Anda di halaman 1dari 2

Patomekanisme

Ginjal mendapatkan persarafan melalui pleksus renalis, yang seratnya berjalan bersama dengan
arteri renalis. Input dari sistem parasimpatetik menyebabkan vasokontriksi yang menghambat
aliran darah ke ginjal. Impuls sensorik dari ginjal berjalan menuju korda spinalis segmen T10-11
dan ureter mendapatkan persarafan otonomik simpatetik dari segmen spinal T10-L2 dan
parasimpatetik S2-4, dan memberikan sinyal sesuai dengan level dermatomnya yaitu umbilikus.
Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa nyeri di daerah pinggang dan umbilikus merupakan nyeri
referral dari ginjal dan ureter.

Gambar 1 : Dermatom

Batu yang terletak pada ureter maupun sistem pelvikales ginjal mampu menimbulkan obstruksi
dan kelainan struktur saluran kemih sebelah atas. Batu yang berasal dari pelvikalis ginjal
didorong oleh peristaltic otot pelvikalis dan turun ke uretes menjadi batu ureter. Tenaga
peristaltic ureter mencoba untuk mengeluarkan batu hingga turun ke buli- buli. Nyeri ini
mungkin bias berupa nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas
peristaltik otot polos istem kalises maupun ureter yang meningkat dalam usaha untuk
mengeluarkan batu dari saluran kemih atas. Peningkatan peristaltic itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan
sensasi nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis
atau infeksi pada ginjal.

Refrensi

Purnomo, Basuki 2015. Dasar-dasar Urologi. Edisi ketiga. Sagung seto: Jakarta. Hal 9-,13, 93-
94.

Anda mungkin juga menyukai