Anda di halaman 1dari 14

PROBLEMATIKA DALAM REFORMASI DAN KONSEPSI PENDIDIKAN

INDONESIA MASA DEPAN


Dosen Pengampu : Dr. Nasiruddin, M.SI, M.Pd

Disusun Oleh :
Rahma Aida Vivi Salekhah (181100452)
Rizka Nurfitriana (181100459)
Wasilah (181100471)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah S.W.T, dengan Rahmat
dan Izin-Nya makalah Mata Kuliah Filsafat Pendidikan ini dapat selesai ditulis.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang
diampu Oleh Bapak Dr. Nasiruddin, M.SI, M.Pd. Dan juga sebagai bentuk
tanggungjawab dan kewajiban kami terhadap mata kuliah Filsafat Pendidikan ini.
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar pembaca dapat menambah wawasan dari
makalah yang berjudul “PROBLEMATIKA DALAM REFORMASI DAN
KONSEPSI PENDIDIKAN INDONESIA MASA DEPAN” ini. Terlepas dari hal itu
kami juga menyadari bahwa makalah kami ini juga masih jauh dari kesempurnaan,
masih perlu adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk menyempurnakan
makalah kami ini.
Akhirnya kami tim penulis berharap, semoga makalah ini dapat membawa
manfaat dan memberikan ilmu atau wawasan baru untuk pembaca sekalian dan juga
untuk kami sebagai tim penulis.

Yogyakarta, 30 Desember 2019,

Tim Penulis (Kelompok 14)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Problema-problema dari masa ke masa menjadi perhatian para ahli. Pendidikan
merupakan usaha manusia meningkatkan kesejahteraan lahir batin suatu bangsa dan
masyarakat. Karena pendidikan sangat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Berfikir
secara bijaksanasangat dibutuhkan dalam menyelesaikan problema-problema yang
ada. Indonesia mempunyai cita-cita yang jelas dalam hal pendidikan. Untuk
mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan kerjasama lapisan masyarakat. Sejarah telah
mencatat bahwa bangsa Indonesia telah merdeka lebih dari 69 Tahun. Cita-cita
kemerdekaan yang digagas oleh para bapak pendiri bangsa (founding fathers) menjadi
tanggung jawab untuk melanjutkan tonggak-tonggak perjuangan pergerakan nasional
tersebut. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu icon penting kehidupan
masyarakat perlu dilakukan upaya-upaya aktualisasi menuju masa depan yang baik.
Perjalanan waktu yang cukup panjang wajar apabila bangsa ini mendapatkan
pelajaran berharga yang akan menjadi modal dasar untuk menciptakan sejarah
indonesia yang lebih baik. Indonesia dahulu pernah dipuji sebagai salah satu Negara
yang berhasil menaikkan Indeks Pembangunan Manusia secara fantastis. Bahkan, pada
era 60-an banyak tenaga pengajar dari Indonesia diperbantukan untuk mengajar di
Negara tetangga, dan juga banyak mahasiswa dari Negara tetangga (Malaysia,
contohnya) yang studi di Indonesia.1
Terkait dengan reformasi pendidikan mari kita cermati apa yang dilakukan
salah satu Negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia yaitu Finlandia. Mereka
melakukan reformasi di bidang pendidikan sejak akhir tahun 1970an hingga awal tahun
1980. Kemdikbud (2014) menyebutkan terdapat 3 fase yang dilakukan oleh Finlandia
dalam mereformasi pendidikan yaitu Berpikir ulang tentang dasar-dasar teoritis dan
metodologis persekolahan, peningkatan melalui platform berjejaring, dan perubahan
yang dikelola secara mandiri oleh satuan pendidikan, Efisiensi administrasi dan
struktur pendidikan dan persekolahan. Reformasi pendidikan di Finlandia ini
dilepaskan dari kepentingan poilitik. Pemerintah yang berganti-ganti tidak
membatalkan arah reformasi.

1
Musthofa Rembagy, Pendidikan Transformatif Pergulatan Kritis merumuskan pendidikan di Tengah
Pusaran Arus GlobalisasI,(Yokyakarta: Teras, 2008), h. 4
Melihat kesuksesan yang diperoleh Finlandia, tidak ada salahnya kita
mengikuti jejak mereka dalam mengelola pendidikan yang salah satunya menjadikan
guru sebagai pemilik konten dan arah pembelajaran. Dengan system pendidikan yang
ada saat ini dimana siswa dituntut agar memiliki kemampuan yang sama dan diwaktu
yang sama, maka perlu para guru perlu memikirkan inovasi pembelajaran sehingga
siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar. Ki Hajar Dewantara (dalam
Kemdikbud,2014) mengatakan bahwa “Jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak
perlu diseragamkan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang
satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi.”
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
2. Problematika pendidikan!
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
4. Konsepsi pendidikan Indonesia masa depan!

TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui arti problematika pendidikan
2. Untuk mengetahui masalah-masalah pokok pendidikan
3. Untuk mengetahui solusi dari masalah pendidikan
4. Untuk mengetahui bagaimana konsepsi pendidikan Indonesia masa depan
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

Problematika berasal dari akar kata Bahasa Inggris “problem” artinya, soal,
masalah atau teka-teki. Juga berarti problematic, yaitu ketidak tentuan. Tentang
pendidikan banyak definisi berbagai macam, namun secara umum ada yang
mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa
yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai
pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi
seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara
lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan dimana seseorang individu dibantu
mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya, dan
minatnya. Sehingga dapat disimpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu
usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang
berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek
sikap), maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh seorang
individu.
Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-
persoalan atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan,
Khususnya Negara Indonesia.2

B. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

 Dimensi Pendidikan
Dilihat dari perjalanan sejarah pendidikan Indonesia, arah
pendidikan disesuaikan dengan keadaan dan kepentingan penguasa,
ketika penguasa memerlukan suatu kekuatan politik ke arah itulah
pendidikan indonesia diarahkan.3 Kalau ditilik lebih dalam aspek politik
pendidikan. Pendidikan diorientasikan sebagai alat untuk kepentingan
tertentu, seperti kepentingan ideology dan kepentingan politik untuk
mempertahankan status quo. Misalkan pada masa orde baru pendidikan
cenderung dijadikan sebagai alat kekuasaan sehingga menghilangkan
esensi dari pendidikan yang sebenarnya. Bahkan pendidikan dijadikan
sebagai alat indoktrinasi kepada masyarakat.
 Kesenjangan Pendidikan
Pendidikan di Indonesia menunjukkan kualitas yang rendah.
Asumsinya hal ini terjadi karena pemerintah kurang serius
memperhatikan bidang pendidikan. Sementara kemajuan bangsa salah
satunya yang terpenting adalah pendidikan, karena pendidikan
merupakan modal dasar untuk kemajuan suatu bangsa. Kesenjangan
dalam pendidikan di Indonesia masih terjadi di berbagai hal, seperti ;
Sarana prasarana dan sumber daya tenaga pendidik.
a) Sarana Prasarana
Terdapat kesenjangan cukup besar terkait kualitas
pendidikan Antara sekolah yang di kota dan daerah terpencil.
Pada umumnya sekolah yang berada di perkotaan lebih baik
daripada sekolah di pedesaan. Sering kita lihat secara langsung
maupun lewat pemberitaan di media televise dan surat kabar,
kondisi sekolah di pedesaan dan daerah terpencil yang sangat
tidak layak. Misalnya kondisi bangunan yang rapuh bahkan
sudah mau roboh, ditambah atap yang bocor sehingga kegiatan
proses belajar mengajar sering terkendala.
Banyaknya sarana pendidikan yang rusak dan tidak
layak ini merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu
pendidikan. Dari 1,3 juta ruang kelas, 769 ribu dalam kondisi
layak pakai (59%), 299 ribu rusak berat (23%), dan 242 ribu
rusak ringan (18%). Pada tahun 2012 sudah 22 ribu ruang kelas
yang diperbaiki.4 Proyek perbaikan sekolah ini tidak akan
pernah selesai. Sekolah yang sekarang masuk dalam kategori
ringan akan naik menjadi rusak sedang, lalu rusak berat jika
tidak ditangani tentunya akan menjadi rusak berat.

2
Mochtar Buchori. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia.Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, hal 46-47.
3
H.A.R Tilaar, Pendidikan Dalam Pembangunan Nasional Menyongsong Abad XXI, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), h. 59
b) Tenaga Pendidik
Kuantitas dan kualitas guru saat ini, juga merupakan
dilematis. Secara objektif, jumlah guru memang kurang
memadai, namun hal ini tidak dapat dipukul rata begitu saja.
Tetapi harus diakui bahwa jumlah guru yang sedikit salah satu
indicator kesenjangan dalam masalah pemerataan guru.
Jumlah guru yang kurang memadai ini banyak terjadi di daerah
pedesaan, terpencil dan perbatasan, jumlah guru hanya ada
sekitar 3-4 orang. Sementara itu, di daerah perkotaan yang
sarana dan prasarananya memadai terjadi penumpkan guru.
Bahkan dalam satu SD dijumpai 11-14 orang guru, termasuk
diantaranya kepala sekolah.4 Oleh karena itu, sampai saat ini
sekolah yang maju di perkotaan dapat terus bertahan dengan
kemajuannya, sementara sekolah yang kekurangan guru di
pedesaan/daerah terpencil semakin terpelosok dan semakin
terpuruk.
3

4
Sam M.Chan, Tuti T. Sam, Analisis SWOT:Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, (Jakarta:
Rajawali Press, 2011) h.58
C. SOLUSI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
Solusi masalah pemerataan pendidikan, banyak macam pemecahan masalah
yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
pendidikan dalam rangka mencerdaskan bangsa, langkah-langkah ditempuh
melalui cara konvensinal dan cara inovatif. Cara konvensional Antara lain:
i. Membangun gedung sekolah seperti SD inpres atau ruangan belajar
ii. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (system bergantian
pagi dan sore.
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk
pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi
masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.
Selanjutnya cara inovatif Antara lain system pamong (pendidikan oleh
masyarakat, orang tua, dan guru) yaitu:
I. SD kecil di daerah terpencil
II. System guru kunjung
III. SMP terbuka
IV. Kejar paket A dan B
V. Belajar jarak jauh, seperti di Universitas Terbuka

D. KONSEPSI PENDIDIKAN INDONESIA MASA DEPAN


Filsafat pendidikan sebagai sumber ide pendidikan yang menentukan
pendidikan, memberi arah dan pedoman sekaligus menjadi tujuan pendidikan
Indonesia.
1. Konsepsi Pendidikan Nasional
Salah satu factor yang diperlukan untuk memajukan bangsa
adalah pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan utama dalam
kehidupan tiap-tiap bangsa. Pendidikan nasional adalah suatu
pendidikan yang disesuaikan dengan kenyataan yang berlaku dalam
masyarakat, atau dengan perkataan lain berkaitan dengan kodrat alam
dan keadaan bangsa.
Hasrat serta cita-cita nasional harus diproyeksikan dalam alam
pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara serta mata-mata
pelajaran yang sesuai dengan pembangunan dan kebutuhan bangsa.5
Mengingat bahwa masalah pendidikan adalah factor yang sangat
penting dalam mempengaruhi kemajuan suatu bangsa, maka perlu
adanya suatu system yang menyeluruh dari pelosok tanah air. Kemajuan
bangsa, juga dapat mencerminkan pendidikan masa depan bangsa itu
sendiri. Tujuh ciri pendidikan masa depan yaitu:
1) Berfokus pada pemupukan potensi unggul setiap anak
2) Keseimbangan beragam kecerdasan (Kognitif, Emosi, dan
Spiritual)
3) Mengajarkan life skills
4) System penilaiannya berbasis portofolio dari hasil karya siswa
5) Pembelajaran berbasis kehidupan nyata dan prektek di lapangan
6) Guru lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator agar anak
mengembangkan minatnya masing-masing
7) Pembelajaran didasarkan pada kemampuan, cara/gaya belajar,
dan perkembangan psikologi anak masing-masing.6
4

