(KA AMDAL)
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DHIKA UNIVERSE SARDJITO
Dosen Pengampu: Sardjito Eko Windarso SKM, M.Kes
Disusun Untuk Memenuhi Tugas AMDAL
Disusun oleh :
Kelompok 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk menuntut pembangunan di kota untuk memenuhi
kebutuhan papan penghuninya. Pertumbuhan penduduk yang terus menerus ditambah
lagi dengan pendatang yang ingin merubah nasibnya di kota besar mengakibatkan lahan
du kota Yogyakarta semakin terbatas untuk dijadikan sebuah tempat tinggal.
Apartemen dinilai sebagai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern
seperti sekarang, lokasinya yang berada dekat denagn pusat Kota Yogyakarta
memudahkan untuk tetap beraktifitas. Selain itu apartemen menghemat lahan untuk
pembuatan hunian. Tetapi dengan catatan apartemen yang ramah lingkungan.
Apartemen Dhika Universe rencananya akan dibangun di tengah jantung Kota
Yogyakarta tepatnya di Jl. Prof. Dr. Sardjito, dengan hanya berjarak kurang dari 900
meter ke Tugu Yogyakarta, 1.6 km menuju tempat wisata Jl. Malioboro dan selangkah
untuk menuju Universitas Gadjah Mada serta dikelilingi oleh berbagai tempat fasilitas
umum terdekat seperti RS. Dr. Sardjito, RS. Panti Rapih, Stasiun Tugu Yogyakarta.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang timbul
dari suatu kegiatan maka dilakukan kajian kelayakan lingkungan berupa kajian Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang di dalamnya memuat Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL). RKL adalah dokumen yang berisi upaya penanganan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, pasal 1 butir 5). RPL adalah
dokumen yang berisi upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak besar dan penting akibat dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan (PP. No.
27 tahun 1999 pasal 1 butir 6, Kep MenLHNo. 45 tahun 2005). Hal ini mengisyaratkan
bahwa AMDAL harus dapat dijadikan instrumen untuk mitigasi bencana serta
pelengkap bagi kelayakan teknis (soil investigastiondan rancangan struktur bangunan)
B. Tujuan Proyek
1. Menciptakan sebuah wadah untuk menampung berbagai fungsi seperti hunian,
kegiatan bisnis, hiburan, serta kegiatan penunjang lainnya didalam suatu kompleks
apartment untuk mengatasi ledakan penduduk, menghilangkan kawasan kumuh,
komitmen menjaga lingkungan, efisiensi lahan dan upaya mendekatkan warga
dengan tempat kerjanya.
2. Menyediakan hunian vertikal dan fungsi penunjang yang sesuai sasaran dengan
daya beli masyarakat golongan menengah ke atas yang dilengkapi fasilitas
penunjang bagi penggunanya dengan pemanfaatan lahan se efisien mungkin agar
dapat tercapai intensitas penggunaan lahan yang tinggi.
3. Menyediakan bangunan beragam fungsi yang dapat menjawab permasalahan global
warming terutama pada penborosan energi yang bersumber dari penghawaan
buatan dalam segi arsitektural.
PT. Adhi Persada Properti beralamatkan di Gedung Grand Dhika City Jatiwarna
Tower Arlington Lt. G, Jl. Raya Hankam, Exit Toll KM 37
PT. Adhi Persada Properti adalah perusahaan pengembang yang telah lama
bergerak pada sektor hunian, gedung komersial, dan pengelolaan property serta telah
menghasilkan sejumlah gedung perkantoran, komersial, hunian yang berkualitas prima.
PT. Adhi Persada Properti, mendapat sertifikat ISO 9001 dari Lloy`d Register
quality Assurance, kemudian ditingkatkan menjadi versi ISO 9001:2008 pada bulan
Oktober tahun 2010 dengan ruang lingkup Design and Development of Building and
Housing Project, dan berbagagai sertifikat yang telah dikantongi.
BAB II
PELINGKUPAN
A. Deskripsi Kegiatan
Apartemen Dhika Universe akan dibangun diatas luas lahan 4.934 m2.
Memiliki 10 lantai, dengan 564 unit dengan Tipe Deluxe (ukuran 35,10 m2), 1 Bed
Room (ukuran 49,63 m2), dan 2 Bed Room (ukuran 69,10 m2). Direncanakan akan
siap huni tahun 2021.
Dilengkapi dengan fasilitas seperti: kolam renang, jogging track, meeting hall,
grand lobby, gym, shuttle car, bicycle, akses kartu, dan parking area yang luas.
Berhubungan dengan luas parkir, estimasi jumlah kendaraan yang akan ditampung
ialah 600-1000 unit dan menampung kurang lebih1200-2000 penghuni.
a) Titik A
2) Komponen Kebisingan
Dalam proses pembangunan apartemen Dhika Universe
menghasilkan suara bising yang dihasilkan oleh alat-alat berat. Hal ini
dapat mengganggu masyarakat yang berada di sekitar pembangunan
apartemen tersebut.
3) Komponen Air
Apartemen Dhika Universe merupakan daerah dataran rendah
yang berada di jantung kota, pasokan sumber air berasal dari 100% suply
PDAM untuk operasional apartemennya.
4) Keadaan Geografis
Secara Geografis Apartemen Dhika Universe Sardjito terletak di
Jalan Prof. DR. Sardjito, Terban RW 02, Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, Daerah Isimewa Yogyakarta. Lokasi pembangunan
tersebut berada dilingkungan padat penduduk, dimana terdapat 350 KK
yang berada disekeliling apartemen tersebut. Letak apartemen ini sangat
strategis, dimana apartemen ini hanya berjarak 900 meter ke Tugu
Yogyakarta, 1,6 km menuju ke tempat wisata Jalan Maliboro, dekat
dengan Universitas Gadjah Mada, dan disekitarnya terdapat rumah sakit
Dr. Sardjito dan Panti Rapih, serta Stasiun Tugu Yogyakarta. Apartemen
Dhika Universe Sardjito mempunyai luas lahan 4934 m2, dengan luas
bangunan 22,40 m2.
5) Kualitas Udara Ambien
Kualitas udara disekitar apartemen ketika saat dibangun dan
setelah dibangun tentu akan berbeda, pada saat dibangun, kualitas udara
sekitar apartemen akan menghasilkan polutan debu hasil dari proses
alat-alat berat yang bekerja membangun apartemen tersebut. Hal ini
dapat meresahkan dan mengganggu warga mengingat pembangunan
apartemen berada di sekitar pemukiman warga. Warga merasa resah
karena debu tersebut dapat menyebar terbawa oleh angin dan dapat
menyebabkan pencemaran pada sumber air, makanan serta dapat
menyebakan gangguan pernafasan serta alergi.
Berikut data dari pengukuran kadar debu di luar dan di dalam
pembangunan apartemen Dhika Universe Sardjito yang diambil pada
tanggal 2 April 2019 :
1) Komponen Sosial
Kecamatan Gondokusuman merupakan kecamatan dengan luas
wilayah terbesar kedua di Kota Yogyakarta yang terletak di sebelah
timur laut dari pusat Kota Yogyakarta, terdiri dari 5 (lima) Kelurahan,
yaitu Kelurahan Demangan, Kelurahan Baciro, Kelurahan Klitren,
Kelurahan Kotabaru dan Kelurahan Terban. Dengan luas wilayah
kurang lebih 398,7 ha, dengan jumlah penduduk sebesar 42.774 jiwa
(20.721 jiwa Laki-laki dan 22.053 jiwa Perempuan) dengan jumlah
kepadatan penduduk kurang lebih sebesar 18.442 jiwa/km2. Pada
Kecamatan Terban sendiri jumlah penduduk sebesar 9.136 jiwa dengan
penduduk berjenis kelamin laki-laki 4.275 jiwa dan perempuan 4.761
jiwa.
2) Komponen Ekonomi
Salah satu pusat perekonomian bagi suatu daerah adalah pasar.
Sehingga keberadaannya sangatlah penting tidak hanya bagi pendorong
roda perekonomian tapi juga bagi ketersediaan bahan pokok bagi
masyarakat sekitar. Secara keseluruhan di Kecamatan Gondokusuman
terdapat 4 pasar tradisional. Jumlah bank di Kecamatan Gondokusuman
sebanyak 35 unit, yang tersebar di seluruh kelurahan. Kelurahan
Kotabaru tercatat paling banyak jumlah banknya yaitu 11 diikuti, Terban
dan Demangan 10, Klitren 3 dan di Baciro hanya terdapat 1 bank. Untuk
jumlah supermarket di Kecamatan Gondokusuman ada 5 , terbanyak di
Klitren (3) sedangkan Baciro dan Kotabaru tercatat tidak terdapat
fasilitas supermarket.
C. HASIL PELIBATAN MASYARAKAT
1. Informasi Deskriptif
ini berdekatan dengan Kali Code, di sisi selatan lokasi apartemen terdapat
permukiman warga yang sebagian berdiri di atas tebing sungai dan sebagian
permukiman padat warga dan dekat dengan wilayah kampus UGM. Apartemen
ini bersinggungan langsung dengan jalan yang ramai padat dilewati oleh
kabar
mengeluhkan pasokan air bersih dari PDAM untuk warga seringkali tidak
lancar. Pasokan air bersih untuk warga baru lancar ketika malam hari.
Walaupun banyak warga yang tinggal dipinggiran Kali Code, warga tetap
tinggal di desa-desa terkena dampak ini khawatir bila kekurangan air bersih
volume air sumur warga. Ditambah dengan penggunaan air PDAM, warga
khawatir bila pipa distribusi dijadikan satu dengan pipa distribusi warga.
mencemaskan risiko bencana yang bisa saja terjadi dan menimpa warga.
bahwa tebing yang berada di dekat rumah mereka beberapa sudah retak-retak.
jalan.
lalang yang mengganggu lalu lintas dan debu dari konstruksi yang
masyarakat sekitar
1. Dampak potensial
penunjangnya terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi,
operasi, dan pasca operasi. Ketiga tahap ini digunakan untuk memudahkan
pembahasan rencana kegiatan yang akan ditelaah karena diperkirakan dan dapat
dan lainnya serta berperan tak langsung dengan memberikan saran dan
3) Pengadaan lahan
ekosistem di lahan yang berupa sawah dan tegalan yang semula menjadi
habitat asli bagi hewan endemik seperti ular, tikus, dan burung. Hal ini
b. Tahap Konstruksi
1) Pemerataan tanah
Proses persiapan lahan pada tapak proyek dengan adanya aktivitas
penggalian tanah serta pemerataan tanah akan menimbulkan debu dan
kebisingan yang mengakibatkan peningkatan kadar debu dan
peningkatan kebisingan. Persiapan lahan mangadakan kegiatan berupa
pengerukan lapisan tanah, penebangan vegetasi serta pembersihan
lapisan tanah. Dengan adanya kegiatan penebangan vegetasi maka
timbul penghilangan tanaman, dan dengan adanya pengerukan timbul
adanya reduksi julah fauna yang berupa biota darat. Kegiatan tersebut
juga menimbulkan perubahan tutupan lahan yang ada disekitar lokasi
wilayah tapak proyek, sehingga pelaksana kegiatan hars menyiapkan
rencana kegiatan sebaik mungkin untuk menjaga kondisi lingkungan
dan untuk meminimalisir dampak yang mungkin timbul
2) Kegiatan keluar masuk oleh alat berat
Kegiatan mendatangkan ke lokasi (mobilisasi) dan
mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai spesifikasi yang
ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan
darat (trailer / truck besar) atau alat angkut air (ponton). Material yang
masuk menggunakan truk, mateial akan ditimbun di beberapa titik
lokasi.
c. Tahap Operasi
1) Rekruitmen Tenaga Kebersihan Apartemen
Rekrutmen tenaga kerja operasional dapat mengurangi tingkat
pengangguran terutama di sekitar lokasi rencana kegiatan, karena
rekruitmen ini diutamakan bagi penduduk atau masyarakat lokal di
lokasi wilayah Desa Ngijo tersebut, dimana sistem poin tinggi didapat
apabila pelamar berasal dari daerah sekitar pabrik. Hal ini juga dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi berupa penyediaan makanan,
minuman, ataupun kontrakan untuk pekerja yang berasal dari daerah
cukup jauh. Jika hal ini dapat terlaksana dengan baik maka dapat dengan
efektif mengurangi keresahan masyarakat sehingga dapat
mengantarkan persepsi dan sikap masyarakat yang positif terhadap
industry
2) Pembongkaran basecamp, pengembalian alat-alat proyek
Pembongkaran basecamp sementara dapat menyisakan bekas-
bekas bangunan seperti paku, potongan kayu, besi, yang dapat
menyebabkan kecelakaan. Proses pengembalian alat-alat proyek dapat
mengakibatkan kemacetan dan terganggunya arus lalu lintas.
3) Penataan lahan dan peresmian
Penataan lahan dimaksudkan untuk menata ulang terutama flora
yang ada dilingkungan apartemen dengan menanam tumbuhan atau
pohon dijalur yang sudah ditentukan dan dengan jenis tanaman yang
tidak membahayakan para penghuni apartemen. Sedangkan peresmian
akan berdampak pada kecemburuan sosial warga yang ada di sekitaran
apartemen.
4) Kegiatan pengelolaan limbah cair, padat, dan gas
Limbah apartmen yang dihasilkan oleh kegiatan apartemen ini
meliputi limbah padat, cair dan gas. Limbah padat yang tersapu oleh air
serta residu bentuk cair dari kegiatan rumah tangga yang dibuang
menyebabkan penurunan fauna berupa biota air di sungai. Limbah gas
yang dihasilkan dapat mengganggu ekosistem di sekitar lingkungan
rencana kegiatan yang berkaitan dengan penurunan pertumbuhan flora.
Pengelolaan limbah gas diadakan guna untuk mengurangi penurunan
kualitas udara dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan
masyarakat. Hal ini akan mengurangi tingkat keresahan masyarakat
dan mengubah persepsi masyarakat kearah yang positif.
d. Tahap Pasca Operasi
1) Alih fungsi lahan
Pengembalian peruntukkan lahan pasca operasi menjadi hal yang
positif bagi masyarakat yaitu dengan kembalinya kegiatan atau mata
pencaharian masyarakat. Pengembalian peruntukkan lahan akan
dilakukan dengan kegiatan pengembalian peruntukkan yang akan
mengurangi keresahan masyarakat dan mempertahankan persepsi dan
sikap masyarakat kearah positif.
2) Perluasan bangunan dan penambahan lantai
Dalam puluhan tahun kedepan diperkirakan adanya perluasan
baguanan. Perkiraan dampak yang ditimbulkan adalah membeli lahan
disekitar gedung dan berkurangnya lahan hijau. Keresahan warga
sekitar. Dan dalam beberapa puluh tahun kedepan diperkirakan adanya
penambahan lantai. Perkiraan dampak yang ditimbulkan menonaktifkan
gedung dan dapat mengganggu perkuliahan
3) Pelepasan tenaga kerja
Peningkatan pengangguran disebabkan oleh pelepasan tenaga
kerja karena kegiatan apartemen yang sudah selesai dalam beroperasi.
Angka pengangguran yang meningkat tentunya berdampak pada
keresahan masyarakat tentang kelanjutan mata pencaharian tenaga
kerja pasca Apartemen Dhika Universe Yogyakarta merencanakan
tenaga kerja tersebut untuk kegiatan reklamasi lahan. Dengan
pemanfaatan kembali tenaga kerja maka masyarakat dapat memberikan
respon berupa persepsi dan sikap masyarakat yang positif
DAFTAR DAMPAK POTENSIAL
Kegiatan Dampak Potensial DP/DS/DT
PRA KONSTRUKSI
1. Keresahan Masyarakat DT
1. Survei Dan Investigasi
2. Persepsi Dan Sikap Masyarakat DT
Keresahan Masyarakat DT
OPERASI
Penurunan Kesehatan DS
Masyarakat
Keresahan Masyarakat DT
Keresahan Masyarakat DT
3. Flora DP
4. Perubahan Tutupan Lahan DP
5. Fauna DP
8. Peningkatan Kebisingan DP
9. Penurunan Kesehatan DS
Masyarakat
PASCA OPERASI
2. Fauna DP
Keresahan warga DT
Konstruksi
Operasi
PASCA OPERASI
B. Tahap Konstruksi
1. Meningkatnya kebisingan, Debu halus, Polusi udara
Peningkatan debu dan kebisingan akibat mobilisasi tenaga kerja, bahan dan
peralatan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat disekitar
proyek tersebut. Penurunan kualitas udara dan kebisingan akan mengganggu
tingkat kenyamanan lingkungan, kualitas udara yang menurun (kadar debu
meningkat) tentunya akan membawa dampak penyakit. Perubahan terhadap
kualitas udara (debu dan kebisingan) harus dikaji secara mendalam antara
sebelum adanya pembangunan dan setelah pembangunan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh penurunan kualitas udara sebagai dampak adanya
pembangunan. Sehingga dampak penurunan kualitas udara akibat mobilisasi
tenaga kerja, bahan dan peralatan menjadi dampak penting hipotetik yang dikaji
dalam ANDAL.
Penurunan kualitas udara akibat persiapan lahan pada tapak proyek,
pembangunan fisik gedung jalan serta sarana dan prasarana perlu dilakukan
upaya mitigasi. Perataan lahan akan membawa sebaran debu dan tingkat
kebisingan oleh peralatan yang digunakan. Kadar debu dan kebisingan dalam
tingkat tinggi menjadi kekhawatiran masyarakat. Selain itu, lahan yang
digunakan sebagai lokasi pembangunan apartemen membawa dampak terhadap
peningkatan kadar debu dan hal ini merupakan peranan penting untuk kehidupan
masyarakat serta masyarakat memiliki tingkat kekhawatiran terhadap penurunan
kesehatan masyarakat. Kegiatan pembangunan fisik memacu untuk peningkatan
kebisingan dengan datangnya peralatan berat yang digunakan serta datangnya
material gedung akan meningkatkan kadar debu yang bersebaran maka
pembuatan jalan juga mengakibatkan penurunan kualitas udara, persebaran
debu, aroma aspal dapat mengganggu kehidupan masyarakat yang berada
disekitar lokasi proyek. Sehingga menjadi dampak penting hipotetik dan dikaji
dalam ANDAL.
2. Perubahan Tutupan Lahan
Perubahan tutupan lahan pada tahap konstruksi akan berdampak pada
perubahan ekosismtem yang dapat menyebabkan hilangnya beberapa vegetasi
lahan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi tenaga kerja, bahan, dan
peralatan, serta persiapan lahan pada tapak proyek. Jenis flora dan fauna di lokasi
tapak proyek dan sekitarnya tidak termasuk dalam jenis yang langka dan harus
dilindungi, sehingga menjadi dampak tidak penting hipotetik dan tidak dikaji
dalam ANDAL.
3. Perubahan Persepsi Dan Sikap Masyarakat
Perubahan persepsi dan sikap pada tahap pasca operasi sangat menentukan
respon akhir dari kegiatan pembangunan Apartemen Dhika Universe pada
kegiatan sosialisasi perubahan persepsi dan sikap masyarakat menjadi dampak
penting hipotetik karena perubahan persepsi dan sikap masyarakat pada kegiatan
sosialisasi menjadi cikal bakal respon masyarakat untuk kegiatan pasca operasi
selanjutnya. Berdasarkan kondisi diatas maka dampak penting hipotetik dan
dikaji dalam dokumen ANDAL.
C. Tahap Operasi
1. Penurunan kualitas tanah (pencemaran sampah) dan Pencemaran Limbah Cair
Pada kegiatan apartemen tentu akan menimbulkan limbah baik cair, padat
maupun gas. Limbah yang dihasilkan apabila tidak terkelola dengan baik maka
akan menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara. Dampak pencemaran
tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan flora mengingat tumbuhan
membutuhkan unsur hara dari tanah, air tanah dan zat di udara. Dampak
penurunan flora pada kegiatan tersebut merupakan dampak penting hipotetik dan
akan dibahas dalam dokumen ANDAL.
2. Penurunan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan pengolahan limbah padat, cair, dan gas dapat menurunkan derajat
kesehatan masyarakat jika limbah tersebut sampai mencemari lingkungan yang
menunjang kehidupan masyarakat sekitar sehari-hari. Dengan tidak terkelolanya
limbah cair dengan baik mampu menjadikan sumber penyakit bagi masyarakat
sekitar.
3. Keresahan Masyarakat
Kegiatan pengolahan limbah padat, cair, dan gas dapat menimbulkan
keresahan masyarakat. Menurut hasil analisis penentuan dampak penting
hipotetik maka seluruhnya perlu dibahas dalam dokumen ANDAL atau
tergolong dampak penting hipotetik. Selain itu pengolahan limbah padat, cair
dan gas menimbulkan keresahan masyarakat yang dikhawatirkan apabila limbah
tidak terkelola dengan baik dan mengakibatkan dampak pencemaran di
lingkungan mereka. Dampak keresahan masyarakat pada kegiatan tersebut
merupakan dampak penting hipotetik dan akan dibahas dalam dokumen
ANDAL, dikarenakan diperkirakan keresahan masyrakat pada kegiatan tersebut
berpotensi untuk meningkat.
4. Peningkatan Kadar Debu, dan Peningkatan Kebisingan
Penurunan kualitas udara setelah pembangunan hingga akhirnya apartemen
dapat beroperasi sangatlah penting karena hal tersebut sangat mempengaruhi
pada kehidupan masyarakat dan menjaga kualitas hidup masyarakat tetap baik
walaupun aktifitas apartemen telah berjalan. Penurunan kualitas udara yang
disebabkan oleh kegiatan operasional apartemen, kegiatan transportasi penghuni
apartemen, tergolong dalam Dampak penting Hipotetik yang nanti akan dibahas
dalam dokumen ANDAL. Selain itu, kegiatan transportasi penghuni apartemen
akan meningkatkan kadar kebisingan. Sehingga, selain mempengaruhi
kehidupan masyarakat dari segi lingkungan juga dapat meningkatkan
kekhawatiran masyarakat atas kecemburuan sosial yang akan terjadi.
