Anda di halaman 1dari 48

September 2019

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PERENCANAAN DALAM PARIWISATA

Team Teaching 2019

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA - 2018
PERLUNYA
PERENCANAAN
PARIWISATA

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PENGERTIAN PERENCANAAN

Teori perencanaan tidak hanya berdasar pada satu


paradigma

Pada situasi apa perencana dapat mengintervensi?


• Makin kompleks dan tidak pastinya keberpihakan
perencana antara sektor publik dan sektor swasta,
antara menuruti atasan, kolega perencana lain, dan
publik.
• Umumnya perencana dituntut untuk dapat
mewujudkan keinginan publik/masyarakat.

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


TINGKAT PERENCANAAN

Tingkat perencanaan (spasial geografis)


• Tingkat tapak / lahan
• Tingkat kawasan tujuan wisata
• Tingkat regional

Tingkat perencanaan (organisasi/institusi/pranata)


• Tingkat ‘retail’
• Tingkat perusahaan
• Tingkat jaringan perusahaan regional
• Tingkat jaringan perusahaan internasional
Pendekatan yang berbeda ditiap tingkat perencanaan yang berbeda

Kebanyakan kota-kota dan kawasan-kawasan tidak memiliki kebijakan, arah,


atau langkah-langkah praktis yang dapat meningkatkan peran wisatanya.

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


MENGAPA PERLU PERENCANAAN PARIWISATA?

1. Fenomena pariwisata makin kompleks dari yg


pernah terfikir sebelumnya
2. Pariwisata makin kompetitif dan promosi destinasi
wisata makin gencar
3. Pariwisata bisa berakibat buruk pada sumberdaya
alam dan budaya
4. Pariwisata mempengaruhi semua orang dalam
komunitas tertentu dan semua yang terlibat dalam
pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses
perencanaan pariwisata.

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


KOMPLEKSITAS DALAM PARIWISATA:
SISTEM PARIWISATA

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


KOMPELKSITAS PARIWISATA:
KETERKAITAN PENGELOLAAN UNIT BISNIS

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


MENGAPA PERLU PERENCANAAN?

• POLA PERKEMBANGAN KAWASAN WISATA

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


KONSEKUENSI PENGEMBANGAN
PARIWISATA TANPA PERENCANAAN

• Dampak fisik
• Dampak sosial budaya
• Dampak pemasaran yang berlebihan
• Dampak pengorganisasian yang kurang
• Dampak lainnya

“whereas some erosion and pollution of resources is


caused by great numbers of visitors, most damage is
caused by lack of plans, policies, and action to prepare for
economic growth” (Gunn, 1994)

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


DIAGRAM DAMPAK PARIWISATA
UMUMNYA
THE NATURE OF PLANNING

• Tujuan perencanaan modern adalah mencari solusi


optimal dari permasalahan eksisting untuk
meningkatkan dan memaksimalkan manfaat
pembangunan untuk mendapatkan hasil yang dapat
diprediksi (diukur).
• Perencanaan adalah suatu urutan operasi dan tindakan
yang dirancang untuk mewujudkan satu tujuan atau
serangkaian tujuan yang saling berkaitan.
• Meskipun orang-orang menyadari bahwa perencanaan
memiliki arti yang luas dan umum, mereka cenderung
mengingat ide rencana sebagai representasi fisik atau
desain.
PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN
THE NATURE OF PLANNING

• RENCANA, memungkinkan kita untuk


mengidentifikasi kemana kita akan pergi dan
bagaimana menuju ke sana - dengan kata
lain harus menjelaskan jalur yang akan diambil
dan hasil atau hasil akhir.
• Hal ini juga menarik perhatian pada tahap
‘perjalanan’ dan membantu mengatur
menetapkan prioritas untuk membantu
pengaturan jadwal kegiatan.
• Pengambil keputusan,
• Perencanaan berorientasi pada masa mendatang
(future)
THE NATURE OF PLANNING

Future
orientated

Result
Problem Base
(measurable)

Planning

Tools,
Actions
schedule,

Decision
making

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PLANNING AND POLICY IN TOURISM

• Kebijakan biasanya dibuat oleh dan berasal dari badan


publik (pemerintah) atau organisasi;
• Pariwisata adalah kegiatan rekreasi yang terjadi
di waktu luang, perencanaan di daerah
rekreasi biasanya meliputi rekreasi (recreation) dan
pariwisata (tourism);
• Tujuan utama perencanaan pariwisata: 'untuk
memastikan bahwa kesempatan yang tersedia bagi
wisatawan untuk memperoleh pengalaman yang
menyenangkan dan memuaskan, dan pada waktu
yang sama dapat memberikan sarana untuk
meningkatkan cara hidup bagi warga dan daerah
tujuan’.

