Anda di halaman 1dari 23

MODUL PEMBELAJARAN

OTOMATISASI TATA KELOLA KEPEGAWAIAN XI


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Nyimas Ajeng Zainatulmilah, S.Pd.

SMK WIBAWA TARUNA


Kp. Mulyasari 01/01 Ds. Pangkalan Kec. Bojong Kab. Purwakarta
JAWA BARAT
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang maha pengasih dan
maha penyangan, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
modul pembelajaran yang sederhana ini.

Saya sangat berharap modul pembelajaran ini dapat berguna dalam proses pembelajaran
selama Praktek Kerja Lapangan (PKL). Modul pembelajaran ini ditulis dari hasil penyusunan
data-data yang penulis peroleh dari buku pembelajaran yang berkaitan dengan KI dan KD pada
Mata Pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Kepegawaian kelas XI.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari modul pembelajaran ini.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang telah
membaca modul ini. Semoga tulisan ini memberikan informasi yang berguna bagi peningkatan
dan pengembangan pembelajaran.

Purwakarta, 10 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii

BAB I PEMBUATAN DOKUMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL………………… 1

A. Langkah-langkah Proses Mediasi…………………………………………………. 1


B. Dokumen Hubungan Industrial…………………………………………………… 2
Soal………………………………………………………………………………….. 3

BAB II MUTASI PEGAWAI………………………………………………………….. 4


A. Pengertian Pegawai………………………………………………………………… 4
B. Tujuan Mutasi Pegawai……………………………………………………………. 4
C. Penyebab Mutasi Pegawai…………………………………………………………. 4
D. Jenis Mutasi Pegawai……………………………………………………………….. 5
Soal…………………………………………………………………………………… 6

BAB III DOKUMEN MUTASI PEGAWAI………………………………………….. 7


A. Prosedur/Proses Mutasi Pegawai………………………………………………….. 7
B. Berkas Yang Dibutuhkan………………………………………………………….. 8
Soal…………………………………………………………………………………... 9

BAB IV KEPANGKATAN PEGAWAI……………………………………………… 10


A. Pengertian…………………………………………..………………………………. 10
B. Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional…………………………………….. 10
C. Prosedur Kenaikan Pangkat……………………………………………………… 10
Soal………………………………………………………………………………….. 13

BAB V DOKUMEN DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK) PEGAWAI……. 14


A. Tujuan Pembuat DUK……………………………………………………………… 14
B. Pembuatan DUK……………………………………………………………………. 14

ii
C. Menganalisis Format Penyusunan DUK………………………………………….. 16
D. Menelaah Keberatan Atas Nomor Urut Kepangkatan…………………………… 17
Soal…………………………………………………………………………………… 18

iii
BAB I

PEMBUATAN DOKUMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL PEGAWAI

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah proses mediasi
2. Siswa mampu mengidentifikasi dokumen hubungan industrial
3. Siswa mampu membuat dokumen hubungan industrial

A. Langkah-langkah Proses Mediasi


Berikut langkah-langkah proses mediasi :
 Melakukan perundingan bipartit dengan pihak pekerja atau serikat pekerja.
 Membuat berita acara perundingan (risalah perundingan).
 Perundingan bipartit dapat dilakukan sampai 3 kali perundingan, jika tetap tidak tercapai
kesepakatan dan ingin dilakukan mediasi maka harus membuat surat permohonan
mediasi ke Disnaker setempat dengan melampirkan risalah perundingan bipartit.
(perundingan bipartit paling lama 30 hari sejak kali pertama diadakan. Jika melebihi 30
hari, maka dianggap gagal perundingan dan baru bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya,
yaitu mediasi)
 Disnaker akan memeriksa seluruh dokumen, jika sudah lengkap Disnaker akan menunjuk
mediator untuk melaksanakan mediasi. Mediator yang ditunjuk akan menginformasikan
tanggal perundingan.

1
B. Dokumen Hubungan Industrial
Dokumen yg harus dilengkapi adalah :
 Risalah perundingan bipartit (berita acara perundingan).
 Surat kuasa dari pimpinan perusahaan kepada wakil perusahaan yg ditunjuk.
 Kronologis kejadian
 Data karyawan seperti slip gaji, perjanjian kerja, surat pengangkatan dan lain-lain.
 Peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama (PKB).
 Bukti – bukti pendukung lainya
 Saksi – saksi (jika diperlukan hadir dalam perundingan mediasi

Contoh Risalah Perundingan Bipartit

2
Soal !

1. Sebutkan langkah-langkah proses mediasi!


2. Dokumen apa saja yang harus ada pada saat terjadi hubungan industrial?
3. Berapa lama perundingan bipartit bisa bertahan sejak pertama diadakan? Jika lebih daro batas
waktu apa yang akan terjadi?
4. Apa yang dimaksud dengan perjanjian kerja bersama (PKB)?
5. Buatlah dokumen perundingan bipartit!

3
BAB II

MUTASI PEGAWAI

Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian mutasi pegawai
2. Siswa mampu mengemukakan tujuan mutasi pegawai
3. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab mutasi pegawai
4. Siswa mampu mengelompokan jenis mutasi pegawai

A. Pengertian Pegawai
Mutasi ini harus didasarkan atas indeks prestasi yang dapat dicapai oleh karyawan
bersangkutan. Karena dengan mutasi diharapkan memberikan uraian pekerjaan, sifat
pekerjaaan, lingkungan pekerjaan dan alat-alat kerja yang cocok bagi karyawan bersangkutan
sehingga ia dapat bekerja efisien dan efektif pada jabatan itu.
Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik
secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) dalam satu organisasi. Pada dasarnya
mutasi ini termasuk dalam fungsi pengembangan karyawan, karena tujuannya adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam perusahaan tersebut.
B. Tujuan Mutasi Pegawai
Tujuan Mutasi
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau
jabatan.
3. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan.
4. Untuk menghilangkan rasa bosan/jemu terhadap pekerjaannya.
5. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karier yang
lebih tinggi.
6. Untuk Pelaksanaan hukuman/sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya.
7. Untuk memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasi nya.
8. Untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui persaingan terbuka.
9. untuk tindakan pengamanan yang lebih baik.
10. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan
11. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama karyawan.
C. Penyebab Mutasi Pegawai
1. Permintaan sendiri
mutasi yang dilakukan atas keinginan sendiri dari karyawan yang bersangkutan dan
dengan mendapat persetujuan pemimpin organisasi itu.
biasa alasan nya sebagai berkut :
karena kesehatan kurang mendukung, merawat keluarga yang sudah usia lanjut dan tidak
bisa bekerja sama dengan karyawan lainnya

4
2. Alih Tugas Produktif (ATP) yaitu mutasi karena kehendak pimpinan perusahaan untuk
meningkatkan produksi dengan menempatkan karyawan yang bersangkutan ke jabatan
atau pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya.
alasan : didasarkan kepada kecakapan, kemampuan, sikap dan disiplin karyawan.
3. Pendekatan mutasi dari segi waktu
Jika pendekatannya dari waktu dikenal atas Temporary transfer dan Permanent transfer.

 Temporary transfer adalah mengalihtugaskan karyawan ke jabatan/pekerjaan lainnya


baik horizontal maupun vertikal yg sifatnya sementara. Hal ini sering dilakukan
kepada karyawan yg sering berhalangan. Agar tidak terbengkalai, untuk sementara
waktu pekerjaannya dialihkan kepada karyawan lain.
 Permanent transfer adalah mengalih tugaskan karyawan ke jabatan baru secara
permanen.

D. Jenis Mutasi Pegawai


 Mutasi Produksi: ketika ada kebutuhan tenaga kerja dalam satu departemen dan surplus
tenaga kerja di departemen lain.
 Mutasi Penggantian: untuk mengganti karyawan yang telah berada di organisasi dalam
waktu lama dan memberikan bantuan kepada karyawan lama dari tekanan pekerjaan.
 Mutasi Remedial: untuk memperbaiki kesalahan penempatan atau perekrutan. Jika
penempatan karyawan tidak tepat dengan pekerjaannya, mutasi ke pekerjaan lain yang
lebih tepat perlu dilakukan.
 Mutasi Multifungsi: untuk meningkatkan fleksibilitas karyawan dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain dan satu departemen ke departemen lain. Mutasi ini sering disebut sebagai
rotasi pekerjaan, yang merupakan alat untuk melatih karyawan dengan memberikan
pengalaman kerja yang bervariasi dan luas untuk mempersiapkan promosi.

5
Bagan Alur Mutasi Pegawai

Soal !
1. Jelaskan pengertian mutasi pegawai menurut pendapat sndiri!
2. Sebutkan 5 dari 11 tujuan mutasi pegawai!
3. Salah satu tujuan mutasi pegawai adalah untuk meningkatkan produktivitas karyawan, coba
jelaskan maksud dari tujuan itu dan berikan contohnya!
4. Apa yang dimaksud dengan temporary transfer?
5. Sebutkan jenis mutasi pegawai!
6. Apa yang dimaksud dengan mutasi multifungsi!
7. Apa yang dimaksud dengan menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan
komposisi pekerjaan atau jabatan?
8. Apa manfaat dari mutasi pegawai?
9. Apa yang dimaksud dengan mutasi multifungsi?
10. Berikan contoh dari mutasi remedial!

6
BAB III

DOKUMEN MUTASI PEGAWAI


Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan prosedur/ proses mutasi pegawai
2. Siswa mampu mengidentifikasi dokumen mutasi pegawai
3. Siswa mampu membuat dokumen mutasi pegawai

A. Prosedur/Proses Mutasi Pegawai


Prosedur mutasi selain mutasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat atau dalam 1 (satu) Instansi
Daerah, dilakukan sebagai berikut:
a. Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) penerima membuat usul mutasi kepada PPK asal
atau instansi di mana PNS yang bersangkutan bekerja untuk meminta persetujuan;
b. Apabila PPK Instansi asal menyetujui maka dibuat persetujuan mutasi;
c. Berdasarkan persetujuan sebagaimana dimaksud, PPK intansi penerima menyampaikan
usul mutasi kepada Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN untuk mendapatkan
pertimbangan teknis, yang diberikan paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak
diterimanya usul mutasi;
d. Berdasarkan pertimbangan teknis Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN, pejabat
yang ditunjuk menetapkan keputusan mutasi sesuai kewenangannya;
e. Selanjutnya, berdasarkan keputusan mutasi sebagaimana dimaksud, maka: 1. PPK
instansi penerima menetapkan keputusan pengangkatan dalam jabatan; dan 2. PPK
instansi asal menetapkan keputusan pemberhentian dari jabatan.
“Keputusan pengangkatan dalam jabatan oleh PPK instansi penerima dan keputusan
pemberhentian dari jabatan oleh PPK instansi asal sebagaimana dimaksud, ditetapkan paling
lama30 (tiga puluh) hari kalender sejak ditetapkannya keputusan mutasi,” bunyi Pasal 4
huruf p Peraturan BKN ini.
Sementara mutasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat atau dalam 1 (satu) Instansi Daerah,
menurut Peraturan BKN ini, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Mutasi dalam 1 (satu) Instansi Pusat atau dalam 1 (satu) Instansi Daerah dilakukan oleh
PPK, setelah memperoleh pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS;
b. Dalam hal Tim Penilai Kinerja belum terbentuk, pertimbangan diberikan oleh Badan
Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan;
c. Unit kerja yang membidangi kepegawaian membuat perencanaan mutasi;
d. Perencanaan mutasi disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS untuk mendapatkan
pertimbangan mutasi
e. Berdasarkan pertimbangan mutasi dari Tim Penilai Kinerja PNS, unit kerja yang
membidangi kepegawaian mengusulkan mutasi kepada PPK;
f. Berdasarkan usul mutasi sebagaimana dimaksud, PPK menetapkan pengangkatan PNS
dalam jabatan.

7
B. BERKAS YANG DIBUTUHKAN :
1. Surat pernyataan persetujuan dari pimpinan satuan kerja PNS yang bersangkutan;
2. Surat pernyataan persetujuan pejabat yang berwenang dari satuan kerja yang dituju;
3. Fotocopy sah keputusan pengangkatan Calon PNS;
4. Fotocopy sah keputusan pengangkatan PNS;
5. Fotocopy sah keputusan kenaikan pangkat terakhir;
6. Fotocopy sah hasil penilaian prestasi kerja yang sekurang-kurangnya bernilai baik pada
setiap unsur penilaian / SKP dalam 2 (dua) tahun terakhir;
7. Surat pernyataan tidak sedang melaksanakan ijin belajar/tugas belajar;
8. Surat pernyataan tidak pernah/sedang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat atau sedang
dalam 1 (satu) terakhir yang ditandatangani pimpinan satuan kerja; dan
9. Daftar riwayat hidup

Contoh Surat pernyataan untuk Mutasi Pegawai

8
Soal !
1. Bagaimana prosedur mutasi pada suatu instansi Pusat atau dalam satu Instansi Daerah?
2. Sebutkan bunyi Pasal 4 huruf p Peraturan BKN!
3. Berkas apa saja yang dibutuhkan dalam mutasi pegawai?
4. Keputusan pengangkatan dalam jabatan oleh PPK instansi penerima dan keputusan
pemberhentian dari jabatan oleh PPK instansi asal sebagaimana dimaksud, ditetapkan paling
lama berapa hari setelah ditetapkan?
5. Jelaskan ketentuan mutasi dalam satu Instansi Pusat atau dalam satu Instansi Daerah,
menurut Peraturan BKN!

9
BAB IV

KEPANGKATAN PEGAWAI
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian pangkat
2. Siswa mampu menguraikan jabatan structural dan jabatan fungsional
3. Siswa mampu menerapkan prosedur kenaikan pangkat
4. Siswa mampu menganalisis prosedur kenaikan pangkat

A. Pengertian
a. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkat seorang PNS berdasarkan
jabatannya dalam rangkaian sistem kepegawaian sebagai dasar penggajian.
b. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian
PNS terhadap Negara.
c. Jenis kenaikan pangkat adalah kenaikan pangkat regular dan kenaikan pangkat pilihan.
Disamping itu terhadap PNS dapat diberikan kenaikan pangkat anumerta bagi PNS yang
tewas dalam tugas, dan kenaikan pangkat pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia,
mencapai BUP, cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan.
B. Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional
Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam lingkungan birokrasi
yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi.
Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon IV/b)
hingga yang tertinggi (eselon I/a). Contoh jabatan struktural di PNS Pusat adalah:
Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh
jabatan struktural di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor,
kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat, sekretaris camat, lurah, dan sekretaris
lurah.
2. Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi,
tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas
pokok organisasi, misalnya: auditor (Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen,
dokter, perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana, pranata komputer, statistisi, pranata
laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan bermotor.
C. Prosedur Kenaikan Pangkat
1. Pelaksanaan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil daerah berdasarkan usulan dari
instansi kepada pejabat pembina kepegawaian daerah untuk dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkatnya;
2. Semua berkas usulan kenaikan pangkat yang telah masuk kepada pejabat pembina
kepegawaian kemudian diverifikasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

10
3. Bagi PNS yang diusulkan kenaikan pangkat struktural, dan golongan IV/a ke atas, wajib
mendapatkan rekomendasi dari TPKP. TPKP memberikan rekomendasi berdasarkan hasil
rapat TPKP.
4. Semua berkas yang telah melalui proses verifikasi dan dinyatakan memenuhi syarat
dilakukan proses scanning di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
5. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan menyampaikan nota persetujuan kenaikan
pangkat untuk di tanda tangani Bupati (bagi kenaikan pangkat golongan IV/c ke atas),
Sekretaris Daerah (bagi kenaikan pangkat golongan IV/a s.d IV/b) dan Kepala Badan,
Kepegawain, Pendidikan dan Pelatihan (bagi golongan III/d ke bawah);
6. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan mengirimkan softcopy file ke Kantor
Regional I BKN untuk diupload pada Aplikasi SEMAR (Sistem Manajemen ASN ter-
Rekonsiliasi) bagi golongan III/d ke bawah;
7. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan mengirimkan softcopy file ke Badan
Kepegawaian Daerah Pemerintah Daerah DIY untuk dibuatkan nota persetujuan
klenaikan pangkat dan diupload pada Aplikasi SEMAR (Sistem Manajemen ASN ter-
Rekonsiliasi) bagi golongan IV/a dan IV/b;
8. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan mengirimkan berkas usul kenaikan
pangkat bagi golongan IV/c ke atas untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Negara
Pusat dan Sekretariat Negara di Jakarta;
9. Kewenangan penetapan kenaikan pangkat,untuk menjadi penata tingkat I golongan ruang
III/d ke bawah ditetapkan oleh Bupati dan untuk pembina golongan ruang IV/a sampai
dengan pembina tingkat I golongan ruang IV/b ditetapkan oleh Gubernur;
10. Penetapan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi pembina utama muda
golongan ruang IV/c keatas dilaksanakan dengan Keputusan Presiden setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara berdasarkan usul dari Pejabat
Pembina Kepegawaian /Daerah;
11. Kenaikan pangkat pilihan yang menduduki jabatan struktural, menunjukkan prestasi luar
biasa baiknya, dan menemukan penemuan baru bagi negara diusulkan setelah mendapat
pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja Pegawai (TPKP);
12. Surat pengantar usulan kenaikan pangkat bagaimana tersebut pada nomor f, disampaikan
kepada Presiden dan tembusannya kepada Badan Kepegawaian Negara;
13. Tembusan surat pengantar yang disampaikan kepada Badan Kepegawaian Negara
dilengkapi dengan berkas usulan;
14. Tembusan surat pengantar dan usulan kenaikan pangkat tersebut diajukan dalam rangkap
6 (enam) serta dilampiri dengan bahan-bahan yang diperlukan;
15. Keputusan kenaikan pangkat dimaksud dapat dilakukan secara kolektif maupun
perorangan.

11
Prosedur Kenaikan Pangkat

12
Soal !
1. Jelaskan pengertian pangkat menurut pendapat kalian!
2. Dalam birokrasi pemerintahan dikenal jabatan karier, sebutkan jabatan karier tersebut!
3. Apa yang dimaksud dengan jabatan struktural?
4. Berikan contoh dari jabatan struktural!
5. Guru, dosen, dokter, perawat, bidan, apoteker adalah contoh dari jabatan apa?
6. Apa yang dimaksud dengan jabatan fungsional?
7. Berapa pangkat terendah dalam kepangkatan PNS?
8. Kewenangan penetapan kenaikan pangkat,untuk menjadi penata tingkat I golongan ruang
III/d ke bawah ditetapkan oleh?
9. Apa kepanjangan daro TPKP?
10. Sebutkan prosedur kenaikan pangkat!

13
BAB V

DOKUMEN DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK) PEGAWAI


Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menguraikan tujuan pembuatan DUK
2. Siswa mampu menganalisis pembuatan DUK
3. Siswa mampu menganalisis format penyusunan DUK
4. Siswa mampu menelaah keberatan atas nomor urut kepangkatan

A. Tujuan Pembuatan DUK


Dalam PP no. 15 Tahun 1979, penyusunan DUKdapat digunakan sebagai :
1. Salah satu bahan objektif dalam melaksanakan pembinaan karir untuk para pegawai
negeri sipil.
2. Salah satu cara untuk mengurangi praktik-praktik jual beli jabatan atau penyalahgunaan
wewenang.
3. DUK berguna sebagai bahan pertimbangan dalam mengisi lowongan. Apabila ada
lowongan, maka PNS yang menduduki DUK lebih tinggi, wajib dipertimbangkan terlebih
dahulu. Akan tetapi, bila tidak mungkin diangkat mengisi lowongan tersebut karena tidak
memenuhi syarat-syarat lain, seperti syarat kecakapan, kepemimpinan, pengalaman, dan
lainnya, maka harus diberitahukan kepadanya, sehingga ia dapat berusaha untuk
memenuhi kekurangan tersebut untuk kepentingan masa mendatang.
B. Pembuatan DUK
1. Pejabat Pembuat DUK
Seluruh PNS wajib memiliki Daftar Urut Kepangkatan, kecuali calon pegawai
negeri sipil. DUK tiap-tiap PNS berasal dari suatu satuan organisasi Negara. Pembuatan
DUK pun hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun yaitu ketika masa penganggkatan
pegawai. Hanya pejabat tertentu yang ditentukan presiden lah yang berwenang untuk
membuat dan memelihara DUK dalam lingkungannya masing-masing. Pihak-pihak yang
berwenang antara lain :
a. Menteri
b. Jaksa Agung
c. Pimpinan Kesekretariatan lembaga tertinggi/tinggi negara.
d. Pimpinan lembaga pemerintah non departemen.
e. Gubernur kepala daerah tingkat I
f. Pejabat lain yang ditentukan oleh presiden.
Pejabat-pejabat di atas dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada
pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya, untuk membuat dan memelihara DUK
dalam lingkungannya masing-masing. Pejabat yang diberi wewenang untuk
menggantikan dalam pembuatan dan pemeliharaan DUK, serendah-rendahnya memangku
jabatan structural eselon V atau jabatan lain setingkat dengan itu. Pejabatan yang
setingkat dengan pejabat yang memangku jabatan struktural eselon V, antara lain :

14
a. Penilik sekolah dasar.
b. Penilik pendidik agama.
c. Kepala sekolah dasar.
d. Pejabat lain yang setingkat dan dapat menggantikan.
2. Urutan DUK
a. Pangkat
Pegawai negeri sipil yang berpangkat lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut
yang lebih tinggi dalam DUK. Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang
berpangkat sama, maka diantara mereka yang lebih tua dalam pangkat tersebut
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
b. Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang bersangkutan sama dan diangkat dalam
pangkat itu dalam waktu yang sama pula, maka diantara mereka yang memangku
jabatan lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Apabila tingkat jabatan sama juga, maka diantara mereka yang lebih dahulu diangkat
dalam jabatan yang sama tingkatnya itu, dicantumkan dalam nomor urut yang lebih
tinggi dalam DUK.
c. Masa Kerja
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang berpangkat sama dan memangku jabatan
yang sama, maka diantara mereka yang memiliki masa kerja sebagai PNS yang lebih
lama dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
d. Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang berpangkat sama, memangku jabatan
yang sama, dan memiliki masa kerja yang sama, maka diantara mereka yang pernah
mengikuti latihan jabatan yang ditentukan dicantumkan dalam DUK.
Jenis dan tingkat latihan ditentukan lebih lanjut oleh menteri yang bertanggungjawab
dalam bidang penerbitan dan penyempurnaan aparatur Negara. Apabila jenis dan
tingkat latihan jabatan sama, maka dari antara mereka yang lebih dahulu lulus
dicantumkan daftar nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
e. Pendidikan
Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang berpangkat sama, memangku jabatan
yang sama, memiliki masa kerja yang sama, dan lulus dari latihan jabatan yang sama,
maka diantara mereka yang lulus dari pendidikan yang lebih tinggi dicantumkan
dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK. Apabila tingkat pendidikan sama,
maka diantara mereka yang lebih dahulu lulus dicantumkan dalam nomor urut yang
lebih tinggi dalam DUK.
f. Usia
Apabila ada dua atau lebih PNS yang berpangkat sama, memangku jabatan yang
sama, memiliki masa kerja yang sama, lulus dari latihan jabatan yang sama, dan lulus

15
dari pendidikan yang sama, maka diantara mereka yang berusia lebih tua
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK

3. Penghapusan, Penghapusan Sementara, dan Penggantian DUK


Ada beberapa hal yang menjadikan DUK pegawai terhapus/dihapuskan antara lain :
A. PNS yang diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil.
B. PNS yang meninggal dunia.
PNS yang diperbantukan pada daerah otonom atau instansi pemerintah lainnya,
walaupun telah dicantumkan dalam DUK dari instansi yang menerima perbantuan, tetapi
apabila dipandang perlu untuk tingkat pangkat tertentu, dapat pula dicantumkan dalam
DUK pada instansi induk, sesuai dengan ketentuan pimpinan instansi induk yang
memberikan perbantuan.
PNS yang diangkat menjadi pejabat negara, sedang menjalankan tugas belajar,
dipekerjakan atau diperbantukan pada instansi lain, sedang menjalankan cuti diluar
tanggungan negara, diberhentikan sementara, atau diberhentikan dari jabatan negeri
dengan mendapat uang tunggu, tetap dicantumkan namanya dalam DUK instansi induk
yang bersangkutan.
Apabila seorang PNS menerima mutasi jabatan, maka DUKnya oyn akan berubah
dan disesuaikan dengan tempat akan bekerja. Perubahan ini harus dicatat oleh pejabatan
pembuatan DUK. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penggunaan dan pembuatan
DUK tahun berikutnya. Contoh hal-hal yang mengakibatkan oerubahan nomor urut DUK
adalah kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, pengangkatan
menjadi PNS, pemindahan, pemberhentian, meninggal dunia, dan lain-lain.

C. Menganalisis Format Penyusunan DUK


Berikut ini merupakan standar penyusunan DUK :
1. Penulisan nomor urut
2. Penulisan nama
3. Penulisan NIP
4. Penulisan golongan/ruang pangkat
5. Penulisan Terhitung Mulai Tanggal (TMT) kenaikan pangkat
6. Penulisan nama jabatan
7. Penulisan tahun masa kerja
8. Penulisan bulan masa kerja
9. Penulisan nama pendidikan dan latihan (diklat) jabatan.
10. Penulisan tahun diklat
11. Penulisan jumlah jam diklat
12. Penulisan nama industri pendidikan
13. Penulisan tahun lulus
14. Penulisan tingkat ijazah

16
15. Penulisan tanggal lahir
16. Penulisan catatan mutasi
17. Penulisan keterangan tambahan

D. Menelaah Keberatan Atas Nomor Urut Kepangkatan


PNS yang merasa nomor urutnya dalam DUK tidak tepat, dapat mengajukan keberatan
secara tertulis kepada pejabatn pembuat DUK yang bersangkutan melalui hierarki yang
berlaku. Surat keberatan yang diajukan harus memuat alasan-alasan kuat. Pengajuan
keberatan harus dilakukan dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal pengumuman DUK.
Keberatan yang diajukan melebihi jangka waktu 30 hari tidak akan dipertimbangkan oleh
pejabatan DUK.
Pejabat pembuat DUK, wajib mempertimbangkan dengan seksama keberatan yang
diajukan oleh PNS yang bersangkutan. Apabila keberatan yang diajukan mempunyai dasar-
dasar yang kuat, maka pejabat pembuat DUK menetapkan perubahan nomor urut dalam
DUK sebagaimana mestinya.
Apabila surat keberatan yang diajukan tidak mempunyai dasar-dasar yang kuat, maka
pejabat pembuat DUK berhak untuk menolak keberatan tersebut. Perubahan nomor urut atau
pun penolakan atas keberatan DUK harus sudah ditetapkan dan diberitahukan oleh pejabat
pembuat DUK kepada PNS yang bersangkutan dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal ia
menerima surat keberatan tersebut. PNS yang merasa tidak puas terhadap penolakan atas
keberatan dapat mengajukan keberatan kembali secara tertulis kepada atasan pejabat pembuat
DUK yang bersangkutan.
Pengajuan keberatan kembali harus disertai dengan alasan-alasan yang lengkap.
Pengajuan keberatan kembali harus dilakukan dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal ia
menerima penolakan atas keberatan yang sebelumnya. Keberatan yang diajukan melebihi
jangka 14 hari tidak akan dipertimbangkan oleh atasan pejabat pembuat DUK.
Pejabat Pembuat DUK juga dapat membuat tanggapan tentang keberatan kembali yang
diajukan oleh pegawai. Pejabat pembuat DUK dapat mengajukannya kepada atasan pejabat
pembuat DUK yang bersangkutan. Pejabat pembuat DUK wajib mempelajari dengan
saksama keberatan PNS yang bersangkutan dan membuat tanggapan tertulis atas keberatan
itu. Jika pegawai mengajukan surat keberatan kembali harus melalui pejabat pembuat DUK
terlebih dahulu, setelah itu disampaikan ke atasan pejabat pembuat DUK.

17
Alur Pembuatan DUK

Soal!
“Seorang pegawai yang baru saja menjabat sebagai sekretaris daerah mendapat banyak cibiran
dari beberapa bawahannya. Banyak isu yang berkembang jika pegawai tersebut menjadi
sekretaeis daerah hanya karena ada hubungan kerabat saja. Menurut beberapa orang, sekretaris
daerah yang sekarang juga tidak memiliki banyak prestasi dibandingkan dengan kandidat
pegawai lain dicalonkan.”
1. Teks cerita tersebut menunjukkan pentingnya DUK dalam hal…

Daftar Urut Kepangkatan Pegawai 2018


Masa Kerja Tempat
No Nama Pangkat TMT Jabatan TMT
th bl Tanggal Lahir
1 Rozi, S.Sos, M.M. Pembina (IV/a) Kepala Bagian 24 01 Ngawi
01/04/2016 Perencanaan dan 19/03/1963
Kepegawaian
31/12/2015
2 Noti, S.T., M.M. Pembina (IV/a) Kepala Bagian 28 07 Muko muko,
01/04/2016 Umum 31/12/2015 27/04/1963
3 Lina, S.Hum, M.M Pembina (IV/a) Kepala Bagian 29 10 Kapuas,
01/04/2012 Keuangan 04/09/1963
06/02/2015
4 Galih, S.E., M.M Pembina Utama Sekretaris 25 10 Gunung

18
Madya (IV/a) 28/08/2013 kuripan,
01/10/2016 26/05/196-
5 Sifa, S.Hum, M.H Penata Tingkat I Kepala Sub Bagian 10 01 Pangkal Pinang,
(III/d) 01/04/2016 perencanaan 25/04/1967
Program dan
Anggaran
31/12/2015

2. Berdasarkan tabel diatas, nomor urut yang tepat adalah nomor urut bapak/ibu ….
3. Berdasarkan tabel diatas, nomor urut 1 seharusnya ditempatkan oleh bapak/ibu….
4. Berdasarkan table diatas, diatara Bapak Rozi, Ibu Lina, dan Bapak Noti, terjadi kesalahan
nomor urut. Nomor urut yang tepat bagi mereka bertiga seharusnya adalah….
5. Landasan hokum yang mengatur tentang DUK pegawai adalah….
6. Sebutkan tujuan-tujuan DUK!
7. Sebutkan pangkat-pangkat yang termasuk dalam golongan III !
8. Apabila ada dua orang atau lebih PNS yang berpangkat sama dan memangku jabatan yang
sama, maka selanjutnya untuk menentukan DUK mereka dilihat dari….
9. Urutan kelima dalam penentuan DUK PNS adalah….
10. Perubahan nomor urut pegawai DUK dilakukan apabila…..

19

Anda mungkin juga menyukai