Afrika
Asia
Eropa
Amerika
Oseania
Kotak ini:
lihat bicara sunting
Umat Islam Indonesia tengah membaca Al Quran
setelah menunaikan salat di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Indonesia memiliki jumlah umat Islam terbesar di
dunia
Masa kolonial …
Demografi
Sebagian besar ummat Islam di
Indonesia berada di wilayah Indonesia
bagian Barat, seperti di pulau Sumatra,
Jawa, Madura dan Kalimantan.
Sedangkan untuk wilayah Timur,
penduduk Muslim banyak yang menetap
di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara
Barat, dan Maluku Utara dan enklave
tertentu di Indonesia Timur seperti
Kabupaten Alor, Fakfak, Haruku, Banda,
Tual dan lain-lain.
Arsitektur
Islam sangat banyak berpengaruh
terhadap arsitektur bangunan di
Indonesia. Rumah Betawi salah satunya,
adalah bentuk arsitektur bangunan yang
banyak dipengaruhi oleh corak Islam.
Pada salah satu forum tanya jawab di
situs Era Muslim[12], disebutkan bahwa
Rumah Betawi yang memiliki teras lebar,
dan ada bale-bale untuk tempat
berkumpul, adalah salah satu ciri
arsitektur peradaban Islam di Indonesia.
Masjid …
Pendidikan
Pesantren adalah salah satu sistem
pendidikan Islam yang ada di Indonesia
dengan ciri yang khas dan unik, juga
dianggap sebagai sistem pendidikan
paling tua di Indonesia.[15] Di Indonesia,
Kementerian Agama merupakan
pemangku tanggung jawab pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan
menyiapkan rencana strategis yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Agama Nomor 39 tahun 2015. Hal-hal
yang ada di sana kemudian dituangkan
dalam rumusan tugas dan fungsi
Direktorat Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren Kemenag sesuai
Peraturan Menteri Agama Nomor 42
tahun 2016. Lingkup layanan Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pesantren meliputi jalur pendidikan
formal, yang mencakup pendidikan
diniyah formal, satuan pendidikan
muadalah, dan ma'had 'ali. Pendidikan
diniyah non formal mencakup madrasah
diniyah takmiliyah, pendidikan al-Quran,
dan program pendidikan kesetaraan
serta pondok pesantren sebagai
penyelenggara maupun satuan
pendidikan.[16] Selain itu, dalam
pendidikan Islam di Indonesia juga
dikenal adanya Madrasah Ibtidaiyah
(dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan),
dan Madrasah Aliyah (menengah). Untuk
tingkat universitas Islam di Indonesia
juga kian maju seiring dengan
perkembangan zaman, hal ini dapat
dilihat dari terus beragamnya universitas
Islam. Hampir disetiap provinsi di
Indonesia dapat dijumpai Institut Agama
Islam Negeri serta beberapa universitas
Islam lainnya seperti Universitas Islam
Negeri (UIN) dengan nama yang berbeda-
beda berdasarkan nama tokoh penyiaran
Islam masa lampau semisal di Makassar
dengan nama Universitas Islam Negeri
Sultan Alauddin disingkat (UINAM).
Berdasar pada data dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam pada awal
2018, dari 326.327 lembaga pendidikan
Islam yang dinaungi, 76,1% atau 248.290
lembaga merupakan pendidikan diniyah
dan pondok pesantren. Terbagi lagi
menjadi 28.194 pondok pesantren,
84.966 madrasah diniyah takmiliyah,
serta pendidikan al-Quran sebanyak
135.130. Selebihnya 23,9% lembaga
pendidikan Islam lainnya terbagi jadi
raudhatul athfal (27.999), madrasah
ibtidaiyah (24.560), madrasah
tsanawiyah (16.934), madrasah aliyah
(7.843) dan perguruan tinggi agama
(756). Itu belumlah mencakup sejumlah
lembaga pendidikan yang berupa
program pendidikan kesetaraan pada
pondok pesantren (1.508), pendidikan
diniyah formal (59), pendidikan
muadalah (80), dan ma'had 'aliy (29).[16]
Politik
Dengan mayoritas berpenduduk Muslim,
politik di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh dan peranan umat Islam.
Kebangunan akan kesedaran berpolitik
ini diawali kalangan kaum haji yang
membawa kabar-kabar akan serangan
Prancis terhadap Maroko, umat Islam
Libya diserang, dan gerakan nasionalis
Mesir melawan imperialis Inggris. Ini
juga membentuk perasaan setia kawan
sesama kaum Muslimin, dan
membangkitkan ketidaksukan terhadap
kolonialisme dan imperialisme Eropa.[17]
Walau demikian, Indonesia bukanlah
negara yang berasaskan Islam, tetapi
ada beberapa daerah yang diberikan
keistimewaan untuk menerapkan syariat
Islam, seperti Aceh.
Seiring dengan reformasi 1998, di
Indonesia jumlah partai politik Islam kian
bertambah. Pada Pemilu 1999, 17 partai
Islam—yaitu 12 partai Islam dan 5 partai
lain berazaskan Islam dan Pancasila—
ikut berlaga dalam pemilihan tersebut.
Kesiapan mereka dalam hal administrasi
—terkecuali PPP yang memang sudah
tua—mengagumkan mengingat mereka
dapat mengikuti segala syarat pemilu
yang cukup ketat, serupa bahwa setiap
partai harus punya cabang sekurangnya
di 14 provinsi. Namun demikian, seluruh
partai Islam itu kalah jauh dari PDI yang
meraup sekitar 34% suara.[18] Dalam
Pemilu tersebut, PPP meraih 11.329.905
suara (10,7 persen) dan bercokol pada
peringkat ketiga,[19] karena itu Partai
Persatuan Pembangunan meraih 5 besar.
Partai Bulan Bintang mampu membentuk
fraksi sendiri walau cuma 13 anggota,
dan Partai Keadilan hanya memperoleh 7
kursi DPR saja.[18] Bila sebelumnya hanya
ada satu partai politik Islam, yakni Partai
Persatuan Pembangunan-akibat adanya
kebijakan pemerintah yang membatasi
jumlah partai politik, pada pemilu 2004
terdapat enam partai politik yang
berasaskan Islam, yaitu Partai Persatuan
Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera,
Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat
Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan
Partai Bulan Bintang.
Catatan kaki
1. ^ Arnold 1985, hlm. 317.
2. ^ Saifullah 2010, hlm. 15.
3. ^ Amrullah 2017, hlm. 3-4.
4. ^ a b c Arnold 1985, hlm. 318 – 319.
5. ^ H Zainal Abidin Ahmad. Ilmu politik
Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya
sampai sekarang; Bulan Bintang,
1979.
6. ^ Amrullah 2017, hlm. 3.
7. ^ Amrullah 2017, hlm. 136.
8. ^ Amrullah 2017, hlm. 137.
9. ^ Saifullah 2010, hlm. 11.
10. ^ Saifullah 2010, hlm. 10.
11. ^ Ricklefs 1991, hlm. 353-356.
12. ^ Pengaruh Arsistektur Peradaban
Islam di Indonesia, situs Era Muslim
13. ^ Gerakan Memakmurkam Masjid,
Institut Manajemen Masjid
14. ^ Tejomukti 2018, hlm. 12.
15. ^ Nurun Maksuni, Pesantren dalam
wajah Islam Indonesia,
nusyria.net:2007
16. ^ a b c Tempo 7 Mei 2018, Cetak Biru
17. ^ Anwar 2011, hlm. 19.
18. ^ a b Usman 2001, hlm. 67.
19. ^ Abdulsalam, Husein (25 Juni 2018).
"Pemilu 1999: Parpol Islam dan
Nasionalis Berlaga tanpa Komunis" .
Tirto.id. Diakses tanggal 28 Juli
2018.
Daftar pustaka
Amrullah, Abdul Malik Karim (2017). Dari
Perbendaharaan Lama: Menyingkap Sejarah
Islam di Indonesia. Jakarta: Gema Insani
Press. ISBN 978-602-250-419-1.
Anwar, Rosihan (2011) [1971]. Jatuh
Bangun Pergerakan Islam di Indonesia.
Jakarta: Fadli Zon Library. ISBN 978-602-
99458-2-9.
Arnold, Thomas W. (1985) [1979]. Sejarah
Da'wah Islam. Jakarta: Widjaya.
"Cetak Biru Generasi Emas Pendidikan
Islam Khas Indonesia". Tempo. 7 Mei 2018.
hlm. 58–59. ISSN 0126-4273 .
Ricklefs, Merle Calvin (1991). A History of
Modern Indonesia 1200-2004. London:
MacMillan.
Saifullah (2010). Sejarah & Kebudayaan
Islam di Asia Tenggara. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. ISBN 978-602-8764-68-1.
Tejomukti, Ratna Ajeng (5 Juli 2018).
Handasah, Wachidah, ed. "DMI Apresiasi
Bantuan Saudi". Republika.
Usman, Syafaruddin (2001). Keterlibatan
Umat Islam dalam Sejarah Politik RI.
Pontianak: Yayasan Insyaf.
Pranala luar
(Inggris) Islam di Indonesia , dari
seasite.niu.edu.
(Inggris) Islam in Indonesia , dari BBC
News.
(Inggris) Munjid, Achmad. "Is
Indonesian Islam tolerant? " (Archive )
(Opinion) The Jakarta Post. Friday
September 14, 2012.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Islam_di_Indonesia&oldid=16350122"