BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Letak geografis Kota Balikpapan sangat strategis dari aspek lalu lintas
perekonomian dan perhubungan bagi daerah-daerah di Kalimantan Timur
khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara, Paser, Kutai Kertanegara dan Kota
Samarinda. Faktor tersebut menjadikan Kota Balikpapan sebagai sentra urban
bagi wilayah lain. Hal tersebut terjadi karena terbukanya posisi Kota Balikpapan
baik lintas kabupaten/kota maupun lintas propinsi bahkan lintas negara karena
keberadaan berbagai fasilitas perhubungan baik perhubungan laut, darat dan
udara. Sehingga Kota Balikpapan berkembang sebagai kota perdagangan, jasa
dan industri yang tidak hanya berskala regional Kalimantan Timur saja, namun
juga berkembang sebagai salah satu sentra di Indonesia Tengah. Dengan potensi
sumber daya yang besar di sekitar kota, terutama di wilayah hinterland seperti
Kabupaten Kutai dan Pasir, maka Kota Balikpapan menjadi daya tarik bagi
kegiatan perekonomian. Apalagi dengan keberadaan sarana penunjang
Pelabuhan Laut Semayang dan Bandar Udara Sepinggan.
Lebih jelasnya letak geografis Kota Balikpapan dapat dilihat pada Gambar 2.1
halaman berikut.
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-1
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Luas wilayah Kota Balikpapan berikut jumlah Kelurahan, jumlah RW dan jumlah
RT yang dirinci perkelurahan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 : Luas Wilayah Kota Balikpapan Dirinci per Kecamatan, Kelurahan
dan Jumlah RW, RT
Luas Wilayah ( Ha ) Jumlah RW dan RT
N0 Kecamatan Perairan
Darat RT RW
/Laut*)
A Balikpapan Timur 9.242 13.715,80 24 93
1. Manggar 3.525,50 6 30
2. Manggar Baru 383,60 7 26
3. Lamaru 4.855,50 54 13
4. Teritib 4.951,20 7 24
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-2
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Dari 27 kelurahan tersebut terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa
jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT
mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081
menjadi 1.143 RT
Tabel 2.2 : Luas Daerah Berdasarkan Ketinggian Tempat yang Dirinci Pada
Tiap Kecamatan di Kota Balikpapan.
Ketinggian ( dp1/Ha )
No Luas Wilayah ( Ha )
0 - 10 M 10 - 20 M > 20 M
A Balikpapan Timur 13.715,80 9.690,30 3.525,50 --
1. Manggar 3.525,50 -- 3.525,50 --
2. Manggar Baru 383,60 383,60 -- --
3. Lamaru 4.855,50 4.355,50 -- --
4. Teritib 4.951,20 4.951,20 -- --
Ketinggian ( dp1/Ha )
No Luas Wilayah ( Ha )
0 - 10 M 10 - 20 M > 20 M
3. Batu Ampar 2,980,70 1.515,70 986,00 --
4. Karang Joang 9.309,40 -- -- --
1. 0-2% = 6.976 Ha
2. 2 - 15 % = 5.709 Ha
3. 15 - 40 % = 12.394 Ha
4. > 40 % = 18.171 Ha
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Balikpapan
mempunyai kelas lereng > 40 % yakni seluas 18.171 Ha. Tingkat
kemiringan/lereng tanah diatas 40% inilah merupakan salah satu kendala bagi
pengembangan fisik kota. Hal ini terutama berkaitan dengan tingkat kestabilan
lereng dan tatanan keseimbangan debet air permukaan.
Gambar 2. 3
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-6
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Secara geologis batuan tersier memiliki potensi airtanah yang rendah dibanding
batuan berumur Kuarter karena batuan Tersier telah mengalami kompaksi lanjut
yang membuat kelulusannya (permeabilitas) lebih kecil sebagai lapisan (media)
pembawa airtanah.
Airtanah yang mungkin tersedia adalah airtanah bebas yang kurang potensial
sebagai sumber air baku dalam jumlah besar karena ketersediaannya berfluktuasi
mengikuti iklim. Biasanya airtanah bebas hanya dimanfaatkan penduduk dengan
membuat sumur gali.
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-7
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Menurut Van Den Lenn (1949), secara fisiografi Kota Balikpapan Secara geologis
batuan di wilayah Sendawar disusun oleh (dari atas ke bawah) :
Endapan Aluvium (lumpur, lempung, pasir dan kerikil) yang merupakan
endapan sungai dan rawa sepanjang sungai dan anak-anak sungainya,
berumur Kuarter.
Formasi batuan lainnya (di bawah endapan Aluvium) merupakan batuan
berumur Tersier, yaitu (dari atas ke bawah) :
Formasi Kampung Baru (Tpkb), terdiri dari batupasir kuarsa bersisipan
batu lempung, batu lanau, konglomerat aneka bahan, lignit, gambut dan
oksida besi.
Formasi Pamaluan (Tomp), terdiri dari batupasir dengan sisipan
batulempung serpih, napal, batulanau, tuf, batubara, oksida besi dan lensa
batugamping, batulempung bersisipan batupasir.
Formasi Meragoh (Tmm) terdiri dari lava, diabas, tuf, breksi dan aglomerat.
Formasi Meragoh merupakan batuan beku yang menerobos batuan lain di
atasnya.
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-8
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Sedangkan sebagian kecil lainnya daerah ini terdiri dari tanah alluvial yang
mempunyai tingkat kesuburan yang relatif baik dan pasir kwarsa sebagai bahan
dasar pembuatan kaca.
Sebaran luasan jenis tanah yang terdapat di Kota Balikpapan adalah sebagai
berikut :
Alluvial, terdiri dari material pasir, lempung dan lumpur yang terbentuk dalam
lingkungan sungai dan pantai. Jenis tanah ini menempati kira-kira seluas 5%
dari wilayah Kota Balikpapan. Pada jenis tanah Alluvial ini tersedia minimal
cukup unsur hara yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan namun sebagian
besar tanah ini dipengaruhi oleh unsur bahan induk sehingga menjadikan
kurang subur bagi lahan pertanian.
Podsolik Merah Kuning, jenis tanah ini menempati wilayah Kota Balikpapan
sekitar 80%, keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut
bersama air.
Tanah Pasir, sekitar 15% dari wilayah Kota Balikpapan, tanah pasir ini
mengandung kuarsa, lempung serta serpih dengan sisipan napal dan batu
bara, berwarna kecoklatan agak kelabu, porositas baik, rapuh dan tingkat
erosi sangat tinggi.
Kota Balikpapan yang beriklim tropis memiliki musim yang hampir sama
dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yaitu : musim penghujan dan
musim kemarau. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan
November sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap
tahun yang diselingi dengan musim peralihan (pancaroba) pada bulan-bulan
tertentu.
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-9
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Secara umum
daerah Balikpapan beriklim panas dengan suhu udara pada tahun 2012
berkisar antara 22,50 C sampai dengan 34,80C. Sedangkan kelembaban
udaranya berada pada kisaran kelembaban sedang-tinggi yaitu antara 82
hingga 93 persen.
Tabel 2.4
Perkembangan Rata-rata Suhu, Kelembaban dan Tekanan Udara, 2001-2012
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-10
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Curah hujan di kota Balikpapan sangat bervariasi menurut bulan. Rata-rata curah
hujan tertinggi dan terendah selama tahun 2012 yang tercatat pada Stasiun
Meteorolog Kota Balikpapan masing-masing sebesar 76,9 mm dan 483,4 mm.
Selama tahun 2012, kecepatan angin berkisar antara 3 knot sampai dengan 7
knot.
Tabel 2.5
Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan Dirinci Menurut Bulan Tahun 2012
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-11
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
2.2 KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kota Balikpapan berdasarkan data BPS pada Tahun 2011
berjumlah 557.579 jiwa, dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi
604.449 jiwa. Dari 5 (lima) kecamatan di Kota Balikpapan, Kecamatan
Balikpapan Selatan mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar
208.792 jiwa atau sekitar 34,54 persen penduduk, sedangkan Kecamatan
Balikpapan Timur mempunyai jumlah penduduk paling sedikit, 67.808 jiwa atau
sekitar 11,22 persen.
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-13
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Berdasarkan data dari Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan,
jumlah penduduk di Balikpapan tahun 2009 adalah 621.862 jiwa, dengan tingkat
pertumbuhan penduduk tahun 2008-2009 sebesar 3,04%. Data perkembangan
penduduk Kota Balikpapan tahun 2007-2010 adalah sebagai berikut :
Dari tabel 2.5 diatas, pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan dari tahun 2007–
2008, tertinggi pada tahun 2008 (4.11 %) meningkat 0,88% dari tahun 2007,
sedang pada tahun 2009 tingkat pertumbuhan 3.04 %, atau turun sekitar 1.07 dari
tahun 2008.
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-14
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-15
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Penambahan jumlah sekolah, guru dan kelas merupakan upaya pertama dari
pemerintah dalam rangka pemerataan kesempatan mengenyam pendidikan
bagi warga negara. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar
1945 yang dijabarkan pada UU Pendidikan Nasional. Program wajib belajar
pun disesuaikan dari 9 tahun menjadi 12 tahun.
Tabel 2.10
Banyaknya Puskesmas dan Puskesmas pembantu di Kota Balikpapan
Tahun 2012
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-16
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Tabel 2.11
Banyaknya Rumah Sakit dan Jenis rumah Sakit di Kota Balikpapan
Tahun 2012
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-17
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Tabel 2.12
Banyaknya Penderita Menurut Jenis Penyakit yang Diderita
Tahun 2012
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-18
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Tabel 2.13
Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Golongan Agama dan Kecamatan
Tahun 2012
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-19
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Tabel 2.14
Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Jenisnya
Tahun 2012
Pendapatan per kapita penduduk Kota Balikpapan (PDRB ADH Berlaku) tahun
2009 Rp.40.946.954,- atau menurun 11,83 % terhadap tahun sebelumnya (dari
Rp. 46.442.009,- tahun 2008 menjadi Rp. 40.946.954,- tahun 2009).
Pertumbuhan Pendapatan per kapita selama kurun waktu sembilan tahun
terakhir (tahun 2000 – 2009) secara kumulatif 195,33 %, dan dengan
pertumbuhan rata–rata 12,79 % per tahun.
Berdasarkan PDRB tanpa migas, Pendapatan per kapita Kota Balikpapan tahun
2009 tumbuh 14,81 %, dari Rp. 21.369.170,- tahun 2008 menjadi Rp.
24.533.240,- pada tahun 2009. Pertumbuhan Pendapatan per kapita tanpa migas
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-20
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
selama kurun waktu tahun 2000 – 2009 secara kumulatif 200,58 %, dan dengan
pertumbuhan rata - rata 13,01 % per tahun.
Tabel 2.15
Perkembangan dan Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita Penduduk Kota
Balikpapan (2000 – 2009)
Gambar 2.5
Perkembangan Pendapatan Per Kapita Penduduku Kota Balikpapan Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 - 2009
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-21
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Total PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2007 mencapai 28,08 Trilyun
Rupiah, kemudian meningkat menjadi 38,53 Trilyun Rupiah tahun 2008,
sedangkan pada tahun 2009 total PDRB atas dasar harga berlaku menurun
menjadi 36,79 Trilyun Rupiah atau berkurang 4,50 % dari tahun sebelumnya.
Menurunnya total PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009 karena terjadi
perbaikan pada Kilang Minyak Kota Balikpapan (Over Houl) sehingga target
produksi perusahaan yang harusnya dapat terpenuhi, akhirnya tidak terealisasi
seluruhnya. Sedangkan faktor lainnya karena harga minyak dipasar dunia
pada tahun 2009 lebih rendahnya dari tahun sebelumnya.
Total PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, yang semula 13,48 Trilyun
Rupiah tahun 2007 meningkat menjadi 15,15 Trilyun Rupiah tahun 2008 dan
kemudian meningkat lagi menjadi 15,52 Trilyun Rupiah pada tahun 2009 atau
mengalami pertumbuhan 2,46 %.
Dari total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2009 sebesar 51,79 %
(19,05 Trilyun Rupiah) dihasilkan oleh subsektor Industri Pengilangan Minyak
Bumi, sedangkan sisanya 48,21 % (17,74 Trilyun Rupiah) dihasilkan oleh
sektor–sektor lainnya atau dikenal dengan PDRB tanpa migas.
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-22
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Penurunan produksi kilang minyak Kota Balikpapan kembali terjadi hingga 10,38
% pada tahun 2009 dan harga minyak dipasar dunia maupun nilai tukar
mata uang rupiah terhadap Dollar Amerika yang tidak lebih baik dari tahun
sebelumnya, merupakan faktor penyebab penurunan nilai tambah subsektor
industri pengilangan minyak bumi hingga menjadi 19,05 Trillyun Rupiah.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2004-2009) nilai tambah subsektor
industri pengilangan minyak bumi Kota Balikpapan atas dasar harga berlaku
mengalami pertumbuhan rata – rata 17,10 % per tahun.
Sebagaimana nilai tambah atas dasar harga konstan tahun 2000, nilai tambah
atas dasar harga berlaku sub sektor industri pengilangan minyak bumi tahun 2009
juga mengalami penurunan atau tumbuh negatif, Penurunan total PDRB atas
dasar harga berlaku tahun 2009 mencapai -4,50 %.
Perkembangan PDRB Kota Balikpapan dengan dan tanpa migas, atas dasar
harga berlaku maupun konstan tahun 2000 - 2009, secara rinci dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut ini :
Tabel 2.16
Perkembangan PDRB Kota Balikpapan Atas Dasar Harga Berlaku dan
Konstan, 2000 - 2009 (Juta Rp.)
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-23
DED PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BALIKPAPAN
Tabel 2.17
PDRB Kota Balikpapan Dengan dan Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 (Juta Rupiah) dan Pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2000 – 2009
Tabel 2.18
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Balikpapan Tahun 2000 – 2009
Laporan Antara
CV. Mitra Lima Dinamika
2-24