Anda di halaman 1dari 89

KERANGKA ACUAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

(KA AMDAL)
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DHIKA UNIVERSE SARDJITO
Dosen Pengampu: Sardjito Eko Windarso SKM, M.Kes
Disusun Untuk Memenuhi Tugas AMDAL

Disusun oleh :
Kelompok 1

Nada Dhia Kamilia (P07133216014)


Saumi Anggit Musofi (P07133216025)
Eva Nur Kholivah (P07133216026)
Fitri Ayu Arumsari (P07133216031)
Rika Yulvita (P07133216033)
Annisa Adnin Aulia (P07133216038)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk menuntut pembangunan di kota untuk memenuhi
kebutuhan papan penghuninya. Pertumbuhan penduduk yang terus menerus ditambah
lagi dengan pendatang yang ingin merubah nasibnya di kota besar mengakibatkan lahan
du kota Yogyakarta semakin terbatas untuk dijadikan sebuah tempat tinggal.
Apartemen dinilai sebagai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern
seperti sekarang, lokasinya yang berada dekat denagn pusat Kota Yogyakarta
memudahkan untuk tetap beraktifitas. Selain itu apartemen menghemat lahan untuk
pembuatan hunian. Tetapi dengan catatan apartemen yang ramah lingkungan.
Apartemen Dhika Universe rencananya akan dibangun di tengah jantung Kota
Yogyakarta tepatnya di Jl. Prof. Dr. Sardjito, dengan hanya berjarak kurang dari 900
meter ke Tugu Yogyakarta, 1.6 km menuju tempat wisata Jl. Malioboro dan selangkah
untuk menuju Universitas Gadjah Mada serta dikelilingi oleh berbagai tempat fasilitas
umum terdekat seperti RS. Dr. Sardjito, RS. Panti Rapih, Stasiun Tugu Yogyakarta.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang timbul
dari suatu kegiatan maka dilakukan kajian kelayakan lingkungan berupa kajian Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang di dalamnya memuat Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL). RKL adalah dokumen yang berisi upaya penanganan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, pasal 1 butir 5). RPL adalah
dokumen yang berisi upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak besar dan penting akibat dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan (PP. No.
27 tahun 1999 pasal 1 butir 6, Kep MenLHNo. 45 tahun 2005). Hal ini mengisyaratkan
bahwa AMDAL harus dapat dijadikan instrumen untuk mitigasi bencana serta
pelengkap bagi kelayakan teknis (soil investigastiondan rancangan struktur bangunan)
B. Tujuan Proyek
1. Menciptakan sebuah wadah untuk menampung berbagai fungsi seperti hunian,
kegiatan bisnis, hiburan, serta kegiatan penunjang lainnya didalam suatu kompleks
apartment untuk mengatasi ledakan penduduk, menghilangkan kawasan kumuh,
komitmen menjaga lingkungan, efisiensi lahan dan upaya mendekatkan warga
dengan tempat kerjanya.
2. Menyediakan hunian vertikal dan fungsi penunjang yang sesuai sasaran dengan
daya beli masyarakat golongan menengah ke atas yang dilengkapi fasilitas
penunjang bagi penggunanya dengan pemanfaatan lahan se efisien mungkin agar
dapat tercapai intensitas penggunaan lahan yang tinggi.
3. Menyediakan bangunan beragam fungsi yang dapat menjawab permasalahan global
warming terutama pada penborosan energi yang bersumber dari penghawaan
buatan dalam segi arsitektural.

C. Tujuan Disusun KA ANDAL


1. Menunjukkan tingkat kepedulian pihak pemrakarsa dalam upaya menjalankan
pembangunan apartemen.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan
dan pihak terkait tentang rencana kegiatan pembangunan Apartemen Dhika
Universe yang bersifat spesifik untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan, sehingga masyarakat dapat memberikan masukan,
saran dan tanggapan atas rencana kegiatan tersebut.
3. Masyarakat berhak mengetahui setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
wajib UKL-UPL.
4. Mengetahui kualitas/rona lingkungan di lokasi rencana pembangunan dan
sekitarnya.
5. Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan.
6. Mengkaji dan memperkirakan dampak lingkungan serta mengevaluasi dampak
terhadap lingkungan hidup dari rencana kegiatan pada tahap pra konstruksi,
konstruksi, dan pasca konstruksi terhadap komponen lingkungan hidup serta
mengidentifikasi dampak yang muncul akibat kegiatan pembangunan.
7. Menyusun rencana pencegahan, penanggulangan dan pengendalian dampak
negatif serta mengoptimalkan dan meningkatkan dampak positif akibat rencana
usaha/kegiatan pembangunan.

D. Pelaksana Studi Amdal

Permakarsa : PT. Adhi Persada Properti

PT. Adhi Persada Properti beralamatkan di Gedung Grand Dhika City Jatiwarna
Tower Arlington Lt. G, Jl. Raya Hankam, Exit Toll KM 37

PT. Adhi Persada Properti adalah perusahaan pengembang yang telah lama
bergerak pada sektor hunian, gedung komersial, dan pengelolaan property serta telah
menghasilkan sejumlah gedung perkantoran, komersial, hunian yang berkualitas prima.

PT. Adhi Persada Properti, mendapat sertifikat ISO 9001 dari Lloy`d Register
quality Assurance, kemudian ditingkatkan menjadi versi ISO 9001:2008 pada bulan
Oktober tahun 2010 dengan ruang lingkup Design and Development of Building and
Housing Project, dan berbagagai sertifikat yang telah dikantongi.
BAB II
PELINGKUPAN

A. Deskripsi Kegiatan
Apartemen Dhika Universe akan dibangun diatas luas lahan 4.934 m2.
Memiliki 10 lantai, dengan 564 unit dengan Tipe Deluxe (ukuran 35,10 m2), 1 Bed
Room (ukuran 49,63 m2), dan 2 Bed Room (ukuran 69,10 m2). Direncanakan akan
siap huni tahun 2021.
Dilengkapi dengan fasilitas seperti: kolam renang, jogging track, meeting hall,
grand lobby, gym, shuttle car, bicycle, akses kartu, dan parking area yang luas.
Berhubungan dengan luas parkir, estimasi jumlah kendaraan yang akan ditampung
ialah 600-1000 unit dan menampung kurang lebih1200-2000 penghuni.

1. Dampak Lingkungan dari Kegiatan (Pra-konstruksi, Konstruksi, Operasi,


Pasca Operasi)
a. Tahap Pra-Konstruksi
1) Survei dan Investigasi
Metode pengumpulan data primer dengan melakukan
pengamatan langsung ke lokasi terkait. Perkiraan dampak yang
ditimbulkan adalah keresahan warga sekitar, terutama jika warga sekitar
tidak dilibatkan dalam kegiatan ini.
2) Sosialisai dan Publikasi
Kegiatan sosialisasi rencana kepada masyarakat sekitar lokasi
pembangunan gedung apartemen. Perkiraan dampak yang akan
ditimbulkan adalah perubahan sikap dan presepsi masyarakat terhadap
kegiatan pembangunan tersebut. Dari indikator presepsi masyarakat
yang timbul maka besaran dampaknya negatif dan tergolong kecil.
3) Pengadaan Lahan
Proses pengadaan lahan memuat pengukuran lahan dan
penentuan batas lahan. Kegiatan mengukur kontur tanah di area sekitar
lokasi proyek. Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah kelelahan
pekerja saat melakukan pengukuran lahan.
Kegiatan memberi batas berupa titik atau patokan penanda batas
proyek yang akan dibangun. Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah
kelelahan, iritasi mata dan hidung akibat debu yang berterbangan.
b. Tahap Konstruksi
1) Pemerataan Tanah
Kegiatan pemerataan tanah atau pembersihan lahan berupa
penghancuran gedung dan penebangan pohon sebelum aktivitas
pembangunan di mulai. Perkiraan dampak yang ditimbulkan
penebangan pohon sehingga suhu pada lingkungan pembangunan tinggi
2) Pengangkutan Material
Proses pengiriman material bangunan dari lokasi awal menuju
ke lokasi pembangunan. Perkiraan dampak yang ditimbulkan debu dan
bahan material yang berhamburan. Polusi dari kendaraan yang
mengangkut bahan material.
3) Mobilisasi Alat Berat
Aktifitas alat berat selama kegiatan dilokasi pembangunan
proyek berlangsung. Perkiraan dampak yang ditimbulkan penurunan
kualitas udara berupa peningkatan kadar debu, kebisingan dan
terganggunya arus lalu lintas sekitar pembangunan. Presepsi negative
dari masyarakat sekitar.
4) Pembuatan Basecamp Sementara
Kantor kontraktor, gudang, bengkel, mess tenaga kerja di sekitar
proyek. Perkiraan dampak yang ditimbulkan tertancap paku dan tertusuk
kayu pada pekerja. Terhirup debu dan iritasi mata
5) Mobilisasi Tenaga Kerja
Aktivitas tenaga kerja dalam pelaksanaan konstruksi. Perkiraan
dampak yang ditimbulkan adalah hubungan antar pekerja yang tidak
baik.
6) Pembangunan Pondasi
Proses penggalian tanah, penguruga tanah, meratakan tanah, dan
pemadatan tanah, sampai dengan proses pemasangan pondasi sesuai
perencanaan. Perkiraan dampak ditimbulkan adalah tangan dan kaki
pekerja tertimpa batu kali saat pembuatan pondasi.
7) Pembuatan Kerangka
Proses pembuatan frame balok dengan menggunakan kayu atau
besi beton bertulang. Perkiraan dampak yang ditimbulkan tertusuk
kawat dan tertancap besi pada pekerja
8) Pembuatan Dinding Bangunan
Penyusunan material dinging bangunan berupa hebel, semen,
kerikil, dan air sebagai campuran semen. Perkiraan dampak yang
ditimbulkan adalah tertimpa adonan semen, tertancap besi yang sudah
tertata pada pekerja dan tersenggol alat berat.
9) Pengecoran Dak
Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah tertimpa adonan
semen, tertancap besi yang sudah tertata pada pekerja dan terjatuh dari
ketinggian bangunan.
10) Pengaplikasian Plester Dinding
Proses penutupan dinding yang berpermukaan kasar dengan
menggunakan semen dan di amplas agar permukaan menjadi halus.
Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah kelelahan pada pekerja dan
terhirup material pasir atau semen.
11) Pemasangan kusen
Proses penempelan bingkai kayu untuk pintu atau jendela
menggunakan semen. Perkiraan dampak yang ditimbulkan tertusuk
paku, tertimpa kayu dan penurunan efektivitas kerja.
12) Pemasangan jendela, pintu dan ventilasi
Kegiatan pemasangan jendela, pintu dan ventilasi dengan
menggunakan alat bor. Perkiraan dampak yang ditimbulkan terjepit dan
tertimpa bahan yang akan dipasang.
13) Penutupan atap
Penggunaan bahan baja ringan sebagai rangka penutup gedung
apartmen . Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah pekerja jatuh dan
kerangka jatuh akibat pemasangan yang tidak teliti.
14) Instalasi listrik
Pemasangan jaringan kabel listrik, sekreng, saklar, stop kontak,
lampu. Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah tersengat listrik,
kebakaran, dan konsleting arus aliran listrik.
15) Pengerjaan plumbing
Pemasangan instalasi pipa air bersih dan air kotor atau limbah
beserta dengan pengerjaan drainase. Perkiraan dampak yang
ditimbulkan adalah kebocoran pipa.
16) Pemasangan sanitary
Penambahan sarana sanitasi berupa toilet dan washtafel.
Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah kebocoran akibat kurang
ketelitian dalam pemasangan wastafel dan toilet.
17) Pengecetan
Kegiatan pewarnaan bagian eksterior dan interior bangunan
dengan menggunakan bahan pewarna. Perkiraan dampak yang
ditimbulkan adalah iritasi kulit akibat cairan kimia cat.
18) Finishing
Kegiatan yang meliputi pemasangan lantai keramik, fan
finishing desain yang berhubungan dengan estetika. (wallpaper, lantai
marmer). Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah kecelakaan pada
tenaga kerja.
19) Pembuatan taman
Kegiatan pembuatan area hijau dengan menggunakan tanaman
hias maupun pohon perindang, perkiraan dampak yang ditimbulkan
adalah adaptasi tanaman yang baru dipindahkan ke lokasi taman.
20) Pembersihan Gedung
Kegiatan pembersihan gedung dari sisa sisa material yang sudah
tidak digunakan. Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah tertusuk
paku dan kayu sisa pembangunan.
21) Pembongkaran basecamp
Dirubuhkannya kantor atau basecamp tenaga pekerja yang
digunakan sebagai pengawasan konstruksi karena berakhirnya tahapan
konstruksi. Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah tertusukpaku
dan kayu sisa pembangunan.
22) Pengembalian alat-alat proyek
Kembalinya alat-alat berat berupa kendaraan berat yang
digunakan dalam pembangunan proyek. Perkiraan dampak yang
ditimbulkan adalah terganggunya arus lalu lintas pada waktu mobilisasi
alat berat dan material dijalan-jalan umum pada jam-jam sibuk,
keresahan masyarakat akibat kemacetan demobilisasi alat berat dan
material.
23) Penataan lahan pasca konstruksi
Penataan letak pohon pada tiap sudut gedung. Perkiraan dampak
yang ditimbulkan adalah adaptasi perubahan lingkungan.
c. Tahap Operasional
1) Rekruitmen Pegawai Apartemen
Kegiatan perekrutan pegawai apartemen dapat menyebabkan
kelelahan pada petugas yang merekrut dan calon rekruitan.
2) Kegiatan Apartemen
Setelah bangunan apartemen selesai dibangun, maka ruangan di
tiap lantai siap digunakan oleh para penghuninya. Apartemen akan
dikelola oleh manajemen yang sama dengan pengelola hotel.
Manajemen ini bertugas untuk memelihara, memperbaiki dan
mengontrol kerusakan-kerusakan yang terjadi di apartemen.
3) Kegiatan Trasnportasai Penghuni Apartemen
Kegiatan transportasi apartemen dapat menyebabkan kemacetan
pada gerbang masuk ke gedung apartemen , hal ini dapat menyebabkan
terjadinya lakalantas ,kebisingan, dan polusi udara akbiat emisi
kendaran.
4) Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas
Kegiatan penglolaan limbah yang akan diawasi oleh petugas
pengawas apartemen dapat menyebabkan pencemaran di lingkungan
sekitar apartemen apabila pengolahan dan pengelolaan tidak dilakukan
dengan benar.
d. Tahap Pasca Operasional
Alih Fungsi Lahan
Kegiatan alih fungsi lahan dapat menyebabkan kelelahan pada
karyawan yang bertugas, dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
juga apabila tidak dilakukan dengan benar.
B. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal (RLA)
1. Komponen lingkungan terkena dampak
a. Komponen Fisik-Kimia
1) Klimatologis
Hasil pengumpulan data iklim dari Stasiun Klimatologi/Geog.
Kelas I Sleman sebagai stasiun klimatologi terdekat dengan rencana
lokasi proyek. Dari data buletin hujan bulanan BMKG rerata curah
hujan bulanan pada Kota Yogyakarta pada bulan November 2019
periode 1981-2010 yaitu 180 mm, bulan Desember 2019 periode 1981-
2010 yaitu 298 mm, dan bulan Januari 2019 periode 1981-2010 yaitu
rerata 326 mm.
Berdasarkan data dari Kantor Stasiun Geofisika Yogyakarta,
pada tahun 2018, suhu udara tertinggi di D.I. Yogyakarta tercatat pada
bulan Juni. Suhu udara pada bulan tersebut tercatat 31,6°C. Adapun
suhu terendah terjadi di bulan Agustus dengan suhu 21,3°C. Pada tahun
yang sama, kelembaban udara tertinggi terjadi di bulan November,
dimana tingkat kelembaban udaranya tercatat sebesar 88,0%.
Tahun 2018, juga ditandai sebagai tahun dengan hari hujan yang
berlangsung cukup lama. Pada tahun tersebut terdapat 175 hari hujan
yang terjadi di sepanjang tahun. Jumlah hari hujan terbanyak terdapat di
bulan januari dengan 27 hari hujan. Sementara itu, jumlah curah hujan
terbanyak terjadi di bulan November dengan curah hujan sebanyak 875
milimeter. Sebaliknya jumlah curah hujan terendah terdapat di bulan
Agustus, dengan curah hujan sebanyak 0 milimeter.
Berikut data kecepatan angin dan arah angin yang diukur pada
tanggal 2 April 2019 terdapat pengukuran pada dua titik yaitu titik A
dan titik B :

a) Titik A

1 Menit 2 Menit 3 Menit 4 Menit 5 Menit


1 2,5 2,7 0,3 0,7 0,4
2 1,0 1,1 0,1 0,1 1,8
3 0,3 1,4 2,4 1,6 2,1
4 0,9 2,1 1,0 2,1 1,5
Jumlah 4,7 7,3 3,8 4,5 5,8
26,1
Rata- 1,175 1,825 0,95 1,125 1,45
rata 6,525
(m/s)
b) Titik B

1 Menit 2 Menit 3 Menit 4 Menit 5 Menit


1 2,8 4,1 2,0 1,2 1,7
2 1,3 1,1 0,6 0,9 3,6
3 1,5 3,5 2,7 1,2 0,9
4 0,7 1,1 2,1 0,6 0,8
Jumlah 6,3 9,8 7,4 3,9 7
34,4
Rata – 1,575 2,45 1,85 0,975 1,75
Rata 8,6
(m/s)

2) Komponen Kebisingan
Dalam proses pembangunan apartemen Dhika Universe
menghasilkan suara bising yang dihasilkan oleh alat-alat berat. Hal ini
dapat mengganggu masyarakat yang berada di sekitar pembangunan
apartemen tersebut.
3) Komponen Air
Apartemen Dhika Universe merupakan daerah dataran rendah
yang berada di jantung kota, pasokan sumber air berasal dari 100% suply
PDAM untuk operasional apartemennya.
4) Keadaan Geografis
Secara Geografis Apartemen Dhika Universe Sardjito terletak di
Jalan Prof. DR. Sardjito, Terban RW 02, Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, Daerah Isimewa Yogyakarta. Lokasi pembangunan
tersebut berada dilingkungan padat penduduk, dimana terdapat 350 KK
yang berada disekeliling apartemen tersebut. Letak apartemen ini sangat
strategis, dimana apartemen ini hanya berjarak 900 meter ke Tugu
Yogyakarta, 1,6 km menuju ke tempat wisata Jalan Maliboro, dekat
dengan Universitas Gadjah Mada, dan disekitarnya terdapat rumah sakit
Dr. Sardjito dan Panti Rapih, serta Stasiun Tugu Yogyakarta. Apartemen
Dhika Universe Sardjito mempunyai luas lahan 4934 m2, dengan luas
bangunan 22,40 m2.
5) Kualitas Udara Ambien
Kualitas udara disekitar apartemen ketika saat dibangun dan
setelah dibangun tentu akan berbeda, pada saat dibangun, kualitas udara
sekitar apartemen akan menghasilkan polutan debu hasil dari proses
alat-alat berat yang bekerja membangun apartemen tersebut. Hal ini
dapat meresahkan dan mengganggu warga mengingat pembangunan
apartemen berada di sekitar pemukiman warga. Warga merasa resah
karena debu tersebut dapat menyebar terbawa oleh angin dan dapat
menyebabkan pencemaran pada sumber air, makanan serta dapat
menyebakan gangguan pernafasan serta alergi.
Berikut data dari pengukuran kadar debu di luar dan di dalam
pembangunan apartemen Dhika Universe Sardjito yang diambil pada
tanggal 2 April 2019 :

a) Data pengukuran di luar proyek


Pemeriksaan Debu
Jl. Prof. DR. Sardjito, Terban RW 02, Gondokusuman
Lokasi Pengukuran
Hasil
(Luar Proyek) A (Gram) B (Gram)
Sampel 1 (RT 1/ RW 1, 0,167 ppm
16,833 16,843
Terban)
Sampel 2 (RT 2 / RW 1, 0,083 ppm
16,578 16,583
Terban)

b) Data pengukuran di dalam proyek


Pemeriksaan Debu
Jl. Prof. DR. Sardjito, Terban RW 02, Gondokusuman
Lokasi Pengukuran
Hasil
(Dalam Proyek) A (Gram) B (Gram)
Sampel 1 16,653 16,803 2,5 ppm
b. Komponen Biologi
Terdapat tumbuh-tumbuhan disekitar apartemen Dhika Universe
Sardjito yang berfungsi sebagai penghijauan kota, diantaranya ada pohon
teh-tehan dengan jumlah 7, tanaman pacar jumlah 10, dan pohon jampu
jepang yang berjumlah 15, dengan masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda-beda.
c. Komponen Sosial dan Ekonomi

1) Komponen Sosial
Kecamatan Gondokusuman merupakan kecamatan dengan luas
wilayah terbesar kedua di Kota Yogyakarta yang terletak di sebelah
timur laut dari pusat Kota Yogyakarta, terdiri dari 5 (lima) Kelurahan,
yaitu Kelurahan Demangan, Kelurahan Baciro, Kelurahan Klitren,
Kelurahan Kotabaru dan Kelurahan Terban. Dengan luas wilayah
kurang lebih 398,7 ha, dengan jumlah penduduk sebesar 42.774 jiwa
(20.721 jiwa Laki-laki dan 22.053 jiwa Perempuan) dengan jumlah
kepadatan penduduk kurang lebih sebesar 18.442 jiwa/km2. Pada
Kecamatan Terban sendiri jumlah penduduk sebesar 9.136 jiwa dengan
penduduk berjenis kelamin laki-laki 4.275 jiwa dan perempuan 4.761
jiwa.
2) Komponen Ekonomi
Salah satu pusat perekonomian bagi suatu daerah adalah pasar.
Sehingga keberadaannya sangatlah penting tidak hanya bagi pendorong
roda perekonomian tapi juga bagi ketersediaan bahan pokok bagi
masyarakat sekitar. Secara keseluruhan di Kecamatan Gondokusuman
terdapat 4 pasar tradisional. Jumlah bank di Kecamatan Gondokusuman
sebanyak 35 unit, yang tersebar di seluruh kelurahan. Kelurahan
Kotabaru tercatat paling banyak jumlah banknya yaitu 11 diikuti, Terban
dan Demangan 10, Klitren 3 dan di Baciro hanya terdapat 1 bank. Untuk
jumlah supermarket di Kecamatan Gondokusuman ada 5 , terbanyak di
Klitren (3) sedangkan Baciro dan Kotabaru tercatat tidak terdapat
fasilitas supermarket.
C. HASIL PELIBATAN MASYARAKAT

1. Informasi Deskriptif

Dhika Universe Apartment akan dilakukan pembangunan di Kelurahan

Terban, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Dimana letak pembangunan

ini berdekatan dengan Kali Code, di sisi selatan lokasi apartemen terdapat

permukiman warga yang sebagian berdiri di atas tebing sungai dan sebagian

lainnya dekat dari bibir sungai di bawah tebing.

Disamping itu, lokasi apartemen ini berada ditengah-tengah

permukiman padat warga dan dekat dengan wilayah kampus UGM. Apartemen

ini bersinggungan langsung dengan jalan yang ramai padat dilewati oleh

mahasiswa dan warga sekitar.

2. Pelaksanaan Pengikutserataan Masyarakat

1. Pemasangan pengumuman studi Amdal berupa pengumuman di surat

kabar

2. Pemasangan pengumuman studi Amdal berupa pengumumpan dalam

bentuk leaflet di desa-desa terkena dampak

3. Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Publik dilakukan secara

langsung, dengan melibatkan tokoh masyarakat serta perwakilan

masyarakat dari desa-desa terkena dampak

4. Penyebaran kuisioner ke beberapa warga sekitar tentang tanggapan

rencana pembangunan Dhika Universe Apartment

3. Lingkungan dan Sosial Masyarakat

Sebelum ada rencana pembangunan Dhika Universe Apartment, warga

mengeluhkan pasokan air bersih dari PDAM untuk warga seringkali tidak

lancar. Pasokan air bersih untuk warga baru lancar ketika malam hari.
Walaupun banyak warga yang tinggal dipinggiran Kali Code, warga tetap

mengkonsumsi pasokan air bersih dari PDAM dan air sumur.

Setelah diumumkannya rencana pembangunan apartment, warga yang

tinggal di desa-desa terkena dampak ini khawatir bila kekurangan air bersih

akan semakin bertambah. Mereka khawatir jika nantinya pihak apartment

menggunakan air sumur dalam, sehingga bisa mengakibatkan surutnya

volume air sumur warga. Ditambah dengan penggunaan air PDAM, warga

khawatir bila pipa distribusi dijadikan satu dengan pipa distribusi warga.

Selain kekhawatiran warga mengenai krisis air bersih, warga juga

mencemaskan risiko bencana yang bisa saja terjadi dan menimpa warga.

Terutama warga yang bermukim di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS).

Beberapa warga yang tinggal di tebing pinggiran sungai mengaku

bahwa tebing yang berada di dekat rumah mereka beberapa sudah retak-retak.

Sementara di bawah tebing terdapat permukiman warga juga.

Lokasi rencana pembangunan Dhika Universe Apartment ini berada

ditengah-tengah permukiman dan dekat dengan wilayah kampus UGM.

Apartemen ini bersinggungan langsung dengan jalan yang ramai padat

dilewati oleh mahasiswa dan warga sekitar. Warga khawatir proses

pembangunan nantinya akan mengganggu aktivitas warga dan pengguna

jalan.

Proses pembangunan nantinya akan banyak kendaraan besar berlalu-

lalang yang mengganggu lalu lintas dan debu dari konstruksi yang

ditimbulkan mengganggu pengguna jalan dan warga sekitar.


4. Hasil Sosialisasi Pelibatan Masyarakat

1. Masyarakat ikut serta dalam pengambilan keputusan pembangunan

Dhika Universe Apartment

2. Masyarakat memberikan beberapa saran, antara lain:

a) Masyarakat tidak menyarankan pihak apartment untuk menggunakan

air sumur dalam

b) Masyarakat menyarankan pihak apartment menggunakan pasokan air

dari PDAM dengan menggunakan pipa distribusi yang terpisah dari

pipa distribusi untuk masyarakat

c) Masyarakat sekitar berharap pihak apartment untuk tetap menjaga

kelestarian lingkungan hidup baik dalam pembangunannya maupun

pada saat masa operasinal

d) Pihak apartment/pemrakarsa diharapkan menjalin mitra dengan

masyarakat sekitar

e) Masyarakat sekitar berharap setelah adanya apartment tidak

menimbulkan kesenjangan sosisal dan lingkungan pada masyarakat

f) Masyarakat sekitar berharap agar pihak apartment/pemrakarsa

membangun keharmonisan dan kepedulian sosial sejak saat ini

D. Dampak Penting Hipotetik

1. Dampak potensial

Dampak potensial adalah dampak yang diperkirakan berpotensi timbul

akibat adanya rencana kegiatan Rencana Pembangunan Apartment Dhika

Universe melalui identifikasi interaksi antara komponen rencana kegiatan

dengan komponen lingkungan di lokasi tersebut. Dampak yang berpotensi


timbul diinventarisasi tanpa memperhatikan besar kecil atau penting tidaknya

dampak sehingga menghasilkan daftar dampak potensial.

Rencana tahapan pembangunan Apartment Dhika Universe dan sarana

penunjangnya terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi,

operasi, dan pasca operasi. Ketiga tahap ini digunakan untuk memudahkan

pembahasan rencana kegiatan yang akan ditelaah karena diperkirakan dan dapat

diduga akan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan.

a. Tahap Pra Konstruksi

1) Survei dan investigasi

Pengadaan survey dan investigasi dilakukan oleh tim surveyor

dan investigasi. Kegiatan tersebut menimbulkan dampak keresahan

masyarakat setempat. Dari keresahan yang timbul tersebut dapat

menimbulkan perubahan persepsi dan sikap masyarakat. Masyarakat

yang berada di area kegiatan pembangunan Aprtement Dhika Universe

Yogyakarta mecakup masyarakat yang tinggal di sekitar kali code.

2) Sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat

Setelah melakukan survei dan investigasi dilanjutkan dengan

pelaksanaan sosialisasi yang mengundang tokoh masyarakat setempat,

pimpinan daerah setempat serta pihak berwenang lainnya. Pihat tersebut

akan dikumpulkan dan diberikan informasi mengenai detail rencana

pembangunan apartemen. Masyarakat dapat berperan langsung dalam

pembangunan apartemen seperti menjadi tenaga kerja, divisi keamanan

dan lainnya serta berperan tak langsung dengan memberikan saran dan

tanggapan mengenai apartemen. Jika proses sosialisasi tidak terlaksana


dengan baik makan akan menimbulkan perubahan persepsi dan

menimbulkan keresahan masyarakat

3) Pengadaan lahan

Lahan yang direncakan untuk pembangunan Apartemen Dhika

Universe Yogyakarta awalnya berupa sawah dan tegalan. Dengan

adanya rencana pembangunan, menyebabkan adanya proses

pembebasan lahan yang membuat lahan tersebut berubah menjadi area

perumahan sehingga menyebabkan alih fungsi lahan. Dengan adanya

alih fungsi lahan dapat menimbulkan pengurangan produksi pertanian

disebabkan lahan pertanian semakin berkurang dan kemungkinan besar

masyarakat beralih profesi karena tidak memiliki lahan pertanian yang

akan digarap. Selain itu juga akan berdampak terhadap perubahan

ekosistem di lahan yang berupa sawah dan tegalan yang semula menjadi

habitat asli bagi hewan endemik seperti ular, tikus, dan burung. Hal ini

menyebabkan rusaknya rantai makanan di sawah dan tegalan

b. Tahap Konstruksi
1) Pemerataan tanah
Proses persiapan lahan pada tapak proyek dengan adanya aktivitas
penggalian tanah serta pemerataan tanah akan menimbulkan debu dan
kebisingan yang mengakibatkan peningkatan kadar debu dan
peningkatan kebisingan. Persiapan lahan mangadakan kegiatan berupa
pengerukan lapisan tanah, penebangan vegetasi serta pembersihan
lapisan tanah. Dengan adanya kegiatan penebangan vegetasi maka
timbul penghilangan tanaman, dan dengan adanya pengerukan timbul
adanya reduksi julah fauna yang berupa biota darat. Kegiatan tersebut
juga menimbulkan perubahan tutupan lahan yang ada disekitar lokasi
wilayah tapak proyek, sehingga pelaksana kegiatan hars menyiapkan
rencana kegiatan sebaik mungkin untuk menjaga kondisi lingkungan
dan untuk meminimalisir dampak yang mungkin timbul
2) Kegiatan keluar masuk oleh alat berat
Kegiatan mendatangkan ke lokasi (mobilisasi) dan
mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai spesifikasi yang
ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan
darat (trailer / truck besar) atau alat angkut air (ponton). Material yang
masuk menggunakan truk, mateial akan ditimbun di beberapa titik
lokasi.

3) Mobilisasi tenaga kerja, bahan, dan peralatan

Pada mobilisasi tenaga kerja, bahan dan peralatan dapat


berpotensi menimbuIkan peningkatan kadar debu dan peningkatan
kebisingan sebagai akibat dari penggunaan kendaraan dalam mobilitas
material dan peralatan. Mobilisasi tenaga kerja, bahan dan peralatan
yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan material, jumlah
dan jenisnya berdasarkan jadwal dan rencana kerja yang telah dibuat.
Untuk kebutuhan material bahan bangunan seperti semen, besi, aspal
dan bahan pendukung lainnya. Pengadaan bahan dapat dilakukan
dengan cara membeli langsung kepada pengusaha setempat atau mitra
kontraktor di sekitar wilayah tapak proyek. Sedangkan material urug
(borrow quarry area) untuk badan Apartemen Dhika Universe
dibutuhkan batu, pasir dan bahan pendukung lainnya yang diambil dari
sekitar lokasi rencana pembangunan Apartemen Dhika Universe
karena ketersediaannya cukup melimpah. Sehingga pada kegiatan
penambangan harus memperhatikan kondisi dan kelestarian
lingkungan sekitarnya. Selain itu untuk memenuhi
pasokan/ketersediaan bahan dapat dilakukan dengan memberdayakan
masyarakat melalui kerjasama dengan penduduk lokal di sekitar
wilayah tapak proyek.

c. Tahap Operasi
1) Rekruitmen Tenaga Kebersihan Apartemen
Rekrutmen tenaga kerja operasional dapat mengurangi tingkat
pengangguran terutama di sekitar lokasi rencana kegiatan, karena
rekruitmen ini diutamakan bagi penduduk atau masyarakat lokal di
lokasi wilayah Desa Ngijo tersebut, dimana sistem poin tinggi didapat
apabila pelamar berasal dari daerah sekitar pabrik. Hal ini juga dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi berupa penyediaan makanan,
minuman, ataupun kontrakan untuk pekerja yang berasal dari daerah
cukup jauh. Jika hal ini dapat terlaksana dengan baik maka dapat dengan
efektif mengurangi keresahan masyarakat sehingga dapat
mengantarkan persepsi dan sikap masyarakat yang positif terhadap
industry
2) Pembongkaran basecamp, pengembalian alat-alat proyek
Pembongkaran basecamp sementara dapat menyisakan bekas-
bekas bangunan seperti paku, potongan kayu, besi, yang dapat
menyebabkan kecelakaan. Proses pengembalian alat-alat proyek dapat
mengakibatkan kemacetan dan terganggunya arus lalu lintas.
3) Penataan lahan dan peresmian
Penataan lahan dimaksudkan untuk menata ulang terutama flora
yang ada dilingkungan apartemen dengan menanam tumbuhan atau
pohon dijalur yang sudah ditentukan dan dengan jenis tanaman yang
tidak membahayakan para penghuni apartemen. Sedangkan peresmian
akan berdampak pada kecemburuan sosial warga yang ada di sekitaran
apartemen.
4) Kegiatan pengelolaan limbah cair, padat, dan gas
Limbah apartmen yang dihasilkan oleh kegiatan apartemen ini
meliputi limbah padat, cair dan gas. Limbah padat yang tersapu oleh air
serta residu bentuk cair dari kegiatan rumah tangga yang dibuang
menyebabkan penurunan fauna berupa biota air di sungai. Limbah gas
yang dihasilkan dapat mengganggu ekosistem di sekitar lingkungan
rencana kegiatan yang berkaitan dengan penurunan pertumbuhan flora.
Pengelolaan limbah gas diadakan guna untuk mengurangi penurunan
kualitas udara dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan
masyarakat. Hal ini akan mengurangi tingkat keresahan masyarakat
dan mengubah persepsi masyarakat kearah yang positif.
d. Tahap Pasca Operasi
1) Alih fungsi lahan
Pengembalian peruntukkan lahan pasca operasi menjadi hal yang
positif bagi masyarakat yaitu dengan kembalinya kegiatan atau mata
pencaharian masyarakat. Pengembalian peruntukkan lahan akan
dilakukan dengan kegiatan pengembalian peruntukkan yang akan
mengurangi keresahan masyarakat dan mempertahankan persepsi dan
sikap masyarakat kearah positif.
2) Perluasan bangunan dan penambahan lantai
Dalam puluhan tahun kedepan diperkirakan adanya perluasan
baguanan. Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah membeli lahan
disekitar gedung dan berkurangnya lahan hijau. Keresahan warga
sekitar. Dan dalam beberapa puluh tahun kedepan diperkirakan adanya
penambahan lantai. Perkiraan dampak yang ditimbulkan menonaktifkan
gedung dan dapat mengganggu perkuliahan
3) Pelepasan tenaga kerja
Peningkatan pengangguran disebabkan oleh pelepasan tenaga
kerja karena kegiatan apartemen yang sudah selesai dalam beroperasi.
Angka pengangguran yang meningkat tentunya berdampak pada
keresahan masyarakat tentang kelanjutan mata pencaharian tenaga
kerja pasca Apartemen Dhika Universe Yogyakarta merencanakan
tenaga kerja tersebut untuk kegiatan reklamasi lahan. Dengan
pemanfaatan kembali tenaga kerja maka masyarakat dapat memberikan
respon berupa persepsi dan sikap masyarakat yang positif
DAFTAR DAMPAK POTENSIAL
Kegiatan Dampak Potensial DP/DS/DT
PRA KONSTRUKSI
1. Keresahan Masyarakat DT
1. Survei Dan Investigasi
2. Persepsi Dan Sikap Masyarakat DT

2. Sosialisasi Dan 1. Keresahan Masyarakat DT


Publikasi Ke Masyarakat 2. Persepsi Dan Sikap Masyarakat DT
3. Pengadaan, pengukuran 1. Alih Fungsi Lahan DP
lahan, dan pembersihan lahan
2. Bencana longsor, tebing retak DS
akibat pembangunan
3. Keresahan Masyarakat DT
4. Persepsi Dan Sikap Masyarakat DT
KONSTRUKSI

1. Pemerataan tanah 1. Kebisingan saat mesin bekerja DP


untuk pemerataan tanah
1. Gangguan lalu lintas DS
2. Penurunan kualitas udara di sekitar DP
3. Permukaan lahan yang tidak merata DT

1. Kegiatan Keluar masuk  Debu halus yang bertebaran DP


material oleh alat berat  Polusi udara meningkat akibat asap
kendaraan
 Rusaknya jalan yang dilewati oleh
kontainer-kontainer
 Kebisingan akibat lewatnya
kontainer-kontainer besar yang
membawa material
 Gangguan lalu lintas

2. Pembuatan basecamp  Peralatan bangunan yang DS


sementara berserakan dan menimbulkan
insiden kecelakaan seperti tertancap
paku, dan tertusuk kayu. Kemudian
debu mengakibatkan sesak nafas
dan iritasi mata
3. Pembangunan apartemen  Kebisingan akibat penempaan DP
pembuatan bangunan
a. Pembangunan pondasi
 Kebisingan yang ditimbulkan dari
b. Pembangunan peralatan konstruksi
kerangka  Kecelakaan kerja
c. Pembuatan dinding  Banyaknya debu yang dihasilkan
bangunan dari proses pembangunan
d. Pengecoran dak
e. Pengaplikasian plester
dinding
f. Pemasangan kusen
g. Pemasangan jendela,
pintu, dan ventilasi
h. Penutupan atap
i. Instalasi listrik,
plumbing, pengecatan,
finishing, pembuatan
taman

4. Mobilisasi Tenaga Kerja  Penurunan Kualitas Udara DP


Bahan Dan Peralatan
 Perubahan Persepsi Dan Sikap DT
Masyarakat

 Perubahan Tutupan Lahan DP

 Kepadatan Lalu Lintas DP

 Keresahan Masyarakat DT

OPERASI

1. Operasional apartemen  Penurunan kualitas tanah DP


(pencemaran sampah)
 Pencemaran limbah cair DP

 Pencemaran limbah padat DP

 Peningkatan Kepadatan Lalu DP


Lintas
 Peningkatan Kepadatan DP
Penduduk

 Penurunan Kesehatan DS
Masyarakat

 Keresahan Masyarakat DT

 Perubahan Presepsi Dan Sikap DT


Masyarakat

2. Pembongkaran  Tertusuk kayu atau ceceran dari DS


basecamp sisa bangunan basecamp

3. Pengembalian alat-alat  Terganggunya arus lalu lintas DS


proyek pada waktu mobilisasi alat berat
dan material dijalan umum
4. Penataan lahan pasca  Penataan letak pohon pada tiap DS
konstruksi sudut gedung

5. Peresmian  Adanya kecemburuan sosal DT


warga sekitar

6. Rekruitmen Tenaga  Penurunan Tingkat DP


Kebersihan Apartemen Pengangguran

 Kegiatan Ekonomi Lokal DS

 Keresahan Masyarakat DT

 Perubahan Persepsi Dan Sikap DT


Masyarakat

7. Pemutusan kontrak  Keresahan masyarakat DT


kerja

8. Kegiatan Pengelolaan  1. Peningkatan Kadar Debu DP


Limbah Padat, Cair,
Dan Gas
 2. Peningkatan Kebisingan DP

 3. Flora DP
 4. Perubahan Tutupan Lahan DP

 5. Fauna DP

 6. Perubahan Kuantitas/Kualitas Air DP

 7. Peningkatan Kadar Debu DP

 8. Peningkatan Kebisingan DP

 9. Penurunan Kesehatan DS
Masyarakat

 10. Keresahan Masyarakat DT

 11. Perubahan Persepsi Dan Sikap DT


Masyarakat

PASCA OPERASI

1. Alih fungsi lahan  1. Flora DP

 2. Fauna DP

 3. Perubahan Persepsi Dan Sikap DT


Masyarakat

2. Perluasan bangunan dan  Berkurangnya lahan hijau DS


penambahan lantai

 Keresahan warga DT

3. Pelepasan tenaga kerja  Keresahan warga DT

 Berkurangnya pendapatan dan DT


menurunnya perekonomian warga

Keterangan : DP = Dampak Primer, DS = Dampak Sekunder, DT = Dampak Tersier


E. Evaluasi dampak potensial
Evaluasi dampak potensial esensinya adalah memisahkan dampak- dampak
yang memerlukan kajian mendalam untuk membuktikan dugaan (hipotesis)
dampak (dari dampak yang tidak perlu dikaji). Hasil evaluasi tersebut akan
menghasilkan Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang selanjutnya akan dikaji
dalam dokumen ANDAL. Penentuan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik dilakukan melalui proses evaluasi dengan kriteria tertentu. Beberapa cara
untuk mengevaluasi dampak potensial adalah sebagai berikut:
1. Dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana untuk mengelola
dampak tersebut dengan cara-cara yang megacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP) tertentu, pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana
kegiatan, panduan teknis tertentu yang diterbitkan pemerintah dan/atau
standar internasional.
2. Dengan menguji berdasarkan kriteria evaluasi dampak potensial yang
mengacu pada Panduan Pelingkupan dalam AMDAL dari Kementrian

Lingkungan Hidup, yaitu :


a. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan
lapangan
b. Apakah komponen lingkungan masyarakat tersebut memegang peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (bilai social dan
ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis)
sehingga perubahan besar pada kondisi komponen lingkungan tersebut
akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan keutuhan
ekosistem? Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan lapangan.
c. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen
lingkungan tersebut? Hal ini dapat dilihat dari hasil konsultasi/sosialisasi
dengan masyarakat
d. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau
dilampaui oleh dampak tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan
mempelajari peraturan-peraturan yang menetapkan baku mutu
lingkungan, baku mutu emisi/limbah, tata-ruang, dan sebagainya.
3. Dengan pertimbangan lain adanya dampak yang pengelolaanya sudah
menjadi bagian dari rencana kegiatan.
Teknik yang digunakan dalam evaluasi dampak potensial pada kegiatan
AMDAL Rencana. Pembangunan Apartemen Dhika Universeogyakarta ini
adalah dengan menggunakan kombinasi kriteria evaluasi pada poin 2 dan poin
3. Setaip dampak potensial dipilah menggunakan 4 pertanyaan diatas. Jika
salah satu pertanyaan dijawab dengan ‘ya’, maka dampak potensial tersebut
termasuk DPH yang akan dikaji dalam ANDAL. DPH kemudian
diklasifikasikan menjadi DPH yang terkelola dan tidak terkelola, terkelola
adalah dampak yang pengelolaanya sudah menjadi bagian dari rencana
kegiatan yang akan dibahas juga dalam ANDAL. Sebaiknya jika seluruh
pertanyaan menghasilkan jawaban ‘tidak’, maka dampak itu dapat dieliminasi
dan tidak perlu dikaji dalam ANDAL tetapi bisa dibahas pada dokumen RKL
RPL jika memang diperlukan dalam upaya pengelolaan dan pemantauan.

1. Permen LH No. 16 Tahun 2009, Lampiran I, hal.7.


2. Deputi Bidang Tata Lingkungan – Kementerian Negara Lingkungan

Hidup, Panduan Pelingkupan dalan Amdal (Jakarta, 2007), hal 43


Evaluasi Dampak Potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik
Kiteria Dikaji dalam
Kegiatan Dampak Potensial DPH AMDAL
1 2 3 4
Pra Konstruksi
1. Survei Dan Investigasi 1. Keresahan Masyarakat T T Y T DPH Terkelola Ya
2. Persepsi Dan Sikap
T T T T DTPH Tidak
Masyarakat
2.Sosialisasi Dan Publikasi
1. Keresahan Masyarakat T T T T DTPH Tidak
Ke Masyarakat
2. Persepsi Dan Sikap
T Y Y T DPH Terkelola Ya
Masyarakat
1. Alih Fungsi Lahan T Y Y T DPH Terkelola Ya
2. Bencana longsor, tebing retak T Y Y T DPH Terkelola Ya
akibat pembangunan
3. Keresahan Masyarakat T T T T DTPH Tidak
3. Pengadaan dan Pengukuran 4. Persepsi Dan Sikap
Lahan T T T T DTPH Tidak
Masyarakat
Kiteri Dikaji dalam
Kegiatan Dampak Potensial a DPH
1 2 3 4 AMDAL

Konstruksi

1. Kebisingan saat mesin bekerja T Y T T DPH Terkelola Ya


untuk pemerataan tanah
2. Gangguan lalu lintas T T T T DTPH Tidak
1. Pemerataan tanah
3. Penurunan kualitas udara di T T T T DTPH Tidak
sekitar
4. Permukaan lahan yang tidak T T T T DTPH Tidak
merata
2. Kegiatan Keluar masuk 1. Debu halus yang bertebaran T T Y Y DPH terkelola Ya
material oleh alat berat
2. Polusi udara meningkat akibat T T Y Y DPH terkelola Ya
asap kendaraan
3. Rusaknya jalan yang dilewati T T T T DTPH Tidak
oleh kontainer-kontainer
4. Kebisingan akibat lewatnya T Y T Y DPH Terkelola Ya
kontainer-kontainer besar yang
membawa material
5. Gangguan lalu lintas T T T T DTPH Tidak
1. Peralatan bangunan yang T T T T DTPH Tidak
berserakan dan menimbulkan
2. Aktivitas Basecamp insiden kecelakaan seperti tertancap
paku, dan tertusuk kayu. Kemudian
debu mengakibatkan sesak nafas
dan iritasi mata

3. Pembangunan apartemen 1. Kebisingan akibat T Y T Y DPH Terkelola Ya


penempaan pembuatan
bangunan
2. Kebisingan yang ditimbulkan T Y T Y DPH Terkelola Ya
dari peralatan konstruksi
3. Kecelakaan kerja T T T T DTPH Tidak
4. Banyaknya debu yang T T Y Y DPH terkelola Ya
dihasilkan dari proses
pembangunan

1. Penurunan Kualitas Udara T Y Y T DPH Terkelola Ya

2. Perubahan Tutupan Lahan T T Y T DPH Terkelola Ya


3. Mobilisasi Tenaga Kerja, 3. Kepadatan Lalu Lintas T T T T DTPH Tidak
Bahan Dan Peralatan
4. Keresahan Masyarakat T T T T DTPH Tidak
5. Perubahan Persepsi Dan Sikap T T Y T DPH Terkelola Ya
Masyarakat
Kiteria Dikaji dalam
Kegiatan Dampak Potensial DPH
1 2 3 4 AMDAL

Operasi

1. Penurunan kualitas tanah T T Y T DPH Terkelola Ya


(pencemaran sampah)
1. Operasional apartemen 2. Pencemaran limbah cair T T T T DPH Terkelola Ya
3. Pencemaran limbah padat T T T T DTPH Tidak

4. Peningkatan Kepadatan Lalu T T T T DTPH Tidak


Lintas
5. Peningkatan Kepadatan T T T T DTPH Tidak
Penduduk
6. Penurunan Kesehatan T T Y T DPH Terkelola Ya
Masyarakat
7. Keresahan Masyarakat T T Y T DPH Terkelola Ya

8. Perubahan Presepsi Dan Sikap T T T T DTPH Tidak


Masyarakat
2. Pembongkaran basecamp 1. Tertusuk kayu atau ceceran dari T T T T DTPH Tidak
sisa bangunan basecamp

3. Pengembalian alat-alat 1. Terganggunya arus lalu lintas T T T T DTPH Tidak


proyek pada waktu mobilisasi alat berat
dan material dijalan umum
4. Penataan lahan pasca 1. Penataan letak pohon pada tiap T T T T DTPH Tidak
konstruksi sudut gedung

5. Peresmian 1. Adanya kecemburuan sosal T T T T DTPH Tidak


warga sekitar
6. Rekruitmen Tenaga 1. Penurunan Tingkat T T T T DTPH Tidak
Kebersihan Apartemen Pengangguran
2. Kegiatan Ekonomi Lokal T T T T DTPH Tidak
3. Keresahan Masyarakat T T T T DTPH Tidak
4. Perubahan Persepsi Dan Sikap T T T T DTPH Tidak
Masyarakat
7. Pemutusan kontrak kerja 1. Keresahan masyarakat T T T T DTPH Tidak

8. Kegiatan Pengelolaan 1. Peningkatan Kadar Debu T T Y T DPH Terkelola Ya


Limbah Padat, Cair, Dan Gas
2. Peningkatan Kebisingan T T Y T DPH Terkelola Ya

3. Flora T T T T DTPH Tidak

4. Perubahan Tutupan Lahan T T T T DTPH Tidak

5. Fauna T T T T DTPH Tidak


6. Perubahan Kuantitas/Kualitas T Y Y Y DPH Terkelola Ya
Air
7. Peningkatan Kadar Debu T T T T DTPH Tidak

8. Peningkatan Kebisingan T T T T DTPH Tidak

9. Penurunan Kesehatan Masyarakat T T T T DTPH Tidak

10. Keresahan T T T T DTPH Tidak


Masyarakat
11. Perubahan Persepsi T T T T DTPH Tidak
Dan Sikap
Masyarakat

Kiteria Dikaji dalam


Kegiatan Dampak Potensial DPH
1 2 3 4 AMDAL

PASCA OPERASI

1. Alih Fungsi Lahan 1. Flora T T T T DTPH Tidak

2. Fauna T T T T DTPH Tidak

3. Perubahan Persepsi Dan T T Y T DPH Terkelola Ya


Sikap Masyarakat
Hasil dari Tabel tersebut yaitu evaluasi dampak potensial menjadi DPH di atas dapat
dijabarkan sebagai berikut :

A. Tahap Pra Konstruksi


1. Keresahan masyarakat
Keresahan masyarakat diperkirakan terjadi disekitar lokasi Pembangunan
apartemen, keresahan yang dilakukan masyarakat meliputi keresahan karena
adanya pengukuran lahan, pembebasan lahan Survei dan Investigasi serta
kegiatan pengadaan tanah yang dilakukan sebelum adanya pembangunan.
Keresahan masyarakat diperkirakan dirasakan oleh masyarakat yang berada di
area kegiatan pembangunan sehingga dampak keresahan masyarakat pada tahap
ini disimpulkan menjadi dampak penting hipotetik terkelola dan akan dikaji
dalam dokumen ANDAL.
2. Persepsi dan sikap masyarakat
Untuk komponen lingkungan persepsi dan sikap masyarakat yang berasal
dari proses sosialisasi dan pembebasan lahan tergolong pada dampak penting
hipotetik yang pembahasannya akan dimasukkan dalam dokumen ANDAL. Hal
ini dikarenakan pada proses sosialisasi akan diketahui dampak yang akan
dirasakan masyarakat serta persetujuan atas pendiri Apartemen Dhika Universe
sehingga komponen lingkungan ini tergolong penting. Proses pembebasan lahan
juga tergolong dampak penting dan dapat menimbulkan kekhawatiran yang
tinggi pada masyarakat.
3. Alih fungsi lahan
Perubahan fungsi lahan dari permukiman masyarakat menjadi lahan
apartmen. Selain itu, hal ini dapat mengurangi daerah resapan air. Dampak
tersebut menjadi kekhawatiran masyarakat, beban kerusakan komponen
lingkungan tersebut juga cukup tinggi, serta mengancam pertumbuhan penduduk
yang pesat dengan kebutuhan air dan limbah yang dihasilkan. Sehingga dalam
ANDAL, komponen lingkungan ini tergolong dampak penting hipotetik dan
perlu dikaji dalam dokumen ANDAL.
4. Bencana longsor, tebing retak akibat pembangunan
Pembangunan Apartemen Dhika Universe dengan letak pembangunan yang
berdekatan dengan Kali Code, di sisi selatan lokasi apartemen terdapat
permukiman warga yang sebagian berdiri di atas tebing sungai dan sebagian
lainnya dekat dari bibir sungai di bawah tebing. Disamping itu, lokasi apartemen
ini berada ditengah-tengah permukiman padat warga Apartemen ini
bersinggungan langsung dengan jalan yang ramai padat dilewati oleh mahasiswa
dan warga sekitar. Dapat memicu longsor nya tanah permukaan dan rekahan
pada tebing pada saat proses pembangunan

B. Tahap Konstruksi
1. Meningkatnya kebisingan, Debu halus, Polusi udara
Peningkatan debu dan kebisingan akibat mobilisasi tenaga kerja, bahan dan
peralatan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat disekitar
proyek tersebut. Penurunan kualitas udara dan kebisingan akan mengganggu
tingkat kenyamanan lingkungan, kualitas udara yang menurun (kadar debu
meningkat) tentunya akan membawa dampak penyakit. Perubahan terhadap
kualitas udara (debu dan kebisingan) harus dikaji secara mendalam antara
sebelum adanya pembangunan dan setelah pembangunan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh penurunan kualitas udara sebagai dampak adanya
pembangunan. Sehingga dampak penurunan kualitas udara akibat mobilisasi
tenaga kerja, bahan dan peralatan menjadi dampak penting hipotetik yang dikaji
dalam ANDAL.
Penurunan kualitas udara akibat persiapan lahan pada tapak proyek,
pembangunan fisik gedung jalan serta sarana dan prasarana perlu dilakukan
upaya mitigasi. Perataan lahan akan membawa sebaran debu dan tingkat
kebisingan oleh peralatan yang digunakan. Kadar debu dan kebisingan dalam
tingkat tinggi menjadi kekhawatiran masyarakat. Selain itu, lahan yang
digunakan sebagai lokasi pembangunan apartemen membawa dampak terhadap
peningkatan kadar debu dan hal ini merupakan peranan penting untuk kehidupan
masyarakat serta masyarakat memiliki tingkat kekhawatiran terhadap penurunan
kesehatan masyarakat. Kegiatan pembangunan fisik memacu untuk peningkatan
kebisingan dengan datangnya peralatan berat yang digunakan serta datangnya
material gedung akan meningkatkan kadar debu yang bersebaran maka
pembuatan jalan juga mengakibatkan penurunan kualitas udara, persebaran
debu, aroma aspal dapat mengganggu kehidupan masyarakat yang berada
disekitar lokasi proyek. Sehingga menjadi dampak penting hipotetik dan dikaji
dalam ANDAL.
2. Perubahan Tutupan Lahan
Perubahan tutupan lahan pada tahap konstruksi akan berdampak pada
perubahan ekosismtem yang dapat menyebabkan hilangnya beberapa vegetasi
lahan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi tenaga kerja, bahan, dan
peralatan, serta persiapan lahan pada tapak proyek. Jenis flora dan fauna di lokasi
tapak proyek dan sekitarnya tidak termasuk dalam jenis yang langka dan harus
dilindungi, sehingga menjadi dampak tidak penting hipotetik dan tidak dikaji
dalam ANDAL.
3. Perubahan Persepsi Dan Sikap Masyarakat
Perubahan persepsi dan sikap pada tahap pasca operasi sangat menentukan
respon akhir dari kegiatan pembangunan Apartemen Dhika Universe pada
kegiatan sosialisasi perubahan persepsi dan sikap masyarakat menjadi dampak
penting hipotetik karena perubahan persepsi dan sikap masyarakat pada kegiatan
sosialisasi menjadi cikal bakal respon masyarakat untuk kegiatan pasca operasi
selanjutnya. Berdasarkan kondisi diatas maka dampak penting hipotetik dan
dikaji dalam dokumen ANDAL.

C. Tahap Operasi
1. Penurunan kualitas tanah (pencemaran sampah) dan Pencemaran Limbah Cair
Pada kegiatan apartemen tentu akan menimbulkan limbah baik cair, padat
maupun gas. Limbah yang dihasilkan apabila tidak terkelola dengan baik maka
akan menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara. Dampak pencemaran
tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan flora mengingat tumbuhan
membutuhkan unsur hara dari tanah, air tanah dan zat di udara. Dampak
penurunan flora pada kegiatan tersebut merupakan dampak penting hipotetik dan
akan dibahas dalam dokumen ANDAL.
2. Penurunan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan pengolahan limbah padat, cair, dan gas dapat menurunkan derajat
kesehatan masyarakat jika limbah tersebut sampai mencemari lingkungan yang
menunjang kehidupan masyarakat sekitar sehari-hari. Dengan tidak terkelolanya
limbah cair dengan baik mampu menjadikan sumber penyakit bagi masyarakat
sekitar.
3. Keresahan Masyarakat
Kegiatan pengolahan limbah padat, cair, dan gas dapat menimbulkan
keresahan masyarakat. Menurut hasil analisis penentuan dampak penting
hipotetik maka seluruhnya perlu dibahas dalam dokumen ANDAL atau
tergolong dampak penting hipotetik. Selain itu pengolahan limbah padat, cair
dan gas menimbulkan keresahan masyarakat yang dikhawatirkan apabila limbah
tidak terkelola dengan baik dan mengakibatkan dampak pencemaran di
lingkungan mereka. Dampak keresahan masyarakat pada kegiatan tersebut
merupakan dampak penting hipotetik dan akan dibahas dalam dokumen
ANDAL, dikarenakan diperkirakan keresahan masyrakat pada kegiatan tersebut
berpotensi untuk meningkat.
4. Peningkatan Kadar Debu, dan Peningkatan Kebisingan
Penurunan kualitas udara setelah pembangunan hingga akhirnya apartemen
dapat beroperasi sangatlah penting karena hal tersebut sangat mempengaruhi
pada kehidupan masyarakat dan menjaga kualitas hidup masyarakat tetap baik
walaupun aktifitas apartemen telah berjalan. Penurunan kualitas udara yang
disebabkan oleh kegiatan operasional apartemen, kegiatan transportasi penghuni
apartemen, tergolong dalam Dampak penting Hipotetik yang nanti akan dibahas
dalam dokumen ANDAL. Selain itu, kegiatan transportasi penghuni apartemen
akan meningkatkan kadar kebisingan. Sehingga, selain mempengaruhi
kehidupan masyarakat dari segi lingkungan juga dapat meningkatkan
kekhawatiran masyarakat atas kecemburuan sosial yang akan terjadi.
5. Perubahan Kuantitas/Kualitas Air
Kegiatan yang mempengaruhi kualitas air adalah kegiatan rumah tangga
dalam aktivitas apartemen. Namun, perbedaannya yang tergolong dalam dampak
penting hipotetik adalah yang berasal dari kegiatan operasional apartemen
sehingga dampak ini akan dikaji dalam dokumen ANDAL. Pada Pengelolaan
limbah padat, cair dan gas tidak tergolong penting dan menimbulkan
kekhawatiran masyarakat, karena kualitas air akan terjaga berikut dengan
kegiatan ini sendiri akan mencegah dan menanggulangi limbah cair agar tidak
mempengaruhi kualitas air. Operasional apartemen menghasilkan banyak
limbah cair atau mempengaruhi kualitas air dan menurunkan kualitas air jika
limbah cair mencemari sumber air bersih. Mengingat dampak ini merupakan
dampak yang berperan penting terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat dan
adanya kekhawatiran tinggi tehadap terjadinya dampak maka
menjadikan dampak penurunan kuantitas/kualitas air menjadi dampak penting
hipotetik dan akan dibahas dalam dokumen ANDAL.

D. Tahap Pasca Operasi


1. Alih fungsi lahan (Perubahan Persepsi Dan Sikap Masyarakat)
Penentuan respon akhir kegiatan pembangunan Apartemen Dhika Universe
sangat ditentukan oleh perubahan persepsi dan sikap masyarakat pada tahap
pasca operasi. Kegiatan sosialisasi perubahan persepsi dan sikap masyarakat
menjadi dampak penting hipotetik karena pada kegiatan sosialisasi menjadi cikal
bakal respon masyarakat untuk kegiatan pasca operasi selanjutnya. Berdasarkan
kondisi diatas, dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat menjadi
dampak penting hipotetik dan dikaji dalam dokumen ANDAL

Daftar Dampak Potensial dan Dampak Penting Hipotetik

DPH
Kegiatan Dampak Potensial
PRA KONSTRUKSI
1. Survei Dan 1. Keresahan Masyarakat
Investigasi
Keresahan
2. Persepsi Dan Sikap
Masyarakat
Masyarakat
2.Sosialisasi Dan 1. Keresahan Masyarakat
Publikasi Ke
Masyarakat 2. Persepsi Dan Sikap Persepsi Dan Sikap
Masyarakat Masyarakat
1. Alih Fungsi Lahan Alih fungsi lahan

2. Bencana longsor, tebing Bencana lonsor, tebing


retak akibat pembangunan retak akibat
pembangunan
3. Pengadaan dan
Pengukuran Lahan
3. Keresahan Masyarakat

4. Persepsi Dan Sikap


Masyarakat
KONSTRUKSI
1. Kebisingan saat mesin
bekerja untuk pemerataan Kebisingan
tanah saat mesin
1. Pemerataan tanah bekerja untuk
2. Gangguan lalu lintas pemerataan
tanah
3. Penurunan kualitas udara di
sekitar
4. Permukaan lahan yang
tidak merata
2. Kegiatan Keluar 1. Debu halus yang bertebaran Debu halus yang
masuk material oleh bertebaran
alat berat

2. Polusi udara Polusi udara meningkat


meningkat akibat akibat asap kendaraan
asap kendaraan
3. Rusaknya jalan
yang dilewati
oleh kontainer-
kontainer
4. Kebisingan akibat lewatnya
Kebisingan akibat
kontainer-kontainer besar
yang membawa material lewatnya kontainer-
5. Gangguan lalu lintas
kontainer besar

3. Aktivitas Basecamp 1. Peralatan bangunan


yang berserakan dan
menimbulkan insiden
kecelakaan seperti
tertancap paku, dan
tertusuk kayu.
Kemudian debu
mengakibatkan sesak
nafas dan iritasi mata

4. Pembangunan 1. Kebisingan akibat Kebisingan akibat


apartemen penempaan pembuatan penempaan pembuatan
bangunan bangunan
2. Kebisingan yang Kebisingan yang
ditimbulkan dari ditimbulkan dari
peralatan konstruksi peralatan konstruksi

3. Kecelakaan kerja
4. Banyaknya debu yang Banyaknya debu yang
dihasilkan dari proses dihasilkan dari proses
pembangunan pembangunan
5. Mobilisasi Tenaga 1. Penurunan Kualitas Penurunan Kualitas
Kerja, Bahan Dan Udara Udara
Peralatan 2. Perubahan Tutupan Perubahan Tutupan
Lahan Lahan

6. 3. Mobilisasi 3. Kepadatan Lalu Lintas


Tenaga Kerja,
Bahan Dan 4. Keresahan Masyarakat
Peralatan
5. Perubahan Persepsi Dan Perubahan Persepsi Dan
Sikap Masyarakat Sikap Masyarakat

DPH
Kegiatan Dampak Potensial

OPERASI

1. Operasional 1. Penurunan kualitas tanah Penurunan kualitas


apartemen (pencemaran sampah) tanah (pencemaran
sampah)

2. Pencemaran limbah cair Pencemaran limbah


cair
3. Pencemaran limbah padat

4. Peningkatan Kepadatan
Lalu Lintas

5. Peningkatan Kepadatan
Penduduk

6. Penurunan Kesehatan Penurunan


Masyarakat Kesehatan
Masyarakat

7. Keresahan Masyarakat Keresahan


Masyarakat

8. Perubahan Presepsi Dan


Sikap Masyarakat
2. Pembongkaran 1. Tertusuk kayu atau
basecamp ceceran dari sisa
bangunan basecamp

3. Pengembalian 1. Terganggunya arus lalu


alat-alat proyek lintas pada waktu
mobilisasi alat berat dan
material dijalan umum

4. Penataan lahan 1. Penataan letak pohon


pasca pada tiap sudut gedung
konstruksi

5. Peresmian 1. Adanya kecemburuan


sosal warga sekitar
6. Rekruitmen 1. Penurunan Tingkat
Tenaga Pengangguran
Kebersihan
Apartemen

2. Kegiatan Ekonomi Lokal

3. Keresahan Masyarakat

4. Perubahan Persepsi Dan


Sikap Masyarakat
7. Pemutusan 1. Keresahan masyarakat Keresahan
kontrak kerja masyarakat

8. Kegiatan 1. Peningkatan Kadar Debu Peningkatan Kadar


Pengelolaan Debu
Limbah Padat,
Cair, Dan Gas

2. Peningkatan Kebisingan Peningkatan


Kebisingan

3. Flora

4. Perubahan Tutupan Lahan

5. Fauna
6. Perubahan Perubahan
Kuantitas/Kualitas Air Kuantitas/Kualitas
Air
7. Peningkatan Kadar Debu

8. Peningkatan Kebisingan

9. Penurunan Kesehatan
Masyarakat
10. Keresahan Masyarakat

11. Perubahan Persepsi Dan


Sikap Masyarakat

Kegiatan Dampak Potensial DPH

PASCA OPERASI

1. Alih Fungsi Lahan 1. Flora


2. Fauna
3. Perubahan Persepsi Perubahan Persepsi Dan
Dan Sikap Sikap Masyarakat
Masyarakat
Rangkuman Proses Pelingkupan
Deskripsi Pengelolaan Komponen Pelingkupan Batas Wilayah Batas Waktu
Rencana Lingkungan Lingkungan Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Studi Kajian
Kegiatan yang Sudah yang Potensial Potensial Hipotetik
yang Direncanakan Terkena
Berpotensi Sejak Awal Dampak
Menimbulkan sebagai
Dampak Bagian dan
Lingkungan Rencana
Kegiatan
Pra Konstruksi
Survei dan Sosialisasi Sosial Keresahan -Keresahan Masyarakat Dapat disimpulkan Desa Terban, Persiapan
Investigasi Masyarakat yang ditimbulkan akibat bahwa dampak dari Gondokusuman administrasi
diadakannya kegiatan keresahan hingga
suvei dan pembebasan masyarakat pekerjaan
lahan oleh pemrakarsa, merupakan dampak pengukuran
keresahan masyarakat ini penting hipotetik dilakukan
dapat diatasi dengan yang sudah sampai 1
adanya kegiatan terkelola tahun
sosialisasi dan juga
negosiasi
Sosialisasi Sosial Persepsi dan Perubahan persepsi dan Dapat disimpulkan Desa Terban, Persiapan
sikap sikap masyarakat yang menjadi dampak Gondokusuman administrasi
masyarakat diharapkan dari kegiatan yang tidak penting hingga
sosialisasi dan publikasi hipotetik karena pekerjaan
yang sudah dilakukan kegiatan survei dan pengukuran
dilakukan
adalah meminimalisir investigasi sehingga
sampai 1
adanya keresahan hal ini tidak perlu tahun
masyarakat akibat untuk dikaji
adanya surveyor yang didalam dokumen
datang ke daerah tempat ANDAL
tinggal masyarakat
sebagai bentuk survei
dan pengecekan lahan
yang akan digunakan
untuk pembangunan
apartemen Dhika
Universe Sardjito
Sosialisasi Sosialisasi Sosial Keresahan Merupakan dampak Dapat disimpulkan Desa Terban, Persiapan
dan publikasi Masyarakat yang ditimbulkan kedalam Dampak Gondokusuman administrasi
ke masyarakat sebagai akibat kegiatan Tidak Penting hingga
sosialisasi dan publikasi Hipotetik, namun pekerjaan
ke masyarakat tetapi tetap dilakukan pengukuran
berdampak positif dalam pengelolaan dengan dilakukan
mengurangi keresahan memberikan sampai 1
masyarakat informasi mengenai tahun
- Tidak memberikan pembangunan
dampak yang sangat apartemen Dhika
mengkhawatirkan karena Universe Sardjito
adanya sosialisasi kepada masyarakat
sebelumnya
Sosialisasi Persepsi dan Merupakan dampak Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
sikap yang ditimbulkan bahwa dampak dari Gondokusuman sampai 1
masyarakat sebagai akibat kegiatan persepsi dan sikap tahun
sosialisasi dan publikasi masyarakat
ke masyarakat tetapi merupakan dampak
berdampak positif dalam penting hipotetik
mengubah persepsi dan yang sudah
sikap masyarakat terkelola
- Penting untuk
mengetahui respon dari
masyarakat terhadap
akan dilakukannya
pembangunan apartemen
Dhika Universe Sardjito
Pengadaan Ahli fungsi Perubahan alih fungsi Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
Lahan lahan lahan seluas 4934 m2 bahwa dampak dari Gondokusuman dalam 3-4
dari area pemukiman kegiatan ini minggu
warga akan menjadi area termasuk kedalam
apartemen Dhika dampak penting
Universe groindustri hipotetik yang
pupuk akibat dari sudah terkelola
kegiatan pengadaan
lahan
Bencana Kegiatan yang Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
longsor, menimbulkan bencana bahwa dampak dari Gondokusuman dalam 1 bulan
tebing retak longsor, tembok retak kegiatan ini
akibat akibat pembangunan termasuk kedalam
pembangunan menimbulkan dampak penting
kekhawatiran hipotetik yang
masyarakat sekitar, maka sudah terkelola
perlu dilakukan
pembuatan pondasi
bangunan yang kokoh
Sosial Keresahan Kegiatan pengadaan Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
masyarakat lahan terhadap keresahan bahwa dampak Gondokusuman dalam 6 bulan
masyarakat (kebutuhan yang timbul
pangan) dapat diatasi termasuk kedalam
dengan penunjungan dampak tidak
kebutuhan pangan dari penting hipotetik
desa lain dan tidak perlu
dikaji didalam
dokumen ANDAL
Persepsi dan Perubahan persepsi dan Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
sikap sikap masyarakat sangat kedalam Dampak Gondokusuman dalam 6 bulan
masyarakat dipengaruhi oleh adanya Tidak Penting
pemenuhan penggantian Hipotetik, namun
rugi terhadap tanah yang tetap dilakukan
akan digunakan untuk pengelolaan dengan
pembangunan memberikan
agroindustri pupuk oleh informasi mengenai
pemrakarsa pembangunan
apartemen Dhika
Universe Sardjito
kepada masyarakat
Tahap Konstruksi
Pemerataan Fisik-kimia Kebisingan Munculnya suara bising Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
Tanah saat mesin yang bersumber atau bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
bekerja untuk dihasilkan dari alat alat yang terjadi
pemerataan berat, kegiatan ini menjadi dampak
tanah dikhawatirkan akan penting hipotetik
mengganggu warga dan perlu dikaji
masyarakat sekitar didalam dokumen
pembangunan apartemen ANDAL
Sosial Gangguan Macetnya sepanjang Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
lalu lintas jalan raya sekitar bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
pembangunan apartemen yang terjadi
Kegiatan ini menjadi dampak
dikhawatirkan dapat penting hipotetik
terhambatnya arus lalu dan tidak perlu
lintas dikaji didalam
dokumen ANDAL
Kimia Penurunan Akibat dari Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
kualitas udara pembangunan apartemen bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
di sekitar inimenghasilkan debu- yang terjadi
debu yang beterbangan menjadi dampak
di sekitar area penting hipotetik
pembangunan dan tidak perlu
Kegiatan ini dikaji didalam
dikhawatirkan dokumen ANDAL
mengganggu warga
sekitar terutama anak-
anak TK dalam
beraktivitas
Fisik permukaan Pembangunan apartemen Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
lahan yang ini menghasilkan lahan bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
tidak merata yang tidak merata yang terjadi
Kegiatan ini menjadi dampak
dikhawatirkan akan penting hipotetik
mencelakakan pekerja dan tidak perlu
bila tidak berhati-hati dikaji didalam
dokumen ANDAL
Kegiatan Fisik Debu halus Akibat pembangunan Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
keluar masuk yang apartemen ini bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
material oleh bertebaran menghasilkan debu halus yang terjadi
alat berat yang berterbangan menjadi dampak
Kegiatan ini penting hipotetik
dikhawatirkan sehingga dan perlu dikaji
perlu dilakukan didalam dokumen
sosialisasi kepada ANDAL
pekerja untuk
mengguanakan safety
masker
Kimia Polusi udara Akibat pembangunan Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
meningkat apartemen ini bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
akibat asap menghasilkan polusi yang terjadi
kendaraan menjadi dampak
udara akibar kendaraan penting hipotetik
lalu lalang dan perlu dikaji
Kegiatan ini didalam dokumen
dikhawatirkan ANDAL
mencemari masyarakat
sehingga perlu
menggunakan masker
Fisik Rusaknya Rusaknya jalan dapat Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
jalan yang terjadi kecelakaan kerja bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
dilewati pada lahan yang terjadi
container- pembangunan menjadi dampak
kontainer Sehingga perlu penting hipotetik
dilakukan perbaikan dan tidak perlu
jalan yang rusak yang dikaji didalam
dilewati oleh container dokumen ANDAL
Fisik Kebisingan Kebisingan yang Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
akibat dihasilkan dari alat bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
lewatnya container besar saat yang terjadi
container proses pembangunan menjadi dampak
besar yang menimbulkan bunyi penting hipotetik
membawa tidak nyaman untuk dan tidak perlu
material warga sekitar sehingga dikaji didalam
perlu dilakukan dokumen ANDAL
sosialisasi pada warga
Sosial Gangguan Macetnya sepanjang Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
lalu lintas jalan raya sekitar bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
pembangunan apartemen yang terjadi
Kegiatan ini menjadi dampak
dikhawatirkan dapat penting hipotetik
terhambatnya arus lalu dan tidak perlu
lintas dikaji didalam
dokumen ANDAL
Pembangunan Fisik Kebisingan Munculnya suara bising Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
apartemen akibat akibat penempaan bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
penempaan pembuatan bangunan yang terjadi
pembuatan menimbulkan menjadi dampak
bangunan kekhawatiran, maka penting hipotetik
perlu dilakukan dan tidak perlu
sosialisasi kepada warga dikaji didalam
dokumen ANDAL
Fisik Kebisingan Munculnya suara bising Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
yang yang bersumber atau bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
ditimbulkan dihasilkan dari alat alat yang terjadi
dari peralatan berat, kegiatan ini menjadi dampak
konstruksi dikhawatirkan akan penting hipotetik
mengganggu warga dan tidak perlu
masyarakat sekitar dikaji didalam
pembangunan apartemen dokumen ANDAL
Fisik Kecelakaan Di tempat pembangunan Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
kerja apartemen rawan terjadi bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
kecelakaan kerja, maka yang terjadi
para pekerja wajib menjadi dampak
menggunakan APD penting hipotetik
lengkap dan berhati-hati dan perlu dikaji
saat bekerja didalam dokumen
ANDAL
Kimia Banyaknya Munculnya suara bising Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
debu yang yang bersumber atau bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
dihasilkan dihasilkan dari alat alat yang terjadi
dari proses berat, kegiatan ini menjadi dampak
pembangunan dikhawatirkan akan penting hipotetik
mengganggu warga dan perlu dikaji
masyarakat sekitar didalam dokumen
pembangunan apartemen ANDAL
Mobilisasi Kimia Penurunan Akibat dari Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
tenaga kerja kualitas udara pembangunan apartemen bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
bahan dan inimenghasilkan debu- yang terjadi
peralatan debu yang beterbangan menjadi dampak
di sekitar area penting hipotetik
pembangunan dan perlu dikaji
Kegiatan ini didalam dokumen
dikhawatirkan ANDAL
mengganggu warga
sekitar terutama anak-
anak TK dalam
beraktivitas
Fisik Perubahan Kegiatan perubahan Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
tutupan lahan tutupan lahan bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
yang terjadi
menjadi dampak
penting hipotetik
dan tidak perlu
dikaji didalam
dokumen ANDAL
Kepadatan Kepadatan lalu lintas Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
lalu lintas akibat pembangunana bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
apartemen, sehingga yang terjadi
perlu dilakukan jalur menjadi dampak
alternatif lain penting hipotetik
dan tidak perlu
dikaji didalam
dokumen ANDAL
Sosialisasi Sosial Keresahan Kegiatan mobilisasi Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
masyarakat tenaga kerja bahan dan bahwa dampak dari Gondokusuman dalam 3 tahun
terhadap keresahan keresahan
masyarakat dapat diatasi masyarakat
dengan pergantian shift merupakan dampak
kerja tenaga kerja penting hipotetik
yang sudah
terkelola
Sosial Perubahan Perubahan persepsi dan Dapat disimpulkan Desa Terban, Dilakukan
persepsi dan sikap masyarakat sangat bahwa dampak Gondokusuman dalam 3 tahun
sikap dipengaruhi oleh adanya yang terjadi
masyarakat pemenuhan penggantian menjadi dampak
rugi terhadap tanah yang penting hipotetik
akan digunakan untuk dan tidak perlu
pembangunan apartemen dikaji didalam
Dhika Universe dokumen ANDAL

Pengelolaan
Deskripsi Lingkungan
Rencana yang Sudah Komponen
Pelingkupan
Kegiatan yang Direncanaka Lingkunga Batas Batas
Berpotensi n Sejak Awal n yang Wilaya Waktu
Menimbulkan sebagai Terkena h Studi Kajian
Dampak Bagian dan Dampak Dampak
Lingkungan Rencana Dampak Evaluasi Dampak
Penting
Kegiatan Potensial Potensial
Hipotetik
Tahap Operasi
Operasional Fisik-kimia Penurunan  Sampah yang Dapat Apartemen 20 tahun
apartemen kualitas dihasilkan dari disimpulkan dan tahap
tanah aktivitas dapat menjadi wilayah operasi
(pencemaran menjadi dampak sekitarnya
sampah) sumber penting
pencemar hipotetik dan
tanah. dikaji dalam
Kegiatan ini dokumen
menjadi ANDAL.
kekhawatiran
oleh
masyarakat
sehingga perlu
dilakukan
pengelolaan
terhadap
dampak
Fisik-kimia Pencemaran  Limbah cair Dapat Sungai 20 tahun
limbah cair yang disimpulkan code, tahap
dihasilkan dari menjadi badan air operasi
aktivitas dampak disekitar
hunian dapat penting apartemen
menjadi hipotetik dan
sumber dikaji dalam
pencemar dokumen
tanah dan ANDAL.
badan air.
Kegiatan ini
menjadi
kekhawatiran
oleh
masyarakat
sehingga perlu
dilakukan
pengelolaan
terhadap
dampak
Fisik-kimia Pencemaran  Limbah padat Dapat Tanah 20 tahun
limbah padat yang disimpulkan disekitar tahap
dihasilkan dari menjadi apartemen operasi
aktivitas dampak tidak
hunian dapat penting
menjadi hipotetik dan
sumber tidak dikaji
pencemar dalam
tanah. dokumen
Kegiatan ini ANDAL.
menjadi
kekhawatiran
oleh
masyarakat
sehingga perlu
dilakukan
pengelola an
terhadap
dampak

Peningkatan  Kedatangan Disimpulkan Wilayah 20 tahun


Kepadatan pendatang dan sebagai apartemen tahap
Lalu Lintas penduduk baru dampak tidak operasi
dapat penting
meningkatkan hipotetik dan
kepadatan lalu tidak dikaji
lintas, namun dalam
dilokasi ANDAL
apartemen
beban
kepadatan lalu
lintas
tergolong
rendah.
Meskipun
ramai diwaktu
tertentu
Sosial Peningkatan  Kedatangan Disimpulkan Wilayah 20 tahun
Kepadatan pendatang dan sebagai apartemen tahap
Penduduk penduduk baru dampak tidak operasi
dapat penting
meningkatkan hipotetik dan
tidak dikaji
dalam
ANDAL
Dan
menaikkan
kebutuhan
akan air, dan
menghasilkan
limbah baik
padat, cair,
maupun gas

Sosial Penurunan  Seiringnya Disimpulkan Masyaraka 20 tahun


Kesehatan penurunan sebagai t sekitar tahap
Masyarakat kualitas udara, dampak Wilayah operasi
kualitas air, penting apartemen
dan tidak hipotetik dan
terkelolanya dikaji dalam
limbah, maka ANDAL
kekhawatiran
muncul
terhadap
penurunan
kesehatan
masyarakat
Sosial Keresahan  Keseluruhan Disimpulkan Masyaraka 20 tahun
Masyarakat kegiatan pada sebagai t sekitar tahap
operasional dampak Wilayah operasi
apartemen penting apartemen
akan hipotetik dan
menyebabkan dikaji dalam
keresahan ANDAL
masyarakat
terutama
limbah yang
Dihasilkan,
dan tidak
dikelola
dengan baik
Sosial Perubahan  Perubahan Disimpulkan Masyaraka 20 tahun
Presepsi Dan persepsi dan sebagai t sekitar tahap
Sikap sikap dampak tidak wilayah operasi
Masyarakat masyarakat penting apartemen
merupakan hipotetik dan
dampak tidak dikaji
sekunder, dalam
apabila ANDAL
dampak primer
teratasi maka
dampak ini
dapat terkelola
Pembongkara Fisik Tertusuk  Pembongkaran Disimpulkan Tenaga 1-2
n basecamp kayu atau basecamp sebagai pembangu minggu
ceceran dari sementara dampak tidak nan masa
sisa dapat penting apartemen pembong
bangunan menyisakan hipotetik dan karan
tidak dikaji basecam
basecamp bekas-bekas
dalam p
bangunan ANDAL
seperti paku,
potongan
kayu, besi,
yang dapat
menyebabkan
kecelakaan.

Pengembalia Tergangguny  Kepadatan lalu Disimpulkan Lingkunga 1-2


n alat-alat a arus lalu lintas sebagai n sekitar minggu
proyek lintas pada diperkirakan dampak tidak apartemen masa
waktu meningkat penting pengem
mobilisasi pada saat hipotetik dan balian
tidak dikaji alat
alat berat dan pengembalian
dalam proyek
material alat proyek ANDAL
dijalan
umum
Penataan Penataan  Dengan Disimpulkan Lingkunga 1-2
lahan pasca letak pohon berkurangnya sebagai n sekitar minggu
konstruksi pada tiap flora yang dampak tidak apartemen masa
sudut gedung digantikan penting menana
dengan hipotetik dan m pohon
berdirinya tidak dikaji
bangunan, dalam
maka untuk ANDAL
mengembalika
n flora
disekitaran
apartemen
perlu ditanami
pohon

Peresmian Adanya  Kegiatan Disimpulkan Masyaraka Pada


kecemburuan peresmian sebagai t sekitar saat
sosial warga akan dampak tidak apartemen meresmi
sekitar berdampak penting kan
pada hipotetik dan apartem
tidak dikaji en
kecemburuan
dalam
sosial warga ANDAL
yang ada di
sekitaran
apartemen.
Kegiatan Peningkatan  Penurunan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Pengelolaan Kadar Debu kualitas udara sebagai n tahap
Limbah yang dampak apartemen operasi
Padat, Cair, disebabkan penting dan
Dan Gas oleh kegiatan hipotetik dan sekitarnya
dikaji dalam
operasional
ANDAL
apartemen,
kegiatan
transportasi
penghuni
apartemen
Peningkatan  Peningkatan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kebisingan kegiatan sebagai n tahap
apartemen dampak apartemen operasi
menyebabkan penting dan
bising pada hipotetik dan sekitarnya
daerah sekitar dikaji dalam
dapat terkena ANDAL
gangguan
pendengaran
dan

menjadi
kekhawatiran
masyarakat
terhadap hal
ini
Flora  Limbah yang Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
tidak dikelola sebagai n tahap
dengan baik dampak tidak apartemen operasi
akan penting dan
menurunkan hipotetik dan sekitarnya
kulitas dan tidak dikaji
kuantitas dalam
tanaman yang ANDAL
ada diwilayah
apartemen
Perubahan  Lahan untuk Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Tutupan pembangunan sebagai n tahap
Lahan apartemen dampak tidak apartemen operasi
dikhawatirkan penting dan
jumlah variasi hipotetik dan sekitarnya
flora dan fauna tidak dikaji
berkurang dalam
namundisekita ANDAL
r apartemen
bukan
merupakan
jenis flora dan
fauna yang
dilindungi atau
langka
Fauna  Limbah yang Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
tidak dikelola sebagai n tahap
dengan baik dampak tidak apartemen operasi
akan penting dan
menurunkan hipotetik dan sekitarnya
kulitas dan tidak dikaji
kuantitas dalam
fauna yang ANDAL
ada diwilayah
apartemen
Perubahan  Residu Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kuantitas/Kua kegiatan sebagai n tahap
litas Air apartemen dampak apartemen operasi
berupa limbah penting dan
cair hipotetik dan sekitarnya
menyebabkan dikaji dalam
potensi ANDAL
penurunan
kualitas air,
komponen ini
memiliki
peranan
penting dan
kekhawatiran
masyarakat
terhadap hal
ini tinggi
Peningkatan  Peningkatan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kadar Debu kadar debu sebagai n tahap
yang dampak tidak apartemen operasi
disebabkan penting dan
oleh kegiatan hipotetik dan sekitarnya
tidak dikaji
operasional
dalam
apartemen, ANDAL
kegiatan
transportasi
penghuni
apartemen
Peningkatan  Peningkatan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kebisingan kebisingan sebagai n tahap
yang dampak tidak apartemen operasi
disebabkan penting dan
oleh kegiatan hipotetik dan sekitarnya
tidak dikaji
operasional
dalam
apartemen, ANDAL
kegiatan
transportasi
penghuni
apartemen dan
aktivitas
sehari-hari
Penurunan  Seiringnya Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kesehatan penurunan sebagai n tahap
Masyarakat kualitas udara dampak tidak apartemen operasi
dan kualitas air penting dan
maka hipotetik dan sekitarnya
kekhawatiran tidak dikaji
muncul dalam
terhadap ANDAL
penurunan
kesehatan
masyarakat
Keresahan  Keseluruhan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Masyarakat kegiatan pada sebagai n tahap
operasional dampak tidak apartemen operasi
apartemen penting dan
akan hipotetik dan sekitarnya
menyebabkan tidak dikaji
keresahan dalam
masyarakat ANDAL
namun
masyarakat
masih bisa
menerima
Perubahan  Perubahan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Persepsi Dan persepsi dan sebagai n tahap
Sikap sikap dampak tidak apartemen operasi
Masyarakat masyarakat penting dan
merupakan hipotetik dan sekitarnya
dampak tidak dikaji
sekunder, dalam
apabila ANDAL
dampak primer
teratasi maka
dampak ini
dapat terkelola
Pengelolaan
Deskripsi Lingkungan
Rencana yang Sudah Komponen
Pelingkupan
Kegiatan yang Direncanaka Lingkunga Batas Batas
Berpotensi n Sejak Awal n yang Wilaya Waktu
Menimbulkan sebagai Terkena h Studi Kajian
Dampak Bagian dan Dampak Dampak
Lingkungan Rencana Dampak Evaluasi Dampak
Penting
Kegiatan Potensial Potensial
Hipotetik
Pasca Operasi
Alih Fungsi Biologi Flora - Mengembalikan Disimpulkan Lingkunga Setelah
Lahan keadaan seperti sebagai n tahap
semula sebelum dampak apartemen operasi
dibangunnya tidak penting dan
apartemen hipotetik dan sekitarnya
tidak dikaji
dalam
ANDAL

Biologi Fauna - Mengembalikan Disimpulkan Setelah


Lingkunga
keadaan seperti sebagai tahap
n
semula sebelum dampak operasi
apartemen
dibangunnya tidak penting
dan
apartemen hipotetik dan
sekitarnya
tidak dikaji
Sosial Perubahan - Merupakan dalam
Persepsi komponen ANDAL
Dan Sikap lingkungan
Masyarakat
- masyarakat Disimpulkan Setelah
Lingkunga
dimana sebagai tahap
n
memegang dampak operasi,
apartemen
peranan penting penting dan
dan
dalam kehidupan hipotetik dan operasi
sehari-hari sekitarnya
dikaji dalam selesai
masyarakat ANDAL
sekitar (bilai
sosial dan
ekonomi)
E. Batas Wilayah

1. Batas Wilayah studi

2. Batas Proyek
Batas Proyek ini merupakan ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan
pembangunan Dhika universe Apartemen akan dilakukan, termasuk kegiatan pada
tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap, operasi, dan tahap pasca operasi yang
dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan pembangunan.Berdasarkan izin lokasi yang
telah diperoleh, pembanguan industri berada di lahan seluas 30,71 m² yang terletak
di Jl. Prof. DR. Sardjito, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.

3. Batas Ekologis
Batas ekologis merupakan ruang terjadinya sebaran dampak-dampak yang
diperkirakan timbul dengan adanya rencana pembangunan Dhika Universe
Apartemen, mengikuti masing-masing media lingkungan dimana proses alami yang
berlangsung dalam ruang tersebut diperkirakan mengalami perubahan mendasar.
Dalam hal ini media lingkungan yang diperkirakan mengalami perubahan adalah
sungai, udara, serta tanah atau lahan.
a. Dampak perubahan bentang alam
Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa tanah dan lahan. Batas
ekologis dampak ini adalah area industri seluas 30,71 m² . Batas ekologis
dampak perubahan bentang alam diperkirakan berada sekitar Desa Terban, Kec.
Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.
b. Dampak perubahan laju erosi
Dampak ini mengikuti media lingkungan tanah dan lahan. Batas ekologis
dampak ini adalah sekitar Desa Terban, Kec. Gondokusuman, Kota
Yoagyakarta.
c. Dampak kadar debu dan kebisingan
Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa aliran udara ambien.
Sehingga warga merasakan dampak dari pembangunan ini berupa debu dan
kebisingan. Bahkan Sekolah yayasan Budi Mulia Dua mau tidak mau
meningkatkan keamanan untuk muridnya akan risiko kesehatan yang dapat
terjadi akibat debu dan kebisingan juga arus lalu lintas yang terhambat karna
adanya proses pembangunan Dhika universe Apartemen.
d. Dampak kuantitas dan kualitas air
Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa sumber air diaman
ketersediaan dan kelestariannya semakin berkurang.

4. Batas Sosial
Batas sosial merupakan rauang di sekitar rencana kegiatan pembangunan Dhika
universe Apartemen yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi
sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu sesuai dengan proses dan
dinamika sosial. Batas ini pada dasarnya adalah ruang dimana masyarakat terkena
dampak lingkungan yang diprakirakan timbul dari rencana pembangunan Dhika
universe Apartemen.
a. Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Dampak keresahan masyarakat diprakirakan terjadi pada pemukiman
penduduk terdekat dengan lokasi pembangunan Dhika universe Apartemen. Di
dukung dengan keberadaanya yang berada dekat Sungai Code sehingga
berpotensi mengalami longsor ,terutama warga yang tinggal dekat dengan
bantaran sungai serta getaran dentuman seperti paku bumi akibat dari alat
berat.
b. Dampak persepsi dan sikap masyrakat
Dampak persepsi dan sikap masyarakat diprakirakan terjadi
padaperubahan gaya hidup warga lokall akibat terpengaruh gaya hidup warga
yang memiliki strata ekonimo yang lebih tinggi pemukiman penduduk sekitar
Desa Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.
c. Dampak kepadatan lalu lintas
Dampak kepadatan lalu lintas diprakirakan terjadi pada area
pembangunan Dhika Universe Apartemen.
d. Dampak Kesehatan Masyarakat
Dampak penurunan kesehatan masyarakat akibat debu dan kebisingan
di perkirakan akan terjadi pada area sekitar pembangunan Dhika Universe
Apartemen meliputi Desa Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.

5. Batas Administrasi
Batas administratif ini merupakan wilayah administrasi yang mencakup batas
proyek, batas ekologis, dan batas sosial. Batas administrasi ini diperlukan untuk
mengarahkan pemrakarsa atau tim penyusun Amdal untuk dapat melakukan
koordinasi pada lembaga pemerintah tersebut, baik untuk koordinasi administratif,
pengumpulan data rona lingkungan, dan dalam koordinasi lainnya. Batas
administratif studi Andal kegiatan pembangunan Dhika Universe Apartemen
adalah sekitar Desa Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.

6. Batas waktu kajian


Waktu kajian studi Amdal ini dirancang selama :

Tahap pra konstruksi selama : 1 tahun

Tahap pembangunan kontruksi selama : 3 tahun

Tahap operasi selama : 20 tahun


BAB III
METODOLOGI PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

A. METODOLOGI PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA SECARA UMUM


Tujuan pengumpulan dan analisis data :
1. Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan
akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek
2. Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang dipekirakan
akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek
3. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup
sekitarnya
4. Memperkirakan perubahan kualitas lingkungan hidup awal akibat kegiatan
proyek

Pendekatan studi yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan ini adalah secara
deskriptif dan analitik, melalui beberapa tahapan berikut ini :

1. Melakukan studi lapangan.


2. Mengumpulkan data melalui narasumber/instansi yang terkait.
3. Melakukan wawancara dengan penduduk di sekitar lokasi pembangunan dan
pengembangan Apartment Dhika Universe dengan alat bantu kuisioner di
wilayah yang tercakup dalam batas wilayah.
4. Penelitian lapangan.
5. Metode evaluasi dengan matrik untuk melakukan identifikasi dampak dan untuk
menyajikan besaran dan derajat kepentingannya.
6. Kajian pustaka.

Studi analisis dilakukan dengan mengamati kemungkinan-kemungkinan timbulnya


perubahan lingkungan karena kegiatan pembangunan Apartment Dhika Universe,
baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Perubahan
yang terjadi diamati dari besar kecilnya hubungan timbal balik antara komponen
kegiatan dengan komponen lingkungan yang terkena dampak penting.
B. METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi tapak
proyek, serta beberapa lokasi di sekitar tapak proyek yang diperkirakan akan
terkena sebaran dampak. Dengan cara ini kondisi atau rona lingkungan hidup awal
pada lokasi-lokasi calon penerima dampak dapat terukur atau teramati, sehingga
nantinya besaran dampak di wilayah studi dapat diperkirakan.

Komponen lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur, dan dicatat
beserta metode pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai berikut :

1. Komponen Geo-Fisika-Kimia
Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang ditelaah dalam studi ini
meliputi :
a. Peningkatan Kadar Debu
Parameter yang digunakan untuk analisis peningkatan kadar debu
akibat kegiatan pembersihan dan pengupasan lahan, kegiatan
pembangunan dan pengangkutan material, serta akibat kegiatan
pengangkutan dan penimbunan tanah penutup adalah besarnya
jumlah kadar debu dalam udara ambien yang terjadi. Titik sampling
ditentukan berdasarkan arah angin dan kecepatan angin. Data kadar
debu di udara ambien merupakan data primer yang akan
dikumpulkan langsung di lapangan dan akan diambil dari lokasi
rencana kawasan pembangunan apartment.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data peningkatan kadar debu dilakukan melalui
pengambilan sampel kualitas udara, yang digunakan untuk
mendapatkan data dan informasi menegani kualitas lingkungan
kadar debu pada wilayah studi. Sampel yang telah diambil akan
dilakukan pengujian dan analisis di laboratorium yang telah
terakreditasi. Lokasi pengambilan sampel berada di wilayah studi
yaitu pada lokasi studi yaitu lokasi rencana pembangunan apartment
dan lingkungan disekitarnya yang diperkirakan terkena dampak dan
mengalami perubahan lingkungan. Seperti pada lokasi permukiman
penduduk terdekat.
Metode Analisis Data
Baku mutu yang digunakan untuk menganalisi besarnya perubahan
kadar debu adalah baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak
bergerak dan hasil pengukuran kualitas udara ambien, terutama
pada parameter debu yang diperkirakan akan terjadi perubahan
dibandingkan dengan baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
b. Pengukuran tingkat kebisingan
Penentuan tingkat kebisingan dan hubungannya dengan reaksi
masyarakat atau individu baianya menyangkut penentuan level
kebisingan yang dapat diterima atau direkomendasikan. Penentuan
titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan jarak antara
sumber kebisingan di lokasi rencana kegiatan terhadap lingkungan
kerja atau pemukiman masyarakat yang diperkirakan akan
terdampak. . Data tingkat kebisingan merupakan data primer yang
akan dikumpulkan langsung di lapangan dan akan diambil dari
lokasi rencana kawasan pembangunan apartment.
Metode Pengumpulan Data
Kebisingan diukur langsung menggunakan alat Sound Level Meter
di lokasi yang sama dengan lokasi pengukuran/pengambilan sampel
udara ambien. Baku mutu kebisingan diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Metode Analisis Data
Baku mutu yang digunakan untuk menganalisis besarnya tingkat
kebisingan adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48
Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Hasil evaluasi
dengan cara menghitung nilai LSM dan diandingkan dengan nilai
baku mutu.
c. Geologi
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data geologi meliputi jenis batuan, struktur geologi
dan stratigrafi dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode observasi
lapangan yakni mengamati, melihat, mengukur dan mencatat
fenomena geologi, batuan di lapangan. Data sekunder berupa data
dari laporan hasil penelitian terdahulu dan dari peta-peta geologi
daerah setempat.
Metode Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan menggunakan teknik analisis
deskriptif secara langsung di lapangan dan bantuan data sekunder
untuk mendeskripsikan kondisi geologi setempat.
Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data untuk
Kualitas Udara dan Kebisingan
Metode
Metode
No. Parameter Peralatan Sumber Analisis Keterangan
Analisis
Data
Pedoman
ISPU
 Kep.Men Hasil
LH No. 45 Perhitungan
Tahun dikonversi
TSP PP No. 41
1. Gravimetri Hi-Vol 1997 menjadi
(Debu) Tahun 1999
 Kep Ka skala
BAPEDAL kualitas
No. 107 lingkungan
Tahun
1997
Sesuai
Keputusan
dengan
Menteri
Keputusan Hasil
Lingkungan
Menteri Perhitungan
Hidup No.
Sound Lingkungan dikonversi
48 Tahun
2. Kebisingan Level Hidup No. menjadi
1996
Meter 48 Tahun skala
tentang
1996 tentang kualitas
Baku
Baku lingkungan
Tingkat
Tingkat
Kebisingan
Kebisingan
2. HIDROLOGI
a. Debit Air Permukaan/Kuantitas Air
Menentukan debit air permukaan akan digunakan untuk
mendeskripsikan potensi peningkatan terjadinya banjir akibat adanya
pembangunan Industri Pupuk.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data primer adalah dengan
cara perkiraan menggunakan FJ.Mock melalui data iklim dan data
panjang serta Iuasan dimensi sungai. Sedangkan data sekunder
diperoleh melalui pengumpulan referensi terkait dengan studi
sebelumnya dengan pengukuran Iaju air permukaan.
Metode Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui perubahan kuantitas air berfungsi untuk
mengetahui potensi ketersediaan air melalui debit air permukaan, serta
potensi peningkatan limpasan permukaan sebagai dampak kegiatan.
Pmaks : Pmin x 100%
Pmaks = debit puncak maksimum, Pmin = debit puncak minimum
b. Pengukuran Kualitas Air

Metode yang digunakan untuk menentukan kualitas air adalah metode


analisis kimia yang bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur-unsur
yang berada dalam air sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.
32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Hiegiene dan Sanitasi,
Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Metode Pengumpulan Data

Pada data kualitas air untuk keperluan hygiene dan sanitasi di wilayah
proyek dengan parameter kualitas air sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 32 Tahun 2017 yaitu air untuk keperluan hygiene sanitasi
adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan untuk keperluan
sehari- hari yang kualitasnya berbeda dengan kualitas air minum.
Pengukuran dilakukanterhadap kualitas air pada sumur penduduk dan
pada lokasi pembangunan apartment. Standar baku mutu kesehatan
lingkungan untuk media air untuk keperluan hygiene dan sanitasi
meliputi parameter fisik, kimia dan biologi.

Metode Analisis Data

Sampel yang berhasil diambil kemudian diuji di laboratorium


terakreditasi agar dapat diketahui kandungan zat pada air, kemudian
dianalisis dengan membandingkan standard baku mutu sehingga
diketahui kualitas air.

Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehalan Lingkungan


untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No. Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(kadar maksimum)
1. Kekeruhan NTU 25
2. Warna TCU 50
3. Zat padat terlarut mg/l 1000
(Total Dissolved Solid)
4. Suhu oC suhu udara ± 3
5. Rasa tidak berasa
6. Bau tidak berbau

Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehalan Lingkungan


untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No. Parameter Unit Standar Baku Mutu
Wajib (kadar maksimum)
1. Total coliform CFU/100ml 50
2. E. coli CFU/100ml 0
Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehalan Lingkungan
untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No. Parameter Unit Standar Baku Mutu
(kadar maksimum)
Wajib
1. pH mg/l 6,5 - 8,5
2. Besi mg/l 1
3. Fluorida mg/l 1,5
4. Kesadahan (CaCO3) mg/l 500
5. Mangan mg/l 0,5
6. Nitrat, sebagai N mg/l 10
7. Nitrit, sebagai N mg/l 1
8. Sianida mg/l 0,1
9. Deterjen mg/l 0,05
10. Pestisida total mg/l 0,1
Tambahan
1. Air raksa mg/l 0,001
2. Arsen mg/l 0,05
3. Kadmium mg/l 0,005
4. Kromium (valensi 6) mg/l 0,05
5. Selenium mg/l 0,01
6. Seng mg/l 15
7. Sulfat mg/l 400
8. Timbal mg/l 0,05
9. Benzene mg/l 0,01
10. Zat organik (KMNO4) mg/l 10
3. Penurunan Kualitas Udara
Metode Pengumpulan Data
Data diambil dan dikumpulkan melalui pengambilan sampel kualitas udara
dan kemudian diperoleh informasi mengenai kualitas lingkungan kadar
debu di wilayah studi. Sampel yang telah diambil akan dilakukan pengujian
dan analisis di laboratorium terakreditasi. Lokasi pengambilan sampel
berada di sebelum lokasi wilayah studi dan setelah lokasi wilayah studi
yang diperkirakan terkena dampak dan terjadi perubahan.
Metode Analisis Data
Baku mutu yang menjadi dasar pengukuran udara adalah Peraturan
Pemerintah No.56 Tahun 1996. Baku mutu udara ambien adalah ukuran
batas atau kadar zat, energi dan/atau komponen yang ada atau seharusnya
ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara
ambien. Sedangkan baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah batas
kadar maksimum dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan
masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien. Sampel udara yang telah
diambil akan diuji ke laboratorium untuk diketahui jenis kandungan yang
ada diudara dan kemudian dibandingkan dengan standar baku mutu.
4. Kesehatan Masyarakat
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui:
a. observasi/pengamatan lapangan
b. wawancara dengan menggunakan kuisioner
c. wawancara mendalam (indepth interview) terhadap informan kunci
d. penelusuran data dan informasi tentang kondisi kesehatan
masyarakat setempat
e. pengumpulan data sekunder.

Berbagai data yang dikumpulkan meliputi: pola penyakit, status gizi,


macam pelayanan kesehatan, sarana sanitasi (jamban, sarana pengolahan
air limbah), kondisi sanitasi lingkungan, macam penyakit menular yang
ada, air bersih dan atau air sumur penduduk, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) masyarakat baik preventif maupun kuratif dan aspek-aspek
kependudukan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Instrumen
penelitian (kuesioner) dibuat secara khusus.

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis kondisi kesehatan masyarakat


adalah metode evaluatif, khususnya untuk mengetahui tingkat pelayanan
kesehatan di wilayah studi. Tingkat pelayanan kesehatan ini dapat
didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal Fasilitas Kesehatan dalam
suatu wilayah.

Untuk analisa aspek kesehatan masyarakat menggunakan metode analogi


yang didukung oleh data hasil kuisioner maupun data sekundar dari
puskesmas setempat. Jenis penyakit yang digunakan sebagai indikator
dalam analisa ini adalah Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), alergi
serta diare. Angka kejadian penyakit ISPA (prevalensi) akan meningkat
seiring dengan meningkatnya tingkat pencemaran udara di lingkungan
tersebut. Sedangkan diare merupakan penyakit yang dapat dijadikan
indikator penurunan kualitas lingkungan akibat genangan ataupun
pencemaran terhadap air permukaan/air sumur penduduk.

Metode Pengumpulan dan Analisis Kesehatan Masyarakat

Metode
Metode Pengumpulan
Parameter Data Analisis Alat
Data
Data
Wawancara,
penelusuran data dan
 Kondisi kesehatan informasi, Kualitatif  Interview
Kesehatan
 Layanan kesehatan observasi/pengamatan dan Guide List
masyarakat
 Data penyakit lapangan, dan analogi  Kuisioner
pengumpulan data
sekunder
C. METODE PRAKIRAAN DAMPAK BESARAN DAN PENTING
1. Metode Identifikasi Dampak
Mengidentifikasi dampak lingkungan pada proyek ini menggunakan bagan alir
(flow chart) dengan bantuan matriks interaksi. Metode ini mampu
menggambarkan hubungan timbal balik yang terjadi di lapangan hasil dari
tindakan sebab akibat dampak kegiatan proyek terhadap komponen lingkungan.
Kegunaan dari metode ini adalah :
a. Dapat menggambarkan hubungan sebab akibat dari kegiatan proyek.
b. Mempermudah dalam melihat permasalahan secara menye!uruh.
c. Metode tersebut selain dapat berfungsi untuk identifikasi dampak juga
dapat berfungsi sebagai metode evaluasi dampak.
d. Dapat terlihat adanya dampak-dampak yang berarti serta memperoleh
pikiran pikiran untuk rencana pengelolaan dan pemantauan berdasarkan
skala prioritasnya.
e. Mempermudah dalam melihat terjadinya dampak negatif dan dampak
positif.
2. Metode Prakiraan Dampak Penting
Penentuan Tingkat kepentingan dampak dilakukan pada semua dampak-
dampak hipotesis dengan mengacu pada kriteria penentu dampak penting sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu:
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Akan tetapi dalam penetapan tingkat kepentingan dampak secara umum,


dalam kajian AMDAL ini akan relatif lebih konservatif dibanding penetapan
berdasarkan SK Kep Bapedal No. 56 tahun 1994. Penetapan tingkat
kepentingan dampak ini dikelompokkan kedalam dampak penting (P) dan
tidak penting (TP). Pedoman penetapan tingkat kepentingan dampak apakah
dampak tersebut penting (P) atau tidak penting (TP) didasarkan pada kriteria
sebagai berikut.
a. Untuk jumlah manusia yang terkena dampak
Kriteria P apabila terdapat > 25% manusia tidak mendapatkan memanfaatkan
hasil atau manfaat dari proyek.
Kriteria TP apabila tidak jumlah manusia terkena dampak < 25% dari manusia
yang terkena dampak.
b. Luas wilayah persebaran dampak
Kriteria P apabila luas dampak > 0,25 kali luas wilayah studi, karena setidak-
tidaknya di daerah tersebut dalam luasan 0,25 dari luas wilayah studi
pemanfaatan ruang cukup beragam sehingga tingkat kepentingannya tinggi,
sehingga dampaknya sudah dianggap penting.
Kriteria TP apabila luas dampak < 0,25 kali luas wilayah studi.
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kriteria P apabila intensitasnya sama atau lebih besar daripada ambang batas
baku mutu, dan atau dampak berlangsung tidak hanya sesaat.
Kriteria TP apabila intensitasnya rendah (dibawah ambang batas baku mutu
dan dampaknya berlangsung hanya sesaat).
d. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak
Kriteria P apabila ada komponen lain yang terkena dampak.
Kriteria TP apabila tidak ada komponen lain yang terkena dampak.
e. Sifat kumulatif dampak
Kriteria P apabila dampak akan terakumulasi.
Kriteria TP apabila dampak tidak akan terakumulasi.
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kriteria P apabila dampak tidak berbalik.
Kriteria TP apabila dampak berbalik.
Pasca

T/P

T/P

Alih fungsi lahan


P

Kegiatan Pengelolaan
P

Limbah Padat, Cair, dan Gas


Kegiatan Transportasi
T/P
P
Operasi

penghuni apartemen
Kegiatan apartemen
P

P
Komponen Rencana Kegiatan

Rekruitmen Tenaga
T/P
P

Kebersihan Apartemen
DAMPAK PENTING DAN TIDAK PENTING

Mobilisasi Tenaga Kerja


P

Bahan Dan Peralatan


Konstruksi

Pembangunan apartemen
P

Kegiatan Keluar masuk


P

material oleh alat berat


TP

Pemerataan Lahan
Pengadaan Lahan
P
P
Pra Konstruksi

Sosialisasi Dan Publikasi

P
Masyarakat
Survei dan Investigasi

P
Tingkat Kesehatan Masyarakat
Sosial Budaya dan Ekonomi
Komponen Lingkungan

Kualitas Air Permukaan


Kualitas Udara Ambien

Sanitasi Lingkungan
Kependudukan
Transportasi
Kebisingan
3. Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting

Tujuan dilakukan evaluasi dampak besar dan penting lingkungan akibat


dari komponen kegiatan yang direncanakan adalah memutuskan/menentukan
jenis dampak hipotetik yang akan dikelola, jenis dampak tersebut ditelaah
secara holistik, dan memberikan arahan atau alternatif pengelolaannya.
Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah non matrik yaitu
dengan pendekatan deskriptif-kualitas berdasarkan informasi besaran dan
tingkat kepentingan masing-masing jenis dampak penting hipotetik dengan
bagan alir. Adapun keputusan tentang jenis dampak hipotetik yang akan
dikelola adalah jenis dampak yang termasuk kategori dampak penting yang
dikelola (PK) yang ditetapkan berdasarkan dua kriteria sederhana berikut:
 Pada prameter linkungan yang memiliki Baku Mutu Lingkungan tertentu:
apabila tingkat kepentingannya (ΣP) > 3 dan dampak negatif yang
diprakirakan akan terjadi menyebabkan perubahan nilai pada parameter
tertentu sehingga nilai itu akan melebih baku mutu yang berlaku, maka
kesimpulan dampaknya termasuk kategori dampak penting yang dikelola
(PK).
 Pada prameter linkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan:
Apabila (ΣP) ≥ 3 dan besaran angka prakiraan dampak ≥ (+/-) 2, maka
kesimpulan dampaknya masuk kategori dampak penting yang dikelola (PK).
 Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak tidak
penting dan tidak dikelola (TPK).
Diluar kedua kriteria di atas, kesimpulan hasil evaluasi adalah dampak tidak
penting dan tidak dikelola (TPK). Bila dampak yang disimpulkan merupakan
dampak penting yang dikelola (PK), maka dampak-dampak itulah yang akan
dijadikan dasar untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan. Hasil evaluasi dampak besar dan penting
disajikan dalam table berikut ini :
BESAR KECILNYA DAMPAK

Komponen Rencana Kegiatan


Pra Konstruksi Konstruksi Operasi Pasca Jumlah

Kegiatan Keluar masuk material

Kegiatan Transportasi penghuni


Rekruitmen Tenaga Kebersihan
Mobilisasi Tenaga Kerja Bahan

Kegiatan Pengelolaan Limbah


Sosialisasi Dan Publikasi

Pembangunan apartemen
Survei dan Investigasi

Padat, Cair, dan Gas


Kegiatan apartemen
Pemerataan Lahan
Pengadaan Lahan

Alih fungsi lahan


oleh alat berat

Dan Peralatan
Masyarakat

Apartemen

apartemen
Komponen Lingkungan

Kualitas Udara Ambien 2/3 1/3 3/3 3/3 2/3 11/15


Kebisingan 2/3 1/1 3/3 2/3 8/10
Kualitas Air Permukaan 1/2 1/3 1/1 3/6
Transportasi 1/3 1/1 3/3 2/3 3/3 1/3 11/16
Sosial Budaya dan Ekonomi 3/3 3/3 6/6
Kependudukan 2/3 2/3
Tingkat Kesehatan Masyarakat 1/1 1/1 1/3 3/5
Sanitasi Lingkungan 1/1 1/1 1/3 1/1 4/6
JUMLAH DAMPAK PENTING DAN TIDAK PENTING

Komponen Kegiatan Jumlah “P” Dampak Keterangan

Kualitas Udara Ambien 4 4 Besar dan penting

Kebisingan 1 2 Kecil dan tidak penting

Kualitas air Permukaan 3 3 Besar dan penting

Transportasi 2 5 Kecil dan penting

Sosial Budaya dan ekonomi 2 0 Kecil dan penting

Kependudukan 2 1 Kecil dan tidak penting

Tingkat Kesehatan Masyarakat 1 2 Kecil dan tidak penting

Sanitasi Lingkungan 2 2 Kecil dan tidak penting


D. METODE EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK
LINGKUNGAN

Evaluasi secara holistik dapat berupa pengkajian secara totalitas dengan beragam
dampak pada setiap komponen lingkungan hidup dengan usaha atau kegiatan penyebab
dampak. Evaluasi ini merupakan evaluasi terhadap dampak penting hipotetik (DPH)
baik bersifat penting maupun tidak penting, pada kejadian ruang dan waktu yang sama.
Pengkajian terhadap dampak penting hipotetik (DPH) bertujuan untuk mengetahui
keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam rangka
penentuan karakteristik dampak secara total terhadap kegiatan. Secara umum dampak
yang bersifat holistik terjadi dalam satu pelaksanaan kegiatan.

Metode yang digunakan dalam evaluasi ini dengan menggunakan matiks interaksi
antara dampak penting hipotetik (DPH) dengan ruang dan waktu terjadinya dampak.
Pada keseluruhan dampak penting hipotetik (DPH) baik bersifat penting maupun tidak
penting dari hasil perkiraan dampak yang akan diperkirakan ruang dan waktu terjadinya
dampak. Setiap identifikasi ini, menghasilkan dampak penting hipotetik (DPH) yang
memiliki ruang dan waktu sama ataupun tidak sama pada kegiatan tersebut.

Kajian dalam keterkaitan dampak penting hipotetik (DPH) memberikan cara


alternatif dalam komponen rencana usaha ataupun kegiatan, yang dapat diuraikan dan
diberikan rekomendasi pilihan terbaik. Pemberian rekomendasi dapat dilakukan melalui
hasil pengkajian berupa keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik (DPH) yang
mencakup informasi sebagai berikut :

a. Keterkaiatan dan interaksi dampak penting hipotetik (DPH) beserta


karakteristiknya, seperti frekuensi, durasi dan intensitas dampak yang akhirnya
digunakan untuk menentukan sifat penting dan besaran dari setiap dampak yang
telah disesuaikan pada ruang dan waktu yang sama.

b. Setiap komponen rencana usaha ataupun kegitan yang banyak menimbulkan


dampak lingkungan.

c. Area yang harus diperhatikan (area of concerns) beserta luasannya (lokal, regional,
nasional, maupun internasional lintas batas negara), contohnya seperti :
1) Area yang terkena paparan langsung dari beberapa dampak serta
pemukiman masyarakat

2) Area yang rentan bencana terkena berbagai dampak lingkungan dan/atau


3) Kombinasi dari area yang dimaksud pada huruf a dan b atau lainnya.

Anda mungkin juga menyukai