Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA

(DISTRES SPIRITUAL)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Pasien mengatakan sering merasa terasing saat melakukan
kegiatan keagamaan seperti: sholat, zakat dan berbuat baik kepada
orang lain, dan pasien mengatakan menolak untuk melakukan
interaksi atau berbicara dengan orang karena pasien sudah mulai
dianggap tidak pening, pada akhirnya pasien mengatakan
mengalami penurunan untuk melakukan spiritual, pasien
mengatakan sudah merasakan terpisah dengan sistem pendukung
untuk melakukan spiritualnya.
2. Diagnosa keperawatan : Distres Spiritual
3. Tujuan Khusus

a. Tujuan keperawatan untuk pasien:


a) Untuk dapat membina hubungan saling percaya
dengan perawat
b) Untuk dapat mengungkapkan penyebab distres
spiritual
c) Untuk dapat mengungkapkan perasaan dan pikiran
tentang keyakinannya
d) Untuk dapat mengembangkan kemampuan
mengatasi masalah dan perubahan keyakinan
e) Untuk dapat melakukan kegiatan keagamaan
b. Tujuan keperawatan untuk keluarga:
c. Keluarga dapat Mendiskusikan masalah yang
dihadapi dalam merawat pasien
d. Keluarga dapat menjelaskan proses terjadinya
masalah spiritual yang dihadapi pasien

1
e. Keluarga dapat menjelaskan pada keluarga cara
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
spiritual
f. Keluarga dapat membantu untuk pasien
melaksanakan kegiatan spiritual
g. Keluarga dapat memberi pujian jika keluarga mampu
melakukan kegiatan yang positif
4. Tindakan keperawatan
1) Tindakan keperawatan untuk pasien:
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
b. Kaji faktor penyebab distres spiritual pada pasien
c. Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikirian tentang
keyakinannya
d. Bantu klien mengembangkan keterampilan untuk mengatasi
perubahan spiritual dalam kehidupan
e. Fasilitasi pasien dengan alat – alat ibadah sesuai dengan
agamanya
f. Fasilitasi pasien untuk menjalani ibadah sendiri atau dengan
orang lain
g. Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan
h. Bantu pasien mengevalusi perasaan setelah melakukan
kegiatan keagamaan
1. SP 1-P.
Bina hubungan saling percaya dengan pasien, Kaji faktor
penyebab distres spiritual pada pasien, Bantu pasien mengungkapkan
perasaan dan pikirian terhadap aama yang diyakininya, bantu klien
mengembangkan kemampuan mengatasi perubahan spiritual dalam
kehidupan.

2). Tindakan keperawatan untuk keluarga :

a. Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam merawat pasien


b. Jelaskan proses terjadinya masalah spiritual yang dihadapi
pasien
c. Jelaskan pada keluarga cara merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah spiritual

2
d. Bantu keluarga untuk membantu pasien melaksanakan
kegiatan spiritual
e. Beri pujian jika keluarga mampu melakukan kegiatan yang
positif

SP 1.K. Bantu keluarga mengidentifikasi masalah yang dihadapi


dalam merawat pasien. Bantu keluarga untuk mengetahui proses terjadinya
masalah spiritual yang dihadapi dan perawatannya.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN ORIENTASI

1. Salam Teraupeutik
Selamat pagi, Pak. Nama saya umi asiseh, bapak suka
dipanggil siapa, Nama Bapak siapa ? suka dipanggil siapa ?
saya perawat dari stikes hafshawaty .... yang akan merawat
Bapak, saya akan datang secara berkala ke ruangan bapak.
2. Evaluasi / Validasi
Bapaimana perasaan Bapak pagi ini ?
3. Kontrak: Topik, waktu dan tempat
bagaimana kalu kita bercakap – cakap tentang masalah yang
Bapak alami, kita ngobrol selama 30 menit, ya ? Dimana
menurut Bapak tempat yang cocok untuk kita ngobrol
bersama ? Oh, disana ? Mari, pak kalau begitu.
KERJA: Langkah-langkah tindakan keperarawatan
“baik bapak, apa yang bapak rasakan saat ini?”
“sepertinya bapak terlihat gelisah?”
“bapak bisa menceritakannya kepada saya?”
“saya mengerti bapak sangat sulit menerima kenyataan ini.
Saya mengerti dengan apa yang bapak rasakan”
“apa yang menyebabkan bapak diasingkan ?”
“jika boleh saya tahu siapa yang mengasingkan bapak? Apakah
keluarga atau orang lain di luar keluarga?”
Apakah bapak yakin itu yang menyebabkan bapak
diasingkan?”
“mengapa bapak bisa berfikir demikian?”

3
“saya tidak mengerti apa yang ibu maksudkan, bisakah bapak
menjelaskan kembali hal tersebut untuk saya?”
“bapak jangan cemas, jangan terlalu dipikirkan. Karena tidak
semua orang mengasingkan bapak”
“masih ada saya yang bisa menemani bapak”
“apakah ibu masih merasakan gelisah?, jika masih ijinkan saya
memfasilitasi ibu dalam spiritual dan membantu bapak dalam
spiritual, agar bapak merasa tenang dan nyaman”

TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berdiskusi tadi?
Objektif :bapak coba sebutkan apa saja yang bisa untuk
mengembangkan kemampuan mengatasi perubahan
spiritual dalam kehidupan.?

2. Tindakan lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan)
“saya anjurkan ibu kalau merasa orang lain tidak mengerti maksud ibu,
ibu bisa menuliskan di kertas atau menggambarkan dengan isyarat”

3. Kontrak yang akan datang(Topik,Waktu,dan Tempat)


Seminggu lagi, kita bertemu untuk mengetahui manfaat kegiatan yang
bapak lakukan serta belajar cara lain. Sampai jumpa, selamat pagi

A. DAFTAR PUSTAKA

Caldeira ,Sílvia, dkk. 2013. Spiritual Distress—Proposing a New Definition and


Defining Characteristics.

Chan, M. (2010). Factors affecting nursing staff in practicing spiritual care.Journal


of Clinical Nursing,19(15–16), 2128–2136.

Chow, esther. 2010. Spiritual Distress to spiritual transformatio: Stroke survivor

4
naratives From Hongkong. Elservier

Ellingten, Lee. 2017. Spiritual Care Communication Of Patients Cancer. Elsivier

Hubbell et al. 2012. Spiritual Care Practices of Nurse Practitioners in Federally


Designated non Metropolitan Areas of North Carolina. Journal of The
American Academy of Nurse Practitioners, 18, 85-91.

Internasional, NANDA, Herman, T, Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan dan


Klasifikasi. (2012-2014). Jakarta : EGC.

Kashani, farah lotfhi. 2014. Spritual Intervention and Distress in Mother of


Children with Cancer. India. Elsivier

Keliat, Budi Anna. 2011. Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai