Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah dari pelaksanaan
SGD (Small Group Discussion) kami. Makalah ini disusun berdasarkan
pengalaman dan pengamatan kami selama melakukan kegiatan berdasarkan
paradigma pembelajaran yang baru. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
kami dalam bidang studi kedokteran yang menggunakan metode PBL (Problem
Based Learning). Laporan ini diharapkan dapat sebagai bahan acuan untuk
mencapai pengguanaan metode baru tersebut secara berkelanjutan. Kami berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua kalangan
untuk mempermudah dalam penyampaian informasi metode pembelajaran ini.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada tutor kami yang
telah membimbing kami selama proses pembelajaran dan SGD pada modul 10
Darah dan Keganasan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari para pembaca untuk memperbaiki kekurangan dari makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada kita semua.

Medan, 04 Desember 2019

Tim Penyusun SGD 11

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
SKENARIO 1 ......................................................................................................... 4
BAB I ........................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................... 5
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 5
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN ...................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
2.1 JANTUNG ......................................................Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Fungsi Jantung ....................................Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Cara Kerja Jantung ..............................Error! Bookmark not defined.
2.2 HIPOTENSI ORTOSTATIK .....................Error! Bookmark not defined.
2.3 PERUBAHAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH SAAT
SINKOP ................................................................Error! Bookmark not defined.
2.4 REGULASI TEKANAN DARAH DAN PEMBULUH DARAH .... Error!
Bookmark not defined.
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 9
3.2 SARAN .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

i
i
SKENARIO 3
Seorang anak laki-laki, usia 5 tahun dibawa ibunya berobat karna kaki dan
tangannya teraba dingin. Lima hari yang lalu si B panas tinggi terus menerus,
tidak menggiggil, tidak ada batuk dan tidak ada pilek. Anak tersebut sudah diberi
obat penurun panas, namun panas turun sebentar kemudian naik lagi. Satu hari
sebelum masuk RS, si B mengalami mimisan dan BAB sedikit bercampur darah,
serta dijumai petekie ada kulit.
Ada emerksaan fisik didaatkan KU: gelisah, TD: 70/50 mmHg, Nadi: 92x/menit
dan teraba lemah,RR: 28x/menit, T: 36℃, Rumple leede: (+)
Hasil pemeriksaan Laboratorium didaati Hb: 16 gr/dl, Ht: 50%, Leukosit:
3000/mm3 , Trombosit: 30.000/mm3
Dokter menyarankan untuk pemeriksaan penunjang lainnya yaitu: pemeriksaan
serologi IgM dengue dan IgG dengue.

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah pemyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot

dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,

trombositopenia, dan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma

yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau

penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock

syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Patofisiologi Dengue Shock Syndrome (DSS)
2. Bagaimana Manifestasi Klinis Dengue Shock Syndrome (DSS)
3. Bagaimana Penatalaksanaan Dengue Shock Syndrome (DSS)

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1. Menjelaskan Bagaimana Patofisiologi Shock Syndrome (DSS).

2. Menjelaskan Bagaimana Manifestasi Klinis Dengue Shock Syndrome


(DSS).
3. Menjelaskan Bagaimana Penatalaksanaan Dengue Shock Syndrome
(DSS).

i
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PATOFISIOLOGI DENGUE SHOCK SYNDROME (DSS)


Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.

Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang megakibatkan penderita

mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh,

petekie, hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti

pembesaran kelenjar getah bening, hepatomegali, dan spleomegali.

Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah

kompleks virus antibody. Dalam sirkulasi akan megaktivasi system komplemen.

Akibat aktivasi terbetuk C3a dan C5a, untuk melepaskan histamin dan merupakan

mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler

pembuluh darah yang mengakibatkan tejadinya perembesan plasma ke ruang

ekstra seluler.

Peremnbesan plasma ini megakibatkan berkurangnya volume plasma,

terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan

(syok). Hemokonsentrasi menunjukkan adanya kebocoran plasma.

Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan

menurunnya faktor koagulasi (protrombin dan fibrinogen) merupakan faktor

penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran

gastrointestinal pada DHF.

i
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra seluler dibuktikan dengan

ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga peritoneum, pleura, dan

pericard.

Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit

menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan

intravena harus dikurangi untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal

jantung. Sebaliknya jika tidak medapatkan cairan yang cukup, penderita akan

mengalami kekurangan cairan yang mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan

bisa mengalami renjatan (syok).

Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoreksia

jaringan, asidosis metabolik dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan

baik.

2.2 MANIFESTASI KLINIS DENGUE SHOCK SYNDROME (DSS)


Manifestasi klinis infeksi virus dengue bersifat asimtomatik, atau dapat berupa
demam yang tidak khas.
Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti
oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam,
akan tetapi mempunyai resiko untuk menjadi renjatan jika tidak mendapat
pengobatan yang adekuat.
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita,
dimulai dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada
ujung hidung, jari tangan dan kaki, serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi
pada masa demam maka biasanya menunjukkan prognosis yang buruk.

2.3 PENATALAKSANAAN DENGUE SHOCK SYNDROME (DSS)


Bila berhadapan dengan Dengue Syok Syndrome (DSS) maka hal pertama
yang harus diingat bahwa renjatan harus segera diatasi oleh karena itu

i
penggantian cairan intravascular yang hilang harus segera dilakukan. Angka
kematian DSS seuluh kali lipat dibandingkan dengan pemderita DBD tanpa
renjatan, dan renjatan dapat terjadi karena keterlambatan penderita DBD
mendapatkan pengobatan, penatalaksanaan yang tidak tepat ,dan
penatalaksanaan renjatan yang tidak adekuat. Tatalaksana Dengue Shock
Syndrome (DSS) berdasarkan Depkes (2004) yaitu :
1. Segera beri infuse kristaloid (ringer laktat atau NaCl 0,9%) 10-20 ml/kg
BB secepatnya (diberikan dalam bolus selama 30 meit) dan oksigen 2-4
liter/menit. Untuk DSS berat diberikan ringer laktat 20 ml/kg BB/jam
bersama koloid. Observasi tensi dan nadi tia 15 menit, hematokrit dan
trombosit setia 4-6 jam. Periksa elektrolit dan gula darah.
2. Apabila dalam waktu 30 menit syok belum teratasi, ringer laktat tetap
diberikan 15-20 ml/kg BB/jam, ditambah lama (fresh frozen plasma) atau
koloid sebanyak 10-20 ml/kg BB, Maksimal 30 ml/kg BB. Observasi
keadaan umum, TD, nadi tiap 15 menit dan eriksa hematokrit tiap 4-6 jam.
a. Apabila syok telah teratasi disertai dengan penurunan kadar
hemoglobin/hematokrit, TD>20 mmHg, nadi kuat, maka tetsan cairan
dikurangi mejadi 10 ml.kg BB/jam. Volume 10 ml/kg BB/jam dapat
diertahankan samai 24 jam atau mejai 7 ml/kg BB sampai keadaan
klinis dan hematokrit stabil kemudian secara bertahap cairan
diturunkan 5 ml/kg BB/jam dan seterusnya 3 ml/kg BB/jam.
Dianjurkan pemberian cairan tidak melebihi 48 jam setelah syok
teratasi.
b. Apabila syok belum teratasi, sedangkan kadar hematokrit meurun,
tetapi masih >40 % berikan darah segar 10 ml/kg BB. Apabila tampak
perdarahan massif, berikan darah segar 20 ml/kg BB dan lanjutkan
cairan kristaloid 10 ml/kg BB. Pemasangan CVP (dipertahankan 5-8
mmH2O)pada syok berat kadang-kadang diperlukan.

c. Apabila syok belum teratasi, pasang CVP untuk megetahui kebutuhan


cairan dan asang kateter urin untuk menegetahui jumlah urin. Aabila
CVP normal (10 mmH2O), maka diberikan dopamine.

i
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN
Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya agar
makalah dikemudian hari bisa lebih baik dari makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

i
DAFTAR PUSTAKA

1. Adrianjah, H dan Adam, J., 2006. Sindroma Metabolik:Pengertian,


Epidemiologi, dan Criteria Diagnosis. Informasi laboratorium prodia
No.4/2006.
2. Angraeni, D., 2007. Mewaspadai Adanya Sindrom Metabolic. (Online).
(http://labcito.co.id., diakses 24 Desember 2008]

i
MAKALAH
MODUL 10 (DARAH DAN KEGANASAN)
SKENARIO 3

DISUSUN OLEH SGD 11:

AHMAD ALMANDO DALIMUNTHE 71180811063


FIFAH DHIENDA HELVIAN 71180811114
MIFTAHUL JANNAH 71180811086
M. IRFAN TAMAR 71180811097
NURHANIFA MEIVIANI 71180811031
RAVA OLGA SARI 71180811017
TYTA RIZKY ANUGRAH LUBIS 71180811125
VALENTINO TATEMA HULU 71180811067
YULAND F.K. NINGRUM 71180811071

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI PENDIDIKAN DOKTER
MEDAN
2018/2019

i
Lembar Penilaian Makalah

NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai

1 Ada Makalah 60

2 Kesesuaian dengan LO 0 – 10

3 Tata Cara Penulisan 0 – 10

4 Pembahasan Materi 0 – 10

5 Cover dan Penjilidan 0 – 10

TOT AL

NB : LO = Learning Objective Medan,

Dinilai Oleh :

Tutor

Anda mungkin juga menyukai