Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MASALAH KORUPSI DI INDONESIA

Disusun oleh :

Ainun Najib 0519025471


Charisma Nova Andriyani 0519024751
Firman Aditya Nugraha 0519024711
Rizky Dwi Yuniarti 0519024700
Yesika Fara Saldena 0519024661

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul “ MASALAH KORUPSI DI INDONESIA” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bapak Drs.Sugiarto,S.IP.,M.Si selaku Dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Bagaimana mengatasi permasalahan korupsi di
Indonesia.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


pembaca. Namun terlepas dari itu,kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Pekalongan, November 2019

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 4
A. Latar Belakang ......................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 5


A. Pengertian Korupsi ................................................................... 5
B. Persepsi Masyarakat Tentang Korupsi ..................................... 6
C. Faktor Penyebab Korupsi ......................................................... 7
D. Fenomena Korupsi Di Indonesia ............................................... 8
E. Peranan KPK Dalam Pemberanatasan Korupsi ........................ 9
F. Langkah Pemberantasan Korupsi.............................................. 11

BAB III PENUTUP .......................................................................... 13


Kesimpulan ................................................................................. 13
Saran .......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat


dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi
ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di
kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya
malahan termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah
satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya.Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan
atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan
kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujurandari
aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.

Korupsi di Indonesia merupakan patologi social (penyakit


sosial) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek
kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Korupsi telah
mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar.
Namun yang lebih memperihatinkan lagi adalah terjadinya
perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan
secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi
banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya diluar batas
kewajaran.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Kata 'korupsi‘ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berartl


penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaaan) dan
sebagalnya untuk keuntungan pribadi alau orang lain. Perbuatan korupsi
selalu mengandung unsur 'penyelewengan' atau dis-honest
(kelldakjujuran). Sesuai dengan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelewengan Negara yang Bersih dan Bebas dan Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme dlsebutkan bahwa korupsi adalah tindak pidana
sebaganmana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang -
undangan yang mengatur tentang pidana korupsi.

Dalam prakteknya, korupsi Iebih dlkenal sebagai menerima uang


yang ada hubungannya dengan jabatan tanpa ada catatan atau
administrasmya. Balas jasa yang dlberlkan oleh pejabat. disadari atau
tidak, adalah kelonggaran aturan yang semestinya diterapkan secara
ketat. Komproml dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitann dengan
jabatan tertentu dalam jabatan birokrasi di Indonesia inilah yang dirasakan
sudah sangat mengkhawatirkan.

5
B. Persepsi Masyarakat Tentang Korupsi

Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan


koreksi dan memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh.
Namun yang paling menyedihkan adalah sikap rakyat menjadi apatis
dengan semakin meluasnya praktik-praktik korupsi oleh beberapa oknum
pejabat lokal, maupun nasional.

Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi


dengan emosi dan demonstrasi. Tema yang sering diangkat adalah
“penguasa yang korup” dan “derita rakyat”. Mereka memberikan saran
kepada pemerintah untuk benindak tegas kepada para korup-tor. Hal ini
cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak
puas terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh
karena Itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi terhadap
masyarakat dan sistem pemerintahan secara menyeluruh, mencita-citakan
keadilan, persamaan dan kesejahteraan yang merata.

6
C. Faktor Penyebab Korupsi

Berikut adalah faktor faktor yang mendasari penyebab dari korupsi :

 Penegakan hukum tidak konsisten, penegakan hukum hanya


sebagai make up politik, sifatnya sementara, selalu berubah setiap
bergantl pemrintahan.
 Penyalahgunaan kekuasaan/wewenanng, takut dianggap bodoh
kalau tidak menggunakan kesempatan.
 Langkanya Iingkungan yang antikorup, sistem dan pedoman
antikompsi hanya diIakukan sebatas formalitas.
 Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah.
 Konsekuensi bila ditangkap Iebih rendah daripada keuntungan
korupsi, saat tertangkap bisa menyuap penegak hukum sehingga
dibebaskan atau setidaknya dirigankan hukumannya.
 Budaya permisif / serba membolehkan, tidak mau tahu,
menganggap biasa biIa serlng terjadl, tidak peduli orang lain, asal
kepentingannya sendiri terlindungi.
 Gagalnya pendidlkan agama dan etika. Pendapat Franz Magnis
Suseno bahwa agama telah gagal menjadl pembendung moral
bangsa dalam mencegah korupsi karena perilaku masyarakat yang
memeluk agama Itu sendlri. Sebenarnya agama bIsa memainkan
peran yang leblh besar dalam konteks kehidupan sosial
dlbandingkan institusi Iainnya, sebab agama memliki relasi atau
hubungan emosional dengan para pemeluknya. Jlka dlterapkan
dengan benar kekuatan relasi emosional yang dimliki agama.
 blsa menyadarkan umat bahwa korupsi blsa membawa dampak
yang sangat buruk, dll.

7
D. Fenomena Korupsi Di Indonesia

Fenomena umum yang biasanya terjadi di negara berkembang contohnya


Indonesia ialah:

1. Proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber


daya manusia pada Iembaga - Iembaga polemik yang ada.
2. Institusi - institusi politik yang ada masih Iemah disebabkan oleh
mudahnya “oknum“ Iembaga tersebut dipengaruhi oleh kekuatan
bisnis/ekonomi, sosial, keagamaan, kedaerahan, kesukuan, dan
profesi serta kekuatan asing Iainnya.
3. Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik, namun
sebenarnya banyak di antara mereka yang tidak mampu.
4. Mereka hanya ingln memuaskan ambisi dan kepentingan
pribadinya dengan dalih 'kepentingan rakyat”.

Sebagai akibatnya, terjadilah runtutan peristiwa sebagai berikut :

1. Partai politik sering inkonsisten, artinya pendirian dan ideologinya


sering berubah - ubah sesuai dengan kepentingan politik saat itu.
2. Muncul pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi
daripada kepentingan umum.
3. Sebagal oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya
berlomba - Iomba mencari keuntungan materi dengan
mengabaikan kebutuhan rakyat.
4. Terjadi erosi loyalitas kepada negara karena menonjolkan
pemupukan harta dan kekuasaan. Dimulailah pola tingkah para
korup.
5. Sumber kekuasaan dan ekonomi mulai terkonsentrasi pada
beberapa kelompok kecil yang mengusainya saja. Derita dan
kemiskinan tetap ada pada kelompok masyarakal besar (rakyat).

8
6. Lembaga - Iembaga politik digunakan sebagai dwi aliansi, yaitu
sebagai sektor di bldang politik dan ekonomi bisnls.
7. Kesempatan korupsi leblh meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya jabatan dan hirarki politik kekuasaan.

9
E. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Partisapasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam


mengawali upaya - upaya pemerintah melalui KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum Iain.

KPK yang ditetapkan melalui Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002


Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi,
menanggulangl, dan memberantas korupsi, merupakan komisi
independen yang diharapkan mampu menjadl “martil” bagi para pelaku
tlndak KKN.

Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut:

 Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi.


 Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan
mewujudkan good governance.
 Membangun kepercayaan masyarakat.
 Mewu1udkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi
besar.
 Memacu apartl hukum Iain untuk memberantas korupsi.

10
F. Langkah Langkah Pemberantasan Korupsi

Korupsi merupakan penyakit moral, oleh karena itu penanganannya perlu


dilakukan secara sungguh sungguh dan sistematls dengan menerapkan
strategi yang komprehensif.

Presiden melalui inpres no 5 tahun 2004 tentang percepatan


pemberantasan korupsi menyatakan langkah - langkah efekuf dalam
memberantas korupsi adalah sebagai :

1. Membersihkan kantor keprisidenan kantor wapres sekretariat


negara serta yayasan - yayasan.
2. Mengawasi pengadaan barang dnsemua depanemen.
3. Mencegah penyimpanan proyek rekonstruksi Aceh.
4. Mencegah penyimpangan dalam pembangunan infrastruktur ke
depan.
5. Menyeidlki penyimpangan di Iembaga negara seperti departemen
dan BUMN.
6. Memburu terpidana korupsi yang kabur ke luar negeri.
7. Meningkatkan intensitas pemberantasan penebangan liar.
8. Meneliti pembayar pajak dan cukai.

Langkah-Iangkah yang dapat dilakukan untuk pemberantasan korupsi


adalah :

1. Penyesuaian kompetensi dengan jabatan.


2. Rasionalisasi jumlah PNS
3. Perbaikan gaji dan tunjangan jabatan
4. Sanksi yang tegas bagi pelanggar aturan
5. Penonaktifan pejabat yang diduga sedang terlibat KKN.

11
6. Penggantlan pejabat yang mementiingkan kepentingan kelompok /
pribadi / golongan.

Cara Iain penanggulangan korupsi adalah dengan menegakkan hukum itu


sendiri. Adapun UU yang mengaturnya yaitu:

- Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dan Korupsi.


Kolusi, dan Nepotisme.

- Rumusan RUU KUHP

Tindak pidana korupsi dalam RUU KUHP ni diatur dalam Bab XXXI. Pasal
681 Sampal dengan 690. Tindak pidana korupsi dalam Rancangan KUHP
dibagi dalam dua jenis tindak pidana yakni, suap dan penyalahgunaan
wewenang yang merugikan keuangan negara. Secara garis besar,
Rancangan KUHP dalam perumusan pasal-pasalnya mengambll pokok -
pokok rumusan tindak pidana dalam Undang-undang Korupsi (Undang
undang Nomor 31 Tahun 1999 dan Undangan-undang Nomor 20 Thun
2001.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang


secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi,
unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang
memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek
penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya
antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran
dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan,
tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur
untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur
ekonomi Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk,
sifat dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang
diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.

Saran

Menurut kelompok kami untuk menghindari korupsi seharusnya


pemerintah lebih tegas terhadap hukum yang berlaku.maksudnya yaitu
jika ada seseorang melakukan korupsi maka hukuman tersebut setimpal
dengan perbuatannya seperti hukuman mati atau hukuman gantung.
Selain itu, budayakan kejujuran sejak dini dari hal-hal yang kecil. Agar
negara tercinta ini bisa maju tidak ada tikus tikus yang berkeliaran
dimasyarakat indonesia.
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://muhammaddreja.wordpress.com/pkncontoh-makalah/l

http://livingnavigation.wordpress.com/2009/05/01/korpsi-dan-faktor-

http://denyrizkykurniawan.wordpress.com/2012/11/25/faktor-penyebab-
korupsi/

https:/hukum-rechtat.blogspot.com/2008/12/makalah-tentang-korupsi.html

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081122212452AAcdX
0R

http://makalainet.blogspot.com/2013/10/korupsi.html

14

Anda mungkin juga menyukai