5 6199546826601791531 PDF
5 6199546826601791531 PDF
Kepmen no. 492.1/M/Kp/VIII/2015 tentang Klasifikasi dan Pemeringkatan PT di Indonesia Tahun 2015,
053 Tahun 2012 : Perguruan Tinggi Penilai Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen
0293/MPK.A/PR/2014: Pelaksanaan Instruksi Mendiknas 2 Tahun 2011 tentang kegiatan pengelolaan data pendidikan.
Usulan :
“Dosen adalah pendidik Profesional dengan tugas utama mencerdaskan
kehidupan bangsa, mengembangkan, dan menyebarluaskan IPTEK melalui
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat”
Lanjutan
Pendidikan dan Pengajaran
3. Permenristekdikti No.44 tahun 2015 (pasal 29) : “Dosen
tetap merupakan dosen berstatus sebagai pendidik tetap
pada satu perguruan tinggi dan tidak menjadi pegawai
tetap pada satuan kerja atau satuan pendidikan lain”
Usulan Revisi : “Dosen tetap merupakan dosen berstatus
sebagai pendidik tetap pada satu perguruan tinggi dan
boleh menjadi pegawai tetap pada satuan kerja atau
satuan pendidikan lain maksimum 3 (tiga) tempat”
II. PENELITIAN
Usulan
1. Seminar dan paten agar punya nilai dan penghargaan yang sama dengan
publikasi ilmiah (Nilai KUM dan Beban Kerja Dosen)
2. Agar memfasilitasi Profesor dengan dana penelitian, setiap tahunnya
untuk meneliti dan sekaligus menulis jurnal internasional, tidak harus
dengan scheme Hibah Bersaing.
3. Standar penelitian jangan hanya pada ilmu pengetahuan namun sampai
kepada penerapan dalam kehidupan masyarakat
4. Adanya alokasi dana yang memadai
Usulan
Adapun beberapa hal yang menjadi pertimbangan berkaitan dengan kewajian
menulis jurnal nasional terakreditasi, atau jurnal internasional dan atau jurnal
internasional Bereputasi, Pada Permen Kemenristekdikti No. 20 tahun 2017:
Keterbatasan jurnal nasional terakreditasi;
Pemerintah perlu memperbanyak jurnal nasional terakreditasi ;
Pemerintah perlu mnyiapkan/mendorong jurnal nasioanal /yang sudah OJS
menjadi jurnal internasional, sampai pada level terindex Scopus atau Thomson
reuter dan setara.
Secara Umum Asosiasi Dosen Indonesia SANGAT MENDUKUNG Program Pemerintah
dalam meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi dan Dosen bahkan sampai pada
tingkat Global Competitiveness
Namun Jika pemerintah belum siap dengan media dan fasilitas tersebut maka
Kewajiban tersebut agar DITUNDA pemberlakuannya, sampai seluruh fasilitas
dan media siap diimplementasikan.
III. PENGABDIAN MASYARAKAT
Usulan
1. Adanya alokasi dana pengabdian masyarakat yang memadai
2. Ada penghargaan yang lebih (Nilai KUM) kepada dosen yang melakukan
pengabdian masyarakat
PEMBAHASAN II
KEBIJAKAN KEMENRISTEK DIKTI
TERKAIT HAK DAN KEWAJIBAN DOSEN
oleh : Prof. Djoko Wintoro, Ph.D
1. Kebijakan Masa Depan Menristekdikti terkait hak dan kewajiban dosen haruslah berlandaskan
semangat “Kolaborasi antara Kemenristekdikti dengan Dosen Indonesia” dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Kebijakan Masa Depan Menristekdikti terkait hak dan kewajiban dosen harus lah memuat ketentuan
perubahan peran Kemenristekdikti yaitu::
(a) perubahan peran Kemenristekdikti sebagai “Pusat Pengaturan Teknis Hak dan Kewajiban Dosen”
menjadi peran Kemenristekdikti sebagai:
• Pusat Pengembangan Dosen Indonesia sebagai Modal mencerdaskan kehidupan bangsa”
• Pusat Inovasi Dosen Indonesia ke Pendidikan Tinggi Indonesia 4.0”
• Pusat Perlindungan Hak dan Kewajiban Dosen Berkarya di Pendidikan Tinggi”
PEMBAHASAN II
KEBIJAKAN KEMENRISTEK DIKTI
TERKAIT HAK DAN KEWAJIBAN DOSEN
oleh : Prof. Dr. Djoko Wintoro
3. Kebijakan Masa Depan Menristekdikti menjawab kebutuhan pembangunan Indonesia:
ekonomi, teknologi, produktifitas, disiplin, dan karakter bangsa Indonesia yang
mengedepankan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Usulan:
Tunjangan profesi bagi dosen tetap diberikan walapun menduduki jabatan structural apabaila
Dosen tersebut masih memilki NIDN dan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Usulan
Menristekdikti sebaiknya tidak perlu ikut mengatur secara teknis beban kerja Dosen dan
didelegasikan pengaturan kepada Perguruan Tinggi dan Dosen dengan alasan:
(a) Menristekdikti sudah mendefinisikan Dosen sebagai Dosen adalah pendidik Profesional – (Pasal 1)
(b) Dosen dapat menjaga keseimbangan antara peran profesionalnya dann kepenetingan
di Perguruna Tingginya
Contoh Masalah Lama Terkait Hak Dosen dan Kewajiban Dosen yang perlu
mendapat perhatian pemecahan dengan Kebijakan Baru Menristekdikti
Usulan:
Untuk menghilangkan persyaratan tambahan yang bertentangan dengan Pasal 4 tersebut
yaitu Perguruan Tinggi bertanggungjawab atas pengajuan Dosennya untuk memperoleh NIDN
telah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
.
Contoh Masalah Lama Terkait Hak Dosen dan Kewajiban Dosen yang perlu
mendapat perhatian pemecahan dengan Kebijakan Baru Menristekdikti
Sertifikasi Dosen diikuti oleh Dosen yang telah memiliki (a) kualifikasi akademik paling rendah
program Magister (S2) atau setara……. Dst. Dalam prakteknya Dosen diminta untuk mengikuti
tes Bahasa Inggris dan Potensi Akademik
Usulan
Untuk menghilangkan persyaratan tambahan diluar pasal 2 dan 3 tersebut dengan alasan:
(a) tes potensi akademik sudah dapat dilihat dari kualifikasi akademik Dosen
(b) tes Bahasa Inggris sudah diwakili dari kualifikasi akademik Dosen
(c) perguruan tinggi bertanggungjawab atas pengajuan Dosen untuk memperoleh SERDOS
SERTIFIKASI DAN TUNJANGAN DOSEN
Adapun beberapa hal yang perlu dikaji kembali pada Permen Kemenristekdikti No.
20 tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan
Kehormatan yang diundangkan pada tanggal 27 Januari 2017 melalui Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 173 adalah sebagai berikut:
Pasal 5 :
(1) Tunjangan profesi bagi Dosen dihentikan sementara apabila:
menduduki jabatan struktural;
diangkat sebagai pejabat negara; dan/ atau
tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4
khusus bagi Lektor Kepala.
(2) Tunjangan profesi Dosen yang dihentikan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dan huruf b dibayarkan kembali setelah aktif sebagai Dosen pada
perguruan tinggi.
(3) Tunjangan profesi Dosen yang dihentikan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c dibayarkan kembali mulai tahun berikutnya setelah memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal3 dan Pasal 4 khusus untuk Lektor Kepala.
Paparan norma Peraturan Menteri yang telah dikemukakan tersebut di atas,
telah menimbulkan diskriminasi terhadap dosen yang telah tersertifikasi
(memiliki sertifikat pendidik) dan berhak menerima tunjangan profesi antara
Dosen yang berjabatan akademik Asisten Ahli dan Lektor dengan dosen yang
berjabatan akademik Lektor Kepala. Dosen yang telah memiliki sertifikat
pendidik diberi tunjangan profesi yang besarnya ditentukan satu kali gaji
pokok dari dosen yang bersangkutan.
Pada PP No. 37 tahun 2009 tentang dosen. Pada Bab II dijelaskan tentang
sertifikasi dosen pada pasal 4
(3) Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
penilaian pengalaman akademik dan profesional dengan menggunakan
portofolio dosen.
(4) Penilaian portofolio dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
untuk menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam
bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
kualifikasi akademik dan unjuk kerja tridharma perguruan tinggi;
persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan
kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian; dan
pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam pelaksanaan
dan pengembangan tridharma perguruan tinggi
Dalam implementasinya, dosen yang ingin mendapatkan NIDN, NIDK
atau sertifikasi diharuskan melakukan tes kesehatan dan bebas
narkoba serta WAJIB melampirkan lulus toefl sebagai syarat
administrasi, hal ini menjadi point tambahan dengan tidak mengacu
pada point (a,b,c) pada pasal 4 PP No. 37 tahun 2009. Selain itu
penambahan syarat tersebut membutuhkan biaya tambahan yang
dibebankan kepada masing-masing dosen.
Dari data Dikti, tercatat sekitar 54 persen dari total jumlah dosen
280.000 belum tersertifikasi. Di PT negeri, dosen yang belum
disertifikasi sekitar 21 persen, sedangkan di PT swasta berkisar 62-
92 persen. Untuk mengatasi kekurangan dosen saat ini maka Dosen
seharusnya dapat melakukan multi homebase
PEMBAHASAN III
CAPAIAN DAN PERMASALAHAN DOSEN
oleh : Prof. Dr. Sylviana Murni
Asosiasi Profesi
“organisasi profesi adalah jabatan profesi bukan jabatan keilmuan (konsorsium
keilmuan)
Absensi (permen kehadiran dosen)
Kehadiran dosen disamakan dengan kehadiran karyawan
Pengembangan Kompetensi Pedagogik Dosen
Usulan Dosen-dosen yang non kependidikan agar memiliki akta 5
Studi lanjut
Linieritas keIlmuan
Jabaran akademik tertinggi cukup dengan istilah profesor tidak perlu lagi pakai istilah
guru besar
Dosen Honorer/Dosen Kontrak/Dosen Tidak Tetap
PEMBAHASAN IV
MASUKAN DAN USULAN UNTUK PENDIDIKAN
TINGGI
oleh : Prof. Dr. Mts Arief
Masih banyaknya dosen yang belum tersertifikasi. Kuota perlu terus ditambah
Persyaratan Kualifukasi Dosen dalam.pembukaan Prodi S3..;Khususnya wajib
mempunyai 2 Profesor tetap dari PT perlu ditinjau kembali. Misalnya wajib mempunyai
1 Profesor yang lain bisa resource Sharing dari PT lain. Ini terkait kurangnya jumlah
dosen Bergelar S3 dan Profesor.
Berkaitan kekurangan Profesor, perlu diberikan kesempatan Profesor untuk mempunyai
lebih dari 1 home base, dngan tetap memperhatikan Jumlah Sks yang di emban.
Perlu kejelasan aturan tentang PJJ dan kaitannya dengan Rasio dosen. Harusnya
dibedakan dengan kuliah On site.
Dicabutnya moratorium untuk pendirian Prodi S2 dan S3 terkait dengan masih belum
terpenuhinya pemenuhan dosen minimal bergelar S2, sementara untuk pendirian
Program S2 dosen harus S3, dan syarat Profesor harus bergelar S3.
Arah Pengembangan Dosen dalam menunjang keberadaan
perguruan tinggi di Indonesia
Akreditasi
Kerjasama dosen dengan dunia Industri
Penggunaan dosen asing dalam Pendirian Perguruan tinggi
di Indonesia
Standar Pemeringkatan Perguruan Tinggi oleh
Menristekdikti
Mamacu dosen dalam ber Inovasi seperti : program studi,
sistem pembelajaran, output lulusan
AKREDITASI
Dari data Dikti tanggal 22 Januari 2017 tercatat hanya 895 PTN&PTS yang sudah
terakreditasi dan hanya 49 perguruan Tinggi saja yang nilainya “A” dari total
keseluruhan Perguruan Tinggi 4.350. Hal ini menjadi koreksi kita bersama untuk
saling melakukan pembenahan. Kami menganggap salah satu solusi dalam proses
akreditasi tersebut adalah usulan perbaikan Permenristekdikti No. 32 tahun 2016
tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.
Pada Bab II tentang kebijakan akreditasi memuat tentang (a) status akreditasi –
pasal 3 ayat 3 dan (b) peringkat terakreditasi program studi – pasal 3 dan 4
Pasal 3 ayat 4 Permenristekdikti No. 32 tahun 2016
Status akreditasi dinyatakan dengan status sebagaimana dimaksud.....
Terdiri atas :
terakreditasi dan
tidak terakreditasi
AKREDITASI
Usulan ini dikarenakan hal-hal penting yang harus dimuat dalam ijazah sudah diatur
dalam pasal 5 ayat 2 Permendikbud No. 81 tahun 2014
Pasal 3 ayat 4 Permenristeksikti No. 32 tahun 2016
Peringkat terakreditasi program studi dan perguruan tinggi sebagaimana dimaksud
terdiri atas:
Terakreditasi baik
Terakreditasi baik sekali
Terakreditasi unggul
Usulan tambahan ayat dalam pasal 3
Yang memuat tentang tambahan hak-hak penting atau tambahan hak-hak istimewa bagi
yang memperoleh peringkat akreditasi unggul....
Tambahan hak-hak penting tersebut sebagai penghargaan bagi
mereka yng memproleh peringkat akreditasi unggul. Dengan
demikian akan ada kebanggaan memproleh akreditasi unggul
dan sebagai motivasi bagi yang lain untuk mengejar akreditasi
unggul
Dalam Bab II pasal 6 ayat (1) dari permenristekdikti No. 32 tahun 2016 memuat
masa berlaku status akreditasi
Pasal6 ayat (1)
Masa berlaku status akreditasi dan peringkat terakreditasi program studi dan/atau
perguruan tinggi adalah 5 (lima) tahun
Dalam Bab II pasal 7 ayat (1) s.d (5) Permenristekdikti No. 32 tahun 2016
memuat tentang instrumen akreditasi
Pasal 7 ayat (2) – instrumen akreditasi sebagaimana...terdiri atas:
a. Instrumen akreditasi untuk program studi, dan
b. Instrumen akreditasi untuk Perguruan Tinggi