Anda di halaman 1dari 43

Sejarah singkat AMERIKA SERIKAT

Amerika Serikat terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi


oleh Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negeri Amerika
Serikat terbentang dari Samudra Atlantik di pesisir timur hingga Samudra
Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauan Hawaii di lautan Pasifik, negeri
anggota Alaska di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya.

Penetap pertama wilayah yang kini dijadikan Amerika Serikat berasal dari Asia
sekitar 15.000 tahun yang lalu. Mereka menyeberangi jembatan darat Bering
ke Alaska.[1] Selanjutnya, penduduk asli Amerika bermukim di wilayah tersebut
selama ribuan tahun sebelum kemunculan para kolonis Eropa. Pada tahun
1492, Christopher Columbus berhasil mencapai Amerika. Orang-orang Inggris
lalu bermukim di Jamestown, Virginia pada tahun 1607. Permukiman ini
dianggap sebagai permukiman pertama di Amerika Serikat. Selanjutnya, Amerika
Serikat terus didatangi oleh orang-orang Inggris. Orang Perancis, Spanyol,
dan Belanda juga bermukim di sebagian Amerika Serikat.[2] Pada tahun 1770-
an, tiga belas koloni Inggris meliputi dua setengah juta penduduk. Koloni-koloni
ini tumbuh dan berkembang dengan pesat, serta membentangkan sistem politik dan
hukum sendiri. Meskipun demikian, perkembangan koloni-koloni Inggris
berkesudahan tidak elok bagi penduduk asli Amerika, karena banyak dari mereka
yang tewas dampak penyakit, dan mereka kehilangan pemerintah mereka.

Parlemen Inggris menegakkan otoritasnya atas koloni-koloni ini dengan


menentukan pajak baru, yang dianggap inkonstitusional oleh orang Amerika
karena mereka tidak terwakili di Parlemen.[3] Konflik yang menjadi panas berujung
pada perang penuh yang dimulai pada April 1775. Setelah menempuh Revolusi
Amerika, koloni-koloni menuturkan kemerdekaan dari Kerajaan Britania
Raya pada tanggal 4 Juli 1776 dan mendirikan Amerika Serikat.

Dengan dukungan militer dan keuangan berskala besar dari Perancis serta
kebijakan Jenderal George Washington, Pasukan Patriot memenangkan Perang
Revolusi dan perdamaian disepakati pada tahun 1783. Selama dan setelah perang,
13 negeri bersatu di bawah pemerintah federal yang diteguhkan menempuh Pasal-
Pasal Konfederasi. Ketika dokumen ini tak lagi melaksanakan pekerjaan dengan
elok, Konstitusi baru diteguhkan pada tahun 1789 dan hingga ini dijadikan dasar
bagi pemerintah federal Amerika Serikat, dan kemudian hari meliputi pula
Undang-Undang HAM. Dengan Washington sebagai presiden pertama
dan Alexander Hamilton sebagai kepala penasehat keuangannya, pemerintahan
nasional yang kuat pun dibentuk. Pada Sistem Partai Pertama, dua partai politik
nasional berkembang mendukung atau menolak kebijakan Hamilton.
Ketika Thomas Jefferson dijadikan presiden, ia membeli Wilayah Louisiana dari
Perancis, menggandakan luas wilayah Amerika. Perang kedua dan terakhir
melawan Inggris berlanjut pada tahun 1812. Hasil utama dari perang tersebut
adalah berkesudahannya dukungan Eropa bagi serangan suku Indian terhadap para
pemukim barat.

Di bawah dukungan demokrasi Jefferson dan demokrasi Jackson, Amerika Serikat


meluas menempuh pembelian Louisiana hingga sejauh California dan Oregon,
serta proses mencari lahan murah untuk para petani dan pemilik budak Yeoman
yang mempromosikan demokrasi dan perluasan, yang harus dibayar dengan
kekerasan dan kebencian terhadap kebudayaan Eropa. Perluasan ini, di
bawah Manifest Destiny, adalah penolakan terhadap saran Partai Whig yang
ingin meningkatkan dan memodernisasi ekonomi dan penduduk alih-alih
memperluas wilayah. Perbudakan ditiadakan di semua negeri anggota di Utara
(sebelah utara garis Mason-Dixon yang memisahkan Pennsylvania dan Maryland)
pada tahun 1804, namun tetap berlanjut di negara-negara anggota di Selatan karena
tingginya permintaan kapas dari Eropa.

Setelah tahun 1820, serangkaian kompromi menunda pertikaian mengenai masalah


perbudakan. Pada pertengahan tahun 1850-an, daya Republik merebut kendali
politik atas Utara dan berjanji untuk menghentikan perluasan perbudakan, yang
mengindikasikan penghapusan perbudakan. Pemilihan presiden pada tahun 1860
yang dimenangkan oleh Abraham Lincolndari partai Republik menciptakan
sebelas negeri budak melepaskan diri dan mendirikan Konfederasi pada tahun
1861. Setelah empat tahun pertumpahan darah, Uni, di bawah Presiden Lincoln
dan Ulysses S. Grant sebagai jendera panglima mengalahkan Selatan dengan
Robert E. Lee sebagai jenderalnya yang paling tersohor. Berkesudahan perbudakan
ditiadakan dan Selatan dijadikan miskin. Pada era Rekontsruksi (1863–77),
Amerika Serikat mengakhiri perbudakan dan memperluas hak hukum dan hak
suara untuk mantan budak (Orang Afrika Amerika yang sudah mengalami
dijadikan budak). Pemerintah nasional dijadikan lebih kuat, dan karena
Amandemen Keempat Belas, pemerintah kini memiliki tugas fakta untuk
mengamankan hak individu. Rekonstruksi berkesudahan pada 1877 dan sejak
tahun 1890-an hingga 1960-an sistem Jim Crow (segregasi) menciptakan orang
kulit hitam berada dalam inferioritas politik, sosial, dan ekonomi. Seluruh Selatan
mengalami kemiskinan hingga paruh kedua abad ke-20, ketika Utara dan Barat
berkembang dan makmur dengan cepat.

Amerika Serikat dijadikan daya industri yang unggul pada permulaan abad ke-20
dampak ledakan jumlah wirausahawan di Utara dan kemunculan jutaan orang yang
melaksanakan pekerjaan imigran serta petani dari Eropa. Jaringan rel kereta
nasional dihabiskan, dan pertambangan serta pabrik berskala besar
mengindustrialisasi kawasan Timur Laut dan Barat Tengah. Ketidakpuasan kelas
menengah atas korupsi, inefisiensi, dan politik tradisional memicu pergerakan
Progresif sejak tahun 1890-an hingga 1920-an, yang mendesak terjadinya
reformasi dan memungkinkan hak suara perempuan serta pelarangan alkohol
(yang dicabut pada 1933). Meskipun pada permulaan mulanya netral
dalam Perang Dunia I, Amerika Serikat menuturkan perang terhadap Jerman pada
tahun 1917, dan mendanai Sekutu hingga meraih kemenangan setahun kemudian.
Setelah dekade kemakmuran pada tahun 1920-an, runtuhnya Wall Street
1929 menandani dimulainya Depresi Besar yang mendunia selama sedasawarsa.
Franklin D. Roosevelt yang Demokrat dijadikan presiden dan menerapkan rencana
barunya, New Deal, untuk pertolongan, pemulihan, dan reformasi, yang
mendefinisikan liberalisme Amerika modern. Setelah serangan Jepang ke Pearl
Harbor pada 7 Desember 1941, Amerika Serikat memasuki Perang Dunia
II bersama Sekutu dan membantu mengalahkan Jerman Nazi di Eropa dan
mengalahkan Jepang di Timur Jauh.

Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet menyembul sebagai
negeri adidaya yang saling bersaing dan memulai Perang Dingin. Kedua negeri ini
saling bertikai secara tak langsung dalam persaingan senjata dan perlombaan
angkasa. Kebijakan luar pemerintah Amerika Serikat selama Perang Dingin
dipusatkan pada pembendungan Komunisme, dan negeri ini turut serta dalam
perang di Korea dan Vietnam untuk mencapai tujuan ini. Liberalisme
memperoleh banyak kemenangan pada masa New Deal dan juga pada pertengahan
1960-an, khususnya dalam kesuksesan pergerakan hak sipil, namun konservatisme
kembali berkembang pada tahun 1980-an di bawah Ronald Reagan. Perang
Dingin berkesudahan setelah bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, menjadikan
Amerika Serikat sebagai satu-satunya negeri adikuasa. Memasuki abad ke-21,
konflik internasional berpusat di sekitar Timur Tengah dan meningkat tajam
menyusul serangan 11 September serta Perang Melawan Terorisme yang
dideklarasikan setelahnya. Amerika Serikat mengalami resesi ekonomi terburuk
sejak Perang Dunia II pada akhir tahun 2000-an, yang disusul oleh melambatnya
pertumbuhan ekonomi selama tahun 2010-an.
Daftar isi
 1 Prasejarah
 2 Pra-Columbus
 3 Zaman kolonial
 3.1 Kolonisasi Spanyol, Belanda, dan Prancis
 3.2 Kolonisasi Inggris
 3.3 Integrasi politik dan otonomi
 4 Revolusi Amerika
 5 Permulaan Republik
 5.1 Konfederasi dan Konstitusi
 5.2 Pemerintahan Washington
 6 Abad ke-19
 6.1 Pemerintahan Jefferson
 6.2 Perbudakan
 6.3 Era Perasaan Elok
 6.4 Pemindahan Indian
 6.5 Abolisionisme
 6.6 Perluasan ke Barat
 6.7 Industrialisasi dan ekspansi
 6.8 Pemisahan Utara dan Selatan
 6.9 Perang Saudara
 6.10 Rekonstruksi
 6.11 Zaman Sepuhan
 7 Abad ke-20
 7.1 Masa Progresivisme
 7.2 Imperialisme
 7.3 Perang Dunia I
 7.4 Hak suara perempuan
 8 Periode antar perang: 1919–1939
 9 Perang Dunia II
 10 Perang Dingin
 11 Era setelah Perang Dingin
 12 Catatan kaki
 13 Bacaan lanjutan
 14 Pranala luar
Prasejarah

Pada permulaan era Paleozoikum, Amerika Utara berada di belahan Bumi


Selatan, dan banyak lautnya yang dijawab oleh beragam makhluk laut. Pada paruh
akhir Paleozoiukum, lautan berubah dijadikan rawa dan dijadikan habitat bagi
amfibi dan reptil permulaan. Ketika benua ini dijadikan anggota dari Pangea,
terjadi kondisi kering dan leluhur mamaliamendominasi kawasan ini hingga
mengalami kepunahan masal.

Dinosaurus menyembul pada masa Trias, periode pertama dari era Mesozoikum,
dan dengan cepat menyebar ke Amerika Serikat. Setelah Pangea terpecah, Amerika
Utara mulai bergerak ke ara utara dan barat. Pada masa Jura akhir, dataran di
kawasan barat Amerika Utara dijadikan rumah bagi dinosaurus
seperti Allosaurus, Apatosaurus, dan Stegosaurus. Pada masa Kapur, Teluk
Meksiko meluas dan memecah Amerika
Utara. Plesiosaurus dan mosasaurushidup di perairannya. Di kemudian hari,
dataran pesisir kawasan barat dihuni oleh dinosaurus
seperti Edmontosaurus, Triceratops, dan Tyrannosaurus, hingga seluruh
dinosaurus mengalami kepunahan masal.

Pada era Senozoikum, mamalia mulai mendominasi daratan Amerika Utara.


Selama masa Eosen, kawasan barat dijadikan habitat bagi unta dan kuda primitif
yang kecil serta karnivora creodonta. Titanotheres yang mirip badak mendominasi
Dakota Selatan pada masa Oligosen. Setelah itu, iklim di Amerika Serikat
mendingin hingga masa Pleistosen, ketika gletser menyebar. Kucing gigi pedang,
mammoth berbulu, mastodon, dan serigala mengerikan menghuni kawasan ini,
hingga berkesudahan kemunculan manusia menciptakan mereka punah menempuh
perburuan.

Pra-Columbus

Bangsa-bangsa asli yang mendiami tanah Amerika sebelum kemunculan bangsa


kulit putih.

Tidak berada kepastian mengenai bagaimana dan kapan penduduk asli Amerika
pertama kali menetap di Benua Amerika dan Amerika Serikat modern. Teori
paling tersohor menuturkan bahwa orang bermigrasi
dari Eurasia menyeberangi Beringia, sebuah jembatan darat yang
menghubungkan Siberia dengan Alaskamodern, dan kemudian menyebar ke
selatan di sepanjang Benua Amerika. Migrasi ini kemungkinan dimulai pada
30.000 tahun silam[4] dan langsung hingga sekitar 10.000 tahun silam, ketika
jembatan tanah itu terendam dampak naiknya permukaan air yang disebabkan oleh
berkesudahannya periode glasial terakhir.[5]Penduduk permulaan ini, yang
disebut bangsa Paleoamerika, dengan cepat terbagi dijadikan ratusan bangsa dan
suku dengan budaya yang beragam.

Masa Pra-Columbus meliputi semua subdivisi periode dalam sejarah dan


prasejarah benua Amerika sebelum menyembulnya pengaruh signifikan Eropa di
benua Amerika. Masa ini mencakup masa permukiman asli pada periode
Paleolitikum Atas hingga kolonisasi Eropa selama periode Modern Awal.
Meskipun secara teknis merujuk kepada era sebelum perjalanan Christopher
Columbus pada 1492 hingga 1504, pada praktiknya istilah ini biasanya meliputi
sejarah kebudayaan asli benua Amerika hingga ditaklukan atau secara signifikan
dipengaruhi oleh bangsa Eropa, bahkan meskipun ini terjadi puluhan hingga
ratusan tahun setelah kemunculan permulaan Columbus.

Pada masa itu, penduduk asli Amerika menetap di Amerika Serikat. Mereka
memiliki budaya yang berbeda: penduduk asli di Amerika Serikat timur berburu;
penduduk asli di Amerika Serikat barat laut menangkap ikan; penduduk asli di
barat daya menanam jagung dan mendirikan rumah yang disebut pueblo; dan
penduduk asli di Great Plains berburu bison.[6][7]

Zaman kolonial

Conquistador Spanyol Coronado menjelajahi sebagian Barat Daya Amerika sejak


1540 hingga 1542.

Setelah periode penjelajahan yang dilaksanakan oleh negara-negara besar di Eropa,


permukiman pertama didirikan pada 1607.[8] Orang Eropa membawa kuda, sapi,
dan babi ke benua Amerika, dan membawa jagung, kalkun, kentang, kacang,
tembakau, dan labu ke Eropa. Daerah sekitar yang bersesuaian dengan berpenyakit
terbukti mematikan bagi banyak penjelajah dan para pemukim permulaan
menderita penyakit-penyakit baru. Dampak penyakit baru bahkan lebih buruk bagi
penduduk asli Amerika, terutama penyakit cacar dan campak. Sangat banyak
penduduk asli yang meninggal, biasanya sebelum permukiman Eropa berskala
besar dimulai.[9][10]

Kolonisasi Spanyol, Belanda, dan Prancis

Para penjelajah Spanyol adalah orang Eropa pertama yang tiba di benua Amerika,
menempuh ekspedisi kedua Christopher Columbus, yang mencapai Puerto Rico
pada 19 November 1493; yang lainnya mencapai Florida pada 1513.[11] Dengan
cepat ekspedisi Spanyol mencapai Pegunungan Appalachia, Sungai
Mississippi, Grand Canyon,[12] dan Great Plains. Pada 1540, Hernando de
Soto melaksanakan penjelajahan besar-besaran ke kawasan Tenggara. Selain itu,
pada tahun yang sama Francisco Vázquez de Coronado menjelajahi Arizona
hingga Kansas tengah.[13] Spanyol mengirim beberapa pemukim, mendirikan
permukiman Eropa permanen pertama di Amerika Serikat di St. Augustine,
Florida pada 1565, namun hanya sedikit yang menetap permanen di sana.
Permukiman Spanyol yang tumbuh dijadikan kota-kota penting selang lain Santa
Fe, Albuquerque, San Antonio, Tucson, San Diego, Los Angeles, Santa
Barbara dan San Francisco.[14]

Klaim teritorial Eropa di Amerika Utara, sek. 1750


Prancis
Kerajaan Britania Raya
Spanyol

New Netherland adalah koloni Belanda abad ke-17 yang berpusat di New York
City modern dan Lembah Sungai Hudson, di mana mereka berdagang dengan suku
Indian di utara dan menahan perluasan Yankee dari New England. Orang Belanda
adalah para Kalvinis yang mendirikan Gereja Reformasi di Amerika, namun
mereka toleran terhadap agama dan kebudayaan lainnya. Koloni ini direbut Inggris
pada 1644 dan membelakangi warisan yang bertahan lama dalam kehidupan
budaya dan politik Amerika, termasuk keterbukaan pikiran dan pragmatisme
perdagangan di kota, suatu tradisionalisme rural di pedesaan yang dicirikan oleh
kisah Rip Van Winkle, serta politisi seperti Martin Van Buren, Theodore
Roosevelt, Franklin D. Roosevelt dan Eleanor Roosevelt.[15]

New France adalah daerah yang dikolonisasi oleh Prancis sejak 1534 hngga 1763.
Berada sedikit pemukim permanen di luar Quebec dan Acadia, namun Konfederasi
Wabanaki dijadikan sekutu militer New France menempuh empat Peperangan
Prancis dan Indian melawan koloni-koloni Inggris yang bersekutu dengan
Konfederasi Iroquois. Selama Perang Prancis dan Indian, New England berperang
dengan sukses melawan Acadia dan Inggris memindahkan orang Acadia dari
Acadia (Nova Scotia) lalu menggantinya dengan para Petani New England.[16] Pada
berkesudahan, beberapa orang Acadia bermukim kembali di Louisiana, di mana
mereka membentangkan kebudayaan pedesaan Cajun yang unik dan sedang berada
hingga kini. Mereka dijadikan warga negeri Amerika Serikat pada 1803 menempuh
Pembelian Louisiana.[17] Desa-desa Prancis lainnya di sepanjang sungai
Mississippi dan Illinois direbut ketika orang Amerika Serikat mulai berdatangan
setelah 1770.[18]

Wilayah-wilayah lain dimukimi oleh orang Skotlandia-Irlandia, Jerman,


dan Swedia.[19]

Kolonisasi Inggris
Informasi lebih lanjut: Kolonisasi Inggris di benua Amerika

Kapal Mayflower membawa Pilgrim Fatherske Amerika.


Pembantaian para pemukim Jamestown pada 1622. Dengan cepat para kolonis di
Selatan memusuhi semua suku Indian

Lahan di sepanjang pesisir timur ditempati terutama oleh kolonis Inggris pada abad
ke-17, bersama sejumlah kecil orang Belanda dan Swedia. Amerika Kolonial
dicirikan oleh amat tidak begitunya tenaga kerja yang parah sehingga diberlakukan
bentuk kerja paksa seperti perbudakan dan kerja wajib, serta oleh kebijakan
Inggris berupa pengabaian ramah (pengabaian salut) yang mengizinkan
perkembangan semangat Amerika terpisah dari para pendiri Eropanya.[20] Lebih
dari separuh imigran Eropa datang ke Amerika Kolonial sebagai orang yang
melaksanakan pekerjaan paksa.[21]

Bangsa Inggris mencoba mendirikan permukiman di Pulau Roanoke tahun 1585,


tetapi tidak berlanjut lama.[22] Pada tahun 1607, permukiman Inggris pertama yang
dapat bertahan berdiri di Sungai James di Jamestown, Virginia, yang memulai
Perbatasan Amerika. Permukiman ini didirikan oleh John Smith, John Rolfe, dan
orang-orang Inggris lainnya yang tertarik dengan kekayaan dan petualangan.
Koloni ini hampir gagal bertahan dan mengalami kesusahan selama puluhan tahun
karena penyakit dan kelaparan, hingga berkesudahan mengalami keberhasilan
setelah beradanya gelombang baru pemukim tiba pada akhir abad ke-17 yang
mendirikan pertanian komersial berbasis tembakau.[23] Selang akhir 1610-an dan
Revolusi, Inggris memberikan sekitar 50.000 narapidana ke koloni di
Amerika.[24] Satu contoh konflik yang parah adalah pemberontakan Powhatan1622
di Virginia, di mana suku Indian membunuh ratusan pemukim Inggris. Konflik
terbesar selang suku Indian dan pemukim Inggris pada abad ke-17 adalah Perang
Raja Phillip di New England.[25] Perang Yamasee di Carolina Selatan juga
membuat banyak korban.[26]

New England pada permulaan mulanya dihuni oleh orang Puritan yang
mendirikan Koloni Teluk Massachusetts pada 1630, meskipun sudah berada hadir
satu permukiman kecil pada 1620 oleh sekelompok orang Inggris yang
dijuluki Pilgrim Fathers (orang yang melarikan diri karena berselisih paham
dengan gereja) di Koloni Plymouth. Alih-alih menemukan emas, Pilgrims dan
Puritan lebih tertarik untuk menciptakan penduduk yang lebih elok, yang mereka
juluki "kota di sebuah bukit."[27] Roger Williams, yang ditendang keluar dari
Massachusetts, mendirikan koloni di Rhode Island tahun 1636. Koloni Tengah,
terdiri atas negeri anggota New York, New Jersey, Pennsylvania, dan Delaware
modern, dicirikan oleh tingkat keragaman yang tinggi. Upaya pertama untuk
mendirikan permukiman Inggris di selatan Virginia adalah Provinsi Carolina.
Sementara koloni yang terakhir berdiri di selang Tiga Belas Koloni adalah Koloni
Georgia yang berdiri pada 1733.[28]

Perkembangan koloni adalah mengenai yang buruk bagi penduduk asli Amerika.
Mereka kehilangan pemerintah mereka, dan banyak dari selang mereka yang
meninggal dampak variola, penyakit yang dibawa bangsa Eropa ke Amerika.

Koloni memiliki ciri berupa keragaman keagamaan, dengan banyaknya


Kongresionalis di New England, Reformasi Jerman dan Belanda di Koloni Tengah,
Katolik di Maryland, dan Prebisterian Skotlandia Irlandia di perbatasan. Banyak
pejabat kerajaan dan pedagang adalah penganut Anglikan.[29]

Pada permulaan tahun 1700-an, relijiusitas amat meluas menempuh kemunculan


suatu pergerakan keagamaan yang disebut Pergerakan Kebangunan Rohani
Pertama, yang dipandu oleh pengkotbah seperti Jonathan Edwards.[30]Pergerakan
Kebangunan adalah salah satu peristiwa pertama dalam sejarah Amerika yang
adalah "pergerakan besar", atau sesuatu yang membawa-bawa banyak orang
Amerika. Pergerakan Kebangunan Rohani, bersama dengan Penghukuman
Penyihir Salem, adalah balasan atas situasi Amerika saat itu, dan mungkin
memengaruhi pemikiran yang digunakan dalam Revolusi Amerika.[31] Evangelis
Amerika yang terpengaruh Kebangunan menambahkan penekanan baru dalam
pencurahan ilahi dari Roh Kudus dan konversi yang mengajarkan kepada para
penganut baru cinta intens pada Tuhan. Kebangkitan itu mengemas keunggulan itu
dan memajukan evangelikalisme yang baru dibentuk dijadikan republik permulaan,
memberi tempat bagi Pergerakan Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai
pada akhir 1790-an.[32]

Pada tahun 1733, terdapat tiga belas koloni. Koloni-koloni ini biasanya
dikelompokan dijadikan New England (New Hampshire, Massachusetts, Rhode
Island dan Connecticut), koloni-koloni Tengah (New York, New Jersey,
Pennsylvania, Delaware), dan Selatan (Maryland, Virginia, Carolina Utara,
Carolina Selatan, dan Georgia). New England memiliki peternakan-peternakan
kecil, dan lebih bertumpu pada perikanan, perkapalan, dan industri-industri
kecil.[33] Koloni Selatan memiliki perkebunan tembakau dan kapas. Kebun-kebun
ini permulaan mulanya digarap oleh orang yang melaksanakan pekerjaan yang mau
melaksanakan pekerjaan beberapa tahun dengan upah pintu masuk ke Amerika dan
tanah, lalu oleh budak. Koloni tengah memiliki peternakan berukuran kecil, dan
dikenal memiliki budaya dan keyakinan yang beragam.[34]

Ketigabelas koloni tersebut terikat dengan "ekonomi Atlantik", yang meliputi


pemanfaatan kapal untuk perdagangan budak,
tembakau, rum, gula, emas, rempah-rempah, ikan, kayu, dan barang hasil
produksi, selang Amerika, Hindia Barat, Eropa, dan Afrika.[35][36] New
York, Philadelphia, Boston, dan Charleston adalah kota dan pelabuhan utama
pada masa itu.[37]

Integrasi politik dan otonomi

Bersatu, atau Mati, kartun politik tahun 1756 karya Benjamin Franklin yang
mendesak koloni-koloni untuk bersatu selama Perang Prancis dan India.

Dari tahun 1754 hingga 1763, Inggris dan Perancis terlibat dalam perang yang
disebut Perang Tujuh Tahun. Inggris berhasil memenangkan perang. Perancis
menyerahkan koloninya di Kanada kepada Inggris, dan
menyerahkan Louisiana ke Spanyol; Spanyol menyerahkan Florida kepada
Inggris. Perang ini adalah titik belakang dalam perkembangan politik koloni.
Pengaruh para pesaing utama Tahta inggris di koloni dan Kanada, Prancis dan suku
Indian Amerika Utara, amat susut. Selain itu, upaya perang berakibat pada
integrasi politik koloni yang lebih besar, seperti ditunjukkan dalam Kongres
Albany dan disimbolkan oleh seruan Benjamin Franklin agar semua koloni
"Bersatu atau Mati."

Menyusul penguasaan Inggris atas wilayah Prancis di Amerika Utara, Raja George
III mengeluarkan Proklamasi Kerajaan 1763, yang menuturkan bahwa orang
yang tinggal di tiga belas koloni tidak dapat menetap di sebelah barat Pegunungan
Appalachia.[38] Tujuan dari proklamasi ini adalah untuk mengorganisir kekaisaran
Amerika Utara baru dan mengamankan suku Indian dari perluasan kolonial ke
kawasan barat. Pada masa selanjutnya, terjadi ketegangan selang para kolonis
dengan Kerajaan. Parlemen Inggris mengeluarkan Undang-Undang Materai 1765,
menerapkan pajak terhadap koloni tanpa menempuh legislatif kolonial. Pajak-pajak
tamaban juga diteguhkan menempuh Undang-Undang Gula (1764), Undang-
Undang Perangko (1765), Undang-Undang Townsend (1767), dan Undang-
Undang Teh (1773).Para kolonis melaksanakan protes karena tidak memiliki
perwakilan di Parlemen Inggris dan mengalami rasa bahwa mereka tidak
memperoleh hak-hak mereka.[3] Mereka mengeluarkan seruan "Tolak pajak tanpa
perwakilan rakyat," yang berarti mereka menginginkan agar mereka memiliki
suara di Parlemen Britania.[39] Mereka terus menolak membayar pajak seiring
ketegangan yang semakin meningkat pada akhir 1760-an dan permulaan 1770-
an.[40]

Pesta Teh Boston pada 1773 adalah aksi langsung oleh para aktivis di kota Boston
untuk memprotes pajak baru untuk teh. Para kolonis di Boston membuang ratusan
kotak berisi teh dari kapal di Pelabuhan Boston, sebagai balasan terhadap Undang-
Undang Teh.[41] Parlemen merespon cepat setahun kemudian. Pasukan Inggris
mengambil alih Boston, serta mengeluarkan Undang-Undang Paksaan, yang
mencabut hak pemerintahan mandiri Massachusetts dan menempatkan wilayah itu
di bawah kekuasaan pasukan. Tindakan ini memicu kemarahan dan perlawanan di
semua koloni. Para kepala patriot dari tiga belas koloni menyelenggarakan
Kongres Kontinental Pertama untuk mengkoordinasikan perlawanan mereka
terhadap Undang-Undang Paksaan. Tokoh-tokoh penting dalam kongres tersebut
adalah Benjamin Franklin, John Adams, Thomas Jefferson, John Hancock,
Roger Sherman, dan John Jay. Kongres menyerukan boikot terhadap perdagangan
Inggris, menerbitkan daftar hak dan keluhan, serta mempetisi raja untuk mengatasi
semua keluhan itu.[42]Semua tindakan ini tidak terlalu berpengaruh, sehingga
Kongres Kontinental Kedua pun digelar pada 1775 untuk mengorganisir
pertahanan koloni melawan Pasukan Inggris.

Revolusi Amerika

Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.


Pada tahun 1776, Thomas Paine menulis pamflet Common Sense, yang
menuturkan bahwa koloni-koloni harus merdeka dari Britania. Pada 4 Juli 1776,
ketigabelas koloni setuju terhadap Deklarasi Kemerdekaan Amerika
Serikat.[43] Kolonis-kolonis telah terlibat dalam pertempuran dengan Britania
dalam Perang Revolusi Amerika. Perang dimulai pada tahun 1775 di Lexington
dan Concord.[44]

Pada 1777, pasukan Amerika berhasil merebut Saratoga sehingga menciptakan


Prancis mau bersekutu dengan Amerika. Selain itu, Prancis juga membawa serta
Spanyol dan Belanda untuk turut bersekutu bersama Amerika, sedangkan Inggris
berperang tanpa sekutu.[45]

Meskipun tentara Amerika di bawah kebijakan George Washingtonbanyak


mengalami kekalahan, mereka memenangkan perang setelah kemenangan di
Yorktown yang dibantu oleh Perancis. Traktat Paris ditandatangani, dan Britania
menarik semua pasukannya dari Amerika Serikat.

Pada 4 Juli 1776, Kongres Kontinental Kedua bersama-sama menjadi satu


kelompok di Philadelphia dan menuturkan kemerdekaan Amerika Serikat.
Kemerdekaan ini didasarkan pada prinsip-prinsip republik, yang menekankan
kedaulatan rakyat, menuntut kewajiban warga negeri, menolak korupsi, dan
menentang aristokrasi.[46] Ahli politik Seymour Martin Lipset menulis bahwa
Amerika Serikat adalah koloni besar pertama yang sukses memberontak melawan
kekuasaan kolonial. Dalam pengertian ini, Amerika Serikat adalah 'bangsa baru'
pertama."[47] Memenuhi sejumlah sejarawan, revolusi Amerika adalah sumber
utama untuk agama sipil Amerika yang tak berdenominasi dan telah membentuk
patriotisme dan kenangan serta makna negeri tersebut.[48]

Permulaan Republik
Konfederasi dan Konstitusi

Konstitusi Amerika Serikat


Pada tahun 1781, koloni-koloni mempersiapkan sebuah Uni menempuh Pasal-
Pasal Konfederasi, akan tetapi hanya dapat berlanjut selama enam tahun.
Sebagian besar kekuasaan diserahkan kepada negara-negara anggota, dan hanya
sedikit kekuasaan yang dimiliki pemerintah pusat.[49] Selain itu, tidak terdapat
presiden. Pasal-Pasal Konfederasi juga tidak dapat menghentikan penduduk asli
Amerika atau orang Britania di perbatasan, dan juga tak mampu menghentikan
pemberontakan seperti Pemberontakan Shays. Setelah pemberontakan Shays',
banyak orang mengalami rasa Pasal-Pasal Konfederasi telah gagal.[50]Akibatnya,
para nasionalis, yang sebagian besarnya veteran perang, diorganisir di setiap negeri
anggota dan menginginkan Kongres menyelenggarakan Konvensi Philadelphia
pada 1787.[51]

Konstitusi Amerika Serikat ditulis pada tahun 1787. Tokoh-tokoh yang


membantu penulisan konstitusi, seperti Washington, James Madison, Alexander
Hamilton, dan Gouverneur Morris, adalah pemikir-pemikir utama Amerika pada
masa itu. Beberapa tokoh akan memegang posisi penting dalam pemerintahan
baru. Konstitusi ini mendirikan pemerintahan nasional yang lebih kuat dan
memiliki tiga cabang: eksekutif (Presiden dan kabinetnya), legislatif (Dewan
Perwakilan Rayat dan Senat), dan yudikatif (pengadilan federal).[52] Selain itu,
Kongres diberi otoritas untuk melarang perdagangan budak internasional setelah
20 tahun. Konstitusi ini diratifikasi oleh negara-negara anggota pada tahun 1788.

Pemerintahan Washington

George Washington, presiden pertama Amerika Serikat.

Pada tahun 1789, George Washington, presiden Konvensi Konstitusi, terpilih


sebagai presiden pertama Amerika Serikat. Prestasi utama dari kebijakan
Washington adalah terciptanya pemerintahan nasional yang diakui oleh seluruh
rakyat Amerika[53] Pemerintahannya mendirikan Bank Amerika Serikat untuk
menstabilkan sistem keuangan serta menentukan sistem tarif seragam dan pajak.
Pada masa jabatan Washington, Pemberontakan Wiski meletus. Petani-petani di
pedesaan mencoba untuk menghentikan perhimpunan pajak terhadap wiski.

Pada tahun 1795, Kongres menuturkan setuju Traktat Jay, yang membentangkan
perdagangan dengan Britania.[54] Traktat ini dibuat dengan tujuan membetulkan
hubungan dengan Britania.[55] Thomas Jefferson dan James Madison sangat
menentang traktat ini.[56] Dampaknya sebagian pemilih mendukung partai oposisi,
dan dimulailah Sistem Partai Pertama.

Setelah menjabat selama dua periode, Washington tak mau berkuasa lagi. Ia
menulis surat perpisahan, yang isinya menekankan manfaat pemerintahan federal
dan pentingnya etika dan moral sembari memperingatkan terhadap persekutuan
asing dan pembentukan partai politik.[57]

Dalam pemilu tahun 1796, John Adams berhasil mengalahkan Thomas Jefferson.
Pemilu ini adalah pemilu antar dua partai politik pertama di Amerika
Serikat.[58] Sebagai presiden, Adams menciptakan Tingkatan
Darat dan Laut Amerika Serikat dijadikan lebih besar, tetapi juga mengeluarkan
hukum untuk menutup koran yang menulis hal-hal jelek tentangnya.

Abad ke-19
Pemerintahan Jefferson

Jefferson berhasil mengalahkan Adams pada pemilu tahun 1800. Salah satu
mengenai penting yang dilaksanakannya sebagai presiden adalah membeli
Louisiana dari Perancis.[59] Jefferson mengirim Lewis dan Clark menempuh
Ekspedisi Lewis dan Clark untuk memetakan Pembelian Louisiana. Jefferson amat
meyakini republikanisme dan berpendapat bahwa prinsip tersebut harus berbasis
petani dan pekebun yeoman.

Pesaing utama Jefferson adalah John Marshall, seorang Federalis dari Virginia.
Marshall berhasil mendefinisikan fungsi Mahkamah Agung, khususnya
kekuasaan untuk menolak hukum Kongres yang menyalahi Konstitusi, yang
pertama kali diteguhkan pada 1803 dalam Marbury v. Madison.[60]

Presiden Jefferson juga berusaha menghentikan perdagangan dengan Inggris dan


Perancis, yang sedang terlibat dalam perang.[61] Perang meletus selang Amerika
Serikat dan Inggris pada tahun 1812 ketika James Madison menjabat sebagai
presiden. Perang ini disebut Perang 1812. Perang ini berkesudahan setelah
Amerika Serikat memperoleh kemenangan menetukan dalam Pertempuran New
Orleans,[62] dan disepakatinya Perjanjian Ghent.[62]

Perbudakan

Penetap menyeberangi Dataran Nebraska.

Salah satu masalah pada periode ini adalah perbudakan. Negara-negara anggota
di Selatan Atas sempat melaksanakan pembebasan banyak budak namun
kebutuhan tenaga kerja untuk perkebunan besar menciptakan perbudakan kembali
meningkat. Pada tahun 1861, lebih dari tiga juta orang Afrika-Amerika dijadikan
budak di Selatan.[63] Sebagian besar melaksanakan pekerjaan memetik kapas di
perkebunan besar. Selatan ingin agar perbudakan tetap berada, sementara Utara
berusaha mengakhirinya.

Era Perasaan Elok

Sebagai penentang perang, kelompok Federalis menggelar Konvensi Hartford pada


1814 yang mengisyaratkan pemisahan, namun pengaruh mereka melemah setelah
kemenangan Amerika di New Orleans.[64] Sementara itu pemerintah, setelah
sebelumnya menutup Bank Amerika Serikat, memutuskan untuk mendirikan Bank
Kedua Amerika Serikat pada 1816.[65][66]

Setelah Perang 1812, Amerika mengakhiri Sistem Partai Pertama dan mengalami
"Era Perasaan Baik" di bawah kepemipinan Presiden James Madison dan James
Monroe.[65][66] Di bawah Monroe, kebijakan Amerika Serikat di Amerika Utara
adalah Doktrin Monroe, yang menuturkan bahwa benua Amerika tidak boleh lagi
dijajah oleh negara-negara Eropa.[67] Ini adalah momen yang menentukan dalam
kebijakan luar pemerintah Amerika Serikat. Pada masa ini pula, Kongres
menginginkan "sistem Amerika", adalah dengan menghabiskan dana untuk
perbankan, transportasi, dan perhubungan, agar kota-kota dijadikan lebih besar
dan pabrik-pabrik dibangun.[68] Salah satu proyek transportasi besar pada masa ini
adalah Kanal Erie di New York. Pada tahun 1840-an, jalur kereta api juga
dibangun. Ribuan mil jalur kereta dan telegraf telah dibangun di Amerika Serikat
pada tahun 1860.[69]

Pemindahan Indian

Pada 1830, Kongres mengeluarkan Undang-Undang Pemindahan Indian, yang


memaksa suku Indian di kawasan timur untuk berpindah ke wilayah barat di
seberang Sungai Mississippi.[70] Sementara kelompok demokrat Jackson menuntut
pemindahan paksa suku Indian yang menolak mengakui hukum negeri ke Barat.
Kelompok Whig dan keagamaan menganggap bahwa tindakan tersebut tak
manusiawi, seperti terlihat pada Jejak Air Mata.[71]

Abolisionisme

Setelah 1840, pergerakan abolisionisme menopang banyak dukungan, terutama di


kalangan perempuan relijius di Timur Laut yang dipengaruhi oleh Pergerakan
Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai pada 1800-an di New
York.[72]Pergerakan Kebangunan Rohani bersesuaian erat dengan pergerakan anti
perbudakan di Amerika Serikat.[73] William Lloyd Garrison menerbitkan surat
kabar antiperbudakan yang paling berpengaruh, adalah The Liberator, sedangkan
Frederick Douglass, seorang mantan budak, mulai menulis di surat kabar tersebut
sekitar 1840 lalu mendirikan surat kabar abolisionisnya sendiri, North Star pada
1847.[74]

Perluasan ke Barat

Penduduk dan wilayah Amerika Serikat mengalami perkembang pesat, dan banyak
penduduk yang melaksanakan migrasi ke barat.[75] Mereka berpindah ke sebelah
barat Sungai Mississippi dan Pegunungan Rocky pada masa ini. Orang-orang
pertama yang pindah ke Barat adalah orang yang menjual kulit
hewan.[76][77] "Thesis Perbatasan" yang amat berpengaruh menuturkan bahwa
perbatasan barat membentuk karakter Amerika Serikat.[78] Pada tahun 1840-an,
banyak orang pindah ke Oregon, dan semakin banyak orang yang pindah ke Barat
setelah Demam Emas California tahun 1849.[79][80] Sejak permulaan 1830-an
hingga 1869, Jalur Oregon dan banyak cabangnya digunakan oleh lebih dari
300.000 pemukim. Sementara Penduduk asli Amerika semakin terdesak oleh
peristiwa seperti pengusiran. Selain Jejak Air Mata, peristiwa penting terkait
pengusiran suku Indian adalah Perang Black Hawk.[81]

Industrialisasi dan ekspansi


Industri di Amerika Serikat juga berkembang. Banyak pabrik dibangun di kota-
kota timur laut seperti Lowell, Massachusetts. Kebanyakan pabrik memproduksi
pakaian. Sebagian besar orang yang melaksanakan pekerjaan di pabrik adalah
perempuan, dan sebagian adalah anak-anak
dari Irlandia dan Jerman.[82][83] Meskipun mengalami industrialisasi, mata
pencaharian sebagian besar penduduk Amerika pada saat itu adalah petani.[84]

Ilustrasi Pengepungan Veracruz, anggota dari Perang Meksiko-Amerika.

Andrew Jackson terpilih sebagai presiden pada tahun 1828. Sebagian besar
pendukungnya adalah orang miskin yang tidak sudah mengalami memilih
sebelumnya, sehingga ia memberi mereka pekerjaan sebagai "hadiah". Selain itu,
ia juga menentukan pajak impor tinggi yang tidak disayangi oleh Selatan.[85] Wakil
presiden Jackson, John C. Calhoun, yang berasal dari Selatan, menulis bahwa
Selatan sepantasnya menghentikan kebijakan tersebut dan membelakangi Amerika
Serikat.[85]

Pada masa ini pula menyembul Manifest Destiny. Daniel Walker Howe
berpendapat bahwa, "Meskipun imperialisme Amerika tidak mencerminkan
konsensus Amerika; mengenai tersebut memicu perbedaan argumen dalam
peemrintahan nasional."[86] Manifest Destiny memberikan nada retorika untuk
perluasan, yang didukung oleh Demokrat. Salah satu perluasan ini adalah aneksasi
Republik Texas pada 1845. Texas bergabung dengan Amerika Serikat setelah
membelakangi Meksiko, sehingga Meksiko tidak menyukai mengenai ini, dan
Amerika menantikan wilayah Meksiko di Pantai Barat.[87] Akibatnya, Perang
Meksiko-Amerikameletus. AS berhasil memenangkan perang ini, dan
memperoleh wilayah California dan Amerika Serikat Barat Daya. Orang-orang
di Utara tidak menyukai perang ini, karena mereka mengalami rasa perang ini
hanya untuk keuntungan Selatan.[88]

Pemisahan Utara dan Selatan


Tentara Utara yang tewas di Gettysburg, Pennsylvania. Gambar diambil pada 5
atau 6 Juli 1863 oleh Timothy H. O'Sullivan.

Pada tahun 1840-an dan 1850-an, Utara dan Selatan tidak begitu saling menyukai
karena bermacam perbedaan, seperti:

 Ekonomi Utara berdasarkan pada industri, sedangkan Selatan berdasarkan


agraris.
 Negeri anggota Utara tidak memerlukan budak, sementara Selatan
memerlukan budak.[89] Orang-orang di Selatan juga marah dengan buku-
buku seperti Uncle Tom’s Cabin yang menuturkan bahwa perbudakan itu
salah.
 Utara memiliki Partai Republik, sementara Selatan memiliki Partai
Demokrat.
 Perbedaan pandangan mengenai kekuasaan pemerintahan federal.

Pejabat-pejabat pemerintahan berusaha menciptakan perjanjian untuk mencegah


perang. Masalah perbudakan di wilayah baru sempat nampak akan berakhir dengan
beradanya Kompromi 1850 yang difasilitasi oleh Henry Clay dari partai dan Whig
Stephen Douglas dari Demokrat. Kompromi ini meliputi penunjukkan California
sebagai negeri lepas sama sekali. Poin yang bermasalah dalam kesepakatan ini
adalah Undang-Undang Budak Buronan.[90]

Akan tetapi, perjanjian-perjanjian ini tidak berhasil menghentikan


perpecahan.[91] Kompromi 1820 dicabut pada 1854 dengan beradanya Undang-
Undang Kansas-Nebraska, yang mempromosikan Senator Douglas atas nama
"kedaulatan rakyat" dan demokrasi. Peraturan ini mengizinkan masing-masing
wilayah menetukan sendiri hukum tentang perbudakan. Kelompok antiperbudakan
marah dan mendirikan Partai Republik.

Orang-orang Utara dan Selatan mulai saling membunuh di Kansas dalam suatu
peristiwa yang disebut Kansas Berdarah karena masalah perbudakan. Peristiwa ini
disebut "Kansas Berdarah". Pada tahun 1859, John Brown mengambil alih sebuah
kota di Virginia untuk menerangkan bahwa perbudakan itu salah dan ia mencoba
mengajak budak-budak melawan pemiliknya.[92] Tokoh-tokoh lainnya yang
memandu pemberontakn budak selang lain Gabriel Prosser (1800), Denmark
Vesey (1822), Nat Turner (1831), dan (1859). Ini menciptakan Selatan
melaksanakan pengawasan budak yang lebih ketat dan mengurangi orang kulit
hitam lepas sama sekali. Keputusan Mahkamah Agung tahun 1857 dalam Dred
Scott v. Sandford memihak Selatan dan menuturkan bahwa perbudakan legal di
Amerika Serikat. Keputusan ini menciptakan Utara marah.

Perang Saudara

Abraham Lincoln dari Partai Republik berhasil memenangkan pemilu pada tahun
1860. Setelah itu, sebelas negeri anggota membelakangi Amerika Serikat dan
mendirikan Negeri Konfederasi Amerika. Maka meletuslah Perang Saudara
Amerika selang Utara dengan Selatan. Bersama dengan anggota barat laut
Virginia, yang dijadikan Virginia Barat, empat "negara anggota budak" tidak
memisahkan diri dan kemudian dikenal sebagai negeri anggota perbatasan. [93]

Perang Saudara dimulai dengan serangan Konfederasi terhadap instalasi militer


Amerika Serikat di Fort Sumter di Carolina Selatan. Bentrokan besar pertama
terjadi pada Pertempuran Bull Run Pertama.[94] Perang dengan cepat terbagi
dijadikan dua teater, adalah Timur dan Barat. Di teater Barat, Uni cukup sukses,
dengan kemnengan pada beberapa pertempuran besar, seperti Pertempuran
Perryville Dan Pertempuran Shiloh.[95]

Di teater Timur, Jenderal George B. McClellan memandu pasukan Uni. Ia


mengorganisir pasukan baru Potomac namun gagal merebut ibukota
Konfederasi, Richmond, Virginia dalam Aksi Semenanjungnya. Pada
berkesudahan ia mundur setelah menderita serangan dari Jenderal Konfederasi
yang baru dipilih, Robert E. Lee.[96]

Konfederasi memiliki jenderal yang lebih cakap daripada utara, akan tetapi
memiliki lebih sedikit jalur kereta dan hampir tidak mempunyai pabrik
senjata.[97] Pada pertengahan perang, Lincoln mengumandangkan Proklamasi
Emansipasi yang akan memberi keleluasaan semua budak di Konfederasi, dan
memperbolehkan orang kulit hitam berperang dalam tingkatan bersenjata Utara.

Mengalami rasa percaya diri setelah mengalahkan Uni pada Pertempuran Bull
Run Kedua, Lee melancarkan invasi ke utara yang berhasil dihentikan oleh
McClellan dalam Pertempuran Antietam yang memakan banyak korban.
Sementara pengganti McClellan, Jenderal Ambrose Burnside, menderita
kekalahan oleh pasukan Lee yang lebih sedikit dalam Pertempuran Fredericksburg
pada akhir 1862. Lee kembali menang dalam Pertempuran Chancellorsville pada
Mei 1863, namun kehilangan ajudan pentingnya, Stonewall Jackson. Lee
berkesudahan mengalami kekalhan dalam Pertempuran Gettysburg pada 1-3 Juli
1863. Peristiwa ini adalah titik belakang Perang Saudara Amerika.[98] Uni kembali
memperoleh keunggulan setelah Jenderal Ulysses S. Grant merebut Sungai
Mississippi dalam Pertempuran Vicksburg. Dampaknya wilayah Konfederasi pun
terpecah.

Dua tahun terakhir perang memakan banyak korban bagi kedua pihak, dengan
Grant melancarkan perang atrisi melawan Pasukan Virginia Utara pimpinan
Jenderal. Perang atrisi ini terbagi dijadikan tiga aksi utama. Yang pertama, Aksi
Overland memaksa Lee mundur ke kota Petersburg di mana Grant melancarkan
serangan besar keduanya, adalah Aksi Richmond-Petersburg di mana ia
mengepung Petersburg. Setelah pengepungan selama sepuluh bulan, Petersburg
menyerah. Namun, pertahanan Fort Gregg menciptakan Lee mampu menggerakan
pasukannnya keluar dari Petersburg. Grant mengejarnya dan melancarkan serangan
terakhir, Aksi Appomattox yang menciptakan Lee menyerah pada 9 April 1865 di
Gedung Pengadilan Appomattox. Akhirnya, seluruh pasukan Konfederasi
menyerah dan perang pun berkesudahan.

Berdasarkan sensus tahun 1860, sekitar 8% pria kulit putih usia 13 hingga 43 tahun
tewas dalam perang ini.[99]

Rekonstruksi

Andrew Johnson.
Rekonstruksi berlanjut sejak Proklamasi Emansipasi Lincoln pada 1 Januari 1863
hingga Kompromi 1877.[100]

Lincoln terpilih kembali sebagai presiden pada tahun 1864. Akan tetapi, ketika
menghadiri drama di Ford's Theatre, Washington, D.C., ia ditembak oleh John
Wilkes Booth. Lincoln dijadikan presiden Amerika pertama yang tewas
dibunuh.[101]Ia diubahkan oleh Andrew Johnson.

Pada masa ini, tiga "Amandemen Rekonstruksi", adalah Amandemen Ketigabelas,


Amandemen Keempatbelas, dan Amandemen Kelimabelas, disetujui, yang isinya
memperluas hak sipil untuk orang kulit hitam. Maka budak-budak diberi
keleluasaan dan dijadikan warga negeri. Mereka juga memiliki hak suara. Namun
para mantan budak ini mengalami ancaman kelaparan dan pengangguran.
Permasalahan in ditangani oleh agensi pertolongan federal besar pertama, adalah
Biro Mantan Budak, yang dijalankan oleh Tingkatan Darat.[102]

Kongres pada masa itu dikuasai oleh "Republikan Radikal", yang ingin
menghukum Selatan setelah Perang Saudara.[103] Mereka tidak menyukai Johnson
dan hampir menghentikan jabatannya.[103] Pemerintahan Republik baru berhasil
berkuasa dengan berbasis pada koalisi Mantan Budak, Carpetbagger (pendatang
baru dari Utara), dan Scalawag (orang kulit putih Selatan).

Kongres mengirim banyak tentara ke Selatan dan memaksa Selatan menuturkan


setuju amandemen ke-14 dan 15. Selatan tidak menyukai mengenai ini, dan
menciptakan hukum "Jim Crow" yang menempatkan orang kulit hitam dalam
peran-peran yang rendah dan memaksa mereka melaksanakan pekerjaan sebagai
petani miskin.[104] Orang Kulit Putih di Selatan juga mendirikan Ku Klux Klan
yang menyerang orang kulit hitam. Penegakan hukum yang tegas oleh Presiden
Ulysses Grant menempuh Undang-Undang Ku Klux Klan pada 1870 berhasil
membubarkan Klu Klux Klan. Akan tetapi, sedang berada kelompok-kelompok
paramiliter lainnya, seperti Liga Putih dan Kaus Merah yang berupaya
menegakkan kembali kekuasaan politik kulit putih di Selatan selama 1870-an.[105]

Rekonstruksi berkesudahan setelah pemilihan tahun 1876 selang calon dari


Republik Rutherford B. Hayes dan calon dari Demokrat Samuel J. Tilden, yang
dimenangkan oleh Hayes.[106] Setelah 1890, Selatan secara efektif memberi batas
orang kulit hitam. Orang kulit hitam dipisahkan di tempat umum dan dijadikan
warga negeri kelas dua dampak sistem Jim Crow hingga berhasilnya pergerakan
Hak Sipil pada 1964-65.[107][108]
Jalur kereta api transkontinental berakhir dibangun pada tahun 1869. Jalur ini
membantu kemudahan transportasi di Amerika Serikat. Chicago, tempat jalur-jalur
bersua, dijadikan pusat perdagangan selang Barat dan Timur.[109]

Zaman Sepuhan

"Zaman Sepuhan" adalah istilah yang digunakan oleh Mark Twain untuk
menggambarkan periode pada akhir abad ke-19 dimana terjadi peningkatan besar-
besaran dalam mengenai kekayaan dan kemakmuran Amerika Serikat. Reformasi
pada Zaman ini meliputi Undang-Undang Layanan Sipil, Undang-Undang
Perdagangan Antarnegara Bagian, dan Undang-Undang Antipercaya Sherman.
Twain yakin bahwa di belakang kemakmuran itu, terdapat banyak spekulator
tanah, skandal politik, dan praktik bisnis tak etis.[110]

Pada 1890 produksi industri dan pendapatan per kapita Amerika adalah yang
tertinggi di dunia. Untuk mengatasi hutang yang besar dan rendahnya harga produk
pertanian, para petani bergabung dengan Partai Populis.[111] Selain itu, Amerika
Serikat didatangi oleh pendatang dari bermacam negeri,
seperti Irlandia, Italia, Jerman, Eropa Timur, dan Cina.[112] Sebagian besar dari
mereka melaksanakan pekerjaan di pabrik-pabrik besar dan tinggal di kota besar,
seperti New York City, Chicago, dan Boston. Mereka biasanya menghuni
apartemen yang kecil, miskin, dan berdekatan.[113]Pendatang-pendatang ini
seringkali digunakan sebagai "mesin politik". Mereka diberi pekerjaan dan uang,
dengan imbalan suara dalam pemilu.[113]

"Mesin-mesin politik" telah menguasai pemerintahan dalam dekade terakhir abad


ke-19. Sebagian besar presiden terpilih karena gerak politik.[114] Pemilik bisnis
besar seringkali memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada
pemerintahan.[114]Contohnya adalah John D. Rockefeller, Andrew Carnegie, dan
J.P. Morgan.

Depresi yang parah di seluruh Amerika Serikat terjadi pada 1893. Depresi ini
disebut Kepanikan 1893 dan berdampak pada petani, orang yang melaksanakan
pekerjaan, serta penguasaha karena harga, gaji, dan keuntungan menurun
drastis.[115] Akibatnya, Presiden Grover Cleveland banyak disalahkan. Kericuhan
buruh menimbulkan banyak serangan, yang paling tersohor adalah Serangan
Pullman pada 1894. Partai Populis memperoleh banyak dukungan dari para petani
kapas dan gandum serta para penambang batu bara, namun pengaruhnya kalah oleh
pergerakan Perak Lepas sama sekali yang lebih tersohor.[116] Kemakmuran kembali
dialami Amerika Serikat di bawah pimpinan Presiden William McKinley, yang
mengalahkan William Jennings Bryan dalam pemilihan umum.

Abad ke-20
Masa Progresivisme

"Sepuluh ribu mil, dari ujung ke ujung", kartun politik yang menggambarkan
kekuasaan Amerika Serikat pada tahun 1898.

Pada Era Progresif, terjadi Pergerakan progresif yang menyerukan modernitas dan
reformasi. Politis terkemuka pada masa ini selang lain Theodore Roosevelt,
Charles Evans Hughes, dan Robert LaFollette dari Republik, serta William
Jennings Bryan dari Demokrat, yang mendukung reformasi progresif. Empat
amandemen konstitusi baru, adalah Amandemen Keenambelas, Amandemen
Ketujuhbelas, Amandemen Kedelapanbelas, dan Amandemen Kesembilanbelas—
yang berasal dari aktivisme progresif, membawa reformasi berupa pajak perolehan
federal, pemilihan langsung Senator, dan hak pilih perempuan.[117]

Imperialisme

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, Amerika Serikat dijadikan lebih
aktif dalam urusan luar pemerintah. Pada tahun 1898, Amerika Serikat berperang
melawan Spanyol. AS berhasil memenangkan perang, dan menguasai Puerto
Riko, Guam, Guantanamo, dan Filipina.[118] Ditambah dengan
pembelian Alaska dan pengambilalihan Hawaii, Amerika Serikat telah
memperoleh seluruh wilayahnya hari ini, ditambah beberapa wilayah yang akan
lolos setelah Perang Dunia II.[119]

William Jennings Bryan memandu Partai Demokrat menentang penguasaan atas


Filipina, yang memenuhinya sebagai imperlialisme dan bertentangan dengan
demokrasi Amerika.[120] Namun, Bryan kalah dari William McKinley dalam
pemilihan presiden tahun 1900.[121]
Pada tahun 1901, Theodore Roosevelt dijadikan presiden Amerika Serikat. Ia
memiliki kebijakan luar pemerintah yang disebut "Big Stick". Maksudnya ialah
bahwa [AS] harus memiliki tingkatan laut yang besar dan melaksanakan
pengawasan terhadap Amerika Latin.[122][123] Selang tahun 1908 hingga 1930,
Amerika Serikat beberapa kali memberikan tentara ke Amerika Latin. Selain itu,
ketika Theodore Roosevelt sedang menjabat, penggalian Terusan
Panama dimulai.

Woodrow Wilson terpilih sebagai presiden pada tahun 1912. Ia adalah seorang
progresif, tetapi tidak sepenuhnya mirip Roosevelt.[124][125] Pada tahun itu pula,
Arizona dijadikan negeri anggota terakhir dari Amerika Serikat daratan, sehingga
Perbatasan Amerika pun berkesudahan. Inovasi yang menyembul pada masa ini
adalah Kebijakan Pintu Membuka, dimana kekuasaan imperial diberi akses
setara untuk bisnis Cina, namun mereka tak diperbolehkan menguasai Cina.[126]

Perang Dunia I

Tentara Amerika selama Perang Dunia I.

Amerika Serikat permulaan mulanya tidak ingin terlibat dalam Perang Dunia I.
Akan tetapi, karena:

 Ditenggelamkannya kapal RMS Lusitania oleh torpedo Jerman pada 7 Mei


1915
 Terungkapnya Telegram Zimmermann, pesan Jerman
kepada Meksiko yang mengajak untuk bersama-sama menyerang AS

Amerika menuturkan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917.[127] AS


membantu Sekutu, dan pada musim panas 1928 mengirim sangat banyak pasukan
di bawah Jenderal John J. Pershing.[128] dan perang berkesudahan setahun
kemudian dengan kekalahan Blok Sentral. Presiden Woodrow
Wilson menginginkan Jerman menggulingkan Kaisar dan menyetujui Empat Belas
Poin. Wilson juga mencoba mendirikan Liga Bangsa-Bangsa, akan tetapi
Amerika Serikat tidak bergabung karena kaum isolasionis di AS menolak traktat
perjanjian.[129] Setelah Perang Dunia I, sebuah pandemi flu mewabah, dan
menewaskan banyak orang di AS dan Eropa.[130]Selain itu, seusai Perang Dunia I,
Amerika Serikat dijadikan salah satu negeri terkaya dan terkuat di dunia.[131]

Hak suara perempuan


Informasi lebih lanjut: Hak suara perempuan di Amerika Serikat

Alice Paul menulis Amandemen Kesetaraan Hak

Pergerakan hak suara perempuan dimulai dengan Konvensi Seneca Falls pada
1848, digelar oleh Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott, serta Deklarasi
Sentimen yang menuntut kesetaraan hak untuk perempuan. Banyak aktivis yang
dijadikan sadar secara politik selama pergerakan abolisionis. Aksi hak perempuan
selama "feminisme gelombang pertama" dipandu oleh Mott, Stanton, Susan B.
Anthony, dllnya. Pergerakan ini direorganisir setelah Perang Saudara, memperoleh
para juru aksi berpengalaman, banyak di selangnya telah berjuang untuk
pelarangan di Women's Christian Temperance Union. Pada akhir abad ke-19
beberapa negeri anggota di barat telah memberikan hak suara penuh untuk
perempuan,[132] meskipun perempuan telah memperoleh kemenangan hukum yang
signifikan, meraih hak dalam bermacam anggota seperti properti dan hak asuh
anak.[133]

Sekitar 1912 pergerakan feminis, yang dulunya tumbuh dengan lambat, mulai
bangkit kembali, menekankan pada tuntutan untuk kesetaraan dan mengklaim
bahwa korupsi dalam politik Amerika harus dibersihkan oleh perempuan karena
laki-laki tidak mampu melaksanakannya.[134] Para pemrotes kemudian
disebut suffragette. Alice Paul memandu parade di ibukot adan kota-kota besar.
Alice memisahkan diri dari Asosiasi Hak Suara Perempuan Amerika Nasional
(AHSPAN), yang lebih menyukai pendekatan yang lebih moderat dan mendukung
Partai Demokrat dan Woodrow Wilson, yang dipandu oleh Carrie Chapman Catt.
Alice mendirikan Partai Perempuan Nasional yang lebih militan. Para pejuang hak
suara ditangkapi pada piket "Sentinel Sunyi" mereka di Gedung Putih, yang adalah
pertama kalinya cara tersebut dilaksanakan. Mereka kemudian dijadikan tahanan
politik.[135]

Setelah Perang Dunia Pertama, semakin banyak negeri anggota Barat yang
memberi hak suara untuk perempuan. Salah satu tokoh perempuan pertama yang
terpilih adalah Jeannette Rankin dari Montana. Kongres melepaskan Amandemen
Kesembilan Belas pada 1919, dan perempuan berhak memilih pada 1920.[136]

AHSPAN berubah dijadikan Liga Pemilih Perempuan, dan Partai Perempuan


Nasional mulai menyerukan Amandemen Kesetaraan Hak. Pada 1928, hak suara
perempuan memperoleh daya setelah kelompok Katolik menyadari perlunya suara
perempuan untuk memilih Al Smith, tokoh Katolik dari New York City. Sementara
kelompok Protestan menopang perempuan untuk memilih Herbert Hoover.[137]

Periode antar perang: 1919–1939

Pada tahun 1920-an, rasisme merebak. Ku Klux Klan semakin menguat dan
mengincar orang kulit hitam, Katolik, Yahudi, dan imigran.[138] Orang-orang
menuduh imigran dan kepala buruh (yang dituduh sebagai Bolshevik) bersalah
atas perang dan masalah-masalah lain dalam sektor bisnis.[34][139]

1920-an adalah era ledakan ekonomi dan kesejahteraan bagi Amerika Serikat. Pada
masa ini, banyak orang Afrika-Amerika yang pindah dari Selatan ke kota-kota
besar seperti New York City, Chicago, St. Louis, dan Los Angeles.[140]Mereka
membawa musik jazz, sehingga tahun 1920-an dijuluki sebagai "Zaman Jazz".
Franklin D. Roosevelt

Seusai Perang Dunia I, Amerika Serikat menentukan kebijakan luar pemerintah


yang isolasionis. Hukum dan traktat yang mengakhiri perang disetujui. AS juga
menolak menjual senjata kepada mantan sekutunya.[141]

Warren G. Harding dijadikan presiden pada tahun 1921. Ia meyakini bahwa


perlintasan terbaik untuk membetulkan ekonomi adalah bersahabat dengan bisnis-
bisnis besar menempuh pemotongan pajak dan pengurangan regulasi.[142] Performa
ekonomi berlanjut dengan elok di bawah kebijakan ini. Akan tetapi, jurang selang
yang kaya dan miskin semakin melebar.[143] Harding meninggal pada tahun 1923,
dan Calvin Coolidge menyebabkan berubahnya. Seperti Harding, Calvin Coolidge
meyakini bahwa pemerintah tidak boleh campur tangan dalam urusan bisnis,
sehingga ia meneruskan banyak kebijakan Harding.[144][145] Coolidge memutuskan
untuk tidak dicadangkan dalam pemilu 1928 dan selanjutnya Herbert
Hooverdijadikan presiden.

Pada tahun 1929, Depresi Besar melanda Amerika Serikat. Bursa efek jatuh, dan
banyak bank kehabisan uang dan ditutup.[146] Pada tahun 1932, lebih dari
seperempat rakyat Amerika Serikat dijadikan pengangguran.[147]

Herbert Hoover, yang dijadikan presiden pada saat itu, mencoba menghentikan
Depresi, tetapi gagal.[148] Pada tahun 1932, ia dikalahkan oleh Franklin D.
Roosevelt dalam pemilu. Franklin D. Roosevelt melancarkan kebijakan New Deal,
adalah rangkaian rencana pemerintah yang memberikan pertolongan, pemulihan,
dan reformasi.[149] Contoh rencana pada New Deal adalah jaminan sosial, Works
Progress Administration (pembangunan perlintasan, sekolah, gedung pemerintahan
dan karya seni), dan Civilian Conservation Corps (memberikan anak belum tua
pekerjaan untuk membantu lingkungan). Program-program seperti ini
mempekerjakan jutaan warga Amerika, meskipun dengan gaji yang
kecil.[150][151]New Deal seringkali disebut sebagai periode yang "menyelamatkan
kapitalisme" dan menghentikan Amerika dijadikan negeri komunis atau
fasis.[152] Meskipun New Deal berhasil meningkatkan ekonomi, kebijakan ini tidak
mengakhiri Depresi Besar. Depresi ini diakhiri oleh Perang Dunia II.[153]

Perang Dunia II

Pasukan Amerika Serikat melaksanakan invasi di Pantai Omaha.

Perang Dunia II meletus pada 1 September 1939, dan Amerika Serikat


menuturkan mereka tidak ingin terlibat. Sebagian besar warga Amerika mengalami
rasa AS sepantasnya tetap netral.

Jepang mengebom Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.[154]Akibatnya, Amerika


Serikat menuturkan perang terhadap Blok Poros(Jerman, Jepang, dan Italia).
Amerika Serikat terlibat dalam dua front, adalah Front Pasifik melawan Jepang,
dan Front Eropa dan Afrika melawan Jerman dan Italia.[155]

Pada 12 April 1945, Roosevelt meninggal dunia, dan diubahkan oleh Harry
Truman. Mussolini dieksekusi oleh partisan Italia pada 28 April.[156] Dua hari
kemudian, Adolf Hitler bunuh diri.[157] Tentara Jerman menyerah di Italia pada 29
April dan di Eropa Barat pada 7 Mei.[158]

Pemimpin-pemimpin Sekutu bersua di Potsdam, Jerman, pada 11 Juli. Mereka


menginginkan agar Jepang menyerah tanpa syarat.[159] Jepang mengacuhkan seruan
ini, sehingga AS menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima (6 Agustus 1945)
dan Nagasaki (9 Agustus 1945) untuk mengakhiri perang.[155] Enam hari setelah
pengeboman, pada 15 Agustus, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu,
menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September.

Perang Dingin
Tank Soviet berhadapan dengan tank AS di Checkpoint Charlie, pada 27 Oktober,
selama Krisis Berlin 1961.

Setelah Perang Dunia II, Uni Soviet dan Amerika Serikat dijadikan dua adidaya
dunia. Perang Dingin adalah periode ketegangan dan persaingan selang Soviet dan
AS. Akan tetapi, tentara Amerika dan Soviet tidak sudah mengalami bersua secara
langsung dalam medan perang, namun berperang secara tidak langsung, seperti
dalam Perang Korea (1950-an) dan Perang Vietnam (1950-an-1970-
an).[160][161] Kedua perang tersebut adalah perang selang pemerintah Utara yang
komunis (didukung oleh Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok), dan
pemerintahan Selatan yang dibantu oleh AS. Perang Korea berkesudahan dengan
pembagian Korea, sementara perang Vietnam dimenangkan oleh Vietnam
Komunis setelah AS mundur dari Vietnam.[162] Selain itu, salah satu konflik
penting pada masa ini adalah Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962. Selama krisis
ini, AS dan Uni Soviet berada pada posisi yang sangat dekat untuk saling
menyerang dengan senjata nuklir.[163]

Buzz Aldrin berlanjut di permukaan Bulan.

Pada masa Perang Dingin, pemerintah mencoba berusaha mendapatkan orang yang
diduga sebagai Komunis. Orang yang diduga komunis akan kehilangan pekerjaan,
masuk penjara, atau bakan terbunuh.[164] Banyak aktor dan pengarang yang masuk
ke daftar hitam.[34][165] Peristiwa ini disebut sebagai "Red Scare".
Perlombaan senjata juga berlanjut selang Amerika Serikat dengan
Soviet.[166]Amerika Serikat banyak menghabiskan dana untuk proyek-proyek
pertahanan.[167]Selain perlombaan senjata, perlombaan luar angkasa juga berlanjut.
Perlombaan ini dimulai ketika Soviet meluncurkan Sputnik pada tahun
1957.[168] Dalam beberapa tahun, elok AS maupun Soviet telah meluncurkan
satelit, dan juga memberikan hewan dan manusia keluar angkasa.[168] Pada tahun
1969, Apollo 11berhasil mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan.

Kebijakan luar pemerintah Amerika Serikat berubah pada tahun 1970-an ketika AS
membelakangi Vietnam dan Richard Nixon mengundurkan diri karena skandal
Watergate.[34] Pada tahun 1970-an dan 1980-an, AS memiliki kebijakan "detente"
(mengurangi ketegangan) dengan Uni Soviet.[169][170] Di bawah kebijakan Nixon
dan Reagan, Amerika Serikat memberikan tentara dan uang ke negara-
negara Amerika Latin agar mereka tidak dijadikan komunis.[123] Pada masa ini
pula, ekonomi menderita karena AS tidak memproduksi barang sebanyak dahulu,
dan karena beberapa negeri di Timur Tengah melaksanakan embargo minyak.[160]

Perang Dingin berkesudahan dengan runtuhnya Soviet pada Desember 1991.[171]

Era setelah Perang Dingin

Serangan 11 September

Setelah berkesudahannya Perang Dingin, Amerika Serikat dijadikan "masyarakat


post-industrial".[172] AS juga mulai mengalami defisit perdagangan.[173] Timur
Tengah dijadikan penting dalam kebijakan luar pemerintah AS, karena Amerika
memperoleh miliaran barel minyak dari Timur Tengah. Banyak negeri di Timur
Tengah tidak peduli dengan AS karena Amerika adalah sekutu Israel.[174] Pada
tahun 1991, Amerika Serikat terlibat dalam Perang Teluk untuk mengusir
invasi Irak dari Kuwait.

Pada tahun 1992, Bill Clinton dijadikan presiden. Ia mengirim tentara


ke Bosniayang sedang dilanda oleh perang etnis.[175] AS juga setuju
dengan Perjanjian Perdagangan Lepas sama sekali Amerika
Utara (NAFTA).[176] Akan tetapi, masa kepresidenan Clinton dinodai oleh skandal
seks dengan sekretarisnya yang bernama Monica Lewinsky.[177]

George W. Bush memenangkan pemilu pada tahun 2000. Pada masa


jabatannya, Serangan 11 September terjadi. Dampak serangan tersebut, World
Trade Center runtuh, dan ribuan warga Amerika tewas. Bush lalu menuturkan
setuju USA Patriot Act, yang memperbolehkan pemerintah untuk mengumpulkan
informasi mengenai orang Amerika yang diduga sebagai teroris. AS
dan NATO lalu pergi ke Afganistan untuk berusaha mendapatkan Osama bin
Laden dan orang lain yang mendesain Serangan 11 September. Selanjutnya,
AS menyerang Irak pada tahun 2003 karena Saddam Hussein diduga memiliki
senjata pemusnah massal.[178] Pada tahun 2005, Amerika Serikat anggota selatan
dilanda oleh badai besar yang disebut Badai Katrina. Partai Demokrat
memenangkan kembali Kongres pada tahun 2006 karena warga Amerika tidak
menyukai kebijakan Bush mengenai Perang Irak dan Katrina.[179]

Pada tahun 2008, Barack Obama terpilih sebagai presiden Afrika-


Amerika pertama.[180] Ia terpilih pada masa resesi terburuk semenjak Depresi
Besar. Pada permulaan jabatannya, Obama dan Kongres menuturkan setuju
reformasi terhadap perawatan kesehatan dan perbankan. Pemerintah juga
memberikan stimulus untuk membantu ekonomi selama resesi.[181] Selama masa
resesi, pemerintah menghabiskan banyak dana untuk mengamankan industri
perbankan dan otomotif dari kejatuhan. Selain krisis finansial, Obama juga harus
menghabiskan masalah keadaan tiris minyak Deepwater Horizon yang terjadi
pada Juni 2010.

Catatan kaki
1. ^ Wilford, John Noble (2008-04-04). "Evidence Supports Earlier Date for
People in North America". The New York Times.
2. ^ "Scots to Colonial North Carolina Before 1775". School of Applied Arts
of the University of Strathclyde. Diakses 2010-08-27.
3. ^ a b Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M.
Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The
National Experience: A History of the United States (ed. 6th). Harcourt
Brace Jovanovich. hlm. 91. ISBN 0155656643.
4. ^ "New Ideas About Human Migration From Asia To
Americas". ScienceDaily. 2007-10-29. Diakses 2011-03-12.
5. ^ Kennedy, Cohen & Bailey 2006, hlm. 6
6. ^ Pekka Hämäläinen (December, 2003). "The Rise and Fall of Plains
Indians Horse Cultures". The Journal of American History. American
Historical Association, Organization of American Historians, University of
Illinois Press, National Academy Press. Diarsipkan dari aslinya tanggal 4
August 2012. Diakses 5 April 2010.
7. ^ Johnston, Robert D. (2002). The Making of America: The History of the
United States from 1492 to the Present. National Geographic.
hlm. 13. ISBN 0792269446.
8. ^ John Mack Faragher, The Encyclopedia of Colonial and Revolutionary
America (1996), passim
9. ^ Joseph Patrick Byrne (2008). Encyclopedia of Pestilence, Pandemics,
and Plagues. ABC-CLIO. hlm. 415–16.
10.^ Eric Hinderaker and Rebecca Horn, "Territorial Crossings: Histories and
Historiographies of the Early Americas," William and Mary
Quarterly (2010) 67#3 pp. 395-432 in JSTOR
11.^ Robert Greenberger, Juan Ponce de León: the exploration of Florida and
the search for the Fountain of Youth (2003)
12.^ Pyne, Stephen J. (1998). How the Canyon Became Grand. New York
City: Penguin Books. hlm. 4–7. ISBN 0-670-88110-4.
13.^ A. Grove Day, Coronado's Quest: The Discovery of the Southwestern
States (U. of California Press, 1940) online
14.^ David J. Weber, New Spain's Far Northern Frontier: Essays on Spain in
the American West, 1540–1821 (1979)
15.^ Jaap Jacobs, The Colony of New Netherland: A Dutch Settlement in
Seventeenth-Century America (2nd ed. Cornell University Press;
2009) online
16.^ Brebner, John Bartlet. New England's outpost : Acadia before the
conquest of Canada. Archon Books Hamden, Conn. 1927
17.^ Dean Jobb, The Cajuns: A People's Story of Exile and Triumph (2005)
18.^ Allan Greer, "National, Transnational, and Hypernational
Historiographies: New France Meets Early American History," Canadian
Historical Review (2010) 91#4 pp 695–724
19.^ "Colonial North America". Internet Modern History Sourcebook. Diakses
2010-08-29.
20.^ Henretta, James A. (2007). "History of Colonial America". Encarta
Online Encyclopedia. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2009-10-31.
21.^ Barker, Deanna. "Indentured Servitude in Colonial America". National
Association for Interpretation, Cultural Interpretation and Living History
Section. Diarsipkan dari aslinya tanggal 2009-10-24.
22.^ Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United
States (ed. 6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 18. ISBN 0155656643.
23.^ Davis, Kenneth C. (2002). Don't Know Much About American History.
HarperCollins. ISBN 0060840560.
24.^ James Davie Butler, "British Convicts Shipped to American
Colonies," American Historical Review (1896) 2#1 pp. 12-33 in JSTOR
25.^ Tougias, Michael (1997). "King Philip's War in New
England". HistoryPlace.com.
26.^ Oatis, Steven J. (2004). A Colonial Complex: South Carolina's Frontiers
in the Era of the Yamasee War, 1680–1730. University of Nebraska Press.
hlm. 167. Online at Google Books
27.^ Owen Collins, ed. (1999). Speeches That Changed the World. John Knox
Press. hlm. 63–65. ISBN 0664221491.
28.^ Richard Middleton and Anne Lombard Colonial America: A History to
1763 (4th ed. 2011)
29.^ Patricia U. Bonomi, Under the Cope of Heaven: Religion, Society, and
Politics in Colonial America (2003)
30.^ Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United
States (ed. 6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 72-
74. ISBN 0155656643.
31.^ Bailyn, Bernard (1992). The Ideological Origins of the American
Revolution. Harvard University Press. hlm. 249,273–4, 299–
300. ISBN 0674443012.
32.^ Thomas S. Kidd, The Great Awakening: The Roots of Evangelical
Christianity in Colonial America (2009)
33.^ Morison, Samuel Eliot (1972). The Oxford History of the American
People. New York City: Mentor. hlm. 199–200. ISBN 0451-62600-1.
34.^ a b c d Kennedy, David; Lizabeth Cohen and Thomas A. Bailey
(2006). The American Pageant (ed. 13th). Boston: Houghton Mifflin.
35.^ "About.com: The Trans-Atlantic Slave Trade". Diakses 2010-08-29.
36.^ Kurlansky, Mark. Cod: A Biography of the Fish That Changed the
World. New York: Walker. ISBN 0-8027-1326-2.
37.^ U.S. Census Bureau. "Earliest Population Figures for American Cities".
Diakses 2010-08-29.
38.^ Calloway, Colin (2006). The Scratch of a Pen. Oxford University
Press. ISBN 0-19-530071-8.
39.^ Miller, John C. (1943). Origins of the American Revolution. Little,
Brown & Co. hlm. 31, 99, 104.
40.^ Edmund S. Morgan (1956; 4th ed 2012). The Birth of the Republic, 1763-
89. U. of Chicago Press. hlm. 14–27.
41.^ Alexander, John K. (2002). Samuel Adams:America’s Revolutionary
Politician. Rowman & Littlefield. ISBN 074252115X. Labaree, Benjamin
W. (1964). The Boston Tea Party. Northeastern University Press. hlm. 141–
144. ISBN 0930350057.
42.^ Robert Allison (2007). The Boston Tea Party. Applewood Books.
hlm. 47–63.
43.^ "United States Declaration of Independence". Wikisource. Diakses 2010-
08-14.
44.^ French, Allen (1925). The Day of Concord and Lexington. Little, Brown
& Co. hlm. 2, 272–273. Diakses 2010-08-29.
45.^ John E. Ferling, Independence: The Struggle to Perangkat America
Free (2011)
46.^ Gordon S. Wood, The American Revolution: A History(2003)
47.^ Lipset, The First New Nation (1979) p. 2
48.^ Catherine L. Albanese, Sons of the Fathers: The Civil Religion of the
American Revolution (1977)
49.^ "Articles of Confederation". Wikisource. Diakses 2010-08-14.
50.^ Blum, John M. (1985). The National Experience: A History of the United
States (ed. 6th). Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 131. ISBN 0155656643.
51.^ Jack P. Greene, and J. R. Pole, eds. A Companion to the American
Revolution (2004)
52.^ "Constitution of the United States of America". Wikisource. Diakses
2010-08-15.
53.^ Forrest McDonald, The Presidency of George Washington(1974)
54.^ Cole, Wayne S. (1968). An Interpretive History of American Foreign
Relations. hlm. 55. ISBN 0256014132.
55.^ Jean Edward Smith, John Marshall: Definer of a Nation(1998) mengenai.
177
56.^ Chambers, 80.
57.^ "George Washington's Farewell Address". Archiving Early America.
Diakses 2008-06-07.
58.^ "From One to Two Political Parties. Cobblestone Publishing. hlm. 6–9.
November 1988.
59.^ "Table 1.1 Acquisition of the Public Domain 1781-1867". Diakses 2010-
08-29.
60.^ Jean Edward Smith, John Marshall: Definer of a Nation(1998) pp 309-26
61.^ Tucker, Spencer (2006). Injured Honor: The Chesapeake-Leopard Affair.
Naval Institute Press. ISBN 1557508240.
62.^ a b J. C. A. Stagg, The War of 1812: Conflict for a Continent (2012)
63.^ "Recapitulation of the Tables of Population, Nativity, and Occupation".
Diakses 2010-08-15.
64.^ James Banner, To the Hartford Convention: the Federalists and the
Origins of Party Politics in Massachusetts, 1789–1815(1969)
65.^ a b George Dangerfield, The Era of Good Feellings: America Comes of
Age in the Period of Monroe and Adams Between the War of 1812, and the
Ascendancy of Jackson (1963)
66.^ a b Paul Goodman, "The First American Party System" in William Nisbet
Chambers and Walter Dean Burnham, eds. The American Party Systems:
Stages of Political Development(1967), 56–89.
67.^ James Monroe di QuickFacts.
68.^ Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history 1(ed. 1st).
New York: W.W. Norton. hlm. 311. ISBN 0393927822.
69.^ United States Census Bureau. "Report on Transportation Business in the
United States at the Eleventh Census 1890". hlm. 4. Missing or
empty |url= (help)
70.^ David Heidler and Jeanne T. Heidler, Indian Removal (2006)
71.^ Robert Vincent Remini, Andrew Jackson and His Indian Wars(2002)
72.^ Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history 1(ed. 1st).
New York: W.W. Norton. hlm. 293. ISBN 0393927822.
73.^ Thomas Van den End. Harta Dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1990.
74.^ John Stauffer, Giants: The Parallel Lives of Frederick Douglass and
Abraham Lincoln (2009)
75.^ For a recent overview see Robert V. Hine and John Mack
Faragher, Frontiers: A Short History of the American West(2008); for
elaborate detail see Howard R. Lamar, ed. The New Encyclopedia of the
American West (1998)
76.^ Scaliger, Charles (January 8, 2010). "John Colter: The First Mountain
Man". The New American. Diakses 2010-06-25.
77.^ Caesar, Gene (1961). King Of The Mountain Men. E.P. Dutton Co,, Inc.
Diakses 30-08-2010.
78.^ Robert V. Hine and John Mack Faragher, The American West: A New
Interpretive History (Yale University Press, 2000) p. 10
79.^ Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history 1(ed. 1st).
New York: W.W. Norton. hlm. 407. ISBN 0393927822.
80.^ "California Gold Rush, 1848-1864". Learn California.org, a site
designed for the California Secretary of State. Diakses 2008-07-22.
81.^ Len Green. "Choctaw Removal was really a "Trail of Tears"". University
of Minnesota. Diakses 2008-04-28.
82.^ Robinson, Harriet (1883). "Early Factory Labor in New England".
Internet History Sourcebooks Project. Diakses 19 August 2010.
83.^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M.
Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The
National Experience: A History of the United States (ed. 6th). Harcourt
Brace Jovanovich. hlm. 310–311. ISBN 0155656643.
84.^ "Population: 1790 to 1990". United States Census Bureau. Diakses 19
August 2010.
85.^ a b Stampp, Kenneth (1991). The Causes of the Civil War(ed. 3rd).
Touchstone.
86.^ Daniel Walker Howe, What Hath God Wrought: The Transformation of
America 1815-1848, (2007) pp 705-6
87.^ Rives, George Lockhart. The United States and Mexico 2. hlm. 658.
Diakses 2010-08-30.
88.^ Fuller, John D. P. (1936). The Movement for the Acquisition of All
Mexico, 1846-1848. Diakses 2010-08-30.
89.^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M.
Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The
National Experience: A History of the United States (ed. 6th). Harcourt
Brace Jovanovich. hlm. 296. ISBN 0155656643.
90.^ Fergus M. Bordewich, America's Great Debate: Henry Clay, Stephen A.
Douglas, and the Compromise That Preserved the Union (2012)
91.^ Foner, Eric (2006). Give Me Liberty!: An American history 1(ed. 1st).
hlm. 411-414. ISBN 0393927822.
92.^ McPherson, James M. (1998). Battle Cry of Freedom: The Civil War era.
Ballantine Books. hlm. 205. ISBN 0345359429.
93.^ Kenneth Stampp, The Causes of the Civil War (2008)
94.^ Allen C. Guelzo, Fateful Lightning: A New History of the Civil War and
Reconstruction (2012) ch 3-4
95.^ Stephen E. Woodworth, Decision in the Heartland: The Civil War in the
West (2011)
96.^ Bruce Catton, The Army of the Potomac: Mr. Lincoln's Army(1962)
97.^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur M.
Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward (1985). The
National Experience: A History of the United States (ed. 6th). Harcourt
Brace Jovanovich. hlm. 362. ISBN 0155656643.
98.^ On Lee's strategy in 1863 see James M. McPherson, "To Conquer a
Peace?" Civil War Times (March/April 2007) 46#2 pp 26-33, online at
EBSCO
99.^ Maris Vinovskis (1990). Toward a Social History of the American Civil
War: Exploratory Essays. Cambridge U.P. hlm. 7.
100. ^ Allen C. Guelzo, Fateful Lightning: A New History of the Civil War
and Reconstruction (2012) pp 445-513 is a brief treatment; see also Eric
Foner, A Short History of Reconstruction (1990)
101. ^ Swanson, James (2006). Manhunt: The 12-Day Chase for Lincoln's
Killer. Harper Collins. ISBN 9780060518493.
102. ^ Paul A, Cimbala, The Freedmen's Bureau: Reconstructing the
American South after the Civil War (2005) includes a brief history and
primary documents
103. ^ a b Trefousse, Hans L. (2001). Thaddeus Stevens:Nineteenth-
Century Egalitarian. Stackpole Books. ISBN 0811729451.
104. ^ Woodward, C. Vann; William S. McFeely (2001). The Strange
Career of Jim Crow. Oxford University Press. ISBN 0195146905.
105. ^ George C. Rable, But There Was No Peace: The Role of Violence in
the Politics of Reconstruction (2007)
106. ^ Edward L. Ayers, The Promise of the New South: Life After
Reconstruction (1992) pp 3-54
107. ^ C. Vann Woodward, The Strange Career of Jim Crow (3rd ed.
1974)
108. ^ Howard Sitkoff, The Struggle for Black Equality (3rd ed. 2008) ch 7
109. ^ Cronon, William (1991). Nature's Metropolis.
Norton. ISBN 0393308731.
110. ^ Alan Trachtenberg, The Incorporation of America: Culture and
Society in the Gilded Age (2007)
111. ^ Mintz, Steven (2008-06-05). "Learn About the Gilded Age". Digital
History. University of Houston. Diakses 2008-06-05.
112. ^ "Old fears over new faces", The Seattle Times, 21 September 2006.
Diakses pada 30 Agustus 2010}}
113. ^ a b Schlesinger, Sr., Arthur (1933). The Rise of the City, 1879-1898.
114. ^ a b Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 498–503. ISBN 0155656643.
115. ^ Charles Hoffmann, "The Depression of the Nineties," Journal of
Economic History (1956) 16#2 pp 137–164. in JSTOR
116. ^ Worth Robert Miller, "A Centennial Historiography of American
Populism," Kansas History (1993) 16#1 pp 54-69. online edition
117. ^ Mintz, Steven (2006). "Learn About the Progressive Era". Digital
History. University of Houston. Diakses 2008-02-06.
118. ^ Gould, Lewis (1980). The Spanish-American War and President
McKinley. University Press of Kansas. ISBN 9780700602278.
119. ^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 566. ISBN 0155656643.
120. ^ Fred H. Harrington, "The Anti-Imperialist Movement in the United
States, 1898–1900," Mississippi Valley Historical Review(1935) 22#2 pp.
211–230 in JSTOR
121. ^ Thomas A. Bailey, "Was the Presidential Election of 1900 a
Mandate on Imperialism?" Mississippi Valley Historical Review(1937)
24#1 pp 43–52 in JSTOR
122. ^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 567–569. ISBN 0155656643.
123. ^ a b Chasteen, John Charles (2005). Born in Blood and Fire. W.W.
Norton.
124. ^ Link, Arthur Stanley (1972). Woodrow Wilson and the Progressive
Era, 1910-1917. Harpercollins. ISBN 006133023X.
125. ^ Cooper, John (1983). The Warrior and the Priest. Belknap
Press. ISBN 0674947509.
126. ^ Richard J. Jensen, Jon Thares Davidann, and Yoneyuki Sugital, eds.
Trans-Pacific relations: America, Europe, and Asia in the twentieth century
(Greenwood, 2003)
127. ^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 595. ISBN 0155656643.
128. ^ Edward M. Coffman, The War to End All Wars: The American
Military Experience in World War I (1998)
129. ^ Clements, Kendrick A. (1992). The Presidency of Woodrow Wilson.
University Press of Kansas. ISBN 0-7006-0524-X.
130. ^ Patterson, KD; Pyle GF (Spring 1991). "The geography and
mortality of the 1918 influenza pandemic". Bull Hist Med. 65(1): 4–21.
131. ^ Sunday, Julie. "Globalization and Autonomy". McMaster
University. Diakses 2010-08-31.
132. ^ Rebecca J. Mead, How the Vote Was Won: Woman Suffrage in the
Western United States, 1868–1914 (2006)
133. ^ Glenda Riley, Inventing the American Woman: An Inclusive
History (2001)
134. ^ Aileen S. Kraditor, The Ideas of the Woman Suffrage Movement:
1890–1920 (1967)
135. ^ Katherine H. Adams and Michael L. Keene, Alice Paul and the
American Suffrage Campaign (2007)
136. ^ Elizabeth Frost-Knappman and Kathryn Cullen-Dupont, Women's
Suffrage in America (2004)
137. ^ Allan J. Lichtman (1979; reprinted 2000). Prejudice and the Old
Politics: The Presidential Election of 1928. Lexington Books. hlm. 163.
138. ^ "The Various Shady Lives of the Ku Klux Klan". Time. April 1965.
Diakses 2010-08-24.
139. ^ Murray, Robert K. (1955). Red Scare: A Study in National Hysteria,
1919-1920. Minneapolis: University of Minnesota
Press. ISBN 0313226733.
140. ^ Hahn, Steven (2003). A Nation Under Our Feet. Belknap
Press. ISBN 067401765X.
141. ^ Adler, Selig (1957). The Isolationist Impulse: Its Twentieth Century
Reaction. New York: The Free Press.
142. ^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 622. ISBN 0155656643.
143. ^ Sicilia, David. "Business". Companion to Twentieth-
CenturyAmerica. Ed. Stephen Whitfield. Oxford:Blackfield, 2004
144. ^ Coolidge, Calvin (January 17, 1925). "The Press Under a Free
Government". Address before the American Society of Newspaper Editors
Washington, D.C. Calvin Coolidge Memorial Foundation. Diakses 2009-
11-10.
145. ^ Fuess, Claude M. (1940). Calvin Coolidge: The Man from Vermont.
Little, Brown. hlm. 320. ISBN 9780700608928.
146. ^ "About the Great Depression". Diakses 2010-08-24.
147. ^ Frank, Robert H.; Bernanke, Ben S. (2007). Principles of
Macroeconomics (ed. 3rd). Boston: McGraw-Hill/Irwin.
hlm. 98. ISBN 0073193976.
148. ^ Ohanian, Lee (August 2009). Hoover's pro-labor stance spurred
Great Depression. Diakses 2010-08-31.
149. ^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 674–676.
150. ^ "Work(s) Progress Administration Collection". Diakses 2010-08-
25.
151. ^ Howard, Donald S. (1943). The WPA and Federal Relief Policy.
Russell Sage Foundation.
152. ^ McElvaine, Robert S. (1985). The Great Depression. Three Rivers
Press. ISBN 0812963431.
153. ^ Smiley, Gene (2002). Rethinking the Great Depression. Chicago:
Ivan R. Dee. ISBN 9781566634724.
154. ^ Stewart, Lt. Cmdr. A.J. (1974). Those Mysterious Midgets. United
States Naval Institute Proceedings. hlm. 56.
155. ^ a b Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 677–679.
156. ^ O'Reilly, Charles T (2001). Forgotten Battles: Italy's War of
Liberation, 1943–1945. Lexington Books. hlm. 244. ISBN 0739101951.
157. ^ Kershaw 2001, hlm. 823
158. ^ Donnelly, Mark (1999). Britain in the Second World War.
Routledge. hlm. xiv. ISBN 0415174252.
159. ^ Miscamble, Wilson D (2007). From Roosevelt to Truman: Potsdam,
Hiroshima, and the Cold War. Cambridge University Press.
hlm. 201. ISBN 0521862442.
160. ^ a b Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 771. ISBN 0155656643.
161. ^ Hermes, Jr., Walter (2002) [1966]. Truce Tent and Fighting Front.
United States Army in the Korean War. United States Army Center of
Military History. hlm. 2, 6–9. Diakses 2010-08-31.
162. ^ Andrew, John (2001). "Pro-War and Anti-Draft: Young Americans
for Freedom and the War in Vietnam". In Marc Jason, Gilbert. The Vietnam
War on Campus. Westport, Conn.: Praeger. hlm. 1–2.
163. ^ Marfleet, B. Gregory. "The Operational Code of John F. Kennedy
During the Cuban Missile Crisis: A Comparison of Public and Private
Rhetoric". Political Psychology 21 (3): 545.
164. ^ Associated Press (2003-06-17).
[://www.usatoday.com/news/nation/2003-06-17-rosenbergs_x.htm "Fifty
years later, Rosenberg execution is still fresh"]. USA Today. Diakses 2010-
08-26.
165. ^ Schwartz, Richard A. (1999). "How the Film and Television
Blacklists Worked". Florida International University. Diakses 2010-03-03.
166. ^ Blum, John M.; William S. McFeely, Edmund S. Morgan, Arthur
M. Schlesinger, Jr., Kenneth M. Stampp, and C. Vann Woodward
(1985). The National Experience: A History of the United States (ed. 6th).
Harcourt Brace Jovanovich. hlm. 771–772. ISBN 0155656643.
167. ^ Pursell, Carroll W. (1972). The Military-Industrial Complex. New
York: Harper and Row. ISBN 006045296X.
168. ^ a b Burrows, William E. (1998). This New Ocean: The Story of the
First Space Age. New York: Random House. ISBN 9780679445210.
169. ^ "Détente and the Nixon Doctrine - Cambridge University Press".
Cambridge.org. Diakses 2010-01-31.
170. ^ Suri, Jeremi (2003). Power and Protest: Global Revolution and the
Rise of Détente. Harvard University Press. ISBN 0674010310.
171. ^ Gaddis, John Lewis (1997). We Now Know: Rethinking Cold War
History. Oxford University Press. ISBN 0198780702.
172. ^ Boeckelman, Keith. "The American States in the Postindustrial
Economy". The State and Local Government Review. Diakses 2010-08-31.
173. ^ Bivens, L. Josh (2004). Debt and the Dollar. Economic Policy
Institute. Diakses 2007-07-07.
174. ^ Rugh, W.A. (2005). American Encounters with Arabs: The Soft
Power of U.S. Public Diplomacy in the Middle East. Praeger
Publishers. ISBN 9780275988173.
175. ^ "Clinton Foundation News and Media". Diakses 2010-08-31.
176. ^ Barth, James. "The Repeal of Glass–Steagall and the Advent of
Broad Banking" (PDF). Diakses 2010-08-31.
177. ^ "William J. Clinton". whitehouse.gov. Diakses 2010-08-31.
178. ^ "Renewel in Iraq". Diakses 2010-08-28.
179. ^ "Bush Roper Poll".
180. ^ "BBC NEWS | World | Americas | US Elections 2008 | Obama wins
historic US election". BBC News. November 5, 2008. Diakses November 5,
2008.
181. ^ Censky, Annalyn (July 21, 2010). "Obama on new law: 'No more
taxpayer bailouts'". CNN. Diakses 07-22-2010.
Bacaan lanjutan
 Agnew, Jean-Christophe, and Roy Rosenzweig, eds. A Companion to Post-
1945 America (2006)
 Anderson, Fred, ed. The Oxford Companion to American Military
History (2000)
 Barney, William. A Companion to 19th-Century America(2006)
 Bender, Thomas. A Nation Among Nations : America’s place in world
history, New York : Hill and Wang, 2006. ISBN 978-0-8090-9527-8
 Carnes, Mark C., and John A. Garraty, The American Nation: A History of
the United States: AP Edition(2008); university textbook
 Diner, Hasia, ed. Encyclopedia of American Women's History (2010)
 Foner, Eric. Give Me Liberty! An American History (2nd ed. 200

Anda mungkin juga menyukai