BUKU AJAR
BAHASA INDONESIA
(Pengantar Terampil Menulis)
Oleh :
Dr. Mujianto, M.Pd
Dr. Moh. Thamrin, M.Pd
HALAMAN PENGESAHAN
BUKU AJAR
Mengetahui,
Direktur Politeknik Negeri Malang
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada makhluk-Nya. Sholawat dan salam mudah-mudahan tercurahkan kepada
nabi Muhammad SAW yang telah memberi tauladan yang sangat sempurna bagi umat
manusia.
Buku ajar yang berjudul Bahasa Indonesia (Pengantar Penulisan Karya Ilmiah)
ini disusun berdasarkan silabus mata kuliah Tatatulis Ilmiah Politeknik Negeri Malang.
Secara garis besar buku ajar ini berisi materi yang terkait dengan kompetensi menulis.
Secara rinci kompetensi menulis meliputi; kemampuan diksi, penyusunan kalimat,
kalimat efektif, penyusunan paragraf, kemampuan penalaran, kemampuan dalam
penyusunan esei, kemampuan dalam sitasi, penulisan daftar rujukan, dan kemampuan
salam penyusunan karya ilmiah (skripsi dan artikel ilmiah.
Dengan teknik penyajian dan bahasa yang komunikatif, pembaca buku ini
seakan-akan diajak berinteraksi langsung, sehingga memungkinkan tanpa kehadiran
dosen pun dalam proses pembelajaran mahasiswa akan dapat dengan mudah
memahami isi buku ajar ini. Dengan pendekatan komunikatif itulah setiap bab diawali
dengan pendahuluan, tujuan, deskripsi materi, contoh, rangkuman, dan evaluasi. Hal ini
berimplikasi positif bagi mahasiswa untuk menguasai materi secara tuntas (mastery
learning).
Akhirnya, diharapkan buku ajar ini dapat menambah khasanah buku ajar bagi
Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital Politeknik Negeri Malang dan benar-
benar dapat digunakan dalam upaya peningkatan kompetensi menulis mahasiswa
melalui proses perkuliahan.
Penyusun
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
DAFTAR ISI
BAB I
DIKSI
1.1 Pendahuluan
Secara umum bahasa dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian bentuk dan bagian
arti. Bagian bentuk adalah bagian bahasa yang berupa deretan bunyi, sedangkan bagian
arti adalah bagian bahasa yang berupa acuan deretan bunyi itu. Di dalam ilmu
kebahasaan deretan bunyi itu disebut unsur fonis, sedangkan sesuatu yang menjadi
acuan deretan bunyi disebut unsur semantis.
Sementara itu, dilihat dari bentuknya bahasa dibagi menjadi dua satuan, yaitu
satuan fonologis dan satuan gramatis. Satuan fonologis terdiri atas fonem dan suku kata.
Satuan gramatis terdiri atas kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Dalam praktik
berkomunikasi, baik dalam bentuk tulis maupun lisan, satuan gramatis ini disebut
sebagai unsur verbal atau unsur kebahasaan. Sebagai salah satu unsur kebahasaan
dalam berkomunikasi, pilihan kata atau diksi memiliki peran yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan, jika seseorang akan mngungkapkan sebuah gagasan atau perasaan pastilah
memilih alat untuk mengungkapkan gagasan tersebut. Diksi merupakan pilihan pertama
sebelum memilih alat lain yang lebih lengkap. Berikut ini dikemukakan arti, fungsi, dan
proses memilih diksi.
1.2 Tujuan
Secara umum diksi memiliki fungsi sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, gagasan secara tepat sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara pembicara
atau penulis dengan pendengar/pembaca
- Sebagai majas
Contoh :
Jika seorang mahasiswa baru menyukai seorang mahasiswi baru yang baru sekali
bertemu, maka mahasiswa tersebut akan memilih kata untuk mengungkapkan rasa suka
tersebut, misalnya ’ boleh juga’ atau ’asyik juga’ mahasiswi itu. Dia tidak akan memilih
kata ; Hai aku ’cinta’ kamu. Hal ini karena mahasiswa tersebut baru kenal yang belum
tentu mahasiswi pun berkenan dengan mahasiswa tersebut. Bahkan, kemungkinan
mahasiswi akan marah kepada mahasiswa tersebut. Jadi, pemilihan kata sangat
menentukan keberhasilan penyampaian perasaan maupun gagasan. Dengan kata lain,
keberhasilan berkomunikasi sangat ditentukan oleh ketepatan pemilihan kataatau diksi
atau diksinya.
Perlatihan I.
Pilihlah diksi yang tepat untuk mengungkapkan rasa ’ senang’, ’sedih’, ’marah’, dan ’
rindu’ dengan syarat sebagai berikut.
Perlatihan II.
BAB II
2.1 Pendahuluan
Kemampuan yang sangat baik dalam memilih kata atau diksi tentu belum
menjamin Saudara dapat berkomunikasi dengan baik. Hal ini karena diksi hanya mampu
mengungkapkan bagian kecil dari suatu gagasan/perasaan. Untuk mengungkapkan
gagasan yang bermakna komunikatif diperlukan alat kebahasaan yang lebih luas yang
berbentuk kalimat. Pada bab ini Saudara akan dapat mempelajari lebih dalam tentang
pengertian, unsur, dan jenis kalimat.
2.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menyusun kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.3 Pengertian
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Jika saudara memperhatikan kalimat yang saudara baca, akan terlihat bagian-
bagiannya. Ada bagian yang penting dan ada bagian yang hanya merupakan pelengkap
saja. Sub-sub ini akna membahas masalah yang berkaitan dengan bagian-bagian kalimat.
Dilihat dari unsurk pembentukannya, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu unsur
pembentuk utama selanjutnya disebut unsur inti dan unsur pembentuk penunjangnya
selanjutnya disebut unsur bukan inti. Kedudukan unsur inti ini di dalam kalimat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
merupakan pokk gagasan dan tidak bisa dihilangkan. Penghilangan unsur ini akan
mengakibatkan bentuk kekacauan kalimat. Pembentuk unsur bukna inti merupakan
pendukung pokok gagasan. Karena kedudukannya hanya sebagai pendukung, maka
bagian ini bisa dihilangkan. Untuk lebih memahami kedua unsur tersebut perhatikanlah
kalimat berikut ini.
Tiga bagian di atas hanya bagian (1) saja yang bisa dihilangkan, sedangkan bagian (2) dan
(3) tidak bisa dihilangkan. Dengan demikian kalimat 6 dapat disusun lagi menjadi kalimat
berikut.
Jadi, dilihat dari unsur-unsurnya, bagian (1) saat ini merupakan unsur bukan inti,
sedangkan bagian (2) harus segera dipikirkan, dan bagian (3) kesenjangan dunia
pendidikan dan dunia pekerjaan merupakan unsur inti.
Selain dari itu, kalimat 6 dan 7 memberikan gambaran kepada saudara bahwa
kalimat dapat terdiri atas unsur inti dan unsur bukan inti. Seperti yang sudah dijelaskan
pada bagian awal unsur-unsur inti pada kalimat merupakan kesatuan yang utuh. Unsur
ini tidak boleh dihilangkan. Penghilangan salah satu unsur akna mengakibatkan
kekaucaan kalimat. Perhatikan kalimat berikut !
Pelatihan
1. Apakah kalimat itu dan apa sajakah unsur pembentuk dan pendukungnya?
Jelaskan!
2. Apakah yang saudara ketahun tentang unsur inti dan unsur non inti. Jelaskan!
3. Perhatikan kalimat di bawah ini, kemudian tunjukkan unsur inti, non inti,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
a. subjek,
b. predikat,
c. objek,
d. pelengkap, dan
e. keterangan.
Uraian yang berkenaan dengan kategori dan fungsi itu dapat saudara baca dalam
paparan di bawah ini.
2.4.2.1 Kategori
Kata-kata tertentu dalam bahasa Indonesia yang masuk ke dalam kategori tertentu dapat
masuk pula ke dalam kategori yang lain. Kata seperti itu mempunyai keanggotaan
kategori rangkap, seperti pada kata jalan dan telepon pada kalimat berikut.
Kata jalan pada kalimat 10 mempunyai kategori nomina, sedangkan kata jalan pada
kalimat 11 mempunyai kategori verba. Demikian juga kata telepon pada kalimat 12 dan
13 mempunyai keanggotaan rangkap, yakni berkategori nomina dan verba.
Pembahasan ringkas tentang kategori dalam kalimat, dapat saudara baca pada paparan
berikut ini.
“Nomina dasar adalah nomina yang terdiri atas kata dasar. Nomina ini
mengandung pula konsep semantis yang dapat berpengaruh pada penggunaan kalimat.
Konsep semantis kata meja mengacu pada lokasi, sedangkan nomina umum kata gambar
pada umumnya mengacu pada lokasi, oleh karenanya saudara tidak akan menjumpai
kalimat.
Selain ada nomina yang mengacu pada lokasi ada pula nomina yang
mengacu pada waktu yang nantinya bisa menjadi keterangan waktu
seperti pada kalimat malam minggu, minggu depan, tahun 1993. Kata
pena, penggaris, pisau, dan cangkul mengacu pada alat. Oleh karenanya
kita dapat memanfaatkan untuk keterangan alat, misalnya pada
kalimat:
16. Dia menulis dengan pena.
17. Petani itu mengolah sawahnya dengan cangkul.
Nomina yang lain adalah nomina yang mengacu pada cara melakukan perbuatan,
misalnya pada kata jantan, hukum, dan bijak yang dapat dibentuk menjadi keterangan
cara, seperti pada frasa secara jantan, secara hukum, dan secara bijak.
Penting untuk saudara ingat bahwa memahami cirri semantis suatu kata
adalah sangat penting. Jika ada kalimat yang tidak sesuai dengan cirri
semantisnya, maka kalimat itu merupakan kalimat yang salah atau
paling tidak merupakan kalimat yang aneh. Perhatikanlah kalimat-
kalimat berikut.
18. Sekolah ini menggambar meja.
19. Monyet membeli pisang di pasar.
Kalimat 18 kita tolak karena kata sekolah berkategori nomina yang mengacu pada lokasi,
sehingga tidak mungkin berkedudukan sebagai subjek. Kalimat 19 secara gramatikal
benar tetapi secara logika aneh karena dalam cirri semantis kata monyet termasuk
binatang, sehingga dalam peristiwa yan digambarkan pada kalimat itu terasa aneh. Sekali
lagi perlu diperhatikan bahwa cirri semantis setiap kata mempunyai implikasi sintaksis
yang membuat pengguna bahasa mempunyai kemampuan menilai kalimat itu berterima
(benar) atau tidak berterima (salah).”
Di samping nomina dasar seperti yang telah diuraikan di atas, dalam bahasa
Indonesia dapat saudara jumpai pula nomina turunan. Untuk lebih jelasnya cermatilah
paparan berikut ini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
“Nomina turunan dibentuk oleh dua morfem atau lebih. Pada umumnya yang
menjadi dasar pembentukannya adalah berupa verba atau adjektiva. Bentuk numeralia
dan konjungsi sedikit sekali dipakai sebagai dasar pembentukannya.
Nomina turunan dapat dibentuk dengan proses afiksasi. Dari bentuk larut dapat dibuat
nomina turunan larutan, pelarutan, melarutkan. Selain melalui proses afiksasi nomina
turunan dapat dibentuk dengan cara menurunkan dari verba atau verba turunan. Untuk
memahami uraian terakhir di atas cermatilah contoh berikut.
Nomina turunan dalam bahasa Indonesia secara langsung dapat dibentuk dari
kata dasar tertentu menjadi nomina dengan afiks tertentu pula. Kata pandai dan penting
misalnya, dapat dibentuk menjadi nomina turunan dengan hanya keindahan kegelapan
menambahkan afiks ke-an. Sehingga kedua kata itu dapat diturunkan menjadi turunan
kepandaian dan kepentingan. Sedangkan verba menggunakan dan menghargai hanya
dapat dibentuk dengan menambahkan afiks peng-an, sehingga bisa tercipta kata
penggunaan dan penghargaan.
Hal lain yang masuk ke dalam kategori nomina adalah pronomina. Secara
ringkas, pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina tertentu.
Nomina beberapa tenaga kerja dapat diganti dengan kata mereka. Kata nya pada kalimat
Keterampilannya sudah memadahi mengacu pada kata dia. Jadi kata yang mengacu pada
bentuk nomina tertentu disebut pronomina. Pronomina dalam bahasa Indonesia dibagi
atas tiga macam, yaitu (1) pronomina persona: saya, aku, -ku, ku-, engkau, kamu, anda,
kalian, ia, dia, beliau, nya, dan mereka; (2) pronomina penunjuk: ini dan itu; (3)
pronomina penanya: siapa, apa, dan mana. Bentuk nomina yang lain lagi adalah
numeralia.
Numeralia adalah kata yang dipakai untuk menunjuk jumlah atau nomor benda
dan konsep. Dilihat dari bentuknya numeralia dibagi atas dua golongan, yaitu numeralia
yang menyatakan (1) jumlah, misalnya: dua, sepuluh, dan (2) tingkat, misalnya: pertama,
kedua, sepersepuluh, kesembilan.
Pelatihan.
Kata kerja atau verba –selanjutnya disebut verba—dalam bahasa Indonesia dapat
dikenali melalui bentuk morfologis, bentuk semantis, dan bentuk sintaksisnya. Bagian ini
secara mendalam hanya membahas bentuk verba ditinjau dari bentuk sintaksisnya.
Sedangkan perihal verba dari bentuk morfologis dan semantisnya hanya diuraikan secara
sepintas.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Agar Saudara mempunyai persepsi yang benar tentang verba, cermatilah contoh
dan paparan berikut ini.
Kata yang berhuruf miring pada kalimat 1, 2, 3, 4 berfungsi sebagai predikat. Selain itu
juga mengandung makna perbuatan, proses, dan keadaan. Dua kandungan di atas
setidak-tidaknya dapat dipakai dasar penentuan ciri pembeda verba seperti di bawah ini.
makna perbuatan. Sedangkan verba berjalan pada kalimat 4 mengandung makna proses.
logika yang benar. Keberadaan konsekuensi itu bisa Saudara perhatikan pada uraian dan
contoh berikut.
“Apa yang dilakukan oleh subjek?”. Sedangkan verba yang mengandung makna proses
“Apa yang dilakukan oleh mahasiswa itu?” dan “Apa yang dilakukan oleh mereka itu?”
Pola pertanyaan itu tidak cocok untuk kalimat 4, “Apa yang dilakukan oleh mesin itu?”.
Pertanyaan yang cocok untuk kalimat 4 adalah “Apa yang terjadi pada mesin ketik itu?”.
Verba yang agak sulit diidentifikasi adalah verba yang bermakna keadaan. Verba
ini sering dirancukan dengan kategori sifat. Walaupun identifikasi verba keadaan ini sulit,
tidak berarti tidak bisa dilakukan. Jika ingin membedakan verba yang bermakna keadaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Saudara harus menyejajarkannya dengan keadaan yang merupakan sifat atau kualitas.
Ciri yang dipakai untuk membedakan kedua kategori ini adalah dengan melekat pada
kata yang mengikutinya berarti kata yang mengikutinya merupakan adjektiva. Jika prefiks
ter- tidak bisa melekat bisa dipastikan bahwa kata tersebut merupakan verba. Misalnya
kata baik bisa dibentuk menjadi kata terbaik, sedangkan kata suka tidak bisa dibentuk
menjadi tersuka.
Hubungan verba dengan bentuk lain dalam kalimat dapat diidentifikasi melalui
pengamatan terhadap (1) frasa vebal, (2) fungsi verba, dan (3) jenis verbanya.
Frasa verbal adalah bentuk yang terdiri atas dua kata atau lebih yang salah satu
atau keseluruhannya berupa verba. Dua kata atau lebih yang salah satunya merupakan
unsur inti dan kata lain merupakan unsur penunjangnya. Seperti pada kata akan
membaik pada kalimat 5 dan kata sudah datang pada kalimat 6 di bawah ini.
Inti verba pada kata frasa verbal akan membaik pada kalimat 5 inti verbalnya adalah
membaik, sedangkan frasa verbal sudah datang pada kalimat 6 inti verbalnya adalah
datang. Frasa verbal dengan konstruksi seperti pada kalimat 5 dan 6 disebut indosentrik
atributif. Frasa verbal berdiskusi dan berlatih pada kalimat 7, keduanya merupakan unsur
inti yang digabungkan dengan kata dan rasa yang berkonstruksi seperti ini disebut
indosentrik koordinatif.
Pengenalan verbal yang lain adalah dari sudut fungsi sintaksisnya. Verba dan
frasa verbal dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Perhatikanlah contoh verba dan frasa verbal dalam kalimat di bawah ini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
dan keintransitifan. Dua faktor yang dijadikan penanda ketransitifan verba adalah.
Adapun sebagai penanda, verba intransitif adalah verba yang tidak diikuti oleh
nomina yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Atau dengan kata lain,
Bentuk verba transitif terdapat pada kalimat 17-19. Ketransitifannya ditandai oleh verba
yang diikuti oleh nomina yang berfungsi sebagai objek. Verba mengerjakan karya tulis
pada kalimat 17 diikuti oleh nomina karya tulis yang berfungsi sebagai objek. Demikian
pula untuk kalimat 18 dan 19 masing-masing verbanya diikuti oleh nomina yang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
berfungsi sebagai objek. Sesuai dengan paparan di atas maka objek pada kalimat 17-18
Verba tertawa, bekerja keras, dan belajar merupakan verba intransitif. Verba ini
Pelatihan
menunjukkan sifat atau keadaan suatu benda, manusia, atau binatang. Adjektiva ini
Misalnya: Sangat bagus, amat baik, terlalu mahal, pandai sekali, luas benar.
e. adjektiva pada kata tertentu dapat berakhir dengan afeks -er, -wi, -i, iah, ik,
if, al. Misalnya: honorer, surgawi, badani, ilmiah, heroik, positif, dan formal.
Lima pengenalan tersebut di atas sekaligus merupakan syarat yang harus dipenuhi
oleh adjektiva. Hal ini penting diketahui karena beberapa ciri adjektiva juga terdapat
pada kategori yang lain, verba misalnya. Kata ingkar tidak dapat dipakai untuk
pengingkaran adjektiva seperti kata tidak baik dan untuk pengingkaran verba seperti
memberi keterangan pada bentuk kata verba, adjektiva, nomina predikat, dan kalimat.
Agar Saudara paham tentang adverbia bisa membedakannya keterangan sebagai fungsi
adjektiva mahal. Kata hanya pada kalimat 28 adalah adverbia yang menerangkan nomina
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
predikat seorang pelajar. Kata sebaiknya pada kalimat 29 adalah adverbia yang
Kata minggu depan pada kalimat 30 tidak berkategori adverbia tetapi sebagai nomina
dan fungsinya sebagai keterangan waktu. Kata sangat baik pada kalimat 31 berkategori
Advebia berdasarkan struktur sintaksisnya dapat dilihat melalui dua hal, yaitu (1)
Dari segi posisi strukturnya, adverbia dapat Saudara kenali melalui keadaan adverbia
yang bisa (1) mendahului kata yang diterangkan, (2) mengikuti kata yang diterangakan,
(3) mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan. Ketiga ketiga keadaan tersebut
Dari segi lingkup strukturnya dapat dilihat dari jangkauan adverbia yang terbatas pada
frasa adjectival, frasa adverbial, frasa verbal, dan frasa nominal predikatif.
Adverbia pada kalimat 35, 36, dan 37 letak strukturnya lebih mantap, tidak mempunyai
Pelatihan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Jelaskan!
5. Baju hijau; Baju itu hijau; Baju yang hijau. Tiga bentuk di atas tidak semuanya
disebut kalimat.
Mengapa?
1) Kata Tugas
Kata tugas adalah kata yang mempunyai makna gramatikal dan tidak mempunyai makna
leksikal. Kategori kata tugas berbeda dengan kelas kata yang lain. kategori verba menulis
misalnya, dapat diberi arti berdasarkan kata dasarnya. Tidak demikian dengan kata tugas.
Makna kata tugas ditentukan bukan oleh kata itu secara lepas tetapi ditentukan oleh kata
kaitannya dengan kata lain dalam frasa atau kalimat. Kata tugas di dan yang baru
diketahui artinya setelah digunakan dalam kalimat lain, seperti Bukumu ada di meja.
Berbeda pula dengan bentuk kata yang lain, kata tugas ini tidak dapat mengalami
nomina perjalanan. Selain dari itu, kata tugas tidak mudah terpengaruh unsur asing.
Bentuk kata tugas dalam bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Misalnya: di, ke, dari, pada, guna, untuk, buat, tentang, sejak, oleh, bersama,
Misalnya: dan, kalau, atau, tetapi, sesudah, sewaktu, maka, meskipun demikian, dsb.
Misalnya: ayo, hai, halo, syukur, amboi, ai, lo, MasyaAllah, astaga, bah, brengsek, ih,
d. Artikel, kata yang bertugas membatasi jumlah nomina. Bentuk ini diklasifikasikan
1. Menyatakan jumlah tunggal: sang juara, Sri Paus, Hang Tuah, Dang merdu;
2. Menyatakan makna kelompok: para mahasiswa, para ilmuwan; dan
3. Menyatakan makna netral: si hitam, si Amat.
e. Partikel, kata tugas dan perilakunya, dapat Saudara baca pada paparan berikut.
Di dalam bahasa Indonesia, partikel terdiri atas dua kelompok, yaitu yang ditulis menyatu
dengan kata yang mendahului dan yang ditulis terpisah dengan kata yang mendahului.
Yang ditulis menyatu adalah partikel –kah, -lah, dan –tah, sedangkan yang ditulis terpisah
Partikel –kah sering dipakai dalam membentuk kalimat Tanya, bahkan ada yang
memperjelas sebuah kalimat Tanya. Selain itu jika sudah ada kata Tanya –dalam kalimat
Partikel –lah dapat dipakai dalam kalimat perintah dan kalimat Tanya. Dalam kalimat
contoh berkut.
Contoh:
Funsi partikel ini adalah mengeraskan arti kata yang diiringi seperti pada kalimat 48 dan
bisa juga dipakai bersama-sama dengan –lah dalam satu kalimat seperti pada kalimat 49.
Perlu Saudara perhatikan bahwa partikel –pun ditulis serangkai dengan konjungsi.
sungguhpun.
Pelatihan
2.4.2.2 Fungsi
Seperti yang sudah dipaparkan pada bagian terdahulu fungsi mengacu kepada tugas
unsur kalimat. Fungsi dalam bahasa Indnesia terdiri dari atas (1) subjek, (2) predikat, (3)
Objek, (4) pelengkap, dan (5) keterangan. Untuk memahami kelima fungsi itu
dua fungsi ini dipaparkan secara bersama-sama karena subjek dan predikat dalam
kalimat tunggal yang terdiri atas dua konstituen, jika dilihat dari aspek sintaksisnya
senantiasa terdiri atas dua fungsi ini, yakni subjek dan predikat. Secara tradisional subjek
Subjek dalam kalimat bahasa Indonesia sangat mudah untuk Saudara kenali. Karena
yaitu mahasiswa itu dan membaca. Konstituen membaca memegang peran yang lebih
besar dibanding dengan konsisten lain ada atau tidak. Konstituen yang digambarkan itu
disebut pusat. Jadi dalam kalimat 50, konstituen membaca merupakan pusat. Untuk itu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Subjek mahasiswa itu seperti pada pengenalan fungsi subjek tidak dimungkinkan
diganti dengan pronominal interogatif siapa tanpa diikuti kata tugas yang. Seperti pada
kalimat berikut.
membaca?. Dilihat dari peran konstituennya, kata siapa merupakan pusatnya. Dengan
demikian kata siapa menduduki fungsi predikat. Sedangkan subjeknya adalah membaca.
kalimat yang terdiri atas dua konstituen saja. Kalimat tunggal yang terdiri atas beberapa
konstituen, subjek dan predikatnya mudah ditentukan, karena kedua ciri fungsi itu tidak
berubah. Kalimat Mahasiswa itu membeli buku akutansi dapat segera dikenali
mahasiswa itu sebagai subjek, membeli sebagai predikat. Demikan juga kalimat 52 di
bawah ini.
52. Mahasiswa yang baru merencanakan karya tulis itu sangat rajin
membaca di perpustakaan yang berada di samping tempat
tinggalnya.
Frasa mahasiswa yang baru merencanakan karya tulis itu sebagai subjek dan sangat
rajin membaca sebagai predikat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa konstituen mahasiswa
yang baru merencanakan karya tulis itu tidak bisa diganti dengan pronomina interogatif
Di samping itu ada pendamping yang lain selain predikat ialah objek, pelengkap,
dan keterangan. Berbeda dengan pendamping subjek yang secara tradisional berada di
sebelah kiri predikat, pendamping objek dan pelengkap cenderung berada di sebelah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
kanan predikat. Bahkan kedudukan ini lebih bersifat permanen. Pada persyaratan
tertentu subjek masih bisa bergeser di sebelah kanan predikat tanpa mengubah
identitasnya. Hal ini tidak akan terjadi pada objek dan pelengkap. Paparan berikut ini
Objek dan pelengkap dinamakan komplemen. Oleh karena itu orang sering
menyamakan kedua fungsi itu. Padahal, secara hakiki kedua fungsi itu berbeda.
Objek dapat dikenali melalui dua cara, yaitu (1) melihat jenis predikatnya yang
berstatus transitif dan aktif, dan ketransitifan itu ditandai oleh sufiks -kan dan -i, (2)
memperhatikan ciri khas objek, yaitu dimungkinkannya objek berupa -nya, -ku, dan -mu,
juga dimungkinkannya objek kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif. Kalimat 53
Pembuktian bahwa singa merupakan objek seperti yang diingini oleh uraian di atas
Subjek banteng itu ada karena tuntutan predikat transitif yang berafiks me+ngalah+kan.
Bentuk banteng itu mengalahkan belum cukup sebagai kalimat bahasa Indonesia.
Berdasarkan ciri pengenalan objek, kalimat 53 dapat divariasikan dengan 54 dan 55.
perhatikanlah rincian persamaan dan perbedaan objek dan pelengkap di bawah ini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap dapat Saudara lihat pada ciri-ciri
sebagai berikut.
Objek :
Pelengkap :
b. berada di belakang verba semi transitif atau dwitransitif dan dapat didahului
oleh preposisi;
c. tidak bisa dipastikan, jika dapat pelengkap tidak bisa berganti subjek;dan
d. tidak dapat diganti dengan –nya, kecuali didahului oleh preposisi selain di,
ke, dari, dan akan.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan keduanya, jika Saudara cermati kalimat 56 dan
predikat dan tidak bisa berubah fungsi. Oleh karenanya kata hukum berfungsi sebagai
pelengkap.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
keduanya sepertinya tidak dapat dipisahkan lagi. Bahkan karena eratnya hubungan
antara predikat dan pelengkap, akibatnya telah menjadi semacam idiom. Seperti pada
3) Keterangan
Keterangan merupakan unsur bukan inti yang bertugas menerangkan atau memberikan
keterangan tambahan terhadap unsur inti. Unsur inti di dalam kalimat bahasa Indonesia
karenanya konstituen ini disebut keterangan tempat. Unsur yang mengandung makna
tempat selain preposisi di adalah ke dan dari. Frasa bergaris bawah pada kalimat 60 s.d.
65 juga berfungsi sebagai keterangan. Frasa dengan pensil pada kalimat 59 mengandung
keterangan alat; oleh karenanya, disebut keterangan alat. Frasa kemarin pagi pada
kalimat 60 mengandung makna waktu. Oleh karenanya disebut keterangan waktu. Frasa
keterangan tujuan yang lain adalah untuk, bagi, dan demi. Frasa bersama dosen
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
pembentukan selain bersama adalah dengan dan beserta. Frasa secara hati-hati pada
kalimat 63 mengandung keterangan cara. Unsur pembentukan selain itu adalah dengan.
pembentuknya yang lain adalah seperti dan bagaikan. Frasa karena rajin pada kalimat 65
Pelatihan
fungsinya!
a. Tugas yang harus kita selesaikan adalah membuat karya ilmiah kemudian
mempresentasikan di dalam kelas.
b. Kawannya pulang.
c. Adik berkunjung ke tempat dia dirawat.
d. Pemain basket itu bertubuh raksasa.
e. Dia mengikuti KKL di kantor asuransi.
2. Buatlah dua kalimat atau lebih, sehingga dapat membedakan secara jelas fungsi objek
dan pelengkap!
Jenis kalimat dapat ditinjau dari segi bentuk dibagi ke dalam dua jenis, yaitu kalimat
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tungal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Unsur subjek dan predikat
dalam kalimat ini terdiri atas satu kesatuan. Seperti layaknya kalimat, kalimat tunggal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
memerlukan unsur inti yang diperlukan. Unsur bukan inti juga ada jika memang
67-71. Kategori yang lain sesuai dengan syarat tertentu bisa menduduki fungsi predikat.
Dengan demikian ada kalimat tunggal berpredikat verba, nomina, adjektiva, frasa
preposisi, dan frasa yang lain. Sebagai tambahan, kalimat tunggal tidak selalu berada
dalam wujud pendek tetapi juga dalam wujud panjang. Yang terpenting adalah syarat
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua kalusa atau lebih itu dapat
bertingkat. Uraian tentang hubungan koordinatif dan subordinatif itu dapat Saudara baca
pada 1.3.
menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan yang
sama. Hubungan koordinasi dan subordinasi antarklausa itu seperti yang terlihat pada
KALIMAT
KALIMAT
S
S P KET P O
KALIMAT
O
S P S P (O) (K)
Hubungan koordinatif dapat ditandai dengan kata dan, lagi, lagi pula, serta, lalu,
kemudian, atau, tetapi, tapi, akan tetapi, sedang, sedangkan, namun, melainkan,
ditandai dengan penggunaan kata bahwa, ketika, sebelum, karena, asal, sekalipun yang
tempat.
(kalimat 82), hubungan perlawanan (kalimat 83), dan hubungan pemilihan (kalimat 84).
82. Konflik dalam dirinya dianggap sebagai tantangan, dan oleh karena itu
dia tampak menghadapinya dengan tegar.
83. Mimbar ini tidak saja bebas, tetapi juga terbuka.
84. Kamu harus segera kembali, atau kamu ingin terlambat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Hubungan secara subordinatif dibagi menjadi 13, yaitu hubungan waktu (kalimat 85),
hubungan syarat (kalimat 86), hubungan tujuan (kalimat 87), hubungan konsesif (kalimat
88), hubungan pembanding (kalimat 89), hubungan penyebaban (kalimat 90), hubungan
akibat (kalimat 91), hubungan cara (kalimat 92), hubungan penyangkal (kalimat 93),
hubungan kenyataan (kalimat 94), hubungan hasil (kalimat 95), hubungan penjelasan
Perlatihan
1. Jelaskan pengertian kalimat tunggal!
2. Susunlah dua kalimat tunggal berpredikat verbal!
3. Bu Camat sedang memimpin rapat. Kalimat di samping ini termasuk
kelimat intransitif. Jelaskan ciri-cirinya!
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
2.5 Rangkuman
1. Bahasa dibagi menjadi dua satuan, yaitu satuan fonologis dan satuan
gramatis.
2. Kalimat adalah satuan gramatikal yang dimulai dari kesenyapan dan diakhiri
3. Kalimat dibagi menjadi dua unsure pembentukan, yaitu unsure inti dan
4. Kalimat terdiri atas unsure inti dan unsure non inti, atau dapat terdiri atas
6. Fungsi mengacu pada tugas unsure kalimat, yaitu subjek, predikat, objek,
7. Nomina adalah kata yang mengacu pada benda, manusia, binatang, konsep
atau pengertian.
8. Nomina dibagi menjadi dua, yaitu nomina dasar dan nomina turunan.
12. Numeralia dibagi atas, numeralia yang menyatakan jumlah dan yang
menyatakan tingkat.
18. Ketransitifan verba ditandai oleh adanya objek berupa nomina dan jika
20. Adjektiva adalah kata yang menunjukkan sifat atau keadaan suatu benda,
manusia, dan binatang.
21. Ciri-ciri adjektiva, adalah:
a. Dapat diberi keterangan pembanding
b. Dapat diberi ketarangan penguat
c. Dapat diberi kata pengingkaran tidak
d. Dapat dibentuk dengan reduplikasi dengan afiks se—nya.
e. Kata tertentu bisa ditambah dengan afiks –er, -wi, -i, iah, -k, if, dan –al.
22. Adverbia adalah bentuk kata yang memberi keterangan pada verba,
adjektiva, nomina predikat, dan kalimat.
23. Ciri-ciri adverba adalah:
1) Posisi strukturnya: Adverbia dapat mendahului dan atau mengikuti kata
yang diterangkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
f. Keterangan cara.
g. Keterangan similatif, dan
h. Keterangan penyebaban.
34. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
35. Kalimat Majemuk adalah aklimat yang terdiri ats dua klausa atau lebih.
36. Kalimat mejemuk koordinatif adalah penggabungan antar klausa yang
mempunyai kedudukan yang sama.
37. Kalimat subordinatif adalah penggabungan antarklausa yang mempunyai
kedudukan yang tidak sama.
2.6 Evaluasi
BAB III
KALIMAT EFEKTIF
3.1 Pendahuluan
3.2 Tujuan
1. keserasian kalimat,
2. kelogisan struktur,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Berdasarkan pengertian dan syarat tersebut, kalimat efektif dapat dikenali ciri-cirinya
sebagai berikut.
Keanehan yang lain tidak terletak pada makna, tetapi dari segi budaya, agama, hukum
dll. Sehingga yang aneh bagi suatu masyarakat, tidak aneh bagi masyarkat yang lain.
Seperti contoh berikut ini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Pelatihan
Serasikan kalimat di bawah ini? Jelsakan!
1. Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih maka
jadilah karya tulis ini.
2. Sepeda motor ini mampu melaju dengan kecepatan 65 km per jam.
3. Bu Ani akan menceraikan suaminya.
4. Kera itu membeli pisang di pasar.
5. Batu itu menggoreng tiga ekor telor.
Dari segi kelogisan, suatu kalimat dikatakan efektif bila suatu kalimat itu dapat diterima
oleh akal sehat. Sebaliknya, bila isi suatu kalimat tdak dapat diterima oleh akal, maka
kalimat itu dikatakan tidak efektif.
Untuk lebih memahami ciri kelogisan penalaran, perhatikan kalimat-kalimat dan paparan
berikut.
4. Beliau itu dosen yang baik karena bajunya selalu rapi, rambutnya tidak gondrong
dan tidak memiliki kebiasaan merokok.
Kalimat 1 tidak logis karena tidak memberi batasan pada subjeknya. Jadi bila ditanyakan
“Apakah benar seluruh kejahatan yang akhir-akhir ini berlatar belakang politik?”
Maka, kebenaran kalimat itu meragukan. Untuk membuat keefektifan kalimat 1, subjek
perlu dibatasi. Seperti pada kalimat berikut.
1.a Beberapa kejahatan yang terjadi pada akhir-akhir ini berlatar belakang politik.
1.b Pada umumnya, kejahatan-kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini berlatar
belakang politik.
Kalimat 1.a dan 1.b itu, memberi isyarat bahwa tidak semua kejahatan disebabkan oleh
masalah politik. Dengan demikian pertanyaan di atas tidak mencerminkan kebenaran
suatu kesimpulan, kecuali jika semua kejahatan berlatar belakang politik, maka kalimat 1
–lah yang benar.
2.a Suwandi memiliki kecenderungan suka wanita, maka mungkin dia tidak dapat menjadi atasan yang baik.
Selanjutnya, secara beruntun kalimat 3, 4, 5 dapat diganti dengan kelimat 3.a, 4.a.
3.a Sherly tumbuh dalam keluarga tanpa disertai seorang ayah. Itulah salah satu
penyebabpermasalahannya di sekolah.
4.a Beliau itu dosen yang tidak baik karena tidak menguasai materi yang
disampaikan dan cara penyampaiannya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Mengapa kaliamt 4 juga tidak logis? Karena pernyataan itu tidak mengarah pada masalah
yang sesungguhnya. Kalau Saudara mengatakan bahwa seorang adalah dosen yang jelek
seperti alasan di atas, yaitu tidak mengarah pada penilaian yang sesuai dengan syarat
utama dosen yang baik, secara logika pernyataan tidak mendasar.
Ketidaklogisan yang lain pada umumnya disebabkan oleh logika sebab akibat yang tidak
ada hubungannya. Seperti hubungan sebab akibat ia tidak lulus ujian karena ketika
dalam perjalanan ada lorong hitam melintang di depannya. Secara logika belum dapat
dibuktikan kebenarannya, jika ada kucing hitam melintas di depannya mengakibatkan
seseorang mengalami ketidakberuntungan.
Dari keempat contoh kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa suatu kalimat dapat
dikatakan efektif dari segala kelogisan, bila kalimat itu menunjukkan penalaran yang
diterima oleh akal. Kalimat yang mengandung penalaran dari generalisasi yang tergesa-
gesa, dasar deduksi yang lemah, penyelsaian bukan masalahnya, ketidakjelian terhadap
kejadian yang berurutan, adalah kalimat-kalimat yang tidak logis.
Selain yang disebut di atas, ketidaklogisan disebabkan oleh tindaka yang menyebutkan
syarat yang sebenarnya tidak sederhana, analogi palsu, dan ketdakrelevanan
argumentasi, seperti pada kalimat 5, 6, 7 di bawah ini.
Kalimat 5-7 di atas dapat direvisi menjadi kalimat 5.a, 6.a, 7.a di bawah
ini.
5.a Sebagai warga negara, sebaiknya Saudara dapat
menggunakan hak Saudara dalam setiap pemilu.
6.a Membuat istri bahagia seperti membuat suami bahagia, bisa
dilakukan dengan memberikan perhatian yang tepat
terhadap kebutuhannya.
7.a Saya memberikan rekomendasi kepada si Suto agar dapat
diangakat menjadi peneliti kimia, karena yang dia sudah
berpengalaman dalam bidang tersebut.
Pelatihan
Mengapa kalimat-kalimat berikut tidak logis? Ubahlah menjadi kalimat
yang logis!
1) Setiap orang harus belajar di perguruan tinggi, karena belajar di
perguruan tinggi itu baik.
2) Kucing itu binatang, seratus ekor kucing adalah seratus ekor
binatang; maka, separuh dari semua kucing adalah separuh dari
semua binatang.
3) Kakak saya tidak berambut gondrong, karena dia bukan
seniman.
4) Semua orang Inggris kaku.
5) Andi putra seorang guru besar, maka dia pasti akan berhasil
belajar di perguruan tinggi.
Dalam kalimat 3 terdapat dua klausa yang tidak sejajar, yaitu 1) Bahasa
Indonesia adalah bahasa negara (frasa benda + frasa kerja), 2) Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai pengantar resmi di sekolah (frasa benda +
frasa keja). Oleh karenanya penggabungan dua klaisa seperti di atas
lebih tepat jika menggunakan kata tugas yang, seperti pada kalimat 4
berikut ini.
4. Bahasa Indonesia adalah bahasa negara yang berfungsi sebagai
bahasa pengantar resmi.
Pelatihan
Analisislah kalimat-kalimat di bawah ini berdasarkan ketertiban jalan
pikirannya, kemudian perbaikilah sehingga menjadi kalimat-kalimat
yang benar!
1) Beliau mengatakan hal itu setelah didapatkan bukti bahwa warga
yang melanggarperaturan cenderung meningkat.
2) Kemampuan berfikir kritis, analitis, dan sistematis harus
dimiliki mahasiswa dan bersedia membela kebenaran dan
menghancurkan kebatilan.
3) Malaysia sebelum mengadakan persetujuan dengan Indonesia
tentang peristilahan sudah mempunyai aturan sendiri seperti
yang telah digariskan oleh Malaysia University.
4) Pembaca setelah selesai melakukan kegiatannya dapat
menangkap dan merasakan ide-ide yang dikemukakan oleh
pengarang dalam buku itu.
5) Kita mengetahui bahwa letak Indonesia sangat strategis dan
berada di persimpangan yang bernilai ekonomis.
Frase terbaik I, terbaik II, dan terbaik III juga tidak logis, karena prefiks
ter- pada frase itu mengandung makna paling. Sehingga kalimat 16 dan
17 dapat direvisi menjadi kalimat 18 dan 19 di bawah ini.
Perlatihan
1) Jakarta kota terbesar I di Indonesia.
2) Saya belum jelas Pak!
3) Jangan dimasuki apa-apa dalam amplop ini.
4) Barang siapa menemukan buku saya yang hilang supaya
diserahkan kepada polisi.
5) Naik kendaraan harap turun!
Perlatihan
Analisislah kalimat di bawah ini sehingga menjadi kalimat yang
gramatikal!
1) Apa yang Sudara katakan, satya dapat pahami.
2) Makalah itu akan disusun oleh kita.
3) Dia akan meminjam buku di perpustakaan.
4) Di kampus ini dibangun pusat sumber belajar.
5) Bahwa hal itu tidak benar, saya sudah katakan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Dalam bentuk tulis pemakaian tanda baca yang tidak tepat dapat
mengakibatkan makna ganda. Seperti pada kalimat “Menurut ayah
teman ibu saya itu orang baik-baik”. Kalimat ini terlihat janggal setelah
dimunculkan pertanyaan siapakah orang yang baik? Bandingkan
dengan kalimat berikut
Kata yang bergaris miring pada kalimat di atas terlalu umum, sehingga
pembaca tidak segera dapat menangkap idenya.
Untuk itu kata umum seseorang dan orang diganti dengan kata khusus
dosen dan dia, seperti pada kalimat berikut.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Perlatihan
Pilih salah satu kata yang berada di dalam kurung dan uraikan alasan
Saudara mengapa Saudara memilihnya!
1) Dalam mengarang karya ilmiah harusdipilih kata-kata yang
(lugu, asli, polos, lugas).
2) Data yang (benar, sahih, valid) dapatmenghasilkan kesimpulan
yang dapat dipercaya.
3) Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti harus terlebih
dahulu menyusun (sarana, alat, instrumen).
4) (Berhubung, karena, disebabkan, dikarenakan) sering absen,
dia terancam putus kuliah.
5) Tanah Air Indonesia (terdiri, terdiri dari, erdiri atas) pulau-
pulau dan lautan.
3.6 Evaluasi
1. Apakah kalimat efektif itu? Jelaskan.
2. Unsur apa sajakah yang mendukung, sehingga kalimat yang
Saudara susun bisa mewakili gagasan Saudara.
3. Bagaimana peranan EYD dalam penyusunan kalimat efektif
4. Sebutkan ciri-ciri pokok kalimat efektif.
5. Penulisan kalimat berikut sehingga menjadi kalimat yang efektif
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
PARAGRAF
4.1 Pendahuluan
Di dalam bab ini anda akan dipandu untuk memahami pengertian paragraf,
unsur paragraf, syarat paragraf yang efektif, serta cara pembuatan paragraf dengan
berbagai pola pengembangan. Bab ini merupakan salah satu aspek yang paling penting
untuk penguasaan keterampilan menulis anda. Sebab, paragraf merupakan unit pikiran
paling dasar yang menjadi titik tolak pengembangan tulisan yang lebih luas (kompleks).
Jika anda terampil membuat paragraf yang efektif, maka anda akan sangat mudah
mengembangkan tulisan, baik dalam esei ilmiah, laporan ilmiah maupun bentuk tulisan
yang lain.
4.2 Tujuan
Setelah mempelajari bab ini Anda dapat mengenali konsep dasar paragraf, unsur
paragraf, syarat paragraf, dan cara pengembangan paragraf.
Ada beberapa pengertian paragraf. Menurut Adjat Sakri bangun paragraf terbentuk dari
kalimat, kalimat terbentuk dari kataan dan kataan terbentuk dari kata. Dua kata atau
lebih yang membentuk seuntai kata yang bermakna disebut kataan (frase). Kata atau
kataan yang mendukung pikiran lengkap disebut kalimat. Gabungan kalimat yang
mendukung kesatuan gagasan disebut paragraf. Rangkaian paragraf membentuk
karangan (1992:13). Menurut Oshima (1985) paragraf adalah unit atau bagian pikiran
terkecil dari suatu topik yang tidak jelas jika diuraikan hanya dengan satu kalimat.
Dengan kata lain paragraf adalah bagian karangan terkecil yang terdiri atas beberapa
kalimat yang membangun sebuah pikiran yang utuh dan padu.
1,5/2
2/3
1,5/2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Sebagai alat pengungkapan kesatuan gagasan, paragraf terdiri atas beberapa kalimat
yang saling mendukung dan bertautan. Dengan kata lain, kalimat-kalimat itu merupakan
unsur pembentuk paragraf. Pada prinsipnya unsur paragraf itu ada tiga, yaitu:
Apabila Anda kenali dengan seksama paragraf tersebut, isi gagasan adalah keefektifan
surat. Hal ini tertuang secara tersurat pada kalimat topik.
Dengan mengenali kalimat topik itu Anda akan memperoleh gambaran yang rinci
unsur-unsur pembentuknya, yaitu surat sebagai aspek yang dibicarakan dan sarana
komunikasi yang efektif sebagai pewatas atau pemerinci surat. Aspek yang menjadi
objek pembicaraan ini disebut topik dan aspek pewatas atau pemerinci disebut ide
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
pengontrol/pengendali. Dengan kata lain unsur-unsur pembentuk kalimat topik ada dua,
yaitu topik dan ide pengontrol.
Contoh:
Kalimat topik (3) dan (4) memenuhi ketiga kriteria di atas, yaitu jelas,
tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas. Kalimat topik (5) terlalu luas,
sehingga sukar untuk dikembangkan. Aspek yang terkandung dalam
ka,limat itu sangat luas, misalnya cara mengemudi di jalan tol,
kecepatan kendaraan, dan bahaya mengemudi di jalan tol. Ketiga aspek
ini masing-masing dapat dijadikan kalimat topik (Kt) seperti pada
kalimat topik (5a), (5b), dan (5c).
Kt (5a) Ada tiga cara mengemudi di jalan tol.
Kt (5b) Kecepatan mengemudi di jalan tol harus memenuhi standar
lalu lintas.
Kt (5c) Ada beberapa bahaya mengemudi di jalan tol.
Adapun kalimat topik (6) terlalu sempit atau terlalu rinci, sehingga
tidak ada aspek yang dikembangkan atau diinformasikan kepada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
pembaca. Dengan kata lain tidak ada informasi yang dijanjikan kepada
pembaca.
Perlatihan:
Pilihan kalimat berikut yang dapat dijadikan sebagai kaliamt topik
yang memenuhi syarat dalam suatu paragraf!
(1) Ada dua kendala penelitian di PT sulit berkembang.
(2) Pemilu ibarat permainan sepak bola.
(3) Kemampuan bahasa sangat diperlukan untuk tenaga kerja
industri.
(4) Program pendidikan Polikteknik terbagi atas 55% materi teoritis
dan 45% materi praktek.
(5) Keindahan lukisan itu terletak pada tata warna dan sudut
pandang apresiatornya.
4.5. Rangkuman
Pada prinsipnya, unsur pembentuk paragraf ada tiga, yaitu kalimat
topik, kalimat penjelas dan kalimat penyimpul. Kalimat topik
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
4.6. Evaluasi
1) - Kenalilah kalimat topik pada setiap paragraf yang terdapat pada
suatu karangan/esei pada topik artikel ilmiah majalah atau koran!
- Kumpulkan hasil tugas anda disertai karangan/esei yang telah
anda analisis!
2) - Kenalilah kalimat penjelas pada setiap paragraf yang terdapat
pada suatu karangan/esei pada topik artikel ilmiah
makalah/koran!
- Kumpulkan hasil tugas anda disertai karangan/esei yang telah
anda analisis!
3) - Kenalilah kalimat penyimpul pada setiap paragraf yang terdapat
pada suatu karangan/esei pada topik artikel ilmiah majalah/koran.
- Kumpulkan hasil tugas anda disertai karangan/esei tadi setelah
anda analisis!
4) Ambillah suatu karangan pendek yang terdiri atas kurang lebih 5
paragraaf, kemudian anda kenali setiap paragraf dengan memberi
tanda garis bawah pada:
- Kalimat topik
- Kalimat penjelas
- Kalimat penyimpul
5) Buatlah dua paragraf yang masing-masing paragraf memenuhi unsur
kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat penyimpul!
Perlatihan
Kembangkan kalimat topik berikut menjadi sebuah paragraf dengan
memperhatikan keutuhan gagasan pokok!
1. Terdapat beberapa dampak positif masuknya wisatawan asing ke
Indonesia.
2. Prosedur pengadaan barang dalam suatu institusi ada dua cara,
yaitu pembelian langsung dan melalui lelang.
4.7.2 Keruntutan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Kata mereka merupakan kata ganti dari kata mahasiswa dan kata
berdiskusi merupakan kata ganti seminar.
c. Menggunakan kata perangkai, baik berupa sepatah kata atau
lebih yang ditempatkan pada awal atau dekat awal kalimat.
Bandingkan kedua contoh dalam cuplikan berikut:
o Banyak TKI yang akan ke Malaysia terlantar di hutan Pulau
Batam. Para calo tenaga kerja tidak mau bertanggung jawab
terhadap nasib TKI.
Perlatihan :
Susunlah kalimat berikut dengan menggunakan kata perangkai yang
tepat, sehingga terbentuk paragraf yang runtut!
1. Tiba-tiba terlihat olehnya perigi yang dalam sekali.
2. Air tampak dari atas sangat jernih.
3. Ia berdoa agar memperoleh perlindungan-Nya.
4. Musafir itu telah beberapa hari berjalan mengarungi
padang pasir.
