LBM 4 Cardiovascular
LBM 4 Cardiovascular
LBM 4 Cardiovascular
Step 1
Step 2
1. Apa yg menyebabkan pasien sesak nafas terus menerus, makin berat saat
tidur terlentang dan berkurang saat tidur posisi setengah duduk?
2. Apa yg menyebabkan pasien batuk dg dahak putih yang encer?
3. Apa saja criteria Framingham?
4. Apa yg menyebabkan pasien jantungnya berdebar-debar?
5. Apa yg dimaksud dengan klasifikasi NYHA?
6. Mengapa pasien diberikan obat golongan diuretic, ACE inhibitor dan terapi
oksigen?
7. Bagaimana patofisiologi dr gagal jantung kongestiv?
8. Mengapa ditemukan kardiomegali dan tanda-tanda kongesti?
9. Etiologi dan factor resiko dr penyakit jantung kongestif ?
10. Apa saja pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan penunjang?
11.Apa perbedaan gagal jantung dan gagal jantung kongestif?
12. Apa hubungan hipertensi selama 10 tahun terakhir dengan gagal jantung?
13. Penatalaksanaan lainnya ?
14. Apa criteria stabil untuk pasien ini?
Step 3
1. Apa yg menyebabkan pasien sesak nafas terus menerus, makin berat saat
tidur terlentang dan berkurang saat tidur posisi setengah duduk?
Ketika tidur terlentang:
Pada saat tiduran orthopnea (sesak nafas ketika berbaring) saluran limfe tidak
mampu menampung cairan edema paru sesak napas . sehingga pasien lebih enak
tidur dengan diganjal bantal karena cairan dari edema parunya itu mengumpul di
bagian bawah paru sehingga teratasi
Sesak nafas:
Lumen bronkus vasokontriksi karena adanya cairan yang berlebih sesak nafas
Derajat 1: Penderita dengan penyakit jantung tanpa hambatan tidak mengalami sesak naafs
pada pekerjaan ringan, tapi pada kerja fisik yang berat akan timbul keluhan sesak nafas.
Derajat 2: Penderita dengan hambatan ringan. Pada keadaan istirahat tidak ada keluhan, tetapi
pada kerja fisik yang sedikit agak berat, akan timbul keluhan sesak nafas.
Derajat 3: Penderita dengan hambatan sedang, pada keadaan istirahat tidak ada keluhan. Tapi
pada kerja yang ringan saja sudah menimbulkan keluhan sesak nafas yang jelas.
Derajat 4: Penderita dengan hambatan berat sehingga tidak mampu melakukan kerja fisik,
karena dalam keadaan istirahat pun sudah ada keluhan sesak nafas.
Chemoreceptor adalah reseptor yang terletak di badan carotid dan medulla. Reseptor ini
distimulasi oleh hipoksemia, hipekapnea akut, dan acidemia. Mechanoreceptor terletak di paru-
paru dan distimulasi oleh bronchospasm dan hiperinflasi. Metaboreceptors terletak di otot
skelet. Reseptor ini teraktivasi oleh perubahan biokimia pada saat beraktivitas berat atau
olahraga. Tiga reseptor ini menerima sinyal dari berbagai macam perubahan tubuh, lalu
teraktivasi dan menghantarkan sinyal tersebut ke sensory cortex. Proses ini dinamakan sebagai
proses feedback. Dari sensory cortex sinyal akan dibawa ke pusat respirasi di medulla lalu ke
dihantarkan ke otot ventilasi melalui motor neuron. Proses ini disebut feed forward. Error
signal terjadi apabila reseptor terstimulasi tanpa adanya sinyal-sinyal yang sesungguhnya.
Sehingga terjadi peningkatan atau penurunan ventilasi yang tidak seharusnya.
Mekanisme sesak nafas pada pasien gagal jantung:
Gagal jantung
Bendungan paru
(Hipertensi
pulmonal)
Dispnea
Sesak nafas timbul sewaktu tidur malam hari sehingga pasien terbangun dan harus duduk
selama beberapa waktu sampai sesaknya hilang.
3. Ortopnea
Sesak nafas yang timbul ketika berbaring. Pada sikap berbaring, aliran balik vena lebih lancar
sehingga pengisian atrium dan ventrikel kanan jadi lebih banyak. Akibatnya bendungan paru
lebih mudah terjadi
4. Asma kardial
Terjadi karena edema paru akut. Sesak nafas timbul tiba-tiba karena edema paru mendadak
akibat gagal jantung kiri akut. Gagal jantung kiri menimbulkan bendungan paru dan akhirnya
terjadi edema paru akut. Cairan masuk ke dalam ruang alveoli sehingga timbul gejala dispnea
yang agak berat.
