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah bagaimana melakukan

koreksi fiskal untuk PT. ABC Semarang pada tahun 2009.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas,

maka penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan mengetahui cara melakukan

koraksi fiskal untuk PT. ABC Semarang pada tahun 2009.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan :

Membantu perusahaan dalam menghitung pajak pada tahun 2009, dimana

koreksi fiskal dipakai sebagai bahan penghitungan pajak terutang perusahaan.

2. Bagi Penulis :

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebagai bekal untuk

dapat diterapkan di dalam dunia kerja khususnya dalam bidang perpajakan.

16
Perpustakaan Unika

3. Bagi Pembaca :

Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

topik bahasan dalam Laporan Peraktek Kerja Lapangan ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran mengenai pembahasan yang lebih jelas

dalam penulisan laporan tugas akhir ini, maka penulis menyusun sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan dalam

penelitian ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori - teori yang akan berhubungan dengan

penelitian dan akan digunakan sebagai landasan teori atau

pedoman dalam pembahasan yang akan dikemukakan.

BAB III : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

17
Perpustakaan Unika

Bab ini menguraikan secara singkat mengenai gambaran umum

dan sejarah berdirinya kantor konsultan pajak Alex&Rekan dan

untuk penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pembahasan masalah.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan, saran, berdasarkan hasil penelitian.

18
Perpustakaan Unika

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian pajak

Pengertian pajak yang dikemukan oleh beberapa ahli antara lain (Waluyo,

2008)

1. Soemitro

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang

yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal atau interprestasi

yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.

2. Andriani

Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakanyang terutang oleh

yang wajib membayarkannya menurut peraturan – peraturan dengan tidak

mendapat prestasi kembali, langsung dapat ditunjuk, dan berguna untuk

membiayai berbagai pengeluaran umum terkait dengan tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan.

19
Perpustakaan Unika

Dari pengertian – pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki

unsur– unsur:

- Iuran rakyat kepada negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa

uang.

- Berdasarkan Undang – Undang

Pajak dipungut berdasarkan UU serta aturan pelaksanaannya.

- Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung

dapat ditunjuk.

Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

- Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-

pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2.2 Jenis Pajak

Berdasarkan jenisnya, pajak terbagi atas tiga antara lain (Waluyo, 2008):

1. Menurut Golongannya

- Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak

dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

- Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

kepada orang lain.

20
Perpustakaan Unika

2. Menurut sifatnya

- Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

- Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya.

3. Menurut lembaga pemungutnya

- Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

- Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

2.3 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan

(Agoes & Trisnawati, 2009). Informasi ekonomi yang dihasilkan diharapkan

berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha

yang bersangkutan. Untuk menghasilkan suatu informasi akuntansi, berupa

laporan keuangan yang akan berguna bagi pihak – pihak yang berkepentingan

untuk mengetahui aktifitas ekonomi dan kondisi perusahaan dalam tahun berjalan

terdapat proses pencatatan yang terus berulang setiap tahun buku.

Proses tersebut di namakan siklus akuntansi (Agoes & Trisnawati, 2009).

21
Perpustakaan Unika

Siklus akuntansi dilakukan mulai dari:

- Analisis dokumen transaksi

- Jurnal.

- Posting ke buku besar.

- Neraca saldo.

- Jurnal penyesuaian.

- Laporan keuangan.

- Jurnal penutup.

- Neraca saldo setelah penutupan.

2.3.1 Persamaan Dasar Akuntansi

Semua transaksi bisnis dapat dinyatakan dengan perubahan pada ketiga unsur

persamaan akuntansi. Transaksi bisnis adalah kejadian atau situasi yang

mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Artinya, mengakibatkan berubahnya

jumlah atau komposisi persamaan antara kekayan dan sumber pembelanjaan,

sehingga secara sepintas selalu ada kesamaan antara kekayaan dan sumber

pembelanjaan (Soemarso, 2004).

Kekayaan yang dimiliki perusahaan disebut aktiva atau harta. Aktiva atau harta

yang dimiliki perusahaan akan menjadi sumber pembelanjaan bagi perusahaan

22
Perpustakaan Unika

tersebut. Aktiva menunjukan bentuk kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ini

merupakan sumber daya bagi perusahaan dalam menyelenggarakan usahanya.

Sumber pembelanjaan dilain pihak, menunjukan siapa yang membelanjai kekayan

tersebut, oleh karena itu aktiva harus selalu sama dengan sumber

pembelanjaannya.

Pihak yang menyediakan sumber pembelanjaan mempunyai hak klaim terhadap

akitva perusahaan tersebut.

Sumber pembelanjaan dapat dibagi atas dua yakni kreditur dan pemilik bagi

perusahaan (Soemarso, 2004). Diterimanya pembelanjaan dari kreditur membawa

akibat timbulnya kewajiban untuk mengembalikan. Sumber pembelanjaan dari

pemilik modal disebut pemilik modal. Tidak seperti halnya pembelanjaan dari

kreditur, perusahaan tidak berkewajiban mengembalikan setoran modal pemilik

menurut perjanjian yang pasti, sewaktu– waktu pemilik modal bisa menarik

kembali setoran modalnya. Jika perusahaan memperoleh laba, maka laba tersebut

akan menjadi hak pemilik.

Perluasan dari persamaan diatas adalah sebagai berikut:

Aktiva = Kewajiban + Modal ( Soemarso, 2004 ).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007), Aset, kewajiban dan ekuitas

didefinisikan sebagai berikut:

23
Perpustakaan Unika

1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat

dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan akan

diperoleh perusahaan.

2. kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, penyelesaian diharapkan mengakibatkan arus keluar

dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi .

3. ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban.

2.4 Laporan keuangan

Laporan keuangan terbagi menjadi empat bagian antara lain (Agoes & Trisnawati,

2009):

1. Laporan laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi adalah laporan yang menunjukan pendapatan dan

beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

Laporan ini didasarkan pada konsep penandingan, yaitu suatu konsep yang

menandingkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama perode

terjadinya beban tersebut.

2. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporang yang menunjukan perubahan

ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu. Laporan ini

24
Perpustakaan Unika

dibuat setelah laporan laba/rugi, tetapi sebelun neraca, karena jumlah

ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan dalam neraca.

3. Neraca

Neraca adalah suatu daftar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada

tanggal tertentu, misalnya pada akhir bulan atau akhir tahun.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukan penerimaan dan

pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau

setahun. Laporan arus kas ini tardiri dari tiga bagian, yaitu;

a. Arus kas dari aktivitas operasi yaitu arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi laba bersih.

b. Arus kas dari aktivitas investasi yaitu arus kas dari transaksi yang

mempengaruhi investasi dan bukan aset lancar.

c. Arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu arus kas dari transaksi

yang mempengaruhi ekuitas dan kewajiban jangka panjang.

2.5 Pembukuan dan Pencatatan bagi WP

2.5.1 Pengertian

Menurut UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat (29) dan pasal 4 ayat (4),

pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk

mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,

modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan

barang/jasa yang diakhiri dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan

25
Perpustakaan Unika

laba/rugi untuk perode tahun pajak tersebut. Laporan neraca dan laba rubi tersebut

wajib dilampirkan dalam penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan tiap

tahun.

Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto

dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang

terutang, termasuk penghasilan yang bukan obyek pajak dan/atau yang dikenakan

pajak yang bersifat final.

2.5.2 Kewajiban Pembukuan

UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 28 mengatur bahwa WP yang melakukan

kegiatan usaha / pekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pembukuan. Hal ini

dimaksutkan agar dengan melakukan pembukuan, WP dapat menghitung

besarnya pajak terutang. Selain PPh, besarnya pajak lain juga dapat dikethui.

Pembukuan diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan

mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya. Pembukuan atau

pencatatan harus dilaksanakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,

angka Arab, satuan mata uang rupiah. Dan disusun dalam bahasa Indonesia/

dalam bahasa asing yang diizinkan oleh menteri keuangan.

Menurut UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 13 ayat (3), sanksi bagi WP yang

tidak menyelenggarakan pembukuan adalah perhitungan pajaknya akan dilakukan

26
Perpustakaan Unika

dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto dan ditambah sanksi

kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang bayar. Ada juga sanksi pidana bagi

WP yang secara sengaja tidak menyelenggarakan pembukuan/ menyelenggarakan

pembukuan dengan tidak benar sehingga, menimbulkan kerugian bagi negara.

Sanksi tersebut berupa pidana penjara paling sedikit enam bulan dan paling lama

enam tahun dan denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak/

atau kurang bayar dan paling banyak empat kali jumlah pajak terutang yang tidak/

kurang bayar (UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 39).

2.5.3 Kewajian Pencatatan

Untuk WP yang dikecualikan dari kewajiban melaksanakan pembukuan, maka

WP diwajibkan melakukan pencatatan. WP orang pribadi yang tidak melakukan

kegiatan usaha/ pekerjaan bebas dan WP orang pribadi yang melakukan kegiatan

usaha/ pekerjaan bebas menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 14 ayat (2),

diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan norma penghitungan

penghasilan neto, yaitu peredaran usahanya dalam satu tahun kurang dari Rp 4,8

miliar, dangan syarat WP orang pribadi tersebut memberitahukan kepada Dirjen

Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.

Jika tidak maka WP orang pribadi tersebut dianggap melakukan pembukuan.

2.6 Rekonsiliasi (Koreksi) Fiskal

Rekonsiliasi (koreksi) fiskal adalah proses penyesuaian atas laba komersial yang

berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto/ laba yang

sesuai dengan ketentuan perpajakan, (Agoes & Trisnawati, 2009). Perbedaan –

27
Perpustakaan Unika

perbedaan antara akuntasi dan fiskal tersebut dapat di kelompokan menjadi beda

tetap dan beda waktu.

1. Beda Tetap/ Permanen

Beda tetap terjadi karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

menurut akuntansi dengan pajak, yaitu adanya penghasilan dan beban yang diakui

menurut akuntansi komersial namun tidak diakui menurut fiskal, atau sebaliknya,

beda tetap mengakibatkan laba/ rugi menurut akuntansi berbeda secara tetap

dengan laba kena pajak menurut fiskal.

Beda tetap biasanya timbul karena peraturan perpajakan yang mengharuskan hal –

hal berikut dikeluarkan dari perhitungan penghasilan kena pajak:

1. Penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final (Pasal 4 ayat (2) UU PPh)

antara lain:

- Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga

obligasi dan surat utang negara dan bunga simpanan yang dibayarkan

oleh koperasi kepada anggota koperasi orang lain.

- Penghasilan berupa hadia undian

- Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi

derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham

atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang

diterima oleh perusahaan modal ventura.

28
Perpustakaan Unika

- Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/ atau

bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah

dan/ atau bangunan, dan

- Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan berdasarkan peraturan

pemerintah.

2. Penghasilan yang bukan Obyek Pajak ( Pasal 4 ayat (3) UU PPh ), terdiri

dari:

- Bantuan atau sumbangan

- Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan

sosial termasuk yayasan, kopersi, atau orang pribadi yang menjalankan

usaha mikro atau kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau

berdasarkan peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan

dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-

Pihak yang bersangkutan.

- Warisan.

- Harta termasuk setoran tunai yang diterma oleh badan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai penganti saham atau

sebagai pengganti penyertaan modal

- Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh dalam betuk natura dan/ atau kenikmatan dari

wajib pajak atau pemerintah, kecuali yang diberikan oleh buka wajib

pajak, wajib pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak

29
Perpustakaan Unika

yang menggunakan norma perhitungan khusus sebagaimana

dimaksudkan dalam pasal 15 UU PPh no.36 tahun 2008.

- Pembayaran perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan

dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakan, asuransi jiwa, asuransi

dwiguna, dan asuransi bea siswa.

- Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan

terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik

negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada

badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia

dengan syarat: Dividen bersal cadangan laba yang ditahan dan bagi

perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik

daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang

memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor.

- Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirianya telah

disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar pemberi kerja maupun

pegawai.

- Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota perseroan komanditer

yang modalnya tidak terbagi atas saham - saham persekutuan,

perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unitpenyertaan

kontrakinvestasi kolektif.

- Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur

lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan.

30
Perpustakaan Unika

- Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh badan penyelenggara

jaminan sosial kepada wajib pajak tertentu, yang ketentuannya diatur

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

3. Pengeluaran yang tak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, yaitu

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan serta pengeluaran

yang sifat pemakaian penghasilan atau yang jumlahnya melebihi

kewajaran (Pasal 9 ayat (1) UU PPh)

- pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti

dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi

kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi

- biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

pemegang saham, sekutu atau anggota.

- Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:

1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank untuk

usaha bank dan badan usaha lainnya yang menyalurkan

kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan

pembiayaan konsumen dan perusahaan anjak piutang.

2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan

sosial yang dibentuk oleh badan penyelenggara jaminan

sosial.

3. cadangan penjaminan untuk lembaga penjamin simpanan

4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan

31
Perpustakaan Unika

5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan

dan

6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat

pembuangan limbah industri untuk usaha

pengolahanlimbah industri.

- Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi

dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh wajib pajak orang

pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut

dihitung sebagai penghasilan bagi wajib pajak yang bersangkutan.

- Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan, kecuali

penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta

penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di

daerah tertentu dan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang

diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan.

- Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang

saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai

imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.

- Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

sebagaimana yang dimaksutkan dalam pasal 4 ayat (3) UU PPh No.36

Tahun 2008, huruf a dan b kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud

dalkam pasal 6 ayat (1) UU PPh No.36 Tahun 2008 huruf i sampai

dengan huruf mserta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau

32
Perpustakaan Unika

lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau

sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang

di akui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang di

bentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur

dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah.

- Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

wajib pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.

- Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan , firma, atau

perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham

- Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan, serta sanksi

pidana berupa denda yang berkenan dengan pelaksanaan perundang-

undangan di bidang perpajakan.

2. Beda Waktu/ Sementara

Beda waktu merupakan perbedaan perlakuan akuntansi dengan perpajakan yang

bersifat temporer. Artinya, secara keseluruan beban atau pendapatan menurut

akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi tetap berbeda alokasi setiap

tahunnya.

Beda waktu atau beda sementara antara akuntansi dengan Fiskal antara lain

nampak dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Beda waktu/ sementara.

No Jenis Biaya Fiskal Akuntansi

33
Perpustakaan Unika

1 Penyusutan aktiva tetap Hanya dilakukan dengan Penyusutan dapat


dua metode yaitu garis dilakukan dengan
lurus dan saldo metode garis lurus,
menurun. saldo menurun,dan
metode lainnya.
Umur aktoiva tetap Metode penyusutan
berwujud di tetapkan ditetentukan dengan
berdasarkan UU melihat ekspektasi
Perpajakan sebagai pola konsumsi
berikut: manfaat ekonomis
Bukan bangunan: masa depan dari
aktiva tetap
Kelompok I........4 thn berwujud
tersebut.(PSAK 16
Kelompok II.......8 thn
R tentang “aset
Kelompok III....16 thn tetap”).

Kelompok IV.....20 thn


Aktiva tetap
berwujud nilainya
Bangunan: dialokasi tidak
mekanisme
Permanen.............20 thn
penurunan nilai
Tidak permanen ..10 thn aktiva dengan basis
unit penghasil kas
sebagaimana diatur
dalam PSAK 48
tentang “ penurunan
nilai aset”.

2 Amortisasi aktiva tetap Amortisasi aktiva tetap Amortisasi dapat


tidak berwujud tidak berwujud hanya dilakukan dengan
dapat dilakukan dengan metode garis lurus,
menggunakan dua saldo menurun dan
metode yaitu garis lurus metode lainnya.
dan saldo menurun.
Umur aktiva tetap tidak Metode amortisasi
berwujud ditetapkan ditetentukan dengan
berdasarkan UU melihat ekspektasi
Perpajakan sebagai pola konsumsi
manfaat ekonomis

34
Perpustakaan Unika

berikut: masa depan dari


aktiva tetap tidak
berwujud
Kelompok I.......4 thn tersebut.(PSAK 19
R tentang “aset tidak
Kelompok II.....8 thn berwujud”).

Kelompok III....16 thn

Kelompok IV....20 thn Aktiva tetap tidak


berwujud nilainya
dialokasi tidak
hanya melaui
mekanisme
amortisasi, tetapi
juga melalui
mekanisme
penurunan nilai
aktiva dengan basis
unit penghasil kas
sebagaimana diatur
dalam PSAK 48
tentang “ penurunan
nilai aset”.

3 Pengeluaran untk Penuyusutan dilakukan Penyusutan


pembelian, pendirian berdasarkan ketentuan dilakukan selama
penambahan, perbaikan, terkait dengan aktiva masa manfaat
atau perubahan aktiva tetap berwujud tersebut. ekonomis yang
tetap berwujud kecuali dapat diperoleh dari
tanah pembelian,
pendirian,
penambahan,
perbaikan, atau
perubahan dari suatu
aktiva tetap
berwujud.

35
Perpustakaan Unika

4 Biaya- biaya yang Amortisasi dilakukan Amortisasi


dikapitalisasikan karena sama seperti amortisasi dilakukan selama
masa manfaatnya atas aktiva tetap tidak masa manfaat.
melebihi periode satu berwujud.
tahun.

5 Biaya- biaya terkait Amortisasi dilakukan Apabila perusahaan


dengan pendirian sama seperti amortisasi dalam tahap
perusahaan dan atas aktiva tetap tidak pendirian dan
penambahan modal, berwujud pengembangan,
seperti biaya notaris, maka semua
konsultan, akuntan dan pembebanan
lain- lain. ditanggukan untuk
kemudian
disusutkan atau
diamortisasi hak
selama beberapa
periode sesuai
dengan pemulihan
manfaat manfaatnya
dimasa depan.

6 Penyisihan piutang usaha Piutang usaha yang Piutang usaha


tak tertagih. nyata- nyata tidak dapat disisikan secara
ditagih dapat tidak langsung
dibebankan. secara rutin dengan
Ketidaktertagihan dapat menggunakan
dilihat dari adanya persentase penjualan
penyerahan perkara kredit dan umur
penagihan kepada piutang.
pengadilan negeri atau
instasi pemerintah yang
menangani piutang yang
tak tetgih atau adanya
perjanjian yang tertulis
penghapusan piutang.
Namun UU no.36 tahun

36
Perpustakaan Unika

2008 pasal 9 ayat 1


mengijinkan
pengurangan terhadap
cadangan piutang tak
tertagih untuk usaha
bank dan dan badan
hukum lainnya yang
menyalurkan kredit,
sewa guna usaha dengan
menggunakan hak opsi,
perusahaan pembiayaan
konsumen dan
perusahaan anjak
piutang.

7 persediaan Persediaan dialokasikan Persediaan


dengan menggunakan dialokasikan dengan
metode FIFO atau menggunakan
metode rata- rata. metode FIFO, rata-
rata, LIFO, dan
Persediaan harus tetap metode lain- lain.
dinilai dengan
menggunakan basis
harga perolehan.

8 Sewa Semua transaksi sewa Suatu sewa


harus dicatat sebagai diklasifikasikan
sewa biasa atau sebagai sewa
operating lease. pembiayaan atau
finance lease jika
sewa tersebut
mengalikan secara
substansial seluruh
resiko dan manfaat
terkait dengan
kepemilikan aktiva
(PSAK 30R
tentang,”sewa”
paragraf 8)

Sumber: Purba, 2009

37
Perpustakaan Unika

2.7 Koreksi positif dan Negatif dari Rekonsiliasi Fiskal

Koreksi fiskal dapat berupa koreksi positif dan negatif. (Agoes &Trisnawati,

2009). Koreksi positif terjadi apabila laba menurut fiskal bertambah. Koreksi

positif biasanya dilakukan akibat adanya :

1. Beban tidak diakui oleh pajak ( non- deductible expense ).

2. Penyusutan komersial lebih besar dari penyusutan fiskal.

3. Amortisasi komersial lebih besar dari amortisasi fiskal.

Koreksi negatif terjadi apabila laba menurut fiskal berkurang. Koreksi negatif

biasanya dilakukan akibat adanya:

1. Penghasilan yang biasanya tidak termasuk obyek pajak.

2. Penghasilan yang biasanya dikenakan PPh final.

3. Penyusutan komersial lebih kecil daripada penyusutan fiskal.

4. Amortisasi komersial lebih kecil daripada amortisasi fiskal.

38
Perpustakaan Unika

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

3.1 Sejarah singkat berdirinya KKP Alex & Rekan

Alex Tan Kian Tik lahir di Semarang, saat ini Beliau tinggal di jl. Kelengan kecil

627 Q semarang. Sejak selesai kuliah Beliau memulai kariernya dengan menjadi

seorang karyawan biasa di salah satu perusahaan menengah di semarang kala itu.

menjadi seorang karyawan dengan status sebagai staf biasa bukan suatu

kebanggaan tersendiri bagi beliau, akhirnya dengan semangat yang tinggi dan niat

yang kuat beliau mulai serius untuk belajar dan memperdalam perpajakan.

Melalui pelatihan maupun seminar- seminar tentang perpajakan, dengan perlahan

beliau mulai menguasai bidang perpajakan. Akhirnya brevet pajak A, brevet B

dan brevet C yang merupakan brevet negara itu Beliau memperolehnya. Semua

sertifikat- sertifikat itu diperoleh dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dan

Beliau juga mulai menguasai seluk beluk perpajakan. Maka pada tahun 2003

39
Perpustakaan Unika

beliau mengundurkan diri dari perkerjaanya sebagai karyawan biasa, dan di tahun

2003 tersebut beliau mencoba untuk membuka kantor konsultan pajak sendiri .

Saat mendirikan kantor konsultan pajak Beliau belum mendapatkan surat izin

pendirian. Beliau baru mendapatkan surat izin pendirian pada tahun 2008 dengan

No SI/1461/PJ/2008.

Konsultan beliau tersebut bukan hanya bergerak dalam bidang perpajakan

melainkan sebagai auditor dan management consultant. Saat ini kantor konsultan

pajak Alex& rekan memiliki 96 klien Wajib pajak badan maupun Wajib Pajak

orang pribadi. Selain itu mempunyai 4 karyawan yang menguasai perpajakan dan

akuntansi yang handal dan dapat dipercaya.

3.2 Struktur Organisasi

Kantor konsultan pajak Alex& rekan dibawah pengawasan Beliau sendiri.

Sktruktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi yang berbentuk

biasa mengingat bahwa beliau hanya mempunyai 3 karyawan

a. Kepala kantor konsultan pajak

b. Bagian akuntansi,

c. Bagian Pajak

d. Bagian lapangan

3.3 Tugas dan kerja masing-masing bagian

40
Perpustakaan Unika

a. Kepala Kantor

Tugas dan fungsi Beliau adalah:

1. Melakukan pengawasan kegiatan kepada masing-masing bagian,

2. Memberikan petunjuk, saran dan pengarahan kepada pegawai,

3. Menentukan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan.

Wewenang dan tanggung jawab Beliau adalah:

1. Memberikan tugas, mengawasi dan memberikan pengarahan kepada pegawai

b. Bagian Akuntasi

Bagian ini menyelesaikan semua masalah yang berkaitan dengan seluk beluk

akuntansi misalnya pembukuan, laporan laba rugi, modal dan neraca.

c. bagian pajak

bagian ini menyelesaikan semua jenis pajak yang di tangani dalam kantor

konsultan tersebut,dan menentukan pajak yang terutang pada periode yang

bersangkutan.

h. Bagian Lapangan

Bagian ini langsung terjun ke lapangan, tugasnya adalah mengambil data dari

Wajib Pajak yang menjadi klien mereka, melaporkan SPT atau SSP klien ke KPP

dan mengirim tagihan kepada klien.

Gambar I: Struktur Organisasi

Kantor konsultan Pajak Alex& Rekan

41
Perpustakaan Unika

Pimpinan  

Bagian  Bagian pajak  Bagian lapangan 


akuntansi

Sumber : Kantor Konsultan Pajak Alex& Rekan Semarang, 2010

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Jenis Data

Data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang merupakan hasil dari penyusunan oleh pihak lain.

Data yang dimaksud antara lain buku – buku sumber tentang akuntansi dan

perpajakan, UU perpajakan, profil tempat PKL, struktur organisasi tempat PKL,

serta semua informasi yang didapatkan melalui orang lain.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

42
Perpustakaan Unika

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data antara lain:

1. Metode kepustakaan

dalam metode ini penulis mengumpulkan catatan – catatan kulia, buku –

buku perpajakan, buku – buku akuntansi, UU perpajakan, serta media

pustaka lainnya yang mendukung.

