Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PROFIL LOKASI ON THE JOB TRAINING (OJT)

A. Sejarah Singkat

1. Bandar Udara Pattimura


Bandara Pattimura adalah bandara yang terletak di Ambon, Maluku. Pada
sisi udara (Air Site) dikelola oleh Perum LPPNPI Cabang Ambon, sedangkan
untuk sisi darat (Ground Site) dikelola oleh PT.Angkasa Pura I. Bandara ini
melayani kedatangan dalam negeri dengan luas landasan 2.500 𝑚2 . Bandara
ini berjarak 21 kilometer dari Kota Ambon, pada Bandara ini terdapat fasilitas
Imigrasi, Karantina, Bea cukai, Gedung cargo, Restoran dan Kantor Pos.
Bandar Udara Pattimura Ambon yang terdapat pada salah satu Pulau di
Kepulauan Maluku merupakan daerah yang sangat strategis. Kepulauan
Maluku mempunyai banyak Pulau yang terbagi dalam 2 (dua) Provinsi yaitu
Maluku Utara dengan Ibu Kota Ternate dan Maluku dengan Ibu Kota Ambon.
Bandar Udara Pattimura Ambon berada di Pulau Ambon Provinsi Maluku
terletak pada posisi koordinat 03˚ 42’ 27” S dan 128 ˚ 05’ 22” E yang
dikelilingi oleh lautan disebelah Utara laut Seram, Selatan laut Banda dan
Timur laut Arafura.
Bandara Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha
Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh Pemerintah Penjajah Belanda. Pada
tahun 1942 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh Jepang untuk melawan
Pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. Setelah Kemerdekaan RI tahun 1945
Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia. Tahun
1975 berdasarkan surat keputusan bersama Menhankam/Pangab, Menteri
Perhubungan dan Menteri Keuangan. Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan
sebagai Lapangan terbang sipil dan sepenuhnya dikuasai oleh Departemen
Perhubungan.
Sejak tahun 1975 Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat
asing Air North dari Darwin sampai tahun 1998. Pada tanggal 11
Oktober 1995 Pengelolaan Bandar Udara Pattimura Ambon dialihkan

3
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

sepenuhnya kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) dan berstatus sebagai


Bandar Udara Kelas I. Pada tanggal 3 Maret 2014 Proyek
Pengembangan Bandar Udara Pattimura diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia.

2. Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi


Penerbangan Indonesia (LPPNPI)

Ada 2 hal yang melahirkan ide untuk membentuk pengelola tunggal


pelayanan navigasi, yaitu :

1. Tugas rangkap yang diemban oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dan


PT Angkasa Pura II (Persero). Lembaga ini selain bertugas
mengelola sektor darat dalam hal ini Bandar udara dengan segala
tugas turunannya, juga bertanggung jawab mengelola navigasi
penerbangan.
2. Audit International Civil Aviation Organization (ICAO) terhadap
penerbangan di Indonesia. Dari audit yang dilakukan ICAO yaitu
ICAO USOAP (Universal Safety Oversight Audit Program and
Safety Performance) pada tahun 2005 dan tahun 2007, ICAO
menyimpulkan bahwa penerbangan di Indonesia tidak memenuhi
syarat minimum requirement dari International Safety Standard
sesuai regulasi ICAO. Kemudian direkomendasikan agar Indonesia
membentuk badan atau lembaga yang khusus menangani pelayanan
navigasi penerbangan.

Pada bulan September 2009, mulai disusun Rancangan


Peraturan Pemerintah (RPP) sebagai landasan hukum berdirinya
Perum LPPNPI. Pada tanggal 13 September 2012, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menetapkan RPP menjadi PP Tahun 2012
Tentang Perusahan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara
Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI). PP ini yang
menjadi dasar hukum terbentuknya Perum LPPNPI. Setelah
terbitnya PP 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI ini, pelayanan

4
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

navigasi yang sebelumnya dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero)


dan PT Angkasa Pura II (Persero) serta UPT diserahkan kepada
Perum LPPNPI atau yang lebih dikenal dengan AirNav Indonesia.

Terhitung tanggal 16 Januari 2013 pukul 22:00 WIB, seluruh


pelayanan navigasi yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero)
dan PT Angkasa Pura II (Persero) dialihkan ke Airnav Indonesia.
Pukul 22:00 WIB dipilih karena adanya perbedaan tiga waktu di
Indonesia yaitu WIB, WITA, dan WIT. Pukul 22:00 WIB berarti
tepat pukul 24:00 WIT atau persis pergantian hari sehingga pesawat
yang melintas di wilayah Indonesia Timur pada pukul 00:01 WIT
atau tanggal 17 Januari 2013, pengelolaannya sudah masuk ke
Airnav Indonesia. Sejak saat itu, seluruh pelayanan navigasi yang
ada di 26 bandar udara yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero)
dan PT Angkasa Pura II (Persero) resmi dialihkan ke AirNav
Indonesia, begitu juga dengan sumber daya manusia dan
peralatannya.

AirNav Indonesia terbagi menjadi 2 ruang udara berdasarkan


Flight Information Region (FIR) yakni FIR Jakarta yang terpusat di
Kantor Cabang Utama Jakarta Air Traffic Services Center (JATSC)
dan FIR Ujung Pandang yang terpusat di Kantor Cabang Makassar
Air Traffic Services Center (MATSC). AirNav Indonesia merupakan
tonggak sejarah dalam dunia penerbangan nasional bangsa
Indonesia, karena AirNav Indonesia merupakan satu-satunya
penyelenggara navigasi penerbangan di Indonesia.

5
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

B. Data Umum
1. Data Aerodrome Bandar Udara Internasional Pattimura
Ambon
a. Bandar Udara

Nama Bandar Udara : Pattimura Ambon

Nama Kota : Ambon

Provinsi : Maluku

Lokasi Bandar Udara : Desa Laha

Alamat : Jl.Dr. Leimena Laha Ambon

Telepon : 0911-323770

Fax : 0911-323773

Kode Pos : 97236

Pengelola Bandara

 Sisi Air Site : Perum LPPNPI Cabang


Ambon

 Sisi Ground Site : Angkasa Pura

Kelas Bandar Udara : Kelas I

Jenis Airline : Garuda Indonesia, Airfast,


Batik Air, Lion Air, Wings Air,
Garuda Xplore, NAM Air,
Sriwijaya Air, Trigana Air,
Sushy Air ,Citilink Air ,Travira
Air.

Jenis Runway : ASPHALT

6
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

Kode IATA/Kode ICAO : AMQ – WAPP

Runway Designation : 04-22

Elavasi/Referensi temperatur : 4M

Jam operasional Bandar Udara : 06.00 s/d 23.00 WIT

Jarak dari kota ke Bandar Udara : 21 KM

Transportasi ke Bandar Udara :  Angkutan Umum

:  Rental mobil

:  Angkutan pribadi

:  DAMRI

B Runway Dimension

Length/Surface : 2.500M/Asphalt Concrete

Width/Surface : 45 M / Asphalt Concrete

Strength : 68 F/C/X/T

Longitudinal Slope : -

Transverse Slope : -

Kontsruksi Tanah : ASPHALT

THR Coordinate :

 RWY 0403˚ 43’05.74” S 128˚04’53.94” E

 RWY 2203˚42’08.23” S 128˚05’51.27” E

Slope of RWY – SWY : 0.88 %

RWY 22 : 60 x 45 m

7
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

RWY 04 : 60 x 45 m

Strip Dimension : 2620 x 150 m

Remarks : Nil
c. D
eclared Distances
 Runway Designator : 04 / 22
Tabel 2.1 Runway Designator 04/22

RWY TORA TODA ASDA LDA

04
2500 m 2500 m 2560 m 2500 m

22 2500 m 2710 m 2560 m 2500 m

 Runway Length of Intersection


Tabel 2.2 Runway Length Of Intersection

Runway Taxiway

A B

22 1380 m 910 m

04 1120 m 1590m

d. Main Apron
Surface : Asphalt Concrete
Dimension : 235 x 65 m
Strength : 68 R/C/X/T

e. VIP Apron (OLD APRON)

8
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

Surface : Asphalt Concrete


Dimension : 90 x 151,5 m
Strength : 38 R/C/Z/U

f. TAXIWAY
Tabel 2.3 Taxiway Characterristic

CHARACTERISTC ALPHA BRAVO

Asphalt Asphalt
Surface
Concrete Concrete

Strength PCN 68 R/C/X/T PCN 68 R/C/X/T

Dimension 443,5 x 23 m 280 X 23 m

2. Layout Bandar Udara Pattimura

Gambar 2.1 Layout bandara

9
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

C. Struktur Organisasi

GENERAL
MANAGER

HARTOYO

Manager Manager Manager Manager


Teknik Operasional Keselamatan Administrasi
ALAM SAPTO ONI YULIAN SALENDRO
FAHMI PUTRO KRISMAWANTO MUKTI Y.
BUDI.K

Kantor Cabang
Pembantu/
Kantor Unit

Gambar 2.2 Struktur Organisasi

10
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

1. Tugas Pokok dan Fungsi


a. General Manager
Tugas dan wewenang General Manager sebagai berikut :

1. Menyiapkan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan unit


kerja Air Traffic Services untuk menunjang strategi bisnis dan
kegiatan operasional .
2. Menyusun kegiatan dan evaluasi program fungsi operasi lalu lintas
udara di Bandar Udara Internasional Pattimura dan sekitarnya serta
pengoperasian pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik
pendukung operasi lalu lintas udara;
3. Menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan operasi
lalu lintas udara di Bandar Udara Internasional Pattimura dan
sekitarnya serta pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan
fasilitas teknik pendukung operasi lalu lintas udara
4. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan
unit kerja Air Traffic Services yang tertuang di dalam RKA
tahunan maupun triwulanan;
5. Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya
sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
6. Memberikan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada
unit-unit kerja lain terkait dengan bidangnya untuk kepentingan
perusahaan.

b. Manager Operasi
Tugas dan wewenang Manager Operasi menyusun, melaksanakan dan
evaluasi program di bidang:
1. Pelayanan Navigasi penerbangan yang meliputi Lalu Lintas
Penerbangan, Komunikasi Penerbangan, mengelola Air Traffic
Flow Management, melayani pelayanan informasi meteorologi
penerbangan, pelayanan informasi pencarian dan pertolongan di
wilayah kerja Cabang Ambon;

11
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

2. Pengendalian pelayanan lalu lintas penerbangan dan personel


pelayanan navigasi penerbangan serta membuat laporan
penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan pada setiap unit
yang memberikan pelayanan lalu lintas penerbangan yang menjadi
wewenang dan tanggung jawab di wilayah kerja Cabang Ambon.

c. Manager Teknik
Tugas dan wewenang Manager Teknik menyusun, melaksanakan dan
evaluasi program di bidang:

1. Kesiapan fasilitas yang meliputi pemeliharaan dan pengoperasian


fasilitas komunikasi, navigasi dan pengamatan penerbangan beserta
penunjang lainnya di wilayah kerja Cabang Ambon;
2. Kegiatan administrasi teknik dan pembinaan personel serta
penyiapan fasilitas dan suku cadang di wilayah kerja Cabang
Ambon.

d. Manager Keselamatan, Keamanan dan Standarisasi


Tugas dan wewenang Manager Teknik adalah menyusun,
melaksanakan dan evaluasi pelaksanaa supevisi, inspeksi serta evaluasi
kualitas pelayanan, standarisai dan sertifikasi pelayanan navigasu
penerbangan bidang teknikm serta menjamin mutu keselamatan, keamanan
dan kesehatan lingkungan kerja di wilayah kerja Cabang Ambon.

e. Manager Administrasi dan Keuangan


Tugas dan wewenang Manager Administrasi dan Keuangan adalah
menyusun, melaksanakan dan evaluasi program di bidang:
1. Sumber daya manusia, administrasi umum, tata usaha dan
kearsipan, fasilitas kantor dan karyawan, perawatan bangunan,
perkantoran beserta kebersihan lingkungan dan keindahan kantor
dan perjalanan dinas serta kehumasan di wilayah kerja Cabang
Ambon;

12
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

2. Penyusunan rencana kerja dan anggaran cabang,


menyelenggarakan tata laksana perbendaharaan, mengelola
kepemilikan asset termasuk tanah dan bangunan di wilayah kerja
Cabang Ambon;
3. Pengelolaan administrasi pengadaan barang dan jasa yang menjadi
wewenangnya;
4. Tugas sebagai ketua panitia pelelangan.

f. Kepala Unit Pelayanan dan Navigasi Penerbangan


Tugas dan wewenang Kepala Unit Pelayanan dan Navigasi
Penerbangan adalah menyusun, melaksanakan dan evaluasi program di
bidang:
1. Kepala Unit Pelayanan dan Navigasi Penerbangan mempunyai
tanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan navigasi yang
meliputi bidang operasional dan kesiapan fasilitas Communication
Navigation and Surveillance dan penunjang yang menjadi
kewajibannya;
2. Kepala Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan dibantu oleh
pelaksana-pelaksana fungsional sesuai tugas dan fungsinya.

13
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

D.Tinjauan Pustaka

1. Very High Frequency Air to Ground (VHF A/G)


VHF Air To Ground merupakan Aeronautical Mobile Services
(AMS) yaitu peralatan komunikasi penerbangan dari darat keudara
atau sebaliknya berupa informasi penerbangan dan pengaturan
pergerakan pesawat termasuk pendaratan dan lepas landas digunakan
di unit pelayanan ATC sebagai sarana komunikasi dengan pilot
dipesawat udara. Komunikasi mempunyai peran penting untuk
menentukan mutu/kualitas pelayanan lalu lintas udara (ATC), oleh
karena itu ketersediaan dan kehandalan peralatan harus menjadi
prioritas bagi pengelola bandara. Dalam konteks pelayanan lalu
lintas penerbangan terdapat beberapa bagian atau unit pelayanan
ATC antara lain:
a. Aerodrome Flight Information Service (AFIS)
b. Aerodrome Control Center (ADC)
c. Approach Control Center (APP)
d. Area Control Center (ACC)

Gambar 2.3 Blok Diagram VHF AG Tower Set

14
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

2. Squelch
Dalam telekomunikasi , squelch adalah fungsi sirkuit yang berfungsi
untuk menekan output audio (atau video ) dari penerima tanpa adanya
sinyal input yang diinginkan cukup kuat. Pada dasarnya, squelch adalah
jenis gerbang kebisingan khusus yang dirancang untuk menekan sinyal
acak. Squelch banyak digunakan dalam radio dua arah dan pemindai radio
untuk menekan suara bising saluran ketika radio tidak menerima transmisi.
Squelch dapat dibuka , yang memungkinkan semua sinyal memasuki
penerima untuk didengar. Squelch juga berfungsi sebagai peredam noise
apabila squelch On maka sensitifitasnya semakin tinggi namun rentan
terhadap noise dan apabila Off maka selektifitasnya tinggi,sehingga
menghasilkan audio lebih bagus.Adapun perbedaan tata letak setting
Squelch antara radio “PAE” dengan radio “BECKER”.

Squelch radio
“Becker”
Squelch radio
“PAE”

Gambar 2.4 Squelch radio Becker dan PAE

3. Dummy load
Dummy load merupakan sebuah sebuah beban buatan yang mewakili
sebuah antenna resonansi dengan impedansi murni 50 Ohm. Di radio,
antena dummy terhubung ke output pemancar radio dan secara elektrik

15
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

mensimulasikan antena , untuk memungkinkan pemancar disesuaikan dan


diuji tanpa memancarkan gelombang radio.
Seperti diketahui bersama, sebuah impedansi yang dilambangkan
dengan huruf Z = R +/- jX Ohm. Yang dimaksud dengan beban murni
adalah nilai reaktansi beban adalah NOL (+/-jX = 0 Ohm), persis sifat
antenna yang beresonansi di frekuensi resonansinya. Berikut adalah fungsi
dari dummy load, antara lain:

a. Sebagai pengganti antenna saat melakukan testing terhadap


Transmitter. Pada saat melakukan testing transmitter, selalu gunakan
dummy load sebagai pengganti antenna. Sesuaikan besarnya
impedansi dummy load dengan impedansi output transmitter,
biasanya 50 Ohm, sehingga akan diperoleh SWR = 1, sehingga akan
mencegah transistor mengalami kerusakan.

b. Sebagai referensi dalam melakukan tuning antenna.


Dummy load yang matched dengan saluran transmisi transmitter maka
akan menmberikan SWR = 1, maka bila antenna kita memberikan nilai
SWR > 1, maka nilainya tidak sama dengan 50 Ohm.

Gambar 2.5 Dummy Load

Pada saat kita melakukan tuning atau allignment TX, diusahakan tidak
langsung diumpankan kepada sebuah antenna, karena akan mengganggu
pengguna lain pada band/ frekuensi dimana kita bekerja, dianjurkan sekali
disambungkan sebuah dummy load, dengan demikian kehadiran dummy
load adalah suatu keharusan.

16
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

4. Band Pass Filter


Band Pass Filter atas sering disingkat dengan BPF adalah filter atau
penyaring frekuensi yang melewatkan sinyal frekuensi dalam rentang
frekuensi tertentu yaitu melewatkan sinyal yang berada diantara frekuensi
batas bawah hingga frekuensi batas atasnya. Dengan kata lain, Band Pass
Filter atau Tapis Lolos Atas ini akan menolak atau melemahkan sinyal
frekuensi yang berada diluar rentang yang ditentukan tersebut. Band Pass
Filter ini mampu melewatkan sinyal pada pita atau “sebaran” frekuensi
tertentu atau melewatkan sinyal diantara batas frekuensi yang ditentukan.
Rentang Frekuensi yang berada diantara Frekuensi batas atas atau
frekuensi tinggi (fH) dan Frekuensi batas bawah (fL) ini biasanya dikenal
dengan filter Bandwidth.
Pada umumnya, Bandwidth didefinisikan sebagai rentang frekuensi
yang berada diantara dua titik batas frekuensi yang ditentukan (fc), yaitu
3dB dibawah pusat maksimum atau puncak resonansi dan melemahkan
frekuensi lain yang berada diluar dua titik batas ini. Frekuensi yang
tersebar luas yang biasanya disebut dengan istilah Bandwidth atau BW ini
pada dasarnya adalah perbedaan antara Frekuensi Cut Off yang lebih
rendah (fL lower) dan poin Frekuensi Cut Off yang lebih tinggi (fH
higher). Dengan kata lain, BW = fH – fL. Agar Penyaring atau Filter Band
Pass ini dapat berfungsi dengan benar, Frekuensi cut off Low Pass Filter
harus lebih tinggi daripada frekuensi cut off High Pass Filter.

KVT berbasis Band Pass Filter


Gambar 2.6 KVT berbasis Band Pass Fiter
17
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

Frekuensi rendah Frekuensi Tinggi


(fL) (fH)
Gambar 2.7 Band Pass Filter

Band Pass Filter yang ideal juga dapat digunakan untuk mengisolasi
atau menyaring (filter) frekuensi tertentu yang berada dalam pita frekuensi
tertentu, misalnya untuk pembatalan derau (noise cancellation). Band Pass
Filter umumnya juga dikenal dengan SECOND-ORDER FILTER atau dua
kutub, ini dikarenakan Band Pass Filter memiliki dua komponen reaktif
yaitu kapasitor dalam desain rangkaiannya. Satu Kapasitor di rangkaian
LOW PASS dan satunya lagi di rangkaian HIGH PASS.

5. Kabel Connector to DB9


Kabel Serial DB9 adalah kabel serial COM port dengan pin jarum 9.
Kabel ini biasanya digunakan pada komputer untuk berkomunikasi data
dengan peralatan perindustrian yang menggunakan port RS 232 serial
DB9.

Gambar 2.8 Gambar Connector to DB 9

18
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

6. DB 9 to USB (Universal Serial Bus)


USB ialah port yang sangat diandalkan saat ini dengan bentuknya yang
kecil dan kecepatan datanya yang tinggi. Anda dapat menghubungkan
hingga 127 produk usb dalam 1 komputer. USB versi 1.1 mendukung 2
kecepatan yaitu mode kecepatan penuh 12Mbits/s dan kecepatan rendah
1.5 Mbits/s. USB 2.0 mempunyai kecepatan 480Mbits/s yang dikenal
sebagai mode kecepatan tinggi.

Saat ini transfer data menggunakan port USB sudah semakin marak,
port USB menjadi pilihan utama karena ukuran yang ringkas dan
kecepatan transfer data yang cukup besar. Sebagai perbandingan, Bus
PCI saat ini mendukung transfer data hingga 132 MB/s, dimana AGP
(pada 66MHz) mendukung hingga 533 MB/s. AGP dapat melakukan ini
karena kemampuannya untuk mentransfer data pada ujung naik dan turun
detak 66MHz.

Ada dua macam konektor USB : konektor A untuk hubungan ke host


dan konektor B untuk hubungan ke peranti USB . Secara fisik dapat
dibedakan dengan mudah untuk menghindari kesalahan pemasangan.

Gambar 2.9 G DB 9 to USB

7. PC(Personal Computer)
Komputer adalah suatu perangkat elektronik yang dapat digunakan
untuk mengolah data sesuai dengan prosedur yang telah dirumuskan
sebelumnya sehingga menghasilkan informasi bermanfaat bagi
penggunanya.

Definisi komputer adalah alat elektronik yang terdiri dari rangkaian


berbagai komponen yang saling terhubung sehingga membentuk suatu

19
O J T ATKP Makassar Perum LPPNPI Cabang Ambon

sistem kerja. Sistem di dalam komputer tersebut dapat melakukan


pekerjaan secara otomatis berdasarkan program yang diperintahkan
kepadanya sehingga mampu menghasilkan informasi berdasarkan data dan
program yang ada.Jadi PC disini berperan penting untuk membantu teknisi
dalam melakukan Normalisasi Kalibrasi pada radio PAE dengan
menggunakan kabel connector to DB 9.Adapun gambar Normalisasi
Kalibrasi dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 2.10 Normalisasi menggunakan PC

8. Power Supply
Power supply adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi
listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.Pada dasarnya
Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energy listrik yang
kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang di butuhkan oleh
perangkat elektronika lainnya .Adapun gambar Power Supply pada radio
sebagai berikut:

Gambar 2.11 Power Supply radio ADC Secondary

20

Anda mungkin juga menyukai