BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Toni Okta Fiyansah 061740421455 2017
Tri Mawarni 061740421455 2017
Destri Mentari 061630500388 2016
i
ii
RINGKASAN
Masalah radikal bebas yang ada dikulit dan bau badan yang timbul dapat
diatasi dengan memakai deodoran. Yang mengandung antioksidan dan
antibakteri. Namun deodoran yang dijual dipasaran umumnya berbahan dasar
aluminium klorohidrat, propilen glikol, sodium stearat, triklosan, parfum,
aluminum zirconium klorohidrat, alkohol, dan pengawet (Flick, 2001).
Adanya kandungan aluminum klorohidrat dan aluminium zirconium
klorohidrat pada sediaan antirespiran atau deodoran akan menyebabkan
tersumbatnya pori-pori pada kulit. Penggunaan bahan ini dapat memicu iritasi
jika digunakan pada kulit yang terluka (Badan POM RI, 2009). Dan
kandungan aluminium klorohidrat yang menumpuk dipori-pori akan
menyebabkan kanker kulit jika menumpuk terus-menerus.
Untuk itulah perlu diatasi dengan Biodeodoran yang berbahan dasar
alami, yang tidak hanya mengatasi bau badan karena bakteri tetapi juga dapat
menangkal radikal bebas. Solusi dari itu semua adalah biodeodoran dari
ekstrak bunga kecombrang. Ekstrak bunga kecombrang memilki banyak
manfaat bagi kulit, kandungan bahan aktif yang terdapat dalam tanaman
adalah saponin,flavonoid, polifenol dan minyak atsiri (Warta,
2008).Didalamnya dapat berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba, dan
antibakteri. Tentunya ini dapat menjadi inovasi produk yang sangat
bermanfaat bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan biodeodorant dimulai dari pemilihan ekstrak bunga
kecombrang dengan variasi pelarut dan bahan yang terbaik yaitu perbandingan
1 bahan : 4 pelarut . Dari ekstrak yang dihasilkan kemudian dicampurkan
sebagai bahan utama yaitu antimikroba dan sebagai antioksidan pada kulit.
Dari analisa yang dilakukan di dapatkan bahwa ekstrak bunga kecombrang
positif mengandung polifenol, saponin dan flavonoid. Dengan %aktivitas
antioksidan tertinggi terdapat pada sampel 4 yaitu sebesar 80%.B iodeodoran
yang dihasilkan di bagikan secara acak dan meminta respon setelah beberapa
hari. Dari respon pemakai, 80% tanggapan responden sangat baik terhadap
produk ini
iii
AFTAR ISI
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Membuat ekstrak bunga kecombrang yang kemudian digunakan untuk
membuat biodeodoran
2. Membuat formulasi biodeodoran ekstrak bunga kecombrang yang tepat
dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
3. Melakukan uji ekstrak dan uji biodeodoran dari bunga kecombrang dalam
proses kimia dan dari segi kesehatan.
1.4 Kegunaan
Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini:
1. Bagi pemerintah, bias mengurangi penyakit kanker yang disebabkan
penggunaan bahan kimia, dan meningkatkan gaya hidup sehat masyarakat
2. Bagi masyarakat, bisa menggunakan produk biodeodrant ekstrak bunga
kecombrang sehingga mengurangi konsumsi terhadap deodoran kimia
3. Bagi mahasiswa, dapat membuat produk biodeodoran sendiri yang ramah
lingkungan
1.5 Luaran
1. Hasil Ekstrak bunga kecombrang
2. Produk biodeodoran ekstrak bunga kecombrang
3. Analisa kimia, mikrobiologi dan kesehatan pada produk
4. Jurnal/Artikel ilmiah tentang proses pembuatan biodedorant ekstrak bunga
kecombrang
5. Laporan kemajuan dan laporan akhir
3
BAB 3. METODE
b. Bahan
1. Bunga kecombrang
2. Etanol 96 %
3. VCO wet-milled
4. Shea butter
5. Soda kue
6. Tepung pati jagung
7. Minyak atsiri lavender
8. Tawas
9. Lilin Lebah
Di dapatkan ekstrak terbaik Pencampuran sampel dengan Cairkan lilin lebah dan
yaitu sampel 4 (1:4) VCO, Shea butter cair, soda tambahakn ke campuran + 0,1
kue, Pati jagung, Tawas, ml atsiri lavender
homogenkan
Dari Tabel dapat diketahui bahwa semakin kecil absorbansi sampel yang
digunakan maka aktivitas antioksidan juga semakin besar, ditandai dengan
berkurangnya intensitas warna menggambarkan penurunan konsentrasi DPPH
yang diberi sampel maupun pembanding. Semakin besar aktivitas peredaman
radikal DPPH maka konsentrasi DPPH yang masih ada semakin kecil, sehingga
nilai absorbansi yang dihasilkan semakin turun. Adapun reaksi senyawa yang
bersifat sebagai antioksidan dengan molekul DPPH dapat dilihat pada Gambar 3.
Daya hambat terhadap bakteri staphylococcus Aureus. Pada hasil
percobaan dapat dilihat bahwa diameter hambat sample 4 adalah yang paling
besar, hal ini menandakan bahwa sample 4 memiliki kandungan
saponin(antibakteri ) yang tinggi. Saponin melakukan mekanisme penghambatan
dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan membran sel melalui ikatan
hidrogen, sehingga dapat menghancurkan sifat permeabilitas dinding sel bakteri
dan menimbulkan kematian sel bakteri.
5 jam 2
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI, 2009, Bahan-Bahan Kosmetik Sebagai Anti Acne, Majalah Natura
Kos, 4 (10)
Buckman, R. 2003. Human Wildlife: The Life That Lives On Us. The Johns
Hopkins University
Flick, E.W. 2001. Cosmetic and Toiletry Formulations Second Edition Volume 8.
Noyes Publications, New York. Halaman 3-5.
Lampiran-lampiran
1. Biaya Penunjang
Justifikasi
Material Volume Harga Satuan Jumlah Biaya
Pemakaian
Alat
Aluminium Foil 3 Pcs Rp 92.000 Rp 276.000
Pembungkus
Gelas ukur
Alat Pengukur 1 Pc Rp 250.000 Rp 250.000
100ml
Kemasan
Alat Pengemas 10 Pcs Rp 9.000 Rp 90.000
deodorant
Wadah
B. Pot 20CC Penampung 6 Pcs Rp 8.000 Rp 48.000
Sampel
Subtotal Rp 1.498.000
Bahan
Etanol 96% 5 Liter Rp 87.000 Rp 435.000
Pelarut
Bahan
Etanol 96% 1 Liter Rp 85.000 Rp 85.000
Pelarut
Bahan
Tawas Bubuk 1 Bks Rp 15.000 Rp 15.000
Tambahan
Bahan
Lilin lebah 2,5 Kg Rp 139.500 Rp 697.500
Penguat
Subtotal Rp 3.004.500
3. Lain-lain
Justifikasi Jumlah
Material Volume Harga Satuan
Pemakaian Biaya
Materi Penggunaan
3 Rp 100.000 Rp 300.000
Kepustakaan internet
Subtotal Rp 497.500
Total Rp 5.000.000
13
14
15
16