Anda di halaman 1dari 12

1 LAPORAN UMPAN BALIK PENGENDALIAN LAPANGAN & PELAYANAN KONTRASEPSI JUNI 2016

PERWAKILAN BKKBN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Batasan
Pengertian...1 II CAKUPAN LAPORAN Cakupan Laporan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan Cakupan Petugas KB yang Melapor Cakupan Kelompok Kegiatan Cakupan Tempat
Pelayanan KB...10 III PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA
BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA Peserta KB Baru Hasil Pelayanan Peserta KB Lama Peserta
KB Aktif Unmet Need Kelompok Kegiatan Ketahanan Keluarga Pusat Informasi dan Komseling Remaja/
Mahasiswa Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Hasil Kegiatan Operasional
Koordinasi Lapangan IV PENUTUP LAMPIRAN i

4 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 52 tahun 2009 dalam rangka pengendalian penduduk
dan pembangunan keluarga. Selanjutnya fungsi BKKBN dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
87 tahun 2014 yang menyatakan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga serta penyelenggaraan keluarga berencana memerlukan data dan informasi keluarga yang
dikelola dalam suatu Sistem Informasi Kelurga (SIGA ). SIGA sangat diperlukan dalam pengendalian dan
pengelolaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). 1.2
Tujuan Penyusunan laporan Umpan Balik bulan Juni tahun 2016 ini bertujuan untuk memudahkan para
pengguna data dalam mendapatkan data dan informasi pencapaian program KKBPK sampai dengan
bulan Juni tahun 2016 terutama kegiatan operasional, pembinaan ketahanan keluarga, kesejahteraan
keluarga, pembinaan PUS dan kesertaan ber KB. Laporan ini juga bermanfaat sebagai acuan untuk
perencanaan kegiatan program KKBPK di bulan-bulan berikutnya. 1.3 Batas pengertian Berikut ini
merupakan beberapa pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam Laporan Umpan Balik
Pengendalian Lapangan dan Pelayanan Kontrasepsi tahun 2016,yaitu : 1. Pasangan Usia Subur (PUS)
adalah pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang istrinya berumur antara 15
sampai dengan 49 tahun. a. Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini
menggunakan salah satu metode kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. b. PUS Bukan Peserta KB
adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini tidak sedang menggunakan salah satu metode
kontrasepsi dikarenakan : 1) Hamil 2) Ingin Anak Segera adalah PUS yang belum punya anak atau punya
anak pertama berumur minimal 3 tahun, menginginkan anak kurang dari 2 tahun 3) Ingin Anak Ditunda
adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun dan sedang tidak
menggunakan kontrasepsi, masih menginginkan anak tetapi ditunda (2 tahun ke atas) 4) Tidak Ingin
Anak Lagi adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun tidak
menginginkan anak lagi 2. Peserta KB Baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali
menggunakan metode kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan metode
kontrasepsi setelah melahirkan/ keguguran. 1

5 3. Peserta KB Baru Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I) adalah pasangan usia subur dari
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang baru pertama kali menggunakan metode
kontrasepsi, dan atau yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah melahirkan/ keguguran.
4. Pelayanan Peserta KB Ulang adalah tindakan kepada peserta KB, meliputi penanganan kasus
kompilkasi berat, penanganan kasus kegagalan, pencabutan IUD dan implant,pelayanan ganti cara,
serta pelayanan kontrasepsi ulang,dengan penjelasan sebagai berikut: Pelayanan Komplikasi Berat
adalah pelayanan terhadap gangguan kesehatan akibat pemakaian metode kontrasepsi, yang harus
dilayani secara intensif dan perlu rawat inap di Rumah Sakit; Pelayanan Kegagalan adalah pelayanan
terhadap terjadinya kehamilan pada peserta KB yang masih memakai kontrasepsi; 5. Fasilitas Kesehatan
KB (Faskes KB) adalah fasilitas yang mampu dan berwenang memberikan pelayanan Keluarga
Berencana, berlokasi dan terintegrasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau tingkat lanjutan, yang
dikelola dan pemerintah, pemerintah daerah, dan atau swasta (termasuk masyarakat). 6. Jejaring
Fasilitas Kesehatan KB adalah fasilitas kesehatan KB yang menginduk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama, terdiri dari: a) Puskesmas Pembantu (Pustu) b) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) c) Pos
Kesehatan Desa (Poskedes) d) Pos Bersalin Desa (Polindes) e) Praktik Bidan f) Praktik Dokter (bagi yang
belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan) 7. Praktik Dokter/Praktik Bidan Mandiri adalah dokter atau
bidan yang melaksanakan praktik secara mandiri/perorangan. 8. Petugas Penghubung Praktik
Dokter/Praktik Bidan Madiri adalah PLKB/PKB atau petugas yang ditunjuk sebagai pengumpul data hasil
pelayanan kontarasepsi oleh Praktik Dokter/Praktik Bidan Mandiri yang berada di wilayah kerjanya. 9.
Status Fasilitas Kesehatan KB adalah status pemilikan atau pengelolaan Faskes KB yang dibedakan atas 2
(dua) macam pemilikan, yaitu : Pemerintah dan Swasta. Fasilitas Kesehatan KB Pemerintah adalah
fasilitas kesehatan KB yang dikelola dan dibiayai oleh pemerintah. Misalnya: Faskes KB milik
Pemerintah/Pemda (seperti Puskesmas/Rumah Bersalin/Rumah Sakit), Faskes KB milik TNI, Faskes KB
milik POLRI,dan Faskes KB milik instansi pemerintah lainnya. Fasilitas Kesehatan Swasta adalah fasilitas
kesehatan KB yang dikelola dan dibiayai oleh Swasta da atau LSOM. Misalnya : Faskes KB milik NU,
Faskes KB milik Muhammadiyah, Faskes KB milik PGI, Faskes KB milik PERDHAKI, Faskes KB milik Walubi,
Faskes KB milik Hindu, Faskes KB milik Perusahaan, dan Faskes KB milik swasta lainnya. 2

6 10. Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan wadah kegiatan beranggotakan yang
keluarga yang memiliki anak balita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan
atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak balita melalui
rangsangan/ stimulasi baik secara fisik, mental, sosial emosional dan intelektualnya. 11. Kelompok Bina
Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak dan remaja
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam
pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja melalui komunikasi efektif antara orang
tua dan anak remaja. 12. Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL) merupakan kelompok
kegiatan untuk membina keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kepedulian dan peran keluarga
dalam mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. 13. Kelompok Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah wadah
kegiatan ekonomi yang beranggotakan keluarga, terutama keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga
Sejahtera I (KS I), yang saling berinteraksi untuk melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif dalam
upaya meningkatkan pendapatan keluarga kecil bahagia sejahtera. 14. Pusat Informasi dan Konseling
Remaja/ Mahasiswa (PIK -R/M) adalah suatu wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan
kehidupan berkeluarga bagi remaja/ mahasiswa yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/ mahasiswa
guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi
remaja/ mahasiswa serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. a. Pusat Informasi dan Konseling
Remaja/ Mahasiswa (PIK -R/M) Tahap Tumbuh Indikator PIK R/M Tahp Tumbuh sebagai berikut : a.
Materi khusus yang dikuasai oleh Pengelola/Pendidik Sebaya : 1. 8 fungsi keluarga 2. pendewasaan usia
perkawinan (PUP) 3. Triad KRR 4. Keterampilan hidup (Life Skill) b. Kegiatan yang dilakukan : 1. Di dalam
lingkungan PIK R/M 2. Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam PIK-R/M 3. Menggunakan
media cetak (majalah dinding, leaflet, poster dll) 4. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan c. Sarana,
prasarana dan SDM : 1. Ada ruang sekretariat 2. Memiliki papan nama dengan ukuran minimal 60 x 90
cm 3. Struktur organisasi pengurus minimal yang terdiri dari Pembina, Ketua, Sekretaris, Bendahara,
Sekdi Program dan Kegiatan, serta minimal 2 orang Pendidik Sebaya 4. Minimal 2 orang pendidik sebaya
yang sudah dilatih/ orientasi (8 fungsi keluarga, pendewasaan usia perkawinan, TRIAD KRR dan
keterampilan hidup). d. Jaringan dan Kemitraan 3

7 1. PIK R/M Tahap Tumbuh harus memiliki kerjasama dengan stakeholder di lingkungannya, misalnya :
a. Lurah/ kades dan TOMA untuk PIK R/M jalur kemasyarakatan b. TOGA untuk PIK R/M jalur
keagamaan c. Kepala Sekolah, Dekan Direktur Akademi jalur sekolah, umum/ agama dan perguruan
tinggi d. Puskesmas/ Pustu terdekat dengan PIK R/M sebagai tempat rujukan medis 2. PIK R/M Tahap
Tumbuh harus menjalin kemitraan dengan mitra kerja (organisasi kepemudaan, kemasyarakatan,
kemahasiswaan, organisasi profesi dan kesiswaan). e. Meresmikan pembentukan PIK R/M (launching)
yang diperkuaat dengan Surat Keputusan (SK) dari pembina PIK R/M yang bersangkutan. b. Pusat
Informasi dan Konseling Remaja/ Mahasiswa (PIK -R/M) Tahap Tegak Indikator PIK R/M Tahap Tegak
sebagai berikut : a. Materi khusus yang dikuasai oleh Pengelola/Pendidik Sebaya sama dengan PIK R/M
Tahap Tumbuh ditambah dengan Keterampilan Advokasi dan KIE b. Kegiatan yang dilakukan sama
dengan PIK R/M Tahap Tumbuh ditambah dengan melakukan kegiatan kegiatan yang dapat menarik
minat remaja untuk datang ke PIK R/M misalnya jambore remaja, lintas alam/outbond,bedah buku,
bedah film dsb. c. Sarana, prasarana dan SDM sama dengan PIK R/M Tahap Tumbuh ditambah dengan
adanya Ruang Konseling, 4 orang Pendidik Sebaya yang sudah dilatih/orientasi tentang Substansi Genre,
2 Konselor Sebaya yang sudah dilatih materi pengetahuan dasar konseling dan berlokasi di komunitas
remaja/mahasiswa. d. Jaringan dan Kemitraan sama dengan PIK R/M Tahap Tumbuh ditambah dengan
memperoleh pembinaan dan fasilitasi antara lain oleh Pemprov/Pemkab/Pemkot,Kepala
Sekolah,Rektor/Dekan dll. c. Pusat Informasi dan Konseling Remaja/ Mahasiswa (PIK-R/M) Tahap Tegar
Indikator PIK R/M Tahap Tegar sebagai berikut : a. Materi khusus yang dikuasai oleh Pengelola/Pendidik
Sebaya sama dengan PIK R/M Tahap Tegak ditambah dengan Pengembangan materi sesuai kebutuhan
PIK R/M b. Kegiatan yang dilakukan sama dengan PIK R/M Tahap Tegak ditambah dengan terlibat dalam
kegiatan sosial misalnya pelayanan kesehatan, kebersihan lingkungan dan kampanye Perilaku Hidup
Berwawasan Kependudukan (PHBK dll. c. Sarana, prasarana dan SDM sama dengan PIK R/M Tahap
Tegak ditambah dengan adanya Ruang Pertemuan, 4 orang Pendidik Sebaya yang sudah
dilatih/orientasi tentang Substansi Genre, 4 Konselor Sebaya yang sudah dilatih materi pengetahuan
dasar konseling,memiliki hotline/sms konseling, memiliki perpustakaan dan sarana prasarana jaringan
internet. d. Jaringan dan Kemitraan sama dengan PIK R/M Tahap Tegak ditambah dengan sudah
mempunyai PIK R/M binaan (Tumbuh/Tegak) dan telah terintegrasi dengan kelompok BKR. 4

8 15. Kelompok Kegiatan (Poktan) adalah wadah kegiatan Program Kependudukan, Keluarga berencana
dan Pembangunan Keluarga yang berkaitan dengan Penundaan Usia Perkawinan, Pengaturan Kelahiran,
Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga. 16. Keluarga yang menjadi
Sasaran Kelompok kegiatan adalah Keluarga yang mempunyai anak Balita, keluarga yang mempunyai
anak Remaja, dan Keluarga yang mempunyai Lanjut Usia. 17. Keluarga yang menjadi kelompok kegiatan
adalah keluarga yang ikut dalam kelompok kegiatan yang bersangkutan. 18. Keluarga Sejahtera adalah
keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. a.
Seluruh Keluarga adalah jumlah seluruh tahapan keluarga dari KPS,KS I,KS II,KS III dan KS III+. b. Keluarga
Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memnuhi kebutuhan dasarnya (basic need)
secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang,papan, kesehatan dan pendidikan. c. Keluarga
Sejahtera Tahap I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memnuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio
psychological needs), seperti kebutuhan ibadahm makan protein hewani, pakaian, ruang untuk interaksi
keluarga, dalam keadaan sehat, mempunyai penghasilan, bisa baca tulis latin dan keluarga berencana.
19. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 bulan di Indonesia yang telah membayar iuran. Peserta dalam petunjuk teknis ini adalah
pasangan suami istri. 20. Pasangan Usia Subur (PUS) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
Nasional meliputi PUS peserta JKN yang tergolong fakir miskin/ tidak mampu. 21. PUS Bukan Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional meliputi PUS peserta JKN yang tidak tergolong fakir miskin
dan tidak mampu. 22. PUS Bukan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional meliputi PUS yang tidak
tergolong fakir miskin dan tidak mampu serta belum mendaftar sebagai peserta JKN. 5

