Anda di halaman 1dari 26

PROFIL KESEHATAN

UPT PUSKESMAS DESA BARU

TAHUN 2019

Profil Kesehatan Puskesmas Desa Baru tahun 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas karunianya sehingga profil

kesehatan UPT Puskesmas Desa Baru tahun 2019 telah selesai disusun.Profil kesehatan

merupakan salah satu produk Informasi kesehatan yang diterbitkan secara berkala setiap

tahunnya,guna memberikan data informasi tentang kegiatan dan pencapaian program

pembangunan kesehatan diwilayah kerja kecamatan Desa Baru.

Hambatan dan permasalahan yang dievaluasi berdasarkan indikator – indikator

yang telah ditetapkan dalam rangka pengambilan keputusan berdasarkan fakta.Dalam

penyusunan profil Kesehatan UPT Puskesmas Desa Baru tahun 2019 banyak pihak telah

membantu terutama dalam pengumpulan data UPT Puskesmas Desa Baru.Pemegang

Program UPT Puskesmas Desa Baru,Wali Nagari Sungai Aua,Unit Lainnya dan Lintas

Sektor yang terkait.Oleh karena itu kami mengatukan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan profil kesehatan ini.

Kami sangat menyadari penyusunan profil ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh

karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta sumbangan

fikiran,ide-ide inovatif demi penyempurnaan profil ini jadi lebih baik pada periode

berikutnya.Semoga Allah swt memberkati karya dan fikiran semua pihak dalam

penyusunan profil ini,dan semoga profil ini berguna untuk semua pihak demi

“Terwujudnya Masyarakat Desa Baru sehat yang Mandiri, Berkeadilan dengan pendekatan

peningkatan Mutu Akuntabilitas pelayanan dan Keluarga.

Desa Baru, Desember 2019


Kepala UPT Puskesmas Desa Baru

EFRIZA DESTINELDI, SKM.MPH

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
Motto 4
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang 5
B.Maksud dan Tujuan 9

BAB II GAMBARAN UMUM


A. Letak Geografis
11
B. Demografis
11
C. Pendidikan
13
D. Keadaan lingkungan.
14
E. Perilaku masyarakat
15

BAB III UPAYA PEMBANGUNAN KESEHATAN


A. Mortalitas 18
B. Morbiditas 19
C. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi 19
D.Penyakit Potensi KLB 20
E.Status Gizi 20

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN


A. Pelayanan kesehatan Dasar 22
B. Pemanfaatan Obat Generik 23
C. Pembinaan Kes Lingkungan dan Sanitasi dasar 23

3
D. Perbaikan Gizi Masyarakat 24

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 25
B. Saran 25

“Pembangunan kesehatan masyarakat


mempunyai pemahaman yang kompleks,
kerjasama tim, koheren. Dan semua bisa
memberi warna . Pengabdian dan ketulusan
dalam melayani masyarakat adalah kunci
sukses pembangunan kesehatan”
(EFRIZA DESTINELDI, SKM, MPH )

4
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang optimal. Setiap individu berkewajiban ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat.

Puskesmas merupakan pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,pusat

pemberdayaan masayarakat dalam kemandirian hidup sehat,pusat pelayanan strata

pertama.Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut maka perlu ditunjang sarana dan

prasarana yang memadai berupa sarana fisik (bangunana yang memadai berupa sarana fisik

(bangunana yang memadai berupa sarana fisik (bangunan gedung,peralatan medis dan non

medis) serta sumber daya manuasianya yang profesinal dan ankuntabelitasnya yang

tinggi.Selain itu agar dapat melaksanakan fungsi Puskesmas sebagaimana mestinya,harus

ditunjang dengan manajemen yang baik,dimana diperlukan perencanaan yang jelas,strategi

pelaksanaan yang terarah.Demikian juga diperlukan pengawasan ,pengendalian,penilaian

dan evaluasi terhadap semua kegiatan Puskesmas. Untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat,maka pada tahun 2019 ini Puskesmas Desa Baru salah satu

dari tiga puskesmas yang ada di Pasaman Barat untuk Penilaian Puskesmas Akreditasi.

5
Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan, kualitas dari

Sistem Informasi Kesehatan Regional dan Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari

Sistem-Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Sistem Informasi Kesehatan adalah

tulang punggung bagi pelaksanaan pembangunan daerah berwawasan kesehatan di

Kabupaten atau dengan kata lain Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten dapat

memberikan arah dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan di Kabupaten

berdasarkan fakta (Evidence Based Decision Making). Salah satu produk dari Sistem

Informasi Kesehatan Kabupaten adalah “Profil Kesehatan Tahunan“ yang diharapkan akan

terbit secara berkala guna menyediakan data, informasi yang bermanfaat bagi para

pengambil keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil kegiatan secara

transparan, efisien dan efektif.

Puskesmas sebagai salah satu unit organisasi kesehatan di tingkat kecamatan dengan

upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan paling dekat dengan masyarakat

merupakan tulang punggung bagi tercapainya program peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Dengan berkembangnya jumlah penduduk serta mulai berkembangnya

teknologi disegala bidang kehidupan, maka makin berkembang pula permasalahan dan

sasaran yang harus digarap oleh pelayanan kesehatan. Seiring dengan kondisi tersebut

tuntutan terhadap upaya pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

bermutu semakin meningkat.

Sebagai suatu kesatuan organisasi fungsional dan pusat pengembangan Pelayanan

di wilayah kerjanya, beberapa faktor dapat mempengaruhi pelayanan kepada

masyarakat, antara lain adalah faktor geografis, sosial, ekonomi serta faktor lainnya

dapat mengakibatkan pemanfaatan fasilitas pelayanan belum merata dan terjangkau oleh

masyarakat, terutama sekali pelayanan terhadap keluarga miskin. Golongan masyarakat ini

6
merupakan golongan yang sangat rentan dan beresiko tinggi terhadap gangguan kesehatan.

Kebanyakan mereka tinggal di daerah terpencil, tertinggal dan pada daerah perbatasan

sehingga untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kepada para pengguna jasa kesehatan

memerlukan upaya pengembangan agar dapat mengakses palayanan kesehatan yang ada.

Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah meningkatkan sistem rujukan

dengan menyediakan sarana dan prasarana pelayanan medik dan perawatan rawat inap bagi

masyarakat di daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan salah satu tugas pokok puskesmas

yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dengan cakupan yang

luas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.

Terkait dengan tugas pelayanan, sebagai unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan,

Puskesmas bertanggung jawab memberikan dan menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya. Berpedoman kepada Kepmenkes No.

128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, salah satu

fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat adalah sebagai pusat pelayanan kesehatan strata

pertama dan bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi pelayanan kesehatan

perseorangan dan palayanan kesehatan masyarakat.

Pelayanan kesehatan perseorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pribadi

(private good) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perseorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Dalam keadaan tertentu dimana masyarakat membutuhkan pelayanan rawat inap,

puskesmas dapat dikembangkan menjadi pelayanan rawat inap dengan memperhatikan

berbagai persyaratan tenaga dan sarana prasarana sesuai Standar Operasinal Pelayanan

yang sudah ditetapkan (SOP).

7
Kebijakan tentang rawat inap selaras pula dengan kebijakan pemerintah tentang

Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman (Making Pragnancy Safer). Seiring dengan

meningkatnya kasus kehamilan beresiko di masyarakat, kebijakan MPS memungkinkan

masyarakat khususnya ibu dan bayi mempunyai akses terhadap pelayanan PONED

(Penanganan Obstetri & Emergency Dasar) bilamana diperlukan dengan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang terampil. Dalam kaitan ini kemampuan Puskesmas

harus ditingkatkan dalam memberikan pelayanan PONED kepada masyarakat yang

dimaksudkan untuk mengatasi sebab kematian yang umum terjadi di Indonesia yaitu

pendarahan, infeksi, eklamasi dan partus lama.

Adapun tugas Puskesmas PONED meliputi 3 aspek, pertama : Memberi pelayanan

kesehatan yang bermutu, terjangkau, cakupannya luas dan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Kedua : Membina peranserta dalam berbagai upaya kesehatan dan ketiga :

Mengembangkan usaha usaha inovativ agar terjamin pelayanan dan tergalinya potensi

masyarakat.

Profil Puskesmas tahun 2019 disamping adanya puskesmas PONED juga adanya

Program program Inovatif yaitu : TFC, AKUPRESUR dan Rumah Singgah.TFC

merupakan program Inovatif di Bidang Gizi yang memudahkan bagi puskesmas untuk

memantau kasus kasus gizi buruk yang membutuhkan perawatan intensif,sehingga

diharapkan dengan program ini penanggulangan terhadap gizi buruk betul - betul

maximal.Rumah Singgah yaitu adanya penyediaan satu buah rumah untuk anggota

keluarga yang salah satuanggota keluarganya mempunyai kasus kebidanan yang

membutuhkan perawatan intensif di Puskesmas Desa Baru.AKUPRESUR yaitu program

inovatif terbaru di Puskesmas Desa Baru yang merupakan pengobatan secara sentuhan

8
pada titik – titik ujung syaraf dengan metode akupresur.Data-data tentang kesehatan, yang

meliputi derajat kesehatan dan sumber daya kesehatan. Disamping itu dalam buku ini juga

menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti Data

Geografis, Luas Wilayah, Keadaan Iklim dan Demografis.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud Profil ini disusun adalah sebagai Evaluasi pencapaian dalam melaksanakan

Tugas dan Peningkatan Pelayanan di Tingkat Puskesmas, berusaha menyediakan data

maupun informasi kesehatan yang akurat, dapat dipercaya dan mutakhir yang dapat

dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan peningkatan pembangunan

Profil ini diharapkan sebagai pengevaluasian pencapaian pembangunan kesehatan

di Puskesmas Desa Baru.

Tujuan khusus adalah :

1. Diperolehnya data umum dan lingkungan yang meliputi data demografi, lingkungan

fisik dan biologik serta sosial ekonomi.

2. Diperolehnya data tentang upaya kesehatan yang meliputi cakupan kegiatan dan

sumber daya kesehatan.

3. Diperolehnya data status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian

angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

4. Tersedianya alat untuk pemantuan dan evaluasi tahunan program-program

kesehatan dan perencanaan kesehatan.

5. Tersedianya bahan-bahan untuk penyusunan buku Profil Kesehatan di tingkat

Propinsi dan Nasional.

9
Adapun sistimatika penulisan buku Profil Puskesmas Desa Baru tahun 2019, kami

susun sebagai berikut :

BAB. I : Pendahuluan

BAB. II : Gambaran Umum

BAB. III : Upaya Pembangunan Kesehatan

BAB. IV : Pencapaian Pembangunan Kesehatan

BAB. V : Kinerja Pembangunan Kesehatan

BAB. VI : Masalah dan Upaya Pemecahan Masalah

BAB. VII : Kesimpulan Dan Saran

Lampiran Data.

10
BAB II

GAMBARAN UMUM

A.Keadaan Geografis
Puskesmas Desa Baru berada di Jalan Raya Simpang Ampek – Ujung Gading km

40, Nagari Sungai Aua Kecamatan Desa Baru dan saat ini merupakan salah satu Puskesmas

Perawatan. Luas wilayah kerja Puskesmas Desa Baru ± 420.16 km 2 yang terdiri dari 22

Jorong dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :


a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Madina Propinsi Sumatra Utara.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lembah Melintang.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gunung Tuleh.
B.Keadaan Demografis

Puskesmas Desa Baru terletak antara 00 0 33’ Lintang Utara sampai 00 0 05’

Lintang Utara dan antara 99 0 28’ Bujur Timur sampai dengan 99 0 42’ Bujur Timur.

Ketinggian berada diantara 0 – 1,983 meter DPL dengan luas hunian budidaya 35.850 Ha.

Puskesmas Desa Baru berdiri tahun 1992 sesuai Keputusan Bupati Pasaman,

dimana merupakan pengembangan dari Pustu. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,

kegiatan Puskesmas Desa Baru terus berkembang, sinergi dengan hal tersebut adalah

peningkatan kualitas dan kuantitas dari segala aspek, baik itu Fasilitas, Sumber Daya

Manusia maupun sistem dan budaya kerja yang ada dengan melibatkan kerjasama lintas

sektor dan lintas program.

11
Pada tahun 2007 Puskesmas Desa Baru resmi menjadi Puskesmas Rawatan yang

memiliki 6 unit Puskesmas Pembantu dan 15 Unit Poskesdes serta yang berfungsi sebagai

perpanjangan tangan dari Puskesmas terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat di wilayah

kerjanya.

Data Kependudukan Kecamatan Desa Baru sebagai wilayah kerja Puskesmas Desa

Baru dengan distribusi jumlah KK dan jiwa adalah sebagai berikut:

Tabel I.REKAPITULASI JUMLAH PENDUDUK NAGARI DESA BARU


KECAMATAN DESA BARU TAHUN 2019

Jumlah Penduduk
NO Jorong Jumlah KK
L P L+P
1 Air Haji 1184 2096 2006 4102
2 Bayang Tengah 117 301 302 603
3 Bukit Harapan 269 454 512 966
4 Bukit Melintang 210 502 477 979
5 Kasik Putih 591 1231 1227 2.457
6 Koto Dalam 465 1176 1154 2.330
7 Kumpulan 135 307 350 657
8 Lubuk Juangan 403 747 824 1.571
9 Muara Tapus 242 521 555 1.076
10 Padang Timbalun 208 470 500 971
11 Pematang Sontang 242 1326 1326 2.652
12 Sakato Jaya 365 798 774 1.572
13 Serasah Betung 222 448 461 908
14 Serasah Talang 180 418 430 848
15 Sikilang 633 1289 1314 2.603
16 Simpang Gadang 620 1593 1382 2.975
17 Situmang 196 423 465 888
18 Sapo Bawok 129 295 296 591
19 Tanjuong Babolik 572 1379 1286 2.665
20 Desa Baru 499 1703 1670 3.373
21 Sungai Tanang 302 598 625 1.224
22 Tb. Padang Hilir 155 307 354 661
Jumlah 8634 18.381 18.290 36.671

(sumber : Data Sasaran Dinkes 2019 ( Puskesmas Desa Baru)

C. Gambaran Tingkat Pendidikan

12
Secara Keseluruhan, tingkat pendidikan di area kerja Puskesmas Desa Baru sedang

berkembang dan mengarah kepada perbaikan di semua lini, ditandai dengan minat belajar

peserta didik cukup tinggi, terutama untuk pendidikan dasar. Disamping itu fasilitas yang

tersedia cukup memadai dan terdapat penyebaran yang merata di suluruh wilayah

kejorongan. Berikut daftar Prasarana pendidikan yang ada di Kecamatan Desa Baru.

Tabel II. SARANA PENDIDIKAN KECAMATAN DESA BARU

TAHUN 2019

NO JENIS TK SD SLTP/MTs SLTA SLB PT

SEKOLAH

1 Negeri 22 6 2 1
2 Swasta 24 0 6 3 -
24 22 12 5

Sumber : UPTPD Desa Baru tahun 2019

D.Keadaan Lingkungan

13
Puskesmas Desa Baru terletak berlokasi strategis disentral Lokasi Kenagarian Desa

Baru, terletak di pinggir jalan raya, sehingga akses masyarakat ke puskesmas sangat baik,

hanya terdapat empat jorong yang setidaknya dalam kriteria terpencil. Berikut nama jorong

yang termasuk dalam kategori wilayah sangat terpencil ( ST ) :

1. Jorong Bukit Melintang

2. Jorong Serasah Talang

3. Jorong Sikilang

4. Jorong Serasah Betung

Dimana jorong diatas secara tidak langsung akses masyarakat di daerah tersebut

terkendala jarak, namun di daerah tersebut sudah terdapat Poskesdes dan Puskesmas

Pembantu (Pustu) sebagai satelit dari Puskesmas, sehingga untuk pelayanan kesehatan

kepada masyarakat tidak terkendala.

Diwilayah kerja Puskesmas Desa Baru terdapat tiga perusahaan perkebunan kelapa

sawit yang menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat, namun mempunyai dampak

potensial yang dapat merugikan terhadap kesehatan, dari sisa / limbah pengolahan maupun

dari tingginya mobilitas penduduk sehingga dapat meningkatkan kemungkinan

terjangkitnya penyakit menular dan lebih rentan terjadi pergolakan sosial ditengah

masyarakat yang secara tidak langsung memiliki efek / akibat terhadap keadaan kesehatan

masyarakat.

E.Perilaku masyarakat

Indikator prilaku masyarakat yang dapat menggambarkan derajat kesehatan adalah

persentase rumah tangga sehat, Pemberian ASI ekslusif, pemberdayaan masyarakat dalam

bentuk posyandu.

1. Rumah Tangga Sehat

14
Sebuah rumah tangga dikatakan sudah berprilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) apabila

sudah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Pada umumnya masyarakat Desa Baru telah menyadari pentingnya persalinan dibantu oleh

Tenaga Kesehatan, dilihat dari angka Persalinan dan Kelahiran hidup yang didapat setiap

bulan. Angka Persalinan ditolong oleh Nakes adalah sebesar 73,1 %.Hal ini terjadi sedikit

penurunan persentasi dari tahun yang lalu,apakah karena kurangnya pencatatan dan

pelaporan ataukah karena hal - hal yang lain yang kurang mendukung.

b. Mempunyai Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Bagi masyarakat yang tidak mampu, Pemerintah menyediakan Jaminan kesehatan Nasional

dimana pada tahun 2019, dari 36.671 jiwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Desa

Baru, sebanyak 20.600 jiwa masyarakat adalah pemegang kartu BPJS ( sebesar 56,18 % ).

c. Tidak Merokok

Mayoritas masyarakat Kecamatan Desa Baru yang berjenis kelamin Laki-Laki sebagian

besar adalah Perokok Aktif, dari segi pengamatan petugas kesehatan Puskesmas Desa Baru

yang turun kelapangan, Perilaku merokok tidak dilakukan dalam ruangan tertutup dan

tidak dekat dengan Perokok Pasiv, terutama Balita. Untuk menegakkan PERDA No 23

tahun 2009 tentang larangan merokok ditempat umum, maka Puskesmas Desa Baru

menjalankan program inovatif “ Kawasan Tanpa Asap Rokok “ di Gedung Pelayanan

Puskesmas Desa Baru.

d. Melakukan Aktifitas fisik setiap hari

Sebagian besar masyarakat Kecamatan Desa Baru, terutama berada di usia produktif

mayoritas adalah pekerja di perkebunan atau sebagai Petani yang melakukan aktifitas fisik

sehari-hari.

15
e. Makan sayur dan buah setiap hari

Konsumsi sayuran dan buah-buahan dikonsumsi mayoritas warga, namun tidak semua

warga mempunyai kesadaran untuk mengkonsumsi buah, karena masih dianggap tidak

terlalu penting karena dianggap sebagai konsumsi sekunder sehingga asupan vitamin C

yang penting untuk Ketahanan tubuh tidak terpenuhi.Namun demikian di Sekolah Dasar

sudah digalakkan 1 kali seminggu untuk membawa makanan berupa nasi,lauk,sayur dan

buah,guna untuk membiasakan makan buah dan sayur sebelum makan.Dan seluruh SD

sudah melaksanakan secara rutinitas sejak 2 tahun terakhir ini.

f. Memiliki Jamban Keluarga

Sebanyak 83,0 % dari 8803 Rumah Tangga yang diperiksa telah memiliki jamban keluarga,

dan lainnya tidak memiliki jamban keluarga, sehingga kondisi sanitasi di wilayah kerja

Puskesmas Desa Baru masih perlu dibenahi dan ditingkatkan.

g. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni

h. Lantai rumah bukan dari tanah

2. Pemberian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI saja kepada bayi sampai berusia 6 bulan, untuk angka

pemberian ASI ekslusif sebesar 55,95 % dari angka kelahiran hidup, hal ini merupakan

keberhasilan dari penyuluhan perorangan dan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang

ASI Ekslusif yang ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru serta penyuluhan setelah

selesai persalinan oleh Bidan Desa.

3. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

( UKBM). Tahun 2019 jumlah Posyandu yang ada di Puskesmas Desa Baru berjumlah 37

buah, dengan kriteria Posyandu Pratama 0, Posyandu Madya 0, Posyandu Purnama 19,

16
dan Posyandu Mandiri 22. Pada tahun-tahun berikutnya Puskesmas Desa Baru

menargetkan Posyandu yang ada berada pada strata Posyandu Mandiri ,dengan adanya

target tersebut, Puskesmas telah melakukan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Mengintegrasikan Posyandu dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

dan diharapkan ada simbiosis mutualisme antara TK /PAUD dengan

Posyandu, karena masing-masing punya kesamaan Visi misi

2. Advokasi masyarakat terutama masyarakat dan kelompok tani / Keltan agar

memberi dukungan moril maupun materil.

3. Sweeping posyandu, meningkatkan angka kunjungan Posyandu

4. Kerjasama Lintas sektor dengan stake holder, dalam hal ini pihak Wali

Nagari Desa Baru berupa pengadaan honor kader yang bersifat stimulan.

BAB III

UPAYA PEMBANGUNAN KESEHATAN

17
A. Mortalitas/Angka Kematian

Indikator yang dapat digunakan untuk melihat derajat kesehatan adalah angka

kematian Neonatal (AKB) pada tahun 2019 berjumlah 3 orang, angka kematian balita

(AKABA) 2 orang, Angka kematian Ibu (AKI) 4 Orang seperti tabel berikut.

TABELIII. ANGKA KEMATIAN Neonatal, BAYI,Balita DAN IBU

PUSKESMAS DESA BARU

TAHUN AKB/Neonatal AKABA AKI


2016 2 0 1
2017 2 1 1
2019 3 2 4

Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan angka kematian pada tahun 2019 yang

seharusnya tidak ada lagi angka kematian, baik itu angka kematian Bayi, maupun angka

kematian Ibu. Hal ini merupakan tugas yang akan dijalankan pada tahun 2019 mendatang,

seiring dengan telah dilaksanakan program PONED di Puskesmas Desa Baru. Beberapa

langkah yang harus segera dilakukan Puskesmas untuk menekan AKB dan AKI sebagai

berikut :

1. Revitalisasi Poskesdes

2. Reorientasi Bidan Desa/Seluruh bidan sudah harus APN dan Sudah Harus ikut

pelatihan PONED.

3. Desa Siaga Aktif.

4. Setiap bidan puskesmas mempunyai desa binaan masing – masing.

5. Setiap bidan mempunyai binaan langsung bumil 4 – 5 orang mulai hamil s/d

penanganan kf 3.

B. Morbiditas /Angka kesakitan

18
Morbiditas/Angka kesakitan didapat dari data Poskesdes, Pustu dan Puskesmas

Desa Baru pada tahun 2019 Angka kesakitan tertinggi adalah Infeksi saluran pernapasan

atas (ISPA), berikut 10 jenis penyakit terbanyak pada tahun 2019.

Sumber : Poli Umum Puskesmas Desa Baru tahun 2019.

C. Penyakit Menular yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain BCG,Polio, Difteri,

Pertusis, Tetanus, Campak, Hepatitis, IVP, DPT dan Campak Lanjutan. Pada tahun 2019

ditemukan adanya kasus Pertusis 1 orang, .

Pada tahun 2019 Cakupan Desa UCI yaitu dari 22 jorong yang ada untuk tahun ini

hanya 8 jorong yang tercakup UCI ( 36,36 % ).Hal ini terjadi karena banyak faktor

pendukung penurunan cakupan desa UCI antara lain :

1.Terlalu tingginya sasaran yang diberikan oleh dinas kesehatan kabupaten .

19
2.Beredarnya isu – isu vaksin palsu hampir di seluruh media yang ada termasuk

didunia maya.

3.Masih adanya paham masyarakat yang mengatakan vaksin terbuat dari bahan

bahan yang tidak halal,seperti bahan dasar MR dan lain – lain.

D. Penyakit Potensi KLB/Wabah

Untuk tahun 2019 tidak adanya KLB/Wabah di wilayah kerja Puskesmas Desa

Baru, dan tidak ditemukan kasus yang dapat berpotensi terhadap kejadian wabah. Namun

walau tidak terjadi wabah, kesiap siagaan petugas kesehatan di Poskesdes dan di

Puskesmas, serta dukungan ketersediaan tenaga Dokter di Puskesmas dapat mendukung

terlaksananya Upaya Reaksi Cepat jika terjadi Wabah. Beberapa kejadian wabah yang

pernah terjadi 7 tahun yang lalu dan masih menjadi perhatian Sanitarian Puskesmas adalah

kejadian keracunan makanan, penyakit kulit setelah MCK di sungai, dll.

E. Status Gizi

Untuk mengetahui status gizi masyarakat, indikator yang digunakan adalah status

gizi balita, dan persentase BBLR( berat badan lahir rendah). Salah satu cara penilaian

status gizi balita adalah pengukuran antropometri, yaitu pengukuran berat badan dan tinggi

badan. Indikator yang digunakan untukmengetahui seorang balita menderita gizi buruk

adalah indikator BB/TB, yaitu bila BB/TB kurang dari -3 SD standar WHO-NCHS. Di

Puskesmas Desa Baru ditemukan 2,64 % orang BBLR untuk tahun 2019. Hal ini masih

diperlukan berbagai upaya seperti penyuluhan tentang gizi ibu hamil dan bayi kepada

masyarakat untuk menekan angka kejadian BBLR

Upaya yang sudah dilakukan program gizi Puskesmas bekerjasama dengan lintar

sektor dan program terkait adalah penyediaan pojok ASI,Pemantauan garam

20
beryodium,Pemantauan Kadarzi dan penerapan TFC (Total Food Center ) serta penyuluhan

Gizi di masyarakat.

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

21
Upaya pelayanan kesehatan dasar sebagai berikut:

1. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi

Kesehatan ibu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi mulai dari masa

sebelum hamil, kehamilan, melahirkan, dan setelah melahirkan. Untuk mencegah masalah

tersebut pelayanan yang diberikan adalah

a. Pelayanan Ante Natal Care

Pelayanan antenatal care dapat dilihat dari cakupan K4 51,6 % dimana belum mencapai

harapan / target yang harusnya 95 %, angka ini akan terus ditingkatkan untuk tahun

berikutnya, dengan cara memperluas area cakupan pelayanan dan meningkatkan

kompetensi tenaga kesehatan yang terkait dalam upaya pelayanan Antenatall Care.

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan

Untuk menurunkan angka kematian ibu maternal dan bayi baru lahir, dan

pertolongan persalinan ditolong petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Desa Baru 73,1 % Oleh tenaga Kesehatan

c. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk

Dengan adanya deteksi dini ibu hamil resiko tinggi dan merujuknya

kepelayanan yang lebih baik resiko kesakitan dan kamatian ibu dan bayi dapat

dikurangi.Penanganan bumil resti yang ditangani 47,1 %.

d. Kunjungan neonatus

Kematian bayi adalah kematian pada neonates dan bayi, karena kelompok ini

merupakan kelompok yang paling rentan, untuk itu perlu ditingkatkan pelayanan neonatus.

Resti ditangani dan dirujuk 20,6 %.

22
2. Pelayanan Imunisasi

Merupakan gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan

imunisasi. Pelayanan imunisasi pada bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT3, Polio 3 kali,

Hb 3 kali, IVP 1 kali dan imunisasi campak 1 kali serta DPT dan Campak Lanjutan 1 kali

rentang umur 18-24 bulan. Tahun 2019 pencapaian imunisasi dari 681 sasaran adalah:

BCG 98.1 % , DPT+Hb3 72,1 %, campak/MR 20,1 %, Polio4 71,9 %,Immunisasi lengkap

56,1 %.

3. Pelayanan Kesehatan Usila

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menigkatnya umur

harapan hidup. Berarti bertambah banyaknya Usila , Untuk itu perlu pelayanan khusus

pada kelompok ini, dari 2.705 sasaran usila yang telah dilayani sebanyak 78 %.

B. Pemanfaatan Obat generik

Secara keseluruhan, Pemakaian obat di Puskesmas Desa Baru berdasarkan

pemakaian resep tahun 2019 adalah sesuai dengan standar pemakaian Obat generic.Segala

kekurangan pasokan obat generik diupayakan melalui sumber dana Operasional dan dana

JKN

C.Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

Pembinaan kesehatan lingkungan dilaksanakan diberbagai institusi, kegiatan ini

bertujuan untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sebagai

akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Pembinaan kesehatan lingkungan dilakukan

pada Individu, kelompok dan masyarakat secara berkala yang mencakup pemantauan dan

pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.

D.Perbaikan Gizi Masyarakat

23
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satu upaya yang

perlu dilakukan adalah perbaikan gizi masyarakat, masalah gizi yang sering dijumpai yaitu

Kurang kalori Protein, Kurang vitamin A, Gangguan akibat kekurangn yodium dan anemia

gizi besi, kegiatan yang dilakukan dalam upaya perbaikan gizi masyarakat adalah

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Dilakukan dengan memantau pertumbuhan balita melalui penimbangan rutin diposyandu,

dari 4.108 sasaran, yang ditimbang rata-rata setiap bulan 75,06 %, dan Balita BGM 12,6

%.

2. Pemberian Tablet Fe dan Yodium

Ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe I 79.5 %, Fe3 51,6 % dan pemberian yodium tidak

dilaksanakan, karena tidak termasuk wilayah endemik.

BAB V

PENUTUP

24
A. Kesimpulan

Dari Profil Puskesmas Desa Baru ini kompleknya permasalahan kesehatan masih

menjadi dilema yang harus dicari solusinya seperti masih terdapatnys AKB, D/S masih

rendah, ISPA dan Diare yang masih tinggi, dan pencapaian program gizi yang masih

kurang sehingga banyak bayi dan balita BGM. Untuk itu dibutuhkan suatu usaha yang

lebih optimal dari aspek kuratif, promotif, dan preventif untuk keseluruhan masyarakat

Kecamatan Desa Baru,

Diharapkan pelayanan kesehatan di Puskesmas lebih berdaya guna dan berhasil guna

khususnya dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat Kenagarian Desa Baru

dan berprinsip transparansi serta akuntabilitas dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Dengan memperhatikan keterbatasan masyarakat dalam menjangkau sarana

pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta upaya mewujudkan pemerataan

pelayanan melalui dukungan dari berbagai program pelayanan kesehatan bagi masyarakat

B. Saran

Puskesmas diharapkan meningkatkan dan memperbanyak upaya kesehatan luar

gedung yang lebih bersifat preventif dan promotif yang berbasis masyarakat.

Upaya kesehatan luar gedung ini juga untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat

sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan yang mereka

butuhkan, disamping itu juga dapat meningkatkan cakupan kegiatan pelayanan kesehatan

dasar.

Dalam rangka meningkatkan kinerja dan pengembangan SDM petugas pemegang

program diharapkan adanya pelatihan yang terarah dan berkesinambungan sehingga

program yang dipegang dapat dijalankan dengan lebih maksimal.

25
26

Anda mungkin juga menyukai