Asi Ekslusif - Word 1
Asi Ekslusif - Word 1
TINJAUAN PUSTAKA
1. ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan
mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan
dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan
dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai
diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi
zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki
bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga
sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula.
Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui.
Manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya
tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih
Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan
bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya.
Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan,
bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2
tahun atau lebih. Negara-negara barat banyak melakukan penelitian khusus guna
memantau pertumbuhan bayi penerima ASI eklslusif dan terbukti bayi penerima ASI
(Danuatmaja, 2003).
Selain itu juga, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Dengan
diberikan ASI berarti bayi sudah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan atau
daya tahan tubuh ) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat
akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi
sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat
kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi
lebih cepat. Jadi, ASI tidak saja bersifat imunisasi pasif, tetapi juga aktif. Suatu
kenyataan bahwa mortalitas (angka kematian) dan mobiditas (angka terkena penyakit)
pada bayi ASI eksklusif jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak
Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor
utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat
pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat. Lompatan pertumbuhan atau
growt spourt sangat penting karena pada inilah pertumbuhan otak sangat pesat.
Kesempatan tersebut hendaknya dimanfaatkan oleh ibu agar pertumbuhan otak bayi
sempurna dengan cara memberikan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas optimal
karena kesempatan itu bagi seorang anak tidak akan berulang lagi (Danuatmaja, 2003).
Air susu ibu selain merupakan nutrient ideal, dengan komposisi tepat, dan
sangat sesuai kebutuhan bayi, juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang sangat
bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas
yang optimal pula. Hasil penelitian terhadap 1.000 bayi prematur membuktikan bayi
prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai IQ lebih tinggi 8,3 poin. Hasil
Kemudian yang terakhir adalah ASI dapat menjalin kasih sayang. Bayi yang
sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui, dapat merasakan kasih sayang
ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram, dan terlindung. Perasaan terlindung dan
disayangi inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi, yang kemudian
membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri (Ramaiah, 2006).
2001). Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna
juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat
berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. Selain itu
juga, dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada ibu karena menyusui
merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu
memberi ASI eksklusif 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan
dan 96% tidak akan hamil sampai bayi merusia 12 bulan (Glasier, 2005).
Disamping itu, manfaat ASI bagi ibu dapat mengurangi terjadinya kanker.
terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan
menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker
payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa penelitian menemukan juga
bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu
dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang
menyusui berkurang sampai 20-25%. Selain itu, pemberian ASI juga lebih praktis,
ekonomis, murah, menghemat waktu dan memberi kepuasan pada ibu (Maulana,
2007).
besar dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan
ASI (Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI)
(Maryunani, 2009).
disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar
pembentukan ASI serta lancarnya peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi
prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan progesteron. Pada akhir kehamilan, sekitar
kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar cairan kolostrum.
Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan
hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut terbatas dan normal,
(Maryunani, 2009).
plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap
prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang
ASI pun mulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi
menyusui pada payudara ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat pada
terhambat pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan
(Badriul, 2008).
pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang
kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir
melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi
(Maryunani, 2009).
yaitu pada saat ibu : melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan
terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera
penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik. Tidak jarang perut ibu akan
terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal ini merupakan
mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula (Maryunani,
2009).
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi yang
mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat
yang suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan
susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan
terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.Komposisi ASI yaitu :
Di dalam ASI terdapat laktosa, laktosa ini merupakan karbohidrat utama dalam
ASI yang berfungsi sebagai salah satu sumber untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat
dalam ASI hampir dua kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu formula.
Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat
(Badriul, 2008).
cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu
formula. Protein dalam ASI dan susu formula terdiri dari protein whey dan casein.
Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap
oleh usus bayi, sedangkan susu formula lebih banyak mengandung protein casein yang
lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah casein yang terdapat di dalam ASI hanya
30%, dibanding susu formula yang mengandung protein dalam jumlah yang tinggi
(80%) (Badriul, 2008). Disamping itu juga, ASI mempunnyai asam amino yang
lengkap yaitu taurin. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak
karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang
sedang berkembang.
ASI juga mengandung lemak, kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah
kemudian meningkat jumlahnya (Husaini, 2001). Lemak ASI berubah kadarnya setiap
kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Selain jumlahnya yang mencukupi,
jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan
lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah
yang cukup tinggi. Dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA (Docoso Hexsaconic Acid)
dan Acachidonid acid merupakan komponen penting untuk meilinasi bayi (Hubertin,
2004).
dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini
dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin
B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang (Badriul, 2008).
Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat
(bayi diberi minum sebelum ASI keluar ), apalagi memberikannya dengan botol/dot 4)
kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui (Badriul, 2008 ).
Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu segera
setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian menghisapnya
setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini
disebut baby crawl. Karena sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan
merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidak melakukan inisiasi
dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari, minimal 8
kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makin
jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat
berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kali
bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap
menyusui dengan cara menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap
(Badriul, 2008).
Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula, air
madu, atau susu formula dengan dot. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan karena
reaksi intoleransi atau alergi. Apabila bayi malas menyusui maka produksi ASI dapat
(Danuatmaja, 2003).
keterampilan yang perlu dipelajari. Ibu seharusnya memahami tata laksana laktasi yang
benar terutama bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi
dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar dengan optimal. Banyak
sedikitnya ASI berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui. Posisi yang tepat akan
diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena
wanita hamil, melahirkan, dan menyusui. Padahal untuk meningkatkan sumber daya
manusia harus sudah sejak janin dalam kandungan sampai dewasa. Karena itulah
wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap memberikan ASI eksklusif sampai
6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005).
Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan pekerjaan
adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan harus kembali kerja
Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibu
khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup.
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja
bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15 menit. Yang
dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin
banyak tabungan ASI perah, seamakin besar peluang menyelesaikan program ASI
2.1.3 Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela ddan penuh
rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan memberikan
pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah
formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini menyebabkan ibu lebih
cepat memberikan susu formula jika merasa ASI kurang atau terbentur kendala
menyusui. Masih banyak pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu
Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif , ibu dan keluarganya perlu
pemberian susu formula, pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang baik dan benar,
dan siapa harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui.
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri.
Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai
tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit pada saat
menyusui ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu menyebabkan payudara
mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi demam (Roesli, 2000). Jika
terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapa faktor yang dominan adalah
Puting lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernah
melepaskan isapan. Disamping itu, pada saat ibu membersihkan puting menggunakan
alkohol dan sabun dapat menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat
eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter
melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita penyakit yang dapat
jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah
pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu. Kegagalan ibu
menyusui dapat disebakan karena produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan
oleh ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena bayi langsung diberi makanan
tambahan.
bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang komrehensif dan terpadu
bagi ibu yang menyusui sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga
kesehatan. Dalam hal ini sikap dan pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor
penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan menyusui (Arifin, 2004).
Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal perilaku
sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh kembangnya sangatlah
penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008).
Selain itu adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis maupun
eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan
eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita penyakit
bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah besar pada ASI
(Pudjiadi, 2001).
Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu
memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan anatomik berupa
sumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif
pada rongga mulut, masalah organik, yaitu prematuritas, dan faktor psikologis dimana
bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun sesudah
menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi menjadi jarang
Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman,
dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan berkelanjutan
menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit yang selalu mendapat tantangan,
terutama dari kompetitor utama produk susu formula yang mendisain susu formula
Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif
karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya. Hal ini dapat
dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5 tahun
dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes,
2006).
2.2.4 Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus
kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan. Kebiasaan ini
seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota
Lima, Peru menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan
bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan
3. Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah berasal dari bahasa sansekerta yatu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi ( budi dan akal ) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan
dorongan dan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat ilmu
terdiri atas bermacam-macam suku bangsa dan ras yang berbeda-beda asal- usul dan
Padangsidimpuan ke Selatan dan ± 150 km dari Bukit Tinggi ke utara dengan wilayah:
mandailing adalah orang-orang yang berasal dari mandailing secara turun temurun
dimanapun dia bertempat tinggal.etnik ini menurut garis keturunan ayah (patrilineal)
yang terdiri dari marga-marga seperti : Nasution, Lubis, Pulungan, Rangkuti, Batubara,
Daulay, Matondang, Parinduri dan lain-lain. Marga-marga ini tidak serentak mendiami
wilayah mandailing.
pinggiran Mandailing, tetapi sesuai perkembangan dan keadaan zaman yang menuntut
penyesuaian diri dengan situasi dan kondisi banyak suku Mandailing tinggal diluar
wilayah mandailing contohnya daerah Tembung. Pada daerah ini masyarakatnya masih
kebudayaan terwujud dan tersalurkan melalui perilaku manusia, dan sudah ada terlebih
dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan
habisnya usia generasi yang bersangkutan kebudayaan diperlukan oleh manusia dan
Apabila dikaitkan dengan ASI eksklusif, persepsi suku mandailing itu masih
banyak yang salah tentang ASI eksklusif. Masyarakat mandailing berangapan bahwa
pemberian ASI eksklusif tidak baik untuk bayi, karena masyarakat lebih percaya
seperti air tajin, teh manis dan nasi bubur. Oleh karena itu, masyarakat mandailing
jarang memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan bahkan tidak memberikan ASI
(Pandapotan,2005)