Anda di halaman 1dari 93

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan penting dalam proses mencerdaskan bangsa.

Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan

pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 23).

Pendidikan merupakan alat untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui proses

pembelajaran di sekolah. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran

biasanya berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Motivasi Belajar yang

rendah menyebabkan siswa terhambat dalam proses pembelajaran Akuntansi.

Menurut Sardiman A. M. (2012: 75) motivasi belajar dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga tujuan

belajar yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.


2

Tinggi rendahnya motivasi belajar dapat terlihat dari sikap yang

ditunjukkan siswa pada saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti

minat, semangat, tanggung jawab, rasa senang dalam arti mengerjakan tugas

dan reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru

(Sudjana, 2013: 61). Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23), terdapat dua faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi hasrat dan keinginan berhasil, dorongan

kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik

meliputi penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar

yang menarik, seperti menggunakan media pembelajaran. Upaya yang dapat

dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan

memperhatikan faktor-faktor pembelajaran, salah satunya media

pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk digunakan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK YPKK 2 Sleman

Yogyakarta pada 24 Juli 2017 khususnya pada mata pelajaran perbankan

dasar akuntansi, menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran perbankan dasar masih rendah. Rata-rata siswa merasa

bosan saat mengikuti kegiatan pembelajaran, karena dalam proses

pembelajaran guru belum menggunakan variasi media pembelajaran. Guru

lebih banyak menggunakan media pembelajaran berupa buku, LCD dan

papan tulis. Selama ini, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam

menjelaskan materi pembelajaran karena terbatasnya variasi media

pembelajaran yang digunakan. Padahal, karateristik dari mata pelajaran


3

sendiri merupakan teori. Biasanya, mata pelajaran yang memiliki

karakteristik teori sangat tidak disenangi siswa, apalagi apabila metode yang

digunakan guru dalam menjelaskan menggunakan metode yang kurang

menarik, seperti ceramah. Nantinya, siswa akan merasa bosan dan mengantuk

dalam proses pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa akan menurun.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu

guru mata pelajaran perbankan dasar di SMK YPKK 2 Sleman, guru

menganggap bahwa dengan karakteristik mata pelajaran perbankan dasar

yang berupa teori, apabila dijelaskan menggunakan media pembelajaran

berupa buku, LCD dan papan tulis masih belum dapat meningkatkan motivasi

siswa. Hal ini dirasakan ketika guru mengajar di kelas, masih dijumpai

adanya siswa yang mengantuk saat guru menjelaskan materi dan partisipasi

siswa di kelas masih rendah. Guru tersebut juga memaparkan bahwa sejauh

ini pihak sekolah belum menyediakan maupun mengembangkan media

pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa. Dengan

demikian, dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa

sehingga mampu meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran

perbankan dasar.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan

motivasi belajar perbankan dasar adalah dengan melakukan pengembangan

media pembelajaran yang memiliki konsep belajar sambil bermain agar

motivasi siswa dalam belajar perbankan dasar dapat meningkat yaitu dengan

mengembangkan media pembelajaran berupa Question Stairs. Question Stairs


4

merupakan permainan papan yang dapat dimainkan oleh seluruh siswa di

kelas dengan membaginya menjadi dua kelompok atau lebih. Berbeda dengan

media lainnya, Question Stairs dapat mempermudah pemahaman siswa

karena nantinya guru akan membuat materi yang ada dalam mata pelajaran

perbankan dasar menjadi ringkas, sehingga mudah di pahami siswa. Dengan

demikian, permasalahan siswa yang merasa bosan pada saat mengikuti

kegiatan pembelajaran karena penggunaan media pembelajaran yang kurang

tepat dapat teratasi.

Media pembelajaran Question Stairs dikembangkan karena memiliki

keunggulan dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain, yaitu (1)

permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan dan

menghibur, (2) permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif siswa

untuk belajar, (3) permainan dapat memberikan umpan balik langsung, (4)

permainan memungkinkan penerapan konsep ataupun peran-peran ke dalam

situasi peranan yang sebenarnya di masyarakat, (5) permainan bersifat luwes,

(6) permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak (Arief S Sadiman

dkk, 2011: 78)

Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan Question Stairs

sebagai salah satu media pembelajaran sangatlah penting. Hal ini dikarenakan

motivasi siswa dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan oleh

guru, maka dengan menggunakan media pembelajaran Question Stairs, siswa

akan lebih tertarik untuk belajar karena konsep media Question Stairs

menggunakan konsep belajar sambil bermain, sehingga sangat dimungkinkan


5

meningkatkan motivasi belajar siswa. Media Question Stairs mudah dibuat

serta praktis digunakan sehingga guru dapat meningkatkan kreativitasnya

dalam pengemasan materi, khususnya pada mata pelajaran perbankan dasar.

Oleh karena itu, penulis mencoba mengembangkan media pembelajaran

dengan judul “Pengembangan Question Stairs sebagai Media Pembelajaran

Perbankan Dasar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X

Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran perbankan

dasar masih rendah.

2. Rata-rata siswa merasa bosan saat mengikuti kegiatan pembelajaran,

karena dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan variasi

media pembelajaran

3. Media pembelajaran yang tampilannya kurang menarik menyebabkan

motivasi belajar akuntansi pada siswa rendah

4. Belum dikembangkannya media pembelajaran baru dengan konsep belajar

sambil bermain

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini berfokus pada Pengembangan Question Stairs sebagai Media

Pembelajaran Perbankan Dasar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


6

Kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta. Materi yang disajikan

dibatasi pada Kompetensi Dasar Kegiatan Usaha Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat. Pengujian kelayakan Question Stairs yang dibuat

berdasarkan pada validasi/penilaian dari ahli materi, ahli media, dan praktisi

pembelajaran perbankan dasar. Penelitian ini membahas sampai pengaruhnya

terhadap Motivasi Belajar Siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran berupa Question Stairs

sebagai Media Pembelajaran Perbankan Dasar untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman

Yogyakarta?

2. Bagaimana penilaian ahli media dan ahli materi terhadap kelayakan

media pembelajaran Question Stairs sebagai Media Pembelajaran

Perbankan Dasar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X

Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta?

3. Bagaimana respon peserta didik terhadap penerapan dari media

pembelajaran berupa Question Stairs sebagai Media Pembelajaran

Perbankan Dasar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X

Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta?


7

4. Bagaimana peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Akuntansi SMK

YPKK 2 Sleman Yogyakarta setelah penggunaan Media Pembelajaran

Question Stairs Perbankan Dasar?

E. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan

pengembangan yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan media pembelajaran berupa Question Stairs sebagai

Media Pembelajaran Perbankan Dasar untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta.

2. Mengetahui penilaian ahli media dan ahli materi terhadap kelayakan media

pembelajaran Question Stairs sebagai Media Pembelajaran Perbankan

Dasar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Akuntansi

SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta.

3. Mengetahui respon peserta didik terhadap penerapan dari media

pembelajaran berupa Question Stairs sebagai Media Pembelajaran

Perbankan Dasar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X

Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta.

4. Mengetahui peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Akuntansi SMK

YPKK 2 Sleman Yogyakarta setelah menggunakan Media Pembelajaran

Question Stairs Perbankan Dasar.

F. Spesifiksi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
8

1. Media Pembelajaran Question Stairs Perbankan Dasar yang sesuai dengan

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang berlaku

2. Media Pembelajaran Question Stairs disajikan dalam bentuk papan

permainan yang memuat materi Perbankan Dasar dengan penyajian yang

menarik, praktis dan mudah dipahami siswa.

3. Media Pembelajaran Question Stairs Perbankan Dasar yang dapat

digunakan siswa untuk belajar baik di kelas maupun di luar kelas.

4. Media Pembelajaran Question Stairs Perbankan Dasar dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori yang terkait

dengan pengembangan media pembelajaran pada mata pelajaran

Perbankan Dasar untuk siswa kelas X Akuntansi SMK.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam

menggunakan media pembelajaran Perbankan Dasar yang tepat,

sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bagi Siswa

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif media

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran


9

sehingga meningkatkan pengalaman belajar dan dapat

meningkatkan pemahaman siswa.

2) Siswa diharapkan lebih aktif mengerjakan soal-soal Perbankan

Dasar.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti dalam menerapkan ilmu

yang diperoleh selama kuliah, serta menambah pengetahuan dan

wawasan sebagai bekal untuk menjadi pendidik.

H. Asumsi Pengembangan

Asumsi pengembangan media pembelajaran Question Stairs

Perbankan Dasar adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang dikembangkan merupakan alternatif media

pembelajaran yang dapat digunakan siswa baik di dalam maupun di luar

kelas.

2. Teknik uji coba produk dilakukan pada saat kompetensi dasar disampaikan

di kelas, tujuannya agar mendapatkan hasil yang tepat mengenai

pengembangan media pembelajaran ini.

3. Validator mempunyai pandangan yang sama mengenai kriteria/kelayakan

media Question Stairs Perbankan Dasar yang baik. Validator dalam

penelitian ini adalah ahli materi dan ahli media.

4. Penggunaan media Question Stairs Perbankan Dasar sebagai media

pembelajaran yang menyenangkan dengan berkonsep belajar sambil


10

bermain diharapkan dapat membantu siswa memahami materi

pembelajaran Perbankan Dasar.

5. Penggunaan media Question Stairs dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa dalam mata pelajaran Perbankan Dasar.


11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur

yang mendukung (Hamzah, 2011: 23). Sardiman A.M. (2012:75)

mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

itu dapat tercapai.

Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar,

arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi

adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Agus

Suprijono, 2009: 163). Pendapat lain mengenai motivasi juga

dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) yang

mengatakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku

belajar.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

motivasi belajar adalah suatu dorongan dalam individu yang


12

memberikan semangat belajar, sehingga dapat mencapai tujuan

belajar. Jadi, peran motivasi bagi siswa sangat penting karena dapat

meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses belajar.

b. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi memiliki fungsi bagi setiap individu. Menurut

Sardiman A.M. (2012:85) terdapat 3 fungsi motivasi dalam belajar

yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat atau melakukan sesuatu.

Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap

kegiatan yang dilakukan.

2) Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukkan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan dan menyisihkan perbuatan-perbuatan

yang tidak bermanfaat bagi terhadap tujuan yang hendak dicapai.

Selanjutnya Hamzah B. Uno (2009: 17) menjelaskan bahwa

fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Mendorong manusia untuk melakukan aktivitas atas dasar

pemenuhan kebutuhan

2) Menentukan sasaran tujuan yang hendak dicapai

3) Menentukan tindakan apa yang harus dilakukan


13

Berdasarkan pendapat mengenai fungsi motivasi belajar di atas,

fungsi motivasi belajar adalah untuk mendorong, menggerakan dan

mengarahkan aktivitas-aktivitas peserta didik dalam belajar sehingga

dapat mencapai hasil yang maksimal. Dengan hal tersebut seseorang

melakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh karena adanya

motivasi yang baik.

c. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi belajar memiliki beberapa indikator yang harus

dipenuhi. Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23), indikator dari motivasi

belajar antara lain sebagai berikut :

1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

4) Adanya penghargaan dalam belajar.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Setiap siswa seharusnya memiliki Motivasi Belajar

Akuntansi,karena akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Menurut Nana Sudjana (2006: 60) mengemukakan bahwa motivasi

belajar dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran.

2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya.


14

3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas

belajarnya.

4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan

guru.

5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka indikator Motivasi Belajar

Perbankan Dasar dapat dilihat dari minat dan perhatian siswa,

semangat siswa dan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas

belajarnya, reaksi siswa terhadap guru, rasa senang dan puas dalam

mengerjakan tugas.

Dengan demikian Motivasi Belajar Perbankan Dasar siswa dapat

dilihat dari kegiatan siswa dalam proses belajar. Menurut Sardiman

A. M. (2011: 83), Ciri-ciri motivasi belajar antara lain:

1) Tekun mengahadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif)

6) Dapat mempertahankan pendapatnya

7) Tidak mudah melepasakan hal yang diyakininya itu

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.


15

Dapat dilihat juga siswa yang memiliki Motivasi Belajar Perbankan

Dasar yang tinggi yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi

kesulitan, menunjukkan minat terhadap masalah, bekerja mandiri,

siswa mencari hal baru untuk dipelajari, siswa berani dalam

berpendapat, memiliki keteguhan pendirian yang ia yakini, mencari

dan memecahkan masalah soal-soal. Made Wena (2011: 33),

mengemukakan bahwa secara operasional motivasi belajar ditentukan

oleh indikator-indikator sebagai berikut:

1) Tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran (Attention)

2) Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa

(Relevance)

3) Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam

pembelajaran (Confidience)

4) Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan (Satisfaction).

Berdasakan penjelasan di atas dapat diketahui indikator Motivasi

Belajar Perbankan Dasar yang sesuai adalah sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

4) Tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran

5) Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam

pembelajaran
16

d. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Unsur yang mempengaruhi motivasi belajar perbankan dasar

mengacu pada unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar

menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 97-100) antara lain :

1) Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun

ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan

aktualisasi diri.

2) Kemampuan siswa

Keinginan siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau

kecakapan mencapainya.

3) Kondisi siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi

motivasi belajar.

4) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, keuangan, ingatan, dan

pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.

Pengalaman dengan teman sebaya berpengaruh pada motivasi dan

perilaku belajarnya. Lingkungan di sekitar siswa dapat

mendinamiskan motivasi belajar.

5) Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya membelajarkan siswa dapat dilakukan dengan

menyelenggarakan tertib belajar melalui membina tertib belajar,


17

membina disiplin belajar, pemanfaatan penguatan pemahaman

siswa dan mendidik cinta belajar.

Pendapat lain mengenai unsur yang mempengaruhi motivasi

belajar menurut Sardiman A. M. (2012: 74) antara lain:

9) Motivasi belajar mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap manusia dan menyangkut fisik manusia

10) Motivasi belajar ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi

seseorang menentukan tingkah laku manusia.

11) Motivasi belajar dirangsang oleh adanya tujuan, sehingga

motivasi merupakan respon dari suatu tindakan atau tujuan.

Tujuan dalam motivasi menyangkut soal kebutuhan.

Berdasarkan uraian di atas, maka nantinya dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam menentukan langkah yang tepat untuk

meningkatkan Motivasi Balajar Akuntansi.

2. Pembelajaran Perbankan Dasar

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1) Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya

(Sardiman A.M., 2012: 20). Menurut Santrock dan Yussen

dalam Sugihartono (2012: 74) “belajar sebagai perubahan yang

relatif permanen karena adanya pengalaman”. Wina Sanjaya


18

(2011: 112) juga mendefinisikan belajar sebagai proses

perubahan perilaku akibat dari pengalaman dan latihan. Tujuan

belajar menurut Sardiman A.M. (2012: 26-29) yaitu:

a) Untuk mendapatkan pengetahuan

b) Penanaman konsep dan keterampilan

c) Pembentukan sikap

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan

bahwa belajar pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan

perilaku yang relatif permanen akibat adanya peningkatan

pengetahuan, konsep, keterampilan, dan sikap yang didapat dari

pengalaman.

2) Pembelajaran

Menurut Gagne, Briggs, dan Wagner dalam Udin S.

Winataputra (2011: 40) “pembelajaran adalah serangkaian

kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses

belajar”. Sugihartono, dkk (2012: 81) mengemukakan

pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan

sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,

mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan

berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan

belajar secara efektif dan efisien dengan hasil optimal.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan


19

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah

yang lebih baik. Di dalam proses pembelajaran, guru perlu

menerapkan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran tersebut.

b. Pengertian Perbankan Dasar

Perbankan dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang

harus ditempuh siswa SMK pada program keahlian Akuntansi.

Perbankan sendiri berasal dari kata bank yang menurut Undang-

Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 berarti badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang

banyak. Sedangkan pengertian bank menurut Kasmir (2012: 12),

bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana

tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka perbankan dasar

merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang badan

keuangan yang memiliki kegiatan utama berupa menghimpun dan

menyalurkan kembali untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Perbankan Dasar

Standar Kompetensi (SK) menurut Center for Civics

Education dalam Abdul Majid (2008: 42) adalah pernyataan tentang


20

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai serta

tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari

suatu mata pelajaran. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD)

merupakan pengetahuan dan keterampilan yang minimal harus

dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah

menguasai standar kompetensi yang ditetapkan (Abdul Majid, 2008:

43). SK terdiri atas sejumlah KD sebagai acuan baku yang harus

dicapai.

SMK YPKK 2 Sleman merupakan sekolah yang menerapkan

Kurikulum 2013. Maka di SMK tersebut tidak menggunakan istilah

Standar Kompetensi (SK), melainkan menggunakan istilah

Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti (KI) merupakan terjemahan

atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam

bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah

menyelesaikan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu.

Kompetensi Inti
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik
di bawah pengawasan langsung.
21

Kompetensi Dasar
No Kompetensi Dasar Materi Pokok
3.6 Menganalisis kegiatan usaha bank Kegiatan usaha bank
umum dan bank perkreditan rakyat umum
4.6 Mengklasifikasikan kegiatan usaha Kegiatan usaha bank
bank umum dan bank perkreditan perkreditan rakyat
rakyat

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal Bahasa Latin, yakni medius yang secara

harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Di bahasa Arab

media disebut wasail bentuk jamak dari wasilah, yakni sinonim al-

wast yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti berada

di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara (wasilah) atau

yang mengantarai kedua sisi tersebut (Yudhi Munadi, 2013: 6).

Sedangkan menurut Arief S Sadiman dkk. (2011: 7) media adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga

proses belajar terjadi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa media

merupakan alat atau peraga yang dapat digunakan untuk mengirim

pesan dari pengirim ke penerima. Dengan demikian, media dapat

digunakan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran

merupakan suatu hal yang penting untuk membantu guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran, agar tujuan dari proses


22

pembelajaran tercapai. Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya

(2011: 163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah

seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan

pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, komputer,

dan lain sebagainya. Lebih lanjut, Yudhi Munadi (2013: 7)

mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang

dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara

terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan

efektif.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan, dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat bantu

atau perantara dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk

menyampaikan materi dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai, serta proses pembelajaran dapat

berjalan secara efektif dan efisien.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan

belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2011: 15).

Adapun fungsi dan peranan media pembelajaran menurut Wina

Sanjaya (2011:169) adalah:


23

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa penting

tertentu

Peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan

dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio,

kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan

manakala diperlukan.

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan

pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah

dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.

3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa

sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat

lebih meningkat.

Kegunaan media menurut Arief S Sadiman dkk. (2011: 17-19) yaitu:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti:

a) Objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita,

gambar, film bingkai, film, atau model.

b) Objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film

bingkai, film, atau gambar.


24

c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu

dengan timelapse atau high-speed photography.

d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa

ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto

maupun secara verbal.

e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat

disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.

f) Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk

film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media

pendidikan berguna untuk:

a) Menimbulkan kegairahan belajar.

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak

didik dengan lingkungan dan kenyataaan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

4) Adanya sifat yang unik pada tiap siswa serta lingkungan dan

pengalaman yang berbeda, namun kurikulum dan materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa maka guru

banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi

sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan

guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi


25

dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam

memberikan perangsang yang sama, menyamakan pengalaman,

dan menimbulkan persepsi.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki karakteristik dan fungsiyang

berbeda-beda dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

Untuk dapat menghasilkan proses pembelajaran yang berlangsung

dengan baik tentunya seorang guru harus mengetahui sifat dan

fungsi dari masing-masing media. Oleh karena itu, pengelompokkan

media pembelajaran sangat penting untuk diketahui agar

memudahkan pendidik dalam memahami sifat media dan dalam

menentukan media yang cocok untuk pembelajaran atau topik

pembelajaran tertentu.

Menurut bentuk informasi, media pembelajaran diklasifikasikan

menjadi lima kelompok besar yaitu, media visual diam, media visual

gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual

gerak. Sedangkan menurut jenisnya ada dua yaitu, pertama, aspek

bentuk fisik, yang terdiri dari media elektronik dan media non

elektronik. Kedua, aspek panca indra yang mencakup media audio,

media visual, media audio visual, dan media grafis. Dilihat dari

bentuknya media ada beberapa jenis, yaitu media cetak, media

pameran, media yang diproyeksikan, media rekaman, gambar


26

bergerak, dan media berbasis komputer (Dina Indriana, 2011: 55-

56).

Sementara, Seels & Glasgow dalam Sutirman (2013: 16)

membagi media berdasarkan perkembangan teknologi, yaitu:

media dengan teknologi tradisional dan media dengan teknologi

mutakhir. Media dengan teknologi tradisional meliputi:

1) Visual diam yang diproyeksikan berupa proyeksi opaque (tak

tembus pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrips

2) Visual yang tidak diproyeksikan berupa gambar, poster, foto,

charts, grafik, diagram, pameran, papan info

3) Audio terdiri dari rekaman priringan dan pita kaset

4) Penyajian multimedia dibedakan menjadi slide plus suara dan

multi image

5) Visual dinamis yang diproyeksikan berupa film, televisi, video

6) Media cetak seperti buku teks, modul teks terprogram,

workbook, majalah ilmiah, berkala, dan hand out

7) Permainan diantaranya teka-teki, simulasi, permainan papan

8) Realita dapat berupa model, specimen (contoh), manipulatif

(peta, miniature, boneka).

Mengacu pada pengelompokkan media yang disusun para ahli, ada

lima kategori media pembelajaran menurut Setyosari & Sihkabudden

dalam Rayandra Asyhar (2012: 46) yakni:

1) Pengelompokkan berdasarkan ciri fisik


27

Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat

dikelompokkan ke dalam empat macam, yaitu:

a) Media pembelajaran dua dimensi (2D) yakni media yang

memperlihatkan satu arah pandangan saja, yang hanya dilihat

dimensi panjang dan lebarnya saja. Contohnya foto, grafik,

peta, dan lain-lain.

b) Media pembelajaran tiga dimensi (3D) yaitu media yang

tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan

mempunyai panjang, lebar dan tinggi/tebal. Contohnya

model, prototype, bola kotak, meja, kursi, dan alam sekitar.

c) Media pandang diam (still picture) yaitu media yang

menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan

gambar diam pada layar. Contohnya foto, tulisan, gambar

binatang atau gambar alam semesta.

d) Media pandang gerak (motion picture) yakni media yang

menggunakan media proyeksi yang dapat menampilkan

gambar bergerak, termasuk media televisi, film atau video

recorder termasuk media pandang gerak yang disajikan

melalui layar monitor (screen) di komputer atau layar LCD

dan sebagainya.

2) Pengelompokkan berdasarkan unsur pokoknya

Berdasarkan unsur pokok atau indera yang dirangsang,

media pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga macam, yakni


28

media visual, media audio dan media audio-visual. Ketiga

penggolongan ini dijabarkan lebih lanjut oleh Sulaiman dalam

Rayandra Asyhar (2012: 48) menjadi sepuluh macam, yaitu:

a) Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya

audio cassette tape recorder, dan radio.

b) Media visual: media visual dua dimensi dan media visual

tiga dimensi.

c) Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa

dan suara dalam suatu unit media.

d) Media audio motion visual: penggunaan segala

kemampuan audio dan visual ke dalam kelas, seperti

televisi, video tape /cassette recorder dan sound-film.

e) Media audio still visual: media lengkap kecuali

penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-

filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.

f) Media audio semi-motion: media yang berkemampuan

menampilkan titik-titik tetapi tidak dapat menstransmit

secara utuh suatu motion yang nyata. Contohnya

telewriting dan recorder telewriting.

g) Media motion visual: silent film (film bisu) dan (loop

film)

h) Media still visual: gambar, slides, filmstrips, OHP dan

transparansi.
29

i) Media audio: telepon, radio, audio, tape recorder dan

audio disk.

j) Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi

yang berupa simbol-simbol tertentu saja dan berupa

alphanumeric, seperti buku-buku, modul, majalah, dan

lain-lain.

3) Pengelompokan berdasarkan pengalaman belajar Thomas dan

Sutjiono dalam Rayandra Asyhar (2012:50) mengklasifikasikan

media pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni pengalaman

langsung, pengalaman tiruan dan pengalaman verbal (dari kata-

kata).

a) Pengalaman melalui informasi verbal, yaitu berupa kata-kata

lisan yang diucapkan oleh pembelajar, termasuk rekaman

kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis

maupun dicetak seperti bahan cetak, radio dan sejenisnya.

b) Pengalaman melalui media nyata, yaitu berupa pengalaman

langsung dalam suatu peristiwa (first hand experience)

maupun mengamati atau objek sebenarnya di lokasi.

c) Pengalaman melalui media tiruan adalah berupa tiruan atau

model dari suatu objek, proses atau benda. Contohnya

molimod untuk model molekul, globe bumi sebagai model

planet bumi, prototype produk dan lain-lain.

4) Pengelompokkan berdasarkan penggunaan


30

Penggolongan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya

dapat dibagi dua kelompok, yaitu yang dikelompokkan

berdasarkan jumlah pengguna dan berdasarkan cara

penggunaannya. Midun dalam Rayandra Asyhar (2012:50)

menjelaskan:

a) Berdasarkan jumlah penggunaanya

Berdasarkan jumlah penggunanya, media pembelajaran

dapat dibedakan ke dalam tiga macam, yakni:

(1) Media pembelajaran yang penggunaannya secara

Individual oleh peserta didik.

(2) Media pembelajaran yang penggunaannya secara

berkelompok/kelas, misalnya film, slide, dan media

proyeksi lainnya.

(3) Media pembelajaran yang penggunaannya secara

massal seperti televisi, radio, film dan slide.

b) Berdasarkan cara penggunaannya

Berdasarkan cara penggunaannya, media pembelajaran

dibedakan menjadi dua, yaitu:

(1) Media tradisional atau konvensional (sederhana,

misalnya peta, ritatoon (simbol-simbol grafis), roatatoon

(gambar berseri), dan lain-lain.

(2) Media modern atau kompleks, seperti komputer

diintegrasikan dengan media-media elektronik lainnya.


31

Contohnya ruang kelas otomatis, sistem proyeksi

berganda, sistem interkomunikasi.

5) Berdasarkan hirarki manfaat media

Berdasarkan jumlah penggunaan dan cara penggunaanya,

media pembelajaran dapat pula digolongkan berdasarkan hirarki

pemanfaatannya dalam pembelajaran, dan semakin rumit media

yang dipakai maka semakin mahal biaya investasinya, semakin

mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaanya. Namun,

semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup

sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkat

medianya, semakin murah biayanya, semakin mudah

pengadaannya, sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup

sasarannya semakin terbatas. Munadi (Rayandra Asyhar: 2012).

d. Question Stairs Perbankan Dasar

a) Pengertian Permainan

Arief S. Sadiman, dkk. (2011: 75) menyatakan bahwa,

permainan adalah setiap kontes antara pemain yang berinteraksi satu

sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu pula. Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa setiap

permainan harus mempunyai komponen utama yaitu:

a) Adanya pemain (pemain-pemain)

b) Adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi

c) Adanya aturan-aturan main


32

d) Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai

Berdasarkan aturannya, permainan dapat dibedakan menjadi dua

yaitu permainan yang aturannya ketat (misalnya catur) dan yang

aturannya luwes (misalnya permainan peran). Atas dasar sifatnya,

permainan dibedakan atas permainan yang kompetitif dan yang

nonkompetitif. Permainan yang kompetitif mempunyai tujuan yang

jelas dan pemenang dapat diketahui secara cepat. Sebaliknya

permainan yang nonkompetitif tidak mempunyai pemenang sama

sekali karena pada hakekatnya pemain berkompetisi dengan sistem

permainan itu sendiri (Arief S Sadiman dkk., 2011: 78)

Menurut Arief S Sadiman dkk. (2011: 78-81), kelebihan dan

kekurangan permaian sebagai media pendidikan adalah sebagai

berikut:

a) Kelebihan

1) Permainan adalah sesuatu yang menyenagkan untuk

dilakukan dan sesuatu yang menghibur.

2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa

untuk belajar.

3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.

4) Permainan memunkinkan penerapan yang sebenarnya di

masyarakat.

5) Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.

b) Kekurangan
33

1) Karena asyik, atau karena belum mengenai aturan/teknis

pelaksanaan.

2) Dalam mensimulasikan situs sosial permainan cenderung

terlalu menyederhanakan konteks sosialnya sehingga tidak

mustahil siswa justru memperoleh kesan salah.

3) Kebanyakan permainan hanya melibatkan beberapa orang

saja padahal keterlibatan seluruh siswa amatlah penting agar

proses belajar bisa efektif dan efisien.

Jadi, permainan adalah interaksi antara pemain satu dengan

pemain lainnya (siswa satu dengan siswa lainnya) dengan aturan-

aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

e. Pengertian Question Stairs

Question Stair merupakan media pembelajaran berbentuk papan

dengan beberapa fitur yaitu pion pemain, kartu hadiah, kartu hukuman,

dan kartu soal materi perbankan dasar. Question Stair dimainkan oleh

empat kelompok, dimana masing-masing kelompok memegang satu pion.

Sama seperti permainan lain, Question Stair juga memiliki aturan main.

Aturan main dari Question Stair sebagai berikut :

1) Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi empat kelompok.

2) Masing-masing kelompok memiliki satu pion.

3) Guru menentukan urutan pemain dengan memberikan pertanyaan

dan dijawab oleh masing-masing kelompok. Urutan permainan


34

ditentukan dari kelompok yang paling cepat mengacungkan tangan

dan menjawab soal dengan benar.

4) Permainan dimulai dari gambar start dan perputaran pemain searah

jarum jam.

5) Pemain mengambil kartu soal dan menjawab sesuai dengan dengan

urutan pemain.

6) Apabila pemain menjawab pertanyaan pada kartu dengan benar,

maka diperkenankan untuk maju satu langkah. Apabila pemain tidak

dapat menjawab soal, maka dapat dilempar kepada pemain lain

dengan ketentuan apabila pemain lain dapat menjawab dengan benar

maka pemain yang mendapat lemparan akan maju satu langkah dan

pemain yang melempar akan tetap pada posisi semula. Sedangkan

apabila pemain yang mendapat lemparan soal tidak dapat menjawab

soal/jawaban tidak tepat, maka pemain tersebut tetap pada posisi

semula dan pemain yang melempar akan mundur satu langkah.

7) Ketika berada pada gambar bonus, apabila pemain menjawab

pertanyaan dengan benar maka pemain diperkenankan mengambil

kartu bonus. Tetapi apabila pemain tidak dapat menjawab

pertanyaan/jawaban tidak tepat, maka pemain harus mengambil

kartu hukuman.

8) Pemain yang terlebih dahulu mencapai ke finish adalah pemenang

dari permainan ini


35

f. Pengembangan Media Pembelajaran


Pengembangan media pembelajaran dilakukan dengan tiga tindakan,

yaitu:

1) Rancangan Pengembangan Media Pembelajaran

Arief S Sadiman, dkk. (2011: 100) menyatakan bahwa urutan

dalam mengembangkan media pembelajaran dapat diutarakan

sebagai berikut:

a) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

b) Merumuskan tujuan instruksional

c) Merumuskan butir-butir materi secara rinci sesuai dengan tujuan

d) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan

e) Menulis naskah media

f) Mengadakan tes dan revisi

2) Kriteria Pemilihan Media

Menurut Rudi Sisilana & Cepi Riyana (2008: 70-73) ada beberapa

kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media yaitu:

a) Kesesuaian dengan tujuan

b) Kesesuaian dengan materi pembelajaran

c) Kesesuaian dengan karakteristik guru atau siswa

d) Kesesuaian dengan teori

e) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa

f) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas, pendukung,

dan waktu yang tersedia.

3) Aspek Kelayakan Media


36

Menurut Romi Satria Wahono (2006) aspek dan kriteria penilaian

media pembelajaran ada tiga yaitu:

a) Aspek Rekayasa Perangkat Lunak

(1) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun

penggunaan

(2) Reliable (handal)

(3) Maintainable (mudah dipelihara/dikelola)

(4) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam

pengoperasiannya)

(5) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk

pengembangan

(6) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat

diinstalasi/dijalankan diberbagai hardware dan software

yang ada)

(7) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan

mudah dalam eksekusi

(8) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap

meliputi: petunjuk instalasi, trouble shooting, dan desain

program yang jelas

(9) Reusable (dapat dimanfaatkan kembali untuk

mengembangkan media pembelajaran lain)

b) Aspek Desain Pembelajaran

(1) Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis)


37

(2) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum

(3) Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran

(4) Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran

(5) Interaktivitas

(6) Pemberian motivasi belajar

(7) Kontekstual dan aktualitas

(8) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar

(9) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

(10) Ketepatan dan ketepatan alat evaluasi

(11) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi

c) Aspek komunikasi visual

(1) Komunikatif: sesuai dengan pesan dan dapat diterima/

sejalan dengan keinginan sasaran

(2) Kreatif dalam ide sehingga menunjang gagasan baru

(3) Sederhana tapi memikat

(4) Audio (narasi, sound effect, backsound)

(5) Visual (layout design, typography, warna)

Berdasarkan standar penilaian buku oleh pusat perbukuan Depdiknas

tahun 2003, bahwa standar penilaian buku atau bahan ajar dari segi

materi perlu memperhatiakn hal-hal sebagai berikut:

a) Aspek materi

(1) Kelengkapan materi

(2) Keakuratan materi


38

(3) Kegiatan yang mendukung materi

(4) Kemutakhiran materi

(5) Materi mampu meningkatkan kompetensi siswa

(6) Materi mengikuti sistematika keilmuan

(7) Materi mengembangakan keterampilan dan kemampuan

berfikir

(8) Materi merangsang siswa untuk mecari tahu

(9) Penggunaan notasi atau simbol

b) Aspek Penyajian

(1) Organisasi penyajian umum

(2) Organisasi peyajian bab-sub bab

(3) Penyajian mempertimbangakan kebermanfaatan dan

kebermaknaan

(4) Melibatkan siswa secara aktif

(5) Mengembangkan proses pembentukan pengetahuan

(6) Tampilan umum

(7) Variasi dalam cara penyampaian informasi

(8) Meningkatkan kualitas pembelajaran

(9) Anatomi

(10) Memperhatikan kode etik hak cipta

c) Aspek bahasa

(1) Menggunakan bahasa yang baik dan benar

(2) Peristilahan
39

(3) Kejelasan bahasa

(4) Kesesuaian bahasa

Berdasarkan pendapat para Ahli mengenai aspek dan kriteria

penilaian suatu media pembelajaran maka dalam konteks ini

mengambil aspek materi, bahasa dan penyajian Media Pembelajaran

Question Stairs yang dikembangakan untuk dinilai oleh Ahli Materi,

Guru Akuntansi, Ahli Media. Kriteria penilaian untuk Ahli Materi

dan Guru Perbankan Dasar adalah:

a) Kesesuaian materi dengan SK dan KD

b) Kebenaran konsep

c) Keakuratan materi

d) Penyampaian materi secara sistematis

e) Meningkatkan kompetensi siswa

f) Menggunakan bahasa yang baik dan benar

g) Kesesuaian bahasa

h) Melibatkan siswa secara aktif

i) Mempertimbangkan Kebermanfaatan dan kebermaknaan

Aspek dan kriteria penilaian Ahli Media meliputi dua aspek yaitu

aspek tampilan visual dan desain pembelajaran. Aspek dan

kriteriapenilaian untuk Ahli Media adalah:

a) Kejelasan Sampul atau cover

b) Kejelasan media gambar

c) Kesesuaian format
40

d) Keseimbangan garis, bentuk, ruang dan tulisan

e) Tampilan gambar

f) Tipografi

g) Pemberian motivasi belajar

h) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK dan KD

i) Interaktivitas

j) Kreatif dan inovatif dalam media pembelajaran

k) Mudah digunakan dalam pembelajaran

4. Model Pengembangan Media Pembelajaran

Terdapat beberapa model pengembangan media pembelajaran,

diantaranya sebagai berikut:

a. Prosedur pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall

(1989) dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2013: 169-170).

Langkah-langkah dalam siklus R & D yang digunakan dalam

pengembangan oleh Borg & Gall adalah sebagai berikut:

1) Penelitian dan mengumpulkan informasi, di dalam langkah

ini meliputi tinjauan literatur dan observasi kelas.

2) Perencanaan, yaitu mendefinisikan keterampilan, penetapan

tujuan, dan penentuan urutan.

3) Pengembangan bentuk produk, persiapan bahan ajar, buku

pegangan, dan perangkat evaluasi.

4) Pengujian tahap awal, yaitu melakukan pengujian pada 1

sampai 3 sekolah dengan menggunakan 6 sampai 12


41

subyek. Metode yang digunakan wawancara, observasi dan

kuesioner, kemudian dianalisis.

5) Revisi produk awal, revisi dilakukan sesuai saran oleh hasil

uji coba tahap awal.

6) Pengujian tahap kedua, melakukan pengujian 5 sampai 15

sekolah dengan menggunakan 30 sampai 100 subyek. Data

kuantitatif pada mata pelajaran baik sebelum dan sesudah

dikumpulkan.

7) Revisi produk operasional, yaitu revisi atas produk seperti

yang disarankan oleh hasil utama.

8) Dilakukan pengujian operasional, yaitu dilakukan 10

sampai 30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subyek.

Metode yang digunakan wawancara, observasi dan

kuesioner, kemudian data dikumpulkan dan dianalisis.

9) Revisi produk akhir, yaitu revisi produk oleh hasil uji

lapangan operasional.

10) Sosialisasi dan implementasi, yaitu pembuatan laporan

dalam jurnal, bekerja sama dengan publisher dan mulai

distribusi, dan memberikan control kuaitas.

b) Prosedur pengembangan model 4D

Nana Syaodih (2013: 164) menyatakan bahwa penelitian dan

pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk


42

yang telah ada. Tahap penelitian pengembangaan dapat

dianalisis dari serangkaian tugas pendidik dalam menjalankan

tugas pokoknya yaitu mulai dari merancang, melaksanakan

sampai dengan mengevaluasi pembelajaran. Dipaparkan model

penelitian dan pengembangan sistem pembelajaran yaitu model

4D. Model 4D merupakan singkatan dari Define, Design,

Development and Dissemination yang dikembangkan oleh

Thiagarajan (1974: 5), dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Define (Pendefinisian)

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat pengembangan. Dalam model

lain, tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-

tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda.

Secara umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan

analisis kebutuhan pengembangan, syarat-syarat

pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model

R&D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan

produk. Thiagrajan (1974: 6) menganalisis 5 kegiatan yang

dilakukan pada tahap define yaitu:

a) Analisis kurikulum

Pada tahap awal, peneliti perlu mengkaji kurikulum

yang berlaku pada saat itu. Dalam kurikulum terdapat


43

kompetensi yang ingin dicapai. Analisis kurikulum

berguna untuk menetapkan kompetensi dasar bahan ajar

tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena

ada kemungkinan tidak semua kompetensi yang ada

dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya.

b) Analisis karakter siswa

Seperti layaknya seorang guru akan mengajar, guru

harus mengenali karakteristik siswa yang akan

menggunakan bahan ajar. Hal ini penting karena semua

proses pembelajaran harus disesuaikan dengan

karakteristik siswa. Hal-hal yang perlu

dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik siswa

antara lain; kemampuan akademik individu,

karakteristik fisik, kemampuan kerja kelompok,

motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan sosial,

pengalaman belajar sebelumnya, dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan pengembangan bahan ajar,

karakteristik siswa perlu diketahui untuk menyusun

bahan ajar yang sesuai dengan kemampuan

akademiknya, misalnya: apabila tingkat pendidikan

siswa masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus

menggunakan bahasa dan kata-kata sederhana yang

mudah dipahami. Apabila minat baca peserta didik


44

masih rendah maka bahan ajar perlu ditambah dengan

ilustasi gambar yang menarik supaya siswa termotivasi

untuk membacanya.

c) Analisis materi

Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi

materi utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan

memilih materi yang relevan, dan menyusunnya

kembali secara sistematis.

d) Merumuskan tujuan

Tujuan pembelajaran perlu dirumuskan terlebih dahulu.

Hal ini berguna untuk membatasi peneliti supaya tidak

menyimpang dari tujuan semula pada saat mereka

sedang menulis bahan ajar.

2) Design (Perancangan)

Thiagarajan membagi tahap design dalam empat kegiatan,

yaitu: constructing criterion-referenced test, media

selection, format selection, initial design. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap tersebut antara lain:

a) Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan

materi dan karakteristik siswa.

b) Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran

disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan.

Bila guru akan menggunakan media visual, pada saat


45

pembelajaran tentu saja siswa disuruh melihat media

visual tersebut.

c) Pembuatan media pembelajaran yang telah

dirancang dan disajikan untuk implementasi.

3) Development (Pengembangan)

Thiagarajan (1974: 7) membagi tahap pengembangan dalam

dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental

testing. Expert appraisal merupakan teknik untuk

memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk.

Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh Ahli dalam

bidangnya masing-masing. Saran-saran yang diberikan

digunakan untuk memperbaiki isi materi dan rancangan

pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing

merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada

sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba ini

dicari data respon, reaksi atau komentar dari sasaran

pengguna model. Hasil uji coba digunakan memperbaiki

produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan

kembali sampai memperoleh hasil yang efektif. Dalam

konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan

pengembangan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:
46

a) Validasi model oleh Ahli/Pakar. Hal-hal yang

divalidasi meliputi panduan penggunaan model dan

perangkat model pembelajaran. Tim Ahli yang dilibatkan

dalam proses validasi terdiri dari: Ahli dalam bidang

teknologi pembelajaran, Ahli dalam bidang pendidikan.

b) Revisi model berdasarkan masukan dari para Ahli

pada saat validasi.

c) Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas,

sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.

4) Desseminate (Penyebarluasan)

Tahap dissemination dibagi dalam tiga kegiatan yaitu:

validation testing, packaging, diffusion and adoption. Pada

tahap validation testing, produk yang sudah direvisi pada

tahap pengembangan kemudian diimplementasikan pada

sasaran yang sesungguhnya. Pada saat implementasi

dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini

dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang

dikembangkan. Setelah produk diimplementasikan,

pengembang perlu melihat hasil pencapaian tujuan. Tujuan

yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya

sehingga tidak terulang kesalahan yang sama setelah produk

disebarluaskan. Kegiatan terakhir dari tahap pengembangan

adalah melakukan packaging (pengemasan), diffusion and


47

adoption. Tahap ini dilakukan supaya produk dapat

dimanfaatkan oleh orang lain. Pengemasan model

pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku

panduan penerapan model pembelajaran. Setelah buku

dicetak, buku tersebut disebarluaskan supaya dapat diserap

atau dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada

kelas mereka.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model

pengembangan 4D sebagai dasar untuk meneliti pengembangan

Question Stairs sebagai Media Pembelajaran Perbankan Dasar

untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Akuntansi

SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta.

B. Penelitian yang Relevan

1. Ria Sartikaningrum (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Monopoli Akuntansi

untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian

Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel”. Penelitian ini adalah Penelitian dan

Pengembangan (Research and Development). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran permainan

monopoli akuntansi layak digunakan sebagai media pembelajaran. Hal

ini dibuktikan dari kelayakan aspek rekayasa menurut penilaian ahli

media memperoleh rerata skor sebesar 34,00 dengan kategori “Baik”, uji

coba perorangan sebesar 16,40 dengan kategori “Sangat Baik”, uji coba
48

kelompok kecil sebesar 16,60 dengan kategori “Sangat Baik”, dan uji

coba lapangan sebesar 17,80 dengan kategori “Sangat Baik”. Kelayakan

aspek komunikasi visual menurut penilaian ahli media memperoleh

rerata skor sebesar 54,00 dengan kategori “Baik”, uji coba perorangan

sebesar 42,60 dengan kategori “Sangat Baik”, uji coba kelompok kecil

sebesar 44,19 dengan kategori “Sangat Baik”, dan uji coba lapangan

sebesar 44,78 dengan kategori “Sangat Baik”. Kelayakan aspek

pembelajaran menurut ahli materi memperoleh rerata skor sebesar 82,00

dengan kategori “Sangat Baik”, uji coba perorangan sebesar 26,80

dengan kategori “Sangat Baik”, uji coba kelompok kecil sebesar 26,20

dengan kategori “Sangat Baik”, dan uji coba lapangan sebesar 26,67

dengan kategori “Sangat Baik”. Selain itu, media pembelajaran terbukti

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari sebelum pembelajaran

memperoleh rerata skor sebesar 3,22 yang masuk kategori “Cukup” dan

meningkat menjadi sebesar 4,44 yang masuk kategori “Sangat Tinggi”.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Ria adalah pada jenis

penelitian yaitu penelitian dan pengembangan (Research and

Development), jenis media yang digunakan yaitu media papan, serta

variabel berupa motivasi belajar. Perbedaannya yaitu terletak pada

subjek, tempat dan waktu penelitian.

2. Penelitian berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Dart Game

Accounting Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Kompetensi

Mengelola Kas Kecil Kelas X Keuangan SMK Muhammadiyah 1


49

Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2016/2017”. Hasil dari penelitian ini

adalah media pembelajaran Dart Game Accounting ini layak digunakan

sebagai media pembelajaran berdasarkan penilaian ahli materi, ahli

media, praktisi pendidikan, dan siswa. Berdasarkan analisis peningkatan

motivasi belajar dengan gain score diperoleh peningkatan kategori

sedang sebesar 0,35 sehingga media Dart Game Accounting dapat

meningkatkan Motivasi Belajar. Persamaan penelitian yang dilakukan

oleh Agung Setya Sri Pambudi dengan penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan prosedur penelitian ADDIE. Selain itu juga untuk jenis

pengembangannya menggunakan game edukatif. Perbedaan antara

penelitian yang dilakukan oleh Agung Setya Sri Pambudi dengan

penelitian ini adalah terletak pada materi yang disajikan, Agung Setya Sri

Pambudi menyajikan materi Kas Kecil sedangkan penelitian ini

menyajikan materi Perbankan Dasar, dan perbedaan lainnya terdapat

pada subjek, tempat penelitian serta variabel penelitian.

2. Ade Prahmadia Fuad (2015) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Berbentuk Komik untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi pada Kompetensi Menyusun

Laporan Keuangan Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 2 Moyudan

Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini adalah Penelitian dan

Pengembangan (Research and Development). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran komik layak

digunakan dalam peningkatan motivasi belajar akuntansi pada


50

kompetensi menyusun laporan keuangan siswa kelas X SMK

Muhammadiyah 2 Moyudan. Hal ini dibuktikan penilaian kelayakan

Media Pembelajaran Berbentuk Komik oleh 3 Ahli Materi, 3 Ahli Media

dan 1 Guru Akuntansi memperoleh rata-rata skor 3,37 yang termasuk

kategori sangat baik menunjukkan bahwa Media Pembelajaran Berbentuk

Komik layak digunakan. Tahap uji coba terbatas kepada 8 Siswa Kelas X

Akuntansi 1 SMK YPKK 1 Sleman memperoleh rata-rata skor 3,41 yang

termasuk kategori sangat baik dan Motivasi Belajar Akuntansinya

meningkat sebesar 6,72% dari 69,06% menjadi 75,78% menunjukkan

bahwa Media Pembelajaran Berbentuk Komik layak digunakan untuk

meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi Persamaan penelitian ini

dengan penelitian Ade Prahmadia Fuad adalah pada jenis penelitian yaitu

penelitian dan pengembangan (Research and Development) dan variabel

penelitian adalah motivasi belajar. Sedangkan perbedaan dengan

penelitian peneliti yaitu pada subjek dan tempat penelitian serta media

yang dikembangkan.

C. Kerangka Berfikir
Kegiatan pembelajaran merupakan proses terjadinya transfer ilmu

pengetahuan antara guru terhadap siswanya. Pembelajaran Perbankan Dasar

adalah salah satu kegiatan pembelajaran yang penting, dimana dalam proses

pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam penyampaian

tujuan suatu pelajaran. Sebagai fasilitator, guru dituntut untuk mengajar

secara variatif dan inovatif agar dapat meningkatkan motivasi siswa.


51

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK YPKK 2 Sleman

Yogyakarta pada 24 Juli 2017 khususnya pada mata pelajaran perbankan

dasar akuntansi, menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran perbankan dasar masih rendah. Rata-rata siswa merasa

bosan saat mengikuti kegiatan pembelajaran, karena dalam proses

pembelajaran guru belum menggunakan variasi media pembelajaran. Guru

lebih banyak menggunakan media pembelajaran berupa buku, LCD dan

papan tulis. Selama ini, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam

menjelaskan materi pembelajaran karena terbatasnya variasi media

pembelajaran yang digunakan, sehingga guru jarang menggunakan media

pembelajaran lain yang lebih menarik. Melihat kondisi tersebut, peneliti

mencari solusi untuk meningkatkan Motivasi Belajar Perbankan Dasar

melalui pengembangan media pembelajaran. Peneliti memilih media

pembelajaran Question Stairs yang dapat digunakan sebagai bahan belajar

yang menyenangkan dan dapat meningkatkan Motivasi Belajar Perbankan

Dasar.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Motivasi Belajar

Perbankan Dasar adalah dengan mengembangkan media pembelajaran

Question Stairs dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran Question

Stairs yang dikembangkan harus menyajikan materi pembelajaran yang

menarik supaya lebih disenangi dan mudah untuk dipahami siswa. Media

pembelajaran Question Stairs merupakan salah satu media/sumber belajar

yang merupakan sarana pendukung rencana pelaksanaan pembelajaran.


52

Penggunaan Media Pembelajaran Question Stairs dalam pembelajaran

menjadi baik apabila dapat meningkatkan motivasi Belajar Perbankan Dasar,

serta dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,

Media Pembelajaran Question Stairs disusun dan dikembangkan sedemikian

rupa sehingga dapat meningkatkan Motivasi Belajar Perbankan Dasar Siswa

Kelas X SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta.

Question Stairs merupakan media pembelajaran berbentuk visual

dengan bentuk papan bergambar, yang dapat dimainkan siswa dengan cara

menjawab soal yang telah disediakan. Question Stairs dapat dimainkan 2

sampai 6 pemain, dimana masing-masing pemain nantinya harus berusaha

sampai ke gambar piala untuk menjadi pemenang. Media Pembelajaran

Question Stairs dikemas secara menarik yang diharapkan dapat meningkatkan

ketertarikan siswa dalam belajar Perbankan Dasar, sehingga motivasi belajar

siswa akan meningkat.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah disebutkan, maka pertanyaan penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pengembangan Media Pembelajaran Question Stairs pada mata

pelajaran Perbankan Dasar Kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman

Yogyakarta layak digunakan ?

2. Apakah Media Pembelajaran Berbentuk Question Stairs dapat

meningkatkan Motivasi Belajar Perbankan Dasar Kelas X SMK YPKK 2

Sleman Yogyakarta ?
53

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau

Research and development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013: 407). Dalam penelitian

ini menggunakan Model 4D (Define, Design, Development and

Dissemination) yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974: 5).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta

yang beralamat di Jl. Pemuda, Wadas Tridadi, Kecamatan Sleman, Tridadi,

Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Desember 2017-Februari 2018.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitia ini adalah 32 siswa kelas X Akuntansi 3 SMK

YPKK 2 Sleman Yogyakarta, yang merupakan kelas yang memiliki

persentase ketuntasan belajar paling rendah dari 5 kelas yang ada, serta 3

validator yang terdiri dari 1 ahli media, 1 ahli materi, dan 1 praktisi (guru

akuntansi). Objek dalam penelitian ini adalah Question Stairs sebagai media

pembelajaran perbankan dasar kelas X.


54

D. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model

4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974) dengan modifikasi. Dapat

dilihat di Gambar 2.

Analisis Awal
Define
Analisis Kebutuhan

Membuat Racangan Media


Pembelajaran Question Stairs

Design
Draft Media Pembelajaran
Question Stairs

Validasi Produk

Revisi Development

Media Pembelajaran
Question Stairs

Uji Coba Terbatas

Mengukur Motivasi
Penyebaran Desseminate
Belajar Akuntansi
Gambar 3. Prosedur Pengembangan
55

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat

pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok yaitu :

a. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi

dasar yang pada bahan ajar yang akan dikembangkan. Hal ini

dilakukan karena ada kemungkinan tidak semua kompetensi yang

ada dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya.

b. Analisis Karakteristik siswa

Dalam kaitannya dengan pengembangan bahan ajar, karakteristik

siswa perlu diketahui untuk menyusun bahan ajar yang sesuai

dengan kemampuan akademiknya. Hal ini penting karena semua

proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik

siswa antara lain, kemampuan akademik individu, karakteristik fisik,

kemampuan kerja kelompok, motivasi belajar, dan lain sebagainya.

Dalam kaitan dengan pengembangan bahan ajar, karakteristik siswa

perlu diketahui untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan

kemampuan akademiknya. Misalnya, apabila tingkat pendidikan

siswa masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus menggunakan

bahasa dan kata-kata sederhana.

c. Analisis materi
56

Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi

utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi

yang relevan, dan menyusunnya kembali secara sistematis.

d. Merumuskan tujuan

Hal ini berguna untuk membatasi peneliti supaya tidak menyimpang

dari tujuan semula pada saat mereka sedang menulis bahan ajar.

1. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan ini dilaksanakan setelah analisis kebutuhan selesai.

Tahap ini dilakukan dengan memilih media pembelajaran yang sesuai

dengan materi dan karakteristik siswa, pemilihan bentuk penyajian media

pembelajaran, membuat media dengan rancangan penyajian yang sudah

disusun.

2. Tahap Pengembangan (Development)

Pada tahap ini, konsep yang sudah disusun dalam tahap desain

diwujudkan dalam produk (Draf Media Pembelajaran Berbentuk

Question Stairs) untuk dilakukan penilaian oleh validator (Ahli Materi,

Ahli Media, Guru Akuntansi) kemudian setelah direvisi, produk diuji

coba secara terbatas pada siswa dalam kelompok kecil untuk mengetahui

kelayakan Media Pembelajaran Berbentuk Question Stairs sebagai alat

untuk meningkatkan Motivasi Belajar Perbankan Dasar.

3. Tahap Penyebaran (Desseminate)

Tahap ini merupakan tahapan penggunaan produk (Media Pembelajaran

Berbentuk Question Stairs) yang telah dikembangkan pada skala yang


57

lebih luas (diproduksi dalam jumlah besar). Hal Penyebaran produk

dilakukan sebatas pada lingkungan SMK YPKK 2 Sleman yang akan

digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan digunakan untuk

meningkatkan Motivasi Belajar Mata Pelajaran Perbankan Dasar Siswa

Kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman.

E. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data

kualitatif dan kuantitatif, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Data kualitatif adalah data mengenai hasil observasi, wawancara dan

proses pengembangan media pembelajaran berupa kritik dan saran danri

ahli materi, ahli media, serta praktisi pembelajaran perbankan dasar.

2. Data kuantitatif adalah data pokok dalam penelitian yang berupa data

penilaian tentang media pembelajaran dari ahli materi, ahli media,

praktisi pembelajaran perbankan dasar mengenai media yang telah

dikembangkan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data untuk memenuhi kebutuhan peneliti dalam

menganalisis data penelitian dan pengembangan, teknik pengambilan data

yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan

perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara sistematik (Endang

Mulyatiningsih, 2012: 26). Kegiatan observasi atau pengamatan kelas


58

dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan pelaksanaan pembelajaran

di kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui data tentang keadaan

pembelajaran dan kebutuhan terhadap pengembangan Media

Pembelajaran Question Stairs. Wawancara dilakukan secara tidak

terstruktur, yaitu dalam melakukan wawancara, peneliti tidak

menyiapkan instrumen penelitian secara sistematis dan lengkap berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis dengan alternatif jawabannya telah

disiapkan. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis

besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2013: 137).

3. Angket (Kuesioner)

Angket yang digunakan ada 2 macam yaitu angket penelitian Media

Pembelajaran Question Stairs dan angket Motivasi Belajar Perbankan

Dasar. Angket penilaian media diisi oleh tim ahli yang terdiri dari ahli

materi, ahli media dan guru perbankan dasar yang bertujuan untuk menilai

kelayakan Media Pembelajaran Question Stairs. Angket motivasi belajar

digunakan untuk mengukur Motivasi Belajar Perbankan Dasar.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

instrumen non-test berupa lembar observasi, pedoman wawancara dan angket

atau kuesioner. Kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi
59

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi.

Aspek yang diamati meliputi penggunaan media pembelajaran, metode

dan sikap siswa pada saat pembelajaran.

2. Pedoman Wawancara

Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat di Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru

No. Indikator Jumlah Butir


1. Kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran 1
2. Kesulitan dalam mengajar 1
3. Sikap siswa dalam pembelajaran 1
4. Kebutuhan media pembelajaran yang diharapkan 1

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa


No. Indikator Jumlah Butir
1. Kesulitan dalam pembelajaran 1
2. Metode yang diterapkan guru 1
3. Media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan 1
4. Kebutuhan media pembelajaran yang 1
dibutuhkan

3. Angket Penilaian Media Pembelajaran Question Stairs

Angket ini diberikan kepada validator (Ahli Materi, Ahli Media, dan

Guru Perbankan Dasar). Dalam pemberian skor masing-masing indikator

yang diamati menggunakan empat alternatif jawaban yaitu: skor 5 untuk

Sangat Layak (SL), skor 4 untuk Layak (L), skor 3 untuk Cukup (C) skor

2 untuk Kurang Layak (KL), dan skor 1 untuk Sangat Kurang Layak

(SKL). Kisi-kisi instrumen penilaian Media Pembelajaran Question

Stairs dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.


60

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media Pembelajaran Question

Stairs oleh Ahli Materi dan Guru Perbankan Dasar

Aspek Indikator Jumlah


Butir
a. Kesesuaian materi dengan SK dan KD 4
b. Kebenaran konsep 5
Materi c. Keakuratan materi 5
d. Penyampaian materi secara sistemis 5
e. Meningkatkan kompetensi siswa 5
a. Menggunakan bahasa yang baik dan benar 3
Bahasa b. Penggunaan peristilahan yang tepat 3
c. Kesesuaian bahasa 3
a. Penyajian materi logis dan sistematis 5
b. Melibatkan siswa secara aktif 3
Penyajian
c. Mempertimbangkan kebermanfaatan dan
3
kebermaknaan

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Media Pembelajaran Question


Stairs oleh Ahli Materi
Aspek Indikator Jumlah
Butir
a. Kejelasan cover 3
a. Kejelasan media gambar 3
c. Kesesuaian format 5
Tampilan
d. Keseimbangan garis, bentuk, ruang dan
Visual 3
tulisan
e. Tampilan gambar 3
f. Tipografi 3
a. Pemberian motivasi belajar 3
b. Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK
3
dan KD
Desain
c. Interaktivitas 2
Pembelajaran
f. Kreatif dan inovatif dalam media
3
pembelajrana
g. Mudah digunakan dalam pembelajaran 2
61

4. Angket Motivasi Belajar Perbankan Dasar

Angket ini digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar perbankan dasar. Angket motivasi diberikan sebelum dan sesudah

pembelajaran menggunakan Media Pembelajaran Question Stairs. Angket

diberikan kepada 32 siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK YPKK 2 Sleman

Yogyakarta sebagai responder. Angket motivasi dibagi menjadi dua

bentuk pertanyaan menggunakan skala Likert yaitu bentuk pertanyaan

positif dan bentuk pertanyaan negatif. Dalam pemberian skor kepada

masing-masing indikator yang diamati menggunakan empat alternatif

jawaban. Adapun kisi-kisi dari angket Motivasi Belajar Perbankan Dasar

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kisi-kisi Angket Motivasi Perbankan Dasar


No. Indikator No. Item
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 1-5
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 6-8
3. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 9-12
4. Tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran 13-16
5. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya 17-20
dalam pembelajaran

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis data kualitatif dari hasil observasi dan wawancara terhadap

guru dan Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK YPKK 2 Sleman dalam

pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam

mengembangkan Media Pembelajaran Question Stairs.

2. Analisis data kuantitatif dari hasil angket penilaian Media

Pembelajaran Question Stairs oleh ahli Materi, Ahli Media, dan Guru
62

Akuntansi diperoleh data kuantitatif. Teknik analisis data terhadap

Media Pembelajaran Question Stairs dilakukan dengan acuan tabel

konversi nilai sebagai berikut:

Tabel 6. Pedoman Konversi Skor

Klasifikasi Skor
Sangat baik 5
Baik 4
Cukup 3
Kurang baik 2
Sangat kurang baik 1
Sumber: Sugiyono (2013: 93) dengan modifikasi

a. Menghitung nilai rerata skor tiap indikator rumus:

𝚺𝑿
X̅ = 𝒏

Keterangan:

X̅ = rerata skor

ΣX = jumlah total skor tiap aspek

n = jumlah item

(Eko Putro Widoyoko, 2011: 237)

b. Menjumlah rerata skor tiap aspek

c. Menginterpretasikan secara kualitatif jumlah rerata tiap aspek

dengan menggunakan rumus konversi skor skala lima berikut:


63

Tabel 7. Pedoman Konversi Skor pada Skala 5

Kategori Nilai Rumus Rentang


Sangat Layak 5 X > X̅i + 1,80 SBi X > 4,20
Layak 4 X̅i + 0,60 Sbi < X ≤ X̅i + 1,80 SBi 3,40 < X ≤ 4,20
Cukup 3 X̅i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅i + 0,60 SBi 2,60 < X ≤ 3,20
Kurang Layak 2 X̅i - 0,60 Sbi < X ≤ X̅i – 0,60 SBi 3,40 < X ≤ 4,20
Sangat Kurang 1 X < X̅i - 1,80 SBi X < 1,80
Layak
Keterangan:

X = skor aktual (skor yang diperoleh)

i = (rerata ideal)

= ½ (skor maksimum + skor minimum)

SBi = (simpangan baku ideal)

= 1/6 (skor maksimum – skor minimum)

3. Analisis Data Peningkatan Motivasi Belajar Perbankan Dasar

Langkah-langkah yang harus digunakan untuk mengukur persentase

Motivasi Belajar Perbankan Dasar, yaitu:

a. Data Kuantitatif skor angket Motivasi Belajar Perbankan Dasar

dianalisis dengan acuan konversi nilai pada Tabel 8.

Skor Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju/Selalu 4 1
Setuju/Sering 3 2
Tidak Setuju/Kadang-kadang 2 3
Sangat Tidak Setuju/Tidak
1 4
Pernah
Tabel 8. Kriteria Penilaian Skala Likert Angket Motivasi Belajar

Perbankan Dasar

b. Menjumlahkan skor untuk masing-masing indikator


64

c. Menghitung skor motivasi siswa setiap aspek dengan rumus:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑜𝑡𝑖𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟


%𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑜𝑡𝑖𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
(Sumber: Sugiyono, 2015: 135)
Motivasi Belajar Perbankan Dasar dikatakan mengalami

peningkatan ketika skor motivasi belajar akhir lebih besar dari skor

motivasi belajar awal. Selanjutnya dulakukan uji beda terhadap

peningkatan skor Motivasi Belajar Perbankan Dasar menggunakan Uji

t berpasangan. Nilai thitung dicocokkan dengan ttabel pada taraf

signifikan 5%. Apabila thitung lebih besar dari ttabel maka terdapat

perbedaan secara signifikan.

𝐷
𝑡=
𝑆𝐷
√𝑁

Keterangan:

D : Rata-rata selisih dari 2 skor

SD: Standar deviasi dari harga D

N : Banyak pasangan
65

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian
1. Deskripsi Data Umum
a. Kondisi Fisik Sekolah
SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta terletak di Jl. Pemuda,

Wadas Tridadi, Kecamatan Sleman, Tridadi, Kec. Sleman,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Siswa di SMK

YPKK 2 Sleman Yogyakarta berjumlah 535 siswa yang terbagi

dalam 2 program studi, yaitu program studi Akuntansi dan program

studi pemasaran. Kondisi fisik sekolah di SMK YPKK 2 Sleman

Yogyakartabsudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari sarana

penunjang kegiatan pembelajaran, seperti bangunan permanen,

halaman sekolah, halaman parkir dan fasilitas sekolah lainnya.

SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta terdiri dari 18 ruang

kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang guru, 1

ruang bimbingan dan konseling, 1 ruang piket, 1 ruang laboraturium

komputer, 1 ruang laboraturium multimedia, 1 ruang koperasi siswa,

1 ruang bisnis center, 1 ruang aula, 1 ruang gudang/ATK, 1 ruang

mengetik, 1 ruang agama, 1 ruang mushola, 1 ruang dapur, 1 ruang

OSIS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kantin, 1 ruang meeting dan 1

ruang peralatan olah raga. Selain itu, tersedia lapangan upacara yang

digunakan untuk kegiatan pembelajaran olah raga, seperti volly dan

basket.
66

b. Kondisi Umum Kelas X Akuntansi


Jumlah siswa di SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta yaitu 535

siswa, yang terbagi dalam 3 program studi, yaitu program studi akuntansi

dan program studi pemasaran. Ruang kelas yang tersedia sebanyak 18

kelas yang terdiri dari kelas X Akuntansi 1, X Akuntansi 2, X Akuntansi

3, X Akuntansi 4, X Akuntansi 5, X Pemasaran, XI Akuntansi 1, XI

Akuntansi 2, XI Akuntansi 3, XI Akuntansi 4, XI Akuntansi 5, XI

Pemasaran, XII Akuntansi 1, XII Akuntansi 2, XII Akuntansi 3, XII

Akuntansi 4, XII Akuntansi 5, dan XII Pemasaran.

Kondisi umum kelas X Akuntansi dapat dikatakan cukup nyaman,

karena memiliki ruang kelas yang cukup luas dengan sarana dan

prasarana kelas yang cukup memadai. Fasilitas yang ada di kelas X

Akuntansi yaitu 15 meja siswa, 2 meja untuk guru, 1 papan tulis dengan

perlengkapan seperti spidol, penghapus dan penggaris. Selain fasilitas

pembelajaran, terdapat alat kebersihan seperti tempat sampah yang

diletakkan di depan kelas.

2. Deskripsi Subjek Penelitian


Subjek penelitia ini adalah 32 siswa kelas X Akuntansi 3 SMK

YPKK 2 Sleman Yogyakarta, yang merupakan kelas yang memiliki

persentase ketuntasan belajar paling rendah dari 5 kelas yang ada, serta 3

validator yang terdiri dari 1 ahli media, 1 ahli materi, dan 1 praktisi (guru

akuntansi).
67

Tabel 15. Daftar Subjek Penelitian

No Keterangan Nama

1. Ahli Materi

2. Ahli Media Rizqi Ilyaasa Aghni, M.Pd.

3. Guru Akuntansi

4. Siswa Kelas X 32 siswa kelas X Akuntansi 3 SMK YPKK

Akuntansi 3 2 Sleman Yogyakarta

3. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dan Pengembangan ini dilakukan di SMK YPKK 2

Sleman Yogyakarta yang beralamat di Jl. Pemuda, Wadas Tridadi,

Kecamatan Sleman, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian pengembangan

Media Pembelajaran Question Stairs ini dilaksanakan pada bulan

Desember 2017-Februari 2018. Pada bulan Desember 2017-Januari 2018

dilakukan pengamatan tahap pendefinisian atau analisis kebutuhan. Pada

bulan Januari-Februari 2018 dilakukan tahap perancangan, tahap

pengembangan, dan pengukuran Motivasi Belajar Mata Pelajaran

Perbankan Dasar.

B. Hasil Penelitian dan Pengembangan


Prosedur yang digunakan dalam pengembangan produk ini merupakan

adaptasi dan modifikasi dari langkah-langkah penelitian dan pengembangan

model 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974) yaitu: 1) Define

(pendefinisian); 2) Design (perancangan); 3) Development (pengembangan);


68

4) Desseminate (penyebarluasan). Langkah pengembangan dijabarkan

sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define)


69

Daftar Pustaka

Abdul Majid. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Ade Ptahmadia Fuad. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Berbentuk


Komik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi pada Kompetensi
Menyusun Laporan Keuangan Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 2
Moyudan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Agung Setya Sri Pambudi. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Dart


Game Accounting Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Kompetensi
Mengelola Kas Kecil Kelas X Keuangan SMK Muhammadiyah 1
Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arief S. Sadiman, dkk. (2011). Media Pendidikan dan Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke


Cipta.

Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta:


DIVA Press.

Eko Putro Widoyoko. (2011). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Endang Mulyatiningsih. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Hamzah B. Uno. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi


Aksara.

Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan, cetakan 11. Jakarta: Rajawali Pers.

Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.
70

Nova Adyatma Kurniawan. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Catur


Akuntansi untuk Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Pleret Tahun Ajaran
2013/2014. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Oemar Hamalik. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rayandra Asyhar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media


Pembelajaran.Jakarta: Referensi.

Ria Sartikaningrum. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Permainan


Monopoli Akuntansi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X
Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Rochmad (2012). Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Matematika. UNNES: Semarang.

Romi Satria Wahono. (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran.
Diakses dari http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-
kriteriapenilaian-media-pembelajaran/ pada tanggal 5 Agustus 2017 pukul
13.00 WIB.

Rudi Susiliana & Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran Hakikat,


Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpen
FIP UPI.

Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono dan Agus Susanto. (2015). Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL Teori
dan Aplikasi untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

________________. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

________________. (2015). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.


71

Sutirman. (2013). Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Tim Badan Standar Nasional Pendidikan. (2014). Instrumen Penilaian Buku Teks
Pelajaran Tahun 2014. Diakses dari: http://bsnp-
indonesia.org/id?p=1340,pada tanggal 5 agustus 2017 pukul 13.13

Thiagarajan, S, Semmel, D.S, Semmel, M. I. (1974). Instructional Development


for Training Teacher of Exceotional Children. United State: University of
Minnesota.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Undang-Undang No. 10 Tahun 1988 tentang Bank

Winataputra, Udin, S. dkk, (2011), Teori Belajar dan Pembelajaran.


Jakarta: Universitas Terbuka

Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Yudhi Munadi (2013). Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: REFERENSI

Zainal Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
72

ANGKET MOTIVASI BELAJAR PERBANKAN DASAR

Judul Penelitian : Pengembangan Question Stairs sebagai Media


Pembelajaran Perbankan Dasar untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X
Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta
Peneliti :
Nama : Dio Berlyanasani
Jurusan : Pendidikan Akuntansi
NIM : 14803241046
Identitas Siswa :
Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari siswa
sebagai pengguna media pembelajaran Question Stairs
2. Pendapat, penilaian, saran dan kritik Anda akan bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran ini
3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Anda memberikan penilaian pada
setiap pertanyaan dengan melingkari salah satu jawaban yang telah
disediakan pada kolom.
Keterangan:
I. SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
II. SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4. Pengisian lembar penilaian ini tidak mempengaruhi nilai Anda, jadi isilah
dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaan yang sebenarnya.
5. Atas bantuan dan kesediaan para siswa untuk mengisi lembar evaluasi ini,
saya ucapkan terima kasih.

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


1. Saya selalu berusaha agar nilai Perbankan
SL SR KK TP
Dasar saya baik.
2. Saya merasa puas apabila dapat
SS S TS STS
menyelesaikan tugas Perbankan Dasar
3. Saya tidak kecewa jika nilai Perbankan
SS S TS STS
saya kurang baik
4. Apabila saya gagal dalam ulangan, saya SL SR KK TP
73

akan memperbaiki di ulangan berikutnya


5. Saya menyimak materi yang disampaikan
SL SR KK TP
Guru saat kegiatan pembelajaran
6. Saya merasa butuh untuk mempelajari
SS S TS STS
materi perbankan dasar
7. Saya merasa bahwa Perbankan Dasar
SS S TS STS
tidak menarik untuk dipelajari
8. Saya merasa bahwa Perbankan Dasar
SS S TS STS
sangat bermanfaat untuk dipelajari
9. Saya merasa tertarik dengan materi
Perbankan Dasar yang disampaikan oleh SL SR KK TP
Guru
10. Pengantar pada awal pembelajaran
Perbankan Dasar yang disampaikan oleh
SS S TS STS
guru sebelum mengajar sangat menarik
minat saya untuk belajar
11. Kegiatan yang ada dalam pembelajaran
Perbankan Dasar sangat tidak menarik SS S TS STS
untuk dilakukan
12. Saya merasa bahwa materi pembelajaran
Perbankan Dasar sangat mudah untuk di SL SR KK TP
Pahami
13. Saya merasa senang dengan metode yang
digunakan Guru dalam pembelajaran SL SR KK TP
Perbankan Dasar
14. Terdapat contoh kasus/ilustrasi yang
memudahkan saya memahami materi SS S TS STS
Perbankan Dasar
15. Pembelajaran Perbankan Dasar sangat
abstrak sehingga saya sulit bagi saya
SS S TS STS
untuk mempertahankan fokus dan
perhatian saya
16. Saya merasa metode yang digunakan
Guru dalam pembelajaran sangat SL SR KK TP
membosankan
17. Bagi saya, menyelesaikan pembelajaran
dengan berhasil merupakan hal yang SS TS S STS
penting
18. Saya tidak begitu memikirkan untuk
SL SR KK TP
berhasil dalam pembelajaran
19. Saya merasa sangat senang setelah
SL SR KK TP
mempelajari materi Perbankan Dasar
20. Saya merasa puas dengan hasil yang saya
dapatkan setelah mempelajari materi SL SR KK TP
Perbankan Dasar
74

ANGKET MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN


PERBANKAN DASAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
PEMBELAJARAN QUESTION STAIRS

Judul Penelitian : Pengembangan Question Stairs sebagai Media


Pembelajaran Perbankan Dasar untuk
Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas X Akuntansi
SMK YPKK 2
Sleman Yogyakarta
Peneliti :
Nama : Dio Berlyanasani
Jurusan : Pendidikan Akuntansi
NIM : 14803241046
Identitas Siswa :
Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari siswa
sebagai pengguna media pembelajaran Question Stairs
2. Pendapat, penilaian, saran dan kritik Anda akan bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran ini
3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Anda memberikan penilaian pada
setiap pertanyaan dengan melingkari salah satu jawaban yang telah
disediakan pada kolom.
Keterangan:
I. SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
II. SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4. Pengisian lembar penilaian ini tidak mempengaruhi nilai Anda, jadi isilah
dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaan yang sebenarnya.
5. Atas bantuan dan kesediaan para siswa untuk mengisi lembar evaluasi ini,
saya ucapkan terima kasih.
75

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


1. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Saya selalu
SL SR KK TP
berusaha agar nilai Perbankan Dasar saya
baik
2. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Saya
SS S TS STS
merasa puas setelah dapat menyelesaikan
tugas Perbankan Dasar
3. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Saya tidak SS S TS STS
kecewa jika nilai Perbankan saya jelek
4. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Apabila
SL SR KK TP
saya gagal dalam ulangan, saya akan
memperbaiki di ulangan berikutnya
5. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Saya selalu
SL SR KK TP
menyimak materi yang disampaikan Guru
saat kegiatan pembelajaran
6. Saya merasa butuh untuk mempelajari
SS S TS STS
materi perbankan dasar
7. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs,Saya
SS S TS STS
merasa bahwa Perbankan Dasar tidak
menarik untuk dipelajari
8. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs,Saya
SS S TS STS
merasa bahwa Perbankan Dasar sangat
bermanfaat untuk dipelajari
9. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Saya
SL SR KK TP
merasa tertarik dengan materi Perbankan
Dasar yang disampaikan oleh Guru
10. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Pengantar
pada awal pembelajaran Perbankan Dasar
SS S TS STS
yang disampaikan oleh guru sebelum
mengajar sangat menarik minat saya
untuk belajar
11. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Kegiatan-
kegiatan yang ada dalam pembelajaran SS S TS STS
Perbankan Dasar sangat tidak menarik
untuk dilakukan
12. Setelah menggunakan media SL SR KK TP
76

pembelajaran Question Stairs, Saya


merasa bahwa materi pembelajaran
Perbankan Dasar sangat mudah untuk di
Pahami
13. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Saya
merasa senang dengan metode yang SL SR KK TP
digunakan Guru dalam pembelajaran
Perbankan Dasar
14. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Terdapat
SS S TS STS
contoh kasus/ilustrasi yang memudahkan
saya memahami materi Perbankan Dasar
15. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs,
Pembelajaran Perbankan Dasar sangat
SS S TS STS
abstrak sehingga saya sulit bagi saya
untuk mempertahankan fokus dan
perhatian saya
16. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Saya
SL SR KK TP
merasa metode yang digunakan Guru
dalam pembelajaran sangat membosankan
17. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Bagi saya,
SS TS S STS
menyelesaikan pembelajaran dengan
berhasil merupakan hal yang penting
18. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs,Saya tidak
SL SR KK TP
begitu memikirkan untuk berhasil dalam
pembelajaran
19. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs,Saya
SL SR KK TP
merasa sangat senang setelah mempelajari
materi Perbankan Dasar
20. Setelah menggunakan media
pembelajaran Question Stairs, Saya
merasa puas dengan hasil yang saya SL SR KK TP
dapatkan setelah mempelajari materi
Perbankan Dasar
77

LEMBAR PENILAIAN SISWA

Judul Penelitian : Pengembangan Question Stairs sebagai Media


Pembelajaran Perbankan Dasar untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X
Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta
Peneliti :
Nama : Dio Berlyanasani
Jurusan : Pendidikan Akuntansi
NIM : 14803241046
Identitas Siswa :
Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari siswa
sebagai pengguna media pembelajaran Question Stairs
2. Pendapat, penilaian, saran dan kritik Anda akan bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran ini
3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Anda memberikan penilaian pada
setiap pertanyaan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom skala
penilaian.
Keterangan:
SL : Sangat Layak
L : Layak
C : Cukup
KL : Kurang Layak
SKL : Sangat Kurang Layak
Contoh :
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
1. Kesesuaian Materi √
2. Kebenaran istilah dan konsep √
4. Pengisian lembar penilaian ini tidak mempengaruhi nilai Anda, jadi isilah
dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaan yang sebenarnya.
5. Atas bantuan dan kesediaan para siswa untuk mengisi lembar evaluasi ini,
saya ucapkan terima kasih.
78

A. Aspek Materi
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL TL
Kesesuaian Materi dengan SK dan KD
1. Terdapat SK dan KD yang akan dijabarkan dalam
materi
Kebenaran Konsep
2. Konsep mudah dipahami siswa
Keakuratan Materi
3. Materi disajikan sesuai dengan kemampuan
berfikir siswa
Penyampaian Materi secara Sistematis
4. Materi yang disajikan mencerminkan keruntutan
isi
Meningkatkan Kompetensi Siswa
5. Materi yang disajikan dapat menambah
pengetahuan siswa

B. Aspek Bahasa
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar
6. Ejaan yang dihunakan mudah dipahami siswa
Penggunaan Peristilahan yang Tepat
7. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah
dipahami
Kesesuaian Bahasa
8. Bahasa menggunakan resapan bahasa kehidupan
sehari-hari

C. Aspek Penyajian
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
Penyajian Materi Logistik dan Sistematis
9. Materi disajikan dengan bahasa yang sederhana
dan komunikatif
Melibatkan Siswa secara Aktif
10. Memfasilitasi siswa untuk mencari tahu informasi
secara mandiri
Mempertimbangkan Kebermanfaatan dan Kebermaknaan
11. Mempermudah pembelajaran karena menggunakan
media pembelajaran
79

D. Aspek Tampilan Visual


No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
Kejelasan Sampul dan Cover
12. Ilustrasi cover pada media menggambarkan isi
dalam materi
Kejelasan Media Gambar
13. Gambar yang digunakan jelas
Kesesuaian Format
14. Ukuran gambar dan soal pada media sudah
seimbang untuk memudahkan pemahaman materi
dalam belajar
Keseimbangan Garis, Bentuk, Ruangan dan Tulisan
15. Jarak antara gambar-gambar dan kartu soal serasi
Tampilan Gambar
16. Menggunakan kombinasi warna yang menarik
Tipografi
17. Kesesuaian kata dalam soal

E. Aspek Desain Pembelajaran


No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
Kejelasan Sampul dan Cover
18. Dapat menjadikan siswa termotivasi dalam belajar
Relevansi Tujuan Pembelajaran dengan SK dan KD
19. Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai siswa mengacu pada kompetensi
dasar
Interaktivitas
20. Media Pembelajaran dapat menarik minat siswa
dalam belajar
Kreatif dan Inovatif dalam Media Pembelajaran
21. Menjadikan pembelajaran mudah dipahami karena
disajikan dalam media pembelajaran
Mudah Digunakan dalam Pembelajaran
22. Ukuran yang proporsional, media pembelajaran
dapat digunakan dimana saja

F. Kritik dan Saran secara Keseluruhan Mengenai Media Pembelajaran


Question Stairs.

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
80

LEMBAR PENILAIAN GURU PERBANKAN DASAR

Judul Penelitian : Pengembangan Question Stairs sebagai Media


Pembelajaran Perbankan Dasar untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X
Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta
Peneliti :
Nama : Dio Berlyanasani
Jurusan : Pendidikan Akuntansi
NIM : 14803241046
Identitas Siswa :
Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu Guru tentang kualitas media pembelajaran yang dikembangkan
2. Lembar penilaian ini terdiri dari aspek materi, bahasa dan penyajian.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Bapak/Ibu Guru memberikan
penilaian pada setiap pertanyaan dengan memberi tanda centang (√) pada
kolom skala penilaian.
Keterangan:
SL : Sangat Layak
L : Layak
C : Cukup
KL : Kurang Layak
SKL : Sangat Kurang Layak
Contoh :
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
1. Kesesuaian Materi √
2. Kebenaran istilah dan konsep √
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu Guru untuk mengisi lembar evaluasi
ini, saya ucapkan terima kasih.

A. Aspek Materi
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL TL
Kesesuaian Materi dengan SK dan KD
1. Terdapat SK dan KD yang akan dijabarkan dalam
materi
2. Materi yang disajikan sesuai dengan standar
kompetensi
3. Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi
81

dasar
4. Terdapat indikator ketercapaian siswa
Kebenaran Konsep
5. Konsep yang dijabarkan benar
6. Konseptelah sesuai dengan kompetensi dasar
7. Konsep sudah sesuai dengan kemampuan siswa
8. Konsep berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari
9. Konsep mudah dipahami siswa
Keakuratan Materi
10. Aplikasi kontekstual dalam kehidupan nyata
11. Kebenaran materi ditinjau dari aspek keilmuan
12. Materi disajikan sesuai dengan tema
13. Materi disajikan sesuai dengan kemampuan
berfikir siswa
14. Materi yang disajikan tidak bertentangan dengan
fakta
Penyampaian Materi secara Sistematis
15. Materi yang disajikan dari yang sederhana ke yang
sulit
16. Materi menekankan pada pengalaman langsung
17. Materi yang disajikan mencerminkan keruntutan
isi
18. Materi yang disajikan mencerminkan keterkaitan
isi
19. Korelasi antar materi sudah sesuai dengan tema
Meningkatkan Kompetensi Siswa
20. Materi yang disajikan dapat menambah
pengetahuan siswa
21. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berfikir secara tepat
22. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memechkan masalah
23. Melatih siswa untuk mengkomunikasikan kembali
hasil pengamatannya
24. Dapat menambah sikap tekun dan teliti siswa

B. Aspek Bahasa
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar
1. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
kedewasaan anak SMK kelas X Akuntansi
2. Penulisan teks sesuai dengan kaidah penulisan
Bahasa Indonesia yang benar
82

3. Ejaan yang digunakan mudah dipahami siswa


Penggunaan Peristilahan yang Tepat
4. Menggunakan peristilahan yang sesuai dengan
konsep yang menjadi pokok bahasan
5. Menggunakan kalimat yang positif
6. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah
dipahami
Kesesuaian Bahasa
7. Struktur kalimat sesuai dengan tingkat penggunaan
kognitif siswa
8. Bahasa mengembangkan kemampuan berfikir
logis siswa
9. Bahasa menggunakan resapan bahasa kehidupan
sehari-hari

C. Aspek Penyajian
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
Penyajian Materi Logistik dan Sistematis
1. Materi disajikan dengan logis dan dapat ditelaah
secara konseptual
2. Materi disajikan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Materi disajikan dengan alur berfikir
deduktif/induktif secara konsisten
4. Materi disajikan terkait dengan suasana atau
konteks tugas siswa
5. Materi disajikan dengan bahasa yang sederhana
dan komunikatif
Melibatkan Siswa secara Aktif
6. Ada upaya menarik minat baca siswa
7. Memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
pengetahuan
8. Memfasilitasi siswa untuk mencari tahu informasi
secara mandiri
Mempertimbangkan Kebermanfaatan dan Kebermaknaan
9. Mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya
dalam menjelaskan materi
10. Mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata
11. Mempermudah pembelajaran karena menggunakan
media pembelajaran
83

D. Kritik dan Saran secara Keseluruhan Mengenai Media Pembelajaran


Question Stairs.

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.....................................................
Yogyakarta, Januari 2018
Guru Perbankan Dasar

NIP.
84

LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

Judul Penelitian : Pengembangan Question Stairs sebagai Media


Pembelajaran Perbankan Dasar untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X
Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta
Peneliti :
Nama : Dio Berlyanasani
Jurusan : Pendidikan Akuntansi
NIM : 14803241046
Identitas Siswa :
Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu sebagai Ahli Materi tentang kualitas media pembelajaran yang
dikembangkan
2. Lembar penilaian ini terdiri dari aspek materi, bahasa dan penyajian.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Bapak/Ibu selaku ahli materi
memberikan penilaian pada setiap pertanyaan dengan memberi tanda centang
(√) pada kolom skala penilaian.
Keterangan:
SL : Sangat Layak
L : Layak
C : Cukup
KL : Kurang Layak
SKL : Sangat Kurang Layak
Contoh :
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
1. Kesesuaian Materi √
2. Kebenaran istilah dan konsep √
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini,
saya ucapkan terima kasih.

A. Aspek Materi
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL TL
Kesesuaian Materi dengan SK dan KD
1. Terdapat SK dan KD yang akan dijabarkan dalam
materi
2. Materi yang disajikan sesuai dengan standar
85

kompetensi
3. Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi
dasar
4. Terdapat indikator ketercapaian siswa
Kebenaran Konsep
5. Konsep yang dijabarkan benar
6. Konseptelah sesuai dengan kompetensi dasar
7. Konsep sudah sesuai dengan kemampuan siswa
8. Konsep berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari
9. Konsep mudah dipahami siswa
Keakuratan Materi
10. Aplikasi kontekstual dalam kehidupan nyata
11. Kebenaran materi ditinjau dari aspek keilmuan
12. Materi disajikan sesuai dengan tema
13. Materi disajikan sesuai dengan kemampuan
berfikir siswa
14. Materi yang disajikan tidak bertentangan dengan
fakta
Penyampaian Materi secara Sistematis
15. Materi yang disajikan dari yang sederhana ke yang
sulit
16. Materi menekankan pada pengalaman langsung
17. Materi yang disajikan mencerminkan keruntutan
isi
18. Materi yang disajikan mencerminkan keterkaitan
isi
19. Korelasi antar materi sudah sesuai dengan tema
Meningkatkan Kompetensi Siswa
20. Materi yang disajikan dapat menambah
pengetahuan siswa
21. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berfikir secara tepat
22. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memechkan masalah
23. Melatih siswa untuk mengkomunikasikan kembali
hasil pengamatannya
24. Dapat menambah sikap tekun dan teliti siswa

B. Aspek Bahasa
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar
1. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
kedewasaan anak SMK kelas X Akuntansi
86

2. Penulisan teks sesuai dengan kaidah penulisan


Bahasa Indonesia yang benar
3. Ejaan yang digunakan mudah dipahami siswa
Penggunaan Peristilahan yang Tepat
4. Menggunakan peristilahan yang sesuai dengan
konsep yang menjadi pokok bahasan
5. Menggunakan kalimat yang positif
6. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah
dipahami
Kesesuaian Bahasa
7. Struktur kalimat sesuai dengan tingkat penggunaan
kognitif siswa
8. Bahasa mengembangkan kemampuan berfikir
logis siswa
9. Bahasa menggunakan resapan bahasa kehidupan
sehari-hari

C. Aspek Penyajian
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
Penyajian Materi Logistik dan Sistematis
1. Materi disajikan dengan logis dan dapat ditelaah
secara konseptual
2. Materi disajikan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Materi disajikan dengan alur berfikir
deduktif/induktif secara konsisten
4. Materi disajikan terkait dengan suasana atau
konteks tugas siswa
5. Materi disajikan dengan bahasa yang sederhana
dan komunikatif
Melibatkan Siswa secara Aktif
6. Ada upaya menarik minat baca siswa
7. Memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
pengetahuan
8. Memfasilitasi siswa untuk mencari tahu informasi
secara mandiri
Mempertimbangkan Kebermanfaatan dan Kebermaknaan
9. Mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya
dalam menjelaskan materi
10. Mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata
11. Mempermudah pembelajaran karena menggunakan
media pembelajaran
87

D. Kritik dan Saran secara Keseluruhan Mengenai Media Pembelajaran


Question Stairs.

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.....................................................

Yogyakarta, Januari 2018


Ahli Materi

NIP.
88

LEMBAR PENILAIAN AHLI MEDIA

Judul Penelitian : Pengembangan Question Stairs sebagai Media


Pembelajaran Perbankan Dasar untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X
Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta
Peneliti :
Nama : Dio Berlyanasani
Jurusan : Pendidikan Akuntansi
NIM : 14803241046
Identitas Siswa :
Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu sebagai Ahli Media tentang kualitas media pembelajaran yang
dikembangkan
2. Lembar penilaian ini terdiri dari aspek visual dan desain pembelajaran.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon Bapak/Ibu selaku ahli media
memberikan penilaian pada setiap pertanyaan dengan memberi tanda centang
(√) pada kolom skala penilaian.
Keterangan:
SL : Sangat Layak
L : Layak
C : Cukup
KL : Kurang Layak
SKL : Sangat Kurang Layak
Contoh :
No Skala Penilaian
Indikator
. SL L C KL SKL
1. Kesesuaian Materi √
2. Kebenaran istilah dan konsep √
Atas bantuan dan kesediaan para siswa untuk mengisi lembar evaluasi ini,
saya ucapkan terima kasih.
A. Aspek Tampilan Visual

Skala Penilaian
No. Indikator
SL L C KL SKL
Kejelasan Cover
1. Ilustrasi Cover menggambarkan isi dalam materi
2. Warna pada cover sesuai dengan gambar yang
digunakan
89

3. Desain cover menggunakan tulisan yang jelas dan


terbaca
Kejelasan Media Gambar
4. Penggunaan gambar relevan dengan teks
5. Gambar yang digunakan jelas
6. Ukuran gambar yang digunakan proporsional
Kesesuaian Format
7. Format tampilan dan gambar sesuai dengan materi
8. Tata letak telah disesuaikan untuk memudahkan
pembelajaran
9. Pemilihan warna dan gambar pendukung dapat
memotivasi siswa
10. Ukuran gambar dan teks sudah seimbang untuk
memudahkan pemahaman materi dalam belajar
11. Ukuran gambar yang digunakan sudah proporsional
dan menimbulkan minat baca
Keseimbangan Garis, Bentuk, Ruang dan Tulisan
12. Terdapat jarak antara gambar satu dengan gambar
lainnya
13. Jarak antar gambar telah diatur dengan tepat
14. Garis pinggir pada media sedikit lebih tebal
Tampilan Gambar
15. Menggunakan kombinasi warna yang menarik
16. Gambar, warna dan ukuran huruf serasi
17. Gambar yang digunakan dapat menyampaikan
pesan/isi
Tipografi
18. Kesesuaian kata pada soal
19. Kesesuaian huruf pada istilah
20. Ketepatan spasi dan keterbacaan

B. Aspek Desain Pembelajaran

Skala Penilaian
No. Indikator
SL L C KL SKL
Pemberian Motivasi Belajar
1. Dapat mengatasi sikap pasif pada siswa
2. Dapat menjadikan siswa termotivasi dalam belajar
3. Menjadikan siswa percaya diri dan senang belajar
mandiri
Relevansi Tujuan Pembelajaran dengan SK dan KD
4. Materi yang disajikan sesuai dengan standar
kompetensi
5. Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi
dasar
90

D. Kritik dan Saran secara Keseluruhan Mengenai Media Pembelajaran


Question Stairs.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.....................................................

Yogyakarta, Januari 2018


Ahli Media

NIP.
91

LEMBAR OBSERVASI

A. Tujuan Observasi

Tujuan observasi ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui


permasalahan pelaksanaan pembelajaran di kelas X Akuntansi dan Standar
kompetensi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat terhadap penggunaan
media pembelajaran yang akan dikembangkan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
B. Pelaksanaan Observasi

Hari/tanggal :
Tempat : Ruang Kelas X Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman
Yogyakarta
C. Hasil Observasi

No. Aspek yang diamati Deskripsi hasil observasi

1. Penggunaan Metode

2. Penggunaan Media
Pembelajaran

3. Sikap Siswa
92

PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara dilakukan pada:


Hari/tanggal :
Tempat :
A. Pedoman Wawancara dengan Guru Perbankan Dasar
No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa saja kompetensi


yang diharapkan dari
pembelajaran Perbankan
Dasar?

2. Menurut Ibu,
kompetensi apa yang
paling sulit untuk
disampaikan kepada
siswa?

3. Bagaimana sikap siswa


dalam mengikuti proses
pembelajaran?

4. Media Pembelajaran
seperti apa yang Ibu
harapkan agar dapat
menunjang
penyampaian materi
pelajaran agar lebih
mudah dipahami siswa?
93

B. Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas X Akuntansi

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat
Anda mengenai
pembelajaran Perbankan
Dasar?

2. Bagaimana pendapat
Anda mengenai metode
pembelajaran yang
digunakan guru dalam
menyampaikan materi?

3. Menurut Anda, apakah


Media Pembelajaran
yang digunakan dalam
pembelajaran ini sudah
sesuai dengan kebutuhan
siswa?
4. Apa yang Anda
harapkan untuk dapat
menunjang
pembelajaran ini?

Anda mungkin juga menyukai