Gangguan Perkemihan
Gangguan Perkemihan
GANGGUAN PERKEMIHAN
REVIEW ANATOMI DAN FISIOLOGI
FUNGSI GINJAL
FUNGSI EKSKRESI :
1. Mengeluarkan nitrogen sisa metabolisme; urea, asam urat, kreatinin.
2. Regulasi elektrolit dalam batas normal .
3. Mempertahankan pH plasma 7,4 dengan mengeluarkan H+ dan membentuk
kembali HCO3-.
1
4. Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah
sekresi air.
ULTRAFILTRASI GLOMERULUS.
Renal Blood Flow (RBF) 25 % CO +/- 120 ml/menit
Hematokrit 45 % aliran plasma ginjal 660 ml/menit (0,55 x 1,200).
1/5 plasma atau 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsul bowman
disebut GFR = proses ulfafiltrasi.
Komposisi = plasma, kecuali protein, ada 3 kelompok :
1. Elektrolit (Na, K, Ca, Mg, Bikarbonas, Klorida, Fosfat).
2. Non elektrolit (glukosa, asam amino, metabolit akhir)
3. Protein : urea, asam urat, kreatinin
Batasan : Kegagalan fungsi ginjal yang berjalan cepat, berakibat penimbunan sisa
metabolisme nitrogen (azotemia), yang bukan disebabkan faktor ekstra renal.
Reversible dan beda dgn. GGK : GGK mundur pelan-pelan, irreversible.
Patofisiologi :
Terjadi penimbunan bahan sisa metabolisme.
Kadar BUN : S.creatinin=20:1 (gg.ekstra renal =30:1).
2
Jenis :prerenal, intrarenal, post renal.
Prerenal : RBF turun ischemia ginjal.
bila RBF dipulihkan (volume darah dipulihkan, syok diatasi, cardiac
output normal) membaik.
bila hipoperfusi berlangsung lama ischemia intrarenal faillure (syok,
CHF, anafilaksis, sepsis).
IntrarenalARF : - kerusakan ginjal akibat nefrotoksik, reaksi
radang/imunologik : GNA, hepatorenal syndrome, vaskulitis, ATN.
Postrenal : - obstruksi sal. Dari calices meatus uretrha.
- diatas kdg seni : bilateral, kecuali bila hanya 1 ginjal.
- Obstruksi uropati batu ginjal, striktura urethra, BPH, Ca
prostrat, Ca buli, Ca cerviks.
3
PREVALENSI GAGAL GINJAL AKUT
Peran perawat sangat penting : mengetahui awal ggn. ginjal dari pemeriksaan
fisik, laboratorium ( dikoreksi pulih).
Pemeriksaan fisik : status cairan tubuh volume darah berkurang, urine
berkurang.
Pemeriksan ginjal : ggn. kosentrasi air : BJ rendah, Na tinggi, BUN, S
Creatinin, urinalisis.
Obat yang diberikan : nefrotoksik?
ASSESMENT
HISTORY :
Penyebab potensial – lihat status : paparan bahan nefrotoksik, tranfusi,
trauma, operasi, perdarahan iskemia ginjal.
Penyakit ginjal sebelumnya, peny. Sistemik (DM), peny. Kolagen SLE,
hipertensi.
Peny. Akut : faringitis, influenza, gastroenteritis, perdarahan masif, syok,
CHF.
Post renal : ggn. aliran kencing – jumlah urine, warna urine, nocturia.
Proses obstruksi : batu, karsinoma, penting mencari sebab GGA yang
reversibel.
MANIFESTASI KLINIS :
Gejala dan tanda tergantung dari penyebab : prerenal, intrarenal, dan post
renal.
Faktor prerenal hipoperfusi hipotensi, achikardi, output urine berkurang
CVP turun, lethargy. sesuai gejala penyebab : CHF, dehidrasi.
Intra renal : mengenai glomerulus dan tubulus pada acut tubular
nekrosis. evaluasi adanya urine berkurang, hipotensi, CVP meningkat,
tachicardia.
Post renal : mencerminkan adanya obstruksi saluran bawah : oliguria,
intermiten anuria, uremia berat, sulit kencing.
Perhatikan gejala uremia : neusea, vomiting, sakit kepala, BB naik, Edema
perifer, tremor, kelainan jantung.
4
PSIKOSOSIAL :
-- Keluarga/penderita perlu support emosional, menjelaskan prosedur, menjawab
pertanyaan untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerjasama.
LABORATORIUM :
-- BUN, S Creatinin meningkat, perubahan kadar elektrolit, Hb, asidosis metabolit,
kelainan urine.
RADIOGRAFI :
Foto perut : ukuran ginjal dan batu.
CT Scan, USG, aortarenal angiografi, cystoscopy, retrograde pyelography.
Renal biopsi : bila penyebab tak jelas/penyakit imunologik.
PENGELOLAAN
5
GAGAL GINJAL KRONIK
PATOFISIOLOGI
Perubahan Patologik :
Disfungsi ginjal (gangguan GFR, ggn. ekskresi air dan sisa metabolisme, ggn.
elektrolit) timbul akibat perubahan patologik.
Ginjal mampu mempertahankan GFR s/d 70-80% fungsi ginjal terganggu.
Terdapat 2 kel. Nefron (sakit;sehat) nefron sehat mengadakan kompensasi
bila <20% gangguan GFR.
Ekskresi solute : ginjal menurunkan water reabsorption :
Hipostenuria (daya kosentrasi urine berkurang) dan poliuria tanda awal
CRF dapat terjadi dehidrasi.
Progresif daya kosentrasi hilang isothenuria.
BUN naik; dehidrasi/afterload.
Perubahan Metabolik :
Terjadi peningkatan BUN dan S Creatinin disebut azotemia.
Urea : sisa metabolisme protein.
S Creatinin : dari creatin dan phosphocreatin oto meningkat tergantung :
muscle mass. Aktifitas fisik, dan diit.. Untuk menentukan fungsi ginjal :
pemeriksaan Creatini cleareance.
6
PERJALANAN GAGAL GINJAL KRONIK
ASSESMENT
HISTORY:
Tanyakan : umur, seks, perubahan berat badan, penyakit sekarang dan masa
lalu (faringitis, prostat, HT, DM, TBC, SLE, dsb), riwayat keluarga, obat-
obatan yang dipakai (nefrotoksik).
Bagaimana diit? dan Keluhan gastrointestinal ? serta keluhan GGK.
MANIFESTASI KLINIK:
Penyakit multi sistem : manifestasi akibat perubahan volume cairan dan
gangguan komposisi cairan tubuh.
Cardiovaskuler : HT, Anemia, edema, CHF, pericarditis, perdarahan abnormal,
uremia.
Respirasi : nafas dalam, kussmaul, bau nafas = air kencing, hillair
pneumonitis, SOB (Shortness Of Breath), edema paru.
Neurologi : sakit kepala, lemah, mengantuk, insomnia, muscle twitching,
konvulsi, koma, neuropati periferal.
Gastrointestinal : anorexia, nausea, vomiting, rasa kecap tak enak/metalik,
konstipasi, diare, dan GI bleeding.
Genitourinary : perubahan frekwensi kencing, hematuria, perubahan urine,
proteinuria.
Dermatology, Integumen : uremic frost, kulit kekuningan, kering, pruritus,
purpura, echymosis.
Psikososial.
7
LABORATORIUM
Kadar dalam darah : Na, K, pH, Fosfor, Hb, BUN, S Creatinin.
Urinalysis : protein, glukosa, sedimen.
Perbandingan BUN : creatinin normal = 1:20; bila BUN meningkat
dehidrasi, intake protein tinggi.
RADIOLOGI
KUB : bentuk, ukuran, posisi, kalsifikasi.
IVP, retrograde pyelography, aortorenal angiography (indikasi,
kontraindikasi).
Pemeriksaan lain : USG, MRI, Renal biopsi.
PENGELOLAAN
Tindakan : 1. Obat :
Waspada efek samping obat dan tempat metabolisme.
Hindari obat tertentu, sesuaikan dosis obat:
1. Vitamin tertentu, pemberian setelah dialisis.
2. Antasida – Aluminium hidroksida mengikat fosfat, - Magnesium
hindari.
3. Kalau perlu laxative, hati-hati obat HT, Antibiotik, Insulin, Diuretik,
Narkotik.
8
- Dgn hemodialisis protein >:1.0-1,3g/kg/hr.
2. Pengaturan/batasi intake cairan (1500-3000ml/hr).
3. Restriksi intake natrium (1-3g/hr), kalium (70meq/hr), fosfor.
4. Pemberian vitamin dan mineral (calsium dan vit. D).
5. Pemberian kalori cukup.
HEMODIALISIS
Salah satu pengobatan gagal ginjal, bila jiwa telah terancam oleh gagal ginjal.
Tujuan : mengambil/mengeluarkan cairan yg. Berlebihan dan sisa
metabolisme yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal.
Prinsip : darah pasien dialirkan melalui pipa dengan dinding membran semi
permeabel ginjal artifisial transfer toksin dan cairan : air, molekul kecil
menembus dinding, molekul besar (protein) tidak.
Mekanisme transport solute :
a. Difusi : - kecepatan difusi tergantung pada : besar pori, luas dan tebal
membran: temperatur larutan, beda konsentrasi solut, dan berat molekul.
b. Ultrafiltrasi : air dengan tekanan hidrostatik/osmotik didorong menembus
membran kesatu arah, membawa bahan terlarut.
APLIKASI DIFUSI DAN ULTRAFILTRASI.
A. Difusi : - Sirkuit hemodialisis : dializer, darah, larutan HD, arah berlawanan.
- Darah meninggalkan alat HD dengan kadar sisa metabolisme
lebih rendah : 1. Efek Blood Flow., 2. Efek Alat Dialisis yang
Efisien, 3. Efek Flow Larutan HD. 4. Efek BM (Berat
Molekul).
B. Ultrafiltrasi : untuk pengambilan air.
C. Pengaturan asam basa : netralisasi asam, larutan HD basa (bikarbonas,
asetat).
9
2. Dialisat : -
- Air, bahan kimia, bebas sisa metabolisme/obat.
- Mikroorganisme tak dapat lewat membran tak perlu steril.
- Air harus memenuhi standart kontaminan : Al,Cu, Chloramin.
- Komposisi dpt. Diubah sesuai keperluan koreksi ggn
elektrolid K/Na; mengandung asetat/bikarbonas.
- Suhu : 100 derajat F/37,8 derajat C.
Mesin dialisis : dilengkapi alat monitor problem yang potensial : suhu dialisat,
adanya air di tube, kebocoran darah kedialisat, perubahan tekanan
dikompartemen darah dan dialisat alarm.
Saat dialisis : darah dan cairan dialisat dipompa dengan arah berlawanan.
Dialisat : cairan elektrolit mirip plasma.
Pada sisi lain membran : darah pasien, mengandung metabolit air, elektrolit
berlebihan, berpindah kecairan dialisat.
Dikerjakan sampai keadaan seimbang.
KOMPLIKASI
Vascular Access :
Temporary :
1. Related to Cannula Insertion : - Insertion related complikation a. subclavia
: pnemotoraks, hematotorakx, brachial plexus injury, terkena vena cava
10
superior perdarahan mediastinum, aritmia karena rangsang endocard
(terlalu dalam).
2. Komplikasi lambat : infeksi, kloting of catheter, trombosis/strictura v
subclavia, bleeding.
Permanent :
1. AV-fistula : a. radialis v cephalica : poor flow, pseudoaneurisma,
trombosis, infeksi, ischemia lengan, edema, congstive heart failure.
2. Arteriovenosus graft : graft infection, stenosis dan trombosis,
aneurysma/pseudoaneurisma, dll.
11
HEMODIALYSIS DAN PERITONEAL DIALYSIS
Kontra Indikasi :
- hemodinamik tak stabil. - perlekatan peritoneal yg ekstensif.
- peritoneal fibrosis, baru operasi perut.
Access
- vasculer access route. - Intraabdominal catheter.
Procedur :
- compleks - simple.
- specially trained registered nurse - special training not needed.
required.
Nursing Implications :
- vascular access care. - abdominal catheter care.
- restric diet. - more flexible diet.
12