Hadist
Disusun oleh:
1
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Waalaikumsalam wr. Wb
2
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
3
J. Tujuan Pembentukan Akhlak
K. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
L. Ruang Lingkup Akhlak
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin canggihnya ilmu pengetahuan, zaman semakin moderen dan
manusiapun hidup beragam dengan kemudahan-kemudahan yang di sajikan oleh
moderenisasi dunia. Peradaban di era globalisasi saat ini membuat kodrat manusia
sebagai hamba ALLAH SWT yang semata-mata hanya di wajibkan patuh dan
hanya menyembah satu kepadanya, kini menjadi sedikit terasingkan dan
tersingkirkan dari kehidan sehari-hari manusia itu sendiri. yang mana di
karenakan merosotnya Iman-iman manusia itu sndiri “subhanallah”. Kini
Tindakan mereka semakin tidak terkontrol lagi, kemerosotan ahlak dan moral
yang seharusnya menjadi hal yang di prioritaska dalam melakoni kehidupan sosial
mereka di dunia yang hanya sementara ini kini hanya menjadi kata-kata khiasan
saja dalam kehidupan mereka tanpa mengetahui maknanya.
Oleh karena itu marilah kita bersama-sama berusaha sekeras dan
semaksimal mungkin demi tercapainya keimanan yang hakiki kepada ALLAH
SWT. Kemerosotan moral dan ahlak manusia itu semakin hari semakin bertambah
parah, yang dalam artian perilaku dan tindakan mereka semakin tidak terkontrol
dengan ketidak tauanya dan ketidak adanya pelakon yang menggambarkan
bagaimana semestinya contoh manusia yang beriman kepada Allah SWT.
5
B. Perumusahan Masalah
Walaupun manusia boleh dipisahkan daripada bidang ilmu atau pemikiran,
bahkan juga boleh dipisahkan daripada agama dan kepercayaan, tetapi tidak boleh
dipisahkan dengan akhlak atau moral. Ini kerana setiap perbuatan, amalan atau
tindakan yang diambil tidak terlepas atau terkeluar daripada lingkungan hukuman
sama ada terhadap dirinya atau orang lain ataupun benda lain yaitu adakah baik
atau tidak segala tindakan tersebut. Jika baik, jawabannya perkara itu akan
dilakukan tetapi jika jahat, perkara itu akan ditinggalkan. Itulah akhlak yang baik.
Tetapi jika sebaliknya yang dilakukan itulah akhlak yang buruk.Dari sini ternyata
kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia sehingga di kalangan orang yang
tidak bermoral mereka merasakan perlu adanya suatu akhlak yang diakui bersama
oleh mereka supaya dapat mengatur kehidupan yang lebih baik menurut
pandangan mereka.
Islam merangkumi aqidah, dan syariat itu mengandungi roh akhlak.
Akhlak adalah roh kepada risalah Islam sementara syariat adalah lembaga jelmaan
daripada roh tersebut. Ini bererti Islam tanpa akhlak seperti rangka yang tidak
mempunyai isi, atau jasad yang tidak bernyawa. Sabda Rasulullah SAW yang
bermaksud : "Islam itu akhlak yang baik". Begitu juga sabda Baginda yang
bermaksud : "Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya selain daripada
akhlak yang mulia."
6
BAB II
AKHLAK ISLAMI
7
Dari pengertian ketiga diatas dapat dinyatakan bahwa akhlak atau khulaq
itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul
seccul secara spontan bilamana diperlukan.tanpa memerlukan atau pertimbangan
terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.1
B. Dasar Akhlak
Dasar akhlak berinduk pada tiga perbuatan yang utama, yaitu: hikah
(bijaksana) syaja”ah ( perwira atau kesatria). Dan iffah (menjaga diri dari perbuatan
dosa dan maksiat). Ketiga macam induk akhlak ini mucul dari ikap adil yaitu sikap
pertengahan atau seimbangan dalam mempergunakan ketiga potensi rohaniah yang
terdapat data diri manusia yaitu aql (pemikiran) yang tepusat di kepala ghadab
(amarah) yang berpusat di dada dan Nafsu syahwat (dorongsn seksual) yang
berpusat di perut.
C. Sumber Akhlak
Sebagaimana kese;uruhan ajaran islam sumber akhlak adalah Al-Quran
dan sunah bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada
konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlak segala sesuatu dinilai baik atau
buruk terpuji atau tercela semata-mata karena Syara’)Al-Quran dan
Sunah)menilainya demikan.
D. Macam-Macam akhlak
1. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari bahasa arab akhlaq mahmudah
mahmudah merupakan bentuk maf ‘ul dari kata hamidah yang berarti”terpuji”.
Akhlak terpuji disebut pula dengan akhlaq akarimah ( akhlak mulia) atau makarim
al-akhlaq (akhlak mulia) atau akhlaq munjiyat (akhlakyang menyelamatkan
pelakunya)
1
Yunahar Yas, Kuliah Akhlak. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2004). h.1
8
a. Menurut Al-Ghazali, akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan
kepada ALLAH AWT sehingga mempeajari dan mengamalkannya merupakan
kewajiban individu setiap muslim.
b. Menurut Quawani, akhlak terpuji adalah ketepatan jiwa dengan perilaku yang baik
dan terpuji
c. Menurut Al-Mawardi, akhlak terpuji adalah perangai yang baik dan ucapan yang
baik.
d. Menurut Ilmu Qoyyim, pangkal akhlak terpuji adalah dan keinginan yang tinggi .
sifat-sifat terpuji menurut berpangkal dari kedua hal itu.
e. Menurut Ibnu Hazm, pangkal akhlak terpuji ada empat yaitu adil paham
keberanian dan kedermawanan.
f. Menurut Abu Dawud As-Sijistini, akhlak terpuji adalah perbuatan-perbatan yang
disenangi.2
2
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV. PUSTAKA SETIA, 2010). hlm. 87
9
C. Ruang Lingkup Akhlak
Akhlak dalam agama tidak dapat disamakan denga etika. Etika dibatasi
oleh sopan santun pada lingkungan social tertentu dan hal ini belum tentu terjadi
pada lingkungan masyarakat yang lain. Etika juga hanya menyangkut perilaku
hubungan lahiriah. Misalnya, etika berbicara antara orang pesisir, orang
pegunungan dan orang keraton akan berbeda,dan sebagainya.
Akhlak mempunyai makna yang lebih luas, karena akhlak tidak hanya
bersangkutan dengan lahiriah akan tetapi juga berkaitan dengan sikap batin maupun
pikiran. Akhlak menyangkut berbagai aspek diantaranya adalah hubungan manusia
terhadap Allah dan hubungan manusia dengan sesame makhluk (manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, benda-benda bernyawa dan tidak bernyawa).
10
F. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Banyak sekali rincian tentang perlakuan terhadap sesama manusia.
Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal yang
negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan
yang benar, melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama.
Di sisi lain, manusia juga didudukkan secara wajar.Karena nabi dinyatakan sebagai
manusia seperti manusia lain, namun dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang
memperoleh wahyu Illahi. Atas dasar itu beliau memperoleh penghormatan
melebihi manusia lainnya
11
dirinya. Demikian juga sebaliknya.19. Kemudian ada pendapat yang mengatakan
bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan
H. Aklak Tercela
Adalah segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebut
akhlak tercela. Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat
merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia.
1. Macam-macam akhlak tercela
a. Syirik
Secara bahasa adalah menyaakan dua hal sedangkan merupakan pengertian
istilah terdiri dari definisi umum dan definisi khusus. Definisi umum
adalah menyamakan sesuatu dari Allah dari hal-hal yang secara khusus
dimiliki Allah.
b. Kufur
Secara bahasa berarti menutupi kufur merupakan kata sifat dari kafir .
kafir adalah orangnya sedangkan kufur adalah sifatnya. Menurut syara:
kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya baik dengan
mendustakan tau tidak.
12
kehendak syarak dan akal. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok pembentukan akhlak
Islam ini. Akhlak
seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai – nilai
yang terkandung dalam al-Qur‟an.
Secara umum Ali Abdul Halim Mahmud menjabarkan halhal yang termasuk akhlak
terpuji yaitu :
Menurut Ali Abdul Halim Mahmud tujuan pembentukan akhlak setidaknya memiliki
tujuan yaitu:
13
bergaul dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan mencari ridha
Allah, yaitu dengan mengikuti ajaran-ajaran-Nya dan petunjuk-petunjuk Nabi-
Nya, dengan semua ini dapat tercipta kestabilan masyarakat dan kesinambungan
hidup umat manusia.
d. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak orang
lain ke jalan Allah, melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar24 dan berjuang fii
sabilillah demi tegaknya agama Islam
e. Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang mau merasa bangga dengan
persaudaraannya sesama muslim dan selalu memberikan hak-hak persaudaraan
tersebut, mencintai dan membenci hanya karena Allah, dan sedikitpun tidak
kecut oleh celaan orang hasad selama dia berada di jalan yang benar.
f. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bahwa dia adalah bagian
dari seluruh umat Islam yang berasal dari daerah, suku, dan bahasa. Atau insan
yang siap melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi seluruh umat
Islam selama dia mampu3
3
Hamzah Yaqub, Etika Islam, (Bandung : Diponegoro, 1993), hlm. 57.
14
tampak kurang menghargai atau kurang memperhitungkan peranan pembinaan atau
pembentukan dan pendidikan
Kemudian menurut aliran empirisme bahwa faktor yang sangat berpengaruh
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial,
termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pembinaan dan pendidikan
yang diberikan . jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik,
maka baiklah anak itu.
Demikian juga sebaliknya. Aliran ini tampak begitu percaya kepada peranan
yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi berbeda dengan
pandangan aliran konvergensi, aliran ini berpendapat pembentukan akhlak
dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu
pendidikan atau pembentukan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau
melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah atau kecenderungan ke arah yang
baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode.
Aliran yang ketiga ini tampak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat
dipahami dari surat An-Nahl ayat, 78;
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberikan kamu
pendengaran,penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur ( QS An-Nahl
ayat 78
15
b. Akhlak berkeluarga (Al-Akhlaq Al-usariyah). Terdiri dari kewajiban timbal
balik orang tua dan anak, kewajiban suami istri, kewajiban terhadap karib dan
terabit
c. Akhlak bermasyarakat. Yang terdiri dari yang dilarang, yang diperintahkan
,dan kaidah-kaidah adab.
d. Akhlak beragama, yaitu kewajiban terhadapat Allah SWT.
16
6) Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT membaikan akhlak
beliau.
7) Didalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan
akhlak, baik berupa perintah untuk berakhlak yang baik serta pujian dan
pahala yang diberikan kepada orang-orang yang mematuhi perintah itu,
maupun larangan berakhlak yang buruk serta celaan dan dosa bagi orang-
orang yang melanggarnya. 4
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah. Adapun perilaku yang dikerjakan adalah:
4
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta : PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, 2012),
hlm. 166
5
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma‟arif,
1980), Cet IV, hlm. 48-49
17
melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama. Di sisi lain,
manusia juga didudukkan secara wajar. Karena nabi dinyatakan sebagai manusia
seperti manusia lain, namun dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh
wahyu Illahi. Atas dasar itu beliau memperoleh penghormatan melebihi manusia
lainnya.
6
Aboebakar Aceh, Pendidikan Sufi Sebuah Karya Mendidik Akhlak Manusia Karya
Filosof Islam di Indonesia, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), Cet .3, hlm. 12
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ahlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang
yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu tindakan.
Berdasarkan apa yang telah menjadi pokok bahasan pada materi di atas, maka secara
sederhana dapat di tarik sebuah kesimpulan yaitu ahlak merupakan cerminan dari agama
islam itu sendiri, dimana bila ahlak seorang manusia mencerminkan sebuah kebaikan,
kesucian, kesopanan dan lain sebagainya yang bertujuan menggapai rido allah swt. Yang
menjadi ukuran baik dan burukna ahlak adalah syarak, iaitu apa yang diperintahkan oleh
syarak, itulah yang baik dan apa yang dilarang oleh syarak itulah yang buruk.
Perkembangan teknologi dapa mempengaruhi lingkungan serta kebudayaan masyarakat.
Apabila dalam dingkungan masyarakat tersebut tidak memiliki tembok yang kuat,
niscaya keruntuhan Ahlak dan morallah yang akan terjadi. Yaitu di mulai dengan
hilangnya norma-norma dalam masyarakat tersebut.
B. Saran
Kerusakan ahlak pada manusia di sebabkan oleh pengaruh lingkungan yang
semakin hari, semakin kebarat baratan yang selalu menurutu hawa nafsu yang menggebu-
gebu dalam menggapai ataupun meraih sebuah tujuan. Namun dengan adanya pengaruh
syaitan yang sangat kuat dalam diri manusia itu sendiri, yang menjadikan tujuan yang
baik, menjadi merosot kearah keburukan yang menyesatkan kehidupan manusia baik di
dunia maupun akherat. Untuk itu marilah kita secara sadar dan bersama-sama menjalanka
kaidah dan menguatkan nlai-nilai aqidah islam dalam jiwa kita degan sebaik-baiknya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20