5. Perubahan Kuantitas/Kualitas Air
Kegiatan yang mempengaruhi kualitas air adalah kegiatan rumah tangga
dalam aktivitas apartemen. Namun, perbedaannya yang tergolong dalam dampak
penting hipotetik adalah yang berasal dari kegiatan operasional apartemen
sehingga dampak ini akan dikaji dalam dokumen ANDAL. Pada Pengelolaan
limbah padat, cair dan gas tidak tergolong penting dan menimbulkan
kekhawatiran masyarakat, karena kualitas air akan terjaga berikut dengan
kegiatan ini sendiri akan mencegah dan menanggulangi limbah cair agar tidak
mempengaruhi kualitas air. Operasional apartemen menghasilkan banyak
limbah cair atau mempengaruhi kualitas air dan menurunkan kualitas air jika
limbah cair mencemari sumber air bersih. Mengingat dampak ini merupakan
dampak yang berperan penting terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat dan
adanya kekhawatiran tinggi tehadap terjadinya dampak maka
menjadikan dampak penurunan kuantitas/kualitas air menjadi dampak penting
hipotetik dan akan dibahas dalam dokumen ANDAL.
DPH
Kegiatan Dampak Potensial
PRA KONSTRUKSI
1. Survei Dan 1. Keresahan Masyarakat
Investigasi
Keresahan
2. Persepsi Dan Sikap
Masyarakat
Masyarakat
2.Sosialisasi Dan 1. Keresahan Masyarakat
Publikasi Ke
Masyarakat 2. Persepsi Dan Sikap Persepsi Dan Sikap
Masyarakat Masyarakat
1. Alih Fungsi Lahan Alih fungsi lahan
3. Kecelakaan kerja
4. Banyaknya debu yang Banyaknya debu yang
dihasilkan dari proses dihasilkan dari proses
pembangunan pembangunan
5. Mobilisasi Tenaga 1. Penurunan Kualitas Penurunan Kualitas
Kerja, Bahan Dan Udara Udara
Peralatan 2. Perubahan Tutupan Perubahan Tutupan
Lahan Lahan
DPH
Kegiatan Dampak Potensial
OPERASI
4. Peningkatan Kepadatan
Lalu Lintas
5. Peningkatan Kepadatan
Penduduk
3. Keresahan Masyarakat
3. Flora
5. Fauna
6. Perubahan Perubahan
Kuantitas/Kualitas Air Kuantitas/Kualitas
Air
7. Peningkatan Kadar Debu
8. Peningkatan Kebisingan
9. Penurunan Kesehatan
Masyarakat
10. Keresahan Masyarakat
PASCA OPERASI
Pengelolaan
Deskripsi Lingkungan
Rencana yang Sudah Komponen
Pelingkupan
Kegiatan yang Direncanaka Lingkunga Batas Batas
Berpotensi n Sejak Awal n yang Wilaya Waktu
Menimbulkan sebagai Terkena h Studi Kajian
Dampak Bagian dan Dampak Dampak
Lingkungan Rencana Dampak Evaluasi Dampak
Penting
Kegiatan Potensial Potensial
Hipotetik
Tahap Operasi
Operasional Fisik-kimia Penurunan Sampah yang Dapat Apartemen 20 tahun
apartemen kualitas dihasilkan dari disimpulkan dan tahap
tanah aktivitas dapat menjadi wilayah operasi
(pencemaran menjadi dampak sekitarnya
sampah) sumber penting
pencemar hipotetik dan
tanah. dikaji dalam
Kegiatan ini dokumen
menjadi ANDAL.
kekhawatiran
oleh
masyarakat
sehingga perlu
dilakukan
pengelolaan
terhadap
dampak
Fisik-kimia Pencemaran Limbah cair Dapat Sungai 20 tahun
limbah cair yang disimpulkan code, tahap
dihasilkan dari menjadi badan air operasi
aktivitas dampak disekitar
hunian dapat penting apartemen
menjadi hipotetik dan
sumber dikaji dalam
pencemar dokumen
tanah dan ANDAL.
badan air.
Kegiatan ini
menjadi
kekhawatiran
oleh
masyarakat
sehingga perlu
dilakukan
pengelolaan
terhadap
dampak
Fisik-kimia Pencemaran Limbah padat Dapat Tanah 20 tahun
limbah padat yang disimpulkan disekitar tahap
dihasilkan dari menjadi apartemen operasi
aktivitas dampak tidak
hunian dapat penting
menjadi hipotetik dan
sumber tidak dikaji
pencemar dalam
tanah. dokumen
Kegiatan ini ANDAL.
