Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yany Citra Beauty, S.

Sos

Nim : 19070985001

Matkul : UTS pengembangan masyarakat

Pertanyaan :

1) Mengapa masyarakat miskin disebut sebagai masyarakat yang tidak berdaya atau
masyarakat marjinal! Jelaskan menurut analisis anda
2) Mengapa masy. Miskin menjadi sasaran program pemberdayaan masyarakat sebut dan
jelaskan minimal 3 alasan (ekonomi, pendidikan, sosial ekonomi)
3) Berikan definisi kemiskinan absolut, relatif, dan struktural beri masing-masing
contohnya
4) Sebut dan jelaskan kelompok negara miskin, negara menengah, dan negara kaya dengan
data pnb/gnp dan income percapita

Jawaban

1. Mengapa masyarakat miskin di sebut masyarakat tak berdaya karena ketidak mampuan
seseorang, suatu keluarga atau sekelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya, baik pangan maupun non pangan, khususnya pendidikan dasar, kesehatan dasar,
perumahan dan kebutuhan transportasi.
2. Mengapa masyarakat miskin menjadi sasaran program pemberdayaan, karena masayrakat
masih membutuhkan pendanaan atau jaminanan yang sejahtera dari pemerintah.
a) Dalam memberdayakan usaha ekonomi masyarakat adalah tercapainya peningkatan
kesejahteraan masyarakat, berkurangnya jumlah KK miskin secara bertahap,
meningkatnya kepedulian dan partisipasi keluarga tidak miskin dan perantau dalam
menanggulangi kemiskinan, serta penataan administrasi keuangan dan aset nagari.
b) Dalam pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya perlu
adanya peran pemimpin Adat dan lembaga tradisional yang optimal dalam kehidupan
sosial budaya masyarakat dan pengembangan kapasitas SDM Masyarakat adat dalam
menjabarkan Substansi dan esensi ABS-SBK sehingga mudah dipahami, dihayati dan
diamalkan dalam kehidupan nyata dan meningkatkan peran dan funsi
institusi/kelembagaan dan pelestarian nilai-nilai adat budaya.
c) Dalam segi pemberdayaan masyarakat di segi pendidikan dapat diberdayakan melalui
program yang diadakan gubernur jatim yakni terlaksananya dana BPOPP, penggunaan
kartu indonesia pintar, serta penggunaan jalur beasiswa untuk masyarakat tidak mampu
yang ditunjang dari keunggulan prestasi.
3. Pengertian dari kemiskinan absolut, relatif, struktural
a) Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang disebabkan oleh ketidakmampuan utk
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Misalnya: seseorang yang berpenghasilan rendah
yang tinggal di kota-kota besar rawan mengalami masalah kemiskinan ini.
b) Kemiskinan relatif adalah kemiskinan berdasarkan perbandingan kondisi di suatu
tempat dan di tempat lainnya. Misalnya: seseorang yang memiliki penghasilan cukup
di Indonesia, bila jumlahnya disamakan berdasarkan nilai mata uang di AS, maka ia
bisa termasuk golongan miskin di AS.
c) Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang abadi dimana kondisi seseorang bila
berada di tempat tertentu akan selalu miskin. Misalnya: seseorang yang tinggal di
kampung miskin dengan tingkat pendidikan rendah pula akan sulit keluar dari kondisi
tersebut.
4. Negara seperti Indonesia yang nilai pendapatan atau penghasilan warga asing terbilang
besar, tentu mendongkrak hitungan PDB/GDP Indonesia. Tapi jika menghitung GNI, maka
Indonesia belum termasuk dalam kategori negara berpenghasilan menengah atas. Pada
2017, berdasarkan hitungan Bank Dunia terhadap GNI Indonesia masih sebesar $3.540. Ini
artinya, sampai dengan tahun 2017, Indonesia masih dalam kategori negara dengan
penghasilan menengah bawah karena masih jauh di bawah batas maksimum $3.895 per
kapita. Artinya dalam klasifikasi Bank Dunia, posisi Indonesia tetap berada di middle low
income economies atau negara berpenghasilan menengah bawah. Untuk jadi upper middle
income masih dibutuhkan GNI per kapita senilai $3.895,” jelas ekonom dari INDEF ini
kepada Tirto. Data BPS juga menyebut, persentase pertumbuhan GNI Indonesia per kapita
pada 2017 mengalami perbaikan. Di mana, sempat mengalami penurunan pada 2015 dan
2016 yang masing-masing hanya tumbuh sebesar 6,24 persen dan 7,68 persen. Padahal di
2014, GNI per kapita Indonesia sempat tumbuh 8,84 persen.
BPS dalam laporan tersebut menuliskan bahwa pertumbuhan PDB/GDP maupun GNI tidak
bisa dijadikan sebagai ukuran peningkatan kemakmuran ekonomi maupun penyebaran yang
merata untuk pendapatan di setiap strata ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai