Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada waktu ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, membuka sidang pada tanggal
29 Mei 1945, mengemukakan bahwa yang perlu difikirkan oleh para anggota
sidang adalah mengenai dasar Indonesia merdeka. Bung Karno memberikan arti
dasar negara yang dimaksud oleh Ketua adalah dasarnya Indonesia Merdeka, yang
dalam bahasa Belanda disebut philosofische grondslag, yaitu dasar filsafat, yang
oleh Bung Karno pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945 disebut Pancasila. Hal ini
disampaikan oleh Bung Karno dalam mengawali pidatonya sebagai berikut:
“Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai
mengeluarkan pen-dapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan
dari Paduka tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya.
Saya akan menetapi permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia. Apakah
permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia? Paduka tuan Ketua yang mulia minta
kepada sidang Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar
Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya
ini.
Menurut anggapan saya, yang diminta oleh Paduka Tuan Ketua yang
mulia ialah, dalam bahasa Belanda: “Philosofische grondslag” dari pada Indonesia
Merdeka. Philosofische grondslag itulah fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-
dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung
Indonesia yang kekal dan abadi.
Saudara-saudara “Dasar-dasar Negara” telah saya usulkan. Lima bilangannya [sic.
Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau perikemanusiaan, Mufakat atau
demokrasi, Kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan yang berkebudayaan, yang
berke-adaban]. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di
sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Saya senang
kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita
lima setangan. Kita mempunyai panca indera. Apa lagi yang lima bilangannya?

1
(Seorang yang hadir: “Pandawa lima.”) Pendawa-pun lima orangnya. Sekarang
banyaknya prinsip” kebangsaan, interna-sionalisme, mufakat, kesejahteraan dan
ke-Tuhanan” lima pula bilangannya.
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang
teman kita ahli bahasa, namanya ialah Panca Sila. Sila artinya asas atau dasar, dan
di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.”
Dari pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut jelas dapat kita
simpulkan bahwa Pancasila yang diusulkan oleh Bung Karno tersebut
dimaksudkan sebagai dasarnya Indonesia Merdeka.
Agar pemahaman kita mengenai Pancasila sebagai dasar negara lebih mantap
perlu difahami : (a) makna Pancasila sebagai dasar negara, (b) Pancasila tepat
sebagai dasar negara NKRI, (c) peran dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara
(d) implementasi Pancasila sebagai dasar negara.

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk
menjelaskan secara rinci mengenai :
1. Apa makna pancasila sebagai dasar negara ?
2. Apakah kajian dalam pancasila sebagai dasar negara diperlukan ?
3. Apa saja peran dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara ?
4. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai dasar negara ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui makna pancasila sebagai dasar negara


2. Untuk mempelajari pentingnya kajian pancasila sebagai dasar negara
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara
4. Untuk mempelajari implementasi Pancasila sebagai dasar negara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna pancasila sebagai dasar negara


Pengertian pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alenia ke-4
pembukaan UUD 1945, dan sebagaimana tertuang dalam Momerandum DPR-GR
9 Juni 1966 yang menandaskan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang
telah dimurnikan dan di padatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi
dasar negara republik indonesia. Memorandum DPR-GR disahkan pula oleh
MPRS dengan ketetapan NO.XX/MPRS/1966 yang menegaskan kedududkan
pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib di
Indonesia.
Pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman
dalam masyarakat di indonesia dengan tetap toleran terhadap adanya perbedaan.
Penetapan pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan
(indifferentism), tetapi merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris
indonesia yang dinyatakan dengan seloka “bhineka tunggal ika”
Penetapan pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian
bahwa negara indonesia adalah negara pancasila. Hal itu mempunya arti harus
tunduk kepadanya, membela dan melaksanakan dalam seluruh perundang-
undangan. mengenai hal itu, pandangan itu melukiskan pancasila secara integral
(utuh dan meyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap negara
yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk
melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa
indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan
kewajiba negara, yakni dengan memandang manusia qua talis, manusia adalah
manusia sesuai dengan principium identatis-nya

3
2.2 Pancasila tepat sebagai dasar negara

Bangsa Indonesia sejak tanggal 18 Agustus 1945 telah menetapkan


Pancasila sebagai “Weltan-schauung,” atau dasar negara bagi negara-bangsanya.
Hal ini terbukti bahwa sejak saat itu sila-sila yang terkandung dalam Pancasila
selalu tercantum dalam Pembukaan atau Mukadimah UUD yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.

Sementara itu Pancasila juga tepat sebagai dasar negara NKRI dengan alasan
sebagai berikut:
1. Pancasila digali dari adat dan budaya bangsa Indonesia, menjadi common
denominator atau de grootste gemene deeler dan de kleinste gemene veelvoud dari
adat dan budaya bangsa Indonesia. Prinsip dan nilai Pancasila telah diterapkan
dalam kehidupan keseharian tanpa disadarinya.
2. Pancasila memiliki potensi menampung kondisi dan sifat pluralistik bangsa.
Bagi bangsa Indonesia yang demikian majemuk hanya Pancasila yang mampu
mengikat unsur-unsur bangsa menjadi Negara Kesatuan.
3. Pancasila menjamin kebebasan warga-negara untuk beribadah menurut agama
dan keya-kinannya.
4. potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Pancasila memberikan landasan bagi bangsa Indonesia dalam mengantisipasi
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara;
6. Pancasila memberikan jaminan terseleng-garanya demokrasi dan hak asasi
manusia sesuai dengan adat dan budaya bangsa;
7. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera.
2.3. Peran dan fungsi pancasila sebagai dasar negara

1. Pandangan hidup bangsa indonesia

Yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa indonesoa dalam mencapai


kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam).

4
2. jiwa dan kepribadian bangsa indonesia

Artinya pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa indonesia dan


merupakan ciri khas bangsa indonesia dalam sikap mental maupun tingkah
lakunya sehingga dapar membedakan dengan bangsa lain.

3. pejanjian luhur

Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18


Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

4. Sumber dari segala sumber tertib hukum

Artinya, bahwa segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di


indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan dengan
Pancasila.

5. Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa indonesia

Yaitu masyarakat yang adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual
yang berdasarkan pancasila.

2.4. Implementasi pancasila sebagai dasar negara

Beberapa penerapan Implementasi Polstranas (Politik Strategi Nasional)


dalam berbagai bidang, berikut ini adalah contohnya. Contoh Implementasi :
A. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang hukum: Mengembangkan
budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan
kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum.
B. Implementasi politik strategi nasional di bidang ekonomi : Mengoptimalkan
peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar. Mengupayakan
kehidupan yang layak berdasarkan pada kemanusiaan yang adil bagi
masyarakat. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai
kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan disetiap daerah.
C. Implementasi politik strategi nasional di bidang politik. Memasyarakatan dan
menerapkan prinsip persamaan dan antidiskriminatif dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Membangun bangsa dan watak bangsa
(nation and character building) menuju bangsa dan masyarakat Indonesia yang

5
maju, bersatu, rukun, damai, demokratis, dinamis, toleran, sejahtera, adil dan
makmur.
D. Implementasi politik strategi nasional di bidang pertahanan dan
keamanan: Meningkatkan kualitas profesionalisme Tentara Nasional Indonesia,
meningkatkan rasio kekuatan komponen utama, dan mengembangkan kekuatan
pertahanan keamanan negara ke wilayah yang didukung oleh sarana, prasarana,
dan anggaran yang memadai. Memperluas dan meningkatkan kualitas kerja sama
bilateral bidang pertahanan dan keamanan dalam rangka memelihara stabilitas
keamanan regional dan berpartisipasi dalam upaya pemeliharaan perdamaian
dunia.
2.5. argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai
dasar negara
2.5.1 Argumen tentang dinamika pancasila sebagai dasar negara
A. Perkembangan Pancasila pada Masa Kependudukan Jepang.
Jepang menduduki Indonesia kurang lebih selama 3,5 tahun. Walaupun
masa pendudukan Jepang merupakan masa yang amat berat di dalam sejarah
bangsa Indonesia, namun demikian periode itu merupakan suatu momentum yang
memacu gerakan kebangsaan dan gerakan kemerdekaan Indonesia.
Pada awalnya jepang membuat suatu kebijakan politik yang dimaksudkan agar
bangsa Indonesia menjadi salah satu bagian dalam kekuatan Jepang. Namun hal
itu secara tidak langsung membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk lebih
mematangkan pertumbuhan pergerakan kebangsaan dan gerakan Indonesia
Merdeka.
Untuk lebih meyakinkan bangsa Indonesia, Jepang membentuk BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 maret
1945. Tugas badan ini ialah untuk mempersiapkan hal-hal yang penting yang
berhubungan dengan kemerdekaan bangsa dalam hal politik, ekonomi, tata
pemerintahan dll. Melalui badan bentukan Jepang inilah para pemimpin Indonesia
merancangkan sebuah dasar negara. Dan di dalam badan ini pula pemikiran
tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia muncul.

6
Dalam masa tersebut, walaupun ideologi kebangsaan merupakan faktor yang
dominan di dalam perkembangan pemikiran pada waktu itu, namun status
Pancasila belum menjadi dasar negara dan belum mempunyai kekuatan hukum
secara utuh, karena belum ada negara Indonesia yang merdeka.
B. Perkembangan Pancasila pada Masa Berlakunya UUD 1945 yang Pertama.
Dengan adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 maka pada saat
itulah bangsa Indonesia resmi merdeka. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945
BPUPKI mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Dengan
demikian, maka Pancasila yang dalam artian lima dasar negara resmi menjadi
dasar Negara Republik Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alenia keempat, yaitu:
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerinta negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.”[3]
Dalam periode ini pemikiran mengenai Pancasila sebagian besar bersifat
ideologis. Selain itu praktik kehidupan politik dan kenegaraan yang terjadi pada
waktu itu turut serta membentuk perkembangan pemikiran mengenai Pancasila
pada masa itu.
C. Perkembangan Pancasila Selama Periode Berlakunya Konstitusi RIS.
Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), kedudukan pancasila tidak
dapat ditangguhkan sebagai dasar negara yang tunggal, meskipun beberapa kali
para nasionalis islam menggugat dasar negara Indonesia di beberapa sidang
konstituante. Meskipun nama Pancasila tidak terdapat di dalam Pembukaan

7
Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), status Pancasila sebagai ideologi
kebangsaan, dasar negara dan dumber hukum tetap tertahan di dalam periode ini.
Bahkan perkembangan akan pemikiran mengenai Pancasila menunjukkan suatu
kemajuan di kalangan masyarakat akademis.
D. Perkembangan Pancasila Selama Masa Berlakunya UUDS 1950.
Pemikiran tentang lima dasar megara ada terdapat dalam mukaddimah
Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950, namun seperti halnya dengan
UUD 1945 maupun Konstitusi RIS, nama Pancasila dalam UUDS 1950 juga tidak
tercantum. Meskipun demikian, pendapat bahwa lima dasar negara itu adalah
Pancasila dalam periode ini sudah semakin berkembang. Perumusan mengenai
dasar negara tetap mencerminkan pemikiran Ideologi Kebangsaan. Dengan
demikian status Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional tetap
berkelanjutan.
E. Perkembangan Pancasila Selama Orde Lama.
Dalam menghadapi krisis dan permasalahan yang terjadi di dalam Majelis
Konstituante, Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Dekrit pada tanggal 5
Juli 1959 yang isinya adalah:
a. Membubarkan konstituante.
b. Menyatakan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS
1950.
c. Pembentukan Mejelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Dengan keluarnya dekrit Presiden Soekarno tersebut, maka berlakulah kembali
UUD 1945, dan secara otomatis dinyatakan pula eksistensi Pancasila sebagai
dasar negara. Dengan dekrit tersebut, kedudukan pancasila sebagai dasar negara
dan sumber hukum dikukuhkan, meskipun hal ini tidak disampaikan secara
langsung dalam dekrit Presiden Soekarno tersebut. Dan hal itu pula yang
menyebabkan terjadinya pergulatan ideologi tidak berhenti.
Selama era Orde Lama, Soekarno menetapkan sistem demokrasi terpimpin dalam
memimpin negara Indonesia yang secara prinsip bertolak belakang dengan sila
keempat Pancasila mengenai pengambilan keputusan berdasarkan
permusyawaratan perwakilan. Soekarno juga menyampaikan sebuah konsep

8
politik integrasi antara tiga paham dominan saat itu yaitu nasionalis, agama, dan
komunis (NASAKOM) yang kemunculannya lebih sering dibandingkan dengan
dasar negara Indonesia itu sendiri.
F. Perkembangan Pancasila Selama Orde Baru.
Apabila pada masa sebelumnya pemikiran pancasila masih dilipui dengan
ditanamkannya ideologi-ideologi lain kedalam penafsiran Pancasila, maka pada
masa orde baru ini menampilkan pemikiran pelaksanaan pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen sebagai tema pemikiran utama. Pada masa ini,
pandangan umum mengenai Pancasila kembali dikuatkan dengan penempatannya
sebagai dasar negara dalam satu rangkaian integratif dengan UUD 1945
(Soemantri, 2007:17). Pada saat itu seluruh komponen bangsa harus sepaham
dengan Pancasila.
G. Perkembangan Pancasila Selama Reformasi.
Pada tahun 1998 muncullah gerakan reformasi yang mengakibatkan
Presiden Soeharto harus lengser dari jabatannya sebagai presiden. Namun sampai
saat ini, nampaknya gerakan reformasi tersebut belum membawa perubahan yang
signifikan mengenai pengamalan pancasila di masyarakat Indonesia. Hal itu dapat
dilihat dari perilaku atau sifat yang muncul di masyarakat atau bahkan dalam
pemerintahan sendiri. Masih banyak penyelewengan-penyelewengan yang terjadi
di dunia politik, atau bahkan masih ada orang yang dengan sengaja memaksakan
kehendaknya demi kepentingan dirinya sendiri.
Namun hal itu masihlah wajar, mengingat gerakan reformasi di Indonesia ini
masih belum lama, atau bahkan masih bisa dikatakan dalam masa proses. Selain
itu gerakan reformasi ini juga tampaknya tidaklah sepenuhnya gagal, melalui
gerakan ini banyak mucul tokoh-tokoh yang unggul, berkompeten dan memihak
pada rakyat.
Dampak positif lainnya adalah semakin meningkatnya partisipasi rakyat terhadap
politik, sehingga rakyat tidak lagi bersikap apatis terhadap masalah yang timbul di
bidang pemerintahan. Hal itu terjadi karena kebebasan berpendapat yang
dijunjung tinggi, sehingga mereka bebas mengeluarkan ide atau gagasan-gagasan
yang menurut mereka bisa membantu mengatasi masalah dalam bidang politik.

9
Pada tahun 2004 sampai sekarang, mulai berkembang gerakan-gerakan yang
bertujuan untuk membangun kembali semangat nasionalisme melalui seminar-
seminar dan kongres. Hal itu bertujuan untuk menjaga eksistensi pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara bangsa Indonesia. Melalui gerakan tersebut
diharapkan penanaman dan pengamalan terhadap nilai-nilai pancasila semakin
tinggi, baik di dalam pemerintahan maupun masyarakat itu sendiri.
2.5.2 Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan pondasi utama untuk membangun
bangsa. Maka nilai-nilai Pancasila harus terus dilestarikan dalam diri bangsa
Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila memegang peranan
penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan nilai
luhur, karakter, ruh dan ideologi, yang harus tertanam dalam jiwa raga bangsa
Indonesia.
Di era globalisasi yang seperti ini, banyak hal yang akan berpotensi merusak
moral serta nilai-nilai Pancasila yang tertanam dalam diri bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi perkembangan dunia modern Pak Harto mensinyalir: “Sering
timbul kekeliruan penilaian terhadap kepribadian ini. Orang menyamakan
kepribadian bangsa yang berakar dari sejarah dan kebudayaan sendiri yang tua
dengan nilai-nilai tradisionil yang umumnya diangkat sebagai rantai-rantai yang
membelenggu proses pembaharuan dan kemajuan. Memang sulit untuk
menyangkal, bahwa tidak semua nilai-nilai tradisionil itu cocok dengan tuntutan-
tuntutan kemajuan, khususnya terhadap tuntutan hidup berorganisasi modern dan
pembangunan ekonomi yang rasionil. Tetapi ini tidak berarti, bahwa nilai-nilai
‘45 yang merupakan kepribadian bangsa yang berakar pada sejarah dan
kebudayaannya sendiri harus ditinggalkan. Persoalannya terletak pada
kemampuan bangsa itu untuk memelihara nilai-nilai luhur yang menjadi
kepribadiannya, meneruskannya dari generasi yang satu kepada generasi
berikutnya dengan segala proses penyesuaian menuju masyarakat modern. Sekali
proses penerusan dan penyesuaian itu terlampaui dengan berhasil, maka
terjaminlah tumbuhnya masyarakat baru yang kuat, bersatu dan dinamis.”

10
Oleh karena itu, bangsa Indonesia perlu waspada akan perubahan jaman yang
terjadi, agar nilai-nilai luhur yang terdapat dalam pancasila tidaklah mudah luntur.
Pancasila haruslah tetap menjadi sebuah pedoman dan pandangan bangsa
Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada baik dalam hal
politik, ekonomi, agama maupun sosial budaya. Hal tersebut dimaksudkan agar
nilai-nilai Pancasila yang telah tertanam dalam diri bangsa Indonesia tidaklah
hilang karena adanya budaya-budaya asing yang masuk.[7]

11
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama,
yakni sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia.
Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut
ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang
dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang
merdeka.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian
bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa
negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh
perundang-undangan. Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral
(utuh dan menyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap
negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan
untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga
bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu
merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia qua talis,
manusia adalah manusia sesuai dengan principium identatis-nya.

4.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan dating.

12
DAFTAR PUSTAKA

Soeprapto, M.Ed. 2011. Buku Pancasila. Jakarta: Lembaga Pengkajian Dan


Pengembangan Kehidupan Bernegara (LPPKB). (5/10/2017/14.20)
https://academia.edu/53226624/PANCASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_DAN_D
ASAR_NEGARA_BAB_VI_ (5/10/2017/14.36)
http://www.diwarta.com/2012/06/25/pengertian-pancasila-dan-fungsi-pancasila-
sebagai-dasar-negara.html (10/10/2017 15.20)

13

Anda mungkin juga menyukai