Anda di halaman 1dari 24

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TERAPI TAWA PADA LANSIA


DI WISMA DAHLIA UPT PSTW JEMBER KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

oleh:
Merry Eka Yaya F, S.Kep (NIM 192311101028)
Nurul Azmiyah, S.Kep (NIM 192311101057)
Novian Dwi Roessanti, S.Kep (NIM 192311101112)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Penuaan merupakan proses alamiah seseorang yang telah melalui tiga tahap
kehidupan yaitu masa anak-anak, dewasa, dan masa tua. Ketiga tahap tersebut
memiliki perbedaan baik secara psikologis maupun biologis. Memulai masa tua
berarti memulai kemunduran fisik maupun psikologis (Mubarak dkk., 2009).
Proses penuaan akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik sosial,
ekonomi, maupun kesehatan. Lansia dalam menjalankan rutinitas keseharian
mempunyai keterbatasan yang disebabkan oleh perubahan fisik serta psikologis
yang berada pada perkiraan usia 65 tahun (Istiwidayanti 1990 dalam Ummah
2016). Tahun 2018, 125 juta orang berusia 80 tahun atau lebih (World Health
Organization [WHO], 2018). Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk
lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%)
pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035
menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
[Kemenkes], 2019).
Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan
prosestransisi kehidupan dankehilangan. Transisi hidup, mayoritas disusun
olehpengalaman kehilangan, meliputi perubahan peran danhubungan,
perubahanstatus kesehatan dan kemampuan fungsional, perubahan jaringan sosial
danrelokasitempat tinggal. Lansia mengalami rasa kehilangan sebagian besar
adalahkehilangan hubungan akibatproses kematian (Miler, 2012). Perubahan
psikososial seringdialami oleh mayoritas lansia. Perubahan psikososialpada lansia
sering kalidikarenakan oleh proses penuaan dan kehilangan. Lansia seiring
bertambahnyausia, maka lansia akan mengalami perubahan besar terkait dengan
kesehatan,fungsi peran, statusekonomi dan lingkungan serta ancaman kematian,
sehinggamuncul masalah keperawatan ansietas padalansia (Miler, 2012). Hampir
4% lansiamengalami gangguan ansietas. Masalah kesehatan mental pada lansia
kurangdiperhatikan oleh tenaga kesehatan, sehingga membuat lansia enggan
untukmencari bantuan (WHO).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada
tanggal 3 September 2019 pada lansia di wisma Dahlia di UPT PSTW Jember
Kabupaten Jember ditemukan data sebagai berikut yaitu lansia mengeluhkan
stress dan kecemasan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka akan diberikan
intervensi tentangterapi tawapada lansia di wisma Dahlia di UPT PSTW Jember
Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah kegiatan ini adalah
apakah terapi tawa yang dilakukan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember di Wisma Dahlia UPT


PSTWKabupaten Jember dapat mengurangi stress pada lansia?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi tawa bertujuan membantu mengurangi stres pada lansia di
Wisma Dahlia UPT PSTW Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus


a. Klien mampu mengetahui bentuk terapi tawa
b. Klien mampu mengetahui manfaat terapi tawa
c. Klien mampu mengikuti terapi tawa
d. Klien mampu mempraktekkan terapi tawa dalam kehidupan sehari-hari

2.2 Manfaat
a. Klien mampu memfokuskan pikiran
b. Dapat mententramkan hati dari rasa resah dan gelisah.
c. Menurunkan kecemasan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Lanjut usiayangmerupakan bagian dari proses tumbuhkembangyang tidak
secara tiba-tibamenjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,anak-anak,dewasa dan
akhirnya menjaditua, yang disertai dengan terjadinyakemunduran baik fungsi
fisik, intelektual,kognitif, emosional maupun sosial (Azizah, 2011). Seorang
lansia berharap akanmenjalani hidup dengan tenang, damai,serta menikmati masa
pensiun bersamaanak dan cucu tercinta dengan penuh kasihsayang, kenyataannya
tidak semua lanjutusia mendapatkannya (Nurwela dkk., 2015). Tempat
dansituasibaru, orang yang belum dikenal, aturandan nilai-nilai yang berbeda serta
keterasingan merupakan stresor bagi lansiayang membutuhkan penyesuaian diri
(Nurwela dkk., 2015).Kurangnya kemampuan beradaptasi secarapsikologis
terhadap perubahan streslingkungan dapat menimbulkan depresi. Menurut
Yulianti (2004) dalam Isnaeni (2010), untuk menghindari dampak dari stres, maka
diperlukan adanya suatu pengelolaan stres yang baik. Pengelolaan stres dapat
dilakukan dengan terapi farmakologi yang meliputi penggunaan obat cemas
(axiolytic) dan anti depresi (anti depressant), serta terapi nonfarmakologi yang
meliputi pendekatan perilaku, pendekatan kognitif, serta relaksasi (Amir, 2005).
Salah satu jenis terapi yang dapat menimbulkan relaksasi sehingga dapat
mengurangi stres yaitu terapi tertawa. Terapi tertawa merupakankegembiraan di
dalam hati yangdikeluarkan melaluimulut dalam bentuksuara tawa, senyuman
yang menghiaswajah, perasaan hatiyang lepas danbergembira, dada yang lapang,
peredarandarah yang lancarsehingga bisa mencegahpenyakit, memelihara
kesehatan, sertamenghilangkanstres (Kataria, 2004.). Klien bisamengalami
suasana hati yang santai dalamhidupnya biarpunhanya sejenak, makabisa menjadi
obat penangkalankesedihannya..
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui terapi tawa pada
lansia di Wisma Dahlia.

Penuaan, ketidakstabilan hormon

Ketidakmampuan mengontrol emosional

Terapitawa

Klien berpartisipasi dalam terapi tawa

Kepatuhan klien tawa dalam kehidupan sehari-hari

Stres dan depresi klien berkurang


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Terapi tawa merupakan upaya untuk melatih partisipasi klien agar dapat
mengurangi stress dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari.Kegiatan akan
dilakukan pada hari Sabtu 7 September 2019 pukul 09.00-09.30 WIB di Wisma
Wisma Dahlia UPT PSTW Jember.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan terapi tawa ini adalah lansia di Wisma
Dahlia UPT PSTW Jember.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : Demonstrasi
2. Landasan teori : Latihan
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan : terapi tawa
d. Melakukan evaluasi
e. Menetapkan tindakan lanjut

= Pemateri

= Sasaran
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Amir N. 2005. Depresi,AskepNeurobiologi Diagnosis danTatalaksana. Jakarta:


BalaiPenerbit FKUI
Azizah, L. M. 2011.Keperawatan LanjutUsia. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Kataria. 2004.Laugh For No Reason(Terapi Tawa). Jakarta: PTGramedia Pustaka
Utama
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Indonesia Masuki Periode
Aging Population . http://www.depkes.go.id/ [diakses tanggal 7 September
2019]
Miler. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults. China: Wolters Kluwer
Health
Mubarak, W.I., Chayatin, N., & Santoso, B. A. 2009. Ilmu Keperawatan
Komunitas 2. Jakarta: Salemba Medika
Nugroho. 2009. Perubahan Fungsi Fisik dan Dukungan Keluarga dengan Respon
Psikososial pada Lansia di Kelurahan Kembangarum Semarang. Jurnal
Keperawatan, 1(1); 45-57
Nurwela, T.S., Mahajudin, M. S., Adiningsih, S. 2015. Efektivitas Terapi Tertawa
untuk MenurunkanTingkat Depresi pada Lanjut Usia. Jurnal “Ilmiah
Kedokteran”, 4(1); 62-76.
Stanley, M., & Beare, P. G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik: Edisi 2.
Jakarta: EGC.
World Health Organization(WHO). Mental health and older adults.
http://www.who.int/
World Health Organization. 2018. https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/ageing-and-health [diakses tanggal 7 September 2019]
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Materi
Lampiran 5 : SOP
Lampiran 6 :Media : Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi

Jember, 7 September 2019


Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,


DANPENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATANT.A 2019/2020

BERITA ACARA

Pada hari ini, Sabtu 7 September 2019pukul 09.00-09.30 WIB bertempat di


Wisma Dahlia UPT PSTW Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan kegiatan terapi tawa bagi lansia dengan stres dan kecemasan yang
dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 8 orang (daftar hadir
terlampir).

Jember, 7 September 2019


Pembimbing/ Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN


PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATANT.A 2019/2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan terapi tawa pada hari ini, Sabtu tanggal 7 September 2019 pukul 09.00
s/d 09.30 WIB di Wisma Dahlia UPT PSTW Jember Kabupaten Jember Provinsi
Jawa Timur dihadiri oleh:

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10

Jember, 7 September 2019


Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Terapi Tawa


Sasaran : Lansia di Wisma Dahlia
Tempat : Wisma Dahlia UPT PSTW Jember Kabupaten Jember
Hari/Tanggal : Sabtu, 7 September 2019
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Standar Kompetensi
Setelah dilakukan terapi tawa, lansia dapat mempraktikkan terapi tawa secara
mandiri dalam kehidupan sehari-hari sehingga kecemasan dan stres berkurang.

1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan terapi tawa selama 30 menit sasaran akan mampu
a. Mampu memahami manfaat terapi tawa
b. Mampu mempraktikkan terapi tawa
c. Mampu mempraktikkan terapi tawa dalam kehidupan sehari-hari
2. Pokok Bahasan: Pentingnya terapi tawa
3. Subpokok Bahasan
a. Pengertian terapi tawa
b. Bentuk-bentuk terapi tawa
c. Tujuan dan manfaat terapi tawa
d. Prosedur terapi tawa
4. Waktu: 30 menit
5. Bahan/Alat yang Diperlukan : Materi dan media
6. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: Demonstrasi
b. Landasan teori : Latihan
c. Langkah pokok
1) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Mengidentifikasi pilihan tindakan : terapi tawa
4) Melakukan evaluasi
5) Menetapkan tindakan lanjut
7. Setting Tempat
Keterangan:

: Pemateri

: Sasaran

8. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materiuntuk terapi tawa
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam
2 menit 2. Perkenalan 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan umum memperhatikan
dan tujuan khusus
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Inti 1. Menjelaskan semua materi 1. Mendengarkan dan
25 menit yang disiapkan memperhatikan
a. Pengertian terapi tawa 2. Mengikuti instruksi dari
b. Tujuan dan manfaat mahasiswa
terapi tawa 3. Bertanya apabila masih
c. Prosedur melaksanakan ada yang belum jelas
terapi tawa
2. Mempraktikkan terapi tawa
3. Memberikan kesempatan
klien untuk mempraktikkan
kembali
4. Memberikan kesempatan
klien bertanya
5. Menjawab pertanyaan jika
terdapat pertanyaan
3. Penutup 1. Menyimpulkan 1. Memperhatikan
3 menit 2. Evaluasi 2. Menanggapi
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam
penutup
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 4: SOP

TERAPI TAWA

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1 PENGERTIAN Terapi tawa adalah tertawa spontan tanpa ada rangsangan
tertawa, baik itu rangsangan emotif maupun kognitif yang
dilakukan secara terstruktur dengan tujuan terapi. Terapi
tawa adalah terapi yang digunakan untuk menurunkan stress
dan masalah kesehatan fisik dan psikologi lainnya dengan
cara tertawa secara terprogram.
2 TUJUAN a. Menghilangkan ketegangan
b. Menyembuhkan sakit kepala
c. Membantu menyembuhkan penyakit tekanan darah tinggi
dan kanker
d. Menghilangan stress
e. Mengurangi asma dan bronchitis
f. Mencegah penyakit jantung
g. Memperlancar peredaran darah
h. Meningkatkan relaksasi tubuh dengan cara melatih
jantung, paru-paru, otot perut, dada, bahu, mengaktifkan
sistem endokrin (merangsang susunan saraf pusat) dan
memperlancar peredaran darah tubuh
i. Menjadikan hidup lebih nyaman, senang, tenang, dan
sehat serta rileks
3. INDIKASI Lansia dengan permasalahan proses menua
4. KONTRAINDIKASI Klien dengan wasir, hernia, penyakit jantung, sesak napas,
post operasi, hamil, prolaps uteri, TB paru, flu, pilek, dan
glaukoma.
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Membuat kelompok kecil dengan anggota 5-10 orang
2. Mempunyai pemimpin kelompok yang terlatih
3. Ciptakan lingkungan seara nyaman dan kondusif
Agar pelaksanaan terapi tawa dapat terstruktur dengan baik
maka sebaiknya terapi tawa dilakukan secara berkelompok
atau terjadi tawa secara alami karena terprogram. Mudah
tertawa alami karena dibimbing oleh pemimpin kelompok
yang terlatih dan rekan satu klub dan ada jadwal yang dapat
dilakukan secara rutin serta lebih bermanfaat secara
bersama-sama
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

6 PERSIAPAN ALAT Club tawa. Untuk mendidik suatu klub sebaiknya dipenuhi
syarat berikut ini:
1. Mempunyai anggota 5-10 orang;
2. Sebaiknya rentang usia anggota 17-79 tahun;
3. Harus dibimbing oleh pemimpin kelompok yang terlatih
yang berpengalaman pada terapi tawa dengan syarat
pemimpin kelompok yang terlatih adalah yang memiliki
pribadi menarik, humoris, luwes, serta tidak kaku;
4. Terapi tawa dilakukan pada pagi dan sore hari. Siang
hari tidak dilakukan karena dianggap kurang baik;
5. Terapi tawa sebaiknya dilakukan secara periodik, jika
dilakukan dua kali sehari maka lakukanlah pada pagi
hari dan sore hari;
6. Agar cepat terasa manfaatnya, bagi anggota klub
sebaiknya dilakukan 3-4 kali dalam seminggu. Jika hal
seperti ini dilakukan, maka hanya dengan satu bulan
semua anggota klub sudah merasakan manfaatnya.
7 PROSEDUR KERJA Tahapan Terapi Tawa
Satu sesi terapi tawa adalah kombinasi antara latihan
pernapasan, peregangan dan berbagai teknik tawa stimulus.
Biasanya satu sesi membutuhkan waktu antara 20-30 menit,
sedangkan satu putaran tawa memakan waktu antara 30-40
menit. Tahapan tersebut adalah:
1. Pertama, pemanasan dengan tepuk tangan serempak
semua anggota klub sambil mengucapkan ho ho ho.....ha
ha ha..... . Tepuk tangan di sini sangat bermanfaat bagi
peserta karena saraf-saraf di telapak tangan akan ikut
terangsang sehingga menciptakan rasa aman dan
meningkatkan energi dalam tubuh;
2. Kedua, pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa
yang dilakukan semua cabang-cabang olahraga pada
awal latihan yaitu melakukan pernapasan dengan
mengambil napas melalui hidung lalu napas ditahan
selama 15 detik dengan napas perut. Kemudian
dikeluarkan perlahan-lahan melalui mulut, hal ini
dilakukan 5 kali berturut-turut;
3. Ketiga, memutar engsel/sendi bahu ke depan dan ke arah
belakang. Kemudian menganggukkan kepala ke bawah
sampai dagu hampir mnyentuh dada, lalu mendingakkan
kepala k atas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan ke
kanan.
Melakukan gerakan ini harus dilakukan secara perlahan,
tidak dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar
leher karena bisa terjadi cidera pada otot leher.
Peregangan dilakukan dengan memutar pinggang ke arah
kanan kemudian ditahan beberapa saat, kemudian
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

memutar ke arah kiri dan ditahan beberapa saat, lalu


kembali ke posisi semula. Peregangan ini juga dapat
dilakukan dengan otot bagian tubuh lainnya. Semua
gerakan ini masing-masing dilakukan 5 kali;

4. Keempat, setelah melakukan latihan leher, bahu, dan


peregangan, kita masuk ke tawa semangat. Dalam tawa
ini pemimpin kelompok yang terlatih memberikan aba-
aba untuk memulai tawa, 1...2...3.... semua anggota klub
tertawa serempak, diharapkan jangan ada yang tertawa
terlebih dahulu atau belakangan, harus kompak seperti
nyanyian koor. Dalam tawa ini tangan diangkat ke atas
beberapa saat lalu diturunkan dan diangkat kembali,
sedangkan kepala agak mendongak ke belakang.
Melakukan tawa ini harus bersemangat. Jika tawa
bersemangat mau berakhir, maka sang pemimpin
kelompok yang terlatih mengeluarkan kata-kata ho...ho...
ho...ha...ha...ha... beberapa kali sambil bertepuk tangan;
5. Setiap selesai melakukansatu tahap dianjurkan menarik
napas secara pelan dalam;
6. Kelima, Tawa Sapaan, pemimpin kelompok yang terlatih
memberikan aba-aba agar peserta tawa tertawa dengan
suara sedang sambil mendekat dan bertegur sapa satu
sama lainnya. Dalam melaksanakan sesi ini mata peserta
diharapkan saling memandang satu sama lainnya. Peserta
dianjurkan menyapa sambil tertawa pelan, cara menyapa
ini sesuai dengan kebiasaan kita masing-masing atau
budaya masing-masing orang. Setelah itu kita menarik
napas secara pelan dan dalam;
7. Keenam, Tawa Penghargaan, dimana para peserta
membuat lingkaran kecil dengan menghubungkan ujung
jari telunjuk dengan ibu jari. Kemudian tangan
digerakkan kedepan dan kebelakang sekaligus
memandang anggota lainnya dengan melayangkan tawa
yang manis sehingga kita kelihatan memberi
penghargaan kepada yang kita tuju. Kemudian bersama-
sama dengan pemimpin kelompok yang terlatih
mengucapkan ho..ho..ho..ha.. ha..ha.. sekaligus bertepuk
tangan. Setelah melakukan terapi tawa ini kembali
menarik nafas secara pelan dan dalam agar kembali
tenang.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

8. Ke tujuh, sesi ini adalah Tawa Satu Meter, dimana


tangan kita dijulurkan ke samping tegak lurus dengan
badan, sementara tangan kanan melakukan gerakan
seperti melepas anak panah, lalu tangn ditarik ke
belakang seperti menarik anak panah dan dilakukan
dalam tiga gerakan pendek seraya mengucapkan
ae...ae...ae... lalu tertawa lepas seraya merentangkan
kedua tangan dan kepala agak mendongak serta tertawa
dari perut. Gerakan seperti ini dilakukan ke arah kiri lalu
ke arah kanan, hal serupa diulangi 2 – 4 kali setelah
selesai kembali menarik nafas secara perlahan dan
dalam.
9. Ke delapan, Tawa Milk Shake, anggota klub seolah-olah
memegang dua gelas berisi susu, yang satu ditangan
kanan dan satu di tangan kiri. Saat pemimpin kelompok
yang terlatih memberikan instruksi lalu susu dituang dari
gelas yang satu ke gelas yang lainnya sambil
mengucapkan Aaeee..... setelah selesai melakukan
gerakan itu, para anggota klub tertawa sambil melakukan
gerak seperti minum susu. Hal ini serupa dilakukan
sebanyak empat kali, lalu bertepuk tangan seraya
mengucapkan ho..ho..ho..ha..ha..ha.. kembali lakukan
tarik nafas dalam dan pelan.
10. Ke sembilan: Tawa Hening tanpa suara, harus dilakukan
hati-hati sebaba tawa ini tidak bisa dilakukan dengan
tenaga berlebihan, dapat berbahaya jika beban di dalam
perut mendapatkan tekanan secara berlebihan. Dalam
melakukan gerakan ini perasaan lebih banyak berperan
daripada penggunaan energi berlebihan. Pada tawa ini
mulut dibuka selebar-lebarnya seolah-olah tertawa lepas
tanpa suara, sekaligus saling memandang satu sama
lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan telapak
tangan serta menggerak-gerakkan kepala dengan mimik-
mimik lucu. Dalam melakukan tawa hening ini otot-otot
perut bergerak cepat seperti melakukan gerakan tawa
lepas. Kemudian menrik nafas dalam dan pelan,
11. Ke sepuluh, Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup,
ini adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan
sebab tertawa tanpa suara, sekaligus mengatupkan mulut
yang dipaksakan akan berdampak buruk karena
menambah tekanan yang tidak baik dalam rongga perut.
Dalam pelaksanaan gerakan ini peserta dianjurkan
bersenandung hmmm... dengan mulut tetap tertutup,
sehingga akan terasa bergema di dalam kepala. Dalam
melakukan senandung ini diharapkan semua peserta
saling berpandangan dan saling memuat gerakan-gerakan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

yang lucu sehingga memacu peserta lain semakin


tertawa. Kemudian kembali menarik nafas dalam dan
pelan.
12. Ke sebelas: Tawa Ayunan, merupakan tawa yang banyak
digemari para klub tawa karena tawa ini seakan-akan
bermain-main dan kompak peserta klub harus
mendengar aba-aba dari pemimpin kelompok yang
terlatih, dan peserta dalam gerakan ini lebih baik
berbentuk lingkaran. Peserta disuruh mundur dua meter
sambil tertawa, untuk memperbesar lingkaran dan
kemudian maju kembali sekaligus mengeluarkan ucapan
aee..aee...aee... dan seluruhnya mengangkat tangan dan
serempak tertawa lepas dan pada saat yang sama semua
bertemu ditengah-tengah dan melambaikan tangan
masing-masing. Tahap berikutnya mereka kembali ke
posisi semula, dan melanjutkan gerakan maju ke tengah
dan mengeluarkan ucapan aee...ooo...ee...uu.. dan
sekaligus tertawa lepas dan serupa dilakukan bisa sampai
empat kali, setelah selesai menarik nafas dalam dan
pelan.
13. Ke duabelas, Tawa Singa, merupakan tawa yang sanat
bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah dan memperkuat
kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kelenjar
tiroid seklaigus menjadikan peserta klub menghilangkan
rasa malu dan takut. Dalam gerakan ini mulut dibuka
lebar-lebar dan lidah dijulurkan keluar semaksimal
mungkin, mata dibuka dibuka lebar-lebar seperti
melotot, dan tangan diangkat ke depan dimana jari-jari
dibua seperti akan mencakar,seolah-olah seperti singa
mau mencakar mangsanya. Pada saat itulah peserta klub
tertawa dari perut, setelah selesai lakukan kembali
gerakan menarik nafas secara dalam dan pelan.
14. Ke tigabelas, Tawa Ponsel, dimana peserta klub dibagi
dalam dua kelompok yang saling berhadapan, dan
masing-masing seolah-olah memegang handphone.
Dengan aba-aba pemimpin kelompok yang terlatih
mereka disuruh saling menyeberang sambil memegang
handphone, pada saat itulah peserta klub tertawa sambil
saling berpandangan dan setelah itu kembali lagi ke
posisi semula dan tarik nafas dalam dan pelan.
15. Keempat belas, Tawa Bantalan, dimana anggota klub
dibagi dalam dua bagian yang bersaing dengan dibatasi
jarak. Biasanya mereka dibagi denga kelompok
perempuan dan laki-laki. Dalam kelompok itu mereka
saling berpandangan sekaligus tertawa dan saling
menuding denganjari telunjuk kepada kelompok yang
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

berada dihadapannya. Gerakan ini sangat menarik para


peserta karena akan bisa tertawa lepas, kemudian tarik
napas dalam dan pelan;
16. Ke lima belas, Tawa Memaafkan, peserta klub
memegang kuping telinga masing-masing sekaligus
menyilangkan lengan dan berlutut diikuti dengan tawa.
Tawa memaafkan ini mengajarkan kepada kita ada
perselisihan terhadap orang lain maka diajarkan harus
memaafkan, dan setelah itu tarik napas dalam dan pelan;
17. Ke enam belas; Tawa Bertahap, di sini pemimpin
kelompok yang terlatih menginstruk-sikan agar semua
anggota klub mendekatinya. Dalam sesi ini pemimpin
kelompok yang terlatih mengajak anggotanya untuk
tersenyum kemudian bertahap menjadi tertawa ringan,
berlanjut menjadi tertawa sedang dan terakhir menjadi
tertawa lepas penuh semangat. Dalam melakukan tawa
ini sesama anggota saling berpandangan dari anggota
yang lain ke anggota yang lainnya juga. Tawa ini
dilaukan selama satu menit. Setelah selesai tarik napas
dalam dan pelan, setelah tertawa selesai akan terasa
sekali bahwa badan kita akan segar.
Tahapan Praktis Terapi Tawa:
1. Pemanasan dengan tepuk tangan serentak semua anggota
sambil mengucapkan ho..ho..ho..ha..ha..ha

2. Melakukan teknik pernapasan dengan mengambil nafas


melalui hidung, ditahan selama 15 detik dengan
pernapasan perut kemudian keluarkan perlahan-lahan
melalui mulut. Hal ini dilakukan lima kali berturut-turut.
3. Memutar engsel bahu ke arah depan dan ke belakang,
menganggukan kepala ke bawah sampai dagu hampir
menyentuh dada lalu mendongakkan kepala ke atas
belakang lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Gerakan ini
dilakukan secara perlahan. Lakukan peregangan dengan
memutar pinggang ke arah kanan ditahan beberapa saat
kemudian memutar ke arah kiri dan tahan beberapa saat,
lalu kembalikan ke posisi semula. Semua gerakan ini
dilakukan lima kali.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

4. Melakukan tawa semangat. Dalam tawa ini, pemimpin


kelompok yang terlatih memberikan aba-aba untuk
memulai tawa 1, 2, 3... semua anggota klub tertawa
serentak. Dalam tawa ini, tangan diangkat ke atas
beberapa saat lalu diturunkan lalu diangkat kembali
sedangkan kepala agak mendongak kebelakang. Tahap
ini diakhiri dengan sang pemimpin kelompok yang
terlatih dan anggota bertepuk tangan sambil menarik
nafas dalam dan pelan.
5. Melakukan tawa sapaan. Ada tahap ini pemimpin
kelompok yang terlatih memberikan aba-aba agar
anggota tertawa dengan suara sedang sambil mendekat
dan bertegur sapa satu sama lain. Pada sesi ini mata
peserta diharapkan saling memandang, sesi ini diakhiri
dengan mearik nafas dalam dan pelan.
6. Melakukan tawa penghargaan anggota membuat
lingkaran kecil, masing-masing menghubungkan ujung
jari telunjuk dengan ibu jari. Kemudian jarak digerakkan
kedepan dan ke belakang sambil memandang anggota
lainnya dengan melayangkan tawa yang manis sehingga
terlihat saling memberikan penghargaan. Tahap ini
diakhiri dengan pemimpin kelompok yang terlatih
bertepuk tangan dan anggota menarik nafas dalam dan
pelan.
7. Melakukan tawa bersenandung dengan bibir tertutup.
Tawa ini harus dilakukan dengan hati-hati karena
menambah tekanan yang tidak baik pada rongga perut,
dalam pelaksanaan ini anggota dianjurkan bersenandung
hmm....hmm....hmm... dengan mulut tetap tertutup
sehingga terasa bergema di dalam kepala. Anggota
diharapkan saling berpandangan dan membuat gerakan-
gerakan lucu sehingga memicu anggota-anggota lain
tertawa. Tawa ini di akhiri dengan menarik nafas dalam
dan pelan.
8. Melakukan ponsel. Tawa ini dilakukan dengan cara
saling berhadapan dan masing-masing seolah-olah
memegang handphone. Pada saat itulah anggota tertawa
sambil saling berpandangan dan medekat setelah itu
kembali ke posisi semula. Setealah itu di akhiri dengan
menarik nafan dalam dan pelan.
9. Melakukan tawa bantahan. Anggota dibagi dua bagian
atau kelompok yang saling bersaing dan dibatasi jarak.
Dalam kelompok ini saling berpandangan sambil tertawa
dan saling menuding dengan jari telunjuk kepada
kelompok di depaannya, setelah selesai menarik nafas
perlahan dan dalam agar tenang dan senang.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

10. Melakukan tawa bertahap. Disini pemimpin kelompok


yang terlatih menginstruksikan agar semua anggota
mendekatinya. Pemimpin kelompok yang terlatih
mengajak anggotanya untuk tersenyum kemudian
bertahap menjadi tertawa ringan berlanjut tertawa sedang
dan terakhir tertawa lepas dan penuh semangat. Tawa ini
dilakukan saling berpandangan. Kegiatan ini dilakukan
selama satu menit. Setelah selesai menarik nafas dalam
dan pelan.
11. Melakukan tawa dari hati ke hati. Tawa ini merupakan
sesi terakhir. Semua anggota saling berpegangan tangan
sambil berdekatan sekaligus bersama-sama tertawa
dengan saling bertatapan dengan perasaan lega. Anggota
bisa saling bersalaman atau berpelukan sehingga
menjalin keakraban yang mendalam.
Setelah selesai melakukan terapi tawa masing-masing
anggota mengakhirinya dengan cara melakukan tawa secara
spontan selama lima menit dan menarik nafas dalam dan
pelan.
8. HASIL Evaluasi verbal: dalam evaluasi verbal setelah mengikuti
terapi tawa maka seseorang akan menyatakan bahwa dirinya
merasa segar, bebas dari stres, badan lebih rileks dan tenang.

Hal – hal yang perlu diperhaatikan :


Teknik Supaya Mudah Tertawa
1. Membuat klub tawa minimal 5 orang, jika bisa lebih banyak akan lebih
mudah tertawa;
2. Pada saat tertawa dianjurkan peserta terapi tawa salling berpandangan
sebabb tertawa saling berpandangan akan memicu tawa dari dalam diri
kita, karena setiap orang mempunyai ciri khas tawa masing-masing, hal ini
akan menciptakan tawa yang lepas, demikan pula tawa juga akan mudah
menular;
3. Saat tertawa kedua tangan ke atas tegak lurus, posisi seperti ini membuat
kita mudah tertawa dan rasa melu serta takut juga akan hilang;
4. Tertawa lebih mudah muncul jika serempak dilakukan semua peserta
setelah diberi aba-aba oleh tutor.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 4: Materi

TERAPI TAWA

a. Pengertian Terapi Tawa


Terapi tawa adalah ekspresi jiwa atau emosionalyang diperlihatkanmelalui
raut wajah danbunyi-bunyian tertentu. Tertawa secara fisiologis dapatdiibagi
menjadi dua, yaitu satu setgerakan dan produk suara (Muhammad, 2011).Tertawa
merupakan tindakan yang sehat danmemberi tambahan oksigen bagi sel
danjaringan. Sebaliknya, merasa dan berperilakumurung
mengakibatkanpengurangan oksigendalam darah. Sel-sel darah menjadi lapar
dankosong,menghasilkan depresi, kecemasan,dan kemarahan (Plutchik, 2002).
Otak yangdialiri darah beroksigen tinggi akan bekerjalebih baik daripada saat
kekurangan oksigen.

b. Betuk-bentuk Terapi Tawa


Adapun beberapa lafal tawa yaitu.
1. Tawa sapaan
2. Tawa penghargaan
3. Tawa satu meter
4. Tawa Milk Shake
5. Tawa hening tanpa suara
6. Tawa bersenandung dengan bibir tertutup
7. Tawa ayunan
8. Tawa singa
9. Tawa ponsel
10. Tawa bantahan
11. Tawa memaafkan
12. Tawa berharap

c. Manfaat Terapi Tawa


1. Untuk mententramkan hati dari rasa resah dan gelisah.
2. Menghilangkan ketegangan
3. Menyembuhkan sakit kepala
4. Membantu menyembuhkan penyakit tekanan darah tinggi dan kanker
5. Menghilangan stress
6. Mengurangi asma dan bronchitis
7. Mencegah penyakit jantung
8. Memperlancar peredaran darah
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

9. Meningkatkan relaksasi tubuh dengan cara melatih jantung, paru-paru, otot


perut, dada, bahu, mengaktifkan sistem endokrin (merangsang susunan
saraf pusat) dan memperlancar peredaran darah tubuh
10. Menjadikan hidup lebih nyaman, senang, tenang, dan sehat serta rileks
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

MANFAAT
DEFINISI
Terapi tawa adalah ekspresi jiwa 1. Untuk mententramkan hati dari
atau emosionalyang rasa resah dan gelisah.
2. Menghilangkan ketegangan
diperlihatkanmelalui raut wajah
3. Menyembuhkan sakit kepala
TERAPI TAWA danbunyi-bunyian tertentu 4. Membantu menyembuhkan
penyakit tekanan darah tinggi
dan kanker
BENTUK TERAPI TAWA 5. Menghilangan stress
1. Tawa sapaan 6. Mengurangi asma dan bronchitis
2. Tawa penghargaan 7. Mencegah penyakit jantung
3. Tawa satu meter 8. Memperlancar peredaran darah
4. Tawa Milk Shake 9. Meningkatkan relaksasi tubuh
5. Tawa hening tanpa suara dengan cara melatih jantung,
6. Tawa bersenandung dengan bibir paru-paru, otot perut, dada, bahu,
tertutup mengaktifkan sistem endokrin
7. Tawa ayunan (merangsang susunan saraf
Oleh
8. Tawa singa pusat) dan memperlancar
Mahasiswa Program Studi
9. Tawa ponsel peredaran darah tubuh
Pendidikan Ners Fakultas
10.Tawa bantahan 10.Menjadikan hidup lebih nyaman,
Keperawatan Universitas Jember
11.Tawa memaafkan senang, tenang, dan sehat serta
12.Tawa berharap rileks.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PERGURUAN TINGGI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

Anda mungkin juga menyukai