2. Tujuan Pendidikan Indonesia


Bagi kita bangsa Indonesia tujuan pendidikan kita jelas
sebagaimana disebutkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) dalam pasal yang mengenai pendidikan, bahwa pendidikan
kita bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan
cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-
sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Untuk mencapai
tujuan-tujuan yang baik, terdapat beberapa macam ketentuan, Antara
lain:
a. Suatu tujuan pendidikan harus ditegakkan di atas aktivitas dan
keperluan yang sesungguhnya (termasuk naluri dan kebiasaan
tingkah laku yang asli), dari orang-orang tertentu, yang harus
dididik.
b. Suatu tujuan pendidikan haruslah dapat diterjemahkan menjadi
metode untuk bekerja sama dengan aktivitas anak didik.
c. Para pendidik haruslah berhati-hati dan waspada terhadap tujuan
yang menurut perkiraan bersifat umum.7 Pada akhirnya, maju

5
Suradi Hp dkk, http://books.google.co.id/books?
6
Lintang Yuniar Banowosari, https//lintang.staff.gunadarma.ac.id, diakses pada 10 September 2016
pukul 21.00 WIB
mundurnya masa depan bangsa, sangat ditentukan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkarakter,
berakhlak, sesuai dengan filsafah dan tujuan pendidikan
nasional. Karenanya, tujuan filosofis pendidikan nasioanl, pada
prinsipnya relevan dengan tujuan pembangunan dan tujuan
pendidikan nasional, yakni berupaya dalam pembinaan karakter
anak didik dan generasi muda yang memiliki tugas dan amanah
untuk menjaga dan melestarikan identitas bangsa dan penentuan
kemajuan peradaban bangsa kemudian hari.7
5

7
Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan:Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, cet.3, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), hlm 228
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan harus mendapatkan perhatian yang serius bagi setiap
bangsa, karena dengan pendidikan akan dapat dilihat maju mundurnya suatu
bangsa. Tentu saja bangsa Indonesia tidak mau hidup terbelakang akibat aspek
pendidikan tidak mendapat porsi yang cukup dengan teriringnya berbagai
kemajuan di bidang lain.
Filsafat pendidikan sebagai sumber ide pendidikan, menentukan
pendidikan, memberi arah dan pedoman sekaligus menjadi tujuan pendidikan
di Indoneisia. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Pada akhirnya, maju mundurnya
masa depan bangsa, sangat ditentukan kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang cerdas dan berkarakter, berakhlak, sesuai dengan filsafah dan tujuan
pendidikan nasional.

B. DAFTAR ISI
1
Musthofa Rembagy, Pendidikan Transformatif Pergulatan Kritis merumuskan
pendidikan di Tengah Pusaran Arus GlobalisasI,(Yokyakarta: Teras, 2008), h. 4
2
Mochtar Buchori. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia.Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, hal 46-47.
3
H.A.R Tilaar, Pendidikan Dalam Pembangunan Nasional Menyongsong Abad XXI,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 59
4
Sam M.Chan, Tuti T. Sam, Analisis SWOT:Kebijakan Pendidikan Era Otonomi
Daerah, (Jakarta: Rajawali Press, 2011) h.58
5
Suradi Hp dkk, http://books.google.co.id/books?
6
Lintang Yuniar Banowosari, https//lintang.staff.gunadarma.ac.id, diakses pada 10
September 2016 pukul 21.00 WIB

7Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan:Manusia, Filsafat, dan


Pendidikan, cet.3, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm 228

Jurnal : Problematika Pendidikan di Indonesia, Oleh : Efrizal Nasution, (Dosen


jurusan Sosiologi pada Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon

http://maphikmah.blogspot.com/2017/01/makalah-problematika-
pendidikan.html?m=1

https://abraham4544.wordpress.com/umum/problematika-pendidikan-di-indonesia/

https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/ekamastika/reformasi-dunia-
pendidikan-indonesia-menuju-sistem-pendidikan-yang-modern_

Anda mungkin juga menyukai