Anda di halaman 1dari 9

Laporan Observasi Kayu

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur Kayu dengan dosen pengampu
Dr. H. Danny Meirawan. M.Pd.

Anggota Kelompok:

Fauzan Salam (1805785)

Moch. Ramadhan Rama A (1806255)

Esha Putra Setia (1805381)

Oky Purwo Saputro (180xxxx)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat - Indonesia

Telp. 022-2013163 Fax. 022-2013651

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penyusun Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini yang berjudul
Observasi Kayu.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik yang positif dan memotivasi dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Bandung, September 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kayu merupakan material struktural dan banyak disediakan oleh alam dan diminati di
beberapa daerah di Indonesia. Material utama pada bangunan tradisional Indonesia mayoritas
adalah kayu. Peminat kayu pada dunia konstruksi meningkat dalam beberapa dekade terakhir,
dari sisi arsitektur dinilai indah, mewah, penuh seni, dan nyaman sebagai tempat tinggal.
Bukan hanya untuk tempat tinggal, tetapi kayu masih digunakan untuk konstruksi gedung,
jembatan, bantalan kereta api dan lain – lain. Kayu dipilih sebagai bahan konstruksi selain
karena alasan mudah didapat, harganya relatif murah dan memiliki nilai estetika yang tinggi.
(Frick,1981) juga menyatakan bahwa material kayu akan selalu dibutuhkan manusia karena
sifat utama yang dimiliki yaitu kayu merupakan kekayaan alam (natural resources) yang tidak
akan pernah habis, mudah dalam pemrosesan serta memiliki sifat – sifat spesifik yang tidak
dimiliki oleh bahan lain. Selain keuntungan kayu di atas kayu juga mempunyai kekuatan yang
tinggi (tekan sejajar atau tegak lurus serat) dan berat yang rendah dibandingkan dengan
konstuksi yang lainnya, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh kimia
(Chemical Attack), dan bersifat isolator. Akan tetapi kayu juga mempunyai beberapa
kekurangan yang disebabkan oleh beberapa penyebab di antaranya adalah cendawan / jamur,
bakteri, serangga pengerek (rayap), dan pengausan mekanis. Kekurangan kayu lainnya yaitu
sifat kurang homogen adanya cacat kayu, mata kayu, sifat kurang awet, bisa memuai menyusut
dengan perubahan kelembapan, dan yang utama ialah kayu mudah terbakar. Tidak semua jenis
kayu dapat dijadikan bahan konstruksi. Penilaian terhadap kayu di bedakan atas kelas kuat dan
kelas awetnya.
Ditinjau dari perencanaan mekanika, konstruksi kayu memiliki perbedaan dengan
konstruksi lain, seperti pada beton bertulang atau baja. Pada konstruksi kayu akan ditemukan
kondisi sambungan yang tidak mungkin rigid seperti pada beton bertulang atau pada konstruksi
baja. Pada konstruksi kayu terdapat batasan 2 deformasi atau displacement pada
sambungannya dimana batasan displacement sambungan yang diizinkan adalah sampai dengan
1,5 mm (Felix, 1992). Untuk alat sambung sendiri ada beberapa macam yaitu alat sambung
perekat (epoxy), pasak, paku dan baut. Efektifitas masing – masing alat sambung berbeda –
beda tergantung dari karakterisatik masing – masing sambungan. Untuk penelitian ini, material
digunakan kayu Akasia,kayu Sengon,dan kayu Jati. Kayu - kayu ini menjadi salah satu
alternatif yang bisa dijadikan sebagai bahan konstruksi karena lebih mudah ditemukan
dipasaran dan harganya jauh lebih murah dibanding dengan kayu Damar laut dan lainnya yang
dikenal sebagai bahan konstruksi berkualitas baik. Berdasarkan pemikiran diatas dan karena
penelitan – penelitian sebelumnya hanya meneliti kuat lentur kayu saja maka dilakukan
penelitian terhadap kuat lentur kayu dengan sambungan plat baja dengan alat sambung paku
di uji alat sambung tersebut dengan berbagai jarak. Dan untuk acuan digunakan Standar
Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia 2002

