Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Bahasa Indonesia tentang Kalimat. Dan juga saya berterima
kasih kepada Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas
ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kalimat, dan juga bagaimana jenis-
jenis kalimat. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata
atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan
keterangan (Ket).Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas
dua unsur ,yakni S dan P. Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir,atau
tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok,
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian besar
S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek
kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a. Bendera NKRI berwarna merah dan putih (S yang diisi kata benda/frasa
nominal).
b. Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c. Rambut keriting paman dipotong (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan
perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu
kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun sebagian
besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral, nominal atau frasa
nominal. Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat
nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa,
ataupun diapakan. Contoh :
a. Ayah sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Harga sepatu itu mahal sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa
adjektif).
c. Bunga itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Gibran adalah seorang dokter (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa
nominal).
3. Objek (O)
4. Pelengkap (Pel)
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi
P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa
ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu
nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh :
S P O
S P O
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal
Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama
dengan ubahan sebagai berikut :
S P Ket
5. Keterangan (Ket)
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa
dalam sebuah kalimat. Pengisi Ket adalah adverbial, frasa nominal, frasa
proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh berada di awal,di tengah, atau di akhir
kalimat. Contoh :
3. Ciri-ciri kalimat
Ciri-ciri sebuah kalimat yang baik dan benar, harus sesuai dengan unsur-unsur
pembentukan kalimat. Kalimat yang baik harus sesuai dengan kaidah tata bahasa
Indonesia, yaitu.
2. Predikat
Ciri-ciri predikat sebagai berikut :
3. Objek
4. Pelengkap
6. Keterangan
Dalam kalimat yang bertipe ini, predikat biasanya diisi oleh verba transitip
atau frasa verba. Akan tetapi ada pula pengisi predikat berupa nominna, adjektiva,
frasa nomina, dan frasa adjektiva.
Contoh :
Dalam kalimat yang bertipe S-P-O ini, predikatnya diisi oleh bentuk verba
transitif yang memerlukan dua unsur pendamping yaitu untuk subjek (S) dan
unsur objek (O) untuk melengkapinya. Jika salah satu unsur itu tidak ada, maka
kalimat tersebut menjadi tidak efektif.
Contoh :
Tipe kalimat ini sama seperti tipe kalimt S-P-O, hanya saja dua unsur
pendamping yang melengkapi predikat adalah subjek (S) dan pelengkap (Pel).
Contoh :
Sama halnya dengan kalimat dasar tipe S-P-Pel, predikat pada kalimat dasar tipe
ini memerlukan dua pendamping untuk melengkapinya. Dua pendamping itu
adalah subjek (S) dan keterangan (Ket)
Contoh :
Pada kalimat dasar tipe S-P-O-Pel, ini menuntut tiga pendamping, yaitu
subjek (S), Objek (O), dan Pelengkap (Pel) untuk melengkapi Predikat (P) supaya
kalimat tersebut menjadi efektif dan gramatikal.
Contoh :
Sama dengan kalimat dasar tipe tipe S-P-O-Pel, dasar tipe S-P-O-Ket
membuthkan pendamping Keterangan (Ket) setelah Objek (O).
Contoh :
Jenis-jenis kalimat
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa
pembentuknya,(b) fungsi isinya,(c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan
predikatnya,dan (e) sifat hubungan aktor-aksi
Berdasarkan Pengucapan
Kalimat langsung adalah kalimat yng secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberikan bagaimana
ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda
titik dua (“...”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Kalimat Pernyataan
" Ibu senang akhirnya kamu lulus ujian ini. " kata Ibu
Kalimat Perintah
Kalimat Tanya
Contoh:
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa yang terdiri dari
subjek dan predikat. Unsur S dan P menang selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat
Adapun O,Pel,dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat,termasuk dalam
kalimat tunggal. Jika Predikat masih perlu dilengkapi,barulah unsur yang melengkapi itu
dihadirkan.
Kalimat Majemuk ialah Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari 2
atau lebih kalimat tunggal, yang saling berhubungan baik secara koordinasi
maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:
Kalimat Majemuk Bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat
terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat
perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata
penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10 macam,
yakni:
b. Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu.
Contoh: "Dia pergi dari rumah karena bertengkar dengan istrinya."
Contoh:
Musdin bermain dengan Ahmad dan Tantri membaca buku dikamar, ketika aku
datang kerumahnya. (kalimat majemuk campuran)
Kalimat Berita Kepastian, contoh: Kita akan berangkat ke bandara besok siang.
Kalimat Berita Pengingkaran, contoh: Saya tidak akan menghadiri rapat hari ini.
Kalimat Berita Bentuk Lain, contoh: Saya tidak tahu kenapa orang itu selalu
datang ke rumah kami.
adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya kalimat ini
akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya yang sering
digunakan untuk membuat kalimat Tanya ini ialah bagaimana, dimana, kemana,
kapan, berapa, siapa, mengapa.
Contoh:
Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
Kalimat Lengkap
adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah
predikat. Kalimat majas juga bisa dikategorikan sebagai kalimat lengkap.
Contoh :
Kami membersihkan kelas bersama-sama.
adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna
kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang
hanya berupa objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini
sering dipakai untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan,
jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh:
Maksudmu ?
Kenapa diam?
Ayo, berangkat!
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa
dikatakan sama dengan kalimat tunggal yang mempunyai satu klausa.Contoh :
2. Mereka bersalaman.
Kalimat ini akan terwujud jika kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat
(kalimat utama) dan diikuti oleh anak kalimat. Gaya penuilisan itu disebut gaya
penyajian melepas.
Contoh:
Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan
pekerjaan rumah.
Keterangan:
Kalimat ini akan terbentuk jika anak kalimat berada di awal kalimat majemuk dan
diikuti oleh kalimat utama (induk kalimat).
Contoh :
Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit Maagnya sering kambuh.
Keterangan:
Kalimat berimbang
Kalimat ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau kalimat
majemuk campuran. Gaya penyajian seperti ini ialah untuk memperlihatkan
kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh:
Berdasarkan Subjeknya
Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan suatu tindakan
(pekerjaan). Untuk predikatnya sendiri dalam kalimat ini berupa kata kerja yang
berawalan “me-“ dan “ber-“, selain itu juga dapat berupa kata kerja yang tidak
dapat dilekati oleh awalan “me-“ seperti: mandi, pergi, dll (kecuali makan dan
minum)
Contoh:
Imbuhan "me-"
Imbuhan "ber-"
adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita. Predikatnya biasanya
berawalam “me-“ dan selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang
predikatnya berawalan “di-“.
Contoh:
Kami membuat kue. (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi Kue dibuat oleh kami.
(kalimat pasif)
adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita. Predikat pada
kalimat ini biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi
kalimat pasif.
Contoh:
adalah jenis kalimat yang tidak dapat dirubah kedalam bentuk pasif, hal itu
dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya objek.
Contoh:
Keterangan:
Dimas = Subjek
menjadi = Predikat
Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu tindakan. Kalimat
bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan “di-“ dan “ter-“
dan diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk,
yaitu:
adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk predikatnya
sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.
Contoh:
adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek penderita
tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran
“-kan” sehingga membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga
bisa menggunakan kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus"
(kata kerja yang tidak bisa menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“)
Contoh: