Anda di halaman 1dari 19

1.

Pengertian Limbah Medis


Limbah medis merupakan salah satu tantangan terbesar sehari-hari yang dihadapi oleh
penyedia layanan kesehatan.
Beberapa contoh limbah medis seperti tempat bekas rendaman darah (sarung tangan, kain
kasa, dll.), jaringan manusia atau hewan yang dibuat selama prosedur pengobatan, setiap sampah
yang dihasilkan dari kamar pasien dengan penyakit menular, sertan vaksin yang dibuang,
demikian seperti diwartakan Medpro.
Limbah medis sendiri adalah segala jenis sampah yang mengandung bahan infeksius (atau
bahan yang berpotensi infeksius). Biasanya berasal dari fasilitas kesehatan seperti tempat praktik
dokter, rumah sakit, praktik gigi, laboratorium, fasilitas penelitian medis, dan klinik
hewan.Limbah medis dapat mengandung cairan tubuh seperti darah atau kontaminan lainnya.
Undang-undang Medical Waste Tracking Act tahun 1988 mendefinisikan limbah medis sebagai
limbah yang dihasilkan selama penelitian medis, pengujian, diagnosis, imunisasi, atau perawatan
manusia atau hewan.
Menurut Menteri Kesehatan Nila Moeloek, pengelolaan limbah medis di Indonesia hingga
kini dinilai masih belum optimal, padahal limbah medis termasuk sebagai limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.
Istilah "limbah medis" menurut laman Bio Medical dapat mencakup berbagai macam
produk sampingan yang berbeda dari industri perawatan kesehatan. Berikut ini kategori limbah
medis yang paling umum sebagaimana diidentifikasi oleh WHO:
1.Benda tajam
Limbah jenis ini meliputi segala sesuatu yang dapat menembus kulit, termasuk jarum, pisau
bedah, pecahan kaca, pisau cukur, ampul, staples, dan kabel.
2.Limbah Menular
Apa pun yang menular atau berpotensi menular masuk dalam kategori ini, termasuk tisu,
tinja, peralatan, dan kultur laboratorium.
3.Radioaktif
Limbah jenis ini umumnya cairan radioterapi yang tidak digunakan atau cairan penelitian
laboratorium. Itu juga dapat terdiri dari gelas atau persediaan lain yang terkontaminasi
dengan cairan ini.
4.Patologi
Cairan manusia, jaringan, darah, bagian tubuh, cairan tubuh, dan bangkai hewan yang
terkontaminasi masuk dalam kategori limbah ini.
5.Obat-obatan
Pengelompokan ini mencakup semua vaksin dan obat yang tidak digunakan, kedaluwarsa,
dan / atau terkontaminasi, seperti antibiotik, injeksi, dan pil.
6.Bahan kimia
Termasuk desinfektan, pelarut yang digunakan untuk keperluan laboratorium, baterai, dan
logam berat dari peralatan medis seperti merkuri dari termometer yang rusak.
7.Limbah Genotoksik
Ini adalah bentuk limbah medis yang sangat berbahaya yang bersifat karsinogenik,
teratogenik, atau mutagenik. Ini dapat termasuk obat sitotoksik yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam pengobatan kanker.

2.Undang-Undang yang mengatur tentang Limbah Medis (B3)


1.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
A. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Setiap orang yang memasukkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau menimbun
B3 wajib melakukan pengelolaan B3.
2. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan
limbah B3 yang dihasilkannya.
3. Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan
limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain.
4. Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
5. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota wajib mencantumkanpersyaratan lingkungan
hidup yang harus dipenuhi dan kewajiban yangharus dipatuhi pengelola limbah B3
dalam izin.
2.PeraturanMenteriLingkunganHidupdanKehutananRepublik Indonesia nomor
p.56/menlhk-setjen/2015Tentang Tata Cara
danPersyaratanTeknisPengelolaanLimbahBahanBerbahayadanBeracundariFasilitasPelay
ananKesehatan
1.PengertianLimbahBerbahayadanBeracun
BahanBerbahayadanBeracun, yang selanjutnyadisingkat B3, adalahzat, energi,
dan/ataukomponen lain yang karenasifat, konsentrasidan/ataujumlahnya,
baiksecaralangsungmaupuntidaklangsung, dapatmencemarkandan/ataumerusaklingkunganhidup,
dan/ataumembahayakanlingkunganhidup, kesehatan,
sertakelangsunganhidupmanusiadanmakhlukhidup lain. LimbahBahanBerbahayadanBeracun,
yang selanjutnyadisebutLimbah B3, adalahsisasuatuusahadan/ataukegiatan yang mengandung
B3.

Limbah B3 dalamPeraturanMenteriinimeliputiLimbah:
1. Dengankarakteristikinfeksius
2. Benda tajam
3. Patologis
4. Bahankimiakedaluwarsa, tumpahan, atausisakemasan
5. Radioaktif
6. Farmasi
7. Sitotoksik
8. Peralatanmedis yang memilikikandunganlogamberattinggi
9. Tabung gas ataucontainerbertekanan
PengelolaanLimbah B3 yang timbuldarifasilitaspelayanankesehatanmeliputitahapan:
1. PengurangandanpemilahanLimbah B3
2. PenyimpananLimbah B3
3. PengangkutanLimbah B3
4. PengolahanLimbah B3
5. PenguburanLimbah B3
6. PenimbunanLimbah B3
PenguranganLimbah B3 dilakukandengancaraantara lain:
1. Menghindaripenggunaan material yang
mengandungBahanBerbahayadanBeracunjikaterdapatpilihan yang lain
2. Melakukantatakelola yang baikterhadapsetiapbahanatau material yang
berpotensimenimbulkangangguankesehatandan/ataupencemaranterhadaplingkungan
3. Melakukantatakelola yang
baikdalampengadaanbahankimiadanbahanfarmasiuntukmenghindariterjadinyapenumpuka
ndankedaluwarsa
4. Melakukanpencegahandanperawatanberkalaterhadapperalatansesuaijadwal.
1.Pengawasanterhadappenyimpananlimbahbahanberbahayadanberacun
PenyimpananLimbah B3 dilakukandengancaraantara lain:
1. MenyimpanLimbah B3 di fasilitasPenyimpananLimbah B3
2. MenyimpanLimbah B3 menggunakanwadahLimbah B3sesuaikelompokLimbah B3
3. Penggunaanwarnapadasetiapkemasandan/atauwadahLimbahsesuaikarakteristikLimbah
B3
4. Pemberiansymboldan label Limbah B3 padasetiapkemasandan/atauwadahLimbah B3
sesuaikarakteristikLimbah B3.
Warnakemasandan/atauwadahLimbah B3 berupawarna:
1. Merah, untukLimbahradioaktif
2. Kuning, untukLimbahinfeksiusdanLimbahpatologis
3. Ungu, untukLimbahsitotoksik
4. Cokelat, untukLimbahbahankimiakedaluwarsa, tumpahan, atausisakemasan,
danLimbahfarmasi.
2.Pengawasanterhadappengangkutanlimbahbahanberbahayadanberacun
PengangkutanLimbah B3 wajib:
1. MenggunakanalatangkutLimbah B3 yang telahmendapatkanIzinPengelolaanLimbah B3
untukkegiatanPengangkutanLimbah B3
2. MenggunakansymbolLimbah B3
3. DilengkapimanifestLimbah B3
3.Pengawasanterhadappengolahanlimbah B3
PengolahanLimbah B3 secaratermaldilakukanmenggunakanperalatan:
1. Autoklaftipealirgravitasidan/atautipevakum
2. Gelombangmikro
3. Iradiasifrekwensiradio
4. Insinerator

4.Pengawasanterhadappenguburanlimbah B3 patologisdilakukanantara lain dengancara:


1. MenguburkanLimbah B3 di fasilitaspenguburanLimbah B3 yang
memenuhipersyaratanlokasidanpersyaratanteknispenguburanLimbah B3
2. MengisikuburanLimbah B3 denganLimbah B3 paling tinggisetengahdarijumlah volume
total, danditutupdengankapurdenganketebalan paling rendah 50 cm (lima
puluhsentimeter) sebelumditutupdengantanah
3. Memberikansekattanahdenganketebalan paling rendah 10 cm (sepuluhsentimeter)
padasetiaplapisanLimbah B3 yang dikubur
4. MelakukanpencatatanLimbah B3 yang dikubur
5. Melakukanperawatan, pengamanan, danpengawasankuburanLimbah B3.
5.Pengawasanpenguburanlimbah B3 bendatajamdilakukanantara lain dengancara:
1. MenguburkanLimbah B3 di fasilitaspenguburanLimbah B3 yang
memenuhipersyaratanlokasidanpersyaratanteknispenguburanLimbah B3
2. MelakukanpencatatanLimbah B3 yang dikubur
3. Melakukanperawatan, pengamanan, danpengawasankuburanLimbah B3.
6.PengawasanterhadaplokasidanfasilitaspenguburanLimbah B3meliputi:
1. Bebasbanjir
2. Berjarak paling rendah 20 m (duapuluh meter) darisumurdan/atauperumahan
3. Kedalamankuburan paling rendah 1,8 m (satukomadelapan meter)
4. DiberikanpagarpengamandanpapanpenandakuburanLimbah B3.
7.Pengawasanterhadappenimbunanlimbah B3 hanyadapatdilakukan di fasilitas:
1. Penimbunansaniter
2. Penimbunanterkendali
3. PenimbusanakhirLimbah B3 yang memilikiIzinPengelolaanLimbah B3
untukkegiatanPenimbunanLimbah B3
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Dumping (Pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau
memasukkan Limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi
tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu.
2. Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3 untuk mengurangi
jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari Limbah B3 sebelum
dihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
3. Penghasil Limbah B3 adalah Setiap Orang yang karena usaha dan/atau kegiatannya
menghasilkan Limbah B3.
4. Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengumpulan
Limbah B3 sebelum dikirim ke tempat Pengolahan Limbah B3, Pemanfaatan Limbah
B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3.
5. Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengangkutan
Limbah B3.
6. Pemanfaat Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pemanfaatan
Limbah B3.
7. Pengolah Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengolahan
Limbah B3.
8. Penimbun Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Penimbunan
Limbah B3.
9. Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh
Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah B3 yang
dihasilkannya.
10. Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan Limbah B3 dari Penghasil
Limbah B3 sebelum diserahkan kepada Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3,
dan/atau Penimbun Limbah B3.
11. Pemanfaatan Limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali, daur ulang, dan/atau
perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah Limbah B3 menjadi produk yang
dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar
yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
12. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat
bahaya dan/atau sifat racun.
13. Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan menempatkan Limbah B3 pada fasilitas
penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
hidup.
Peraturan Pemerintah ini mengatur dan mengawasi mengenai:
1. Penetapan Limbah B3
2. Pengurangan Limbah B3
3. Penyimpanan Limbah B3
4. Pengumpulan Limbah B3
5. Pengangkutan Limbah B3
6. Pemanfaatan Limbah B3
7. Pengolahan Limbah B3
8. Penimbunan Limbah B3
9. Dumping (Pembuangan) Limbah B3
10. Pengecualian Limbah B3
11. Perpindahan lintas batas Limbah B3
12. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan
Hidup dan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup
13. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah B3
14. Pembinaan
15. Pengawasan
16. Pembiayaan
17. sanksi administratif

Karakteristik Limbah B3 sebagaimana meliputi:


1. Mudah meledak (
2. Mudah menyala
3. Reaktif
4. Infeksius
5. Korosif
6. Beracun

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracunpembahasan yang ada di dalam peraturan pemerintah tersebut
sama dengan PeraturanMenteriLingkunganHidupdanKehutananRepublik Indonesia nomor
p.56/menlhk-setjen/2015Tentang Tata Cara
danPersyaratanTeknisPengelolaanLimbahBahanBerbahayadanBeracundariFasilitasPelayananKes
ehatan

KasusataupermasalahannyasistempengelolaanlimbahmedisPuskesmasdiwilayahKabupatenBant
ul
PengelolaanlimbamedisdiBantultahun2005menggunakanincinerator,inceneratortersebutterletakp
adaempatlokasiyaitu:PuskesmasKretek,Srandakan,PiyungandanImogiriI.Dalamperkemba
ngannyahanyaduainceneratoryangberfungsisrandakandankretek.Inceneratormenimbulka
ndampaklingkungansekitarberupaabu,bau,suhu,kebisingan,danpencemaranudaraadapun
masalahlainnyaadalahpemberlakuanizinoperasionalinceneratorolehBadanPengelolaanLi
ngkunganHidup(BPLH)yangberatuntukdipenuhikarenaPuskesmastidakmempunyaisumb
erdayaoperasionalyangcukup.

PadadaerahbantuliniLimbahmedisdihasilkanbukanhanyaberasaldariPuskesmassaja,tetapiber
asaldariklinikswasta,BPumum,dokterpraktekswastayangberadadiwilayahkerjaPuskesmasmasi
ng-
masing.Kerjasamadenganpihakketigamenyangkuthakdankewajibandalambentukperjanjianten
tangjasapengelolaanlimbahB3.

DanpadadaerahiniPuskesmasjugasebagaipenanggungjawabwilayahharusmemastikanlimba
hmedisyangdihasilkanolehfasilitaskesehatandibawahnyasepertipuskemaspembantu,pond
okbersalindesa,bidandesasertafasilitaskesehatanswasta.DinasKesehatanmemegangperan
anpentingdalamhalperencanaanawaluntukmencarikanrumusanyangtepatmengatasimasal
ahlimbahmedisyangadadiPuskesmas.
Dalampelaksanaannyamanajemenpe-
ngelolaanlimbahmedisdiserahkankeKoperasiKesehatanmilikDinasKesehatanKabupaten
BantuluntukmelakukankerjasamadenganpihakketigadalamhaliniadalahCV.JogyaPrimaP
erkasa(transpoter)danPT.WastecInternasional(pemusnahan)denganpertimbanganlimbah
medisyangberadadiPuskesmasbukanhanyaberasaldarilingkupPuskesmassepertipolindes
danpustutetapijugaberasaldaripihakfasyankesswasta.
Ituceritanyakenapakitabisamenyalahipera-
turanbegini.KalaudenganPPnyaitu,PeraturanPemerintahmengenaihalinikebetulanharusbekerjas
amadenganpihakketiga.Kerjasamadenganpihakketigaitubisadenganpengolahataupuntrans-
porternyayangsudahberizin.KendalanyaadalahkitaitudiBantulinikanbanyakpuskesmasnyaitukeci
l,kemudianbanyakdiwilayahpuskesmasnyaitukarenadiapunyatugasmembinapasienyangadadiwil
a¬yahnya,klinik-
klinikkecil,dokterpraktik,makadiapunyakewajibantentangitu.nahdisatusisiperaturanPPtadimenja
dikantransporterataupengolahlimbahtadiuntukbekerjasamaitusyaratnyamahalbiayanya.”(R2)
PadadaerahiniPertimbanganbiayamenjadialasanPuskesmasdanfasilitaskesehatanswastabe
kejasamakarenapihaktransportermenerapkanstandarbiayaminimumdanstandarjumlahber
atlimbahmedisyangdiangkutdaritiapfaskessebanyakminimum10kgsedangkanbanyakPus
kesmaskecildanfaskesswastakecilyangjumlahlimbahmedistidakmencapaijumlahminimu
m10kg.DinasKesehatanbelummempunyaimekanismehukumyangjelasuntukmenerimajas
apembayarandariPuskesmasdanfaskesswastadibawahnya.
PetugascleaningservicePuskesmasinirata-
ratabelumpernahmendapatkanpelatihankhususmengenailimbahmedis.
Sanitariansudahmelaksanakantugasdanfungsinyawalaubelumdilengkapidengandoku
menlengkap.Sanitarianmempunyaibebantugasganda,sehinggasulitmemantaukinerjacl
eaningservicesetiapharinya.Sanitarianbertanggungjawabmenjagakebersihandanmeng
endalikanpembuanganlimbahbahanberbahayadanlimbahrumahtangga.BeberapaPuske
smasbelummenyusunsuratkeputusanuraiantugasini.
Saranaprasaranalimbahmedismeliputitempatsampahlimbahmedisdannonmedis,kantongp
lastikuntukpenyimpananlimbah,tempatpenampungansementara,sapu,danIPAL(instalasi
pembuanganairlimbah).Peralatanuntukpemilahan,pengumpulan,pengangkutandanpemus
nahanyangdig-
nakanadalahtempatsampahberkode,wadahplastikberwarna,safetybox,wheelbin,danTPS.
Pemilahanlimbahmedisdipuskesmasdidaerahbantulhanyadikategorikanmenjadiduaje
nis:limbahmedispadatdanlimbahmedistajam.
TempatsampahmedisPuskesmasBdilapisiplastikwarnakuning,kuatdantidakmudahboc
orsedangkanPuskesmasA,C,DdanEhanyamelapisidengankantongplastikbiasadengan
warnalaindenganalasanpersediaanplastikkhususwadahlimbahhabis.Tempatsampahme
disberwarnakuningtidakdilapisiplastiksehinggaketikadiangkutketempatpenampungan
sementara,cleaningservicemenyalinsecaramanualkekantongplastiksehinggaditempats
ampahmedismasihtertinggalsisacairanataudarah.Inikarenakurangadasupervisikebersi
handantidakadainisiatifpetugasmedismelaporpadapetugascleaningservice.

PadadaerahbantaliniPengangkutanlimbahmedismelaluiduatahap:pengangkutanintern
aldanpengangkutaneksternal.Prosespengangkutaninternaldilakukanolehcleaningservi
cesetiaphariuntukdibawakepenampungansementara.Kegiatanitudilakukansecaramanu
altanpamenggunakanalatdenganalasanjumlahlimbahyangdiangkuttidakbesar.Limbah
medisdisimpandiwheelbindengankapasitas30liter,dimanatiapPuskesmasmempunyaiwada
hwheelbinsekitarduasampaitigabuah.
Pengangkutaneksternaldilakukantransporterswastamenggunakanmobilboxsetiapsatubula
nsekali.LimbahmedisdiambillangsungdaritempatpenyimpanansementaraPuskesmas.Seb
elumlimbahdimasukkankedalammobilbox,limbahmedisditimbangdandicatatolehpihakk
operasikesehatansebanyakduarangkap.Limbahmedisyangberadadalamwheelbinakandi¬
masukkanlangsungkedalammobilkemudiandilakukantukarwheelbinkosongdaritransport
er.Tetapiterkadangkarenakapasitasmobiltelahpenuhmakakantongplastikdimasukkanden
gancaradidisisipkandimobilbox.Pengangkutanlimbahdilakukantransporterswastamengg
unakanmobilboxukurankecildenganmemudahkanmobilpengangkutuntukmasukkeareaPu
skesmas.Padahalmelihatvolumelimbahmedisyangdihasilkansemakinmeningkatseharusn
yapihaktransporterperlumenambahkapasitaslebihbesar.
BelumsemuaPuskesmasdiKabupatenBantulmemilikitempatpenampungansementaralimb
ahmedis.Tempatpenampungansementaralimbahmedisinibelummemilikipengatursuhurua
ngandimanadalamaturansanitasiRumahSakitdisebutkanpenyimpananlimbahmedismaksi
mal2x24jamkarenasifatinfeksiussedangkanlimbahmedisyangsifatnyakimiamencapaima
ksimal90harisebelumdimusnahkan.Padahaljadwalpengangkutanlimbaholehpihaktranspo
rterdilakukansekalidalamsebulan.
Pengelolaanlimbahmedismenggunakanmodelbarudenganmelibatkankoperasikesehatans
ebagaiuseruntukmenyewajasaangkutpihaktransporterswasta.Mekanismeinidigunakankar
enaPuskesmastidakmemilikiincenerator.
Pemilahanlimbahmedismenggunakankodepelabelandanwarnayangdibedakanmenjadi
duajenis:limbahinfeksiusdanlimbahbendatajam.HaliniberbedadenganperaturanMente
riLingkunganHidupdanKehutananyangmengelompokkanlimbahmedismenjadi9jenis.
WalaupunbelumsemuaPuskesmasmemilikijenislimbahlengkapberdasarkankriteria,tet
apisetiappuskesmasharusmengidentifikasijenislimbahmedisyangdihasilkandarikegiat
anpelayananmedis.
Frekuensipengangkutaneksternalyangdilakukansebulansekaliolehpihaktransporterswasta
masihmenjadimasalahtersendiri.PeraturanMenteriLingkunganHidupdanKehutanannomor
56Tahun2015tentangtatacaradanpersyaratanteknispenge-
lolaanlimbahB3darifasilitaspelayanankesehatandisebutkanlimbahinfeksius,bendatajamda
nlimbahpatologistidakbolehdisimpanlebihdari2hariuntukmenghindaripertumbuhanbakter
i,outrekasidanbau.Apabiladisimpanlebihdariduaharilimbahharusdilakukandesinfeksikimi
awiataudisimpandalamrefrigatorsuhu0oCataulebihrendah.Namun,belumsemuaPuskesma
smemilikiTPS.Puskesmasbelummemenuhipersyaratanuntukmenyimpanlimbahmedislebi
hdariduaharikarenatidakdilengkapipengatursuhuuntukpenyimpananlimbahinfeksius.
Pengangkutanlimbahdilakukansebulansekalikarenaterkendalapadamasalahbiaya.Pengang
kutanlimbahsetiapharitidakmenutupibiayaoperasional.Sementara,ketikamemberlakukans
istempengang-kutanduaharisekalimakabiayaangkutyangdikeluarkanmenjadibesar.

Rekomendasi
PerluadapeningkatandalambeberapaaspekterutamapembuatanTPSbagiPuskesmas
yangbelummemiliki,sementaraPuskesmasyangsudahmemilikiTPSperlumeningkatkanses
uaisyaratyangditentukan.PengelolaanlimbahmedisPuskesmassudahmengikutiperaturan.P
uskesmastelahmelakukanpengelolaanlimbahmedisyangdimulaidaripemilahan,pengumpu
lan,pengemasan,pe-nyimpanandanpengangkutan.

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PUSKESMAS DI


KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 27 TAHUN 2017

Dalam peraturan menteri kesehatan nomor 27 tahun 2017 mengenai pedoman


pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan disebutkan bahwa setiap
Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan PPI. PPI Adalah Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi yang merupakan upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya
infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan.
Hal tersebut untuk mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional
khususnya upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
diperlukan penanganan secara komprehensif melalui suatu pedoman.

Kasus dan permasalahan pengelolaan limbah medis puskesmas di Kecamatan Babulu


Kabupaten Penajam Paser Utara :
1. Peran petugas belum dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya karena minimnya
SDM sanitarian yang berada disetiap Puskesmas sehingga masih terdapat adanya limbah
yang belum tertangani secara serius dan pengelolaan limbah medis padat di puskesmas
masih belum bisa disebut sempurna dikarenakan belum lengkapnya sarana dan prasarana
yang ada. Hal tersebut menunjukkan belum adanya perhatian khusus terhadap
pengelolaan limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas.
2. Penyimpanan limbah medisnya masih banyak belum sesuai dalam pengelolaannya,
3. Pengelolaan limbah medis di puskesmas Gunung Intan sangat sederhana dan dilakukan
secara mandiri tidak menggunakan pihak ke dua dalam pemusnahan limbah medisnya
4. Selama bekerja sebagai petugas pengelola limbah medis padat puskesmas, para petugas
jarang memeriksakan kesehatan- nya baik pemeriksaan awal maupun pemeriksaan secara
berkala.
5. Dalam proses pemilahan sampah tidak ada perbedaan warna kantong plastik yang
digunakan kedua bak sampah menggunakan kantong plastik berwarna merah. Terdapat
label pada bak sampah yang bertuliskan “sampah medis” dan “sampah non medis”,
namun tidak terdapat simbol atau lambang limbah pada bak sampah tersebut. Limbah
medis padat tersebut tidak ada yang dimanfaatkan kembali ataupun didaur ulang.
6. Tidak ada alat angkut khusus yang digunakan petugas kebersihan untuk mengangkut
limbah medis dari tiap ruangan ke tempat pengumpulan limbah medis.
7. Tidak ada pelabelan maupun pemberian simbol/ lambang pada kemasan limbah medis
yang akan dikirim. Hal ini menjadi penting dalam pelabelan agar petugas dapat
mengetahui secara visual terkait pengkodean limbah medis yang berbahaya.
8. Tidak ada kendaraan khusus yang digunakan untuk mengangkut limbah medis dari
Puskesmas Babulu ke RSUD Penajam Paser Utara. Petugas menggunakan mobil
ambulance untuk mengangkut limbah medis tersebut.
9. Tidak ada pelatihan khusus yang diterima oleh petugas kebersihan baik dari pihak
puskesmas, maupun dinas kesehatan setempat.
10. petugas tidak melakukan desinfeksi dan pembersihan tempat sampah setelah tempat
sampah dikosongkan.
11. Petugas hanya menggunakan sarung tangan dan topi dalam pengelolaan limbah medis.
Pihak puskesmas sendiri hanya menyiapkan APD berupa sarung tangan dan masker
untuk petugas kesehatan.
12. Hanya terdapat 2 unit puskesmas yang memiliki SOP penanganan limbah medis, yaitu
Puskesmas Babulu dan Puskesmas Gunung Intan. Beberapa hal yang ada dalam SOP
tersebut tidak lagi sesuai dengan pelaksanaannya.
13. Penanganan sampah medis di Puskesmas Gunung Intan masih belum sesuai dengan
Kepmenkes No.1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Petugas kebersihan mengangkut sampah medis setiap 3 hari sekali dari tiap
ruangan.
14. Petugas kesehatan lingkungan menghubungi petugas perusahaan pengelola sampah setiap
3 bulan sekali. Berarti limbah medis padat disimpan selama 3 bulan.
Rekomendasi
1. Seharusnya dalam setiap puskesmas memiliki setidaknya 1 atau 2 orang tenaga sanitarian
dan melakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang tenaga sanitarian untuk terciptanya
sanitasi yang baik di puskesmas tersebut yang diatur dalam permenkes RI Nomor 32
tahun 2013 tentang Penyelenggaraan pekerjaaan tenaga sanitarian.
2. Seharusnya penyimpanan limbah medis di puskesmas sedah tertata dan terlaksana dengan
baik yang diatur dalam PP 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
3. Seharusnya Puskesmas Gunung Intan melakukan pengolahan limbah medis sesuai
dengan peraturan yang berlaku agar tidak berdampak berbahaya pada lingkungan sekitar
puskesmas PERMEN-LHK No 56 Tahun 2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
4. Seharusnya petugas pengelola limbah medis melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala agar kesehatannya selalu terjaga
5. Sebaiknya dalam proses pemilahan sampah ada perbedaan warna kantong plastik antara
sampah medis dan sampah non medis agar tidak terjadi kekeliruan pada saat petugas
pengelola sampah melakukan pekerjaanny.
6. Seharusnya disetiap puskesmas menyediakan alat angkut sampah khusus agar sampah
tersebut tidak mencemari setiap lorong puskesmas yang dilalui.
7. Seharusnya petugas memberi label pada setiap sampah agar petugas dapat mengetahui
secara visual terkait pengkodean limbah medis.
8. Sebaiknya disetiap puskesmas memiliki kendaraan khusus untuk mengangkut limbah
mdis dari puskesmas tersebut ke rumah sakit yang telah melakukan MOU dengan
puskesmas tersebut.
9. Sebaiknya puskesmas dan dinas kesehatan setempat memberikan pelatihan khusus
kepada petugas pengelolaan limbah medis.

10. Sebaiknya setelah mengosongkan tempat sampah petugas pengelolaa sampah melakukan
desinfeksi terhadap tong sampah yang dibersihkan agar kuman – kuman yang ada dapat
hilang.
11. Sebaiknya pihak puskesmas menyediakan APD bagi petugas pengelola limbah medis
dengan lengkap seperti pelindung kepala, pelindung mata, pelindung hidung dan mulut,
pelindung badan, pelindung tangan, pelindung kaki.
12. Seharusnya puskesmas babulu dan puskesmas gunung intan yang telah memiliki SOP
penanganan limbah medis melakukan penanganan limbah ,edis sesuai dengan SOP yang
tertera.
13. Sebaiknya pengangkutan sampah dilakukan setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3
bagian telah terisi limbah agar tidak terjadi penumpukan.
14. Petugas kesehatan lingkungan sebaiknya menghubungi petugas perusahaan pengelola
sampah setiap saat, karena penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis
yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHYA DAN BERACUN (B3)


DI PUSKESMAS TOBELO KOTA TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Proses Pemilahan, Penyimpanan dan Penguburan di Puskesmas Tobelo


1. Petugas pengangkut limbah Bahan, Berbahaya dan Beracun (B3) dan non B3 bahwa sisa-sisa
kegiatan medis seperti kapas, dicampurkan dengan sampah umum, limbah jarum suntik,
obat-obatan dikubur, dibuang kedalam sumur, dan dibakar.
2. Puskesmas yang ada di Kabupaten Halmahera Utara Kota Tobelo tidak memiliki fasilitas
pemusnahan limbah Bahan, Berbahaya dan Beracun (B3) berupa incinerator dan limbah B3
hanya dikubur, dibuang kedalam sumur gali yang disediakan untuk pembuangan limbah B3.
3. di Puskesmas Tobelo, untuk proses pengelolaan limbah sudah dilakukan, proses
pengelolaannya limbah padat dan limbah cair infeksius di pisahkan, limbah padat infeksius
dan limbah padat non infeksius dipisahkan, limbah cair infeksius dan non infeksius masuk
kedalam septik tank.
4. di Puskesmas Tobelo limbah yang dihasilkan di puskesmas adalah limbah jarum suntik,
kapas-kapas bekas tindakan medis, perban-perban, obat-obatan kadaluarsa, limbah cair dari
ruangan KIA darah, dari poli gigi, air bekas cuci tangan, botol-botol bekas, kertas-kertas dari
ruangan TU dan Loket.
5. limbah B3 dari pihak Puskesmas Tobelo tidak diserahkan kepada Badan Lingkungan Hidup.
Badan Lingkungan Hidup hanya mengawasi pengelolaan limbah yang ada di Puskesmas
Tobelo.
6. di Puskesmas Tobelo yang menjadi penanggung jawab dalam mengelola limbah tersebut
adalah petugas kesehatan lingkungan, tetapi belum pernah mengikuti pelatihan.
7. di Puskesmas Tobelo, limbah yang dihasilkan bisa 1gram atau 2 liter/hari, tetapi tergantung
juga dari banyaknya pasien setiap hari dan juga dari turun posyandu.
8. di Puskesmas Tobelo dalam proses pengurangan limbah belum dilaksanakan tetapi untuk
proses pemilahan limbah telah dilaksanakan, untuk proses pemilahannya sudah ada wadah
khusus limbah infeksius dan non infeksius dalam ruangan-ruangan tindakan yang
menghasilkan limbah dan safety box untuk limbah jarum suntik, tetapi masih terdapat limbah
jarum suntik dan bekas kapas ditempatkan di dalam dos bekas aqua.
9. di Puskesmas Tobelo limbah semua limbah benda tajam yang terkontaminasi dikumpul
bersama.
10. di Puskesmas Tobelo wadah limbah infeksius diberikan keterangan yang jelas begitu juga
dengan limbah non infekius tetapi tidak terdapat lebel warna merah untuk infeksius dan
hitam untuk non infekius.
11. untuk pemilahan limbah, limbah farmasi yang kadaluarsa tidak disimpan/di campurkan
bersama dengan limbah infekius, tetapi pada tahap pengeburan limbah infeksius dan obat-
obatan kadaluarsa disatukan dengan limbah jarum suntik.
12. di Puskesmas Tobelo sudah ada program wadah terpisah dan wadah limbah diletakan
disetiap-tiap ruangan
13. di Puskesmas Tobelo, untuk waktu penyimpanan limbah tidak tertentu kadang kalau 1 bulan
sudah penuh limbahnya langsung di kubur.
14. di Puskesmas Tobelo lokasi kubur sangat tidak mengikuti peraturan PermenLHK karena
lokasi kuburan berada di depan puskesmas, tidak ada pengaman atau tanda dan pagar bahwa
disini ditanam limbah infeksius, dapat dijangkau oleh anak-anak dan semua orang, tidak
dilakukan tahapan dalam penguburan limbah, limbahnya langsung dikubur, dan tidak
dilakukan pemantauan secara khusus dilokasi kubur, setelah dikubur limbahnya dibiarkan
saja tidak dilakukan pemantauan khusus alas an mereka karena hampir setiap hari melewati
lokai penguburan limbah. yang dilakukan di Puskesmas tobelo belum dijalankan
sebagaimana mestinya dalam PermenLhk No 56 Tahun 2015.

Rekomendasi
1. Pentingnya pengelolaan limbah bahan, berbahaya dan beracun di puskesmas, harus dikelola
sesuai standar prosedur yang ditetapkan dalam PermenLHK no 56 tahun 2015.
2. Dalam Permen LHK No 56 Tahun 2015 Setiap orang yang melaksanakan tugas Pengelolaan
Limbah B3 dalam Peraturan Menteri ini harus pernah mengikuti pelatihan Pengelolaan
Limbah B3 dan memiliki pengalaman dalam Pengelolaan Limbah B3.
3. Beberapa persyaratan penguburan limbah B3 yang harus dipenuhi meliputi Lokasi kuburan
Limbah hanya dapat diakses oleh petugas. Lokasi kuburan Limbah harus berada di daerah
hilir sumur atau badan air lainnya. Lapisan bawah kuburan Limbah harus dilapisi dengan
lapisan tanah penghalang berupa tanah liat yang dipadatkan dengan ketebalan paling rendah
20 cm (dua puluh centimeter), untuk penguburan Limbah patologis. Limbah yang dapat
dilakukan penguburan hanya Limbah medis berupa jaringan tubuh manusia, bangkai hewan
uji, dan/atau Limbah benda tajam (jarum, siringe, dan vial). Tiap lapisan Limbah harus ditutup
dengan lapisan tanah untuk menghindari bau serta organisma vektor penyakit lainnya.
Kuburan Limbah harus dilengkapi dengan pagar pengaman dan diberikan tanda peringatan.
Lokasi kuburan Limbah harus dilakukan pemantauan secara rutin.
4. Dalam PermenLHK No 56 Tahun 2015 mengatakan batas maksimal penyimpanan limbah b3
jika tidak memiliki fasilitas penyimpanan hanya 2(dua) hari sejak limbah itu dihasilkan. Pada
kondisi tersebut dari pihak Puskesmas harus menyerahkan limbah b3 medis tersebut kepada
pihak lain yang memiliki izin pengelolaan limbah b3 medis. Penguburan Limbah B3
dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 terhadap Limbah B3 yang dihasilkannya. Penguburan
Limbah B3 hanya dapat dilakukan untuk Limbah B3: patologis; dan/atau benda tajam.
5. Penguburan Limbah B3 patologis dilakukan antara lain dengan cara:
a. Menguburkan Limbah B3 di fasilitas penguburan Limbah B3 memenuhi persyaratan lokasi
dan persyaratan teknis penguburan Limbah B3;
b. Mengisi kuburan Limbah B3 dengan Limbah B3 paling tinggi setengah dari jumlah volume
total, dan ditutup dengan kapur dengan ketebalan paling rendah 50 cm (lima puluh
sentimeter) sebelum ditutup dengan tanah
c. Memberikan sekat tanah dengan ketebalan paling rendah 10 cm (sentimeter) pada setiap
lapisan Limbah B3 yang dikubur;
d. Melakukan pencatatan Limbah B3 yang dikubur;
6. Melakukan perawatan, pengamanan, dan pengawasan kuburan Limbah B3. Penguburan
Limbah B3 benda tajam sebagaimana dilakukan dengan cara:
a. Menguburkan Limbah B3 di fasilitas penguburan Limbah B3 yang memenuhi persyaratan
lokasi dan persyaratan teknis penguburan Limbah B3;
b. Melakukan pencatatan Limbah B3 yang dikubur; dan
c. Melakukan perawatan, pengamanan, dan pengawasan kuburan Limbah B3.

Anda mungkin juga menyukai