Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KEJANG DEMAM PADA ANAK

RUMAH SAKIT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UMUM DAERAH 001/IGD/SPO-PROMED/V/2019 00 1/5
CIRACAS

Tanggal Terbit : Ditetapkan


Direktur RSUD Ciracas
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS
Tanggal Revisi :
Dr. Debi Intan Suri, MPH.
NIP. 197812102008012025
Definisi Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 38 C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat,
gangguan elektrolit atau metabolik lain. Kejang demam pada bayi berusia 1
bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung kurang dari 15
menit, bersifat umum, serta tidak berulang dalam 24 jam. kejang demam
disebut kompleks bila kejang berlangsung labih dari 15 menit, bersifat fokal
atau parsial dan berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Anamnesis 1. Jenis kejang, kesadaran, durasi kejang
2. Suhu sebelum/ saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, keadaan anak
pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat
(riwayat dan gejala infeksi saluran nafas akut, infeksi saluran kemih, otitis
media akut, dll).
3. Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsy dalam
keluarga
4. Singkirkan kemungkinan penyebab kejang yang lain (misalnya diare/
muntah yang menyebabkan gangguan elektrolit, sesak yang
menyebabkan hipoksemia, asupan kurang yang menyebabkan
hipoglikemia).
Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran : periksa GCS
2. Tanda vital : cek suhu tubuh, apakah terdapat demam (s>37,5 atau >38
suhu rektal)
3. Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk, Brudzinski I dan II, Kernique
sign, Lasegue sign
4. Pemeriksaan nervus kranialis
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEJANG DEMAM PADA ANAK

RUMAH SAKIT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UMUM DAERAH 001/IGD/SPO-PROMED/V/2019 00 2/5
CIRACAS

5. Tanda peningkatan tekanan intracranial : ubun-ubun besar (UUB)


menonjol, papil edema.
6. Tanda infeksi di luar SSP (susunan saraf pusat) : ISPA, OMA, ISK, GEA,
dll.
7. Pemeriksaan neurologis : tonus, motorik, refleks fisiologis, refleks
patologis.
Kriteria Diagnosis 1. Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung singkat
kurang dari 15 menit bersifat kejang umum dan tidak berulang dalam 24
jam.
2. Kejang demam kompleks adalah kejang berlangsung lebih 15 menit,
bersifat fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang didahulu
kejang fokal dan berulang dalam 24 jam.
Diagnosis Kerja Kejang demam sederhana atau Kejang demam kompleks
Diagnosis Banding 1. Meningitis
2. Ensefalitis
3. Gangguan keseimbangan elektrolit
4. Generalized Epilepsy with Febrile Seizure
5. Severe Myoclonic Epilepsy in Infancy
6. Febrile status epilepticus
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari
Penunjang penyebab demam. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap,
elektrolit darah, gula darah sewaktu, urinalisis, kultur darah , urin dan
feses. Pemeriksaan penunjang terkadang tidak diperlukan pada kejang
demam sederhana.
2. Lumbal pungsi/ Pemeriksaan cairan serebrospinal : tidak perlu dilakukan
pada kejang demam sederhana jika yakin tidak ada tanda meningitis
atau riwayat meningitis atau tanda infeksi intracranial.
3. Elektroensefalografi (EEG) : tidak direkomendasikan pada kejang
demam sederhana tetapi masih dapat dilakukan pada kejang demam
yang tidak khas, misalnya kejang demam kompleks pada anak berusia
lebih dari 6 tahun atau kejang demam fokal.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEJANG DEMAM PADA ANAK

RUMAH SAKIT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UMUM DAERAH 001/IGD/SPO-PROMED/V/2019 00 3/5
CIRACAS

4. Pencitraan (CT-Scan atau MRI kepala) : dilakukan hanya jika ada indikasi
keterlibatan sistem saraf pusat.
Tata Laksana  Pertahankan ABC dan monitoring tanda vital
 Berikan O2 nasal kanul.
 Pasang IV line dan ambil sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium
 Medikamentosa :
1. Antipiretik : Parasetamol 10-15 mg /kgBB oral atau drip diberikan
setiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Ibuprofen 5 -10 mg/kgBB
diberikan 3-4 kali sehari.
2. Anti kejang akut :
a. Pada saat di rumah dapat diberikan diazepam rektal 0,3 - 0,5
mg/kg (berat badan < 12 kg = 5 mg; sedangkan bila berat
badan > 12 kg =10 mg), dosis maksimal adalah 10 mg / dosis.
Maksimal dapat diberikan 2 kali dengan interval 5 menit.
b. Bila saat tiba di rumah sakit pasien kejang kembali dan belum
terpasang akses intravena, dapat diberikan diazepam rektal
1 kali dengan dosis yang sama. Segera lakukan pemasangan
akses intravena. Bila masih kejang berikan diazepam 0,2-0,5
mg/kgbb secara intravena (kecepatan 2 mg/menit), dapat
diberikan 2-3 kali.
c. Bila masih kejang, berikan fenitoin 20 mg/kg intravena
dengan pengenceran setiap 10 mg fenitoin diencerkan
dengan 1 mL NaCl 0,9 % dan diberikan dengan kecepatan 50
mg/menit. Dosis maksimal adalah 1000 mg fenitoin.
d. Bila kejang tidak berhenti, berikan fenobarbital 20 mg/kg
intravena bolus perlahan–lahan dengan kecepatan 100
mg/menit. Dosis maksimal yang diberikan adalah 1000 mg.
e. Bila kejang masih belum berhenti, persiapkan intubasi dan
segera cari rujukan untuk perawatan di ruang intensif.
3. Anti kejang lanjutan : Diazepam oral 0.3 mg/kgBB setiap 8 jam atau
diazepam rectal 0.5 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat suhu > 38.5 C
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEJANG DEMAM PADA ANAK

RUMAH SAKIT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UMUM DAERAH 001/IGD/SPO-PROMED/V/2019 00 4/5
CIRACAS

4. Pengobatan rumatan jangka panjang diberikan dengan fenobarbital


3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis atau asam valproat 15-20 mg/kg
BB/hari dibagi 2-3 dosis, diberikan selama satu tahun bebas kejang
kemudian dihentikan bertahap 1-2 bulan. Pengobatan rumatan
diberikan jika terdapat keadan sbb :
a. Kejang >15 menit
b. Kelainan neurologis nyata sebelum/sesudah kejang seperti
paresis, palsi serebral, retardasi mental, hidrosefalus
c. Kejang fokal
d. Kejang berulang lebih dari 2 kali dlm 24 jam
e. Kejang demam pada usia < 12 bulan
f. Kejang demam berulang > 4 kali setahun
 Indikasi rawat inap/ rujuk :
1. Kejang demam kompleks
2. Hiperpireksia
3. Usia dibawah 6 bulan
4. Kejang demam episode pertama
5. Terdapat kelainan neurologis
Edukasi 1. Edukasi kemungkinan berulangnya kejang demam
2. Edukasi faktor risiko terjadinya epilepsy
3. Edukasi tanda dini kejang demam
4. Edukasi komplikasi kejang demam
Prognosis 1. Kejang demam sederhana prognosisnya baik. Pada 482 anak kejang
demam sederhana yang dipantau selama 1 – 5 th tidak ditemukan
kematian, disabilitas intelektual maupun kecacatan.
2. Risiko epilepsi pada kejang demam sederhana hanya 1-2%. Sebanyak
30 - 35% akan mengalami kejang demam kembali.
3. Risiko meningkat jika kejang pertama terjadi pada umur kurang dari 1
tahun, ada riwayat kejang demam pada saudara kandung, kejang
demam terjadi pada demam yang tidak begitu tinggi , interval waktu
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KEJANG DEMAM PADA ANAK

RUMAH SAKIT No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


UMUM DAERAH 001/IGD/SPO-PROMED/V/2019 00 5/5
CIRACAS

antara demam dan kejang pendek dan adanya perkembangan yang


abnormal sebelum kejang.
4. Kejang demam kompleks : Risiko terjadinya epilepsi dikemudian hari
adalah 5 – 10% terutama jika kejang demam fokal, lama dan ada riwayat
epilepsi dalam keluarga.
Kepustakaan 1. Pudjiadi, AH dkk : Pedoman Pelayanan Medis. jilid 1, Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta 2010: 150-153
2. Widodo, DP: Konsensus Tata Laksana Kejang Demam dalam Gunardi,
H dkk (Eds) Kumpulan Tips Pediatri. Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia, Jakarta 2010 : 193-203

Anda mungkin juga menyukai