5. Air dan perbekalan lainnya telah habis.
6. Ia mengambil air itu dengan tali dan poci yang dibawanya.
4.7.3 Kelengkapan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Ketika anda membaca suatu tulisan, sering bertanya apa maksud/pokok pikiran dalam
bacaan ini?. Munculnya pertanyaan ini sering diakibatkan oleh informasi yang
terkandung dalam tulisan kurang lengkap. Ketidaklengkapan ini disebabkan oleh kurang
tepatnya janji penulis kepada pembaca dalam menuangkan pikirannya. Secara tersurat
janji penulis dinyatakan dalam kalimat topik, pada ide pengendali. Karena ide pengendali
merupakan sesuatu yang dijanjikan penulis, maka semua kalimat penjelas harus
mengungkapkan secara keseluruhan isi ide pengendali.
Contoh: Pada kalimat utama “Ada lima cara belajar yang efektif.” Yang dijanjikan penulis
dalam kalimat utama ini adalah lima cara yang efektif. Kelima cara itu harus secara rinci
dijabarkan dalam kalimat penjelas. Apabila hanya dikemukakan tiga atau empat cara,
maka paragraf yang bersangkutan tidak lengkap. Dengan kata lain penulis tidak
memenuhi janjinya untuk menuangkan sepenuhnya informasi yang telah dijanjikan.
Perlatihan:
Kembangkan kalimat topik berikut dengan kalimat penjelas yang dapat mengungkapkan
keseluruhan pikiran/isi yang terkandung di dalamnya.
4.8 Rangkuman
Pada dasarnya syarat penulisan paragraf yang efektif itu ada tiga, yatiu keutuhan,
keruntutan, dan kelengkapan. Yang dimaksud dengan keutuhan adalah setiap paragraf
hanya terdiri atas satu gagasan yang utuhh. Semua kalimat yang ada harus berhubungan
langsung dengan kalimat topik. Yang dimaksud dengan keruntutan adalah adanya
hubungan yang runtut antara kalimat atau dengan kalimat yang lain dalam paragraf.
Adapun yang dimaksud dengan kelengkapan adalah isi paragraf yang menjelaskan secara
tuntus gagasan pokok yang ada dalam paragraf.
Pelatihan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
1) Carilah satu artikel yang dimuat dalam surat kabar, kemudian analisislah setiap
paragraf berdasarkan kriteria penulisan paragraf yang efektif!
2) Betulkanlah paragraf berikut dengan memperhatikan keutuhan, keruntutan, dan
kelengkapan.
“Turisme merupakan industri yang maju bagi negara bagian Hawai.
Tiap tahun lebih dari 3,2 juta turis mengunjungi pulau-pulau di
Hawai. Pada waktu musim salju, kapal-kapal laut dan pesawat
terbang yang penuh dengan turis berlabuh di kepulauan ini setiap
lima belas menit. Hotel-hotel baru, tempat-tempat rekreasi baru
terus dibangun untuk menampung para turis yang makin lama
makin banyak itu. Gula dan nanas juga merupakan industri penting
di Hawai.”
Pengetahuan dan pemahaman terhadap unsur dan syarat paragraf yang efektif akan
mendukung keberhasilan Anda dalam membuat paragraf. Namun demikian, belum tentu
tulisan Anda dapat menyakinkan pembaca akan kebenaran yang Anda tulis. Oleh karena
itu, Anda harus berusaha agar tulisan Anda dapat dipercaya oleh pembaca, yakni dengan
mendukung gagasan/ide yang tertuang dalam kalimat topik dengan memberi perincian
yang konkret. Bagaiman cara mendukung gagasan agar diperoleh perincian yang
konkret? Jawaban pertanyaan inilah yang memandu Anda agar dapat mengembangkan
paragraf dengan baik.
Ada beberapa cara pengembangan paragraf, yaitu dengan dukungan pendapat ahli,
statistik, ilustrasi, analogi, dan perbandingan. Pengembangan gagasan dengan dukungan
pendapat ahli/pakar dapat dilakukan dengan mengutip pendapat, baik secara langsung
maupun tidak langsung dan menuangkannya dalam kalimat penjelas. Dengan demikian,
pendapat ahli ini digunakan sebagai penguat kalimat penjelas dalam mendukung kalimat
topik. Dengan kata lain, fungsi pendapat ahli/pakar dalam paragraf adalah untuk
mendukung kejelasan informasi yang telah dipaparkan dalam bentuk kalimat penjelas
sebagai pendukung kalimat topik (gagasan utama) paragraf.
“Tidak ada bahasa di dunia ini yang paling baik (1). Setiap bahasa mempunyai
sistem kebahasaan tersendiri, yang berbeda antar bahasa satu dengan bahasa lain
(2). Dengan demikian, tidak ada bahasa yang lebih unggul di antara bahasa yang
lain (3). Trudgill mengatakan, “metologi ‘bahasa saya adalah bahasa yang paling
baik di dunia’ adalah salah” (4). Hal ini disebabkan sistem fonologi, morfologi, dan
sintaksis setiap bahasa berbeda (5).”
“Pada dekade tiga tahun terakhir ini peserta ujian masuk lokal Politeknik Malang
meningkat tajam (1). Hal ini dapat dilihat pada statistik peserta ujian masuk yang
disusun oleh bagian pengajaran Politeknik Universitas Brawaijaya (2). Pada tahun
1990 jumlah peserta ujian hanya 4500 orang (3). Pada tahun 1991 jumlah peserta
ujian naik menjadi 5250 (4). Kemudian, tahun 1992, naik menjadi 6400 (5).
Sementara itu, pada tahun 1993, jumlah peserta menjadi 7600 orang (b). Dari data-
data dapat disimpulkan kenaikan peserta ujian pada tiga tahun terakhir ini cukup
tajam, yakni 20 % /tahun (7).”
“Dul Trong menyadari bahwa pelayarannya akan penuh resiko (1). Namun, ia juga
mengetahui bahwa ia tidak mempunyai pilihan lain, yakni harus pindah ke negara
lain (2). Pada suatu malam ia dan keluarganya beserta tiga puluh enam orang
Vietnam lainnya berlayar dengan perahu kecil yang sudah tua (3). Pelayaran
mereka seolah-olah mimpi buruk saja (4). Di tengah lautan mereka dibajak sampai
dua kali oleh Bajak laut (5). Perbekalan mereka disapu bersih oleh badai yang
mengamuk (16). Sebelas orang lanjut usia yang bersama mereka meninggal (7).
Sementara yang masih hidup menjadi setengah gila karena kekurangan makan dan
minum (8).”
Kalimat 2-5 merupakan analogi dari penulis yang baik (kalimat 1). Sedangkan kalimat 6 merupakan konfirmasi dari analogi
hal 2-5 untuk penulis yang baik.
“Ford dan VW mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan (1). Keduanya dapat mengangkut lima orang (2).
Tempat duduk kedua mobi itu terbuat dari oscar yang baik (3). Selain itu, kedua mobil memberi jaminan 12000 mil
(4). Perbedaannya, Ford memiliki panjang 2,75 m, sedangkan VW hanya 2 m (5). Oleh karena itu, Ford memerlukan
tempat parkir yang lebih luas daripada VW (6). Di samping itu, Ford menggunakan mesin yang lebih besar dan
canggih, sehingga lebih stabil dan nyaman (7). Sementara itu, VW menggunakan mesin yang kecil dengan pendingin
udara, sehingga kurang stabil, mesin cepat panas dan tentunya kurang nyaman (8)”
Perlatihan:
1) Kembangkan setiap kalimat topik (gagasan utama) berikut dengan salah satu dari
kalimat cara mendukung gagasan paragraf (statistik, kutipan pendapat, ilustrasi,
analogi, perbandingan).
(1) Peristiwa tabrakan kereta api Citayaan beberapa bulan yang lalu sangat
mengerikan.
(2) Arus wisatawan manca negara meningkat pesat sekali setelah adanya Indonesia
Year 1990.
(3) Prinsup manajemen ada lima, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
Paragraf 1
Paragraf 2
Kalimat Utama
Perlatihan :
1) Kembangkan dua kalimat topik berikut menjadi dua paragraf yang tuntas dengan
syarat :
2) Termasuk jenis paragraf apakah kedua paragraf berikut ! Berikan tanda posisi
kalimat topik dan kalimat penjelas pada setiap paragraf.
Paragraf 1
Paragraf 2
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
4.11 Rangkuman
Jenis paragraf banyak sekali. Hal ini tergantung pada sudut pandang yang digunakan.
Berdasarkan posisi kalimat topik paragraf dibedakan atas paragraf deduktif dan paragraf
induktif. Sedangkan berdasarkan posisi paragraf di dalam karangan paragraf dibedakan
atas paragraf pendahuluan, paragraf pendukung dan paragraf penyimpul/penutup.
4.12 Evaluasi
B. Analisislah paragraf berikut berdasarkan syarat-syarat seperti yang tertera pada soal
A.
Paragraf 1
Paragraf 2
“Ada dampak positif, ada juga dampak negatifnya. Limbah industri yang berupa
jelaga dari cerobong pabrik, air buangan pabrik dan segala buangan produk
obat-obatan anti hama seperti DDT dan bahan-bahan kimia lainnya, merupakan
sumber pencemaran lingkungan. Akibat atau bahaya yang ditimbulkan oleh
pencemaran lingkungan secara garis besar merugikan manusia. Tidak sedikit
petani tambak di Lamongan yang gagal panen karena ikannya banyak yang mati
tercemar oleh limbah limbah pabrik. Bahkan di Surabaya telah timbul
kehebohan akibat pencemaran yang cukup serius pada air minum di sana, dari
hasil penelitian diketahui bahwa kali Brantas sebagai bahan mentah pengolah
air minum Surabaya telah dicemari oleh limbah pabrik ini dapat mengakibatkan
sejumlah penyakit yang gejalanya bisa muncul dalam jangka yang singkat atau
jangka panjang.”
Paragraf 3
Paragraf 4
BAB V
PENALARAN
5.1 Pendahuluan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Setiap saat selama hidup kita, terutama dalam keadaan jaga (tidak tidur), kita
selalu berpikir. Berpikir merupakan kegiatan mental. Pada waktu kita berpikir, dalam
benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata.
Kegiatan ini mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran,
misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan
secara sadar, tersusun daiam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk
sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir inilah yang
disebut kegiatan bernalar.
sini, nalar menyatakan benda, meskipun mujarad. (Periksa misalnya Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1992.)
Menurut Dewey (dalam Huppe dan Kaminsky, 1957) ada lima langkah dalam
proses bernalar itu. Kelima langkah itu ialah :
(5) menguji lebih lanjut pertimbangan yang telah diambil hingga akhirnya usulan
itu diterima atau ditolak.
Berikut ini Anda dapat memahami lebih jauh tentang tujuan, manfaat, konsep
dasar, dan jenis penalaran.
5.2 Tujuan
Mahasiswa mampu bernalar dengan tepat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Untuk Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional,
kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha
menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju
kepada suatu kesimpulan. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai
suatu kesimpulan yang logis.
Terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksud term dalam penalaran. Term
adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah
kalimat proposisi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Contoh :
manis term
Dalam kalimat Bumi adalah planet, kata bumi dan planet adalah term. Term dan
proposisi mempunyai hubungan yang erat. Proposisi adalah pernyataan tentang
hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi
adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek - predikat atau term - term yang
membentuk kalimat.
Dalam hal hubungan kelompok subjek dan kelompok predikat dalam proposisi,
seorang ahli logika bangsa Swis, Euler, yang hidup pada abad XVIII mengemukakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
konsepnya dengan empat jenis proposisi dangan lima macam posisi lingkaran. Lingkaran
itu disebut Lingkaran Euler.
1. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang
terdapat dalam predikat.
Semua S adalah P.
S= P
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat
predikat.
Semua S adalah P
. P
s
Sebagian S adalah P.
s P
3. Suatu perangkap yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.
Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
s p
s p
Contoh :
Contoh :
dan
Contoh :
Dalam proposisi kondisional, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu
syarat tertentu. Syarat itu harus dipenuhi atau diingat sebelum peristiwa dapat
berlangsung.
Contoh :
Proposisi ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian sebab dan bagian akibat. Dalam
proposisi Jika air tidak ada, manusia akan mati unsur, sebab ialah Jika air tidak ada dan
unsur akibat ialah manusia akan mati. Unsur sebab disebut anteseden dan. unsur akibat
disebut konsekuen. Anteseden sebuah proposisi harus selalu mendahului konsekuen.
Kalau urutannya dibalik, kalimat itu bukanlah proposisi. Proposisi kondisional seperti di
atas disebut proposisi kondisional hipotetis. Di samping itu, ada pula proposisi
kondisional disfungtif. Proposisi kondisional disfungtif ini mengemukakan suatu alternatif
atau pilihan.
Contoh:
2)TNI-AD baru saja membeli tank amphibi yang dapat berjalan di darat ataupun di
laut.
Contoh:
Proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat
tidak mempunyai hubungan. Dengan kata lain, proposisi negatif meniadakan hubungan
antara subjek dan predikat.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Kata-kata yang dapat membantu menciptakan proposisi khusus ialah kata sebagian,
sebahagian, banyak, beberapa, string, kadang- kadang, dalam keadaan tertentu.
Bentuk-bentuk Proposisi
Berdasarkan kualitas (afirmatif dan negatif) dan kuantitas (universal dan umum),
ditemukan empat bentuk proposisi, yaitu sebagai berikut :
Dalam, suatu proposisi, suatu term dapat bersifat tersebar dan dapat pula bersifat
tak tersebar. Suatu term dikatakan tersebar apabila term itu diambil atas seluruh
denotasinya dan term dikatakan tak tersebar apabila term yang diambil tidak atas
seluruh denotisinya. Dalam hal ini akan diperoleh ketentuan sebagai berikut :
Pertama, adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.
Adanya pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Kegiatan penalaran
merupakan proses berpikir logis, di mana berpikir logis di sini harus diartikan
sebagai kegiatan berpikir menurut pola-pola tertentu, atau dengan perkataan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
lain menurut logika tertentu. tegasnya, menurut logika berpikir yaitu :deduksi-
induksi, rasionalism-empirism, abstrak-kongkrit, apriori-aposteriori).
Bentuk penalaran secara dikelompokkan menjadi dua, yaitu penalaran deduktif dan
penalaran induktif.
Penalaran deduksi adalah proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum
(prinsip, hukum, teori, atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu
yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal yang khusus yang merupakan
bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
• Kelengkapan
• Kejelasan
• Kesahihan
• Keterpercayaan
Kebenaran konklusi dalam argumen deduktif adalah kebenaran logis bukan
kebenaran empiris (realitas).
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi
yang ditarik dari dua premis disebut
Beberapa jenis penarikan konklusi secara langsung akan dipaparkan sebagai berikut :
a) Konversi
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh 1 :
Contoh 2 :
b) Obversi
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh 1 :
Contoh 2 :
c) Kontraposisi
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Ketiga macam menarik simpulan langsung itu dapat dilihat contohnya dibawah ini :
Simpulan obversi : Tidak seorang pun pemain adalah tak pemuda (E)
Simpulan kontraposisi : Tidak seorang pun tak pemuda adalah pemain (E)
Simpulan obversi : Tidak seorang pun pembalap adalah tak laki-laki (E)
A I E E
Semua S adalah P Sebagian P adalah S Tak satu pun S adalah tak Tak satu pun tak P adalah
P S
E E A I
Tak satu pun S adalah P Tak satu pun P adalah S Semua S adalah tak P Sebagian tak P adalah S
I I O -
O - I I
Simpulan kontraposisi : Tidak seorang pun tak laki-laki adalah pembalap (E)
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses proses penalaran yang menghubungkan dua
proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang
merupakann proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di
dalamnya (Keraf, 1982).
Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas 3 bagian: premis mayor, premis
minor, dan kesimpulan. Yang disebut dengan premis adalah proposisi yang menjadi
dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme,
merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau
anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari
silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah kasus atau
peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang
menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi
anggota-anggotanya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Contoh 1 :
Contoh 2 :
Contoh 3 :
a) Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi. Dua
proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis
yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus
disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek
simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.
Contoh 1:
Contoh 2:
Catatan: jika tidak ada term penengah, maka simpulan tidak dapat diambil.
Pada contoh 2, term penengahnya adalah Rendi.
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term minor, dan
term penengah.
Contoh 1:
Contoh 2:
Jika term lebih dari tiga term, maka tidak dapat ditarik
kesimpulan.
Contoh 3:
Dalam premis ini terdapat empat macam term yaitu gambar, menempel
di dinding, dinding, dan menempel di tiang. Sehingga tidak dapat ditarik
kesimpulan.
2.Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor,
dan simpulan.
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Contoh 1:
Contoh 2:
Contoh 2:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Semua balita yang sudah berumur lebih dari dua tahun tidak diwajibkan
lagi minum air susu.
Jadi,...
8.Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak
dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Jadi, ...
Bentuk-bentuk silogisme
b) Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan
antesenden, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya
menolak antesenden, simpulanya juga menolak konsekuen.
Contoh 1:
Besi dipanaskan.
Contoh 2:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Manusia minum.
Jika manusia tidak minum, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan cairan
tubuhnya.
c) Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Kalu premis minornya membenarkan salah satu
alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh 1:
Contoh 2:
d) Entimem
Dalam kenyataan sehari-hari kita jarang menggunakan bentuk silogisme secara
lengkap. Demi kepraktisan, bagian silogisme yang dianggap telah dipahami,
dihilangkan (Guinn dan Marder, 1987). Inilah yang disebut entimem.
Contoh 1:
Premis Mayor : Semua rentenir adalah pengisap darah orang yang sedang
kesusahan.
Kesimpulan : Jadi, Pak Jadam adalah pengisap darah orang yang sedang
kesusahan.
Kalau proses berpikir diungkapkan seperti itu rasanya akan kaku dan tidak praktis.
Oleh karena itu, kita akan mengatakannya dalam bentuk entimem, “Pak Jadam
adalah rentenir, yang mengisap darah orang yang sedang dilanda kesusahan.”
Contoh 2:
1. Generalisasi
semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunkan dari
gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau
studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian,
pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, social, ekonomi, atau hukum. Dari
berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap,penilaian,
keyakinan, atau perasaan tertentu (Guinn dan Marder, 1987).
a. Apakah jumlah gejala atau peristiwa khusus yang dijadikan dasar generalisasi
tersebut cukup memadai? Tergantung keluasan generalisasi itu. Tidak ada jawaban
yang pasti mengenai jumlah gejala itu. Akan tetapi, semakin banyak data yang
digunakan, akan semakin baik hasil generalisasi itu. Sebagai contoh, kita bertemu
dengan sepuluh orang penjudi. Ternyata, mereka juga peminum. Dari temuan itu lalu
kita menggeneralisasi bahwa penjudi adalah juga peminum. Betulkah generalisasi
itu? Data itu terlalu sedikit dibandingkan dengan populasi penjudi lalu, apa yang
harus kita lakukan agar generalisasi yang kita buat diterima? Pertama, cari data
tambahan agar representatif. Kedua, jika data sudah memadai, maka
penyimpulannya diawali dengan kata atau frase pewatas tertentu, seperti sebagian
besar, dari penelitian itu, bertolak dari data di atas dan cenderung.
Contoh 1:
“Para peneliti dari University of Minnesota melakukan kajian untuk mencari formula
yang dapat mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung. Mereka meneliti
34.486 wanita pascamenopause. Sebagian dari mereka diminta untuk
mengkonsumsi banyak kacang-kacangan, minyak sayuran, dan margarine yang
banyak mengandung vitamin E. dari studi itu ditemukan orang yang memakan
makanan yang banyak mengandung vitamin E, memiliki resiko kematian akibat
penyakit jantung yang lebih rendah 50% dibandingkan dengan orang yang sedikit
mengkonsumsi makanan seperti itu.”
Contoh 2
2. Analogi
“Hawa nafsu adalah kuda tunggangan yang akan membawamu meraih ambisi.
Dan agama adalah kendali untuk mengendalikan tungganganmu agar tidak liar,
mementalkan, menyeret, dan menginjak-injak dirimu.” Hawa nafsu dianalogikan
dengan kuda tunggangan, dan agama adalah tali kekangnya. Analogi itu dilakukan
karena antara sesuatu yang dibandingkan dengan pembandingnya memiliki
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu
yang abstrak atau rumit secara konkrit dan mudah dicerna. Namun, bukan analogi
metaforis atau analogi deklaratif (penjelas) seperti itu yang dimaksud di sini. Analogi
tersebut tidak memberikan simpulan atau pengetahuan apa pun.
Analogi yang dimaksud di sini adalah analogi induktif atau analogi logis. Analogi
induktif (kias) adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau
gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah
kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik diantara
dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan “Apa yang berlaku pada satu hal
akan pula berlaku untuk hal lainnya.” Dengan demikian, dasar kesimpulan yang
digunakan merupakan cirri pokok atau esensial yang berhubungan erat dari dua hal
yang dianalogikan.
Dalam riset medis, misalnya, para peneliti mengamati berbagai efek dari
bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti mencit (tikus putih) dank era,
yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia.
Dari kajian itu akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang
ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
Contoh 1 :
“Dr. Maria C. Diamond tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap
pertumbuhan cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan.
Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormone yang isinya serupa
dengan pil. Hasilnya, tikus-tikus memperlihatkan pertumbuhan cerebral cortex yang
sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormone itu.
Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond, seorang professor anatomi dari University of
California, menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak
penggunanya.” (Salmon, 1989)
Contoh 2 :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Setiap tahun di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan selalu
dilanda bencana banjir. Hal ini dikarenakan banyak hutan-hutan yang digunduli. Di
Pulau Jawa hutan sudah digunakan untuk pemukiman penduduk, sedangkan di Pulau
Sumatera kebakaran hutan tak terelakkan. Semua ini mengakibatkan kurangnya
penyerapan air oleh akar-akar pepohonan. Seperti halnya kepala yang botak dan
sedikit rambut akan membutuhkan sedikit air untuk membersihkannya. Tetapi jika
sebuah kepala semakin botak bahkan gundul maka tidak lagi memerlukan air untuk
membersihkan demikian juga dengan hutan yang gundul tidak mampu lagi utntuk
menyerap air.
Contoh 3 :
Pertadingan tim sepak bola Arema di kandang selalu diramaikan oleh puluhan
ribu Aremania. Tim lawan dibuat ketakutan sebelum pertandingan berlangsung
dengan yel-yel dan semangat aremania. Seolah-olah tim lawan merasa berada di
kandang singa yang siap mencabik-cabiknya. Mbamba striker Arema seperti taring
singa yang siap merobek-robek jala lawan.
Sebagai contoh, ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera
memunguti pakaian yang sedang dijemurnya, tindakannya itu terdorong oleh
pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) pertanda akan turun hujan (akibat).
Hujan (sebab) akan menjadikan pakaian yang dijemurnya basah (akibat).
Corak penalaran kausalitas ini dapat terwujud dalam pola: sebab ke akibat,
akibat ke sebab, dan akibat ke akibat.
- Satu atau beberapa gejala (peristiwa) yang timbul dapat berperan sebagai sebab
atau akibat, atau sekaligus sebagai akibat dari gejala sebelumnya dan sebab
gejala sesudahnya.
- Gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih,
dan menghasilkan satu akibat atau lebih.
- Hubungan sebab dan akibat dapat bersifat langsung dan tak langsung.
Contoh 1 :
“Di Amerika, diabetes yang tak terkontrol menjadi penyebab utama kebutaan, dan
menduduki peringkat ke-4 penyakit yang terbanyak menimbulkan kematian. Penyakit
diabetes yang tak terkontrol ini juga menimbulkan resiko tinggi penyakit jantung,
ginjal, dan syaraf.
Akhir-akhir ini ada kabar yang baik untuk penyembuhan diabetes. Suntikan
insulin tidak lagi diperlukan untuk sebagian besar penderita diabetes. Untuk jenis
diabetes tertentu, yang biasanya menyerang orang-orang lanjut usia atau orang
dewasa yang kelebihan berat badan, dapat disembuhkan dengan diet dan olahraga.”
Contoh 2 :
Awal tahun 2008 para peneliti IPB mempublikasikan hasil penelitiannya tentang
kandungan susu formula yang beredar di Indonesia. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa dari sample beberapa merk susu yang diteliti, hamper 80%
mengandung bakteri berbahaya Enterobacter Zaka Zaki. Berita tersebut
mengakibatkan penurunan yang sangat drastis pembelian susu formula berbgai merk
dalam 1 bulan terakhir. Anehnya, pihak peneliti juga masih merahasiakan merk-merk
apa saja yang mengandung bakteri berbahaya tersebut.Hal ini sangat membuat
panik para ibu yang memiliki bayi.
Untuk dapat memahami secara lebih baik seta menerapkan aspek penalaran
yang diuraikan pada bagian terdauhlu, perlu pula dipahami beberapa hal mengenai
penalaran. Pada bagian berikut ini akan dibahas beberapa konsep yang berhubungan
dengan penalaran, khususnya penalaran ilmiah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Ilmu ialah bangunan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan diperoleh
melatui proses ilmiah yang menggunakan penalaran ilmiah. Ciri utama penalaran ini
ialah logis dan analitis. Logis berarti bahwa penalaran itu dilakukan sesuai dengan alur
atau pola penalaran deduktif yang rasional dan penalaran induktif yang empiris;
sedangkan analitis berarti dilakukan menurut langkah tertentu sebagai konsekuensi
digunakannya kedua alur penalaran tadi.
Proses ilmiah seperti yang dikemukakan oleh John Dewey mencakup lima
langkah pokok sebagai berikut :
3) Merumuskan hipotesis
4) Menguji hipotesis
5) Menarik Kesimpulan
5.8 Rangkuman
3. Bentuk penalaran :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
- silogisme
- entimem
b. Penalaran induktif. Rincian penalaran ini meliputi ;
- generalisasi
- analogi
- sebab-akibat
Perlatihan
BAB V1
E S E I/WACANA
6.1 Pendahuluan
6.2 Tujuan
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat mengidentifikasi ciri-ciri, unsur-
unsur, dan syarat-syarat penulisan esei sehingga dapat menulis esei yang efektif.
Pada dasarnya menulis esei hampir sama dengan menulis paragraf. Prinsip
pengorganisasian dan cara pengembangannya hampir sama. Perbedaannya, menulis esei
lebih panjang daripada menulis paragraf. Oleh karena itu, apabila Anda dapat menulis
paragraf dengan baik, Anda akan dapat menulis esei dengan baik pula.
ESEI
Paragraf pendahuluan
Pertanyaan umum
Pertanyaan Tesis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
PARAGRAF
Kal. Penyimpul
Kalimat Topik
Kalimat Penjelas
Paragraf isi atau tubuh esei
Kalimat Penjelas
. Kal. Topik/kal
Kalimat utama
Penjelas
Kal- kal penjelas
Kal. Penyimpul
Kal. Penyimpul
. Paragraf penutup
Ringkasan isi /penegasan
kembali.pernyataan tesis
Mengacu pada pengertian di atas, esai terdiri atas beberapa unsur, yakni paragraf
pendahuluan, tubuh esei (paragraf pendukung), dan paragraf penyimpul/penutup.
Kecenderungan lulusan pendidikan tinggi saat ini telah bergesr (1). Semula
lulusan pendidikan tinggi berkecenderungan ingin bekerja di instansi pemerintah
atau menjadi pegawai negeri (2). Namun, sejak awal tahun 1990 lulusan pendidikan
tinggi lebih cenderung untuk menjadi karyawan perusahaan swasta (3). Sebagai
contoh, tahun 1990-1993 99% lulusan pendidikan tinggi Politeknik bekerja di
perusahaan swasta, baik manufaktur maupun jasa (4). Memang, menjadi karyawan
perusahaan swasta memiliki banyak keuntungan, misalnya gaji yang tinggi, jaminan
kesejahteraan hidup, kebebasan peningkatan profesionalisme (5).
Kalimat (1) sampai dengan kalimat (4) merupakan pernyataan umum, yakni
mengemukakan kondisi-kondisi pergeseran kecenderungan lulusan pendidikan tinggi
dalam pekerjaan. Sedangkan kalimat (5) merupakan pernyataan tesis, yakni
mengemukakan beberapa keuntungan menjadi karyawan perusahaan swasta.
Sebenarnya kalimat (5) merupakan subtopik dari kalimat (3) … lebih cenderung menjadi
karyawan perusahaan swasta.
Dengan demikian, Anda dapat dengan mudah mengenali isi yang akan dikembangkan
dalam tubuh esei, yakni keuntungan menjadi karyawan perusahaan swasta seperti yang
tersurat dalam kalimat (5).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Perhatian pembaca dan menyampaikan latar belakang topik. Kemudian, diikuti kalimat
yang lebih khusus daripada kalimat sebelumnya. Akhirnya, diikuti kalimat yang lebih
khusus lagi, yang disebut pernyataan tesis.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Bagian atas sangat lebar, bagian tengah agak mengecil dan bagian bawah (leher corong)
sangat kecil. Anda perhatikan gambar berikut.
pernyataan umum
pernyataan tesis
Perlatihan :
Agar dapat dengan mudah menguraikan pernyataan tesis ke dalam paragraf pendukung
Anda dapat mengikuti petunjuk berikut.
(1) Deskripsikan aspek-aspek yang merupakan bagian penyataan tesis secara jelas
dan tuntas!
(2) Buatlah kerangka (out line) tubuh esei berdasarkan pada hasil deskripsi
pernyataan tesis.
(3) Kembangkan masing-masing rincian pernyataan tesis menjadi paragraf
pendukung!
(4) Kembangkan/organisasikan tubuh esei berdasar pada pola pengembangan esei,
seperti urutan kronologis, devisi logika, hubungan sebab-akibat dan persamaan-
perbandinagn.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Faktor Masyarakat
3) Kesimpulan
Kenakalan remaja merupakan masalah yang memerlukan perhatian karena banyaknya kasus kenakalan remaja
telah menjurus ke arah kejahatan. Bahkan, sebagian di antaranya tergolong tindak kriminal yang dapat
meresahkan masyarakat. Kenakalan remaja bukanlah pembawaan lahir, melainkan pembawaan yang
dipengaruhi pula oleh faktor-faktor yang turut membangun pribadi remaja, faktor tersebut adalah intern dan
faktor ekstern. Apabila para orang tua cukup menaruh perhatian pada tanggung jawab dalam melaksanakan
fungsinya sudah tentu akan memiliki pribadi yang baik. Begitu pula halnya masyarakat dan lingkungan juga turut
andil dalam menentukan baik buruknya masyarakat manusia, khususnya remaja, untuk menjadikan manusia
yang berakhlak dan suka menjunjung tinggi kesusilaan.
Contoh tersebut merupakan gabungan dua prinsip pembuatan kerangka tubuh esei,
yaitu prinsip persamaan dan prinsip paralel. Angka romawi I sampai dengan III disusun
berdasarkan prinsip persamaan nilai, karena masing-masing merupakan subtesis. Huruf
besar (A, B, C), dst, masing-masing paragraf sehingga menjadi paragraf pendukung yang
tuntas. Untuk maksud ini, Anda perlu memperhatikan syarat-syarat berikut.
Tabel
Kemudian,
Kedua,
Disamping itu,.
Di pihak lain,
Misalnya,
Umpamanya,
Jadi,
tesis. Apabila isi paragraf pendukung sejalan/setara dengan isi pernyataan tesis,
maka esei tersebut dapat disebut memenuhi syarat ketuntasan. Dengan kata, lain
penulis esei telah memenuhi “janjinya” kepada pembaca, yakni menjelaskan
seluruh isi pernyataan tesis ke dalam tubuh esei.
Untuk membantu pemahaman terhadap ketiga syarat pengembangan tubuh esei, Anda
perhatikan contoh esei berikut.
PERAN SEKRETARIS
pimpinan, dalam hal ini dia harus dapat menjamin bahwa semua surat
yang ditandatanganinya tidak akan diketahui isinya oleh siapapun
kecuali pimpinan. Demikian juga bila dia bertugas sebagai pencatat
hasil keputusan rapat, maka dia juga harus dapat menjamin bahwa
hasil keputusan rapat tersebut tidak akan diketahui oleh pihak-pihak
lain yang tidak boleh mengetahuinya.
Sekretaris sebagai pengelola orang lain, dilihat dari perannya
sebagi pelaksana kesekretariatan, dapat diketahui bahwa ia dapat
mempunyai bawahan. Jadi sekretaris akan mempunyai kewajiban
mengelola bawahannya dalam pelaksanaan tugas-tugas kesekretariatan
untuk menunjang kelancaran organisasi. Selain itu, sekretaris pribadi
juga akan mempunyai tugas mengelola orang lain yaitu atasannya
misalnya mengatur jadwal kegiatan harian atasan, mengatur janji temu
antara atasan dengan tamu-tamunya, mengatur aktivitas kunjungan
atasan dan sebagainya. Orang lain yang dikelola sekretaris adalah para
tamu perusahaan atau para tamu pimpinan. Sehubungan dengan salah
satu tugas sekretaris yaitu tugas resepsionis, maka sekretaris akan
berhubungan dengan masalah tamu. Dalam hal ini sekretaris berperan
sebagai pengelola para tamu tersebut sehingga mereka dapat tercapai
tujuannya dalam bertamu dengan baik.
Perlatihan
1. Bacalah esei berikut (esei 2) dengan cermat!
2. Analisislah esei tersebut berdasarkan:
a. Unsur esei
b. Syarat-syarat esei
1) bentukan
2) keruntutan
3) ketuntasan
esei, bahkan, dapat merupakan modal dasar untuk menulis dalam skala
yang lebih kompleks. Namun demikian, pemahaman terhadap ketiga
aspek tersebut belum cukup untuk memudahkan pemahaman pembaca
terhadap isi esei. Dengan kata lain, penulis esei harus menggunakan
pola-pola tertentu untuk mengembangkan esei agar mudah dipahami
oleh pembaca. Pola pengembangan esei dapat dilakukan dengan empat
cara, yaitu dengan urutan kronologis, devisi logika, sebab-akibat, dan
persamaan-perbandingan.
Pengembangan esei dengan urutan kronologis dapat dilakukan
dengan memaparkan isi pernyataan isi di dalam tubuh esei berdasar
pada urutan/susunan sekuensial. Urutan ini dapat berupa urutan waktu,
peristiwa, proses, maupun mekanisasi sistem tertentu. Untuk
memahami hal tersebut, Anda perhatikan contoh esei berikut ini.
Jembatan Soekarno Hatta adalah jembatan yang memiliki banyak fungsi. Salah
satunya, sebagai penghubung jalur UB dan kampus baru POLINEMA. Selain itu,
digunakan oleh sebagai tempat memasang reklame dan bendera kampanye partai
politik, dan sebagai tempat tongkrongan kaum muda saat malam hari. Salah satu
contohnya, menjelang PEMILU berlangsung banyak bendera partai politik yang
dipajang sepanjang jembatan soekarno hatta. Berikut ini akan diuraikan mengenai
seputar jembatan Soekarno Hatta yang meliputi tata letak, kondisi jembatan, dan
suasananya,
Pada sisi kiri jembatan dari arah alur Soekarno Hatta terdapat pabrik es batu
yang cukup besar dan memili banyak pelanggan. Kemudahan jalur transportasi
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan masa depan suatu usaha untuk bisa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
bertahan lama, peluang inilah yang menjadi dasar dari pendirian industri es tersebut
yaitu dari mudahnya seseorang untuk menjangkau tempat tersebut. Jalur ini juga
ramai dengan orang berhulu lalang melintasi jalur ini sehingga dalam jangka waktu
dekat saja masyarakat umum dapat mengerti bahwa disana terdapat tempat
pembelian es batu.
Terpasang banyak reklame di sekitar jalur jembatan Soekarno Hatta. Hal ini
disebabkan karena jalur tersebut termasuk jalur utama, sehingga inormasi-informasi
dari iklan yang terpasang itu akan dengan mudah tersampaikan. Beberapa contoh
reklame, spanduk ataupun papan pengumuman yang saat ini terpasang di sekitar
jembatan adalah reklame promosi suatu produk modem sebagai salah satu fasilitas
internet, spanduk sewa apartemen untuk bangunan apartemen sebelah timur
jembatan, job fair UB dan sebagainya. Selain itu, juga terpasang bendera-bendera
partai di sepanjang jalur tengah jembatan.
Jembatan dibangun dari material besi yang kokoh dan kuat. Hal ini terbukti dari
kemampuan jembatan menahan beban kendaraan yang melintas baik roda dua
maupun roda empat dengan beban ringan sampai beban berat sekaligus. Kekuatan
jembatan juga terlihat dari perlindungan katodik terhadap material besinya,
sehingga jembatan terlindungi dari korosi. Selain itu, adanya pengelasan yang
sempurna pada bagian sambungan menambah kekokohan jembatan ini.
Jembatan Soekarno Hatta juga memiliki potensi sebagai tempat untuk olahraga
ekstrim. Hal ini dikarenakan posisinya yang tinggi yaitu di atas sungai Brantas.
Tempat tersebut cocok sebagai tempat untuk uji keberanian dan adrenalin.
Ketinggiannya dapat dimanfaatkan untuk olahraga seperti Bungee Jumping. Bukan
hanya Bungee Jumping, jembatan Soekarno Hatta juga berpotensi untuk lahraga
Flying Fox.
Selain itu, di sekitar jembatan Seokarno Hatta juga telah menjadi salah satu
tempat berkumpulnya atau menongkrong para pemuda – pemudi pada saat malam
hari. Mereka lebih sering menongkrong pada pinggiran trotoar jembatan dan di
depan kampus II Polinema. Kebanyakan dari mereka adalah laki-laki. Mereka
berkumpul mulai pukul 20.00 hingga petang.mereka berpendapat bahwa nongkrong
di tempat itu sangat mengasyikkan.
kampus II Polinema juga sering terjadi genangan air pada saat hujan turun, s ehingga
hal ini dapat memperlambat laju kendaraan.
Demikian uraian mengenai jembatan Soekarno Hatta yang meliputi tata letak,
kondisi jembatan, dan suasananya.
Sebab 1
Akibat 1
Sebab 2
Akibat 2
Sebab 3
Akibat 3
Sebab 4
Akibat 4
Bentuk Blok
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Sebab 1
Akibat 1
Sebab 2
Akibat 2
Sebab 3
Akibat 3
Sebab 4
Akibat 4
Dst
Persamaan 1
Persamaan 1
Persamaan 2
Persamaan 2
Persamaan 3
Persamaan 3
Persamaan 4
Persamaan 4
Persamaan 1
Persamaan 2
Dst
Perbedaan 1
Perbedaan 2
dst
Perlatihan
Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang cukup berpengaruh bagi
kehidupan mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa, sudah tidak asing lagi dengan
facebook, bahkan tidak sedikit yang sudah memiliki akun pada situs jejaring sosial ini.
Tentunya situs jejaring ini memiliki dampak dalam berbagai aspek bagi mahasiswa
pengguna facebook. Dampak dan manfaat facebook meliputi dampak psikologis,
dampak ekonomi, dampak kesehatan, dan dampak sosial.
Facebook juga memiliki dampak ekonomi bagi pemakainya, baik dampak positif
maupun dampak negatif. Dampak positifnya pada mahasiswa dari segi ekonomi adalah
mahasiswa dapat memasarkan dan menjual barang dagangannya melalui facebook,
seperti pengakuan sahabat kami Medio Ria Ratnasari. Medio menandai foto dari barang
dagangannya kepada teman-temannya di facebook agar mereka mengetahui barang
sekaligus harga dagangannya yang dijual. Selain dampak positif yang cukup
menguntungkan bagi mahasiswa, facebook juga memiliki dampak negative yang patut
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
kita waspadai yaitu, maraknya terjadi penipuan. Banyak pelaku kriminal yang bermodus
menjual barang fiktif di facebook yang merugikan pembelinya.
Dampak sosial facebook pada mahasiswa memiliki segi positif maupun negatif,
Segi positifnya adalah mahasiswa dapat menjalin kembali tali silaturahmi kepada teman
lamanya dan kerabat maupun saudara jauhnya. Facebook memiliki fitur untuk mencari
teman seangkatan waktu sekolah maupun kerabat dekat yang memudahkan mahasiswa
untuk menemukan orang yang mereka kenal. Meskipun dampak positifnya cukup besar
bagi mahasiswa, tetapi dampak negatifnya juga perlu diperhatikan. Jarangnya mahasiswa
berinteraksi secara face to face mengakibatkan berkurangnya kemampuan sosial
mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikutip pada jurnal kesehatan
yang berjudul The Biologist "Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam
kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama
mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang
mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah
penting menjadi berlipat.".
6.6 Rangkuman
Esei adalah seperangkat tulisan yang terdiri atas beberapa yang saling menunjang
dan hanya berisi satu topik Esei terbentuk atas tiga unsur, yaitu paragraf
pendahuluan, paragraf pendukung/tubuh esei dan paragraf penutup.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
AB 7
7.1 Pendahuluan
Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah. Berdasarkan surat
edaran ini setiap mahasiswa diwajibkan melakukan publikasi ilmiah sebelum yang
bersangkutan lulus suatu program studi dan mendapatkan gelar S1 maupun S2.
Di samping itu, keharusan pengunggahan segala bentuk karya ilmiah dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan plagiasi didasarkan pada Surat Edaran
Dirjen Dikti No. 2050/E/2011 tentang Kebijakan Unggah Karya Ilmiah dan Jurnal,
Permendiknas No. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Plagiat di Perguruan Tinggi, Permendiknas No. 22 tahun 2011 tentang Terbitan
Berkala Ilmiah, serta Peraturan Dirjen Dikti No. 29/DIKTI/Kep/2011 tentang
Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah.
7.2 Tujuan
Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis
berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Definisi yang lain,
karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
7.3.1 Skripsi
Abstrak: ringkasan menyeluruh isi skripsi yang ditulis singkat, padat, spasi
rapat (satu spasi) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak
memuat masalah, kajian teori, metode, hasil penelitian, dan pembahasan.
Teknis penulisan dapat berbentuk satu paragraf yang berisi seluruh aspek
dalam abstrak atau beberapa paragraf yang memuat masing-masing
aspek. Di samping itu, abstrak diketik dengan format yang lebih sempit
dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm) dengan
jumlah kata maksimal 400. Pada bagian akhir abstrak ditulis kata kunci
(key words), dapat berupa kata atau frase yang diambil dari isi yang paling
dominan dalam skripsi. Jumlah kata kunci setara dengan jumlah variabel
yang dibahas dalam skripsi.
Daftar isi: daftar yang memuat isi pokok skripsi beserta rujukan halaman
yang bersangkutan. Isi pokok yang masuk dalam daftar isi meliputi bab,
subbab, sub-subbab, dan sub-sub-subbab.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Daftar lampiran: daftar yang berisi nama/judul lampiran yang ada dalam
skripsi beserta halaman yang diacunya.
Artikel ilmiah terdiri atas dua bentuk, yaitu artikel ilmiah konseptual dan
artikel ilmiah hasil penelitian. Artikel konseptual adalah artikel yang berisi
analisis/kajian fenomena, sistem, pengembangan model tertentu berdasarkan
teori dan/atau hasil peneltian terdahulu yang dipublikasikan dalam jurnal.
Sementara itu, artikel hasil penelitian adalah artikel yang berisi reproduksi hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis yang dipublikasikan dalam jurnal.
Judul
Nama Penulis
Pendahuluan
Simpulan
Daftar Rujukan
Judul
Nama Penulis
Pendahuluan
Metode
Hasil
Pembahasan
Implikasi (opsional)
Simpulan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Daftar Rujukan
Penjelasan Bagian Sistematika Artikel Konseptual
Judul
Judul memuat variabel atau konsep dalam artikel, informatif, jumlah kata
antara 5 – 15 (kecuali ada sub judul), dan tidak ada singkatan.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik, disertai nama lembaga
asal penulis, alamat korespondensi (e-mail penulis).
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris, ringkas, dan padat tentang ide yang
paling penting. Abstrak memuat masalah, tujuan, prosedur, dan ringkasan
hasil penelitian. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dalam satu paragraf
dengan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri
menjorok masuk 1,2 cm). Cara penulisan model paragraf; jumlah kata
maksimal 200.
Pendahuluan
Tidak diberi judul; berisi uraian latar belakang pentingnya topik yang diulas,
baik dari segi pragmatis maupun teoritis; rumusan masalah/ topik yang
dibahas; tujuan penelitian.
Bagian Inti
Simpulan
Daftar Rujukan
Berisi akumulasi rujukan yang digunakan dalam teks artikel. Daftar rujukan
harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang dituliskan dalam artikel. Cara
penulisan daftar rujukan mengadopsi sistem kombinasi Harvard – APA
(American Pschological Association). Secara umum unsur yang ditulis secara
berurutan meliputi nama penulis tanpa gelar akademik, tahun penerbitan,
judul termasuk subjudul, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. Secara
teknis masing-masing unsur ditulis sebagai berikut; nama belakang,
singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika ada), tahun
penerbitan. judul buku (cetak miring). edisi buku. nama penerbit: kota
penerbit. Namun hal ini sangat tergantung jenis referensi yang diigunakan.
Contoh penulisan daftar rujukan dapat dilihat pada penjelasan daftar rujukan
artikel hasil penelitian.
Judul memuat variabel atau konsep dalam artikel, informatif, jumlah kata
antara 5 – 15 (kecuali ada sub judul), dan tidak ada singkatan.
Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik, disertai nama lembaga asal
penulis, alamat korespondensi (e-mail penulis).
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris, ringkas, dan padat tentang ide yang
paling penting. Abstrak memuat masalah, tujuan, prosedur, dan ringkasan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
hasil penelitian. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dalam satu paragraph
dengan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri
menjorok masuk 1,2 cm). Cara penulisan model paragraph; jumlah kata
maksimal 200;
Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak. Memuat latar
belakang, hasil kajian pustaka yang menunjukkan adanya kesenjangan temuan
penelitian, wawasan rencana pemecahan masalah, dan rumusan tujuan
penelitian.
Metode
Hasil
Bagian ini menguraikan hasil analisis data dan hasil pengujian hipotesis (jika
ada) secara ringkas, tanpa menjelaskan proses perhitungan statistik. Hasil
analisis dapat disajikan dalam tabel atau grafik disertai komentar untuk
memperjelas penyajian secara verbal. Bila bagian hasil pendek dapat digabung
dengan pembahasan.
Pembahasan
Bagian ini berisi uraian singkat penjelasan dan penafsiran hasil penelitian. Hal
ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil penelitian dengan teori
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
Implikasi (opsional)
Simpulan
Daftar Rujukan
Craig, J.J. 1989. Introduction to Robotics : Mechanics and Control (2nd Ed.).
Addison Wesley Publishing Company.
Buku dengan dua atau hingga lima penulis.
Amstead, B.H, Ostwald, F.O., & Begeman, M.L. 1987. Manufacturing
Processes (8th ed.). John Wiley & Sons.
Karya dengan lebih dari lima penulis
Huang, Q. et al. 2001. Planning Walking Patterns For A Biped Robot. Robotics
and Automation, IEEE Transactions. Volume 17.
Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya).
Kutz, M. (Editor). 2005. Mechanical Engineers' Handbook (3rd Edition). John
Wiley & Sons.
Karya dalam antologi/kumpulan tulisan/buku
Aszkler, C. 2005. Acceleration, Shock and Vibration Sensors. Pada Wilson, J.
(Editor). Sensor Technology Handbook. Elsevier Inc.
Buku dengan penulis dan penerbit sama:
Deneb Robotics Inc.1998. IGRIP ® User Manual and Tuturial. Deneb
Robotics Inc.
Skripsi/Tesis/Disertasi:
Putra, T.S. 2008. Perancangan Robot Dua Kaki dengan Tiga Derajat
Kebebasan. Skripsi. tidak diterbitkan. Teknik Mesin Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta.
Disertasi:
S. Hwang, “Frequency domain system identification of helicopter rotor
dynamics incorporating models with time periodic coefficients,” Ph.D.
dissertation, Dept. Aerosp. Eng., Univ. Maryland, College Park, 1997.
Makalah dalam seminar, penataran, lokakarya
Tang, Z. 2003. Trajectory Planning for Smooth Transition of a Biped Robot.
Proceedings of the 2003 IEEE International Conference on Robotics &
Automation. Taipei, Taiwan.
Karya terjemahan
Groover, M.P. 2005. Otomasi, Sistem Produksi, dan Computer Integrated
Manufacturing. Jilid 1. Diterjemahkan oleh Bagus Arthaya & I Ketut
Gunarta. Penerbit Guna Widya.
Artikel dari harian/mingguan/bulanan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
7.4 Rangkuman
- Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis
berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya.
- Bentuk karya tulis ilmiah dapat berupa makalah, artikel, laporan
praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi.
- Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh penulis untuk mengakhiri program
pendidikan Sarjana (S1 atau Dipolam IV) disebut skripsi.
- Artikel ilmiah adalah karya tulis yang berisi analisis/kajian fenomena,
sistem, pengembangan model tertentu berdasarkan teori dan/atau
hasil peneltian terdahulu atau yang berisi reproduksi secara singkat
dan padat laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk
dipublikasikan dalam jurnal.
7.5 Evaluasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Politeknik Negeri Malang
DAFTAR BACAAN
Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1997. Pedoman Tata Bahasa Baku
bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahab, Abdul. 1995. Ketrampilan Membaca dan Menulis. Malang: Penerbit IKIP
Malang.