Anda di halaman 1dari 24

DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 KONDISI ASPEK FISIK WILAYAH

2.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah


Secara geografis wilayah Kota Balikpapan berada antara 1,0 LS - 1,5 LS dan
116,5 BT - 117,5 yang luasnya sekitar 50.330,57 Ha atau sekitar 503,3 Km ²
dengan batas-batas sebagai berikut :

o Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai;


o Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makassar;
o Sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar;
o Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pasir.

Letak geografis Kota Balikpapan sangat strategis dari aspek lalu lintas
perekonomian dan perhubungan bagi daerah-daerah di Kalimantan Timur
khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara, Paser, Kutai Kertanegara dan Kota
Samarinda. Faktor tersebut menjadikan Kota Balikpapan sebagai sentra urban
bagi wilayah lain. Hal tersebut terjadi karena terbukanya posisi Kota Balikpapan
baik lintas kabupaten/kota maupun lintas propinsi bahkan lintas negara karena
keberadaan berbagai fasilitas perhubungan baik perhubungan laut, darat dan
udara. Sehingga Kota Balikpapan berkembang sebagai kota perdagangan, jasa
dan industri yang tidak hanya berskala regional Kalimantan Timur saja, namun
juga berkembang sebagai salah satu sentra di Indonesia Tengah. Dengan potensi
sumber daya yang besar di sekitar kota, terutama di wilayah hinterland seperti
Kabupaten Kutai dan Pasir, maka Kota Balikpapan menjadi daya tarik bagi
kegiatan perekonomian. Apalagi dengan keberadaan sarana penunjang
Pelabuhan Laut Semayang dan Bandar Udara Sepinggan.

Lebih jelasnya letak geografis Kota Balikpapan dapat dilihat pada Gambar 2.1
halaman berikut.

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-1
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Gambar 2.1 Peta Orientasi Wilayah

Posisi Kota Balikpapan


di Provinsi Kalimantan
Timur

Luas wilayah Kota Balikpapan berikut jumlah Kelurahan, jumlah RW dan jumlah
RT yang dirinci perkelurahan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 : Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci per Kecamatan, Kelurahan
dan Jumlah RW, RT
Luas Wilayah ( Ha ) Jumlah RW dan RT
N0 Kecamatan Perairan
Darat RT RW
/Laut*)
A Balikpapan Timur 9.242 13.715,80 24 93
1. Manggar 3.525,50 6 30
2. Manggar Baru 383,60 7 26
3. Lamaru 4.855,50 54 13
4. Teritib 4.951,20 7 24

B Balikpapan Selatan 20.030 4.795,57 101 379


1. Perapatan 314,12 11 36
2. Telaga Sari 253,48 10 38
3. Kelandasan Ulu 89,00 13 53
4. Kelandasan Ilir 143,50 13 57
5. Damai 601,75 14 51
6. Gunung Bahagia 891,72 23 76
7. Sepinggan 2.502,00 17 68

C Balikpapan Tengah 997 1.107,38 84 285


1. Gn. Sari Ilir 114,10 21 69

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-2
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Luas Wilayah ( Ha ) Jumlah RW dan RT


N0 Kecamatan Perairan
Darat RT RW
/Laut*)
2. Gn. Sari Ulu 182,52 11 34
3. Mekar Sari 128,66 12 35
4. Karang Rejo 120,50 14 66
5. Sumber Rejo 220,50 13 44
6. Karang Jati. 341,10 13 37

D Balikpapan Utara 13.216,62 55 227


1. Gn. Samarinda 573,80 12 44
2. Muara Rapak 352,72 21 87
3. Batu Ampar 2,980,70 12 54
4. Karang Joang 9.309,40 12 42

E Balikpapan Barat 3.749 17.995,20 68 223


1. Baru Ilir 58,90 18 62
2. Margo Mulyo 184,53 10 39
3. Marga Sari 66,50 10 30
4. Baru Tengah 57,04 11 43
5. Baru Ulu 95,48 15 40
6. Kariangau 17.532,75 4 9

Kota Balikpapan 16.010 50.330,57 334 1.207

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka 2012

2.1.2 Wilayah Administrasi

Kota Balikpapan dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka sejak 24 Februari 1997 Kota Balikpapan
resmi dimekarkan dari 3 (tiga) kecamatan, yakni:
1. Kecamatan Balikpapan Barat;
2. Kecamatan Balikpapan Utara;
3. Kecamatan Balikpapan Timur;

Menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Balikpapan Timur;


2. Kecamatan Balikpapan Selatan;
3. Kecamatan Balikpapan Tengah;
4. Kecamatan Balikpapan Utara;
5. Kecamatan Balikpapan Barat;

Sehubungan dengan pemekaran wilayah kecamatan tersebut, maka melalui


Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 19 Tahun
1996, maka sejak tanggal 15 Oktober 1996 ditetapkan 7 (tujuh) kelurahan
persiapan menjadi kelurahan definitif dan pada tanggal 17 Mei 1996 ditetapkan
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-3
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

pula melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur


perubahan status Desa Manggar Baru menjadi Kelurahan Manggar Baru secara
definitif. Dengan demikian maka pada saat ini wilayah Kota Balikpapan terdiri dari
27 (dua puluh tujuh) Kelurahan, yaitu:

1. Manggar, suatu daerah di kota Balikpapan yang merupakan kawasan pantai


sehingga penduduknya bermata pencarian sebagai nelayan.
2. Manggar Baru
3. Lamaru
4. Teritip, juga merupakan daerah pantai yang berada di sebelah timur
Balikpapan. Di wilayah tersebut hutannya masih sangat alami dan masih ada
hewan-hewan yang dilindungi karena sudah hampir punah. Di Teritip juga
banyak terdapat tanaman buah, terutama rambutan, cempedak, kecapi dan
masih banyak yang lain.
5. Prapatan
6. Klandasan Ulu
7. Klandasan Ilir
8. Damai
9. Gunung Bahagia
10. Sepinggan
11. Gunung Sari Ilir
12. Gunung Sari Ulu
13. Mekar Sari
14. Karang Rejo
15. Sumber Rejo
16. Karang Jati
17. Gunung Samarinda
18. Muara Rapak
19. Batu Ampar
20. Karang Joang
21. Baru Ilir
22. Margo Mulyo
23. Marga Sari Gambar 2.2
Peta Administrasi Kota Balikpapan
24. Baru Tengah
25. Baru Ulu
26. Kariangau
27. Tegal Sari
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-4
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Dari 27 kelurahan tersebut terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa
jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT
mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081
menjadi 1.143 RT

2.1.3 Topografi Wilayah


Ketinggian wilayah Kota Balikpapan dari permukaan laut berkisar antar 0 - 80 m.
Keadaan topografi Kota Balikpapan adalah sekitar 85% terdiri dari daerah
perbukitan bergelombang dengan kemiringan rata - rata (10 - 15 ) dengan
perbedaan antara puncak bukit dan lembah rata-rata kurang dari 100 meter dan
hanya sekitar 15% merupakan daerah-daerah datar yang sempit dan terletak di
daerah sepanjang pantai dan daerah diantara perbukitan.

Untuk mengetahui keadaan luas daerah berdasarkan ketinggian tempat dalam


wilayah Kota Balikpapan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 : Luas Daerah Berdasarkan Ketinggian Tempat yang Dirinci Pada
Tiap Kecamatan di Kota Balikpapan.

Ketinggian ( dp1/Ha )
No Luas Wilayah ( Ha )
0 - 10 M 10 - 20 M > 20 M
A Balikpapan Timur 13.715,80 9.690,30 3.525,50 --
1. Manggar 3.525,50 -- 3.525,50 --
2. Manggar Baru 383,60 383,60 -- --
3. Lamaru 4.855,50 4.355,50 -- --
4. Teritib 4.951,20 4.951,20 -- --

B Balikpapan Selatan 4.795,57 31,00 47,82 4.771,25


1. Perapatan 314,12 -- -- 314,12
2. Telaga Sari 253,48 -- -- 253,48
3. Kelandasan Ulu 89,00 31,00 47,82 64,68
4. Kelandasan Ilir 143,50 -- -- 143,50
5. Damai 601,75 -- -- 601,75
6. Gunung Bahagia 891,72 -- -- 891,72
7. Sepinggan 2.502,00 -- -- 2.502

C Balikpapan Tengah 1.107,38 114,10 -- 993,28


1. Gn. Sari Ilir 114,10 114,10 -- --
2. Gn. Sari Ulu 182,52 -- -- 182,52
3. Mekar Sari 128,66 -- -- 128,66
4. Karang Rejo 120,50 -- -- 120,50
5. Sumber Rejo 220,50 -- -- 220,50
6. Karang Jati. 341,10 -- -- 241,50

D Balikpapan Utara 13.216,62 1.515,70 1.912,52 --


1. Gn. Samarinda 573,80 -- 573,80 --
2. Muara Rapak 352,72 -- 352,72 --
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-5
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Ketinggian ( dp1/Ha )
No Luas Wilayah ( Ha )
0 - 10 M 10 - 20 M > 20 M
3. Batu Ampar 2,980,70 1.515,70 986,00 --
4. Karang Joang 9.309,40 -- -- --

E Balikpapan Barat 17.995,20 25,48 -- 17,969,72


1. Baru Ilir 58,90 -- -- 58,90
2. Margo Mulyo 184,53 -- -- 57,04
3. Marga Sari 66,50 25,48 -- 70,00
4. Baru Tengah 57,04 -- -- 184,53
5. Baru Ulu 95,48 -- -- 66,50
6. Kariangau 17.532,75 -- -- 17.532,75
Kota Balikpapan 50.830,57 11.376,58 5.485,84 23.734,25
Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka 2012

2.1.4 Tingkat Kelerengan Wilayah


Lereng didefinisikan sebagai hasil beda ketinggian antara dua tempat
(kedudukan) dengan jarak datarnya yang dinyatakan dalam persen, oleh karena
suatu wilayah dapat dikelaskan berdasarkan lereng. Di Kota Balikpapan, luas
wilayah berdasarkan kelas lereng adalah sebagai berikut :

1. 0-2% = 6.976 Ha
2. 2 - 15 % = 5.709 Ha
3. 15 - 40 % = 12.394 Ha
4. > 40 % = 18.171 Ha
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Balikpapan
mempunyai kelas lereng > 40 % yakni seluas 18.171 Ha. Tingkat
kemiringan/lereng tanah diatas 40% inilah merupakan salah satu kendala bagi
pengembangan fisik kota. Hal ini terutama berkaitan dengan tingkat kestabilan
lereng dan tatanan keseimbangan debet air permukaan.

Gambar 2. 3

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-6
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Peta Kemiringan Lereng

2.1.5 Kondisi Hidrologi

2.1.5.1 Air Tanah


Yang dimaksud dengan air tanah adalah semua air yang terdapat di dalam lapisan
aquifer di bawah permukaan tanah. Bila lapisan aquifer itu bagian atasnya
berhubungan langsung dengan udara, air di dalamnya dinamakan air tanah bebas.
Sebaliknya bila lapisan akifer itu letaknya diapit oleh lapisan kedap air dinamakan
air tanah tertekan. Keterdapatan air tanah di suatu wilayah sangat tergantung dari
iklim, keadaan geologi dan morfologi di wilayah tersebut.

Secara geologis batuan tersier memiliki potensi airtanah yang rendah dibanding
batuan berumur Kuarter karena batuan Tersier telah mengalami kompaksi lanjut
yang membuat kelulusannya (permeabilitas) lebih kecil sebagai lapisan (media)
pembawa airtanah.

Airtanah yang mungkin tersedia adalah airtanah bebas yang kurang potensial
sebagai sumber air baku dalam jumlah besar karena ketersediaannya berfluktuasi
mengikuti iklim. Biasanya airtanah bebas hanya dimanfaatkan penduduk dengan
membuat sumur gali.

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-7
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

2.1.5.2 Air Permukaan


Kota Balikpapan memiliki sungai sebanyak 19 buah, yang mana sebagian dari
sungai-sungai ini mempunyai peranan penting disamping sebagai sumber
kebutuhan air baku untuk keperluan air minum penduduk juga berfungsi sebagai
sarana transportasi. Sungai-sungai yang mempunyai peranan penting dan
penggunaanya dapat dilihat di Tabel 2.3 dibawah ini :

Tabel 2.3 : Sungai-sungai dan Penggunaanya di Kota Balikpapan

No Nama Penggunaan Keterangan


1 Sungai Klandasan Besar Sumber Air Baku PDAM Debit 50–150 Lt/detik
2 Sungai Wain Sumber Air Baku Pertamina Debit 165 Lt/detik
3 Sungai Teritip Pengairan / Bendungan --
4 Sungai Somber Transportasi (Dermaga Ferry) --
5 Waduk Manggar Sumber Air Baku Debit 500 Lt/detik
Sumber : Bappeda Kota Balikpapan, 2012

2.1.6 Kondisi Geologi Tata Lingkungan


Untuk menunjang penetapan lokasi pemanfaatan ruang dan pengendaliannya
kondisi geologi lingkungan di suatu wilayah perlu diperhatikan. Secara umum
faktor-faktor yang diperhatikan dalam geologi lingkungan ialah keadaan geologi
setempat, faktor pendukung yaitu sumber daya geologi (geological resources) dan
faktor kendala yang berupa bahaya geologi (geological hazards).

Menurut Van Den Lenn (1949), secara fisiografi Kota Balikpapan Secara geologis
batuan di wilayah Sendawar disusun oleh (dari atas ke bawah) :
 Endapan Aluvium (lumpur, lempung, pasir dan kerikil) yang merupakan
endapan sungai dan rawa sepanjang sungai dan anak-anak sungainya,
berumur Kuarter.
Formasi batuan lainnya (di bawah endapan Aluvium) merupakan batuan
berumur Tersier, yaitu (dari atas ke bawah) :
 Formasi Kampung Baru (Tpkb), terdiri dari batupasir kuarsa bersisipan
batu lempung, batu lanau, konglomerat aneka bahan, lignit, gambut dan
oksida besi.
 Formasi Pamaluan (Tomp), terdiri dari batupasir dengan sisipan
batulempung serpih, napal, batulanau, tuf, batubara, oksida besi dan lensa
batugamping, batulempung bersisipan batupasir.
 Formasi Meragoh (Tmm) terdiri dari lava, diabas, tuf, breksi dan aglomerat.
Formasi Meragoh merupakan batuan beku yang menerobos batuan lain di
atasnya.

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-8
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

2.1.7 Jenis Tanah


Struktur tanah di Kota Balikpapan ini terdiri atas tanah podsolik merah kuning,
tanah aluvial dan pasir kwarsa. Diantara ketiga jenis yang paling banyak terdapat
di daerah ini adalah jenis tanah podsolik merah kuning yang mempunyai tingkat
kesuburan yang rendah disebabkan karena lapisan topsoilnya yang tipis dan
batuannya muda. Jenis tanah podsolik merah kuning bersifat labil dan terdapat
pada daerah perbukitan yang mempunyai kemiringan diatas 15%, apabila curah
hujannya tinggi akan mengakibatkan tanah tersebut nudah merosot dan terkikis
karena erosi, sehinga daerah ini kurang memungkinkan untuk dapat
dikembangkan tanaman pertanian pangan tetapi lebih cocok untuk
pengembangan tanaman keras/perkebunan.

Sedangkan sebagian kecil lainnya daerah ini terdiri dari tanah alluvial yang
mempunyai tingkat kesuburan yang relatif baik dan pasir kwarsa sebagai bahan
dasar pembuatan kaca.

Sebaran luasan jenis tanah yang terdapat di Kota Balikpapan adalah sebagai
berikut :
 Alluvial, terdiri dari material pasir, lempung dan lumpur yang terbentuk dalam
lingkungan sungai dan pantai. Jenis tanah ini menempati kira-kira seluas 5%
dari wilayah Kota Balikpapan. Pada jenis tanah Alluvial ini tersedia minimal
cukup unsur hara yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan namun sebagian
besar tanah ini dipengaruhi oleh unsur bahan induk sehingga menjadikan
kurang subur bagi lahan pertanian.
 Podsolik Merah Kuning, jenis tanah ini menempati wilayah Kota Balikpapan
sekitar 80%, keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut
bersama air.
 Tanah Pasir, sekitar 15% dari wilayah Kota Balikpapan, tanah pasir ini
mengandung kuarsa, lempung serta serpih dengan sisipan napal dan batu
bara, berwarna kecoklatan agak kelabu, porositas baik, rapuh dan tingkat
erosi sangat tinggi.

2.1.8 Kondisi Iklim

Kota Balikpapan yang beriklim tropis memiliki musim yang hampir sama
dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu : musim penghujan dan
musim kemarau. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan
November sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap
tahun yang diselingi dengan musim peralihan (pancaroba) pada bulan-bulan
tertentu.

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-9
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Dalam beberapa tahun terakhir, keadaan musim di Kota Balikpapan tidak


menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya telah memasuki musim
penghujan namun dalam kenyataannya tidak turun hujan. Dan sebaliknya
pada bulan bulan yang seharusnya terjadi kemarau justru terjadi musim hujan.

2.1.8.1 Suhu dan Kelembaban

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Secara umum
daerah Balikpapan beriklim panas dengan suhu udara pada tahun 2012
berkisar antara 22,50 C sampai dengan 34,80C. Sedangkan kelembaban
udaranya berada pada kisaran kelembaban sedang-tinggi yaitu antara 82
hingga 93 persen.
Tabel 2.4
Perkembangan Rata-rata Suhu, Kelembaban dan Tekanan Udara, 2001-2012

Sumber Data : Kota Balikpapan Dalam angka, 2013

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-10
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

2.1.8.2 Curah Hujan

Curah hujan di kota Balikpapan sangat bervariasi menurut bulan. Rata-rata curah
hujan tertinggi dan terendah selama tahun 2012 yang tercatat pada Stasiun
Meteorolog Kota Balikpapan masing-masing sebesar 76,9 mm dan 483,4 mm.
Selama tahun 2012, kecepatan angin berkisar antara 3 knot sampai dengan 7
knot.

Tabel 2.5
Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan Dirinci Menurut Bulan Tahun 2012

Sumber Data : Kota Balikpapan Dalam angka, 2013

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-11
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

2.2 KEPENDUDUKAN

2.2.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kota Balikpapan berdasarkan data BPS pada Tahun 2011
berjumlah 557.579 jiwa, dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi
604.449 jiwa. Dari 5 (lima) kecamatan di Kota Balikpapan, Kecamatan
Balikpapan Selatan mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar
208.792 jiwa atau sekitar 34,54 persen penduduk, sedangkan Kecamatan
Balikpapan Timur mempunyai jumlah penduduk paling sedikit, 67.808 jiwa atau
sekitar 11,22 persen.

Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan data dari Dinas kependudukan dan


Catatan Sipil untuk Tahun 2009, banyaknya penduduk Kota Balikpapan
sejumlah 621.862 jiwa, meningkat sebesar 20.470 dari jumlah penduduk tahun
2008 sebanyak 601.392 jiwa. Dari 5 (lima) Kecamatan di Kota Balikpapan, yang
mempunyai jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Balikpapan Selatan,
yaitu sebesar 218.520 jiwa, sedangkan Kecamatan Balikpapan Timur
mempunyai jumlah penduduk yang paling sedikit, yaitu sebanyak 61.691 jiwa.

Mayoritas penduduk Balikpapan mendiami pusat kota yang terletak di wilayah


Kecamatan Balikpapan Tengah. Kecamatan Balikpapan Tengah dengan luas
wilayah hanya 11,07 Km2 dihuni oleh 100.547 jiwa, atau dengan kepadatan
penduduk sekitar 9.082,84 jiwa per Km2 sedangkan Kecamatan Balikpapan
Barat dengan wilayah terluas 179,95 Km2 hanya dihuni oleh 86.625 jiwa atau
dengan kepadatan penduduk sekitar 481,38 jiwa per Km.

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Tahun 2001 - 2012


Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-12
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013

Gambar 2.4 Persentase Penduduk per Kecamatan Tahun 2012

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-13
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

2.2.2. Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan data dari Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan,
jumlah penduduk di Balikpapan tahun 2009 adalah 621.862 jiwa, dengan tingkat
pertumbuhan penduduk tahun 2008-2009 sebesar 3,04%. Data perkembangan
penduduk Kota Balikpapan tahun 2007-2010 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7 Pertumbuhan Penduduk Kota Balikpapan Tahun 2007 - 2010

Tahun Jumlah Persentase Pertumbuhan


2007 577.675 3,23 %
2008 601.392 4,11 %
2009 621.862 3,04 %
2010 635.110 2,10 %

Sumber : Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010

Dari tabel 2.5 diatas, pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan dari tahun 2007–
2008, tertinggi pada tahun 2008 (4.11 %) meningkat 0,88% dari tahun 2007,
sedang pada tahun 2009 tingkat pertumbuhan 3.04 %, atau turun sekitar 1.07 dari
tahun 2008.

Sedangkan berdasarkan data dari BPS, data perkembangan penduduk Kota


Balikpapan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2012 seperti terlihat pada Tabel
2.6 berikut

Tabel 2.8 Angka Pertumbuhan Penduduk Kota Balikpapan

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013, diolah


2.2.3. Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-14
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Kota Balikpapan memilki luas wilayah 503.30 km2. Dengan kepadatan


penduduk Km2 1.235,57. Adapun tingkat persebaran dan kepadatan penduduk
menurut kecamatan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.9 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013

2.3 ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA

2.3.1 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Kota Balikpapan tersedia mulai dari pendidikan Taman


Kanan-Kanak (TK) sampai ke Perguruan Tinggi. Sektor pendidikan mengalami
perkembangan setiap tahunnya, diindikasikan dengan penambahan jumlah
murid yang diiring dengan penambahan jumlah sekolah, jumlah guru dan
jumlah kelas.

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-15
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Penambahan jumlah sekolah, guru dan kelas merupakan upaya pertama dari
pemerintah dalam rangka pemerataan kesempatan mengenyam pendidikan
bagi warga negara. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar
1945 yang dijabarkan pada UU Pendidikan Nasional. Program wajib belajar
pun disesuaikan dari 9 tahun menjadi 12 tahun.

2.3.2 Sarana Kesehatan

Selama tahun 2012 pasien yang tercatat di Dinas Kesehatan sebanyak


204.431 orang dengan penyakit terbanyak diderita yaitu Nasofaringitis Akut
(common cold) sebanyak 73.250 orang. Sementara itu fasilitas kesehatan yang
berhasil dibangun sampai dengan tahun 2012 sebanyak 98 unit meliputi 11
Rumah Sakit (Negeri dan Swasta), 3 Klinik Bersalin, 15 Lab Klinik, 27
Puskesmas yang didukung oleh 14 Puskesmas Pembantu, 25 Puskesmas Keliling
dan 3 Rumah Sakit Bersalin.

Tabel 2.10
Banyaknya Puskesmas dan Puskesmas pembantu di Kota Balikpapan
Tahun 2012

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-16
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Tabel 2.11
Banyaknya Rumah Sakit dan Jenis rumah Sakit di Kota Balikpapan
Tahun 2012

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-17
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Tabel 2.12
Banyaknya Penderita Menurut Jenis Penyakit yang Diderita
Tahun 2012

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013

2.3.3 Sarana Peribadatan


Dilihat dari penduduknya, Kota Balikpapan mempunyai penduduk yang
heterogen dilihat dari agama dan keyakinannya. Pembangunan bidang
keagamaan di Kabupaten Kota Balikpapan pada saat ini tercermin pada
terbentuknya rasa toleransi yang tinggi antar pemeluk agama. Kerukunan dan
keharmonisan bermasyarakat antar pemeluk agama ditunjukkan dengan
tersebarnya tempat-tempat ibadah di Kota Balikpapan. Kondusifitas kehidupan
beragama ditunjukkan dengan jumlah sarana peribadatan yang cukup banyak
dan beberapa kondisi nampak bahwa tempat peribadatan agama yang saling

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-18
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

berdekatan namun hal ini tidak menimbulkan konflik antar agama.


Perkembangan pembangunan di bidang spritual dapat dilihat dari
meningkatnya sarana peribadatan masing-masing agama, maraknya acara
keagamaan, berkembangnya organisasi keagamaan dan lain-lain

Tabel 2.13
Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama dan Kecamatan
Tahun 2012

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-19
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Tabel 2.14
Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Jenisnya
Tahun 2012

Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka, 2013

2.4 ASPEK EKONOMI

2.4.1 Pendapatan per Kapita

Pendapatan per kapita penduduk Kota Balikpapan (PDRB ADH Berlaku) tahun
2009 Rp.40.946.954,- atau menurun 11,83 % terhadap tahun sebelumnya (dari
Rp. 46.442.009,- tahun 2008 menjadi Rp. 40.946.954,- tahun 2009).
Pertumbuhan Pendapatan per kapita selama kurun waktu sembilan tahun
terakhir (tahun 2000 – 2009) secara kumulatif 195,33 %, dan dengan
pertumbuhan rata–rata 12,79 % per tahun.

Berdasarkan PDRB tanpa migas, Pendapatan per kapita Kota Balikpapan tahun
2009 tumbuh 14,81 %, dari Rp. 21.369.170,- tahun 2008 menjadi Rp.
24.533.240,- pada tahun 2009. Pertumbuhan Pendapatan per kapita tanpa migas

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-20
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

selama kurun waktu tahun 2000 – 2009 secara kumulatif 200,58 %, dan dengan
pertumbuhan rata - rata 13,01 % per tahun.

Tabel 2.15
Perkembangan dan Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita Penduduk Kota
Balikpapan (2000 – 2009)

Gambar 2.5
Perkembangan Pendapatan Per Kapita Penduduku Kota Balikpapan Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 - 2009

Sumber Data : Laporan Buku Putih Kota Balikpapan, 2010

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-21
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

2.4.2 Perkembangan PDRB

Perekonomian Kota Balikpapan terbentuk dari Nilai Tambah Bruto (NTB)


yang tercipta dalam suatu region atau lebih dikenal dengan nama Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB ). PDRB Kota Balikpapan disajikan dalam
dua pendekatan, dengan migas maupun tanpa migas yang dihitung menurut
harga berlaku maupun harga konstan tahun 2000.

Total PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2007 mencapai 28,08 Trilyun
Rupiah, kemudian meningkat menjadi 38,53 Trilyun Rupiah tahun 2008,
sedangkan pada tahun 2009 total PDRB atas dasar harga berlaku menurun
menjadi 36,79 Trilyun Rupiah atau berkurang 4,50 % dari tahun sebelumnya.

Menurunnya total PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009 karena terjadi
perbaikan pada Kilang Minyak Kota Balikpapan (Over Houl) sehingga target
produksi perusahaan yang harusnya dapat terpenuhi, akhirnya tidak terealisasi
seluruhnya. Sedangkan faktor lainnya karena harga minyak dipasar dunia
pada tahun 2009 lebih rendahnya dari tahun sebelumnya.

Total PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, yang semula 13,48 Trilyun
Rupiah tahun 2007 meningkat menjadi 15,15 Trilyun Rupiah tahun 2008 dan
kemudian meningkat lagi menjadi 15,52 Trilyun Rupiah pada tahun 2009 atau
mengalami pertumbuhan 2,46 %.

Dari total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2009 sebesar 51,79 %
(19,05 Trilyun Rupiah) dihasilkan oleh subsektor Industri Pengilangan Minyak
Bumi, sedangkan sisanya 48,21 % (17,74 Trilyun Rupiah) dihasilkan oleh
sektor–sektor lainnya atau dikenal dengan PDRB tanpa migas.

Industri Pengilangan Minyak Bumi merupakan subsektor unggulan terhadap


makro ekonomi Kota Balikpapan dan masih memperlihatkan kontribusi yang
dominan. Selama kurun waktu lima tahun (2004-2009) produksi sub sektor
industri pengilangan minyak bumi atas dasar harga berlaku cukup berfluktuasi,
tercatat 8,65 Trillyun Rupiah tahun 2004 meningkat menjadi 12,95 Trillyun
Rupiah tahun 2005, kemudian menjadi 15,80 Trillyun Rupiah tahun 2006,
sedangkan tahun 2007 menurun menjadi 15,17 Trillyun Rupiah. Setelah terjadi
kenaikan produksi hingga 16,41 % tahun 2008, nilai tambah subsektor industri
pengilangan minyak bumi atas dasar harga berlaku kembali meningkat menjadi
22,95 Trillyun Rupiah.

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-22
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Penurunan produksi kilang minyak Kota Balikpapan kembali terjadi hingga 10,38
% pada tahun 2009 dan harga minyak dipasar dunia maupun nilai tukar
mata uang rupiah terhadap Dollar Amerika yang tidak lebih baik dari tahun
sebelumnya, merupakan faktor penyebab penurunan nilai tambah subsektor
industri pengilangan minyak bumi hingga menjadi 19,05 Trillyun Rupiah.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2004-2009) nilai tambah subsektor
industri pengilangan minyak bumi Kota Balikpapan atas dasar harga berlaku
mengalami pertumbuhan rata – rata 17,10 % per tahun.

Sebagaimana nilai tambah atas dasar harga konstan tahun 2000, nilai tambah
atas dasar harga berlaku sub sektor industri pengilangan minyak bumi tahun 2009
juga mengalami penurunan atau tumbuh negatif, Penurunan total PDRB atas
dasar harga berlaku tahun 2009 mencapai -4,50 %.

Dengan pertumbuhan riil (atas dasar harga konstan) subsektor industri


pengilangan minyak bumi yang mencapai -10,38 %, secara total berdampak luas
terhadap kontribusi yang telah disumbangkan subsektor ini terhadap total PDRB
Kota Balikpapan, dari kontribusi 59,56 % tahun 2008 hingga menjadi 51,79 %
pada tahun 2009.

Perkembangan PDRB Kota Balikpapan dengan dan tanpa migas, atas dasar
harga berlaku maupun konstan tahun 2000 - 2009, secara rinci dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut ini :

Tabel 2.16
Perkembangan PDRB Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Berlaku dan
Konstan, 2000 - 2009 (Juta Rp.)

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-23
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN

Tabel 2.17
PDRB Kota Balikpapan Dengan dan Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 (Juta Rupiah) dan Pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2000 – 2009

Sumber Data : Laporan Buku Putih Kota Balikpapan, 2010

Tabel 2.18
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Balikpapan Tahun 2000 – 2009

Sumber Data : Laporan Buku Putih Kota Balikpapan, 2010

Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-24

Anda mungkin juga menyukai