Anda di halaman 1dari 5

Berdasarkan kedalamannya wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu:

1. Zona Litoral

Zona Litoral adalah Wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang
kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral
biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai. Zona ini berbatasan dengan daratan dan banyak
dihuni kelompok hewan, seperti bintang laut, bulu babi, udang, kepiting, dan cacing laut.

2. Zona Neritik

Zona Neritik adalah Daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter.
Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan
Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru. Zona ini dapat ditembus cahaya
matahari dan banyak dihuni ganggang laut dan ikan.

3. Zona Batial

Zona Batial adalah Wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter,
karena sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini maka tumbuhan mulai berkurang
namun binatang masih banyak terdapat di wilayah laut ini. Di zona ini tidak ada produsen, melainkan
dihuni oleh nekton (organisme yang aktif berenang), misalnya ikan.

4. Zona Abisal

Zona Abisal adalah Wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter.
Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter). Zona ini
dihuni oleh hewan predator, detritivor (pemakan sisa organisme), dan pengurai.

Gambar : Zona laut berdasarkan kedalaman

Sumber : http://www.alamikan.com/2012/11/zona-laut-berdasarkan-kedalamannya.html

Sumber :

Setiawan, 2015 . Alam Ikan 1. Diambil di [Online] http://www.alamikan.com/2012/11/zona-laut-


berdasarkan-kedalamannya.html . Diakses pada 2 Maret 2017
Perbedaan pola aliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh
perbedaan kemiringan, topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Beberapa pola aliran sungai
yang sering dijumpai adalah

1.Dendritik

Dendritik, Berbentuk seperti cabang batang pohon. Berada di daerah datar dengan struktur batuan
homogen.

2.Radial Sentrifugal

Radial Sentrifugal, Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunung api

3.Rectangular

Rectangular, Pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur
geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh
saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.

4.Trellis

Trelllis, Aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar dengan sungai induknya, biasanya berada
di wilayah patahan.

5.Radial Sentripetal

Sentripetal, Aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya mengalir ke satu
tempat yang berupa cekungan (depresi).

6.Annular

Annular, Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial
dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu.

7.Pararel

Pararel, Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang
curam/terjal.

8. Pinnate

Pinnate, Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip
dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
Gambar : Pola Aliran Sungai

Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com/tag/bentuk-sungai/

Sumber : Djoko Legono. 1987. Morfologi Sungai. Yogyakarta : PAU Ilmu Teknik UGM

Gambar : Pola Dentritik ( Kabupaten Pasuruan)


Gambar : Pola Rectangular (Kota Pasuruan)

Gambar : Pola Pinnate (Malang Selatan)


Gambar : Pola Trelis (Kota Surabaya)

Gambar : Pola Annnular ( Danurejo Kab.Malang)

Anda mungkin juga menyukai