Anda di halaman 1dari 17

Resume Biologi

Bab Sistem Transportasi


Pada Manusia

Oleh :
1. Dea Apsari P.P. (07)
2. Febi Ainnur D.R. (12)
X IPA 1

SMAN 1 Glagah
I. Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Sistem transportasi adalah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke
seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari
tubuh. Sistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup dan
peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah berfungsi untuk :
1. Mensuplai oksigen dan sari makanan yang diabsorbsi dari sistem pencernaan ke
seluruh jaringan tubuh
2. Membawa gas sisa berupa karbon dioksida ke paru-paru
3. Mengembalikan zat sisa metabolisme ke ginjal untuk di sekresikan
4. Menjaga suhu tubuh
5. Mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel tubuh

A. Darah
Darah mempunyai fungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormon, dan
berbagai zat lainnya dari dan ke seluruh tubuh Anda. Darah memiliki fungsi lain,
diantaraya :
1. Mengangkut oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan
paru-paru.
2. Mengangkut bahan lainnya ke seluruh tubuh yaitu molekul-molekul makanan
(seperti gula, asam amino) limbah metabolisme (seperti urea), ion-ion dari
macam-macam garam (seperti Na+, Ca++,Cl–, HCO3–), dan hormon-
hormon.
3. Mengedarkan panas dalam tubuh.
4. Berperan aktif dalam memerangi bibit penyakit.
Darah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% dari bobot tubuh.
 Darah manusia terdiri atas dua komponen, yaitu sel-sel darah yang berbentuk
padatan dan plasma darah yang berbentuk cairan.
 Jika darah disentrifugasi, maka darah akan terbagi menjadi beberapa bagian.
Bagian paling bawah adalah sel-sel darah merah, lalu sel-sel darah putih serta
keping darah, dan lapisan paling atas adalah plasma darah.
Darah terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Plasma darah
Plasma darah berfungsi untuk mengisi sekitar 55-60% dari volume darah
dalam tubuh. Tugas utama plasma darah yaitu mengangkut sel-sel darah untuk
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh bersama nutrisi, hasil limbah tubuh,
antibodi, protein pembekuan darah, dan bahan kimia, seperti hormon dan
protein yang bertugas untuk membantu menjaga kesetabilan atau
keseimbangan cairan tubuh. Karakteristik dari plasma darah diantaranya :
 Plasma darah ialah cairan berwarna kekuning-kuningan dan terdapat sel-
sel darah.
 Komponen terbesar dari plasma darah adalah air.
 Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan ion-ion yang beraneka
ragam. molekul ini meliputi glukosa, asam amino, sisa metabolisme sel,
vitamin-vitamin, hormon , dan ion-ion, misalnya Na+ dan Cl– .
 7% plasma terdiri atas molekul-molekul protein, seperti serum albumin,
serum globulin dan fibrinogen untuk proses pembekuan darah.
2. Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah berfungsi membawa oksigen dari paru-paru untuk


diedarkan ke seluruh tubuh. Sel darah ini juga memiliki tugas sebagai
pengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru untuk
dikeluarkan. Karakteristik sel darah merah :
 Sel darah merah memiliki volume sekitar 30-50% dari volume total darah
 Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram bikonkaf dengan diameter
7,5 μm, ketebalan 2 μm, dan tidak berinti sel. Bentuk bikonkaf ini
mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah.
 Sel darah merah dibentuk dalam tulang-tulang rusuk, tulang dada, dan
tulang belakang.
 Eritrosit memiliki pigmen respirasi, yaitu hemoglobin yang berperan
mengikat oksigen sehingga membentuk oksihemoglobin (HbO2).
 Jangka hidup sel-sel darah merah sekitar 120 hari.
 Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagostik dalam
hati. Sebagian besar besi dari hemoglobin digunakan kembali. Sedangkan,
sisa dari molekul hemoglobin yang dipecah menjadi pigmen empedu yang
diekskresikan oleh hati ke dalam empedu.

Pengikatan O2 pada sel darah merah


3. Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih ini berfungsi melawan infeksi virus, bakteri, dan jamur
yang memicu perkembangan penyakit. Hal ini disebabkan karena sel darah
putih ini memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing
tersebut. Karakteristik sel darah putih diantaranya :
 Sel darah putih mempunyai satu inti sel dan berbentuk tidak tetap.
 Umur leukosit dalam sistem peredaran darah adalah 12 - 13 hari.
 Mampu bergerak seperti Amoeba dan mampu menelan benda asing
serta sel darah merah yang sudah rusak.
 Semua sel-sel darah putih dibuat dalam sumsum tulang dan kelenjar
limfa.
 Jumlah sel darah putih di dalam tubuh kira-kira 5.000 - 10.000 sel
setiap mm³ darah.
 Leukosit yang terlalu banyak dapat mengakibatkan fagositosis
terhadap sel darah merah oleh sel darah putih.
Berdasarkan granula yang terdapat di dalam sitoplasma, sel darah putih
dapat dibedakan menjadi sel darah putih bergranula (granulosit) dan sel darah
putih yang tidak bergranula (agranulosit).
a. Granulosit
 Neutrofil, berjumlah 60-70% dari jumlah sel darah putih. Berfungsi
sebagai fagosit yang aktif menyerang dan menghancurkan antigen.
 Eosinofil, berjumlah 2-4% dari jumlah sel darah putih. Berperan
dalam pembuangan racun penyebab radang pada jaringan yang cedera.
 Basofil, berjumlah 0,5-1% dari jumlah sel darah putih. Bersifat fagosit
serta melepaskan heparin dan histamin ke dalam darah. Heparin
merupakan senyawa yang banyak terdapat di hati dan paru untuk
mencegah pembekuan darah. Sedangkan histamin merupakan senyawa
yang dilepaskan sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai.
b. Agranulosit
 Limfosit, berjumlah 30% dari jumlah sel darah putih. Limfosit dibagi
menjadi dua, yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B memproduksi
anribodi, sedangkan limfosit T mengenali antigen melalui protein
reseptor dan memproduksi zat limfokin untuk membantu limfosit BB
dalam merespons antigen.
 Monosit, berjumlah 3-8% dari jumlah sel darah putih. Sel ini dapat
membesar dan menjadi makrofag yang bersifat fagosit aktif.
4. Keping darah (trombosit)
Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah (koagulasi)
saat tubuh terluka. Jika pembuluh darah pecah, trombosit pada sisi yang pecah
akan melepaskan serotonin dan prostaglandin yang menyebabkan otot polos
pemhuluh darah mengerut sehingga terjadi penyempitan ukuran lubang
pembuluh darah dan akan mengurangi kehilangan darah. Karakteristik keping
darah diantaranya :
 Berbentuk seperti cakram atau lonjong, berukuran 2 μm, tidak bernukleus,
dan tidak berwarna.
 Keping-keping darah mempunyai umur hanya 8 - 10 hari.
 Setiap mm³ darah terdapat 150.000 - 400.000 keping-keping darah.
Di bawah ini adalah skema dari mekanisme pembekuan darah oleh
trombosit.
Keterangan skema :
1. Jika jaringan
tubuh terluka,
trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan
enzim trombokinase
2. Enzim trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin
dengan bantuan ion kalsium (Ca2+) dan vitamin K
3. Trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang akan
menghalangi keluarnya sel-sel darah.

B. Golongan Darah
Darah manusia dapat digolongkan berdasarkan komposisi aglutinogen dan
aglutininnya.
1. Penggolongan Darah Sistem ABO
Berdasarkan ada atau tidak adanya antigen (aglutinogen) dan antibodi
(aglutinin), darah pada manusia dapat dibedakan menjadi empat golongan,
yaitu A, B, AB dan O.

2. Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus)


Darah sistem rhesus digolongkan berdasarkan ada atau tidak adanya
aglutinogen (antigen) RhD.

Orang bergolongan darah Rh- tidak memiliki aglutinin anti-RhD dalam


plasma darahnya, tetapi akan memproduksi aglutinin anti-RhD jika bertemu
dengan darah Rh+. Transfusi tersebut awalnya tidak membahayakan, tetapi
transfuse selanjutnya akan mengakibatkan hemolisis sel arah merah donor
karena aglutinin anti-RhD pada resipien yang terbentuk sudah banyak.
C. Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang kepada orang yang
memerlukan. Orang yang memberi darah disebut donor, sedangkan orang yang
menerima darah disebut resipien. Dalam transfusi darah, donor harus
memperhatikan jenis aglutinogen yang dimilikinya. Sedangkan, pada resipien
yang perlu diperhatikan adalah aglutininnya.

Tabel Skema Kemungkinan Terjadinya Transfusi Darah


Golongan darah O dapat menjadi donor bagi semua golongan darah, karena
golongan darah ini tidak memiliki aglutinogen A maupun B sehingga tidak
menyebabkan penggumpalan darah. Oleh karena itu, golongan darah O disebut
donor universal.
Golongan darah AB merupakan resipien universal, karena dapat menerima
darah dari golongan darah A, B, AB, maupun O. Hal ini disebabkan karena
golongan darah AB tidak mempunyai antibodi (aglutinin) α maupun β, tetapi
hanya memiliki antigen (aglutinogen) A dan B.
Selain golongan darah, ada faktor lain yang menentukan dalam transfusi
darah, yaitu suatu antigen yang dimiliki manusia yang dinamakan rhesus. Jika
darah seseorang yang bergolongan rhesus positif ditransfusikan ke golongan
rhesus negatif, maka akan terjadi penggumpalan walaupun golongan darahnya
sama.

D. Organ dalam Sistem Peredaran Darah Manusia


Organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia, meliputi:
1. Jantung
Jantung merupakan organ vital di tubuh manusia yang bertugas sebagai
pemompa darah ke seluruh tubuh. Organ ini terletak di antara paru-paru, di
bagian belakang sisi kiri tulang dada. Jantung membran oleh suatu membran
pelindung yang disebut perikardium yang dapat membesar dan mengecil.
Perikardium terdiri dari tiga lapisan, yaitu epikardium, miokardium, dan
endokardium.
Jantung juga mempunyai empat katup yang berguna untuk menjaga
supaya darah tetap mengalir ke arah yang benar. Detak jantung orang normal
berkisar antara 60-100 kali per menit.
a. Struktur jantung

Jantung manusia dan mamalia lainnya mempunyai empat ruangan,


yaitu atrium /serambi kiri dan kanan, serta ventrikel/bilik kiri dan kanan.
Atrium kiri dan ventrikel kiri dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
bikuspidalis. Sedangkan, sekat yang memisahkan atrium kanan dengan
ventrikel kanan dinamakan septum trukispidalis.
Dinding ventrikel lebih tebal daripada dinding atrium, karena ventrikel
harus bekerja lebih kuat untuk memompa darah ke organ-organ tubuh yang
lainnya. Selain itu, dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan,
karena ventrikel kiri bekerja lebih kuat memompa darah ke seluruh tubuh.
Sedangkan, ventrikel kanan hanya memompa darah ke paru-paru.
Jantung memiliki pembuluh darah arteri coronaria, yaitu arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak
mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi sehingga dapat menyebabkan nyeri
dada atau angina atau serangan jantung.
b. Denyut jantung dan tekanan darah
Otot jantung mempunyai kemampuan untuk berdenyut sendiri secara
terus menerus. Suatu sistem integrasi di dalam jantung memulai denyutan dan
merangsang ruang-ruang di dalam jantung secara berurutan.
Pada mamalia, setiap kontraksi dimulai dari simpul sinoatrium. Simpul
sinoatrium atau pemacu terdiri atas serabut purkinje yang terletak antara
atrium dan sinus venosus. Impuls menyebar ke seluruh bagian atrium dan ke
simpul atrioventrikel. Selanjutnya, impuls akan diteruskan ke otot ventrikel
melalui serabut purkinje. Hal ini berlangsung cepat sehingga kontraksi
ventrikel mulai pada apeks jantung dan menyebar dengan cepat ke arah
pangkal arteri besar yang meninggalkan jantung.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda,
dipengaruhi oleh pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut
jantung sesuai dengan siklus jantung. Jika jumlah denyut ada 70 maka berarti
siklus jantung 70 kali semenit. Kecepatan normal denyut nadi pada waktu
bayi sekitar 140 kali permenit, denyut jantung ini makin menurun dengan
bertambahnya umur, pada orang dewasa jumlah denyut jantung sekitar 60 - 80
per menit. Pada orang yang beristirahat jantungnya berdetak sekitar 70 kali
per menit dan memompa darah 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah
70 ml). Sewaktu banyak bergerak, seperti olahraga, kecepatan jantung dapat
menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml.
Peristiwa ketika jantung mengendur atau sewaktu darah memasuki
jantung disebut diastol. Sedangkan, ketika jantung berkontraksi atau pada saat
darah meninggalkan jantung disebut sistol. Tekanan darah manusia yang sehat
dan normal sekitar 120 atau 80 mm Hg. 120 merupakan tekanan sistol, dan 80
adalah tekanan diastole.
2. Pembuluh darah

Pembuluh darah merupakan sistem peredaran darah berbentuk tabung


otot elastis atau pipa yang berfungsi membawa darah dari jantung ke bagian
tubuh lain, ataupun sebaliknya Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu pembuluh nadi, pembuluh vena, dan pembuluh kapiler.
a. Pembuluh nadi (arteri)
Pembuluh nadi atau arteri ialah pembuluh darah yang berfungsi
membawa darah keluar dari jantung, baik ke seluruh tubuh maupun ke
paru-paru. Darah yang dialirkan pembuluh arteri mengandung banyak
oksigen, kecuali pada arteri pulmonalis, yang khusus membawa darah
kotor untuk dialirkan ke paru. Darah bersih yang dipompa keluar dari
jantung akan melalui pembuluh darah utama (aorta) dari bilik kiri
jantung. Aorta ini kemudian bercabang menjadi pembuluh darah yang
lebih kecil (arteri), yang menyebar ke seluruh bagian tubuh.

Karakteristik pembuluh nadi, diantaranya :


 Dinding arteri tebal, kuat dan elastis
 Arteri terletak di bagian dalam dari permukaan tubuh.
 Tekanan kuat. Jika pembuluh nadi terpotong, maka darah akan
memancar
b. Pembuluh vena
Pembuluh vena merupakan pembuluh darah yang berfungsi
membawa darah kembali ke jantung, dari seluruh tubuh atau dari paru-
paru. Vena cava membawa darah kotor yang mengandung karbon
dioksida dari seluruh tubuh, yang kemudian akan dialirkan ke paru-paru
untuk ditukar dengan oksigen melalui proses pernapasan. Sedangkan
vena pulmonalis (vena paru) membawa darah bersih yang kaya oksigen
dari paru-paru menuju jantung.
Karakteristik pembuluh vena diantaranya :
 Pada sepanjang pembuluh vena, terdapat katup-katup yang mencegah
darah kembali ke jaringan tubuh.
 Pembuluh vena terletak di dekat permukaan tubuh.
 Tekanannya lemah. Jika terpotong, maka darah akan menetes.
c. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler ialah pembuluh darah kecil yang mempunyai
diameter kira-kira sebesar sel darah merah, yaitu 7,5 μm. Area kapiler di
seluruh tubuh orang dewasa mencapai 7.000 km 2. Dinding kapiler terdiri
atas satu lapis sel epitel yang permeabel daripada membran plasma sel.
Fungsi dari pembuluh kapiler diantaranya :
 Penghubung antara arteri dengan vena
 Tempat pertukaran zat-zat antara darah dengan cairan jaringan
 Mengambil zat-zat dari kelenjar

E. Mekanisme Peredaran Darah Manusia


Sistem peredaran darah manusia dapat terbagi menjadi tiga, yakni sirkulasi
sistemik, sirkulasi pulmonal, dan sirkulasi koroner. Sirkulasi sistemik
1. Sirkulasi pulmonalis (peredaran darah kecil)
Sirkulasi pulmonalis ini merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju
paru-paru, dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah yang
mengandung karbon dioksida dari sisa metabolisme tubuh kembali ke jantung
melalui pembuluh vena besar (vena cava). Lalu memasuki serambi kanan dan
diteruskan ke bilik kanan jantung. Selanjutnya, darah yang sudah berada di
bilik kanan akan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, untuk
melakukan pertukaran gas karbon dioksida dengan oksigen. Setelah itu, darah
bersih yang kaya oksigen akan memasuki serambi kiri jantung melalui vena
pulmonalis.
2. Sirkulasi sistemik (peredaran darah besar)
Sirkulasi sistemik merupakan sirlukasi darah yang mencakup seluruh
tubuh. Sirkulasi ini berlangsung ketika darah yang mengandung oksigen
mengisi serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis, setelah melakukan
pelepasan karbon dioksida di paru-paru. Kemudian, darah yang sudah berada
di serambi kiri diteruskan ke bilik kiri, untuk selanjutnya disalurkan ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta). Darah yang dipompa
melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian paling tepi di seluruh
area tubuh. Setelah menyalurkan berbagai zat yang dibawanya ke sel-sel
tubuh, darah akan mengalir kembali menuju serambi kanan jantung untuk
mengalami proses pembersihan darah.
3. Sirkulasi koroner
Sirkulasi koroner adalah peredaran darah di dalam jantung. Darah yang
memberi nutrisi pada jantung akan dialirkan melalui arteri koroner ke otot-
otot jantung.

F. Nodus Limfa
Nodus limfa yaitu sebuah komponen sistem limfatik yang dapat ditemukan di tubuh
manusia. Nodus limfa adalah penyaring partikel asing dan mengandung sel darah putih.
Nodus limfa fungsinya sebagai filter dengan jaringan konektif retikular dan limfosit
yang mengumpulkan dan menghancurkan bakteri dan virus. Ketika tubuh melawan
infeksi, limfosit bertambah dengan banyak.
Nodus limfa berbentuk seperti kacang kecil, yang memiliki ukuran sekitar 1-2 cm, pada
manusia jumlahnya sekitar 500-600 nodus limfa. Nodus limfa menyebar luas di seluruh
tubuh, sebagian diantaranya dapat dilihat contohnya tonsil tetapi kebanyakan tidak
dapat dilihat, hanya dapat diraba ketika ada infeksi pada tubuh kita.
Bagian tubuh yang mempunyai banyak nodus limfa antara lain yakni bagian dada,
leher, ketiak dan perut. Nodus limfa yang satu dengan yang lain terhubung oleh struktur
yang disebut pembuluh limfa.
Fungsi Nodus Limfa

Nodus limfa memiliki fungsi sebagai pembantu imun dalam melawan infeksi, bagian
penting nodus limda berisikan sel darah putih yang juga merupakan bagian dari
kekebalan tubuh. Sel darah putih memiliki fungsi untuk melawan antigen atau zat yang
berbahaya untuk tubuh.
Selain itu, nodus limfa juga mempunyai fungsi membantuk dalam melakukan
penyaringan pada sampah selular, sel yang telah mati dan sel yang bisa berbahaya
untuk tubuh. Hasil penyaringan tersebut selanjutnya akan dibawa melalui pembuluh
darah untuk kemudian dibuang keluar dari tubuh.

Baca Juga: √ Pengertian Ovarium, Struktur Anatomi dan Fungsinya (Lengkap)

Strutur Anatomi Dan Bagian Nodus Limfa


Nodus limfa dilingkari oleh kapsul fibrosa yang tersusun dari jaringan ikat. 2 bagian
utama nodus limfa yakni korteks dan medula. Di korteks ada sel limfosit B dan juga sel
limfosit T dan pada medula ada plasma sel, makrofag dan sel limfosit T.
Antara satu limfa dengan limfa yang lain terhubung oleh pembuluh limfa, strukturnya
hampir sama dengan pembuluh darah. Nodus limfa tersusun atas empat bagian utama,
yakni:
Kapsul Nodus Limfa
Kapsul nodus limfa merupakan bagian paling luar dari nodus limfa yang fungsinya
sebagai pelindung bagian dalamnya. Kapsul itu tersusun atas jaringan ikat yang tidak
beraturan dan serat kolagen tipis, keduanya bersama-sama membentuk struktur seperti
membran.
Subkapsula Nodus Limfa
Subkapsula Nodus Limfa merupakan bagian dari nodus limfa yang fungsinya untuk
mempermudah gerakan cairan limfa. Subkapsula nodus limfa ini juga biasa disebut
dengan sinus limfa atau sinus marginal. Bagian limfa ini penting dalam proses
pendeteksian tahap pertama tumor yang tumbuh di nodus limfa.
Korteks Nodus Limfa
Korteks nodus limfa bagian utama limfa yang letaknya sesudah subkapsula. Bagian luar
korteks tersusun atas sel limfosit B yang membuat folikel. Sedangkan bagian dalam
korteks disusun oleh sel limfosit T. Kedua bagian itu mempunyai peranan penting
ketika terjadi infeksi.
Medula Nodus Limfa
Medula merupakan bagian paling dalam dari nodus limfa yang terususun atas pembuluh
darah, saluran sinus dan struktur seperti batang yang berisi sel yang mensekresikan