menjadi
kekhawatiran
oleh
masyarakat
sehingga perlu
dilakukan
pengelola an
terhadap
dampak
menjadi
kekhawatiran
masyarakat
terhadap hal
ini
Flora Limbah yang Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
tidak dikelola sebagai n tahap
dengan baik dampak tidak apartemen operasi
akan penting dan
menurunkan hipotetik dan sekitarnya
kulitas dan tidak dikaji
kuantitas dalam
tanaman yang ANDAL
ada diwilayah
apartemen
Perubahan Lahan untuk Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Tutupan pembangunan sebagai n tahap
Lahan apartemen dampak tidak apartemen operasi
dikhawatirkan penting dan
jumlah variasi hipotetik dan sekitarnya
flora dan fauna tidak dikaji
berkurang dalam
namundisekita ANDAL
r apartemen
bukan
merupakan
jenis flora dan
fauna yang
dilindungi atau
langka
Fauna Limbah yang Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
tidak dikelola sebagai n tahap
dengan baik dampak tidak apartemen operasi
akan penting dan
menurunkan hipotetik dan sekitarnya
kulitas dan tidak dikaji
kuantitas dalam
fauna yang ANDAL
ada diwilayah
apartemen
Perubahan Residu Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kuantitas/Kua kegiatan sebagai n tahap
litas Air apartemen dampak apartemen operasi
berupa limbah penting dan
cair hipotetik dan sekitarnya
menyebabkan dikaji dalam
potensi ANDAL
penurunan
kualitas air,
komponen ini
memiliki
peranan
penting dan
kekhawatiran
masyarakat
terhadap hal
ini tinggi
Peningkatan Peningkatan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kadar Debu kadar debu sebagai n tahap
yang dampak tidak apartemen operasi
disebabkan penting dan
oleh kegiatan hipotetik dan sekitarnya
tidak dikaji
operasional
dalam
apartemen, ANDAL
kegiatan
transportasi
penghuni
apartemen
Peningkatan Peningkatan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kebisingan kebisingan sebagai n tahap
yang dampak tidak apartemen operasi
disebabkan penting dan
oleh kegiatan hipotetik dan sekitarnya
tidak dikaji
operasional
dalam
apartemen, ANDAL
kegiatan
transportasi
penghuni
apartemen dan
aktivitas
sehari-hari
Penurunan Seiringnya Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Kesehatan penurunan sebagai n tahap
Masyarakat kualitas udara dampak tidak apartemen operasi
dan kualitas air penting dan
maka hipotetik dan sekitarnya
kekhawatiran tidak dikaji
muncul dalam
terhadap ANDAL
penurunan
kesehatan
masyarakat
Keresahan Keseluruhan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Masyarakat kegiatan pada sebagai n tahap
operasional dampak tidak apartemen operasi
apartemen penting dan
akan hipotetik dan sekitarnya
menyebabkan tidak dikaji
keresahan dalam
masyarakat ANDAL
namun
masyarakat
masih bisa
menerima
Perubahan Perubahan Disimpulkan Lingkunga 20 tahun
Persepsi Dan persepsi dan sebagai n tahap
Sikap sikap dampak tidak apartemen operasi
Masyarakat masyarakat penting dan
merupakan hipotetik dan sekitarnya
dampak tidak dikaji
sekunder, dalam
apabila ANDAL
dampak primer
teratasi maka
dampak ini
dapat terkelola
Pengelolaan
Deskripsi Lingkungan
Rencana yang Sudah Komponen
Pelingkupan
Kegiatan yang Direncanaka Lingkunga Batas Batas
Berpotensi n Sejak Awal n yang Wilaya Waktu
Menimbulkan sebagai Terkena h Studi Kajian
Dampak Bagian dan Dampak Dampak
Lingkungan Rencana Dampak Evaluasi Dampak
Penting
Kegiatan Potensial Potensial
Hipotetik
Pasca Operasi
Alih Fungsi Biologi Flora - Mengembalikan Disimpulkan Lingkunga Setelah
Lahan keadaan seperti sebagai n tahap
semula sebelum dampak apartemen operasi
dibangunnya tidak penting dan
apartemen hipotetik dan sekitarnya
tidak dikaji
dalam
ANDAL
2. Batas Proyek
Batas Proyek ini merupakan ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan
pembangunan Dhika universe Apartemen akan dilakukan, termasuk kegiatan pada
tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap, operasi, dan tahap pasca operasi yang
dilakukan oleh pemrakarsa kegiatan pembangunan.Berdasarkan izin lokasi yang
telah diperoleh, pembanguan industri berada di lahan seluas 30,71 m² yang terletak
di Jl. Prof. DR. Sardjito, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.
3. Batas Ekologis
Batas ekologis merupakan ruang terjadinya sebaran dampak-dampak yang
diperkirakan timbul dengan adanya rencana pembangunan Dhika Universe
Apartemen, mengikuti masing-masing media lingkungan dimana proses alami yang
berlangsung dalam ruang tersebut diperkirakan mengalami perubahan mendasar.
Dalam hal ini media lingkungan yang diperkirakan mengalami perubahan adalah
sungai, udara, serta tanah atau lahan.
a. Dampak perubahan bentang alam
Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa tanah dan lahan. Batas
ekologis dampak ini adalah area industri seluas 30,71 m² . Batas ekologis
dampak perubahan bentang alam diperkirakan berada sekitar Desa Terban, Kec.
Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.
b. Dampak perubahan laju erosi
Dampak ini mengikuti media lingkungan tanah dan lahan. Batas ekologis
dampak ini adalah sekitar Desa Terban, Kec. Gondokusuman, Kota
Yoagyakarta.
c. Dampak kadar debu dan kebisingan
Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa aliran udara ambien.
Sehingga warga merasakan dampak dari pembangunan ini berupa debu dan
kebisingan. Bahkan Sekolah yayasan Budi Mulia Dua mau tidak mau
meningkatkan keamanan untuk muridnya akan risiko kesehatan yang dapat
terjadi akibat debu dan kebisingan juga arus lalu lintas yang terhambat karna
adanya proses pembangunan Dhika universe Apartemen.
d. Dampak kuantitas dan kualitas air
Dampak ini mengikuti media lingkungan berupa sumber air diaman
ketersediaan dan kelestariannya semakin berkurang.
4. Batas Sosial
Batas sosial merupakan rauang di sekitar rencana kegiatan pembangunan Dhika
universe Apartemen yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi
sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu sesuai dengan proses dan
dinamika sosial. Batas ini pada dasarnya adalah ruang dimana masyarakat terkena
dampak lingkungan yang diprakirakan timbul dari rencana pembangunan Dhika
universe Apartemen.
a. Dampak timbulnya keresahan masyarakat
Dampak keresahan masyarakat diprakirakan terjadi pada pemukiman
penduduk terdekat dengan lokasi pembangunan Dhika universe Apartemen. Di
dukung dengan keberadaanya yang berada dekat Sungai Code sehingga
berpotensi mengalami longsor ,terutama warga yang tinggal dekat dengan
bantaran sungai serta getaran dentuman seperti paku bumi akibat dari alat
berat.
b. Dampak persepsi dan sikap masyrakat
Dampak persepsi dan sikap masyarakat diprakirakan terjadi
padaperubahan gaya hidup warga lokall akibat terpengaruh gaya hidup warga
yang memiliki strata ekonimo yang lebih tinggi pemukiman penduduk sekitar
Desa Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.
c. Dampak kepadatan lalu lintas
Dampak kepadatan lalu lintas diprakirakan terjadi pada area
pembangunan Dhika Universe Apartemen.
d. Dampak Kesehatan Masyarakat
Dampak penurunan kesehatan masyarakat akibat debu dan kebisingan
di perkirakan akan terjadi pada area sekitar pembangunan Dhika Universe
Apartemen meliputi Desa Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.
5. Batas Administrasi
Batas administratif ini merupakan wilayah administrasi yang mencakup batas
proyek, batas ekologis, dan batas sosial. Batas administrasi ini diperlukan untuk
mengarahkan pemrakarsa atau tim penyusun Amdal untuk dapat melakukan
koordinasi pada lembaga pemerintah tersebut, baik untuk koordinasi administratif,
pengumpulan data rona lingkungan, dan dalam koordinasi lainnya. Batas
administratif studi Andal kegiatan pembangunan Dhika Universe Apartemen
adalah sekitar Desa Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yoagyakarta.
Pendekatan studi yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan ini adalah secara
deskriptif dan analitik, melalui beberapa tahapan berikut ini :
Komponen lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur, dan dicatat
beserta metode pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai berikut :
1. Komponen Geo-Fisika-Kimia
Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang ditelaah dalam studi ini
meliputi :
a. Peningkatan Kadar Debu
Parameter yang digunakan untuk analisis peningkatan kadar debu
akibat kegiatan pembersihan dan pengupasan lahan, kegiatan
pembangunan dan pengangkutan material, serta akibat kegiatan
pengangkutan dan penimbunan tanah penutup adalah besarnya
jumlah kadar debu dalam udara ambien yang terjadi. Titik sampling
ditentukan berdasarkan arah angin dan kecepatan angin. Data kadar
debu di udara ambien merupakan data primer yang akan
dikumpulkan langsung di lapangan dan akan diambil dari lokasi
rencana kawasan pembangunan apartment.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data peningkatan kadar debu dilakukan melalui
pengambilan sampel kualitas udara, yang digunakan untuk
mendapatkan data dan informasi menegani kualitas lingkungan
kadar debu pada wilayah studi. Sampel yang telah diambil akan
dilakukan pengujian dan analisis di laboratorium yang telah
terakreditasi. Lokasi pengambilan sampel berada di wilayah studi
yaitu pada lokasi studi yaitu lokasi rencana pembangunan apartment
dan lingkungan disekitarnya yang diperkirakan terkena dampak dan
mengalami perubahan lingkungan. Seperti pada lokasi permukiman
penduduk terdekat.
Metode Analisis Data
Baku mutu yang digunakan untuk menganalisi besarnya perubahan
kadar debu adalah baku mutu udara ambien dan emisi sumber tidak
bergerak dan hasil pengukuran kualitas udara ambien, terutama
pada parameter debu yang diperkirakan akan terjadi perubahan
dibandingkan dengan baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
b. Pengukuran tingkat kebisingan
Penentuan tingkat kebisingan dan hubungannya dengan reaksi
masyarakat atau individu baianya menyangkut penentuan level
kebisingan yang dapat diterima atau direkomendasikan. Penentuan
titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan jarak antara
sumber kebisingan di lokasi rencana kegiatan terhadap lingkungan
kerja atau pemukiman masyarakat yang diperkirakan akan
terdampak. . Data tingkat kebisingan merupakan data primer yang
akan dikumpulkan langsung di lapangan dan akan diambil dari
lokasi rencana kawasan pembangunan apartment.
Metode Pengumpulan Data
Kebisingan diukur langsung menggunakan alat Sound Level Meter
di lokasi yang sama dengan lokasi pengukuran/pengambilan sampel
udara ambien. Baku mutu kebisingan diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Metode Analisis Data
Baku mutu yang digunakan untuk menganalisis besarnya tingkat
kebisingan adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48
Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Hasil evaluasi
dengan cara menghitung nilai LSM dan diandingkan dengan nilai
baku mutu.
c. Geologi
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data geologi meliputi jenis batuan, struktur geologi
dan stratigrafi dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode observasi
lapangan yakni mengamati, melihat, mengukur dan mencatat
fenomena geologi, batuan di lapangan. Data sekunder berupa data
dari laporan hasil penelitian terdahulu dan dari peta-peta geologi
daerah setempat.
Metode Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan menggunakan teknik analisis
deskriptif secara langsung di lapangan dan bantuan data sekunder
untuk mendeskripsikan kondisi geologi setempat.
Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data untuk
Kualitas Udara dan Kebisingan
Metode
Metode
No. Parameter Peralatan Sumber Analisis Keterangan
Analisis
Data
Pedoman
ISPU
Kep.Men Hasil
LH No. 45 Perhitungan
Tahun dikonversi
TSP PP No. 41
1. Gravimetri Hi-Vol 1997 menjadi
(Debu) Tahun 1999
Kep Ka skala
BAPEDAL kualitas
No. 107 lingkungan
Tahun
1997
Sesuai
Keputusan
dengan
Menteri
Keputusan Hasil
Lingkungan
Menteri Perhitungan
Hidup No.
Sound Lingkungan dikonversi
48 Tahun
2. Kebisingan Level Hidup No. menjadi
1996
Meter 48 Tahun skala
tentang
1996 tentang kualitas
Baku
Baku lingkungan
Tingkat
Tingkat
Kebisingan
Kebisingan
2. HIDROLOGI
a. Debit Air Permukaan/Kuantitas Air
Menentukan debit air permukaan akan digunakan untuk
mendeskripsikan potensi peningkatan terjadinya banjir akibat adanya
pembangunan Industri Pupuk.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data primer adalah dengan
cara perkiraan menggunakan FJ.Mock melalui data iklim dan data
panjang serta Iuasan dimensi sungai. Sedangkan data sekunder
diperoleh melalui pengumpulan referensi terkait dengan studi
sebelumnya dengan pengukuran Iaju air permukaan.
Metode Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui perubahan kuantitas air berfungsi untuk
mengetahui potensi ketersediaan air melalui debit air permukaan, serta
potensi peningkatan limpasan permukaan sebagai dampak kegiatan.
Pmaks : Pmin x 100%
Pmaks = debit puncak maksimum, Pmin = debit puncak minimum
b. Pengukuran Kualitas Air
Pada data kualitas air untuk keperluan hygiene dan sanitasi di wilayah
proyek dengan parameter kualitas air sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 32 Tahun 2017 yaitu air untuk keperluan hygiene sanitasi
adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan untuk keperluan
sehari- hari yang kualitasnya berbeda dengan kualitas air minum.
Pengukuran dilakukanterhadap kualitas air pada sumur penduduk dan
pada lokasi pembangunan apartment. Standar baku mutu kesehatan
lingkungan untuk media air untuk keperluan hygiene dan sanitasi
meliputi parameter fisik, kimia dan biologi.
Metode
Metode Pengumpulan
Parameter Data Analisis Alat
Data
Data
Wawancara,
penelusuran data dan
Kondisi kesehatan informasi, Kualitatif Interview
Kesehatan
Layanan kesehatan observasi/pengamatan dan Guide List
masyarakat
Data penyakit lapangan, dan analogi Kuisioner
pengumpulan data
sekunder
C. METODE PRAKIRAAN DAMPAK BESARAN DAN PENTING
1. Metode Identifikasi Dampak
Mengidentifikasi dampak lingkungan pada proyek ini menggunakan bagan alir
(flow chart) dengan bantuan matriks interaksi. Metode ini mampu
menggambarkan hubungan timbal balik yang terjadi di lapangan hasil dari
tindakan sebab akibat dampak kegiatan proyek terhadap komponen lingkungan.
Kegunaan dari metode ini adalah :
a. Dapat menggambarkan hubungan sebab akibat dari kegiatan proyek.
b. Mempermudah dalam melihat permasalahan secara menye!uruh.
c. Metode tersebut selain dapat berfungsi untuk identifikasi dampak juga
dapat berfungsi sebagai metode evaluasi dampak.
d. Dapat terlihat adanya dampak-dampak yang berarti serta memperoleh
pikiran pikiran untuk rencana pengelolaan dan pemantauan berdasarkan
skala prioritasnya.
e. Mempermudah dalam melihat terjadinya dampak negatif dan dampak
positif.
2. Metode Prakiraan Dampak Penting
Penentuan Tingkat kepentingan dampak dilakukan pada semua dampak-
dampak hipotesis dengan mengacu pada kriteria penentu dampak penting sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu:
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
T/P
T/P
Kegiatan Pengelolaan
P
penghuni apartemen
Kegiatan apartemen
P
P
Komponen Rencana Kegiatan
Rekruitmen Tenaga
T/P
P
Kebersihan Apartemen
DAMPAK PENTING DAN TIDAK PENTING
Pembangunan apartemen
P
Pemerataan Lahan
Pengadaan Lahan
P
P
Pra Konstruksi
P
Masyarakat
Survei dan Investigasi
P
Tingkat Kesehatan Masyarakat
Sosial Budaya dan Ekonomi
Komponen Lingkungan
Sanitasi Lingkungan
Kependudukan
Transportasi
Kebisingan
3. Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting
Pembangunan apartemen
Survei dan Investigasi
Dan Peralatan
Masyarakat
Apartemen
apartemen
Komponen Lingkungan
Evaluasi secara holistik dapat berupa pengkajian secara totalitas dengan beragam
dampak pada setiap komponen lingkungan hidup dengan usaha atau kegiatan penyebab
dampak. Evaluasi ini merupakan evaluasi terhadap dampak penting hipotetik (DPH)
baik bersifat penting maupun tidak penting, pada kejadian ruang dan waktu yang sama.
Pengkajian terhadap dampak penting hipotetik (DPH) bertujuan untuk mengetahui
keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam rangka
penentuan karakteristik dampak secara total terhadap kegiatan. Secara umum dampak
yang bersifat holistik terjadi dalam satu pelaksanaan kegiatan.
Metode yang digunakan dalam evaluasi ini dengan menggunakan matiks interaksi
antara dampak penting hipotetik (DPH) dengan ruang dan waktu terjadinya dampak.
Pada keseluruhan dampak penting hipotetik (DPH) baik bersifat penting maupun tidak
penting dari hasil perkiraan dampak yang akan diperkirakan ruang dan waktu terjadinya
dampak. Setiap identifikasi ini, menghasilkan dampak penting hipotetik (DPH) yang
memiliki ruang dan waktu sama ataupun tidak sama pada kegiatan tersebut.
c. Area yang harus diperhatikan (area of concerns) beserta luasannya (lokal, regional,
nasional, maupun internasional lintas batas negara), contohnya seperti :
1) Area yang terkena paparan langsung dari beberapa dampak serta
pemukiman masyarakat