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PLANNING & MANAJEMEN

• Manajemen adalah proses yang berorientasi pada


tujuan yang melibatkan alokasi sumber
daya dan koordinasi, bakat dan upaya sekelompok
orang (organisasi, termasuk pemerintah);
• Mengelola (managing) adalah bagian pertama dari
sebuah proses yang juga melibatkan pengorganisasian,
memberdayakan, dan mengendalikan.
• Fungsu mengelola: merencanakan, mengorganisir,
memberikan arah, memberikan koordinasi dan
pemantauan.
• These are as follows: how well has the process been
aimed at appropriate goals? and how well has the
process been managed in terms of use of resources?
PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN
TOURISM MANAGEMENT

• One important aspect of tourism management has a


specific focus on people who work in tourism;
• Ini biasanya disebut sebagai manajemen
fungsional dan dapat dilihat sebagai bagian
dari manajemen strategis;
• Manajemen pariwisata: (1) mengelola sumber daya
daya pariwisata; (2) interaksi wisatawan dengan
sumber daya fisik; (3) interaksi wisatawan dengan
penduduk daerah wisata.
• Fokus pengelolaan pariwisata terutama membahas
dampak pariwisata di daerah wisata atau tujuan wisata.

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


 MENGAPA PERLU PERENCANAAN?

TOURISM LIFE CYCLE

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


CONTOH ANALISIS TALC

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


CONTOH ANALISIS TALC

Desa Serangan yang dulu dikenal


sebelum adanya reklamasi sebagai
Pulau Penyu saat ini telah melebarkan
potensinya melalui pengenalan produk-
produk wisata baru yang dibentuk oleh
Kelompok Nelayan Karya Segara.
Fasilitas yang telah memadai dilengkapi
dengan kontrol yang baik dari
masyarakat lokal, menjadikan Serangan
lebih dikenal dimata wisatawan. Pangsa
pasar yang dulu sempat melemah
akibat dari reklamasi sedikit demi
sedikit telah pulih. Hal inilah yang
menjadikan Desa Serangan berada pada
fase 2 dalam Teori Butler (1980),
Tourism Area Life Cycle yaitu pada fase
involvement (keterlibatan) dengan
fakta-fakta yang ada di lapangan.

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


Index of Irritation
Untuk menentukan perkembangan sebuah destinasi dapat digunakan analisis Index of Irritation yang
terdiri dari empat tahapan atau fase yakni:
(1) Phase Euphoria ditandai dengan temukannya potensi pariwisata kemudian pembangunan
dilakukan, para investor datang menanamkan modal dengan membangun berbagai fasilitas bisnis
pendukung pariwisata, sementara wisatawan mulai berdatangan ke sebuah destinasi yang sedang
dibangun, namun perencanaan dan kontrol belum sepenuhnya berjalan dengan baik.
(2) Phase Apathy ditandai dengan adanya perencanaan terhadap destinasi khususnya berhubungan
dengan aspek pemasaran termasuk promosi pariwisata. Terjadinya hubungan antara penduduk local
dengan penduduk luar dengan tujuan bisnis, sementara wisatawan yang datang berusaha menemukan
keistimewaan yang dimiki oleh destinasi namun tidak menemukannya.
(3) Phase Annoyance dengan ditandai terjadinya kelesuan pada pengelolaan destinasi mulai terasa
atau dapat dikatakan mendekati titik jenuh. Para pemegang kebijakan mencari solusi dengan
meningkatkan pembangunan infrastruktur tanpa berusaha mengurangi jumlah wisatawan yang datang
ke destinasi sehingga kedatangan wisatawan dianggap sudah mengganggu masyarakat local.
(4) Phase yang terakhir adalah Antagonism dimana masyarakat local merasa telah terjadi gesekan
social secara terbuka akibat kehadiran para wisatawan dan wisatawan dianggap sebagai penyebab dari
segala permasalahan yang terjadi pada sebuah destinasi. Perencanaan pada destinasi dilakukan dengan
melakukan promosi untuk mengimbangi menurunnya citra destinasi.

Metode ini lebih mengarah pada analisis sosial yang mengukur dampak pariwisata dari sisi sosial. Hasil
dari analisis ini dapat mengukur perubahan perilaku masyarakat lokal terhadap kehadiran pariwisata di
daerahnya.

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


TUJUAN UTAMA PERENCANAAN PARIWISATA

• Penyediaan mekanisme fasilitas wisata


terstruktur di daerah geografis yang cukup luas;
• Hubungan terintegrasi: akomodasi, transportasi,
pemasaran, dan SDM
• Intervensi untuk melestarikan sumber daya dan
memaksimalkan manfaat bagi masyarakat lokal
dalam upaya mencapai keberlanjutan (biasanya
melalui pengembangan pariwisata dan rencana
manejemen);
• Redistribusi manfaat pariwisata (pengembangan
situs pariwisata baru atau penataan obyek
wisata).
PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN
TUJUAN PERENCANAAN PARIWISATA

• Identifikasi pendekatan alternatif


• Adaptasi dengan hal-hal yang tidak diinginkan
• Mempertahankan keunikan
• Menciptakan hal-hal yang diinginkan
• Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


TOURISM PLANNING

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


KOMPONEN UTAMA DARI SISI PERMINTAAN

1. Pemenuhan kebutuhan atau kepuasan


wisatawan dari segmen pasar yang ada
sekarang di dalam wilayah geografis yang
direncanakan.
2. Keinginan wisatawan yang baru mengunjungi
wilayah geografis/destinasi
3. Kecenderungan perkembangan
permintaan/pasar

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


TEKNIK PENCARIAN INFORMASI
UNTUK PERMINTAAN

• Interview ke perorangan
• Interview dengan telepon
• Focus groups
• Kuesioner dengan pos/fax
• Survei dengan internet/ world wide web/
• online surveys

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


KOMPONEN UTAMA DARI SISI PENAWARAN

1. Membuat aset menjadi daya tarik wisata


2. Mengkreasi produk wisata
Misal dengan:
• Interpretasi (cerita/pesan) yang memperkaya
• pengalaman berwisata
• Partisipasi masyarakat
• Fokus pada kualitas dan keaslian

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PIHAK YANG HARUS TERLIBAT

1. Pemerintah (Pusat & Daerah)


2. Komunitas lokal
3. LSM – lembaga swadaya masyarakat
4. Organisasi-organisasi pariwisata
5. Operator bisnis pariwisata
6. Konsultan pariwisata

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


TINGKAT PERENCANAAN PARIWISATA

Perencanaan pariwisata dilaksanakan dalam berbagai tingkat, dari tingkat makro


sampai lokal atau lebih detil. Tiaplevel berfokus pada pertimbangan yang kadang
berbeda dan khusus.

Tingkat International:
• WTO – World Tourism Organization
• IATA – International Civil Aviation Organization
• WTTC (World Travel &Tourism Council)
• IFTO (International Federation of Tour Operators)
• IH&RA (International Hotel & Restaurant Association
• ICCL (International Council of Cruise Lines)

Tingkat Regional:
• PATA – Pacific Asia Travel Association
• TCSP – Tourism Council of the South Pacific
• IOTO – Indian Ocean Tourism Organization.

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


TINGKAT PERENCANAAN PARIWISATA

Tingkat Nasional:
• Kebijakan nasional wisata, rencana struktural, pencapaian
internasional ke dalam negri
• Fasilitas di tingkat nasional, standard pelayanan
• Kebijakan penanaman modal
• Kebijakan pemasaran

Tingkat Provinsi:
• Kebijakan wisata di tingkat provinsi, jaringan pencapaian &
kendaraan, fasilitas & standar pelayanan, dsb
• Tingkat tapak: Lokasi bangunan dan fasilitas

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


CONTOH PERENCANAAN PARIWISATA
NASIONAL
CONTOH PERENCANAAN DETAIL
DI LOKASI

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


HAMBATAN PERENCANAAN PARIWISATA

1. Kurangnya kesepakatan tentang prinsip-prinsip


perencanaan pariwisata
2. Biaya pembuatan rencana pengembangan wisata
yang relatif tinggi
3. Banyaknya pihak yang terlibat & kompleksitas
jaringannya
4. Keragaman bisnis dan produk wisata
5. Seasonality yang berbeda di tiap destinasi
6. Kepemilikan yang sering berubah pada bisnis
pariwisata

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PROSES PERENCANAAN

1. Analisis: penyediaan dan permintaan


2. Sintesis: penentuan visi & misi strategis
3. Penentuan: tujuan, sasaran & pemilihan
strategi
4. Pembuatan rencana & cara implementasi
5. Penentuan cara monitoring, evaluasi, &
koreksi

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PROSES PERENCANAAN
PENDEKATAN PERENCANAAN UMUM

•Pendekatan sistem
•Pendekatan komprehensif
•Pendekatan integratif
•Pendekatan lingkungan dan berkelanjutan
•Pendekatan strategis

Dapat diimplementasikan
•Perencanaan terpusat
•Perencanaan dari bawah
•Penyediaan dan permintaan

Kombinasi pendekatan-pendekatan dapat memberi hasil yang lebih


baik

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PENDEKATAN PERENCANAAN PARIWISATA

• Boosterism
• Pendekatan ekonomi/industri
• Pendekatan strategis
• Pendekatan fisik/spasial
• Pendekatan komunitas
• Pendekatan berkelanjutan

(Getz, 1987) (Page, 1995)


PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN
BOOSTERISM

Aspek-aspek pendekatan perencanaan ‘boosterism’


• Wisata dianggap sebagai kegiatan sangat positif
• Cultural-heritagedi promosikan sebagai aset wisata
• Kurang perhatian pada dampak
• Keterlibatan lokal terbatas
• Daya dukung tidak diperhitungkan
• Biasanya sektor privat mengadopsi ‘boosterism’

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PENDEKATAN PERENCANAAN
EKONOMI/INDUSTRI

Aspek-aspek pendekatan perencanaan


ekonomi/industri
• Wisata dianggap sebagai industri yang
menghasilkan keuntungan ekonomis saja
• Konsep wisata & pemasaran dipakai hanya untuk
menarik ‘highest spenders’
• Tujuan ekonomi lebih penting dari sosial dan
lingkungan
• Pengalaman & kepuasan pengunjung menjadi
tujuan utama

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PENDEKATAN STRATEGIS

Market-Driven:
• Produk/Jasa Pariwisata &
Rekreasi merespon pasar

• Kualitas/suksesnya suatu
produk/jasa tergantung pada
pendukung usaha,
infrastruktur,
perlindungan dan manajemen
sumber daya.

• Dasar Kesuksesan:
komunikasi, perencanaan,
kemitraan, dukungan
(pendanaan, bantuan
teknologi)

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


PENDEKATAN FISIK-SPASIAL

Aspek-aspek pendekatan perencanaan fisik-


spasial
Berdasarkan tata guna lahan
Pendekatan rasional untuk perencanaan
lingkungan cultural heritage
Prinsip spasial digunakan untuk perencanaan
(misal terkonsentrasi atau menyebar)
Kurang mempertimbangkan dampak sosial
dan budaya (hanya lingkungan fisik)
PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN
PERENCANAAN DENGAN PENDEKATAN
KOMUNITAS

Aspek-aspek perencanaan dg pendekatan


komunitas
Memperbesar keterlibatan maksimum
komunitas lokal
pendekatan dr bawah (bottom up), bukan top-
down
Menekankan pentingnya keuntungan
komunitas serta budaya & sosial setempat
untuk pengembangan wisata
PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN
PERENCANAAN DENGAN PENDEKATAN
‘BERKELANJUTAN’

Aspek-aspek perencanaan dg pendekatan


‘pembangunan berkelanjutan’
• Memikirkan dampak lingkungan, sumber daya
& ekonomi dlm jangka panjang
• Mempertimbangkan komunitas yang kurang
beruntung
• Berjiwa ‘partisipatif’: prosesnya dibuat
kooperatif dan meningkatkan kerjasama untuk
keuntungan bersama dalam jangka panjang
PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN
MENCIPTAKAN PRODUK WISATA

• Produk wisata
“rangkaian komponen-komponen pariwisata yang memberikan
pengalaman perjalanan bagi wisatawan sejak ia meninggalkan
rumah hingga kembali ke rumahnya”

Komponen-komponen tersebut meliputi :


• objek dan daya tarik wisata,
• sarana dan prasarana transportasi,
• akomodasi,
• restoran atau rumah makan,
• sarana informasi dan telekomunikasi, dan komponen
• amenitas lainnya

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


CONTOH PRODUK WISATA

Ecotourism
Rural tourism
Urban tourism
Heritage/cultural tourism
Nature based
Adventure bases

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN


CONTOH PRODUK:
JALUR WISATA DKI JAKARTA
l
TERIMA
KASIH

PENGANTAR PERENCANAAN KEPARIWISATAAN

Anda mungkin juga menyukai