Bab 2
Bab 2
PUSTAKA
3
2.2 Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD)
Dari gambar 2.2 di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel, yaitu :
4
2.4 Masalah Utama Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD)
Prinsip PLTD menghasilkan listrik dengan mengkonversi energi primer menjadi
energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini
dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses demikian menimbulkan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Penyediaan energi primer.
2. Penyediaan air pendingin.
3. Masalah limbah.
4. Masalah kebisingan.
5. Operasi.
6. Pemeliharaan.
7. Gangguan dan kerusakan.
8. Pengembangan pembangkit.
9. Perkembangan teknologi pembangkit.
5
Gambar 2.3 proses mesin 4 langkah
1. Langkah Hisap
a. Piston bergerak dari TMA ke TMB.
b. Katup hisap terbuka.
c. Katup buang tertutup.
d. Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan udara murni masuk ke
dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
a. Piston bergerak dari TMB ke TMA.
b. Katup hisap tertutup.
c. Katup buang tertutup.
d. Udara dikompresikan sampai tekanan dan suhunya menjadi 30 kg/cm 2 dan
500°C.
3. Langkah Usaha
a. Katup hisap tertutup.
b. Katup buang tertutup.
c. Injektor menyemprotkan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran yang
menyebabkan piston bergerak dari TMA ke TMB.
4. Langkah buang
a. Piston bergerak dari TMB ke TMA.
b. Katup hisap tertutup.
6
c. Katup buang terbuka.
d. Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar.
7
Generator arus bolak – balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
A B
Generator 1 fasa Generator 3 fasa
listrik (dengan kapasitas yang relative besar). Misalnya pada PLTA, PLTU, PLTD
dan lain-lain. Ataupun generator dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya
GENSET.
balik secara elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang
Pada bagian ini akan dibahas mengenai konstruksi generator sinkron secara
8
garis besar. Bagian – bagian generator yang dibahas pada bagian ini antara lain :
2.9.1 Stator
menerima induksi magnet dari rotor. Komponen ini berbentuk sebuah rangka
silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Stator terdiri dari
a. Rangka stator
generator.
b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetic
A B C
( Alur Terbuka ) (Alur Setengah Terbuka) (Alur Tertutup)
9
d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar)
2.9.2 Rotor
a. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi
ring ini kemudian dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat (brush)
dalam menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari
c. Poros Rotor
pada poros rotor tersebut telah dibentuk slot-slot secara parallel terhadap
poros rotor.
10
2.10 Prinsip Kerja Generator Sinkron
adalah tetap.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor
Untuk generator sinkron tiga fasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
11
ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120 0 satu sama
lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk
Cetane Number : 45
Flash Point ( 0 C ) : 66
12
(7) Titik nyala (flash point )
(8) Titik Tuang (pour point)
(9) Sifat Korosif
(10) Mutu Penyalaan
pada motor diesel proses siklus pembakaran diawali seperti yang telah
dijelaskan di atas dan proses masuknya bahan bakar terjadi pada langkah
kompresi dimana bahan bakar tersebut sudah berubah menjadi kabut karena suatu
proses yang disebut proses pengabutan dan pada akhir dari proses pengabutan bahan
bakar yang telah berubah menjadi kabut tidak langsung di suplai ke ruang bakar
melainkan berkumpul di ruang muka barulah kemudian menuju ke ruang bakar.
Bahan bakar yang telah berubah menjadi kabut dapat terbakar akibat dari proses
udara bakar. Oleh karena itu sistem pembakaran yang terjadi dinamakan sistem
pembakaran tidak langsung yang garis besarnya bahan bakar yang sudah
13
menjadi kabut tidak langsung disemprotkan ke ruang bakar melainkan disuplai
keruang muka terlebih dahulu.
2.14 Efisiensi
Indikator kinerja efesiensi terdiri dari
Faktor kapasitas (capacity factor)
Faktor oproduktivitas (out put factor)
Faktor beban (load factor)
Konsumsi bahan bakar spesifik (specificfuel oil consumption)
Faktor konsumsi minyak pelumas (specific lub oil consumption)
Efisiensi thermal (thermal efficiency)
Biaya pemeliharaan spesifik
Faktor waktu pemeliharaan
Setiap indikator kinerja tersebut dalam periode tertentu ditentukan
14
besarnya target yang akan dicapai. Dalam menentukan capaian target faktor
-faktor tersebut, haruslah sesuai kondisi yang ada di pembangkit, karena faktor
- faktor pembangkit tersebut hanya dapat mendukung operasi sesuai kemampuan.
Berdasarkan faktor - faktor efisiensi kita dapat mengambil keputusan bahwa
suatu PLTD / SPD akan di operasikan atau tidak dengan nilai efisiensi yang ada.
Namun terkadang meskipun efesiensi dari pembangkit tersebut
menunjukkan hasil yang kurang baik tetap juga dioperasikan . Hal ini dibuat
demikan karena ada pertimbangan lain misalnya :
Untuk menghindari pemadaman karena daya cadangan tidak ada,
sedangkan unit lain ada yang sedang mengalami pemeliharaan.
Untuk mengembangkan suatu daerah seperti listrik pedesaan yang
unitnya terbatas
Untuk menjaga keandalan sistem bila ada acara - acara penting contoh
seperti misalnya PLTD Senayan untuk mensuplai energi listrik kantor
DPR bila ada acara penting / sidang.
Faktor kapasitas ( Capacity Factor disingkat CF) adalah nilai atau angka
hasil perbandingan atau pembagian antara tenaga listrik yang diproduksi bruto
dengan kapasitas daya terpasang dan jumlah jam pada periode tertentu.
Faktor kapasitas merupakan tolok ukur besarnya pemanfaatan unit
pembangkit untuk memproduksi tenaga listrik secara keseluruhan dalam kurun
waktu tertentu berdasarkan daya yang tersedia.
CF = -------------------------------------------------- x 100 %
15
2.14.2 Faktor Produktivitas (Out put Factor)
Faktor produktivitas adalah hasil perbandingan antara produksi tenaga (KWh)
yang dibangkitkan generator dalam kurun waktu tertentu (perperiode) dengan,
kapasitas / daya terpasang dan jam kerjanya.
Jadi faktor produktivitas merupakan kemampuan memproduksi tenaga
listrik dari suatu SPD dalam periode tertentu dengan daya yang tersedia. Data hasil
produksi diambil dari catatan - catatan operasi atau dari laporan - laporan hasil
operasi yang dihasilkan oleh generator dan dijumlah dalam periode tertentu.
Secara normal faktor beban antara 55 - 74 % dalam periode (1 tahun / 8760 jam).
16
2.14.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Oil Consumption)
17
disingkat SLC dapat ditulis menjadi :
18
Atau
19
Gangguan dari dalam ( G D.D)
Gangguan dari luar biasanya karena jaringan maupun petir.
Realisasi Pemeliharaan
Rencana Pemeliharaan
20