2. Metode Observasi

Dalam metode ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung di

lapangan untuk mendapatkan data yang diperoleh dalam penyusunan

laporan tugas akhir ini.

3. Wawancara

Dalam metode ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak – puihak

yang terkait dalam penyusunan tugas akhir ini, antara lain konsultan pajak

Alex & Rekan secara kusus.

3.4.3 Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain

metode deskriptif kuantitatif, yaitu analisis data dengan menggunakan

perhitungan angka- angka. Teknik ini digunakan untuk menganalisis apakah

koreksi fiskal yang dilakukan pada laporan keuangan komersil CV. ABC sudah

sesuai atau belum berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia.

43
Perpustakaan Unika

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Rekonsiliasi fiskal pada PT. ABC

PT. ABC dalam operasionalnya menggunakan pendekatan komersial yang digunakan

untuk kepentingan perusahaan (manajemen). Laporan keuangan yang dihasilkan

adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas dan laporan perubahan modal. Untuk

kepentingan perpajakan, laporan laba rugi yang selanjutnya disebut dengan laporan

laba rugi komersial digunakan sebagai dasar penentuan pajak terutang. Dalam rangka

menentukan besarnya pajak terutang maka harus dilakukan rekonsiliasi fiskal. Hal

tersebut perlu dilakukan karena ada biaya- biaya dan pendapatan yang menurut laba

komersial dapat dibebankan dan diakui sebagai pendapatan tetapi dalam laba fiskal

tidak boleh dibebankan dan tidak diakui sebagai sebagai biaya dan pendapatan.

44
Perpustakaan Unika

Berikut ini disajikan laporan laba rugi PT. ABC:

PT. ABC

LAPORAN LABA- RUGI TAHUN 2009

Peredaran usaha:

1. Eksport Rp.720.000.000

2. Penjualan dalam negeri:

a. Penjualan tunai Rp.485.000.000

b. Penjualan kredit Rp. 380.000.000

c. Penjualan kepada pemerintah Rp. 375.000.000 +

Rp. 1.960.000.000

Harga pokok penjualan Rp. 1.040.000.000 -

Laba Bruto Usaha Rp. 920.000.000

Biaya- biaya:

Gaji, upah, honorarium, bonus, THR Rp.437.500.000

Biaya asuransi Rp. 10.920.000

Biaya penyusutan Rp. 35.000.000

45
Perpustakaan Unika

Biaya perjalanan Rp. 17.500.000

Biaya iklan dan promosi Rp. 18.000.000

Biaya listrik dan air Rp. 16.000.000

Biaya telpon Rp. 20.250.000

Cadangan penghapusan piutang Rp. 20.000.000

Kerugian piutang tak tertagih Rp. 15.000.000

Reparasi & pemeliharaan kendaraan Rp. 17.000.000

Pemeliharaan bangunan Rp. 16.000.000

Pajak- pajak Rp. 40.100.000

Macam- macam biaya Rp. 110.500.000 +

Jumlah biaya Rp. 773.770.000

Laba Bersih Usaha Rp. 146.230.000

Penghasilan luar usaha:

Bunga deposito Rp. 16.000.000

Bunga tabungan Rp. 15.000.000

Deviden dari PT. X saham 40% Rp. 55.000.000

Penghasialn sewa gudang Jl. Pelangi Rp. 65.000.000

46
Perpustakaan Unika

Jumlh penghasilan luar usaha Rp. 151.000.000

PENGHASILANB NETO Rp. 297.230.000

Dari pembukuan dan catatan- catatan dapat diketahui rincian dari laporan laba- rugi

tahun X sebagai berikut:

A. Harga pokok penjualan: LIFO FIFO

Persediaan awal Rp 110.000.000 Rp. 50.000.000

Pembelian Rp 1.055.000.000 + Rp. 1.055.000.000

Jumlah barang tersedia untuk dijual Rp 1.165.000.000 Rp. 1.105.000.000

Persediaan akhir Rp 125.000.000 Rp. 125.000.000 -

Harga pokok penjualan Rp 1.040.000.000 Rp. 980.000.000

B. Biaya- biaya

1. Dalam gaji, upah , honorium, bonus, dan THR, terdapat pemberian sembako

kepada pegawai tetap sebesar RP 18.180.000

2. Biaya asuransi sebesar Rp 10.920.000,- perinciannya sebagai berikut:

- Asuransi kebakaran gedung kantor Rp 2.200.000

- Asuransi pengangkutan Rp 1.800.000

- Asuransi kebakaran gudang Jl. Permata SMG Rp 2.200.000

- Asuransi kebakaran rumah dinas direktur Rp 1.200.000

- Asuransi kebkaran gudang Jl. Pelangi SMG Rp 2.400.000

47
Perpustakaan Unika

- Asuransi jiwa keluarga direktur Rp 600.000

- Asuransi tenaga kerja karyawan Rp 520.000

3. Perhitungan biaya penyusutan:

Menurut perusahaan Ketentuan Pajak

- Aktiva kelompok 1 Rp 20.000.000 Rp 17.000.000

- Aktiva kelompok 2 Rp 10.000.000 Rp 3.125.000

- Aktiva bangunan Rp 5.000.000 Rp 4.500.000

Aktiva kelompok I: Berupa peralatan kantor dari bahan kayu (meja, kursi, dan

almari). Dalam perhitungan penyusutan ini terdapat beda waktu akibat perlakuan

akuntansi dengan perpajakan yang bersifat temporer. Artinya, secara keseluruan

bahwa beban atau pendapatan menurut akuntansi maupun perpajakan sebenarnya

sama, tetapi berbeda alokasi penyusutan tiap tahunnya.

Dalam penyusutan aktiva kelompok I ini, fiskal menggunakan metode garis lurus

yang mempunyai masa manfaat 4 tahun.

Berikut perhitungannya:

Jenis aktiva:

Peralatan kantor dari kayu (Meja kursi dan Almari)

Harga perolehan Rp. 68.000.000

Tari penyusutan 25% 25% X 68.000.000 Rp. 17.000.000

48
Perpustakaan Unika

Aktiva kelompok II: Berupa perlengkapan kantor yang terdiri dari AC, dan

komputer. Terdapat perbedaan akibat perlakuan akuntansi dengan perpajakan yang

bersifat temporer. Artinya, secara keseluruan bahwa beban atau pendapatan menurut

akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi berbeda alokasi penyusutan

tiap tahunnya.

Berikut perhitungannya:

Aktiva kelompok II, masa manfaat 8 tahun, metode yang digunakan adalah garis

lurus 12.5%.

Jenis aktiva:

Perlengkapan kantor (Ac, Komputer).

Harga perolehan: = Rp. 25.000.000

Tarif penyusutan12.5% 12,5% X 25.000.000 = Rp. 3.125.000


Aktiva bangunan yaitu berupa bangunan permanen yaitu bangunan
kantor perusahaan tersebut. Terdapat perbedaan akibat perlakuan akuntansi
dengan perpajakan pada aktiva ini yang bersifat temporer. Artinya, secara
keseluruan bahwa beban atau pendapatan menurut akuntansi maupun perpajakan
sebenarnya sama, tetapi berbeda alokasi penyusutan tiap tahunnya.

Berikut perhitungannya:

Menggunakan metode saldo menurun

Tidak permanen (10 tahun) 10%

49
Perpustakaan Unika

Permanen (20 tahun) 5%

Aktiva bangunan permanen (gedung kantor)

Harga perolehan Rp. 90.000.000

Tarif penyusutan 5% X 90.000.000 = Rp. 4.500.000

4. dalam biaya perjalanan terdapat biaya perjalan keluarga direktur sebesar Rp

3.500.000

5. Perincian biaya iklan dan promosi sebagai berikut:

- Iklan usaha di Harian Suara Merdeka Rp 4.000.000

- Iklan ucapan terima kasih Rp 1.000.000

- Iklan ucapan berduka cita Rp 2.000.000

- Honorarium penjaja barang Rp 11.000.000

6. Kerugian piutang tak tertagih menurut ketentuan perpajakan sebesar Rp

10.000.000

7. Rincian biaya listrik dan Air sebagai berikut:

- Untuk kantor Rp 7.000.000

- Untuk gudang Jl. Permata SMG Rp 4.000.000

- Untuk gudang Jl. Pelangi SMG Rp 3.000.000

- Untuk rumah dinas Direktur Rp 2.000.000

8. Rincian biaya telpon sebagai berikut:

- Telepon kantor Rp 6.000.000

- Telepon gudang Jl. Permata SMG Rp 3.450.000

- Telepon gudang JL. Pelangi SMG Rp 5.000.000

- Telepon rumah dinas Direktur Rp 5.800.000

50
Perpustakaan Unika

9. Dalam biaya reparasi dan pemeliharaan kendaraan, terdapat biaya reparasi

kendaraan milik direktur sebesar Rp 1.800.000

10. Perincian pemeliharaan bangunan sebagai berikut:

- Gedung kantor Rp6.000.000

- Gudang Jl. Pelangi SMG Rp 5.000.000

- Gudang Jl. Permata SMG Rp 3.000.000

- Rumah dinas direktur Rp 2.000.000

11. Rincian untuk biaya pajak sebagai berikut:

- PBB gedung kantor Rp 3.000.000

- PBB rumah dinas direktur Rp 1.300.000

- PBB gudang Jl. Permata SMG Rp 1.400.000

- PBB gudang Jl. Pelangi SMG Rp 2.400.000

- PKB kendaraan perusahaan Rp 7.700.000

- PKB kendaraan milik direktur Rp 2.600.000

- Pajak penghasilan pasal 22 Rp 8.000.000

- Pajak penghasilan Pasal 23 Rp 6.000.000

- Pajak penghasilan pasal 25 Rp 7.200.000

12. Perincian macam- macam biaya sebagai berikut:

- Honorarium tehnisi komputer Rp 30.000.000

- Hadia kejuaraan motor Rp 25.000.000

- Sumbangan untuk PMI Rp 2.500.000

- Sumbangan untuk mahasiswa KKN Rp 3.000.000

51
Perpustakaan Unika

- Biaya bunga Rp 50.000.000

Berdasarkan catatan- catatan diatas maka perlunya rekonsiliasi fiskal terhadap biaya-

biaya yang menurut ketentuan perpajakan tidak boleh dikurangkan dari laba fiskal

sebagaimana yang disajikan dalam tabel 4.1. rekonsiliasi fiskal PT. ABC tahun 2009

berikut ini.

Tabel 4.1. Rekonsiliasi fiskal PT ABC tahun 2009

KETERANGAN LABA RUGI KOREKSI KOREKSI LABA


NEGATIF RUGI
KOMERSIAL POSITIF
FISKAL

Penjualan Rp.1.960.000.0
00 1.960.000.0
00

Harga pokok penjualan Rp.1.040.000.0 Rp.60.000.00


00 0 (1) 980.000.000

Laba kotor Rp.


920.000.000 920.000.000

Biaya- biaya

Gaji, upah, THR, Rp.437.500.000 Rp.18.180.00 Rp.419.320.


bonus 0 (2) 000

Biaya asuransi Rp.10.920.000 Rp.4.200.000 Rp.6.270.00


(3) 0

Biaya penyusutan Rp.35.000.000 Rp.10.375.00 Rp.24.625.0


0 (4) 00

Biaya perjalanan Rp.17.500.000 Rp.3.500.000 Rp.14.000.0


(5) 00

Biaya iklan& promosi Rp.18.000.000 Rp.3.000.000 Rp.15.000.0

52
Perpustakaan Unika

(6) 00

Biaya listrik dan air Rp.16.000.000 Rp.5.000.000 Rp.11.000.0


(7) 00

Biaya telpon Rp.20.250.000 Rp.10.800.00 Rp.9.450.00


0 (8) 0

Cad. Piutang tak Rp.20.000.000 Rp.20.000.00


tertaggih 0 (9)

Kerug. Piutang tak Rp.15.000.000 Rp.5.000.000 Rp.10.000.0


tertaggih (10) 00

Reparasi& dan Rp.17.000.000 Rp.1.800.000 Rp.15.200.0


pemel.kendaraan (11) 00

Pemeliharaan Rp.16.000.000 Rp.5.000.000 Rp.11.000.0


bangunan (12) 00

Pajak- pajak Rp.40.100.000 Rp.28.000.00 Rp.12.100.0


0 (13) 00

Macam- macam biaya Rp.110.500.000 Rp.3.000.000 Rp.105.500.


(14) 000

Jumlah biaya Rp.773.770.000 Rp.659.915.


000

Laba bersih usaha Rp.146.230.000 Rp.324.085.


000

Penghasilan luar usaha

53
Perpustakaan Unika

Bunga deposito Rp.16.000.000 Rp.16.000.0


00
(15)

Bunga tabungan Rp.15.000.000 Rp.15.000.0


00

Deviden dari PT. X Rp.55.000.000 Rp.55.000.0


00

Sewa gudang Jl. Rp.65.000.000 Rp.65.000.0


Pelangi 00
(16)

Jumlah peng. Luar Rp. Rp.


usaha 151.000.000 70.000.000

Penghasilan kena Rp.297.230.000 Rp.394.085.


pajak 000

Sumber: data diolah (2010)

Pajak terutangnya adalah 50% X 28% X 394.085.000 = Rp 55.171.900

Berdasarkan koreksi di atas terdapat keterangan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pasal 10 ayat 6 UU PPh no. 36 tahun 2008, menyatakan bahwa

persediaan dan pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok dinilai

54
Perpustakaan Unika

berdasarkan harga perolehan yang dilakukan secara rata- rata atau dengan cara

mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama.

HPP pada kasus PT. ABC dibawah ini menggunakan metode FIFO yaitu:

Persediaan awal Rp. 50.000.000

Pembelian Rp. 1.055.000.000 +

Barang tersedia dijual Rp. 1.105.000.000

Persediaan akhir Rp. 125.000.000 –

Rp. 980.000.000

2. Pasal 4 ayat 3 huruf d UU no 36 tahun 2008 tentang yang dikecualikan dari obyek

pajak, menyatakan bahwa penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau

kenikmatan berkenan dengan pekerjaan atau jasa merupakan tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima bukan dalam bentuk uang. Penggantian atau

imbalan dalam bentuk natura seperti, beras gula dan sebagainya dan imbalan

55
Perpustakaan Unika

dalam bentuk kenikmatan, seperti penggunaan mobil, rumah dan fasilitas

pengobatan bukan merupakan obyek pajak.

Sehingga dalam kasus PT. ABC ini biaya pemberian sembako kepada karyawan

tetap sebesar Rp. 18.180.000 bukan merupakan obyek pajak, oleh karena itu harus

dikoreksi positif yang artinya menambah penghasilan kena pajak perusahaan

tersebut.

3. Pasal 9 huruf d UU PPh, tentang penentuan besarnya penghasilan kena pajak bagi

wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap.

Menyatakan bahwa premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,

asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh wajib pajak orang

pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung

sebagai penghasilan bagi wajib pajak yang bersangkutan, sehingga dalam kasus

PT. ABC ini biaya asuransi sebesar Rp. 4.200.000 harus dikoreksi positif yang

artinya menambah penghasilan kena pajak .

4. Pasal 9 ayat 2 UU PPh no.36 tahun 2008, tentang pengeluaran untuk

mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa

manfaat lebih dari satu tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus,

melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi dari tahun ke tahun

dalam bagian- bagian yang sama. Sehingga dalam kasus PT. ABC ini penyusutan

tersebut harus dikoreksi positif yang artinya menambah penghasilan kena pajak.

56
Perpustakaan Unika

5. Pasal 9 ayat 1 huruf b UU PPh no.36 tahun 2008, tentang penentuan besarnya

penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT yang tidak boleh

dikurangkan.

Menyatakan bahwa biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan

pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota tidak dapat dikurangkan dalam

penentuan basarnya pajak terutang, sehingga dalam kasus PT. ABC ini biaya

perjalanan keluarga direktur harus dikoreksi positif yang artinya menambah

besarnya penghasilan kena pajak.

6. Pasal 9 ayat 1 huruf b UU PPh no.36 tahun 2008, tentang penentuan besarnya

penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT yang tidak boleh

dikurangkan.

Menyatakan bahwa biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan

pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota tidak dapat dikurangkan dalam

penentuan basarnya pajak terutang, sehingga dalam kasus PT. ABC ini biaya

iklan ucapan terimah kasih dan iklan ucapan berduka cita dari keluarga direktur

harus dikoreksi positif yang artinya menambah besarnya penghasilan kena pajak.

7. Pasal 9 ayat 1 huruf b UU PPh no.36 tahun 2008, tentang penentuan besarnya

penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT yang tidak boleh

dikurangkan.

Menyatakan bahwa biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan

pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota tidak dapat dikurangkan dalam

penentuan basarnya pajak terutang, sehingga dalam kasus PT. ABC ini biaya

57
Perpustakaan Unika

listrik dan air untuk rumah direktur dan gudang jalan pelangi yang telah

disewakan harus dikoreksi positif yang artinya menambah besarnya penghasilan

kena pajak.

8. Pasal 9 ayat 1 huruf b UU PPh no.36 tahun 2008, tentang penentuan besarnya

penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT yang tidak boleh

dikurangkan.

Menyatakan bahwa biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan

pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota tidak dapat dikurangkan dalam

penentuan basarnya pajak terutang, sehingga dalam kasus PT. ABC ini biaya

telepon rumah direktur dan gudang jalan pelangi yang telah disewakan harus

dikoreksi positif yang artinya menambah besarnya penghasilan kena pajak.

9. Pasal 9 ayat 1 UU PPh no. 36 tahun 2008, tentang pengecualian pembentukan

atau pemupukan dana cadangan. Menyatakan bahwa untuk menentukan besarnya

penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap

tidak boleh dikurangkan pembentukan atau pemupukan dana cadangan. Sehingga

dalam kasus PT. ABC ini cadangan piutang tak tertagih harus dikoreksi positif

yang artinya menambah penghasilan kena pajak pada perusahaan ini.

10. Pasal 6 ayat 1 huruf h UU PPh no. 36 tahun 2008, tentang piutang yang dengan

nyata- nyata tidak dapat ditagih.

Menyatakan bahwa piutang yang nyata- nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

- telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial

58
Perpustakaan Unika

- wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih

kepada direktorat jendral pajak, dan

- telah diserahkan perkara penagihan kepada pengadilan negeri atau instasi

pemerintah yang menangani piutang negara, atau adanya perjanjian

tertulis mengenai penghapusan piutang antara kreditur dan debitur yang

bersangkutan.

Sehingga dalam kasus PT. ABC ini kerugian piutang tak teragih diakui sebagai

biaya dan harus dikoreksi positif yang artinya menambah penghasilan kena pajak

11. Pasal 9 ayat 1 huruf b UU PPh no.36 tahun 2008, tentang penentuan besarnya

penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan BUT yang tidak boleh

dikurangkan.

Menyatakan bahwa biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan

pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota tidak dapat dikurangkan dalam

penentuan basarnya pajak terutang, sehingga dalam kasus PT. ABC ini biaya

reparasi kendaraan direktur harus dikoreksi positif yang artinya menambah

besarnya penghasilan kena pajak.

12. Pasal 6 ayat 1 huruf a UU PPh no.36 tahun 2008, tentang biaya yang secara

langsung atau tidak berhubungan dengan kegiatan usaha.

Menyatakan bahwa pengeluaran – pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan yang bukan merupakan obyek pajak tidak boleh

dibebankan sebagai biaya, sehingga dalam kasus PT. ABC ini biaya reparasi

59
Perpustakaan Unika

rumah direktur dan gudang jalan pelangi harus dikoreksi positiff yang artinya

menambah penghasilan kena pajak.

13. Pasal 9 (1) h UU PPh no.36 tahun 2008 tentang biaya- biaya yang tidak boleh

dikurangkan dalam menentukan penghasilan kena pajak. Menyatakan bahwa

pajak penghasilan tidak dapat dikurangkan dalam biaya tersebut, sehingga harus

dikoreksi positif yang artinya menambah penghasilan kena pajak.

14. Pasal 9 (1)UU PPh no.36 tahun 2008 tentang biaya- biaya yang tidak boleh

dikurangkan dalam menentukan penghasilan kena pajak. Menyatakan bahwa pada

prinsipnya biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya

yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung dengan usaha atau

kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang

merupakan obyek pajak yang pembebanannya dapat dilakukan dalam tahun

pengeluaran atau selama masa manfaat dari pengeluaran tersebut, sehingga dalam

kasus PT. ABC ini macam- macam biaya yang diperinci tersebut terdapat biaya

yang tidak mempunyai hubungan langsung sebesar Rp. 3.000.000 harus dikoreksi

positif yang artinya menambah penghasilan kena pajak.

60
Perpustakaan Unika

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan perbedaan antara laporan keuangan komersial dengan laporan

keuangan fiskal pada laporan laba rugi PT. ABC semarang tahun 2009, maka

penulis mengambil kesimpulan mengenai bagaimana melakukan koreksi fiskal

pada PT. ABC tahun 2009.

2. Terdapat dua unsur penting ketika melakukan rekonsiliasi fiskal yaitu koreksi

positif dan koreksi negatif. Koreksi positif terjadi apabila pengakuan beban atau

biaya pada laporan keuangan komersial lebih besar dari beban atau biaya pada

laporan keuangan fiskal. Dalam kasus laporan keuangan PT. ABC tahun 2009 ini

rekening- rekening yang mengalami koreksi positif antara lain:

- harga pokok penjualan

- gaji, upah, honorarium, THR dan bonus

- biaya asuransi

61
Perpustakaan Unika

- biaya penyusutan

- biaya perjalanan

- biaya iklan dan promosi

-biaya listrik dan air

- biaya telepon

- cadangan piutang tak tertagih

- reparasi dan pemeliharaan kendaraan

- pemeliharaan bangunan

- pajak- pajak

- macam- macam biaya

Koreksi negatif terjadi karena adanya pendapatan yang tidak boleh

ditambahkan dengan penghasilan lainnya, dan adanya biaya yang menurut

perhitungan komersial lebih kecil dibandingkan menurut perhitungan

fiskal. Rekening- rekening yang mengalami koreksi negatif bagi PT ABC

antara lain:

- Bunga deposito dan

- Pendapatan sewa gudang jalan Pelangi

3. Konsep beda waktu dan beda tetap. Beda waktu adalah perbedaan perlakuan

akuntansi dan perpajakan yang bersifat temporer artinya secara keseluruan beban

62
Perpustakaan Unika

atau pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama tetapi alokasi

tiap tahunnya yang berbeda. Dalam kasus PT. ABC ini yang merupakan beda

sementara antara lain penyusutan dan penilaian persediaan. Sedangkan beda tetap

adalah perbedaan yang menurut akuntansi boleh dibiayakan namun tidak dapat

diakui menurut fiskal, antara lain: natura, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

kepentingan pemegang saham atau direktur, bunga deposito, penghasilan sewa.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang disampaikan oleh penulis maka penulis mencoba

untuk memberikan saran yang mungkin dapat diperhatikan bagi pihak yang

berkepentingan dalam melaksanakan koreksi fiskal.

1. Perusahaan dalam penghitungan harga pokok penjualan hendaknya

memperhatikan aspek perpajakan sehingga selisih pada nilai persediaan

akhir antara metode yang dipakai perusahaan dengan metode yang

digunakan dalam pajak tidak terjadi selisih yang besar.

2. Perusahaan terlebih dahulu perlu melihat komponen- komponen apa saja

yang berbeda, contohnya pada beban pajak penghasilan seharusnya pajak

penghasilan karyawan dimasukan sebagai tunjangan yang diberikan

perusahaan sehingga perusahaan dapat membiayakan pengeluaran itu.

63
Perpustakaan Unika

DAFTAR PUSTAKA

Agoes & Trisnawati. 2009. Akuntansi Perpajakan. Salemba Empat Jakarta

Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Andi Yogjakarta.

Purba. 2009. Akuntansi Pajak Penghasilan. Graha Ilmu Yogyakarta.

Soemarso. 2004. Perpajakan. Salemba empat Jakarta.

UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat (29) tentang tata cara perpajakan beserta
peraturan- peraturan pelaksanaan.

UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat Jakarta.

64

Anda mungkin juga menyukai