Tic Stroke
Tic Stroke
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Di susun Oleh :
Kelompok 5 (2)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang "Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Gangguan
Sistem Persarafan: Stroke di ruang Bogenvile RSUD Sayang Cianjur". Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas Keperawatan Medikal Bedah dengan judul " Asuhan Keperawatan pada Ny. N
dengan Gangguan Sistem Persarafan di ruang Bogenvile RSUD Sayang Cianjur ".
Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
diharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak. Stroke disebabkan oleh thrombosis,
embolisme serebral, iskemia, dan hemoragik serebral. Setiap tahunnya jumlah
penderita stroke mengalami peningkatan yang signifikan dan penyakit stroke ini
manjadi ancaman setiap manusia terutama para lansia yang sangat rentan terkena
stroke.
Angka kejadian stroke di dunia diperkirakan 200 per 100.000 penduduk
dalam setahun. Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan dimana stroke bukan
hanya menyerang usia tua tapi juga menyerang usia muda yang masih produktif.
Mengingat kecacatan yang ditimbulkan stroke permanen, maka sangatlah penting
bagi usia muda untuk mengetahui informasi mengenai penyakit stroke, sehingga
mereka dapat melaksanakan pola gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit
stroke.
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke dan 25% atau 125.000 meninggal dan sisanya mengalami cacat
ringan atau berat. Saat ini stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit
mematikan setelah penyakit jantung dan kanker, sedangkan di Indonesia stroke
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit.
Berbagai fakta di atas menunjukkan bahwa stroke masih merupakan
masalah utama dibidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk
mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penanggulangan stroke yang
mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
Keberadaan unit stroke di rumah sakit tak lagi sekedar pelengkap, tetapi
sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihat angka penderita stroke yang terus
meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan stroke yang cepat,
tepat, dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah
penulis tertarik untuk menulis laporan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan stroke khususnya stroke dengan perdarahan atau stroke
hemoragik.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini antara lain :
1. Mampu menjelaskan definisi dari Stroke Hemoragik.
2. Mampu menjelaskan etiologi dari Stroke Hemoragik.
3. Mampu menjelaskan patofisiologi dan pathway dari Stroke Hemoragik.
4. Mampu menjelaskanmanifestasi klinik dari Stroke Hemoragik.
5. Mampu menjelaskan penatalaksanaan dari Stroke Hemoragik.
6. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dari Stroke Hemoragik.
7. Mampu menjelaskan komplikasi dari Stroke Hemoragik.
8. Mampu memahami, menjelaskan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Stroke Hemoragik.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
konsep asuhan keperawatan secara teoritis dan berdasarkan kasus pada
pasien dengan stroke hemoragik.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi penulis
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas stase
Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman mengenai konsep dan asuhan keperawatan pada pasien stroke
hemoragik
b. Manfaat bagi masyarakat
Dapat memberikan informasi baru kepada masyarakat bahwa stroke
bisa dicegah dengan merubah gaya hidup dan kecacatan terhadap pasien
dengan stroke hemoragik dapat diatasi dengan fisioterapi pada jangka
waktu tertentu.
c. Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai asuhan
keperawatan pasien dengan stroke hemoragik serta memberikan kontribusi
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dibidang keperawatan berkaitan
dengan penyakit stroke hemoragik
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus
ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah
otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak
(Sudoyo Aru, dkk, 2009).
Stroke adalah gangguan perdaran darah otak yang menyebabkan deficit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragik sirkulasi saraf. Istilah
stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum
(Sudoyo Aru dalam Nurarif dan Kusuma, 2016).
Stroke atau penyakit serebrovaskuler mengacu kepada setiap gangguan
neurologic mendadak yang terjadi akibat sumbatan, pemabatasan, atau terhentinya
aliran darah melalui system suplai arteri otak. Istilah yang lebih lama dan masih
sering digunakan adalah serebrovaskular accident (CVA) (Price dan Lorraine, 2005
dalam Hidayah, 2019).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah di otak dan kemudian merusaknya (Adib, M, 2009).
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Hampir 70 % kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi
(Nurarif & Kusuma, 2016).
B. Etiologi
Penyebab stroke hemoragik adalah disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak, adanya sumbatan bekuan darah di otak dan kekurangan suplay oksigen
yang menuju otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi.
C. Manifestasi Klinis
Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi perdarahan dan
jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa
peringatan dan sering selama aktivitas. Gejala mungkin sering muncul dan
menghilang atau perlahan-lahan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
Gejala stroke hemoragik menurut Nurarif dan Kusuma (2016) meliputi:
1. Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma).
2. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain.
3. Kesulitan menelan.
4. Kesulitan menulis atau membaca.
5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur, membungkuk,
batuk atau kadang terjadi secara tiba-tiba.
6. Kehilangan koordinasi.
7. Kehilangan keseimbangan.
8. Perubahan gerakan biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan
menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan ketrampilan motorik.
9. Mual atau muntah.
10. Kejang.
11. Sensasi perubahan biasanyan pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi,
baal atau kesemutan.
12. Kelemahan pada satu sisi tubuh.
D. Klasifikasi
Stroke hemoragik ada 2 jenis yaitu:
1. Hemoragik Intraserebral
Perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak
2. Hemoragik Subaraknoid
Perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara
permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
(Menurut Nurarif dan Kusuma, 2016).
E. Pathways
Strok hemoragik
Heriasi
G. Penatalaksanaan Klinis
1. Medis (Farmakologi)
Nama Obat Indikasi Efek Samping
Obat Hipertensi 1. Hipertensi 1. Hipotensi
1. Nama Generik 2. Hipertensi 2. Pusing, sakit kepala
- Enalapril sekunder 3. Demam
- Captropil 3. Angina 4. Vertigo
- Amplodipine pektoris 5. Kelelahan
2. Nama Dagang 6. Insomnia
Meipril, Renacarbon, 7. Neuropati perifer
renatec 8. Batuk kering
Tensicap,Farmoten, persisten
Captensin,Scantensin, 9. Gangguan rasa
Acpress, Vapril pengecap
Lupin dan Molesco 10. Ruam
3. Dosis sediaan 11. Gatal-gatal
- Enalapril ringan/ruam
Oral dan injeksi
- Captropil
Oral 12,5 mg, 25 mg, 37,5
mg, 50 mg, 100mg
- Amplodipine
Oral 5mg dan 10 mg
4. Rute
- Enalapril
1 kali/hari atau 2x/hari
- Captropil
3 kali/hari
- Amlodipine
1-2 kali/hari
5. Dosis Aman
- Enalapril Injek
0,625-1,25 mg dengan
injeksi selama 5 menit dan
diulang 6 jam jika diperlukan
- Enalapril Oral
Dosis awal: 5 mg/hari
Dosis pemeliharaan
10-40mg diminum perhari
sebagai dosis tunggal atau
dalam 2 dosis yang terbagi
Dosis maksimum 40mg
diminum setiap hari sebagai
dosis tunggal atau 2 dosis
yang terbagi
- Captropil 12,5-25 mg 3x
sehari
- Amlodipine 5-10 mg 1-
2x/hari
Obat Antiplatelet 1. Penyakit 1. Sakit maag
1. Nama Generik jantung 2. Mual
- Aspirin coroner 3. Gatal-gatal
- Clopidogrel 2. Serangan 4. Ruam kulit
2. Nama Dagang jantung 5. Diare
Aspirin 3. Penyakit
- CardioAspirin arteri perifer
- Aspilets 4. stroke
- Astika
- Farmasal
- Aptor
- Ascardia
Clopidogrel
- Copidrel
- CPG
- Pladogrel
- Clidorel
- Clogin
3. Dosis Sediaan
Aspirin
Tablet 80 mg, 100mg,
160mg, atau 500mg
Clopidogrel
Tablet 75mg dan 300mg
4. Rute
Aspirin
Sehari sekali
Clopidogrel
Sehari sekali
5. Dosis Aman
Aspirin
160-325 mg selama 48 jam
setelah terkena stroke,
diikuti dengan 81-100mg
per hari
Clopidogrel
300mg dilanjutkan 75 mg
oral sekali sehari sebelum
atau sesudah makan
Antikoagulan 1. Emboli arteri
1. Nama Generik perifer
Heparin 2. Angina tidak
2. Nama Dagang stabil
Heparinol, Inviclot 3. Thrombosis
3. Dosis Sediaan 4.
5000 Iu
4. Rute
2-3x sehari
5. Dosis Aman
Dosis awal 75-80 U/Kg BB,
diikuti dengan infus 18
U/kgBB
2. Keperawatan
a. Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma > 30
ml
b. Posisi kepala dinaikkan 30o jika didapatkan tanda tekanan intrakanial
meningkat
c. Posisi kepala dan dada di satu bidang
d. Ubah posisi tidur setiap 2 jam
e. Mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil
f. Bebaskan jalan napas beri oksigen 1-2 lt/menit dan pertahankan ventilasi
yang adekuat
g. Tanda-tanda vital usahakan stabil
h. Bedrest
i. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
j. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, cairan suction yang berlebih
k. JIka ada demam atasi dengan kompres hangat
l. Jika kandung kemih penuh dikosongkan (sebaiknya dengan kateter
intermitten)
m. Pemberian cairan nutrisi dengan cairan isotonic, kristaloid atau koloid 1500-
2000ml dan elektrolit sesuai kebutuhan hindari cairan mengandung glukosa
atau salin isotonic
n. Pemberian nutrisi peroral hanya jika fungsi menelan baik
o. Jika didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun dianjurkan
melalui selang nasogastric
H. Pengkajian Keperawatan
1. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi dan penurunan tingkat kesadaran.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak saat klien
sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, kelumpuhan separuh badan atau gangguan
fungsi otak yang lain.
3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Adanya riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma
kepala, kotrasepsi oral yang lama, penggunan obat-obat anti koagulasi, aspirin,
vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, DM, atau adanya
riwayat stroke dari generasi terdahulu
5. Riwayat Psikososialspritual
Pengkajian psikologis klien stroke meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi, kognitif dan perilaku klien. Pengkajian mekanisme koping yang
digunakan klien juga penting untuk menilai respon emosi klein terhadap
penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan
masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya,
baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
6. Pemeriksaan Fisik persistem
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran
Pada klien lanjut usia kesadaran klien stroke biasanya berkisar pada
tingkat latergi, stupor dan koma. Tingkat kesadaran dibagi menjadi 2
macam yaitu:
a) Kesadaran kuantitatif : Dihitung dengan GCS
b) Kesadaran kualitatif: Compos mentis, letargi, apatis, sopor, sopor
coma dan coma
2) TB/BB
3) TTV biasanya pada pasien stroke hemoragik mengalami peningkatan
b. Pemeriksaan Fisik Per System
1) Sistem Persarafan
a) Pemeriksaan rangsangan meningeal
Kaku kuduk : biasanya pada pasien stroke hemoragik terdapat
kaku kuduk
Tanda Laseque : biasanya positif
Tanda Kernig : Untuk melihat adanya kelumpuhan
Tanda Brudzinsky I dan II : perhatikan apakah ada kelumpuhan pada
tungkai
b) Pemeriksaan Kekuatan Motorik
Inspeksi
Biasanya terdapat gerakan abnormal yang tidak dapat
dikendalikan seperti tremor, khorea, atetose, dystonia, ballimus,
spasme dll
Palpasi
Biasanya pada saat dipalpasi ototnya teraba lemah dan pada
anggota gerak yang mengalami hemiparise atau hemiplegi
kekuatan ototnya menurun.
c) Pemeriksaan Sensorik
Untuk sensibilitas masih ada ketika diraba, ada respon terhadap
nyeri, getar dll.
2) Sistem Pernafasan
Auskultasi : terdapat bunyi ronchi karena bedrest dan kurang
mobilisasi
Inpeksi : Terdapat batuk, peningkatan sputum, sesak napas,
menggunakan alat bantu napas dan peningkatan frekuensi
pernapasan
3) Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah dan nadi mengalami peningkatan
4) Sistem Muskuloskeletal
Ada ektremitas atas dan bawah yang lemah atau mengalami
kelumpuhan, kekuatan ototnya menurun dan ROM nya juga menurun.
5) Sistem Perkemihan
Biasanya mengalami inkontinensia urine sementara karena konfusi,
ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan dan ketidakmampuan
mengendalian kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik dan
postural. Kadang kontrol sfingter urine eksternal hilang atau berkurang
selama periode ini, dilakukan kateterisasi intermitten dengan teknik
steril. Inkontinensia urine yang berlanjut menunujukkan kerusakan
neurologis luas.
6) Sistem Integumen
Biasanya ditemukan luka dekubitus karena tirah baring yang lama
I. Analisa Data
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 DS: Stroke Hemoragik Penurunan
Sakit kepala kapasitas Adaptif
DO: Pembuluh darah di otak pecah Intrakranial
- Tekanan darah
meningkat dengan Kompresi jaringan otak
tekanan nadi
melebar Peningkatan TIK
- Bradikardia
- Pola napas Penurunan kapasitas Adaptif
ireguler Intrakranial
- Tingkat kesadaran
menurun
- Respon pupil
melambat atau
tidak sama
- Refleks neurologis
terganggu
- Gelisah
- Agitasi
- Muntah
- Tampak
lesu/lemah
- Fungsi kognitif
terganggu
- TIK >20mmHg
- Papiledema
- Postur desererasi
Peningkatan TIK
DO:
- Berat badan
Artero Vertebra Basilaris
menurun minimal
10% dibawah Penurunan Fungsi N.X (Vagus)
rentang ideal dan N.IX (Glosofaringes)
- Bising usus
hiperaktif Proses Menelan tidak efektif
- Otot pengunyah
Refluks
lemah
- Otot menelan
lemah Disfagia
- Membran mukosa
pucat Anoreksia
- Sariawan
- Serum albumin Defisit Nutrisi
turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare
8 DS: Stroke Hemoragik Defisit
Menolak melakukan Perawatan Diri
perawatan diri Proses metabolisme dalam otak
terganggu
DO:
- Tidak mampu
Menurunnya suplai oksigen dan
mandi/mengenakan
darah ke otak
pakaian/makan/ke
toilet/berhias
Peningkatan TIK
secara mandiri
- Minat melakukan
Disfungsi N.XI (Asesorius)
perawatan diri
Penurunan fungsi motoric dan
kurang
musculoskeletal
Hemiparase/Hemiplegi kanan
dan kiri
Ketidakmampuan melakukan
aktivitas
Peningkatan TIK
Hemiparase/Hemiplegi kanan
dan kiri
Peningkatan TIK
Kebutaan
Resiko Jatuh
J. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan kapasitas adaptif intracranial berhubungan dengan edema serebral
2. Gangguan memori berhubungan dengan gangguan sirkulasi ke otak
3. Gangguan menelan berhubungan dengan penurunan fungsi nervus vagus atau
hilangnya refluks muntah
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi
5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan fungsi otot
facial/oral
6. Nyeri akut berhubungan dengan adanya peningkatan TIK
7. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan
dan penurunan fungsi nervus hipoglosus
8. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Hemiparise/hemiplegi
9. Resiko gangguan integritas kulit dibuktikan dengan penurunan mobilitas
10. Resiko jatuh dibuktikan dengan kekuatan otot menurun
K. Perencanaan Keperawatan
TUJUAN DAN
DIAGNOSA
NO KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
(SMART)
1 Penurunan kapasitas TUPAN: 1. Observasi
a. Untuk mengetahui
adaptif intracranial Setelah diberikan a. Identifikasi
penyebab TIK
berhubungan dengan tindakan penyebab
edema serebral keperawatan selama peningkatan TIK
b. Untuk mengetahui
dibuktikan dengan 5x24 jam kapasitas b. Monitor
tanda/gejala nya
DS dan DO adaptif intracranial tanda/gejala
sudah teratasi atau
meningkat peningkatan TIK
belum
TUPEN:
c. Menilai oksigen
Setelah diberikan c. Monitor MAP
yang diberikan
tindakan
adekuat
keperawatan selama d. Monitor CPP
d. Mengontrol terhadap
1x24 jam edema
peningkatan TIK
serebral berkurang e. Monitor status
e. Untuk mengetahui
dengan kriteria hasil: pernapasan mengalami sesak
- Tekanan darah napas atau tidak
turun f. Monitor intake f. Agar terhitung
- Nadi normal output cairan keseimbangan
- Pola napas cairan
regular g. Monitor cairan
- Tingkat serebrospinalis g. Mengetahui
kesadaran penyebab
meningkat 2. Terapeutik peningkatan TIK
a. Minimalkan
stimulus dengan
a. Mencegah
menyediakan
terjadinya kejang
lingkungan yang
tenang
b. Berikan posisi
semi fowler
b. Mengurangi tekanan
c. Hindari manuver
pada kepala
vaisava
c. Manuver valsava
membuat klien
kekurangan oksigen
d. Cegah terjadinya
kejang
d. Agar kerusakan di
otak tidak
e. Hindari
bertambah parah
penggunaan
PEEP
e. Mengakibatkan
gangguan
hemodinamika atau
f. Hindari
respiratory
pemberian cairan
compromise
IV hipotonik
f. Cairan IV hipotonik
g. Atur ventilator
menambah
agar PaCO2
kerusakan pada
optimal
otak
h. Pertahankan
suhu tubuh
g. Agar pasien
normal
mendapatkan
3. Kolaborasi
oksigen optimal
a. Kolaborasi
h. Sebagi tanda
pemberian sedasi
kondisi pasien stabil
dan anti
konvulsan
b. Klaborasi
pemberian a. Jika klien
diuretic osmosis mengalami kejang
c. Kolaborasi
pemberian
pelunak tinja b. Untuk meringankan
kerja jantung
c. Mencegah
terjadinya konstipasi
2 Gangguan memori TUPAN: 1. Observasi
a. Untuk mengetahui
berhubungan dengan Setelah diberikan a. Identifikasi
masalah memorinya
gangguan sirkulasi ke tindakan masalah memori
otak dibuktikan keperawatan selama yang dialami
b. Untuk melihat
dengan DS dan DO 5x24 jam gangguan b. Monitor perilaku
perkembangan klien
memori berkurang dan perubahan
selama terapi
memori selama
TUPEN: terapi
Setelah diberikan 2. Terapeutik
a. Agar metode
tindakan a. Rencanakan
tersebut dapat diikuti
keperawatan selama metode mengajar
oleh pasien
1x24 jam gangguan sesuai
sikulasi ke otak kemampuan
berkurang dengan pasien
b. Untuk mengetahui
kriteria hasil: b. Stimulasi memori
kemampuan daya
- mampu dengan
ingat pasien
mempelajari mengulang
keterampilan baru pikiran yang
- Mampu mengingat terakhir kali
informasi factual diucapkan
c. Klien mengetahui
- Mampu mengingat c. Koreksi
kelemahannya
perilaku tertentu kesalahan
yang pernah orientasi
d. Agar klien
dilakukan d. Fasilitasi tugas
termotivasi untuk
- mampu mengingat pembelajaran
belajar
peristiwa
- Tidak mudah Lupa e. Fasilitasi
e. Agar klien focus
melakukan kemampuan
konsentrasinya
perilaku pada konsentrasi
waktu yang telah f. Stimulasi
f. Unruk merangsang
dijadwalkan menggunakan
memori klien
- Mampu melakukan memori pada
kembali
kemampuan yang peristiwa yang
dipelajari baru terjadi
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan
dan prosedur
a. Agar klien
latihan
memahami tujuan
b. Ajarkan Teknik
latihan
memori yang
tepat
b. Berbasis kepada
4. Kolaborasi
kebutuhan klien
a. Rujuk pada terapi
okupasi
a. Untuk mengurangi
atau
menghilangkan
gejala
4 Gangguan mobilitas TUPAN 1. Observasi
fisik berhubungan Setelah diberikan a. Identifikasi a. Untuk mengetahui
dengan tindakan adanya nyeri atau keterbatas klien
hemiparise/hemiplegi keperawatan selama keluhan fisik dalam ambulasi
dibuktikan dengan 5x24 jam gangguan lainnya
DS dan DO mobilitas berkurang b. Identifikasi b. Untuk mengetahui
toleransi fisik kemampuan klien
TUPEN melakukan
Setelah diberikan ambulasi
c. Mengetahui kondisi
tindakan c. Monitor frekuensi
klien secara umum
keperawatan selama jantung dan TD
1x24 jam sebelum memulai
hemiparise/hemiplegi ambulasi
berkurang dengan d. Monitor kondisi
kriteria: umum selama d. Mengetahui kondisi
- Kekuatan otot melakukan klien secara umum
meningkat dari 0 ambulasi
ke 1 2. Terapeutik
- Rentang Gerak a. Fasilitasi aktifitas
(ROM) meningkat ambulasi dengan
a. Mempermudah
dari 0 ke 1 alat bantu
klien dalam
- Sendi kaku b. Libatkan keluarga
ambulasi
berkurang untuk membantu
- Gerakan sedikit pasien dalam
demi sedikit mulai meningkatkan
terkoordinasi ambulasi
- Gerakan terbatas 3. Edukasi
b. Untuk memotivasi
berkurang a. Jelaskan tujuan
klien dalam
- Fisik lemah dan prosedur
ambulasi
berkurang ambulasi
b. Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
a. Agar klien
c. Ajarkan ambulasi memahami tujuan
sederhana yang ambulasi
harus dilakukan
b. Memotivasi klien
untuk melakukan
ambulasi dini
c. Klien memahami
ambulasi seperti
apa yang harus
dilatih terlebih
dahulu
5 Gangguan TUPAN 1. Observasi
komunikasi verbal Setelah diberikan a. Monitor a. Mengidentifikasi
berhubungan dengan tindakan kecepatan, kemampuan klien
penurunan fungsi otot keperawatan selama tekanan, kuantitas,
facial/oral dibuktikan 3x24 jam gangguan volume dan diksi
dengan DS dan DO komunikasi verbal bicara
berkurang b. Monitor proses b. Mengidentifikasi
kognitif, anatomis, masalah bicara klien
TUPEN fisisologis yang
Setelah diberikan berkaitan dengan
tindakan bicara
keperawatan selama c. Identifikasi
1x24 jam fungsi otot perilaku emosional c. Harus memahami
facial/oral meningkat dan fisik sebagai karakter klien
dengan kriteria hasil:: bentuk komunikasi terlebih dahulu agar
- Klien mampu 2. Terapeutik tidak tersinggung
berbicara atau a. Gunakan metode
mendengar komunikasi
- Menunjukkan alternative seperti
respon yang sesuai menulis, mata a. Untuk
- Afasia berkurang berkedip, isyarat mempermudah klien
- Disfasia berkurang tangan dll. dalam memahami
- Afraksia berkurang b. Sesuaikan komunikasi
- Disleksia berkurang komunikasi
- Disartria berkurang dengan
- Afonia berkurang kebutuhan
- Dislalia berkurang c. Modifikasi b. Agar focus kepada
- Pelo berkurang lingkungan untuk kebutuhan klien
- Gagap berkurang meminimalkan
- Ada kontak mata bantuan
- Mulai dapat d. Ulangi apa yang c. Untuk meningkatkan
memahami disampaikan kemandirian klien
komunikasi pasien
- Mampu e. Berikan
menggunakan dukungan
ekspresi wajah atau psikologis d. Biar tidak terjadi
tubuh misskomunikasi
3. Edukasi
a. Anjurkan bicara e. Memotivasi klien
perlahan
b. Ajarkan pasien
dan keluarga
proses kognitif,
anatomis, dan a. Agar lebih jelas
fisiologis yang terdengar
beerhubungan b. Agar keluarga dapat
dengan melanjutkan latihan
kemampuan kepada klien
bicara dirumah
4. Kolaborasi
a. Rujuk ke ahli
patologi bicara
atau terapis
4 Kolaborasi
a. Kolaborasi d. Agar analgetik
e. Agar tidak
ketergantungan
terhadap obat
farmakologis
a. Untuk meredakan
nyeri klien
7 Defisit nutrisi TUPAN 1. Observasi
berhubungan dengan Setelah diberikan a. Identifikasi status a. Untuk menilai
ketidakmampuan tindakan nutirsi kondisi nutrisi klien
untuk mencerna keperawatan selama b. Identifikasi alergi b. Agar mengetahui
makanan dan 3x24 jam nutrisi klien dan intoleransi makanan yang
penurunan fungsi terpenuhi makanan harus dihindari klien
nervus hipoglosus di c. Identifikasi c. Untuk mengetahui
buktikan denga DS TUPEN makanan yang makanan yang
dan DO Setelah diberikan disukai disukai klien
tindakan d. Identifikasi d. Untuk mengetahui
keperawatan selama kebutuhan kalori jumlah nutrisi yang
1x24 jam klien dan jenis nutrient dibutuhkan klien
mampu mencerna e. Identifikasi
makanan dan perlunya e. Untuk memerikan
peningkatan nervus penggunaan NGT tindakan yang tepat
vagus dengan kriteria f. Monitor asupan
hasil: makanan
1. Porsi makan g. Monitor berat
f. Agar mengetahui
habis badan
asupan makan klien
2. Kekuatan otot h. Monitor hasil
g. Untuk mengetahui
mengunyah dan pemeriksaan
status nutrisi klien
menelan laboratorium
h. Agar diketahui jenis
meningkat 2. Terapetik
nutrisi yang
3. Berat badan naik a. Lakukan oral
dibutuhkan
hyegene sebelum
makan a. Untuk mengurangi
b. Fasilitasi mual
menentukan
pedoman diet b. Agar klien makan
c. Sajikan makanan sesuai dengan diet
secara menarik yang telah
dan suhu yang ditentukan
sesuai
d. Berikan makanan c. Untuk
tinggi serat meningkatkan nafsu
e. Berikan makanan makan
tinggi kalori tinggi
protein
f. Hentikan
d. Untuk mencegah
pemberian makan
konstipasi
melalui NGT
3. Edukasi
e. Untuk memenuhi
a. Anjurkan posisi
kebutuhan nutrisi
duduk
klien
b. Ajarkan diet yang
diprogramkan f. Agar klien berlatih
4. Kolaborasi mengunyah
a. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
b. Kolaborasi
a. Untuk mengindari
dengan ahli gizi
refluks
untuk
b. Agar klien
menentukan
memahami
jumlah kalori dan
mengeani dietnya
jenis nutrient
yang dibutuhkan
a. Untuk mengurangi
mual dan muntah
b. Agar kebutuhan
nutrisi klien
terpenuhi
8 Defisit perawatan diri TUPAN 1. Observasi
berhubungan dengan Setelah diberikan a. Identifikasi a. Untuk mengetahui
Hemiparise/hemiplegi tindakan kebiasaan kebiasaan klien
dibuktikan dengan keperawatan selama aktivitas
DO dan DS 3x24 jam klien perawatan diri
mampu sesuai usia
melaksanakan dan b. Monitor tingkat b. Untuk menilai
menyelesaikan kemandirian tingkat kemandirian
aktivitas perawatan c. Identifikasi klien
diri kebutuhan alat c. Untuk mengetahui
bantu kebersihan kebutuhan klien
TUPEN diri dalam perawatan
Setelah diberikan 2. Terapeutik diri
tindakan a. Sediakan
keperawatan selama lingkungan yang
1x24 jam terapeutik a. Untuk mendukung
Hemiparise/hemiplegi b. Siapkan perawatan diri klien
berkurang dengan keperluan pribadi
Kriteria hasil: c. Dampingi dalam b. Agar klien nyaman
1. Ada minat melakukan dengan perawatan
melakukan perawatan diri dirinya
perawatan diri sampai mandiri c. Mempermudah klien
2. Adanya d. Fasiltasi untuk ketika
kemampuan menerima membutuhkan
mengenakan keadaan bantuan perawat
pakaian ketergantungan
e. Fasilitasi
kemandirian, d. Agar klien tetap
bantu jika mampu berpikiran positif
melakukan
perawatan diri
f. Jadwal rutinitas
e. Agar klien dapat
perawatan diri
melakukan
3. Edukasi
perawatan diri
a. Anjurkan
sesuai kemampuan
melakukan
perawatan diri
secara
f. Untuk menghindari
konsistensi sesuai
lupa
kemampuan
a. Melatih klien
melakukan
perawatan diri
secara mandiri dan
mengurangi
ketergantungan
kepada orang lain
9 Resiko gangguan TUPAN 1. Observasi
integritas kulit Setelah diberikan a. Identifikasi a. Untuk mengetahui
dibuktikan dengan tindakan penyebab penyebab gangguan
penurunan mobilitas keperawatan selama gangguan integritas kulit
3x24 jam gangguan integritas kulit
integritas kulit tidak 2. Terapeutik
terjadi a. Ubah posisi tiap 2 a. Untuk mengindari
jam jika tirah tekanan kulit
TUPEN baring punggung yang
Setelah diberikan b. Lakukan lama
tindakan pemijatan pada b. Untuk
keperawatan selama area penonjolan memperlancar
1x24 jam adanya tulang sirkulasi darah di
peningkatan c. Bersihkan area penonjolan
mobilitas dengan perineal dengan tulang
kriteria hasil: air hangat
Dekubitus tidk terjadi terutama pada c. Agar perineal tidak
periode diare mudah lecet
d. Gunakan minyak
pada kulit kering
e. Gunakan produk
yang berbahan
d. Agar kulit tetap
hipoalergik pada
lembab
kulit sensitive
e. Untuk menghindari
f. Hindari produk
alergi
berbahan dasar
alcohol dan kulit
kering
f. Alkohol dapat
3. Edukasi
mengiritasi kulit
a. Anjurkan
menggunakan
pelembab
b. Anjurkan minum a. Menjaga
air yang cukup kelembapan kulit
pemantauan
perawat dan
nurse station
f. Gunakan alat
bantu berjalan
g. Dekatkan bel f. Untuk membantu
pemanggil dalam klien
jangkauan pasien g. Agar klien tidak
3. Edukasi kesulitan ketika
a. Anjurkan membutuhkan
memanggil bantuan perawat
perawat jika
membutuhkan
a. Untuk membantu
bantuan untuk
klien dan
berpindah
menghindari jatuh
b. Anjurkan
menggnakan alas
kaki yang tidak
licin
c. Anjurkan
b. Untuk menghindari
berkonsentrasi
jatuh
untuk menjaga
keseimbangan
tubuh
c. Agar klien berlatih
d. Anjurkan
menjaga
melebarkan jarak
keseimbangan
kedua kaki unutuk
tubuh
meningkatkan
keseimbangan
saat berdiri
d. Agar klien tidak
e. Ajarkan cara
mudah jatuh
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil
perawat
e. Agar klien
mengtahui cara
penggunaan bel
pemanggil
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny N
DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI : STROKE HEMORAGIK
DI RUANG BOUGENVILE LANTAI 2 RSUD SAYANG KABUPATEN CIANJUR
I. DATA DASAR
A. Identitas Pasien
1. Nama ( Inisial Klien ) : Ny N
2. Usia : 76 Tahun
3. Status Perkawinan : Janda
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Suku : Sunda
8. Bahasa Yang Digunakan : Bahasa Sunda
9. Alamat Rumah : Gg Harapan 2 RT 01/013, Kec Sayang, Kab
Cianjur
10. Sumber Biaya : BPJS
11. Tanggal Masuk RS : 07-11-2019
12. Diagnosa Medis : Stroke haemoragik sinistra
13. Tanggal Pengkajian : 14-11-2019
14. No RM : 909232
HT
Keterangan :
: Perempuan sudah meninggal : Laki-laki masih hidup
: Laki-laki sudah meninggal : Pasien
: Perempuan masih hidup HT : Hipertensi
1s. Pola Nutrisi dan Cairan (sebelum Pola nutrisi : Pola nutrisi :
dan saat sakit) :
Asupan: Oral Asupan: Oral
a. Pola nutrisi : Frekwensi makan: Frekwensi
3x/Hari makan: 3x/Hari
Asupan: ( ) Oral
Nafsu makan: Baik Nafsu makan:
( ) Enteral
Diit : - Baik
( ) TPN
Makanan Diit : rendah
( ) Berkurang…….Kg
b. Pola Cairan :
Asupan cairan:
( ) Oral
( ) Parenteral
Jenis : ……………….
Frekwensi :
…………x/hari
Volume total
:…………cc/hari
4. Pola istirahat dan tidur (sebelum Lama tidur : + 8,5 Lama tidur : 10
dan saat sakit) : Jam/hari Jam/hari
Waktu Waktu
Lama tidur :…………Jam/hari
- Siang : jarang - Siang : 2 jam
Waktu
- Malam : 7,5jam - Malam : 8 jam
- Siang :
Kebiasaan Kebiasaan
…………..jam
sebelum sebelum tidur/
- Malam : tidur/pengantar pengantar tidur :
…………..jam tidur : membaca membaca doa
doa Kesulitan dalam
Kebiasaan sebelum
Kesulitan dalam hal tidur : nyeri
tidur/pengantar tidur :
hal tidur : - di kepala
( ) Penggunaan obat tidur
( ) sering/mudah terbangun
Jelaskan alasannya
……………..
- Frekwensi : ……….
- Jumlah :………..
b. Minuman keras :( ) Ya
( )
Tidak
- Frekwensi : ……….
- Jumlah : ……….
- Lama pemakaian : ……….
c. Ketergantungan obat : ( ) Ya
( )
Tidak
H. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
- Kesadaran : composmentis
- Nadi : 86 x/Menit
- Pernafasan : 20 x/Menit
- Suhu : 36,7oC
b. Sistem Kardiovaskular
Tekanan darah 160/100mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, inspeksi
didapatkan hasil ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis tidak
teraba, perkusi jantung pekak, auskultasi bunyi jantung I-II murni. Klien
tampak meringis.
c. Sistem Muskuloskeletal
Pada ekstremitas atas kekuatan otot tangan kanan 0, tangan kanan terasa
berat untuk digerakkan, kekuatan otot tangan kiri 5, ROM kanan pasif dan
kiri aktif, tidak ada deformitas tulang, akral teraba hangat, tidak ada odema.
Pada pemeriksaan ektremitas bawah, kekuatan otot kaki kanan 0 terasa
berat untuk digerakkan, kaki kiri 5, ROM kanan pasif kiri aktif, tidak ada
deformitas tulang, akral teraba hangat, tidak ada odema. Terpasang infus
Ring As di kaki kanan. Pada ekstremitas kanan, refleks biseps tidak ada
respon, refleks trisep tidak ada respon, refleks patella tidak ada respon,
refleks achiles tidak ada respon.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil CT-Scan kepala tanggal 07 November 2019 didapatkan hasil
perdarahan intraserebri volume lk 16,7 cc di daerah subcortical lobus
temporalis kiri, thalamus kiri dan capsula interna kiri disertai edema
perifokal. Perdarahan intraventrikular yang mengisi ventrikel lateralis
bilateral, ventrikel 3 dan 4. Pemeriksaan EKG tanggal 09 November 2019 :
sinus rhythm
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 07 November 2019 didapatkan
hasil leukosit 8 k/ul normal (4,8-10,8), limfosit differential 6,3 % normal (26-
36), eritrosit 4,71 M/ul normal (4,2-5,4), Hb 13,2 g/dL normal (12-16), Ht
39,2 % normal (37-47), MCV 83,2 fL normal (80-94), MCH 28,0 pg normal
(27-31), MCHC 33,7 % normal (33-37), RDW-CV 15,9 % normal (10-15),
trombosit 287 k/ul normal (150-450), MPV 7,9 fL normal (8-12), kolesterol
total 292 mg/dL normal (<200), trigliserida 91 mg% normal (<150), asam
urat 4,90 mg% normal (2,4-5,7), GDP 125 mg% normal (70-110), SGOT
23 U/L normal (15-37), SGPT 20 mg% normal (14-59), ureum 28,1 mg%
normal (10-50), kreatinin 0,9 mg% normal (0,5-1,0).
J. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Terapi yang di dapat selama di ruang Bougenvile lantai 2 antara lain :
Ring as 20 tpm untuk mengembalikan keseimbangan cairan
elektrolit. Manitol 200-150-150cc /24 jam golongan diuretik untuk
dieresis dan penurunan tekanan intracranial. Citicolin 250mg/8 jam
golongan vasodilator otak untuk memperbaiki sirkulasai darah otak.
Furosemide 1x20mg IV, Plasminex 3x500mg IV, Simvastatin 1x30mg
po.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Posisi kepala dan badan 15-30 derajat. Posisi miring apabila muntah
dan boleh mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
2) Pertahankan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat.
3) Tanda-tanda vital usahakan stabil.
4) Bedrest.
5) Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
6) Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan yang berlebih
K. ANALISA DATA
Masalah
NO Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: Sakit kepala Stroke Hemoragik Penurunan
DO: kapasitas Adaptif
Intrakranial
- Tekanan darah 160/100 mmHg Pembuluh darah di
otak pecah
- HR 86 x/menit
- RR 20x/menit
Kompresi jaringan
- Refleks neurologis extremitas
otak
kanan terganggu
- Tampak lesu/lemah
Peningkatan TIK
- Fungsi kognitif terganggu
Penurunan kapasitas
Adaptif Intrakranial
DO:
Tidak mampu melakukan
kemampuan yang dipelajari
sebelumnya
3. DS: Gangguan
Stroke Hemoragik Mobilitas Fisik
Mengeluh sulit menggerakkan
ekstremitas
DO: Pembuluh darah di
otak pecah
- Kekuatan otot ekstremitas kanan
0, kekuatan otot ekstremitas kiri
Kompresi jaringan
5 otak
- Rentang Gerak (ROM) menurun
- Sendi kaku Peningkatan TIK
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerakan terbatas Disfungsi N.XI
- Fisik lemah (Asesorius)
Penurunan fungsi
motoric dan
musculoskeletal
Hemiparase/Hemiplegi
kanan dan kiri
Gangguan Mobilitas
Fisik
Peningkatan TIK
Nyeri Akut
3. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis a. Untuk meringankan kerja
jantung
4. Kolaborasi
Rujuk pada terapi okupasi a. Untuk mengetahui keterbatas
klien dalam ambulasi
Gangguan mobilitas fisik
b. Untuk mengetahui
berhubungan dengan 1. Observasi
3. TUPAN kemampuan klien
hemiplegi dibuktikan a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Setelah diberikan tindakan c. Mengetahui kondisi klien
dengan DS dan DO
keperawatan selama 5x24 jam secara umum
gangguan mobilitas berkurang b. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
d. Mengetahui kondisi klien
secara umum
TUPEN c. Monitor frekuensi jantung dan TD sebelum memulai ambulasi
R/ TD meningkat O:
c. Monitor MAP
- Tekanan darah 150/90 mmHg
R/ MAP 110 mmHg
- HR 85 x/menit
d. Monitor status pernapasan
- RR 20x/menit
R/ RR 20x/menit reguler, tanpa otot bantu pernapasan
- Refleks neurologis extremitas kanan
e. Monitor intake output cairan
terganggu
R/ intake 2500cc/24 jam, output 2300 cc/24 jam
- Tampak lesu/lemah
- Fungsi kognitif terganggu
2. Terapeutik A: Masalah teratasi sebagian
a. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
P: Intervensi dilanjutkan
tenang
R/ Lingkungan tempat tidur pasien tenang
b. Berikan posisi semi fowler
R/ Pasien tampak berada di posisi semi fowler
c. Hindari manuver vaisava
R/ Pasien tidak melakukan manuver vaisava
d. Cegah terjadinya kejang
R/ Kejang tidak ada
e. Hindari pemberian cairan IV hipotonik
R/ Pasien dapat therapi cairan Ring As 20 tpm
f. Pertahankan suhu tubuh normal
R/ Suhu 36,7oC
3. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis
R/ Pasien mendapat theapi furosemide 1x 20mg IV
2. 2 14-11-2019 1. Observasi
a. Identifikasi masalah memori yang dialami
S:
R/ Pasien dibantu mengingat mengenai jumlah saudaranya
b. Monitor perilaku dan perubahan memori selama terapi - Cukup mampu mengingat informasi factual
R/ Pasien terkadang masih lupa selama terapi - Cukup mampu mengingat perilaku tertentu
a. Rencanakan metode mengajar sesuai kemampuan pasien - Cukup mampu mengingat peristiwa
R/ Pasien mampu melaksanakan pembelajaran sesuai metode - Lupa melakukan perilaku pada waktu yang
b. Stimulasi memori dengan mengulang pikiran yang terakhir kali telah dijadwalkan
3. 3 14-11-2019
1. Observasi
a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya S: Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
4. 4 14-11-2019 1. Observasi
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
S: Mengeluh nyeri berkurang
intensitas nyeri
O:
R/ Nyeri dirasakan di kepala, dengan frekuensi jarang, nyeri
terasa seperti ditusuk-tusuk - Klien terlihat cukup tenang
P: Intervensi dilanjutkan
I: Observasi
R: Intervensi dilanjutkan
2. 19-11- 2 S:
2019
- Cukup mampu mengingat informasi factual
- Cukup mampu mengingat perilaku tertentu yang pernah dilakukan
- Cukup mampu mengingat peristiwa
- Lupa melakukan perilaku pada waktu yang telah dijadwalkan cukup menurun
- Merasa mudah lupa
O:
Cukup mampu melakukan kemampuan yang dipelajari sebelumnya
P: Intervensi dilanjutkan
I : Observasi
Kolaborasi
P : Intervensi dilanjutkan
I : Observasi
R : Intervensi dilanjutkan
- TD 140/90 mmHg
P: Intervensi dilanjutkan
I : Observasi
R : Intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dipertahankan
I: Observasi
R: Intervensi dipertahankan
6. 19-11- 2 S:
2019
- Mampu mengingat informasi factual
- Mampu mengingat perilaku tertentu yang pernah dilakukan
- Mampu mengingat peristiwa
- Lupa melakukan perilaku pada waktu yang telah dijadwalkan menurun
- Merasa mudah lupa (menurun)
O:
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
I : Observasi
Kolaborasi
P : Intervensi dilanjutkan
I : Observasi
R : Intervensi dilanjutkan
2019 O:
- TD 140/90 mmHg
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dipertahankan
I : Observasi
b. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
R : Intervensi dipertahankan
9. 18-11- 3
S : Ekstremitas sedikit dapat digerakkan
2019
O:
P : Intervensi dipertahankan
I : Observasi
PEMBAHASAN
BAB ini akan membahas mengenai permasalahan atau kesenjangan yang terjadi
selama melakukan asuhan keperawatan langsung terhadap Ny. N dengan kasus
Stroke Haemoragik di Ruang Bugenvile Lantai 2 RSUD Sayang Cianjur. Dalam bab ini
akan membandingkan antara teori yang ada pada literature dengan kasus yang
ditemukan pada klien. Selain itu penulis juga membahas mengenai faktor pendukung
dan faktor penghambat, yang ditemukan pada saat melakukan asuhan keperawatan
pada Ny. N, serta alternatif pemecahan masalah yang diberikan selama melakukan
asuhan keperawatan pada tiap tahap keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
C. Perencanaan Keperawatan
D. Pelaksanaan Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
A. Kesimpulan
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah di otak dan kemudian merusaknya (Adib, M, 2009). Penyebab stroke
hemoragik adalah disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak, adanya
sumbatan bekuan darah di otak dan kekurangan suplay oksigen yang menuju
otak. Gejala stroke hemoragik menurut Nurarif dan Kusuma (2016) antara lain
Perubahan tingkat kespdaran (mengantuk, letih, apatis, koma), kesulitan
berbicara atau memahami orang lain, kesulitan menelan.kesulitan menulis atau
membaca, sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk atau kadang terjadi secara tiba-tiba, kehilangan
koordinasi,kehilangan keseimbangan, perubahan gerakan biasanya pada satu
sisi tubuh, seperti kesulitan menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau
penurunan ketrampilan motorik, mual atau muntah, kejang, sensasi perubahan
biasanyan pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi, baal atau
kesemutan dan kelemahan pada satu sisi tubuh.
Berdasarkan hasil pengkajian tentang “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAPAN DI RUANG
BOUGENVILE RSUD SAYANG KABUPATEN CIANJUR”. yang telah dilakukan.
Pengkaji dapat menarik kesimpulan yang muncul diagnosa keperawatan yaitu:
1. Penurunan kapasitas adaptif intracranial berhubungan dengan edema
serebral
2. Gangguan memori berhubungan dengan gangguan sirkulasi ke otak
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiplegi
4. Nyeri akut berhubungan dengan adanya peningkatan TIK
B. Saran
1. Bagi keluarga pasien
Memberikan informasi pada keluarga bagaimana cara untuk melakukan
latihan gerak sendi/ROM secara mandiri dalam pemenuhan Activity daily
living (ADL) klien stroke.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah wawasan baru bagi teman-teman mahasiswa
atau dapat dijadikan sumber referensi baru dalam menentukan intervensi
bagi pasien stroke
3. Bagi pengkaji
Perlunya ditingkatkan lagi pengetahuan yang dimiliki perawat melalui
pendidikan berkelanjutan, media informasi, dan pengkaji harus memiliki
sikap professional, professional ini akan dapat berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan, jika ditambah dengan pengetahuan yang cukup
4. Bagi pendidikan kesehatan
Mamfaat pengkajian terhadap ilmu pengetahuan, dalam hal ini mamfaat
tersebut adalah untuk menguji secara empiris dalam perawatan stroke
dalam pemenuhan ADL, selain itu juga dapat menambahkan stimulus
lainnya sehingga dapat mempermudah proses penyembuhan dan
terpenuhinya kebutuhan sehari-hari pada pasien stroke.
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry, 2010. Fundamental Of Nursing Buku 3 Edisi 7. Singapore: Elsevier
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik..Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI