Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PKN

NAMA KELOMPOK: 1. Desinta Ardiana

2. Hellen Prasasti

3. Juta Agyl Kenya

4. Silvia Anggraini

SMK PGRI 3 KOTA BLITAR


Menganalisis sistem dan dinamika demokrasi
pancasila sesuai dengan UUD NRI 1945.
A.Hakikat Demokrasi
Pengertian Demokrasi

Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu


dari kata demos yang artinya rakyat, dan kratos (kratein) yang berarti
pemerintahan. Dengan demikian, secara sederhana demokrasi dapat
diartikan sebagai pemerintahan yang dipegang oleh rakyat, atau dapat
juga diartikan sebagai kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

 Dari beberapa pengertian demokrasi di atas dapat ditarik


suatu kesimpulan bahwa hakikat demokrasi mengandung
tiga hal, yaitu:

a.Pemerintahan dari Rakyat (Government of the People)


b.Pemerintahan oleh Rakyat (Government by People)
c.Pemerintah untuk Rakyat (Government for the People)

 Unsur-Unsur Pemerintahan yang Demokratis


Kekuasaan penguasa negara yang absolut, akan selalu menimbulkan
pemerintahan yang otoriter, yaitu pemerintahan yang didasarkan
kehendak sekelompok orang, sehingga menimbulkan
kesewenangwenangan yang mengakibatkan penderitaan bagi
rakyat.Untuk menghindari kekuasaan yang absolut, kekuasaan penguasa
harus dibatasi oleh hukum. Ajaran inilah yang dinamakan Rule of Law
(kedaulatan hukum) yaitu yang berdaulat dalam suatu negara adalah
hukum. Dengan ajaran ini maka akan dapat menjauhkan diri dari
tindakan yang sewenangwenang penguasa terhadap rakyat, dan
sekaligus melindungi hak-hak rakyat. Suatu pemerintahan yang
berpegang pada rule of law harus memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut :
a. Adanya supremasi hukum, yaitu hukum menempati posisi yang paling
tinggi, di mana semua orang tunduk terhadap hukum.
b. Adanya perlakuan yang sama di depan hukum.
c. Adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia.

 Ada beberapa fungsi Demokrasi Pancasila, yaitu:


1) menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara;
2) menjamin tetap tegaknya negara Proklamasi 17 Agustus 1945;
3) menjamin tetap tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia;
4) menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila;
5) menjamin adanya hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara
lembaga-lembaga negara;
6) menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.

 Prinsip atau asas pelaksanaan Demokrasi Pancasila menurut


pemerintahan orde baru ada tiga, yaitu:
1) menjunjung tinggi hak asasi manusia dan martabat manusia;
2) kekeluargaan dan gotong royong;
3) musyawarah mufakat.

B. Penerapan Demokrasi Pancasila

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Sejak merdeka, bangsa Indonesia pernah melaksanakan tiga macam


demokrasi yaitu Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi
Pancasila.

 Demokrasi Liberal (1950-1959)

Demokrasi liberal atau demokrasi parlementer berlaku pada tahun


1950—1959. Pada saat itu, konstitusi yang berlaku adalah UUDS
1950. Berdasarkan UUDS 1950, sistem pemerintahan dan demokrasi yang
diterapkan di Indonesia, yaitu sistem parlementer dan demokrasi liberal.
Artinya, kabinet yang menterinya diajukan oleh parlemen (DPR) dan
bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).

Dalam sistem parlementer ini, kepala pemerintahan adalah perdana


menteri dan presiden hanya sebagai kepala negara. Masa demokrasi
liberal ini membawa dampak yang cukup besar, memengaruhi keadaan,
situasi dan kondisi politik pada waktu itu.

Dampaknya, yaitu:

1. Pembangunan tidak berjalan lancar karena kabinet selalu silih


berganti.
2. Tidak ada partai yang dominan maka seorang kepala negara
terpaksa bersikap mengambang di antara kepentingan banyak
partai.
3. Dalam sistem multi partai, tidak pernah ada lembaga legislatif,
yudikatif, dan eksekutif yang kuat.
4. Munculnya pemberontakan di berbagai daerah (DII/TII, Permesta,
APRA, RMS).
5. Memunculkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintahan saat
itu.

Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia


membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Akhirnya,
pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan Dekrit Presiden mengenai
pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945, serta tidak
berlakunya UUDS 1950.
Demokrasi Terpimpin (1959—1966)

Demokrasi terpimpin atau demokrasi terkelola yaitu seluruh keputusan


serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara saja. Menurut TAP
MPRS No. VIII/MPRS/1965, demokrasi terpimpin adalah kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
yang berasaskan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong bagi
semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan
berporoskan Nasakom.

Pada saat itu, konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945 dan Presiden
Sukarno berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan yang berlandaskan pada sistem presidensial (presidesiil).
Para menteri berada di bawah wewenang presiden dan bertanggung
jawab kepada presiden.

Demokrasi Pancasila (1966—sekarang)

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang merupakan perwujudan


kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang mengandung semangat Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila, yaitu:

1. Persamaan hak dan kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia


2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
3. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggungjawab secara moral
kepada Tunan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

C. Kehidupan Yang Demokratis di Indonesia

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dari masa ke masa tidaklah sama


mengingat Undang-Undaang Dasar yang berlaku pun berganti-ganti.
Pergantian Undang-Undang Dasar menyebabkan pergantian sistem
pemerintahan. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan demokrasi di
Indonesia. Kita perlu menengok ke sejarah perkembangan sistem
demokrasi di Indonesia, periode 1945-1949. Pada masa periode ini
berlaku sistem demokrasi Pancasila dengan kabinet Presidensial, dan
pada tahun itu juga Pemerintah mengeluarkan Maklumat dan
mengakibatkan sistem Demokrasi diganti dengan Demokrasi Liberal
dengan kabinet Parlementer. Pada tahun 1950-1959 pemerintah
Indonesia, melaksanakan pemerintahan dengan sistem yang belum
mengalami perubahan yakni demokrasi liberal dengan kabinet
parlementer ala Eropa Barat, khususnya Belanda.

Di awal tahun 1959-1966 pemerintah Indonesia melaksanakan Demokrasi


Terpimpin, akan tetapi karena adanya penafsiran yang salah terhadap
demokrasi terpimpin, terjadi berbagai penyimpangan terhadap UUD
1945. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain MPRS dan DRR
tunduk kepada Presiden seumur hidup, terjadinya pembelokan politik
luar negeri yang bebas dan aktif ke arah politik yang condong dan
komunis. Pada periode 1966 lahirlah Orde Baruyang ingin melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945. Secara ideologi dan konstitusional asas
demokrasi Indonesia bersumber tata nilai sosial budaya bangsa.
Demokrasi Pancasila bukanlah demokrasi yang berdasarkan kekuasaan
mayoritas. Dalam Demokrasi Pancasilatidak ada satu golongan pun yang
boleh semaunya mempertahankan atau memaksakan pendiriannya
sendiri. Dengan demikian tidak ada tempat untuk diktator mayoritas atau
tirani mayoritas. Demorasi pancasila berbeda dengan Demokrasi Liberal
yang mengutamakan suara mayoritas dalam mengambil suatu
keputusan. Berbada dengan demokrasi terpimpin yang mengutamakan
pemimpin dalam mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai