Anda di halaman 1dari 2

Ketahanan Pangan dan Pengendalian Penyakit

Proklim merupakan salah satu gerakan yang diprakarsai oleh kementrian lingkungan
hidup dan kehutanan Republik Indonesia. Proklim didirikan untuk meningkatkan pemahaman
mengenai perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan, dan mendorong pelaksanaan aksi
nyata yang dapat memperkuat ketahanan masyarakat. Di RW X sendiri, diririkan Purwokeling
yang bermakna Purwoyoso kepedulian lingkungan perum Bhakti Persada Indah (BPI)
merupakan sebagai bagian dari Proklim. Agar misinya dapat berjalan, organisasi ini
membentuk beberapa bidang agar tujuannya tercapai dengan tepat. Beberapa bidang yang
dibentuk memiliki tugas atau fungsi masing-masing. Salah satunya dalah bidang ketahanan
pangan dan pengendalian penyakit.

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pasokan pangan dalam suatu


wilayah. Indonesia adalah salah satu wilayah beriklim tropis yang dilewati oleh garis
khatulistiwa. Dengan keistimewaan itulah, tanah Indonesia tumbuh subur dan cocok untuk
ditanami berbagai hasil pertanian. Untuk menjalankan tugasnya, bidang ini mengajak seluruh
anggota keluarga untuk bekerjasama karena sasaran utama bidang ketahanan pangan adalah
rumah tangga atau keluarga. Hal ini juga mengacu dalam Undang-Undang nomor 18 tahun
2012 tentang pangan. Di sana disebutkan bahwa ketahanan pangan nasional dimulai dari
ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Keluarga merupakan tempat di mana penanaman nilai
dan norma pertama kali diajarkan oleh orang tua kepada anak mereka. Melalui keluarga,
purwokeling mengajak seluruh keluarga di RW X untuk banyak melakukan reboisasi,
menghidupkan tanah-tanah yang mati, menanam dengan media hidroponik dan masih banyak
kegiatan lain.

Bidang ini gencar mensosialisasi kepada warga untuk memanfaatkan lahan pekarangan
rumah mereka untuk menanam sayur mayur seperti terong, kacang bahkan tanaman obat. Bagi
yang tidak memiliki lahan pekarangan yang cukup, mereka menanam menggunakan media
hidroponik. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa
menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Selai sebagai media menanam, air dari hidroponik juga dapat dimanfaatkan sebagai media
untuk memelihara ikan seperti ikan mujair, nila dan lain-lain. Beberapa warga mengaku senang
menanam menggunakan hidroponik. Salah satunya dalah ibu Muryati Anggoro, ia mengaku
bahwa kini impiannya untuk menanam sayur mayur sendiri kini telah terwujud. Banyak
manfaat yang dapatkan setelah menggunakan hidroponik seperti rumahnya terlihat sejuk, ia
bisa menghemat uang untuk berbelanja, dan bisa menghabiskan waktu bersama cucu untuk
melihat ikan-ikan kecil.

Media hidroponik sendiri ada yang dimiliki perseorangan dan ada pula yang menjadi
milik warga. Salah satu yang menjadi milik warga berada di balai RW purwoyoso. Setiap pagi
setelah berolahraga banyak warga bersama anak atau cucu mereka yang berkunjung ke balai
RW melihat perkembangan sayuran di sana. Hal tersebut dilakukan untuk mendidik anak agar
mencintai dan peduli lingkungan peduli terhadap lingkungan sekitar. Setelah melihat
perkembangan tanaman hidroponik, banyak warga yang sadar akan pentingnya memanam.
Setelah tanaman tumbuh besar, mereka dapat memanen hasil terong, cabai, seledri serta dapat
memanen ikan yang sudah besar. Hasil dari semua itu, ada yang dimasak untuk dinikmati
warga saat rapat RW serta ada pula yang dijual dan hasilnya untuk biaya perawatan hidroponik.

Tidak hanya fokus pada ketahanan pangan. Purwokeling juga gancar dalam gerakan-
geraka pengendalian penyakit yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Akibat perubahan iklim
yang begitu drastis, perkembangan virus, bakteri dan parasit juga meningkat. Hal ini lambat
laut dapat mengancam kesehatan di antaranya malaria, demam berdarah, hepatitis dan lain-
lain. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan upaya-upaya positif seperti
membuang air yang mengendap, membuang sampah pada tempatnya agar tidak dijadikan
perkembangbiakan nyamuk dan lain-lain.

Salah satu gerakan yang ikut di galakkan oleh Purwokeling melalui bidang ketahanan
pangan dan pengendalian penyakit adalah B2SA. B2SA merupakan gerakan yang dibagun oleh
Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian yang memiliki kepanjangan (beragam,
bergizi, sehat dan aman) Terkait dengan hal tersebut, bidang pengendalian pangan berupaya
mendorong masyarakat untuk sadar akan pentingnya makanan berbasis B2SA (beragam,
bergizi, sehat dan aman) bagi keluarga sesuai dengan usia untuk hidup sehat, aktif dan
produktif. Salah satu kegiatan yang sudah dilakukan oleh purwokeling adalah bekerjasama
dengan PKK menyelenggarakan lomba di bidang pangan (ketahanan pangan) di antaranya
lomba bekal anak sekolah SD kelas 2. Di acara tersebut, para ibu ditantang untuk menyiapkan
bekal sehat yang mengandung B2SA (beragam, bergizi, sehat dan aman) untuk anak mereka.
Diharapkan dengan pengetahuan mengenai gizi yang seimbang, akan tercipta generasi penerus
yang tangguh, kuat fisik maupun mental menghadapi perubahan iklim yang dapat
menimbulkan timbulnya penyakit menular

Anda mungkin juga menyukai