9 BAB II CAKUPAN LAPORAN 2.1 Cakupan Laporan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/
Kelurahan Cakupan Laporan Kabupaten/Kota yang telah melakukan pelaporan rutin secara online pada
bulan Juni 2016 telah mencapai 100%. Tabel 1 Kabupaten/ Kota yang Melapor Secara Online Juni 2016
KABUPATEN/ KOTA % YANG ADA YANG ONLINE BANGKA BELITUNG ,00 Gambaran dari hasil kegiatan
Pengendalian Lapangan dan Pelayanan Kontrasepsi dipengaruhi oleh kelengkapan pemasukan laporan
bulanan, yaitu laporan Rekapitulasi Pengendalian lapangan (Rek.Prov.F/I/Dal/13) dari tingkat provinsi
yang merupakan kompilasi dari Rekapitulasi Laporan Pengendalian Lapangan seluruh kabupaten/ kota
(Rek.Kab.F/I/Dal/13 ) dan laporan Rekapitulasi Laporan Pelayanan Kontrasepsi (Rek.Prov.F/II/KB) dari
tingkat provinsi yang merupakan kompilasi dari Rekapitulasi Laporan Pelayanan Kontrasepsi seluruh
kabupaten/ kota ( Rek.Kab.F/II/KB). Pada Tabel di bawah diketahui bahwa cakupan kecamatan yang
telah melapor secara online telah mencapai 100% (47 kecamatan), terdiri dari 380 desa/ kelurahan
dimana seluruh desa/kelurahan telah tercatat secara online. Tabel 2 Cakupan Laporan Juni 2016 NO
KABUPATEN/KOTA KECAMATAN DESA/KELURAHAN ADA LAPOR % ADA LAPOR % , , , , , , , , , , , , , ,00
JUMLAH , , Cakupan Petugas KB Yang Melapor Pada Tabel 3 dari 36 PPLKB yang ada di seluruh
kabupaten/kota, 35 PPLKB telah melaporkan hasil pengendalian lapangan pada Juni 2016 atau sebesar
97,22%. Dari 141 PLKB/PKB/ Petugas KB Desa/ Kelurahan, seluruhnya telah melaporkan hasil
pengendalian lapangan. Sedangkan untuk PPKBD, dari 399 PPKBD yang ada seluruhnya telah melakukan
pelaporan.untuk Sub PPKBD, dari petugas yang ada sebanyak petugas telah melaporkan hasil
pengendalian lapangan. 6

10 Tabel 3 Cakupan Laporan Petugas KB Yang Melapor Juni 2016 NO WILAYAH ADA LAPOR % LAPOR 1
PPLKB ,22 2 PLKB/PKB/PETUGAS KB DESA/KEL ,00 3 PPKBD ,00 4 SUB PPKBD ,58 Pada Tabel 4 dapat
dilihat bahwa persentase Laporan PPLKB untuk semua kabupaten/ kota mencapai 97,22%. Semua
kabupaten/kota telah melaporkan seluruh PPLKB yang ada kecuali Kabupaten Bangka yang hanya
melaporkan 1 PPLKB dari 2 PPLKB yang ada. Tabel 4 Persentase Laporan PPLKB Juni 2016 NO
KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,22 Untuk cakupan laporan PLKB/ PKB/
Petugas KB Desa/ Kelurahan pada Tabel 5, sebanyak 100% dari petugas yang ada telah melaporkan hasil
pengendalian lapangan. Tabel 5 Persentase Laporan PLKB/ PKB/ Petugas KB Desa/ Kelurahan Juni 2016
NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,00 7

11 Berikut, pada Tabel 6 menunjukkan persentase Laporan PPKBD yang menunjukkan persentase
laporan untuk semua kabupaten/kota telah mencapai 100,00% dari 399 PPKBD yang ada. Tabel 6
Persentase Laporan PPKBD Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH
,00 Tabel 7 menunjukkan informasi mengenai cakupan laporan Sub PPKBD bulan Juni tahun Laporan
Sub PPKBD Kabupaten/ Kota telah mencapai 98,58%%. Kabupaten/Kota yang tidak melaporkan seluruh
Sub PPKBD yang ada adalah Bangka Selatan yang hanya melaporkan 108 dari 128 Sub PPKBD yang ada.
Tabel 7 Persentase Laporan Sub PPKBD Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , ,
,00 JUMLAH , Cakupan Kelompok Kegiatan a. Kelompok BKB yang terdata ada sebanyak 445 kelompok,
sedangkan kelompok BKB yang melapor sebanyak 434 kelompok atau sebesar 97,53%.Berikut rincian
dari masing-masing kabupaten/kota : Tabel 8 Persentase Laporan BKB Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA
ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,53 8

12 b. Kelompok BKR yang melapor sebanyak 246 kelompok dari 265 kelompok yang ada atau sebesar
92,83%. Kabupaten/ Kota yang laporannya belum mencapai 100% yaitu Bangka, Bangka Barat dan
Belitung Timur. Tabel 9 Persentase Laporan BKR Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR
, , , , , , ,00 JUMLAH ,83 c. Kelompok BKL yang melapor sebanyak 275 kelompok dari 289 kelompok yang
ada atau sebesar 95,16%. Berikut persentase Laporan BKL bulan Juni tahun Tabel 10 Persentase
Laporan BKL Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,16 d.
Kelompok UPPKS yang melapor sebesar 94,83% dari 290 kelompok yang ada. Persentase dari tiap
kabupaten/ kota dapat dilihat di Tabel 11. Tabel 11 Persentase Laporan UPPKS Juni 2016 NO
KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,83 9

13 2.4 Cakupan Laporan Tempat Pelayanan KB Laporan Faskes KB Pemerintah yang masuk pada bulan
Juni 2016 telah mencapai 100,00% dari 129 Faskes KB Pemerintah. Berikut adalah rincian dari setiap
kabupaten/ kota : Tabel 12. Cakupan Faskes KB Pemerintah Kabupaten/ Kota Juni 2016 NO
KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,00 Dari 11 Faskes KB Swasta yang ada,
semua Faskes telah tercatat dalam laporan bulan Juni. Berikut data dari setiap kabupaten/ kota : Tabel
13. Cakupan Faskes KB Swasta Kabupaten/ Kota Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR
0 0 0, , , , , , ,00 JUMLAH ,00 Faskes Jejaring Praktik Dokter yang telah tercakup dalam laporan bulan Juni
sebesar 84,51% dari 71 Jejaring Praktik Dokter. Jejaring Praktek Dokter yang belum melapor 100% yaitu
Bangka yang melaporkan 13 dari 15 Praktik Dokter dan Belitung Timur yang melaporkan 5 dari 14
Praktik Dokter yang ada. Tabel 14. Cakupan Faskes Jejaring Praktik Dokter Kabupaten/ Kota Juni 2016
NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,51 10

14 Pada Tabel 15 dapat dilihat dari 128 Faskes Jejaring Praktik Bidan yang ada, sebesar 83,59%
diantaranya telah tercakup dalam laporan Juni Tabel 15. Cakupan Faskes Jejaring Praktik Bidan
Kabupaten/ Kota Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,59
Sedangkan untuk Faskes Jejaring Lainnya pada Tabel 16 sebanyak 134 dari 139 Faskes yang ada telah
melapor hasil Pelayanan Kontrasepsi. Tabel 16. Cakupan Faskes Jejaring Lainnya Kabupaten/ Kota Juni
2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR , , , , , , ,00 JUMLAH ,40 11

15 BAB III PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN


PEMBANGUNAN KELUARGA Evaluasi pelaksanaan program KKBPK perlu dilakukan untuk melihat
perkembangan pencapaian program KKBPK selama kurun waktu tertentu. Pengukuran tingkat
perkembangan dilakukan terhadap indikator atau variabel yang mempengaruhi perkembangan KKBPK,
seperti jumlah peserta KB Baru (PB), Komplikasi dan Kegagalan, Peserta KB Aktif (PA) dan Umnet Need,
pembentukan dan kesertaan Kelompok Ketahanan Keluarga serta Pusat Informasi dan Konseling bagi
Remaja dan Mahasiswa (PIK-RM). 3.1 PESERTA KB BARU Pencapaian Peserta KB Baru (PB) Pencapaian
peserta KB Baru terhadap PPM Peserta KB Baru sampai dengan Juni 2016 masingmasing kontrasepsi
dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 17 Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi s.d Juni 2016
METODE PPM-PB PENCAPAIAN PB KONTRASEPSI TAHUN 2016 PB % THD PPM % THD JUMLAH PB 1. IUD
,78 6,78 2. MOW ,80 2,09 3. IMPLANT ,86 10,90 4. SUNTIKAN ,35 52,23 5. PIL ,93 22,49 6. MOP ,00 0,11
7. KONDOM ,78 5,40 JUMLAH ,59 100,00 MKJP ,81 19,89 METODE KB PRIA ,07 5,51 Pencapaian Peserta
KB sampai dengan Juni 2016 dapat dilihat dari Tabel 17 yang menunjukkan bahwa Pencapaian Peserta
KB Baru mencapai 43,59% dari PPM atau sebanyak peserta. Untuk peserta KB MKJP adalah sebanyak
peserta atau 19,89% dari jumlah PB, sedangkan Peserta KB Pria dilaporkan sebanyak 5,51% dari jumlah
Peserta KB Baru atau peserta. 12

16 MOP; 0,11% KONDOM; 5,40% IUD; 6,78% MOW; 2,09% PIL; 22,49% IMPLANT; 10,90% SUNTIKAN;
52,23% Gambar 1. Kontribusi Metode Kontrasepsi terhadap Jumlah Peserta KB Baru Pada Gambar 1
dapat diketahui bahwa kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh Peserta KB Baru yaitu Suntikan
sebanyak 52,23% dari jumlah Peserta KB Baru. Metode kontrasepsi terbanyak kedua yang digunakan
yaitu Pil sebesar 22,49% dari jumlah Peserta KB Baru sampai dengan Juni Metode kontrasepsi yang
paling sedikit digunakan yaitu MOP dengan persentase sebesar 0,11% dari jumlah Peserta KB Baru.
400,00 350,00 353,78 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 43,80 29,86 58,35 28,93 55,00 28,78
0,00 IUD MOW IMPLANT SUNTIKAN PIL MOP KONDOM Gambar 2. Pencapaian Peserta KB Baru per
Metode Kontrasepsi Terhadap PPM Pada Gambar 2 dapat terlihat bahwa IUD merupakan metode
kontrasepsi dengan pencapaian PPM yang paling tinggi sampai dengan Juni 2016 yaitu telah mencapai
353,78% dari PPM. Pencapaian tertinggi kedua yaitu Suntikan dengan pencapaian sebesar 58,35% dari
PPM. Metode Kontrasepsi yang pencapaiannya paling rendah yaitu Kondom yang baru mencapai
28,78% dari PPM. 13

17 70,00 65,67 60,00 50,00 49,62 54,46 47,82 40,00 34,19 38,92 36,63 30,00 20,00 10,00 0,00 BANGKA
BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG
Gambar 3. Pencapaian Peserta KB Baru Kabupaten/ Kota Juni 2016 terhadap PPM Gambar 3
menunjukkan Pencapaian Peserta KB Baru Kabupaten/ Kota sampai dengan Juni Pencapaian Peserta KB
Baru Kabupaten/Kota yang paling tinggi adalah Belitung dengan pencapaian 65,67% dari PPM.
Pencapaian tertinggi kedua yaitu Bangka Tengah dengan pencapaian 54,46% dari PPM. Sedangkan
pencapaian Peserta KB Baru yang terendah yaitu di Bangka dengan pencapaian 34,19% dari PPM.
Pencapaian Peserta KB Baru per mix kontrasepsi masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di
Lampiran 7. Pada Tabel 2 di bawah dapat dilihat Pencapaian Peserta KB Baru dari masing-masing
kabupaten/ kota : Tabel 18. Pencapaian Peserta KB Baru Terhadap PPM-Peserta KB Baru s.d Juni 2016
NO KABUPATEN/ KOTA SASARAN PPM- PESERTA KB BARU PESERTA KB BARU % THD PPM , , , , , , ,63
JUMLAH ,59 14

18 Berikut dijelaskan pencapaian masing-masing metode kontrasepsi terhadap PPM, yaitu : a. IUD
Pencapaian Peserta KB Baru IUD terhadap PPM mencapai 353,78%. Pencapaian Peserta KB Baru IUD
kabupaten/kota semuanya telah melebihi PPM dengan pencapaian tertinggi di Bangka Tengah sebesar
873,21% dari PPM. Tabel 19. Pencapaian Peserta KB Baru IUD Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO
KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) , , , , , , , ,78 b. Metode Operasi Wanita (MOW)
Pencapaian Peserta KB Baru MOW mencapai 43,80% dari PPM sampai dengan bulan Juni tahun
Pencapaian tertinggi yaitu di Pangkalpinang yang telah melebihi PPM sebesar 109,52% dari PPM.
Pencapaian terendah yaitu di Bangka Selatan sebesar 10,57% dari PPM. Tabel 20. Pencapaian Peserta
KB Baru MOW Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) , , ,
, , , , ,80 15

19 c. Implant Pencapaian Peserta KB Baru Implant mencapai 29,86% dari PPM. Pencapaian tertinggi
yaitu di Bangka Barat yang mencapai 54,88% dari PPM dan yang terendah di Pangkalpinang yang baru
mencapai 16,87% dari PPM. Tabel 21. Pencapaian Peserta KB Baru Implant Terhadap PPM s.d Juni 2016
NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) , , , , , , , ,86 d. Suntik Pencapaian Peserta KB
Baru Suntik sudah mencapai 58,35% dari PPM. Pencapaian tertinggi yaitu Belitung sebesar 96,12% dari
PPM. Pencapaian terendah yaitu di Bangka sebesar 48,97% dari PPM. Tabel 22. Pencapaian Peserta KB
Baru Suntik Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) , , , , ,
, , ,35 16

20 e. Pil Pencapaian Peserta KB Baru Pil mencapai 28,93% dari PPM sampai dengan Juni Pencapaian
tertinggi yaitu di Belitung yang mencapai 39,60% dari PPM. Pencapaian terendah yaitu Belitung Timur
yang baru mencapai 8,14% dari PPM. Tabel 23. Pencapaian Peserta KB Baru Pil Terhadap PPM s.d Juni
2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) , , , , , , , ,93 f. Metode Operasi Pria
(MOP) Pencapaian Peserta KB Baru MOP terhadap PPM mencapai 55,00%. Pencapaian tertinggi yaitu di
Bangka Tengah yang sudah melebihi PPM sebesar 142,86% PPM dan Belitung Timur yang sudah
mencapai 100,00% PPM. Kabupaten/ Kota yang belum terdapat Peserta KB Baru MOP yaitu Belitung
dan Bangka Selatan. Tabel 24. Pencapaian Peserta KB Baru MOP Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO
KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) , , , , , , , ,00 17

21 g. Kondom Pencapaian Peserta KB Baru Kondom terhadap PPM yaitu sebesar 28,78% dari PPM.
Pencapaian tertinggi yaitu di Belitung sebesar 53,88% dari PPM dan terendah yaitu di Belitung Timur
yang baru mencapai 1,30% dari PPM. Tabel 25. Pencapaian Peserta KB Baru Kondom Terhadap PPM s.d
Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) , , , , , , , , Peserta KB Baru Keluarga
Pra Sejahtera dan Sejahtera I Jumlah PB KS dan KS I Jumlah PB seluruh tahapan KS Gambar 4. Jumlah
Peserta KB Baru KPS dan KS I 18

22 Tabel 26 Peserta KB Baru KPS dan KS I Menurut Metode Kontrasepsi METODE KONTRASEPSI
PENCAPAIAN PB KPS KS I JUNI 2016 % PB KPS & KS I PB % THD JUMLAH PB THD PB SELURUH KPS & KS I
PB KPS & KS I SELURUH TAHAPAN KS TAHAPAN KS 1. IUD 205 7, ,66 2. MOW 100 3, ,81 3. IMPLANT , ,76
4. SUNTIKAN , ,68 5. PIL , ,57 6. MOP 2 0, ,09 7. KONDOM 157 5, ,07 JUMLAH , ,34 MKJP , ,47 METODE
KB PRIA 159 5, ,94 Dari Gambar 4 dan Tabel 26 dapat dilihat perbandingan antara Peserta KB Baru
seluruh tahapan keluarga dan Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I pada masing-
masing metode kontrasepsi. Dari jumlah peserta KB baru sebanyak PB, Peserta KB Baru Keluarga Pra
Sejahtera dan Sejahtera I sebesar 14,34% dari jumlah seluruh Peserta KB Baru atau sebanyak Peserta KB
Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, dari jumlah
Peserta KB Baru MKJP sebanyak peserta, Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I MKJP
berjumlah 786 peserta. MOP; 0,07% KONDOM; 5,67% IUD; 7,41% MOW; 3,61% PIL; 19,73% IMPLANT;
17,30% SUNTIKAN; 46,21% Gambar 5. Kontribusi Metode Kontrasepsi terhadap Jumlah Peserta KB Baru
KPS dan KS I Jumlah Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I sampai dengan Juni 2016
berjumlah peserta. Suntikan masih tetap mendominasi metode kontrasepsi yang digunakan peserta KB
baru dari Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I yaitu sebanyak 46,21% dari jumlah Peserta KB Baru 19

23 Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Metode Kontrasepsi terbanyak ke-dua yang digunakan yaitu
Pil yang digunakan sebanyak 19,73% dari Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I.
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang digunakan sebanyak 28,40% dari jumlah PB KPS dan KS I. Jumlah
Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I per mix kontrasepsi masing-masing
kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran Peserta KB Baru Menurut Jalur Pelayanan Program KB saat ini
diarahkan kepada kemandirian masyarakat dalam memperoleh pelayanan kontrasepsi serta
peningkatan fungsi sektor swasta dalam penyediaan pelayanan kontrasepsi, namun mayoritas peserta
KB masih mendapatkan pelayanan KB dari jalur pemerintah. Sebanyak 45,74% Peserta KB Baru dilayani
di Faskes KB Pemerintah atau sebanyak peserta sampai dengan bulan Juni. Tempat pelayanan
terbanyak kedua yang melayani Peserta KB Baru adalah Jejaring Lainnya yang telah melayani sebanyak
Peserta KB Baru atau sebesar 37,24% dari jumlah Peserta KB Baru. Sedangkan untuk Peserta KB Baru
Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I, sebanyak 82,15% Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan
Sejahtera I dilayani di Faskes KB Pemerintah atau sebanyak peserta. Tempat pelayanan terbanyak kedua
yang melayani Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I adalah Jejaring Lainnya sebanyak
454 peserta KB. Tabel 27. Peserta KB Baru Berdasarkan Tempat Pelayanan s.d Juni 2016 TEMPAT
PELAYANAN HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU KPS DAN KS I
PB % THD JUMLAH PB % THD JUMLAH SELURUH PB SELURUH KPS & PB PESERTA KPS & KS KBI TAHAPAN
KS TAHAPAN KS KS I 1. FASKES KB PEMERINTAH , ,15 2. FASKES KB SWASTA 766 3,97 9 0,33 3. JEJARING
PRAKTIK DOKTER 70 0,36 2 0,07 4. JEJARING PRAKTIK BIDAN , ,05 5. JEJARING LAINNYA , ,40 JUMLAH ,
,00 20

24 3.1.4 Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Pasca Persalinan Tabel 28. Peserta KB Baru Menurut Metode
Kontrasepsi s.d Juni 2016 METODE KONTRASEPSI PB % THD JUMLAH PASCA PERSALINAN PB PASCA
PERSALINAN 1. IUD 295 3,81 2. MOW 146 1,89 3. IMPLANT 625 8,07 4. SUNTIKAN ,93 5. PIL ,07 6. MOP
1 0,01 7. KONDOM 249 3,22 JUMLAH ,00 MKJP ,78 METODE KB PRIA 250 3,23 KB Pasca Persalinan
adalah pelayanan KB yang diberikan kepada pasien pasca persalinan sampai kurun waktu 42 hari
setelah persalinan. Pada Tabel 28 dapat diketahui bahwa sampai dengan bulan Juni terdapat hasil
Peserta KB Baru Pasca Persalinan Sebanyak Peserta. Peserta KB Baru Pasca Persalinan paling banyak
masih menggunakan suntikan yaitu sebesar 60,93% dari jumlah Peserta KB Baru Pasca Persalinan. Jenis
Kontrasepsi terbanyak kedua yang paling banyak digunakan yaitu pil sebanyak 22,07% atau peserta KB
Baru Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Pasca Keguguran Tabel 29. Peserta KB Baru Menurut Metode
Kontrasepsi s.d Juni 2016 METODE PB % THD JUMLAH KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN PB PASCA
KEGUGURAN 1. IUD 11 4,51 2. MOW 3 1,23 3. IMPLANT 17 6,97 4. SUNTIKAN ,25 5. PIL 44 18,03 6. MOP
0 0,00 7. KONDOM 22 9,02 JUMLAH ,00 MKJP 31 12,70 METODE KB PRIA 22 9,02 KB Pasca Keguguran
adalah pelayanan KB yang diberikan kepada pasien pasca keguguran sampai kurun waktu 42 hari
setelah keguguran. Sampai dengan bulan Juni terdapat hasil Peserta KB Baru Pasca Keguguran Sebanyak
244 Peserta. Peserta KB Baru Pasca Keguguran paling banyak masih menggunakan suntikan yaitu
sebesar 60,25% atau sebanyak 147 peserta KB Baru. Jenis Kontrasepsi terbanyak kedua yang paling
banyak digunakan yaitu pil sebanyak 18,03% atau 44 peserta KB Baru. 21

25 Peserta KB Baru pasca keguguran yang menggunakan MKJP sebanyak 31 peserta dan Metode KB Pria
sebanyak 22 peserta. Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran per mix
kontrasepsi masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran HASIL PELAYANAN PESERTA KB
LAMA (ULANGAN DAN GANTI CARA) Pelayanan ganti Cara Kegiatan pelayanan ulang bagi peserta KB
lama untuk ganti cara ke kontrasepsi lain sampai dengan bulan Juni sebanyak peserta. Pada Tabel 30
dapat dilihat Peserta KB lama cenderung berganti ke metode kontrasepsi suntikan sebanyak peserta
atau sebesar 46,90% dari jumlah pelayanan ganti cara. Metode kontrasepsi terbanyak kedua yang
dipilih oleh Peserta KB Ganti Cara yaitu Pil sebanyak peserta atau sebesar 24,08% dari jumlah Peserta
KB Ganti Cara. Jumlah Pelayanan Kontrasepsi Ganti Cara per mix kontrasepsi masing-masing
kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 14. Tabel 30. Peserta KB Ganti Cara s.d Juni 2016 METODE
KONTRASEPSI PELAYANAN GANTI CARA JUMLAH GANTI CARA % 1. IUD 563 7,44 2. MOW 39 0,52 3.
IMPLANT ,17 4. SUNTIKAN ,90 5. PIL ,08 6. MOP KONDOM 143 1,89 JUMLAH ,00 Dilihat dari tempat
pelayanan Peserta KB Ganti Cara pada tabel 31, tempat pelayanan yang paling banyak melayani KB
ganti cara Jejaring Praktik Bidan sebanyak peserta atau mencapai 47,98% dari jumlah seluruh pelayanan
ganti cara. Tabel 31. Tempat Pelayanan Ganti Cara s.d Juni 2016 TEMPAT PELAYANAN PELAYANAN %
GANTI CARA 1. FASKES KB PEMERINTAH ,76 2. FASKES KB SWASTA 8 0,11 3. JEJARING PRAKTIK DOKTER
2 0,03 4. JEJARING PRAKTIK BIDAN ,98 5. JEJARING LAINNYA ,12 JUMLAH ,00 22
26 3.2.2 Pelayanan Pemberian Kontrasepsi Ulang Jumlah Peserta KB lama yang melakukan kunjungan
ulang dan diberi metode kontrasepsi sesuai dengan metode kontrasepsi yang dipakainya sampai
dengan Juni 2016 ada sebanyak peserta. Pada tabel 32 dapat diketahui Pemberian kontrasepsi ulang
yang paling banyak dilakukan adalah masih pada metode kontrasepsi suntikan sebanyak peserta atau
mencapai 65,25% dari jumlah pemberian kontrasepsi ulang. Pemberian kontrasepsi ulang terbanyak
kedua adalah pil sebanyak peserta. Jumlah Pemberian Kontrasepsi Ulang per mix kontrasepsi masing-
masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 15. Tabel 32. Pemberian Kontrasepsi Ulang s.d Juni
2016 METODE KONTRASEPSI PEMBERIAN KONTRASEPSI ULANG ULANG JUMLAH ULANG % 1. IUD 146
0,08 2. IMPLANT ,70 3. KONDOM ,75 4. SUNTIKAN ,25 5. PIL ,22 JUMLAH ,00 Tabel 33. Tempat
Pelayanan Pemberian Kontrasepsi Ulang s.d Juni 2016 TEMPAT PELAYANAN PEMBERIAN %
KONTRASEPSI ULANG 1. FASKES KB PEMERINTAH ,26 2. FASKES KB SWASTA ,81 3. JEJARING PRAKTIK
DOKTER 356 0,20 4. JEJARING PRAKTIK BIDAN ,21 5. JEJARING LAINNYA ,52 JUMLAH ,00 Dari tabel 33 di
atas, pemberian kontrasepsi ulang terbanyak dilakukan di Jejaring Lainnya sebanyak peserta atau
sebesar 42,52%. Pemberian kontrasepsi ulang terbanyak kedua yaitu di Faskes KB Pemerintah sebanyak
peserta atau sebesar 36,26% dari jumlah pemberian kontrasepsi ulang. 3.3 PESERTA KB AKTIF Jumlah
Peserta KB Aktif ( PA) pada bulan Juni 2016 sebanyak peserta. Pada Gambar 6 terlihat persebaran
Peserta KB Aktif terbanyak ada di Bangka Selatan yaitu sebesar 19,47% dari jumlah Peserta KB Aktif.
Persebaran yang paling sedikit yaitu di Belitung Timur sebesar 9,80% dari jumlah Peserta KB Aktif.
Persentase Peserta KB Aktif dibandingkan jumlah Pasangan Usia Subur atau Angka Prevalensi
Penggunaan Kontrasepsi (CPR) provinsi sebesar 83,23%. Pada Gambar 7 dapat dilihat variasi CPR
kabupaten/kota yaitu terendah di Pangkalpinang sebesar 78,35% dan tertinggi di Belitung sebesar 23

27 89,66%.Jumlah Peserta KB Aktif dan Pasangan Usia Subur per mix kontrasepsi masing-masing
kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 25. BANGKA BARAT; 14,83% PANGKAL PINANG; 11,82%
BELITUNG TIMUR; 9,80% BANGKA; 16,29% BELITUNG; 15,70% BANGKA TENGAH; 12,08% BANGKA
SELATAN; 19,47% Gambar 6. Persebaran Jumlah Peserta KB Aktif 90,00 88,00 89,66 88,22 86,00 84,00
82,00 80,00 78,76 79,41 82,39 84,69 78,35 78,00 76,00 74,00 72,00 BANGKA BELITUNG BANGKA
SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG Gambar 7. Angka
Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) Gambar 8 menunjukkan persentase Peserta KB Aktif MKJP
dibandingkan dengan jumlah Peserta KB Aktif. Persentase Peserta KB aktif yang menggunakan metode
MKJP dari jumlah Peserta KB Aktif tertinggi ada di Bangka Selatan sebesar 25,36% dari jumlah seluruh
peserta KB aktif. Persentase Peserta KB Aktif MKJP terendah ada di Bangka Barat sebesar 9,49% dari
jumlah seluruh peserta KB aktif. 24

28 25,36 21,13 22,12 16,66 15,19 9,61 9,49 BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH
BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG Gambar 8. Persentase Peserta KB Aktif MKJP 3.4
Unmet Need Upaya memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB juga menjangkau kelompok
yang selama ini kebutuhannya belum terpenuhi, yaitu PUS yang sudah tidak ingin anak lagi dan atau
masih ingin mempunyai anak tetapi ditunda dan tidak menggunakan salah satu metode kontrasepsi
(unmet need). Jumlah PUS pada Juni 2016 berjumlah pasangan,dengan jumlah PUS bukan Peserta KB
berjumlah pasangan terdiri dari PUS yang Hamil, PUS Ingin Anak Segera, PUS Ingin Anak Ditunda dan
PUS Tidak Ingin Anak Lagi. Dari angka tersebut diperoleh tingkat unmet need provinsi adalah 9,39% (
PUS). Rentang unmet need di kabupaten/ kota bervariasi dari 3,18% di Bangka Selatan hingga 17,72% di
Bangka. Rincian Pasangan Usia Subur bukan Peserta KB masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di
Lampiran 23. Tabel 34. Unmet Need INGIN ANAK DITUNDA TIDAK INGIN ANAK LAGI NO
KABUPATEN/KOTA PUS UNMET NEED JUMLAH JUMLAH PENC. % , , , , , , , ,39 25
29 3.5 Kelompok Kegiatan Ketahanan Keluarga Upaya upaya yang telah dilakukan dalam rangka
meningkatkan ketahanan keluarga adalah melalui pembentukan dan penggerakkan kelompok-
kelompok kegiatan seperti Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina
Keluarga Lansia dan Rentan (BKL). 1. Kelompok Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB) Kelompok Kegiatan
Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB) merupakan wadah kegiatan beranggotakan yang keluarga yang
memiliki anak balita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota
keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak balita melalui rangsangan/
stimulasi baik secara fisik, mental, sosial emosional dan intelektualnya. Pada laporan Juni 2016 terdapat
jumlah kelompok BKB sebanyak 445 kelompok namun yang terlapor berjumlah 434 kelompok.
Kesertaan ber-kb dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi bagian penting dalam program
KKBPK. Anggota kelompok BKB berstatus PUS yang menjadi sasaran menjadi peserta KB sebanyak
keluarga dan yang menjadi peserta KB berjumlah keluarga atau sebesar 89,85% dari target sasaran.
Pada Gambar 9 dapat dilihat perbandingan dari Jumlah Anggota BKB yang berstatus PUS dan yang
menjadi Peserta KB dari masing-masing kabupaten/kota. Data mengenai pembinaan kelompok BKB
masingmasing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 16 dan BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN
BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG ANGGOTA BKB STATUS PUS
ANGGOTA BKB STATUS PUS BER-KB Gambar 9. Anggota BKB berstatus PUS yang menjadi Peserta KB
Tabel 34. Pembinaan Kelompok BKB NO INDIKATOR JUMLAH 1 JUMLAH KELUARGA SASARAN BKB
JUMLAH KELUARGA MENJADI ANGGOTA BKB ANGGOTA BKB BERSTATUS PUS ANGGOTA BKB
BERSTATUS PUS MENJADI PESERTA KB

30 2. Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah
kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak dan remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang anak dan remaja melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja. Anggota
kelompok BKR berstatus PUS yang menjadi target sasaran menjadi peserta KB sebanyak keluarga dan
yang menjadi peserta KB berjumlah keluarga atau sebesar 85,54% dari target sasaran. Pada Gambar 10
dapat dilihat perbandingan dari Jumlah Anggota BKR yang berstatus PUS dan yang menjadi Peserta KB
dari masing-masing kabupaten/kota. Data mengenai pembinaan kelompok BKR masing-masing
kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 18 dan BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA
TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG ANGGOTA BKR STATUS PUS ANGGOTA
BKR STATUS PUS BER-KB Gambar 10. Anggota BKR berstatus PUS yang menjadi Peserta KB Tabel 35.
Pembinaan Kelompok BKR NO INDIKATOR JUMLAH 1 JUMLAH KELUARGA SASARAN BKR JUMLAH
KELUARGA MENJADI ANGGOTA BKR ANGGOTA BKR BERSTATUS PUS ANGGOTA BKR BERSTATUS PUS
MENJADI PESERTA KB Bina Keluarga Lansia dan Rentan (BKL) Bina Keluarga Lansia dan Rentan (BKL)
merupakan kelompok kegiatan untuk membina keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kepedulian
dan peran keluarga dalam mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif, dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Anggota kelompok BKL berstatus PUS yang menjadi target sasaran menjadi
peserta KB sebanyak PUS dan yang menjadi peserta KB berjumlah peserta atau sebesar 87,25% dari
jumlah PUS. Pada Gambar 11 dapat dilihat perbandingan dari Jumlah Anggota BKL 27

31 yang berstatus PUS dan yang menjadi Peserta KB dari masing-masing kabupaten/kota. Data
mengenai pembinaan kelompok BKL masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di 20 dan BANGKA
BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG
ANGGOTA BKL STATUS PUS ANGGOTA BKL STATUS PUS BER-KB Gambar 11. Anggota BKL berstatus PUS
yang menjadi Peserta KB Tabel 36. Pembinaan Kelompok BKL NO INDIKATOR JUMLAH 1 JUMLAH
KELUARGA SASARAN BKL JUMLAH KELUARGA MENJADI ANGGOTA BKL ANGGOTA BKL BERSTATUS PUS
ANGGOTA BKL BERSTATUS PUS MENJADI PESERTA KB Pusat Informasi dan Konseling Remaja /
Mahasiswa Pusat Informasi dan Konseling Remaja / Mahasiswa adalah suatu wadah kegiatan program
GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/ mahasiswa yang dikelola dari, oleh
dan untuk remaja/ mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang
perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja/ mahasiswa serta kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya. Menurut klasifikasinya, PIK Remaja/ Mahasiswa dibentuk menjadi 3 tahapan kelompok yaitu
PIK Remaja/ Mahasiswa Tumbuh, PIK Remaja/ Mahasiswa Tegak dan PIK Remaja/ Mahasiswa Tegar.
Jumlah PIK Remaja pada laporan Juni 2016 sebanyak 279, dengan rincian 216 PIK Remaja tahap Tumbuh
(77,42%), 39 PIK Remaja tahap Tegak (13,98%) dan 24 PIK Remaja tahap Tegar (8,60%). Dari 279 PIK
Remaja yang ada, tercatat sebanyak 277 PIK Remaja yang melapor pada Juni Cakupan Laporan PIK
Remaja masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 2. 28

32 PIK-R TEGAR; 8,60% PIK-R TEGAK; 13,98% PIK-R TUMBUH; 77,42% Gambar 12. Persentase PIK
Remaja tahap Tumbuh, Tegak dan Tegar 3.7 Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah wadah
kegiatan ekonomi yang beranggotakan keluarga, terutama keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga
Sejahtera I (KS I), yang saling berinteraksi untuk melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif dalam
upaya meningkatkan pendapatan keluarga kecil bahagia sejahtera. Jumlah Anggota UPPKS yang
berstatus PUS sebanyak pasangan dan yang menjadi peserta KB ada sebanyak PUS atau sebesar 91,82%
dari jumlah PUS. Angka ini bervariasi dari paling rendah di Belitung Timur sebesar 79,80% dari PUS dan
tertinggi ada di Belitung yang mencapai 98,42% dari jumlah PUS. Pada Gambar 13 dapat dilihat
perbandingan dari Jumlah Anggota UPPKS yang berstatus PUS dan yang menjadi Peserta KB dari
masing-masing kabupaten/kota. Data lebih lengkap dapat dilihat di Lampiran BANGKA BELITUNG
BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG ANGGOTA
UPPKS STATUS PUS ANGGOTA UPPKS STATUS PUS BER-KB Gambar 13. Anggota UPPKS berstatus PUS
yang menjadi Peserta KB 29

33 3.8 Hasil Kegiatan Operasional Koordinasi Lapangan Salah satu kegiatan penting dalam kegiatan
operasional di lapangan adalah dilakukannya Rapat Koordinasi Program KKBK di tingkat Kecamatan
(Rakor KB Kecamatan) oleh Petugas KB Kecamatan, serta rapat Koordinasi tingkat Desa/Kelurahan
(Rakor KB Desa/kelurahan) oleh Petugas KB Desa/Kelurahan (PLKB/PKB/Petugas KB Honorer) secara
teratur setiap bulan. Laporan kegiatan Rakor Kecamatan dan Desa/kelurahan pada bulan Juni dapat di
lihat pada gambar di bawah ini. TIDAK MELAKUKAN RAKOR KECAMATAN; 29,79% MELAKUKAN RAKOR
KECAMATAN; 70,21% Gambar 13. Kegiatan Rakor Kecamatan TIDAK MELAKUKAN RAKOR
DESA/KELURAHAN; 28,42% MELAKUKAN RAKOR DESA/KELUARAHA N; 71,58% Gambar 14. Kegiatan
Rakor Desa/ Kelurahan Selain itu dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat akan adanya
pelayanan KB di lapangan, dilakukan juga kegiatan Mobil Pelayanan KB (MUYAN KB), Tim KB Keliling
(TKBK) yang bergerak dari kecamatan ke desa/ kelurahan, kabupaten/kota ke kecamatan, dam provinsi
ke kabupaten/ kota. 30

34 Tabel 37 Frekuensi Mobil Pelayanan dan Tim KB keliling NO MUYAN/ TKBK JUMLAH YANG ADA
JUMLAH YANG LAPOR % LAPOR 1 Muyan Prov.ke Kab/Kota Kabupaten/ Kota 0 0,00% 7 2 Muyan Kab. Ke
Kecamatan Kecamatan 6 12, TKBK Kecamatan ke Desa/Kel Desa/Kelurahan ,32% 380 Dari 47 kecamatan
yang ada, Mobil Pelayanan KB baru bergerak ke 6 kecamatan selama bulan Juni Dari 380 desa/
kelurahan yang ada, TKBK Kecamatan sudah bergerak ke119 desa/ kelurahan. 31

35 IV. PENUTUP Laporan Umpan Balik Pengendalian Lapangan dan Pelayanan Kontrasepsi bulan Juni
2016 ini merupakan laporan yang disusun sebagai bahan evaluasi Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Laporan ini juga sebagai dasar perencanaan untuk
bulan berikutnya dalam rangka mewujudkan BKKBN menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas. Berbagai permasalahan dan
hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program KKBPK terus menerus diupayakan penyelesaian
dan arah kebijakan yang harus dirumuskan untuk tercapainya sasaran program yang telah ditentukan.
32

36 TABEL 1 CAKUPAN LAPORAN DATA WILAYAH DAN INSTITUSI KB DI LAPANGAN NO KABUPATEN/KOTA


KECAMATAN DESA/ KELURAHAN PPLKB PLKB/PKB/PETUGAS KB DESA/KEL PPKBD SUB PPKBD
KELOMPOK KB YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG
% YANG YANG % ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ,
, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00

37 TABEL 2 CAKUPAN LAPORAN PIK REMAJA NO KABUPATEN/KOTA PIK REMAJA TUMBUH PIK REMAJA
TEGAK PIK REMAJA TEGAR TOTAL PIK REMAJA YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG
% ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,28

Anda mungkin juga menyukai