1.2 Rumusan Masalah


1. Jenis kayu apa yang dijual?
2. Kualitas kayu apa saja yang dijual?
3. Berapa ukuran dan harga kayu yang dijual?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis kayu yang dijual
2. Mengetahui kualitas kayu yang dijual
3. Mengetahui ukuran serta harga kayu yang dijual
1.4 Metode
Metode yang digunakan pada observasi ini adalah wawancara
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Observasi ini dilakukan di empat tempat yang berbeda. Lokasi pertama, kedua dan
ketiga dilakukan di daerah Kota tepatnya Kota Bandung dan lokasi keempat dilakukan di
daerah Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung Barat. Dari keempat tempat tersebut
menghasilkan data yang sedikit berbeda. Berikut akan kami sajikan hasil yang kami dapat.
Lokasi Pertama : Toko Bangunan Enggal, jalan Cipamokolan Kota Bandung
Lokasi Kedua : Toko Bangunan Mekar wangi, jalan Rancaloa
Lokasi Ketiga : Toko Bangunan Mekar Jaya, jalan Rancaloa
Lokasi Keempat : Anugerah Jaya, kecamatan Cipeudeuy Kabupaten Bandung Barat

2.1 Jenis Kayu Yang Di Jual

Jenis Kayu Yang Di Jual

No Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4

1 Borneo Albasiah Borneo Albasiah

2 Albasiah Mahoni

3 Johar

4 Mindi

5 Kecapi
2.2 Kualitas Kayu Yang Dijual
Lokasi/ Kualitas 1 Kualitas 2 Kualitas 3 Kualitas 4 Kualitas 5
Kualitas
Kuat Awet Kuat Awet Kuat Awet Kuat Awet Kuat Awet

Borneo
1 Borneo Borneo Borneo Albasiah Albasiah Albasiah
Albasiah

2 Albasiah Albasiah Albasiah Albasiah

3 Borneo Borneo Borneo Borneo

Albasiah Mindi
Mahoni Albasiah
Mahoni Mindi Albasiah Kaca
4 Mahoni Mindi Mahoni Albasiah Mindi
Johar Johar Kacapi pi
Johar Kacapi
Kacapi

2.3 Ukuran dan Harga Kayu


2.3.3 Ukuran Kayu
Kayu yang dijual variatif dari segi ukuran, tergantung kegunaan kayu
tersebut untuk apa maka ukurannya akan berbeda. Sebut saja kayu untuk struktur
atap di salah satu toko menjual ukuran 8/12 untuk kuda-kuda, 3/3 atau 3/2.5 untuk
reng dan 5/7. Panjangnya mulai dari 2 meter, 3 meter, dan 4 meter.

2.2.4 Harga Kayu


Harga kayu dari keempat tempat tersebut relative bervariatif. Karena
keempat toko tersebut memiliki caranya masing-masing dalam menentukan harga.
Dua toko dalam menentukan harganya menggunakan sistem satuan permeter. Dan
dua toko menggunakan sistem perkubik. Dan jenis kayu juga akan berpengaruh
terhadap harga jual.
No Kayu dan Ukuran Harga (Rp)

1 Kuda-kuda 8/12 25000


2 Reng 3/3 27000

3 Kaso 5/7 33000

4 Kaso 6/6 25000

5 Tihang 5/10 15000

6 Tihang 10/10 25000

7 Borneo 4 Meter 35.000

8 Albasiah 3 Meter 20.000

9 Albasiah 5/7 3 Meter 20.000

10 Albasiah 2/3 3 Meter 16.000

11 Papan Albasiah perlembar 16.000

12 Borneo perkubik 3 Meter 18000


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulam
Kesimpulan yang didapat dari observasi ini adalah kualitas kayu yang dijual di
beberapa toko disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan konsumennya.
Berbagai macam jenis kayu dari berbagai macam kualitas jjuga dijual disesuiakaan
dengan untuk apa kayu itu. Semakin bagus kualitas jenis kayu yang dijual maka
harganya juga akan semakin mahal dan tergantung ukurannya juga.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai