Anda di halaman 1dari 6

ANTARA TOLERANSI DAN KEBANGSAAN

Hisyam Nabil Najmuddin Al Baariq

XI MIPA 3

Kebhinekaan kita sedang diuji akhir-akhir ini. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dan
Pancasila seakan dipertanyakan keabsahannya oleh sekelompok orang yang juga hidup di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita sudah merdeka 70 tahun lebih tetapi kita seakan
masih hidup di zaman Belanda, ketika Belanda menerapkan politik pecah belah (divide at
impera). Waktu itu, primordialisme masih kuat dan masing-masing suku sama-sama melawan
penjajah. Hanya saja sayangnya suku-suku tadi terpecah belah sehingga belum mampu
meruntuhkan penjajah sampai awal abad ke-20 ketika bermunculan organisasi-organisasi
pemuda yang membawa semangat persatuan. Jangan lupakan pada Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928 para leluhur bangsa ini telah bersumpah mengakui bangsa, negara dan
menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.

Semboyan dari Bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”, sangatlah sesuai dengan keadaan
Bangsa Indonesia yang terdiri dari ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama
dan kepercayaan. Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa, dan 6 agama yang telah di akui oleh
bangsa yaitu Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik dan Kong Hu Cu. Selain itu indonesia
memiliki banyak etnis seperti Melayu, China, Arab dan lain sebagiannya. Dari sekian
perbedaan yang ada, dengan adanya pancasila sebagai dasar negara diharapkan dapat
menopang dan menumbuhkan rasa toleransi terhadap kehidupan bangsa indonesia.

Toleransi sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa indonesia. Kita tidak boleh lupa akan
sejarah kita ketika dahulu pada saat zaman penjajahan, semua rakyat bersatu berasal ras, suku
dan agama yang berbeda dengan tujuan dan semangat yang sama untuk memerdekaan bangsa
dan negara indonesia. Dengan semangat persatuan dan kesatuan inilah menumbuhkan rasa
toleransi sehingga menjadi pendorong kemerdekaan negara indonesia. Jadi dengan adanya
toleransi dapat menjadikan keadaan negara yang damai tanpa ada permasalahan ras, suku dan
budaya maupun antar golongan agama.
Akan tetapi, pada saat ini keadaan toleransi dalam kebhinekaan menjadi buruk sekali dan
sedikit demi sedikit seperti menghilang dari kehidupan bangsa. Hal ini sangat berdampak
buruk terhadap kehidupan bangsa, hilangnya toleransi juga dapat menghacurkan kesatuan dan
persatuan bangsa indonesia. faktor menghilangnya toleransi dan semangat persatuan dalam
kehidupan bangsa, yaitu sedikitnya masyarakat yang memahami arti penting toleransi dalam
kehidupan bangsa, dan selain itu juga banyak masyarakat yang kurang memahami Pancasila
sebagai pedoman hidup bangsa.

Intoleransi terjadi juga karena banyak masyarakat mudah terpengaruh akan informasi
informasi hoax dari orang ke orang. Banyak berita hoax yang yang dilebih lebihkan oleh
orang yang tidak bertanggung jawab di media sosial. Contohnya pada tahun 2016 kemarin,
media sosial dihebohkan dengan adanya berita tentang negara indonesia mendatangkan
tenaga asing yang berasal dari China secara besar-besaran. Jumlah yang disebutkan tidak
tanggung- tanggung, yakni 10 juta orang tenaga kerja asing, ada juga yang menghembus
kabar mencapai 20 juta orang.

Berita ini sangat menghebohkan masyarakat indonesia terutama pengguna sosial media, titik
permasalahannya yang menjadi pertanyaan masyarakat yaitu angka pengangguran yang
masih tinggi di indonesia tapi mengapa tenaga kerja asing dari China malah di datangkan.
Berita hoax ini terbukti mempengaruhi banyak masyarakat dan langsung mendapatkan respon
dari Presiden Joko widodo. Bapak Presiden membantah adanya isu yang meresahkan
masyarakat ini.

Menurutnya, jumlah tenaga kerja asing (TKA) dari China ada sekitar 21.000. jumlah ini
disenut jauh lebih kecil dibandingkan dengan tenaga kerja indonesia (TKI) di Hongkong
mencapai 153.000 orang. Presiden juga menilai isu yang beredar tentang TKA yang bekerja
di indonesia tidak logis sebab upah bekerja di indonesia masih relatif lebih kecil
dibandingkan di china yang bisa diupah hingga diatas 5 juta.
Kejadian tersebut sangatlah berpengaruh terhadap toleransi antar etnis, dengan tersebarnya
berita hoax tersebut sedikit banyak masyarakat pasti terpengaruh oleh berita hoax tersebut
dan memendam kebencian kepada orang orang china, yang berindikasi dapat mediskriminasi
etnis china yang berada di indonesia sejak dulu. Selain itu Indonesia ternyata memiliki
banyak permasalahan yang berkaitan dengan agama, yang mana pelanggaran akan kebebasan
beragama dan berkeyakinan.

Salah satu contohnya adalah kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja purnama (Ahok)
yang berawal dari pidato Ahok di Kepulauan Seribu dalam menafsirkan QS: Al-Maidah 51,
entah sengaja atau pun tidak hal itu dianggap oleh banyak kalangan sebagai suatu penistaan
agama, khususnya penistaan terhadap agama Islam. Kasus penistaan ini mendapatkan respon
keras dari ormas ormas islam yang berupa aksi aksi bela islam yang berkelanjutan di jakarta .

Namun respon keras ini seharusnya tidak perlu terjadi karena telah ada proses hukum yang
telah menangani kasus penistaan agama ini, sehingga tidak berindikasi menaburkan
kebencian dan berindikasi merusak toleransi antar umat beragama di Indonesia yang sudah di
bangun sejak proklamasi Kemerdekaan. Seharusnya kita sebagai umat beragama harus
berperilaku intelektual dan berpikir cerdas dalam kebhinekaan guna untuk menjaga
kelangsungan hidup toleransi dalam bangsa ini.

Dalam kutipan ahamad wahib ia mengemukakan, “toleransi beragama karenanya berarti


menghormati manusia dan keseluruhan adanya, memandang kehidupan rohani orang lain
sebagai hak pribadinya yang tidak dapat di ganggu gugat atau dikendalikan dari luar”.
Ahmad Wahib. Selain itu ahmad wahib juga mengemukakan “ ketajaman kritik kita terhadap
umat berhubung dengan general attitude-nya, jangan sampai menjerumuskan kita pada
sikap apriori salah dalam mengahadapi suatu masalah, sebagaimana kita menjauhkan diri
dari sikap apriori membenarkan mereka. Kita juga harus benar benar menjauhkan diri dari
nilai ganda, nilai ganda yang memihak umat islam atau nilai ganda yang memihak bukan
islam” (pergolakan pemikiran islam, 28).
Pendapat tentang toleransi dalam kehidupan bangsa indonesia juga di kemukakan oleh
K. H Abdurrahman wahid yaitu Rukun Berdampingan “ bukankah demikian menjadi jelas
bagi kita bahwa menerima perbedaan pendapat dan asal muasal bukanlah tanda
kelemahan, melainkan menunjukkan kekuatan” dan “ tidak penting apa pun agamamu atau
sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak
pernah menanyakan apa agamamu”.

Bayangkan saja, di Indonesia masjid ada dimana-mana, bahkan di desa-desa terpencil


setidaknya ada mushola atau langgar; ustadz, habib atau ulama juga banyak dan kita tidak
akan kekurangan selama masih ada orang yang menegakkan Islam; adzan dikumandangkan 5
waktu bahkan disiarkan di televisi dan radio; ketika Ramadhan semua elemen masyarakat
menghormatinya dan ketika Idul Fitri suasana di berbagai pelosok negeri sangat semarak
dengan semangat untuk bermaaf-maafan dan berbuat kebaikan.

Jika kita bandingkan dengan umat Islam di negara-negara yang terkena konflik seperti Suriah
atau di negara yang mayoritas non-muslim seperti Amerika Serikat misalnya, kita harusnya
bersyukur. Kita dapat dengan bebas beribadah di mana saja tanpa takut todongan pistol atau
ledakan bom. Kita dapat menjalankan puasa dengan aman dan nyaman tanpa takut tergoda
dengan kenikmatan duniawi ataupun waktu yang tidak bersahabat. Yah bayangkan saja
saudara-saudara kita yang berpuasa di Eropa atau Amerika dimana waktu puasa berkisar 16-
18 jam pada musim panas. Nah sekali lagi, kita patut bersyukur dengan segala kemudahan
dan limpahan rahmat dari Allah SWT di Indonesia.

Mengingat Indonesia bukanlah negara yang 100% penduduknya menganut Islam dan
mengingat dasar negara kita adalah Pancasila, perlu kiranya kita bercermin kembali sejauh
mana toleransi keagamaan yang kita lakukan. Sejauh mana wawasan kebangsaan kita
terhadap Indonesia sehingga kita tidak begitu mudahnya menelan mentah-mentah ideologi
ekstrem. Jangan ingin dihormati, jika kita tidak bisa menghormati. Islam yang seharusnya
menjadi rahmatan lil alamin atau rahmat bagi semesta alam seharusnya diejawantahkan
menjadi rahmat bagi kaum muslimin maupun kaum non-muslimin.
Persatuan merupakan unsur yang paling utama agar tidak terjadi perpecahan dalam bangsa.
Kebhinekaan di indonesia sangat memerlukan toleransi agar tercipta kedamaian dalam
kehidupan masyarakat, dan Intoleransi yang terjadi di indonesia seharusnya tidak perlu terjadi
karena dapat menimbulkan perpecahan dalam kehidupan masyarakat.

Dengan adanya Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan masyarakat di harapakan dapat
menciptakan persatuan dalam kebhinekaan. Kita sebagai warga negara wajib menjaga
keberadaan toleransi agar tetap ada. Dalam beberapa tahun lalu memang banyak terjadi
permasalahan tentang toleransi akan tetapi tidak selamanya intoleransi terjadi dalam
kehidupan masyarakat.

Faktanya masih banyak sebagian masyakat yang masih mempunyai rasa toleransi terhadap
masayarakat lainnya yang mempunyai perbedaan seperti perbedaan etnis, suku, budaya dan
agama atau kepercayaan. Contohnya adalah terjaganya toleransi antar umat beragama di
sibolga Sumatera Utara, dalam kehidupan masyarakat sibolga toleransi dalam kebhinekaan
sangat diperlukan guna untuk menjaga rasa persatuan yang telah tertanam sejak dulu sebelum
kemerdekaan indonesia.

Peranan masayarakat dalam menjaga dan melestarikan keberadaan toleransi yaitu dengan
cara menjalin hubungan atau silaturahmi secara baik Dan mengagendakan pengamanan
tempat peribadatan setiap ada acara keagamaan atau hari hari besar agama. penjelasan
tentang agenda pengamanan peribadatan yang telah di jadwalkan yaitu ketika ada acara besar
seperti perayaan natal sebagai hari besar umat kristiani, maka umat agama lain ikut berperan
dalam menjaga pelaksanaan peribadatan.

Begitu juga sebaliknya ketika umat islam merayakan hari hari besar islam seperti, hari raya
idul fitri dan hari raya idul adha maka umat bergama kristen, budha dan lainnya ikut serta
menjaga pelakasanaan peribadatan. Kerukunan yang terjadi ini merupakan salah satu bentuk
pelestarian rasa toleransi. selain toleransi terhadap keragaman agama, masyarakat juga saling
menghargai perbedaan budaya yang ada.
Bentuk pelestarian toleransi dalam kebhinekaan di indonesia tidak juga dilakukan dari
kalangan masyarakat saja akan tetapi juga dilakukan oleh kelompok kelopok agamis seperti
Nahdatul Ulama. Nahdatul Ulama didirikan oleh K.H Hasyim Asyari yang merupakan salah
satu tokoh gerakan nasionalis. Nahdatul Ulama sangat memberikan peran yang sangat
inklusif terhadap agama lain. contohnya adalah agenda banser dalam menjaga dan
melancarkan proses hari besar umat kristen yaitu hari Natal.

Peran banser dalam toleransi yang telah terealisasikan yaitu ikut serta melaksanakan
penjagaan hari raya natal bersama petugas wajib guna melancarkan peribadatan umat
kristiani. Peran ini sangatlah mencerminkan sifat sifat nasionalisme yang masih tertanam
dalam ormas Nahdatul ulama. Rasa nasionalisme yang cinta akan adanya bangsa ini juga
merupakan salah satu unsur yang paling penting untuk menjaga persatuan. Nahdatul ulama
telah berusaha sejak dulu untuk menjaga tali persatuan dengan cara menanamkan rasa
toleransi yang tinggi antar umat beragama.

Jika kita tidak mampu membuat seseorang terbuka hatinya terhadap agama kita, maka
setidaknya janganlah menghina atau melecehkan agamanya. Ini berlaku bagi semua kalangan,
baik Islam maupun non-Islam. Mungkin pada saat beribadah atau pada saat berucap kita
pernah mendzolimi saudara kita yang tak seagama. Mungkin pula kita pernah sengaja
maupun tak sengaja menyakiti hati umat lain. Ini yang perlu kita jadikan introspeksi. Tidak
hanya umat Islam saja ya, tapi umat semua agama dan golongan. Agama kita boleh berbeda,
ras dan suku bangsa kita boleh berbeda, tetapi jangan sampai hal ini menjadikan kita
intoleran, menjadikan kita kaum yang iri hati dan dengki.

Anda mungkin juga menyukai