Pengertian Dan Fungsi Sistem


antibodi.

Peredaran Getah Bening Secara Lengkap


Oleh bitarDiposting pada 04/01/2019

Pengertian Dan Fungsi Sistem Peredaran Getah Bening Secara


Lengkap – Haii para sahabat bertemu lagi dengan
gurupendidikan.com. Pada kesempatan kali ini disini akan mengulas
tentang sistem peredaran getah bening secara lengkap. Oleh karena
itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini.
Lihat Daftar Inti Pelajaran :
Sistem Peredaran Getah Bening
Selain sistem peredaran darah, manusia juga memiliki sistem
peredaran getah bening (limfa) yang keduanya berperan dalam sistem
transportasi. Sistem limfa berkaitan erat dengan sistem peredaran
darah. Sistem limfa ini terdiri dari cairan limfa, pembuluh limfa, dan
kelenjar limfa. Sistem peredaran limfa mempunyai peran dalam
pengangkutan lemak dan pemberantasan penyakit.
1. Cairan limfa
Cairan limfa ini mengandung sel-sel darah putih yang memiliki fungsi
untuk mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Cairan
ini keluar dari pembuluh darah dan mengisi ruang antarsel sehingga
membasahi semua jaringan tubuh. Pembuluh limfa memiliki banyak
katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem
saraf pusat.
2. Pembuluh limfa
Pembuluh limfa ini terletak di sela-sela otot, memiliki cabang-cabang
halus, dan bagian ujungnya terbuka. Melalui ujung inilah cairan tubuh
masuk ke dalam pembuluh limfa. Struktur pembuluh limfa mirip
dengan vena, tetapi memiliki lebih banyak katup. Pembuluh limfa ini
dibedakan atas 2 macam, yakni :
 Pembuluh limfa kanan ini berfungsi menampung cairan limfa
yang berasal dari daerah kepala, leher bagian kanan, dada
kanan, dan lengan kanan. Pembuluh ini bermuara pada vena
yang berada di bawah selangka kanan.
 Pembuluh limfa kiri ini mempunyai fungsi menampung getah
bening yang berasal dari daerah kepala, leher kiri, dada kiri, dan
lengan kiri serta tubuh bagian bawah. Pembuluh ini bermuara
pada vena di bawah selangka kiri.
3. Kelenjar limfa
Kelenjar limfa ini mempunyai fungsi untuk menghasilkan sel darah
putih dan menjaga agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut. Kelenjar limfa
terdapat di sepanjang pembuluh limfa, terutama terdapat di pangkal
paha, ketiak, dan leher. Alat tubuh yang memiliki fungsi yang sama
dengan kelenjar limfa yakni limpa dan tonsil. Limpa adalah sebuah
kelenjar yang terletak di belakang lambung dan berwarna ungu.
Fungsinya antara lain yaitu sebagai tempat penyimpanan cadangan
sel darah, membunuh kuman penyakit, pembentukan sel darah putih
dan antibodi, dan tempat pembongkaran sel darah merah yang sudah
mati. Tonsil atau amandel terletak di bagian kanan dan kiri pangkal
tenggorokan. Tonsil yang berada di belakang anak tekak yakni di
dalam rongga hidung disebut polip hidung. Fungsi tonsil ini yaitu untuk
mencegah infeksi yang masuk melalui hidung, mulut, dan
tenggorokan.

Fungsi Sistem Peredaran Getah Bening


4. Berfungsi untuk sistem pertahanan tubuh.
5. Untuk mengangkut kembali cairan tubuh, cairan plasma darah,
sel darah putih yang berada di luar pembuluh darah, dan
mengangkut lemak dari usus ke dalam sistem peredaran
darah

III. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Peredaran Darah Manusia


a. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan kekurangan eritrosit (Hemoglobin).
Kekurangan hemoglobin menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun
sehingga dapat mengganggu fungsi kerja sel. Gejala anemia antara lain di
tandai dengan muka pucat, cepat lelah, sakit kepala, timbulnya titik-titik
hitam pada mata, jantung berdebar-debar, dan bertambahnya kecepatan
denyut nadi di pergelangan tangan.
b. Talasemia
Talasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit yang berakibat sel
tersebut mudah rapuh dan cepat rusak. Talasemia termasuk penyakit
keturunan yang dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki.
c. Polisitemia
Polisitemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
kelebihan produksi eritrosit. Dalam hal ini darah menjadi kental sehingga
memperlambat aliran darah di dalam pembuluh atau dapat juga membentuk
gumpalan di dalam pembuluh darah. Gumpalan tersebut dapat menyebabkan
ganggren (kematian jaringan) dan bila terjadi pada jantung dapat berakibat
kematian. Gejala yang di timbulkannya dapat berupa sakit kepala dan pusing.
d. Leukemia
Leukemia atau kanker darah merupakan suatu penyakit yang di
sebabkan oleh kelebihan produksi leukosit. Leukemia terjadi akibat sumsum
tulang atau jaringan limpa bekerja secara tidak normal sehingga produksi
leukosit menjadi berlipat ganda, sedangkan produksi eritrosit dan trombosit
menurun.
e. Agranulositosis
Agranulositosis merupakan kebalikan dari leukemia yang berakibat pada
menurunnya daya tahan terhadap penyakit. Penyakit ini dapat menyebabkan
seorang pasien meninggal karena infeksi.
f. Trombositopenia
Trombositopenia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
sedikitnya kandungan keping darah di dalam darah.
g. Hemofilia
Hemofilia merupakan suatu penyakit yang berakibat sukarnya darah
membeku ketika terjadi pendarahan. Hemofilia termasuk penyakit keturunan
yang terjadi hampir pada semua keturunan berjenis kelamin laki-laki.
h. Jantung koroner
Jantung koroner merupakan penyakit jantung yang di sebabkan oleh
tersumbatnya arteri koroner, yaitu pembuluh yang menyuplai darah ke
jantung. Penyumbatan pembuluh tersebut dapat terjadi karena adanya
endapan lemak, terutama berupa kolesterol pada lapisan dalam dinding
pembuluh. Penyumbatan pembuluh arteri demikian di kenal dengan
istilaharteriosklerosis.
i. Varises
Varises merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena). Varises
sering terjadi pada bagian bawah tubuh. Hemaroid atau wasir merupakan
varises yang terjadi pada daerah dubur.
j. Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan tekanan
sistol di atas 150 mmHg atau tekanan diastol di atas 100 mmHg. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi ditandai dengan badan lemah, pusing, napas pendek
dan palpitasi jantung.
k. Hipotensi
Hipotensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan tekanan sistol
dan diastolnya di bawah ukuran normal. Hipotensi atau tekanan darah rendah
di tandai dengan gejala badan cepat lelah, tangan dan kaki terasa dingin, dan
mudah pusing ketika bangun dari tidur.

l. Trombus (embolus)
Trombus adalah kelainan pada jantung karena adanya gumpalan di
dalam nadi tajuk. Gumpalan ini menyebabkan penyumbatan di dalam nadi
sehingga otot jantung kekurangan makanan dan oksigen. Hal ini,
menyebabkan sebagian otot jantung mati sehingga terjadi serangan jantung.
Pengobatan dapat dilakukan dengan tekhnik angioplasty yaitu teknik
dimana suatu balon yang tipis dan panjang dimasukkan kedalan pembuluh
darah yang menyempit, kemudian balon itu ditiup menggelembung dengan
tekanan tinggi sehingga melebarkan pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai