PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
generasi akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi yang kurang diantaranya
2011). Terkait status gizi balita dan upaya pencegahan serta penanganan
masalah gizi yaitu dengan pemberian ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI
mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan
Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun
2
2012 hanya 39% bayi di bawah usia 6 bulan yang mendapatkan ASI (Air Susu
Ibu) secara eksklusif di seluruh dunia, angka tersebut juga tidak mengalami
kenaikan pada tahun 2015, yaitu hanya 40% keberhasilan pemberian ASI
tahun 2018 yaitu sebesar 68,74%. Angka tersebut sudah melampaui target
2018, juga masih dibawah angka cakupan pemberian ASI eksklusif nasional.
masih kurang, padahal pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi.
Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi karena
protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman
dalam jumlah tinggi. ASI juga mengandung enzim tertentu yang berfungsi
sebagai zat penyerap yang tidak akan menganggu enzim lain di usus. Susu
3
sepenuhnya bergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi (Kemenkes RI,
2018). Selain itu, jika memberian makanan selain ASI sebelum usia enam
bulan, maka akan memberikan peluang bagi masuknya berbagai jenis kuman,
belum lagi jika tidak disajikan secara higienis.Bayi yang mendapatkan MP-
ASI sebelum usia 6 bulan lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk pilek,
dan panas dibanding dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Kemudian
pemberian ASI eksklusif juga akan melindungi bayi dari obesitas dikemudian
jika cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah. Pemberian ASI eksklusif
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yaitu; faktor pemudah
budaya. Adat budaya akan mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI secara
4
eksklusif di Kecamatan Cot Glie Aceh Besar diperoleh hasil bahwa 53% ibu
berada pada kategori pendidikan dasar, 58% sosial budaya ibu tidak
itu diperoleh bahwa faktor pengetahuan, sikap, pendidikan, sosial budaya dan
ASI eksklusif yang masih rendah yaitu sebanyak 38,6%. Berdasarkan pre-
survey terhadap 10 orang ibu yang memiliki balita 6-12 bulan yang tidak
maka sejak kecil bayi harus diberi makanan lunak, dan 3 orang lainnya (30%)
percaya bahwa pemberian makanan lunak dilakukan saat usia diatas 6 bulan.
dari petugas kesehatan tentan ASI eksklusif, dan 4 orang lainnya (40%) sudah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
perbandingan bagi peneliti lain yang akan meneliti tentang faktor yang
2. Manfaat Aplikatif
a. Manfaat bagi ibu baita adalah agar dapat memiliki pengetahuan tentang
eksklusif.
E. Ruang Lingkup
yang memiliki bayi usia 7-12 bulan. Objek penelitian ini adalah pemberian
disetujui.