5. Pernafasan Cheyne-Stoke
Pernafasan ini ditandai dengan hiperpnea periodik diselang fase apnea. Keadaan ini
disebabkan) karena curah jantung yang menurun.
6. Palpitasi
Adanya rasa debaran jantung di dada yang tidak seperti biasanya, dapat terjadi karena denyut
jantung yang lebih keras dari biasa, atau lebih cepat dari biasa, atau irama denyut jantung yang
tidak teratur (aritmia)
http://www.scribd.com/doc/51943456/dyspnea-sesak-napas#download
Takikardi akan mengurangi lama diastolic, yaitu waktu pengisian dari atrium ke
ventrikel. Lama diastolic ini sangat penting pd stenosis mitral karena lesi tsb
mengganggu pengosongan atrium. Takikardi menyebabkan lama pengisian
ventrikel turun, curah jantung turun, dan kongesti paru meningkat
Sylvia Anderson Price dan Lorraine McCarty Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mayor : edema paru, ronki paru, peningkatan vena jugularis, distensi vena
dileher, paroksismal nocturnal dyspneu , kardiomegali, gallops s3, refluks
hepatojugular
Minor : batuk pada malam hari, takikardi, edema pada pergelangan kedua
kaki, dyspneu d’effort, hepatomegali, efusi pleura, penurunan kapasitas
vital paru 1/3 dr normal
6. Apa yg dimaksud dengan klasifikasi NYHA?
12.Mengapa pasien diberikan obat golongan diuretic, ACE inhibitor dan terapi
oksigen?
13.Penatalaksanaan lainnya ?
14. Apa criteria stabil untuk pasien ini?
Step 4
Konsep mapping
etiologi kompensasi tidak
berhasil
kongesti pulmonalis
1. hipertrofi. 2.
iskemik heart disease.
3. penyakit katup
edema pulmonalis
kompensasi
peningkatan CO
1. neurohumoral. 2.
hipertrofi dan sesak nafas
batuk berdarah
remodeling
1. kompennsasi baik.
2. kompensasi buruk
Step 5
Step 6
Step 7
1. Apa yg menyebabkan pasien sesak nafas terus menerus, makin berat saat
tidur terlentang dan berkurang saat tidur posisi setengah duduk?
Ketika tidur terlentang:
Pada saat tiduran orthopnea (sesak nafas ketika berbaring) saluran limfe tidak
mampu menampung cairan edema paru sesak napas . sehingga pasien lebih enak
tidur dengan diganjal bantal karena cairan dari edema parunya itu mengumpul di
bagian bawah paru sehingga teratasi
Sesak nafas:
Lumen bronkus vasokontriksi karena adanya cairan yang berlebih sesak nafas
Derajat 1: Penderita dengan penyakit jantung tanpa hambatan tidak mengalami sesak naafs
pada pekerjaan ringan, tapi pada kerja fisik yang berat akan timbul keluhan sesak nafas.
Derajat 2: Penderita dengan hambatan ringan. Pada keadaan istirahat tidak ada keluhan, tetapi
pada kerja fisik yang sedikit agak berat, akan timbul keluhan sesak nafas.
Derajat 3: Penderita dengan hambatan sedang, pada keadaan istirahat tidak ada keluhan. Tapi
pada kerja yang ringan saja sudah menimbulkan keluhan sesak nafas yang jelas.
Derajat 4: Penderita dengan hambatan berat sehingga tidak mampu melakukan kerja fisik,
karena dalam keadaan istirahat pun sudah ada keluhan sesak nafas.
Chemoreceptor adalah reseptor yang terletak di badan carotid dan medulla. Reseptor ini
distimulasi oleh hipoksemia, hipekapnea akut, dan acidemia. Mechanoreceptor terletak di paru-
paru dan distimulasi oleh bronchospasm dan hiperinflasi. Metaboreceptors terletak di otot
skelet. Reseptor ini teraktivasi oleh perubahan biokimia pada saat beraktivitas berat atau
olahraga. Tiga reseptor ini menerima sinyal dari berbagai macam perubahan tubuh, lalu
teraktivasi dan menghantarkan sinyal tersebut ke sensory cortex. Proses ini dinamakan sebagai
proses feedback. Dari sensory cortex sinyal akan dibawa ke pusat respirasi di medulla lalu ke
dihantarkan ke otot ventilasi melalui motor neuron. Proses ini disebut feed forward. Error
signal terjadi apabila reseptor terstimulasi tanpa adanya sinyal-sinyal yang sesungguhnya.
Sehingga terjadi peningkatan atau penurunan ventilasi yang tidak seharusnya.
Mekanisme sesak nafas pada pasien gagal jantung:
Gagal jantung
Bendungan paru
(Hipertensi
pulmonal)
Dispnea
Sesak nafas timbul sewaktu tidur malam hari sehingga pasien terbangun dan harus duduk
selama beberapa waktu sampai sesaknya hilang.
3. Ortopnea
Sesak nafas yang timbul ketika berbaring. Pada sikap berbaring, aliran balik vena lebih lancar
sehingga pengisian atrium dan ventrikel kanan jadi lebih banyak. Akibatnya bendungan paru
lebih mudah terjadi
4. Asma kardial
Terjadi karena edema paru akut. Sesak nafas timbul tiba-tiba karena edema paru mendadak
akibat gagal jantung kiri akut. Gagal jantung kiri menimbulkan bendungan paru dan akhirnya
terjadi edema paru akut. Cairan masuk ke dalam ruang alveoli sehingga timbul gejala dispnea
yang agak berat.
5. Pernafasan Cheyne-Stoke
Pernafasan ini ditandai dengan hiperpnea periodik diselang fase apnea. Keadaan ini
disebabkan) karena curah jantung yang menurun.
6. Palpitasi
Adanya rasa debaran jantung di dada yang tidak seperti biasanya, dapat terjadi karena denyut
jantung yang lebih keras dari biasa, atau lebih cepat dari biasa, atau irama denyut jantung yang
tidak teratur (aritmia)
http://www.scribd.com/doc/51943456/dyspnea-sesak-napas#download
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi, fase
kompresi dan fase ekspirasi.
Batuk biasanya bermula dari inhalasi sejumlah udara, kemudian glotis akan menutup dan
tekanan di dalam paru akan meningkat yang akhirnya diikuti dengan pembukaan glotis secara
tiba-tiba dan ekspirasi sejumlah udara dalam kecepatan tertentu.
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan cepat dari sejumlah besar udara, pada saat
ini glotis secara reflex sudah terbuka. Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi
jumlahnya, berkisar antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional. Penelitian
lain menyebutkan jumlah udara yang dihisap berkisar antara 50% dari tidal volume sampai 50%
dari kapasitas vital. Ada dua manfaat utama dihisapnya sejumlah besar volume ini. Pertama,
volume yang besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan dapat menghasilkan ekspirasi
yang lebih cepat dan lebih kuat. Manfaat kedua, volume yang besar akan memperkecil rongga
udara yang tertutup sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah.
Setelah udara di inspirasi, maka mulailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup selama 0,2
detik. Pada masa ini, tekanan di paru dan abdomen akan meningkat sampai 50 - 100 mmHg.
Tertutupnya glotis merupakan ciri khas batuk, yang membedakannya dengan manuver ekspirasi
paksa lain karena akan menghasilkan tenaga yang berbeda. Tekanan yang didapatkan bila glotis
tertutup adalah 10 sampai 100% lebih besar daripada cara ekspirasi paksa yang lain. Di pihak
lain, batukjuga dapat terjadi tanpa penutupan glottis.
Kemudian, secara aktif glotis akan terbuka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara akan keluar
dan menggetarkan jaringan saluran napas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara
batuk yang kita kenal. Arus udara ekspirasiyang maksimal akan tercapai dalam waktu 30� 50
detik setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus yang menetap. Kecepatan
udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000 sampai 24.000 cm per menit, dan pada fase ini
dapat dijumpai pengurangan diameter trakea sampai 80%.
Batuk secara umum terbagi menjadi batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak
yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak lebih
sering terjadi pada saluran napas yang peka terhadap paparan debu, lembab berlebih,
alergi dan sebagainya. Batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan
zat-zat asing dari saluran nafas, temasuk dahak. Batuk ini terjadi dalam waktu yang relatif
singkat. (Tjay, HT. Rahardja, K. 2003)
Pada batuk berdahak produksi dahak meningkat dan kekentalannya juga meningkat
sehingga sukar dikeluarkan ditambah terganggunya bulu getar bronchii (silia) yang
bertugas mengeluarkan dahak.
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
saluran napas. Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya benda
asing dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas. Yang dimaksud dengan saluran
napas mulai dari tenggorokan, trakhea, bronkhus, bronkhioli sampai ke jaringan paru.
(Guyton, et all. 2008)
Dahak di bronkus sebenarnya akan dikeluarkan secara alamiah karena bronkus memiliki
mekanisme unik. Ia dilapisi sel-sel berbulu yang secara kontinu menyapu dahak ke arah atas.
Dahak pun akan terasa naik ke atas menuju tenggorokan dan secara refleks kita akan batuk
dengan hasil yang efisien, yaitu dahak berhasil dikeluarkan.
Batuk dapat disebabkan oleh rangsangan di jalan pernapasan atas (tenggorokan), batuk sesak
asma (pipa paru-paru menyempit), atau daya pompa jantung lemah sehingga cairan di dalam
pembuluh darah keluar ke dalam paru-paru.
http://intisari-online.com/read/seni-batuk-yang-benar
Respirologi, Oleh DR. R. Darmanto Djojodibroto, Sp.P, FCCP
Edema
Edema merupakan terkumpulnya cairan di dalam jaringan interstisial lebih
dari jumlah yang biasa atau di dalam berbagai rongga tubuh mengakibatkan
gangguan sirkulasi pertukaran cairan elektrolit antara plasma dan jaringan
interstisial. Jika edema mengumpul di dalam rongga maka dinamakan efusi,
misalnya efusi pleura dan pericardium. Penimbunan cairan di dalam rongga
peritoneal dinamakan asites. Pada jantung terjadinya edema yang disebabkan
terjadinya dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung), bendungan bersifat
menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh kegagalan venterikel jantung untuk
memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul di daerah vena atau
kapiler, dan jaringan akan melepaskan cairan ke intestisial (Syarifuddin, 2001).
Edema pada tungkai kaki terjadi karena kegagalan jantung kanan dalam
mengosongkan darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi
semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Edema ini di mulai
pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara bertahap bertambah keatas
tungkai dan paha dan akhirnya ke genitalia eksterna dan tubuh bagian bawah. Edema
sakral jarang terjadi pada pasien yang berbaring lama, karena daerah sakral menjadi
daerah yang dependen. Bila terjadinya edema maka kita harus melihat kedalaman
edema dengan pitting edema. Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung
bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari , baru jelas terlihat setelah terjadinya
retensi cairan paling tidak sebanyak 4,5 kg dari berat badan normal selama mengalami
edema (Brunner and Suddarth, 2002).
Grading edema
1+: pitting sedikit/ 2mm, menghilang dengan cepat
2+: pitting lebih dalam/ 4mm, menghilang dalam waktu 10-15 dtk
3+: lubang yang dalam/6mm, menghilang dalam waktu 1 mnt
4+: lubang yang sangat mendalam/ 8mm berlangsung 2-5 mnt, ekstremitas dep terlalu
terdistruksi
http://wiki.answers.com
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24518/4/Chapter%20II.pdf
Takikardi akan mengurangi lama diastolic, yaitu waktu pengisian dari atrium ke
ventrikel. Lama diastolic ini sangat penting pd stenosis mitral karena lesi tsb
mengganggu pengosongan atrium. Takikardi menyebabkan lama pengisian
ventrikel turun, curah jantung turun, dan kongesti paru meningkat
Sylvia Anderson Price dan Lorraine McCarty Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk menegakkan diagnosis gagal jantung
kongestif.
Kriteria mayor:
1. Paroxismal Nocturnal Dispneu
Yaitu dispnea yang timbul secara tiba-tiba pada saat tidur. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
(PND) terjadi karena akumulasi cairan dalam paru ketika sedang tidur dan merupakan
manifestasi spesifik dari gagal jantung kiri
3. Ronkhi paru
Ronchi Adalah suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran udara melalui saluran nafas yang
berisi sekret/ eksudat atau akibat saluran nafas yang menyempit atau oleh oedema saluran
nafas. Adadua jenis ronchi yaitu ronchi basah (moist rales) dan ronchi kering (dry rales). Ronchi
basah adalah suara tambahan disamping suara nafas, yaitu bunyi gelembung-gelembung udara
yang melewati cairan (gurgling atau bubling) terutama pada fase inspirasi. Ronchi basah
disebabakan oleh adanya eksudat atau cairan dalam bronkiolus atau alveoli dan bisa juga
pada bronkus dan trakea. Ada ronchi basah nyaring contohnya pada infiltrat paru dan ronchi
basah tak nyaring misalnya pada bendungan paru. Ada ronchi basah kasar, ini biasanya berasal
dari cairan yang berada dibronkus besar atau trakea, ada ronchibasah sedang dan ada pula
ronchi basah halus yang terutama terdengar pada akhir inspirasi, terdengar seperti bunyi
gesekan rambut antara jari telunjuk dengan empu jari
3. Kardiomegali
peningkatan preload-afterload dengan kompensasi hipertrofi otot jantung
5. Edema paru akut
6. Gallop S3
pengisian ventrikel terdengar karena banyak nya preload pada ventrikel
7. Peninggian tekanan vena jugularis
Preload meningkat pada jantung -> darah vena leher sulit masuk jantung -> aliran vena leher
terbendung
8. Refluks hepatojugular
pelebaran vena jugularis ketika dilakukan penekanan pada hati
Kriteria minor:
1. Edema ekstremitas
Pada penderita gagal jantung dapat ditemukan edema, misalnya pada pergelangan
kaki. Edema kaki dapat terjadi pada venderuta yang mengalami kegagalan
ventrikel kanan
2. Batuk malam hari
Penderita gagal jantung dapat mengalami keluhan batuk pada malam hari, yang
diakibatkan bendungan pada paru-paru, terutama pada posisi berbaring.Batuk yang
terjadi dapat produktif, tetapi biasanya kering dan pendek. Hal ini bisa terjadi karena
bendungan mukosa bronkial dan berhubungan dengan adanya peningkatan produksi
mukus
2. Dispneu de effort:
sesak napas dialami pada saat beraktivitas berat
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura(edema pada rongga pleura)
6. Takikardi (nadi >120x/menit)
7. Penurunan kapasitas vital sepertiga dari normal
Kriteria mayor atau minor
Penurunan berat badan > 4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi
Diagnosis ditegakkan dari 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 1 kriteria minor
harus ada pada saat yang bersamaan.
http://www.smallcrab.com/jantung/58-penyakit-jantung/540-sekilas-mengenal-gagal-
jantung
Pada penderita hipertensi, tahanan perifer sistemik menjadi lebih tinggi dari orang normal
akibat adanya vasokontriksi pembuluh darah. Itu berarti ventrikel kiri harus bekerja lebih keras
untuk melawan tahanan tersebut agar ejeksi darah maksimal sehingga suplai darah ke semua
jaringan tercapai sesuai kebutuhannya. Ventrikel kiri kemudian mengompensasi keadaan
tersebut dengan hipertrofi sel-sel otot jantung. Hipertrofi ventrikel kiri (left ventricle
hyperthropy, LVH) memungkinkan jantung berkontraksi lebih kuat dan mempertahankan
volume sekuncup walaupun terjadi tahanan terhadap ejeksi. Namun, lama kelamaan
mekanisme kompensasi tersebut tidak lagi mampu mengimbangi tekanan perifer yang tetap
tinggi. Kegagalan mekanisme kompensasi menyebabkan penurunan kontraktilitas ventrikel kiri.
Penurunan kontraktilitas ventrikel kiri akan diikuti oleh penurunan curah jantung yang
selanjutnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Semua hal tersebut akan merangsang
mekanisme kompensasi neurohormonal seperti pengaktifan sistem saraf simpatis dan sistem
RAA (renin-angiotensin-aldosteron).
Pengaktifan sistem saraf simpatis akan meningkatkan kontraktilitas jantung hingga
mendekati normal. Hal itu terjadi karena saraf simpatis mengeluarkan neurotransmiter
(norepinefrin-NE) yang meningkatkan permeabilitas Ca2+ membran. Hal tersebut meningkatkan
influks Ca2+ dan memperkuat partisipasi Ca2+ dalam proses kontraksi sel. Selain itu, stimulasi
simpatis juga menyebabkan vasokontriksi perifer yang bertujuan mencegah penurunan tekanan
darah lebih lanjut. Di sisi lain, penurunan curah jantung menyebabkan penurunan perfusi
jaringan organ tubuh lainnya. Salah satunya adalah ginjal. Penurunan perfusi darah ke ginjal
merangsang ginjal untuk menurunkan filtrasi dan meningkatkan reabsorbsi. Peningkatan
reabsorbsi inilah yang menyebabkan kencing penderita berkurang dan peningkatan kadar
serum ureum (65 mg/dl) di mana harga rujukannya sebesar 10-50 mg/dl. Walaupun terjadi
penurunan filtrasi glomerulus, dalam keadaan stabil laju filtrasi kreatinin sama dengan laju
ekskresinya. Hal inilah yang menyebabkan kadar kreatinin serum penderita sebesar 1,4 mg/dl
masih mendekati batas normal (normal 0,6-1,3 mg/dl). Kedua hal di atas menunjukkan adanya
penurunan fungsi ginjal. Penurunan perfusi ginjal juga merangsang sel-sel juxtaglomerulus
untuk mensekresi renin. Kemudian renin menghidrolisis angiotensinogen menjadi angiotensin I
yang selanjutnya oleh angiotensin converting enzyme (ACE) akan diubah menjadi angiotensin II.
Angiotensin II kemudian ditangkap oleh reseptornya di pembuluh darah (vascularATR1) dan
terjadi vasokontriksi. Bila angiotensin II diterima oleh reseptor sel korteks adrenal
(adrenal ATR1) maka korteks adrenal akan mensekresi aldosteron. Aldosteron kemudian diikat
oleh reseptornya di ginjal. Proses tersebut membuka ENaC (epithelial Na Channel) yang
menyebabkan peningkatan retensi Na+. Karena Na+ bersifat retensi osmotik, peningkatan
Na+ akan diikuti peningkatan H2O. Hasil akhir semua proses tersebut adalah peningkatan aliran
darah balik ke jantung akibat adanya peningkatan volume intravaskuler.
Pada stadium awal gagal jantung, semua mekanisme kompensasi neurohormonal
tersebut memang bermanfaat. Akan tetapi, pada stadium lanjut, mekanisme tersebut justru
semakin memperparah gagal jantung yang terjadi dan dapat menyebabkan gagal jantung tak
terkompensasi. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Pertama, setelah terpajan dalam jangka
waktu yang lama, jantung menjadi kurang tanggap terhadap NE. Akhirnya kontraktilitas jantung
kembali menurun. Kedua, aktivitas simpatis dan RAA tetap terjadi. Akibatnya vasokontriksi,
retensi cairan, peningkatan preload, dan peningkatan afterload tetap terjadi. Sel-sel ventrikel
semakin terenggang dan kekuatan kontraksinya semakin menurun. Ventrikel kiri semakin tidak
mampu memompa darah ke sistemik. Darah menjadi terbendung di atrium kiri menyebabkan
hipertrofi atrium kiri (left atrium hyperthropy, LAH) sebagai mekanisme kompensasi. Hipertrofi
ventrikel akan menggeser letak musculus papillaris sehingga dapat terjadi regurgitasi mitral
fungsional (terdengar sebagai bising pansistolik di apex yang menjalar ke lateral). Hal itu
semakin memperberat kerja jantung dan penanda adanya pembesaran jantung (kardiomegali)
selain ditunjukkan oleh ictus cordis yang bergeser ke lateral bawah dan batas jantung kiri
bergeser ke lateral bawah serta foto thorax CTR 0,60. Lama kelamaan akan terjadi kongesti di
vena pulmonalis. Tekanan intravaskuler vena pulmonalis yang semakin tinggi menyebabkan
cairan terdorong keluar dan terjadilah edema paru. Edema paru menyebabkan pasien sering
merasa sesak napas saat beraktivitas ringan dan berbaring sebagai kompensasi akibat lumen
bronkus dan alveolus mengecil yang menyebabkan pertukaran gas terganggu. Mungkin itu
menjadi salah satu penyebab pasien sukar tidur. Pada edema paru, alveolus yang tergenang
cairan transudasi yang menimbulkan suara ronki basah basal halus saat auskultasi. Di sisi lain,
jaringan sistemik semakin kekurangan O2 dan proses metabolisme pun berubah menjadi
metabolisme anaerob. Akibatnya terjadi peningkatan produksi asam laktat yang menyebabkan
asidosis metabolik. Selain itu, pada gagal jantung kiri asidosis metabolik disebabkan oleh
oksigenasi arteri berkurang dan peningkatan pembentukan asam di dalam darah akibat adanya
penurunan pertukaran O2 dan CO2di dalam alveolus paru. Peningkatan ion hidrogen [H+]
merangsang kemoreseptor sentral sehingga terjadi hiperventilasi.
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta : Binarupa Aksara. pp:
1- 404.
4. Joesoef, H. Andang; Setianti, Budhi. 2003. Hipertensi Sekunder. In: Buku Ajar Kardiologi.
Jakarta : FK UI.
5. Sherwood, Lauralee. 2001. Human Physiology : From Cells to System. Alih bahasa: Brahm U.
Pendit. Jakarta: EGC.
6. Cutler, Jeffrey A., et al. . 2008. Trends in Hypertension Prevalence, Awareness, Treatment,
and Control Rates in United States Adults Between 1988 1994 and 1999
2004. http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/52/5/818.
Kuliah dr.Lusito
9. Apa perbedaan gagal jantung dan gagal jantung kongestif?
Kulpak dr.Lusito
PATOFISIOLOGI:
Sylvia Anderson Price dan Lorraine McCarty Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan
tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut otot jantung.
Konteraktillitas mengacu pada perubahan kekuatan konteraksi yang terjadi pada tingkat
sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium
Afterload mengacu pada besarnya tekanan venterikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah jantung
berkurang (Brunner and Suddarth 2002).
Diagnosa
Untuk menentukan diagnosa dari CHF pada lansia cukup sulit. Gejala yang ada tidaklah
khas. Gejala-gejala seperti sesak nafas saat beraktivitas atau cepat lelah seringkali dianggap
sebagai salah satu akibat proses menua atau dianggap sebagai akibat dari penyakit penyerta
lainnya seperti penyakit paru, kelainan fungsi tiroid, anemia, depresi, dll.
Pada usia lanjut, seringkali disfungsi diastolik diperberat oleh PJK. Iskemia miokard dapat
menyebabkan kenaikan tekanan pengisian ke dalam ventrikel kiri dan juga tekanan vena
pulmonalis yang meningkat, sehingga mudah terjadi udem paru dan keluhan sesak nafas.
Gejala yang sering ditemukan adalah sesak nafas, orthopnea, paroksismal nokturnal dispnea,
edema perifer, fatique, penurunan kemampuan beraktivitas serta batuk dengan sputum
jernih. Sering juga didapatkan kelemahan fisik, anorexia, jatuh dan konfusi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nilai JVP (Jugularis Venous Pressure) meninggi. Sering juga
terdapat bunyi jantung III, pitting udem, fibrilasi atrial, bising sistolik akibat regurgitasi mitral
serta ronkhi paru.
Nilai besar jantung, ada/tidaknya edema paru dan efusi pleura. Tapi banyak juga pasien CHF
tanpa disertai kardiomegali.
Pemeriksaan EKG
Nilai ritmenya, apakah ada tanda dari strain ventrikel kiri, bekas infark miokard dan bundle
branch block (Disfungsi ventrikel kiri jarang ditemukan bila pada EKG sadapan a-12 normal).
Echocardiography
Mungkin menunjukkan adanya penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri, pembesaran ventrikel dan
abnormalitas katup mitral.
http://medicastore.com/penyakit/3/Gagal_Jantung.html
http://www.smallcrab.com/jantung/58-penyakit-jantung/540-sekilas-mengenal-gagal-
jantung
a. Pemeriksaan Fisik
- Gejala dan tanda sesak nafas
- Edema paru
- Peningkatan JVP
- Hepatomegali
- Edema tungkai
b. Pemeriksaan Penunjang
- Pada pemeriksaan foto toraks seringkali menunjukkan kardiomegali (rasio kardiotorasik
(CTR) > 50%), terutama bila gagal jantung sudah kronis. Kardiomegali dapat disebabkan oleh
dilatasi ventrikel kiri atau kanan, LVH, atau kadang oleh efusi perikard. Derajat kardiomegali
tidak berhubungan dengan fungsi ventrikel kiri.
- Elektrokardiografi memperlihatkan beberapa abnormalitas pada sebaigian besar pasien (80-
90%), termasuk gelombang Q, perubahan ST-T, hipertropi LV, gangguan konduksi, aritmia.
- Ekokardiografi harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan klinis gagal jantung.
Dimensi ruang jantung, fungsi ventrikel (sistolik dan diastolik), dan abnormalitas gerakan
dinding dapat dinilai dan penyakit katub jantung dapat disinggirkan.
- Tes darah dirkomendasikan untuk menyinggirkan anemia dan menilai fungsi ginjal sebelum
terapi di mulai. Disfungsi tiroid dapat menyebabkan gagal jantung sehingga pemeriksaan
fungsi tiroid harus selalu dilakukan.
- Pencitraan radionuklida menyediakan metode lain untuk menilai fungsi ventrikel dan sangat
berguna ketika citra yang memadai dari ekokardiografi sulit diperoleh. Pemindahan perfusi
dapat membantu dalam menilai fungsional penyakit jantung koroner.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21382/4/Chapter%20II.pdf
12.Mengapa pasien diberikan obat golongan diuretic, ACE inhibitor dan terapi
oksigen?
Andan Firmansyah S.Kep., Ners. ,Pembekalan KDPK D3 Kebidanan 21, 22, 23 Juli
2008, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan , Bina Generasi Polewali Mandar , 2008/2009
Diuretik digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki peningkatan pengeluaran air,
khususnya pada hipertensi dan gagal jantung (Tjay, 2007). Diuterik yang sering digunakan
golongan diuterik loop dan thiazide (Lee, 2005).
Diuretik Loop (bumetamid, furosemid) meningkatkan ekskresi natrium dan cairan ginjal
dengan tempat kerja pada ansa henle asenden, namun efeknya bila diberikan secara oral
dapat menghilangkan pada gagal jantung berat karena absorbs usus. Diuretik ini
menyebabkan hiperurisemia.
Diuretik Thiazide (bendroflumetiazid, klorotiazid, hidroklorotiazid, mefrusid, metolazon).
Menghambat reabsorbsi garam di tubulus distal dan membantu reabsorbsi kalsium. Diuretik
ini kurang efektif dibandingkan dengan diuretic loop dan sangat tidak efektif bila laju filtrasi
glomerulus turun dibawah 30%. Penggunaan kombinasi diuretic loop dengan diuretic
thiazude bersifat sinergis. Tiazide memiliki efek vasodilatasi langsung pada arterior perifer
dan dapat menyebabkan intoleransi karbohidrat (Gibbs CR, 2000).
Vasodilator dapat menurunkan afterload jantung dan tegangan dinding ventrikel, yang
merupakan determinan utama kebutuhan oksigen moikard, menurunkan konsumsi oksigen
miokard dan meningkatkan curah jantung. Vasodilator dapat bekerja pada system vena
(nitrat) atau arteri (hidralazin) atau memiliki efek campuran vasodilator dan dilator arteri
(penghambat ACE, antagonis reseptor angiotensin, prazosin dan nitroprusida). Vasodilator
menurukan prelod pada pasien yang memakan diuterik dosis tinggi, dapat menurunkan
curah jantung dan menyebabkan hipotensi postural. Namun pada gagal jantung kronis,
penurunan tekanan pengisian yang menguntungkan biasanya mengimbangi penurunan
curah jantung dan tekanan darah. Pada gagal jantung sedang atau berat, vasodilator arteri
juga dapat menurunkan tekanan darah (Gibbs CR, 2000).
Gagal jantung ventrikel tidak berfungsi dengan baik preload harus di tingkatkan
untuk distribusi ke jaringan tekanan naik sehingga harus diberi obat diuretik
13.Penatalaksanaan lainnya ?
PENATALAKSANAN
o Non Farmakologik
- Aktivitas
Walaupun aktivitas fisik berat tidak dianjurkan pada HF, suatu latihan rutin
ringan terbukti bermanfaat pada pasien HF dengan NYHA kelas I-III. Pasien
euvolemik sebaiknya didorong untuk melakukan latihan rutin isotonic
seperti jalan atau mengayuh sepeda ergometer statis, yang dapat
ditoleransi. Beberapa penelitian mengenai latihan fisik memberikan hasil
yang positif dengan berkurangnya gejala, meningkatkan kapasitas latihan,
dan memperbaiki kualitas dan durasi kehidupan. Manfaat pengurangan
berat badan dengan restriksi intake kalori belum diketahui secara jelas.
- Diet
Diet rendah garam (2-3 g per hari) dianjurkan pada semua pasien HF (baik
dengan penurunan EF maupun EF yang normal).
(Kasper Dennis L, dkk.2008.Harrison's Principles of Internal Medicine 17th Ed.America:Mc-Graw-
Hill Companies Inc)
o Farmakologik
- Diuretik
Kebanyakan dari manifestasi klinik HF sedang hingga berat diakibatkan oleh
retensi cairan yang menyebabkan ekspansi volume dan gejala kongestif.
Diuretik (Tabel 4) adalah satu-satunya agen farmakologik yang dapat
mengendalikan retensi cairan pada HF berat, dan sebaiknya digunakan untuk
mengembalikan dan menjaga status volume pada pasien dengan gejala
kongestif (sesak napas, orthopnea, dan edema) atau tanda peningkatan
tekanan pengisian (rales, distensi vena jugularis, edema perifer).
Furosemide, torsemide, dan bumetanide bekerja pada loop of Henle (loop
diuretics) dengan menginhibisi reabsorbsi Na+, K+,dan Cl – pada bagian
asendens pada loop of henle; thiazide dan metolazone mengurangi
reabsorbsi Na+ dan Cl- pada bagian awal tubulus kontortus distal, dan
diuretic hemat kalium seperti spironolakton bekerja pada tingkat duktus
koligens.
Tabel 4 Obat yang digunakan dalam penatalaksanaan Gagal Jantung (EF <40%)
Dosis Awal Dosis Maksimal
Diuretics
Furosemide 20–40 mg qd or bid 400 mg/da
Losartan 12.5 mg qd 50 mg qd
β Receptor Blockers
Carvedilol 3.125 mg bid 25–50 mg bid
Bisoprolol 1.25 mg qd 10 mg qd
Metoprolol succinate CR 12.5–25 mg qd Target dose 200 mg qd
Additional Therapies
Spironolactone 12.5–25 mg qd 25–50 mg qd
Eplerenone 25 g qd 50 mg qd
Kombinasi 10–25 mg/10 mg tid 75 mg/40 mg tid
hydralazine/isosorbide dinitrate
Dosis tetap 37.5 mg/20 mg (one 75 mg/40 mg (two tablets)
hydralazine/isosorbide dinitrate tablet) tid tid
Digoxin 0.125 mg qd <0.375 mg/db
Inotropes
Dobutamine 1–2 µg/kg per menit 2–10 µg/kg per menitb
Vasoconstrictors
Dopamine for hypotension 5 µg/kg per menit 5–15 µg/kg per menit
Epinephrine 0.5 µg/kg per menit 50 µg/kg per menit
Phenylephrine 0.3 µg/kg per menit 3 µg/kg per menit
Vasopression 0.05 units/menit 0.1–0.4 units/ menit
aBiasanya <4>
http://medicastore.com/penyakit/3/Gagal_Jantung.html
http://www.smallcrab.com/jantung/58-penyakit-jantung/540-sekilas-mengenal-gagal-jantung