Adoc - Tips - Kementerian Perhubungan Telp I 021 Fax Sms Center PDF
Adoc - Tips - Kementerian Perhubungan Telp I 021 Fax Sms Center PDF
v KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO.
JAKARTA 10110
8
TELP. i (021) 3811 308, 3505006
FAX : (021) 34516s7
SMS center : +62.813-1
TENTANG
({)n (Fpntrp{p*rrtrtrvrtlr-t'yt
2
MEMUTUSI(AN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal L6 Desember 2015
ttd
SUGIHARDJO
Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. L96rO224 L99203 1 00 1
SRI LESTARI RA
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. L9620620 198903 2 001
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR KP. 679 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019
JAKARTA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019 dapat diselesaikan.
Rencana Strategis merupakan suatu proses rencana yang berorientasi pada hasil yang
dicapai dalam kurun waktu lima tahun dengan memperhitungkan berbagai
kekuatan/potensi, hambatan dan peluang yang ada atau mungkin timbul. Dokumen
Renstra memuat tujuan dan sasaran strategis serta kebijakan dan program yang realistis
selama periode 2015-2019.
Renstra Sekretariat Jenderal ini mengacu dan sejalan dengan dokumen Renstra
Kementerian Perhubungan 2015-2019. Renstra Setjen Tahun 2015—2019 digunakan
sebagai pedoman dan arah pembangunan yang hendak dicapai pada periode 2015-2019,
serta merupakan dasar dan acuan bagi Unit Eselon II di lingkungan Setjen untuk (1)
Penyusunan dan penetapan Rencana Lima Tahunan (Rencana Strategis); (2) Penyusunan
dan penetapan Rencana Kerja Tahunan (Renja) dan RKA-KL; (3) Pelaksanaan Rencana
Kerja Tahunan; (4) Pemantauan dan Evaluasi (Renja, Renstra, dan LAKIP).
Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh unit
kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yang telah memberikan substansi, data
dan sumbang saran dalam penyusunan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal 2015-2019.
SUGIHARDJO
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB 1 PENDAHULUAN
5
unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan sebagaimana Perpres Nomor 40
Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan.
6
6. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa
pemerintah; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Perhubungan.
Struktur organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari 5 (lima) unit Eselon II yang terdiri dari
5 (lima) Biro, yaitu:
1. Biro Perencanaan, selanjutnya disebut Biro I;
2. Biro Kepegawaian dan Organisasi, selanjutnya disebut Biro II;
3. Biro Keuangan dan Perlengkapan, selanjutnya disebut Biro III;
4. Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri, selanjutnya disebut Biro IV;
5. Biro Umum, selanjutnya disebut Biro V;
Untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut Sekretariat Jenderal didukung oleh 3 (tiga)
Pusat sebagai unsur penunjang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Menteri Perhubungan melalui Sekretaris Jenderal. Unsur penunjang pada unit kerja
Sekretariat Jenderal terdiri dari:
1. Pusat Data dan Informasi;
2. Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi;
3. Pusat Komunikasi Publik.
Selain itu, terdapat juga 2 (dua) unsur penunjang lainnya yang secara administratif
struktural berada di bawah pembinaan Sekretaris Jenderal, namun dalam tugas
memberikan masukan langsung kepada Menteri Perhubungan yaitu :
1. Komite Nasional Keselamatan Transportasi;
2. Mahkamah Pelayaran.
7
MENTERI PERHUBUNGAN
INSPEKTORAT JENDERAL /
STAF AHLI MENHUB SEKRETARIAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL / BADAN
BIRO BIRO BIRO KEUANGAN BIRO HUKUM & BIRO UMUM PUSAT DATA & PUSAT KAJIAN PUSAT KOMITE MAHKAMAH
PERENCANAAN KEPEGAWAIAN & & KERJASAMA INFORMASI KEMITRAAN KOMUNIKASI NASIONAL PELAYARAN
ORGANISASI PERLENGKAPAN LUAR NEGERI &PELAYANAN PUBLIK KESELAMATAN
JASATRANSPOR TRANSPORTASI
TASI
9
B. Tugas Pokok dan Fungsi Biro Kepegawaian dan Organisasi
Biro Kepegawaian dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan perumusan,
pembinaan, dan pengendalian kepegawaian, organisasi dan ketatalaksanaan di
lingkungan Kementerian Perhubungan, serta evaluasi dan pelaporan.
10
Pemerintah (SAP) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Lingkungan
Kementerian Perhubungan;
5. Penyiapan pelaksanaan penyusunan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (LRA, Neraca dan CaLK) serta penyusunan
laporan SIMAK-BMN di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
6. Penyiapan pelaksanaan verifikasi dan akuntansi serta penyusunan laporan
pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Kementerian Perhubungan;
7. Penyiapan pembinaan pengelolaan keuangan negara serta penyiapan penetapan
pengelola anggaran di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
8. Penyiapan pembinaan, koordinasi, pemantauan dan evaluasi pengelolaan serta
pelaporan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Lingkungan Kementerian
Perhubungan;
9. Penyiapan pembinaan, pemantauan dan evaluasi tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan unsur pengawasan;
10. Penyiapan pertimbangan penyelesaian masalah dan proses tindak lanjut tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi di lingkungan Kementerian Perhubungan;
11. Penyiapan usulan penetapan, evaluasi, pembinaan dan pemantauan pengelolaan
Badan Layanan Umum (BLU) di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
12. Penyiapan pembinaan pengelolaan barang milik negara meliputi antara lain
pengelolaan pengadaan barang/jasa, inventarisasi dan penilaian, penggunaan dan
penetapan status, pemanfaatan, pemindahtanganan, penghapusan dan
penatausahaan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
13. Koordinator dan penanggung jawab pelaksanaan tugas/kegiatan Unit Akuntansi
Pengguna Anggaran dan Barang (UAPA/B) di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
14. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
D. Tugas Pokok dan Fungsi Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri
Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan,
koordinasi, penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang transportasi,
penyuluhan hukum, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, serta urusan
kerjasama luar negeri di lingkungan Kementerian Perhubungan.
11
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan pembinaan terhadap penyusunan peraturan perundang-undangan di
bidang transportasi, penyuluhan hukum, pemberian pertimbangan dan bantuan
hukum, serta urusan kerjasama luar negeri;
2. Perencanaan, penelaahan dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang
transportasi;
3. Penyiapan koordinasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di
bidang transportasi;
4. Pemberian pertimbangan dalam penerapan peraturan perundang-undangan dan
penyusunan perjanjian;
5. Penyiapan bahan ratifikasi konvensi dan perjanjian internasional di bidang
transportasi;
6. Pelaksanaan pengelolaan jaringan dokumentasi peraturan perundang-undangan di
bidang transportasi;
7. Pelaksanaan penyuluhan hukum dan peraturan perundangundangan;
8. Pelaksanaan penyiapan koordinasi, pemantauan dan evaluasi serta konsultasi dengan
instansi terkait mengenai pelaksanaan kerjasama luar negeri; dan
9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
12
5. Penyiapan penatausahaan pembiayaan dan penggajian Sekretariat Jenderal serta
pelaporannya; dan
6. Penyiapan penyelenggaraan urusan kerumahtanggaan yang menjadi tanggung jawab
Kantor Pusat Sekretariat Jenderal.
13
G. Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi
Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi mempunyai tugas melaksanakan
penyelenggaraan kajian kemitraan dan pelayanan jasa transportasi serta lingkungan
hidup sektor transportasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Kajian Kemitraan dan
Pelayanan Jasa Transportasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan rencana, program kerja, dan anggaran penyelenggaraan Kajian
Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi serta Lingkungan Hidup Sektor
Transportasi;
2. Penyiapan penyelenggaraan Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi serta
Lingkungan Hidup Sektor Transportasi;
3. Penyiapan pemantauan dan evaluasi Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa
Transportasi serta Lingkungan Hidup Sektor Transportasi;
4. Penyiapan pengumpulan data dan informasi yang terkait dengan Kemitraan dan
Pelayanan Jasa Transportasi serta Lingkungan Hidup Sektor Transportasi;
5. Penyiapan koordinasi terkait kajian, pemantauan dan evaluasi Kemitraan dan
Pelayanan Jasa Transportasi serta Lingkungan Hidup Sektor Transportasi;
6. Penyiapan pelaporan hasil pelaksanaan kajian Kemitraan, Pelayanan Jasa Transportasi
dan Lingkungan Hidup Sektor Transportasi; dan
7. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, kerumahtanggaan, dan ketatausahaan
di lingkungan Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi.
14
2. Penyiapan perumusan kebijakan komunikasi publik di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
3. Penyiapan pembinaan kegiatan komunikasi publik Kementerian Perhubungan secara
langsung dan melalui media;
4. Penyiapan pengelolaan berita, opini publik, dan isu strategis sektor transportasi;
5. Penyiapan koordinasi penyelenggaraan pemberitaan dan penyebaran informasi sektor
transportasi;
6. Penyiapan koordinasi penyelenggaraan komunikasi publik antara pimpinan
Kementerian Perhubungan dengan Media Massa;
7. Penyiapan pembinaan pelaksana komunikasi publik/kegiatan humas di lingkungan
Kementerian Perhubungan;
8. Penyiapan pembinaan dan pemeliharaan jejaring komunikasi publik internal dan
eksternal di lingkungan Kementerian Perhubungan;
9. Penyiapan koordinasi penyelenggaraan publikasi, dokumentasi, dan edukasi publik
tentang kebijakan dan kinerja Kementerian Perhubungan serta Pengelolaan
Pengaduan Masyarakat;
10. Penyiapan penyusunan rencana program dan anggaran di lingkungan Pusat
Komunikasi Publik;
11. Penyiapan pembinaan penyelenggaraan komunikasi publik/kegiatan kehumasan dan
pengembangan Jabatan Fungsional Pranata Humas di Kementerian Perhubungan; dan
12. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, dan umum di lingkungan Pusat
Komunikasi Publik.
15
Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan secara administratif bertanggung jawab
kepada Menteri Perhubungan melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM 48 Tahun 2012
atas persetujuan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam suratnya Nomor
B/2357/M.PAN-RB/08/2012 tanggal 23 Agustus 2012.
16
Keanggotaan Komite Nasional Keselamatan Transportasi terdiri dari 6 (enam) anggota
yaitu :
1. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi merangkap anggota;
2. Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi merangkap anggota;
3. Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian merangkap anggota;;
4. Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran merangkap anggota;
5. Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan merangkap anggota;
6. Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan merangkap
anggota.
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIAT
KETUA SUB KOMITE KETUA SUB KOMITE KETUA SUB KOMITE KETUA SUB KOMITE
INVESTIGASI KECELAKAAN INVESTIGASI INVESTIGASI KECELAKAAN INVESTIGASI
PERKERETAAPIAN KECELAKAAN PENERBANGAN KECELAKAAN LALU
PELAYARAN LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN
17
Setiap Sub Komite mengkoordinasikan paling banyak 10 Investigator yang diangkat oleh
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan Ketua Komite dapat mengangkat
Tenaga Ahli yang memiliki kompetensi dan/atau keahlian khusus dan bersifat ad hoc.
Sekretariat Komite Nasional Keselamatan Transportasi sesuai dengan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor PM 48 tahun 2012 terdiri dari :
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN DAN SUB BAGIAN DATA DAN
UMUM INFORMASI DAN HUMAS
18
5. Pemberian dukungan pelaksanaan kerja sama investigasi dan kerja sama lainnya; dan
6. Pengelolaan data dan informasi serta Hubungan Masyarakat.
Selanjutnya hasil evaluasi fisik dan keuangan Tahun 2010-2014 tersebut menjadi masukan
terhadap perumusan dokumen perencanaan, yaitu Rencana Strategis Sekretariat Jenderal
Kementerain Perhubungan Tahun 2015-2019.
19
Tabel 1.1 Capaian Fisik Sekretariat Jenderal di Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014
TARGET KINERJA REALISASI KINERJA CAPAIAN
SATU KINERJA UNIT KERJA
SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA
AN 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 THN 2014 PELAKSANA
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Peningkatan 1) Nilai akuntabilitas kinerja Nilai B CC B B CC B B B
Akuntabilitas Kinerja Kementerian 75 57.29 75.00 75.00 57.29 65.05 69.73 71.8 95.73
Sekretariat Jenderal Perhubungan
Kementerian berdasarkan hasil
Perhubungan melalui evaluasi Kemenpan dan
tersedianya Dokumen Reformasi Birokrasi
Perencanaan, 2) Nilai akuntabilitas kinerja Nilai - - B AA AA - - AA AA AA Biro
Pemrograman, Sekretariat Jenderal - - 75.00 90.00 90 - - 85.14 100 89,08 97.72 Perencanaan
Kebijakan Pentarifan, berdasarkan hasil
dan dokumen Analisa evaluasi Inspektorat
dan Evaluasi sebagai Jenderal
acuan dalam
penyelenggaraan
perhubungan.
Terwujudnya pelayanan 3) Tingkat ketepatan waktu % 80 90 100 85 100 100 100
2 Administrasi dalam pelayanan administrasi Biro Umum
menunjang tugas perkantoran
Terwujudnya 4) Jumlah rekomendasi Reko - - 60 67 67 - - 251 66 67 100
Komunikasi dan hasil analisis informasi mend
Pelayanan Informasi untuk penyempurnaan asi
sektor transportasi kebijakan sektor
kepada publik yang transportasi
Pusat
didukung oleh SDM 5) Indeks opini publik Indeks - - 216 220 600 - - 1318 1001 680 113.33
3 Komunikasi
aparatur perhubungan terhadap Kementerian
Publik
dengn kompetensi Perhubungan / jumlah
kehumasan untuk opini publik
meningkatkan citra
positif Kementerian
Perhubungan
20
TARGET KINERJA REALISASI KINERJA CAPAIAN
SATU KINERJA UNIT KERJA
SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA
AN 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 THN 2014 PELAKSANA
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
global
Kecukupan sarana 7) Penghematan biaya Rp. 10.250. 10.200. 10.750. 9.675. 13.90 8.954. 8.471. 8.689.8 9.858. 12.026.147. 131,31
prasarana dalam energi, air, dan telepon 000.000 000.000 000.000 000.0 8.934. 081.6 292.0 94.992 689.4 202
menunjang di lingkungan kantor 00 000 65 65 67
5
pelaksanaan tugas pusat Kementerian
secara efektif dan Perhubungan Biro Umum
efisien
8) Tingkat pemenuhan % 100 100 100 100 100 100 97,46 94,74 88,13 98,36 98,36
kebutuhan sarana dan
prasarana Setjen
Terwujudnya 9) Jumlah aparatur Orang S2= 60, S2=79, S2=85, S2=86, S2=57, S2=87 393 100.00
Pengelolaan SDM Kementerian S.1=5, S2=59, S1=15, S1=16, S1=7, S2=60, S2=59, S1=16, S1=16 S2=86,
Aparatur Perhubungan Perhubungan yang D3=1, S1=16, Pelatiha 333 = Pelati S1=5, S1=6, Pelatiha Pelati S1=7,
yang berintegritas, ditingkatkan kualitas dan Pelati D3=1, n Kom shortc han D3=1, D3=0, n Kom han Pelatihan
netral, capable, kompetensinya han Pelati petensi= ourse Komp Pelati Pelati petensi= komp Kompetensi
6 profesional, berkinerja Kom han 185 Total etensi han han 240 etensi =300
tinggi dan sejahtera petensi= Kom Total= = 434 =300 Komp Komp Total= = 299 Total= 393
serta beretika 116 petensi= 279 Total= etensi etensi 313 Total
Total= 243 393 =116 =243 = 402
182 Total= Total= Total=
319 182 308
10) Tersusunnya standar Stand - 1 7 1 - - 1 7 1 0 0
Biro
kompetensi jabatan ar
Kepegawaian
aparatur di lingkungan
Kementerian
Perhubungan
11) Tersusunnyaregulasi Regul 0 0 11 6 1 0 0 14 8 1 100.00
terkait SDM aparatur di asi
lingkungan Kementerian
Perhubungan
Terwujudnya Organisasi 12) Jumlah laporan penataan Doku 9 15 9 7 5 0 5 12 7 5 100.00
yang Tepat Fungsi dan organisasi/kelembagaan men /
7 Tepat Sasaran melalui dan tata laksana di thn
sistem, proses dan tata lingkungan Kemenhub
laksana yang rasional,
21
TARGET KINERJA REALISASI KINERJA CAPAIAN
SATU KINERJA UNIT KERJA
SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA
AN 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 THN 2014 PELAKSANA
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
jelas, efektif, efisien,
terukur, dan sesuai
dengan visi Reformasi
Birokrasi
13) Persentase unit kerja % 0 0 100 100 0 0 0 100 100 0 0
yang telah memenuhi
Biro
kaidah kelembagaan
Kepegawaian
yang baik
Terwujudnya Laporan 14) Opini BPK atas Opini WTP WTP WTP WTP WDP WDP WDP WDP WTP WTP
Keuangan Kementerian pengelolaan keuangan
Perhubungan (LRA, Kementerian
8
Neraca dan CaLK) Perhubungan
dengan penilaian opini
WTP
Biro
15) Jumlah aset Rp 1.389.8 5,983, 998.7 1.124.6 832,3 1.005.183.8 100,64
Keuangan &
BMN/Kekayaan Negara 57.384. 352,2 84.80 00.356. 20,67 23.022
Perlengkapan
Sekretariat Jenderal yang 000 30,00 7.205 389 2,671
terinventarisasi 0
22
TARGET KINERJA REALISASI KINERJA CAPAIAN
SATU KINERJA UNIT KERJA
SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA
AN 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 THN 2014 PELAKSANA
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
cepat, tepat, akurat dan
up-to-date berbasis
teknologi informasi
(akumul (akum (akum
asi) ulasi) ulasi)
20) Prosentase data % 0 0 40 60 100 0 0 56.04 73.47 79.18 79.18
operasional sarana,
prasarana dan produksi Pusdatin
transportasi yang ter-
update
(akumul (akum (akum
asi) ulasi) ulasi)
23
TARGET KINERJA REALISASI KINERJA CAPAIAN
SATU KINERJA UNIT KERJA
SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA
AN 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 THN 2014 PELAKSANA
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
pemerikasaan lanjutan disidangkan dan diputus
kecelakaan kapal sesuai tepat waktu
ketentuan peraturan
perundang-undangan
26) Persentase rekomendasi % 40 45 100 34 0 0 0
putusan mahkamah
pelayaran yang
ditindaklanjuti
Terwujudnya 28) Jumlah terselesaikannya Lapor 136 165 27 146 184 35 129,63
1 pelaksanaan Investigasi laporan final kecelakaan an
KNKT
4 dan Penelitian transportasi
Kecelakaan Transportasi
(akumul (akum
asi ulasi
2007- 2007-
2012) 2012)
29) Jumlah kecelakaan 4 Lapor 252 282 46 258 299 47 102,17
moda transportasi an
(Udara, Laut, Jalan, KNKT
Kereta Api) yang
diinvestigasi KNKT
(akumul (akum
asi ulasi
2007- 2007-
2012) 2012)
24
Unit Kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan pada Tahun 2014 secara umum
telah dapat melaksanakan seluruh kinerja sebagaimana ditetapkan atau diperjanjikan
dalam Penetapan Kinerja (PK) yang disusun dan ditetapkan pada awal tahun 2014, melalui
pelaksanaan program dan kegiatan masing-masing unit kerja di lingkungan Sekretariat
Jenderal.
Penyusunan laporan kinerja Sekretariat Jenderal dilakukan dengan menilai capaian kinerja
dari 14 (empat belas) Sasaran Strategis yang terdiri dari 29 (dua puluh sembilan) IKU yang
ada pada Penetapan Kinerja 2014. Penetapan Kinerja 2014 mengacu pada Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM.68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator Utama
(IKU) di Lingkungan Kementerian Perhubungan dan dengan mempedomani Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan penilaian kinerja Sekretariat
Jenderal merupakan kumpulan kontribusi capaian kinerja dari unit kerja Eselon II di
lingkungan Sekretariat Jenderal.
Nilai capaian kinerja sasaran secara keseluruhan selama periode tahun anggaran 2014
Sekretariat Jenderal mencapai 112,25% mengalami peningkatan sebesar 5,75%
dibandingkan tahun 2013. Hal ini dapat dipahami, karena hampir seluruh unit kerja Eselon
II di lingkungan Sekretariat Jenderal dapat melaksanakan kinerja sesuai IKU yang menjadi
lingkup tanggung jawabnya dengan baik, dan memperoleh capaian kinerja yang lebih
baik dari target yang telah ditetapkan sebelumnya (capaian di atas 100%).
Pencapaian kinerja tersebut melibatkan SDM dan alokasi anggaran sebagai input
pelaksanaan setiap kegiatan. SDM pada Unit Kerja Sekretariat Jenderal berjumlah 868
orang, terdistribusi pada unit kerja eselon II, terdiri dari 5 (lima) Biro dan 3 (tiga) Pusat,
sedangkan alokasi anggaran yang disediakan dalam bentuk DIPA Tahun 2014 sebesar
Rp.1.450.724.713.000,- terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp.949.069’485.000,-,
Belanja Barang sebesar Rp.365.483.220.000,- dan Belanja Modal sebesar
Rp.136.172.008.000,-. Pada akhir Tahun Anggaran 2014 besarnya realisasi penyerapan
anggaran adalah sebesar Rp.1.288.799.486.032,- atau sebesar 88,84%, sehingga terdapat
25
dana yang tidak terserap kurang lebih sebesar Rp.161.925.226.968,- atau sebesar 11,16%.
Meskipun demikian, dapat dijelaskan bahwa dana yang tidak terserap tersebut sebagian
besar bersumber dari sisa dana kontrak dan penghematan sesuai kebijakan pemerintah,
hal ini dapat dibuktikan dengan rata-rata pelaksanaan anggaran dan pencapaian kinerja
masing-masing unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yang hampir
seluruhnya mencapai 100%, sehingga dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa dana
tidak terserap tersebut merupakan dana efisiensi.
Pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014 untuk setiap Sasaran Strategis mengalami peningkatan
kinerja antara 56,5% sampai dengan 1.076,23% atau untuk total Sasaran Strategis
mengalami peningkatan kinerja rata-rata sebesar 372,46%. Pencapaian kinerja Sekretariat
Jenderal terhadap target Renstra untuk seluruh Sasaran Strategis mengalami peningkatan
kinerja rata-rata sebesar 29,56% untuk setiap Sasaran Strategis.
Pencapaian kinerja dari Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator ukur dari
Sasaran Strategis terdapat 19 (sembilan belas) IKU menunjukkan keberhasilan dan 8
(delapan) IKU menunjukkan kegagalan atau belum mencapai target yang telah
ditetapkan, sedangkan 2 (dua) IKU tidak dilaksanakan disebabkan telah tercapai targetnya
di tahun sebelumnya atau capaian kinerjanya tergantung hasil tindak lanjut unit kerja lain.
Indikator Kinerja Utama Sekretariat Jenderal yang berkontribusi terhadap IKU
Kementerian Perhubungan terdiri dari 5 (lima) IKU dan yang secara langsung
berkontribusi sebanyak 3 (tiga) IKU yaitu “Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Perhubungan Berdasarkan Nilai Evaluasi Kemenpan dan Reformasi Birokrasi” dan “Opini
BPK Atas Pengelolaan Keuangan Kementerian Perhubungan” serta “Jumlah Dokumen
Peraturan Perundang-undangan Di Bidang Transportasi” dan yang berkontribusi secara
tidak langsung sebanyak 2 (dua) IKU yaitu pada IKU Kementerian “Jumlah Infrastuktur
Transportasi Yang Siap Ditawarkan Melalui Kerja Sama Pemerintah Dan Swasta” dan
“Nilai Aset Negara Yang Berhasil Diinventarisasi Sesuai Kaidah Pengelolaan BMN”.
26
A. Capaian Kinerja Biro Perencanaan
Kinerja Biro Perencanaan dalam melakukan tugas pokok dan fungsi, selama periode tahun
2010-2014, telah dihasilkan dokumen, berupa :
1. Dokumen perencanaan Kemenhub, diantaranya :
a. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan tahun 2010-2014;
b. Tinjau Ulang Rencana Strategis Kemenhub Tahun 2010-2014;
c. Keterpaduan program angkutan keperintisan Kementerian Perhubungan;
d. Rencana Jangka Pendek Perhubungan;
e. Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi dalam Rangka
Mendukung kebijakan Pengembangan Koridor Ekonomi;
f. Sinergitas Penyusunan Perencanaan Transportasi Pusat dan Daerah;
g. Tinjau Ulang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan tahun 2010 – 2014;
h. Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Transportasi Untuk Mendukung
Tanggap Darurat di Daerah Rawan Bencana;
i. Penyusunan Rencana Pembangunan Sektor Transportasi Melalui Penerapan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) Tahun 2012-2017;
j. Penyusunan Studi Tinjau Ulang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kementerian Perhubungan;
k. Pembangunan Sistem dan Aplikasi Pengukuran Data Kinerja Kementerian
Perhubungan Berbasis Website;
l. Penyusunan Prioritas Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi
Dalam Rangka Mendukung Transportasi Antar Moda;
m. Penyusunan Optimasi Tarif Jasa Kepelabuhanan Ditinjau dari Perspektif Biaya
Tingkat Pelayanan dan Perbandingan Tarif;
n. Penyusunan Evaluasi Dampak Penyesuaian Tarif Angkutan Penumpang Laut Dalam
Negeri Kelas Ekonomi;
o. Penyusunan Evaluasi Ability to Pay dan Willingness To Pay Penumpang Angkutan
Penyeberangan;
p. Kaji Ulang dan Evaluasi Implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian
Perhubungan;
27
q. Penyusunan Rencana Prioritas Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi
Berdasarkan Road Map Pengembangan Industri Unggulan Provinsi;
r. Tinjau Ulang Keputusan Menteri Perhubungan No: KM 31 Tahun 2006 Tentang
Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;
s. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Biro Perencanaan;
t. Penyusunan Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penyusunan RKA Kementerian
Perhubungan;
2. Dokumen RKA-KL dan DIPA Kementerian Perhubungan;
3. Dokumen Standar Biaya Khusus ( SBK ) Kementerian Perhubungan ;
4. Dokumen Kebijakan/Pengembangan Program/ Sistem Prosedur, diantaranya :
a. Perencanaan Transportasi Multimoda Sebagai Penunjang Pengembangan Ekonomi
Lokal;
b. Penyusunan Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi untuk mendukung
Grand Startegi Pembangunan Daerah (Pedesaan) Berbasis Kewilayahan;
c. Penyusunan Rencana Aksi Jangka Panjang Sektor Transportasi Dalam Mitigasi
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;
d. Penyusunan Pedoman Program Pembangunan Perhubungan Yang Terintegrasi
Dengan Fasilitas Pendukung;
e. Penyusunan Pedoman Program Pembangunan Perhubungan yang Berbasis
Kinerja;
f. Perhitungan Input, Output, Outcome dan Benefit serta Impact dari Pelaksanaan
Rencana Kinerja Tahunan Kementerian Perhubungan Tahun 2005 – 2009.
5. Dokumen Rencana dan Penetapan Kebijakan Pentarifan serta Bahan Pelaporan di
Bidang Perhubungan;
6. Dokumen Analisis dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana dan Program Transportasi yang
bersumber dari APBN, Kerjasama dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri;
7. Dokumen Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
8. Dokumen Evaluasi Manfaat Pembangunan Infrastruktur yang Dibiayai dana PHLN;
9. Dokumen Rencana Bergulir (Rolling Plan) Kementerian Perhubungan;
10. Dokumen Analisis dan Evaluasi dalam Rangka Peningkatan Akuntabilitas Kinerja;
11. Dokumen Pelaksanaan Koordinasi Hubungan Antar Lembaga;
12. Dokumen LAKIP 2012 dan Penetapan Kinerja 2013 Biro Perencanaan;
28
13. Dokumen Pelaksanaan Pengembangan dan Pembinaan Jabatan Fungsional.
Jumlah pegawai Sekretariat Jenderal pada tahun 2010 sejumlah 1.045 dan pada tahun
2014 meningkat menjadi menjadi 868 orang, yang tersebar di masing-masing Biro/Pusat
lingkup Sekretariat Jenderal, dengan rincian sebagai berikut :
1. Pegawai golongan I sebanyak 3 orang
2. Pegawai golongan II sebanyak 189 orang
3. Pegawai golongan III sebanyak 559 orang
4. Pegawai golongan IV sebanyak 117 orang
Di samping itu Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan telah melakukan reformasi
birokrasi untuk mengubah mind set cultural set birokrat, dan menciptakan manajemen
pemerintahan yang baik, lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam menjalankan tugas
dan fungsinya. Reformasi birokrasi di Setjen Kemenhub untuk memperbaiki pelayanan
29
publik di bidang transportasi yang efektif, efisien, cepat dan tepat sasaran. Tahapan
reformasi Setjen Kemenhub dengan melakukan penataan organisasi, perbaikan business
process, peningkatan manajemen SDM, dan perbaikan struktur remunerasi. Setjen
Kemenhub pada tahun 2014 telah menerima remunerasi bersama 63 Kementerian/
Lembaga. Pemberian remunerasi dengan memperhitungkan capaian kinerja pegawai
setiap bulannya.
1. Total anggaran tahun 2010, pagu dan anggaran sebesar Rp. 322.940.226.000,- dengan
realisasi Rp. 287.101.615.000,- atau 88.93%;
2. Total anggaran tahun 2011, pagu dan anggaran sebesar Rp. 408.031.645.000,- dengan
realisasi Rp. 349.167.960.000,- atau 85.57%;
3. Total anggaran tahun 2012, pagu dan anggaran sebesar Rp. 462.851.558.000,- dengan
realisasi Rp. 411.951.883.000,- atau 89.00%;
4. Total anggaran tahun 2013, pagu dan anggaran sebesar Rp. 1.019.145.232.000,-
dengan realisasi Rp. 949.140.719.000,- atau 93.13%;
5. Total anggaran tahun 2014, pagu dan anggaran sebesar Rp. 1.450.724.713.000,-
dengan realisasi Rp. 1.304.785.260.000,- atau 89.94%.
31
NO JENIS KENDARAAN JUMLAH
1 Sedan 13
2 Jeep 7
3 Bus Penumpang ≥ 30 orang 9
4 Mini bus penumpang 15 s.d 29 orang 4
5 Mini bus penumpang ≤ 14 orang 23
6 Mobil bak terbuka/Pick Up 2
7 Sepeda Motor 35
8 Ambulance 2
Total 94
32
b. Dalam menunjang kegiatan administrasi perkantoran, telah dilakukan kegiatan
Pengadaan Tanah untuk pembangunan Depo Arsip Kementerian Perhubungan
yang berlokasi di jalan Bhayangkara Blok Cilutung RT 01/RW 22 Desa Soreang
Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Proses pengadaan tanah dibagi kedalam
tiga tahap yaitu, Tahap I pada tahun 2012, Tahap II pada tahun 2013, dan Tahap III
pada tahun 2014, dengan luas tanah perolehan sebesar 9.800 m2. Selanjutnya,
dimulai pada tahun 2015, akan dilakukan pengadaan bangunan gedung untuk
kebutuhan Depo Arsip Kementerian Perhubungan tersebut.
33
r. Aplikasi Sistem Informasi Pengambil Keputusan;
s. Aplikasi Sistem Informasi manajemen Pengelolaan Infrastruktur IT;
t. Aplikasi Perpustakaan;
u. Aplikasi Informasi Transportasi;
v. Aplikasi Perijinan pengelola GIS.
2. Jumlah Kapasitas Jaringan yang dapat melayani Aplikasi dukungan operasional dan
pelayanan publik sebesar 214.17 Mbps.
3. Jumlah Storage yang dapat menampung Data sebesar 52.6 Terrabyte.
4. Jumlah Rak pada Disaster Recovery Center (DRC) yang dapat menampung server
sebanyak 5 Rak.
5. Jumlah Buku Transportasi yang diterbitkan secara berkala antara lain:
a. Buku Analisis dan Evaluasi Data Operasional Sektor Terkait;
b. Buku Statistik Perhubungan (Buku I dan Buku II);
1) Buku I memuat data prasarana, sarana, kinerja dan produksi subsektor dan
2) Buku II memuat data penunjang penyelenggaraan perhubungan seperti
Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, BPSDM Perhubungan, Badan
Litbang Perhubungan dan Instansi Terkait lainnya;
3) Buku Executive Summary Statistik Perhubungan.
c. Buku Informasi Transportasi;
d. Buku Informasi Geospasial Transportasi;
1) Buku I - Geospasial Nasional;
2) Buku II - Geospasial Provinsi;
3) Buku III - Geospasial Transportasi Darat;
4) Buku IV - Geospasial Transportasi Laut;
5) Buku V - Geospasial Transportasi Udara; dan
6) Buku VI - Geospasial Perkeretaapian.
6. Jumlah Laporan Analisis data Sektor Transportasi antara lain:
a. Laporan Monitoring Angkutan Lebaran;
b. Laporan Monitoring Angkutan Haji;
c. Laporan Monitoring Angkutan Natal dan Tahun Baru;
d. Laporan Monitoring Angkutan Transportasi Liburan Sekolah;
34
e. Laporan Standarisasi Data Angkutan (Sektor Darat, Laut, Udara dan
Perkeretaapian)
7. Jumlah Pembinaan Sumber Daya Manusia bidang Sistem Informasi dan Pengelolaan
Data antara lain:
a. Bimbingan Teknis dan Bantuan Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
b. Temu Pengelola Data Kementerian Perhubungan;
c. Forum Pengelola Web Kementerian Perhubungan;
d. Temu Karya Jabatan Fungsional Pranata Komputer dan Statistisi;
e. Rapat Koordinasi Teknis TIK;
f. Rapat Koordinasi Data dan Informasi (RAKORDATIN).
Selain melaksanakan tugas pokok diatas, Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa
Transportasi juga melaksanakan kegiatan penunjang lainnya yang selama periode tahun
2010-2014 menghasilkan sebanyak 18 dokumen kajian/rekomendasi, yang diantaranya
meliputi kegiatan/penugasan strategis sebagai berikut:
1. Sebagai leading sektor yang memfasilitasi sub sektor dalam upaya mitigasi perubahan
iklim sektor transportasi;
35
3. Sebagai Pembina Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan (PEDAL) di
lingkungan Kementerian Perhubungan melalui kegiatan pembinaan, sosialiasi, temu
karya dan penilaian angka kredit;
36
DATA KECELAKAAN PERKERETAAPIAN
YANG DIINVESTIGASI KNKT TAHUN 2010 – 2014
37
Occurrence Report dan penelitian Incident tersebut dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara.
DATA KECELAKAAN PENERBANGAN KOMERSIAL BERJADWAL DAN TIDAK BERJADWAL
YANG DIINVESTIGASI KNKT TAHUN 2010 – 2014
Tahun Jumlah Laporan Rekomendasi Keterangan
Kecelakaan Final
38
2. Jumlah rekomendasi Mahpel yang ditindaklanjuti berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi putusan yang dilakukan 0 dikarenakan proses eksekusi di Ditjen
Perhubungan laut untuk menindaklanjuti Putusan Mahkamah Pelayaran dengan
memerintahkan secara tertulis kepada UPT (KSU, OP, KSOP, UPP).
1.2.1. Potensi
Sekretariat Jenderal sebagai unsur pembantu pimpinan Kementerian Perhubungan
mempunyai peran dan fungsi yang sangat strategis dalam rangka melaksanakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan. Tugas dan fungsi
dimaksud meliputi koordinasi kegiatan, koordinasi penyusunan rencana dan program,
pembinaan dan pemberian dukungan kepegawaian, keuangan, organisasi dan
tatalaksana, kerjasama, pemberian informasi dan hubungan masyarakat, koordinasi dan
penyusunan peraturan perundang-undangan dan pengelolaan aset Kementerian
Perhubungan, serta koordinasi pelaksanaan investigasi serta penelitian kecelakaan
transportasi.
Kondisi lingkungan strategis Sekretariat Jenderal dapat diidentifikasi sebagai potensi, yang
selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang penting dalam penyusunan
Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019. Kondisi lingkungan strategis yang
menggambarkan kecenderungan masa depan untuk mewujudkan peningkatan Tata
Kelola yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Sehubungan dengan hal tersebut,
kondisi lingkungan strategis yang dimiliki Sekretariat Jenderal dalam menjalankan peran
dan fungsinya dapat diuraikan sesuai aspek-aspek sebagai berikut:
A. Aspek Perencanaan
Langkah-langkah peningkatan kualitas dalam aspek perencanaan masih terus diupayakan
melalui perumusan dan pengkoordinasian perencanaan program dan anggaran
39
Kementerian Perhubungan, terutama dalam memfasilitasi perencanaan dan program
lintas sektor, penguatan peran perencanaan sebagai pengendali pembangunan
infrastruktur perhubungan serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (Good Governance) dan pemerintahan
yang bersih dan akuntabel, serta berorientasi pada hasil (result oriented) diperlukan
perhatian khusus dalam pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang
tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk mewujudkan
hal tersebut diperlukan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja yang merupakan
rangkaian sistematik dari berbagai aktifitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk
tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran
dan pelaporan kinerja pada instansi pemeritah, sesuai ketentuan dalam Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP).
40
C. Aspek Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara
di Lingkungan Kementerian Perhubungan
Dalam rangka mempertahankan opini BPK atas laporan keuangan Kementerian
Perhubungan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) akan dilaksanakan dan terus ditingkatkan
langkah-langkah yang tepat antara lain :
1. Melaksanakan Instruksi Menteri Perhubungan agar menindaklanjuti rekomendasi
LHP BPK yang belum selesai, masih dalam proses atau belum ditindaklanjuti;
2. Membuat rencana tindak dan memonitor tindak lanjutnya;
3. Meningkatkan kualitas penyusunan Laporan Keuangan mulai tingkat UAKPA sampai
dengan UAPA;
4. Meningkatkan kualitas SDM pengelola keuangan dengan pembinaan dan pembekalan
kepada seluruh KPA, PPK, dan Bendaharawan dilingkungan Kemenhub;
5. Melaksanakan Bimbingan Teknis implementasi akrual dengan pelaksanaan Bimbingan
Teknis implementasi akrual kepada seluruh petugas penyusun laporan keuangan
tingkat Kantor/Satker, Eselon I dan Tim Reviu Itjen;
6. Memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan belanja modal dan proses pengadaan
barang dan jasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
7. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
8. Mencatat dan menyajikan semua transaksi keuangan dalam Laporan Keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);
9. PNBP wajib dipungut dengan tarif sesuai Peraturan Pemerintah, disetor tepat waktu,
dan digunakan sesuai dengan mekanisme APBN;
10. Melakukan proses pengadaan barang/jasa dengan efektif, efisien, terbuka,
transparan, bersaing, adil, dan akuntabel serta sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
11. Segera melakukan penyetoran atas kerugian negara akibat pemahalan harga,
kelebihan pembayaran, kekurangan volume, dan/atau denda sesuai rekomendasi
apabila belum ditindaklanjuti.
41
D. Aspek Perundang-undangan dan Legalitas Hukum di Lingkungan Kementerian
Perhubungan
1. Program Reformasi Birokrasi Khususnya Penataan Peraturan Perundangan-undangan
membantu proses percepatan penyelesaian penyusunan peraturan perundang-
undangan dan menghasilkan kualitas regulasi dan legalitas hukum yang lebih baik,
sehingga meminimalisir adanya aturan yang tumpang tindih atau tidak
harmonis/sinkron.
2. Banyaknya regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan telah
berpengaruh pada meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan
transportasi serta mendukung dunia usaha/perekonomian nasional.
3. Keterwakilan Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kerjasama luar
negeri dalam rangka mendukung pembangunan transportasi di Indonesia.
4. Mempromosikan potensi di bidang transportasi Indonesia kepada dunia
internasional.
5. Peningkatan kemampuan Delri melalui program workshop tata cara melakukan
negosiasi bidang transportasi pada sidang kerjasama luar negeri.
42
a) PM 65 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas Kementerian
Perhubungan;
b) PM 7 Tahun 2014 tentang Petunujuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas Elektronik di
Lingkungan Kementerian Perhubungan;
c) PM 94 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusutan Arsip di Lingkungan Kementerian
Perhubungan;
d) PM 78 Tahun 2010 tentang Kode Klasifikasi Arsip di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
e) PM 79 tahun 2010 tentang Jadwal Retensi Arsip di Lingkungan Kementerian
Perhubungan.
f) PM 92 tahun 2014 tentang Jadwal Retensi Arsip Substantif di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.
43
Pengembangan dan Pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan, pada periode 2015-2019 akan di pusatkan pada Pusat Data dan Informasi
Perhubungan, yang akan dilakukan dengan pemilahan program kegiatan dan prioritas ke
dalam 2 kelompok kegiatan yaitu program taktis dan strategis. Program taktis lebih di
arahkan kepada konsolidasi dan penentuan prioritas pelaksanaan program-program kerja
yang telah ditetapkan dan masih visible untuk dijalankan dengan pertimbangan prioritas
kebutuhan dan kontinuitas terhadap program berjalan, sementara Program strategis
mengarah kepada langkah pembenahan prinsip dasar dan acuan pengembangan serat
pemanfaatan teknologi informasi di Kementerian Perhubungan.
44
melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan yang telah
dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan dengan melibatkan tenaga ahli, sub sektor
terkait, para pemangku kepentingan, operator dan pengguna jasa.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan kajian yang telah dilaksanakan Pusat Kajian Kemitraan
dan Pelayanan Jasa Transportasi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengambilan kebijakan di sektor transportasi khususnya dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan kepada masyarakat, upaya pencegahan kerusakan lingkungan serta
mendorong berkembangnya kerja sama pemerintah dan swasta dalam penyediaan
infrastruktur dan pelayanan kepada masyarakat.
1.2.2. Permasalahan
Keberhasilan suatu organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik secara internal maupun eksternal. Untuk
dapat selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat dan sulit diprediksi,
46
setiap organisasi perlu memperhatikan lingkungan internal dan eksternal terkait
permasalahan yang mempengaruhi organisasi dalam suatu proses perencanaan.
Pemetaan terhadap permasalahan Sekretariat Jenderal tersebut dapat dilihat dari aspek-
aspek berikut:
A. Aspek Perencanaan
Salah satu permasalahan yang cukup mendasar saat ini adalah belum ada indikator yang
jelas untuk mengukur efektifitas pengelolaan anggaran dalam beberapa
program/kegiatan, terutama terkait dengan tingkat korelasi dan konsistensi antara tugas
fungsi dengan kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini di indikasikan dari beberapa
permasalahan yang sudah berlangsung cukup lama namun belum sepenuhnya dapat
ditangani dan diselesaikan secara baik, seperti lemahnya koordinasi perencanaan antara
unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan pemerintah daerah dan belum
optimalnya pemanfaaatan tata ruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Reformasi kebijakan Pemerintah di bidang perencanaan dan penganggaran memerlukan
sinkronisasi dan penyesuaian terhadap mekanisme perencanaan program dan anggaran
dalam lingkup internal Kementerian Perhubungan. Hal ini berimplikasi pada berubahnya
struktur program dan anggaran yang lebih berorientasi pada efisiensi dan capaian kinerja
di setiap komponen/unit kerja lingkup Kementerian Perhubungan. Di sisi lain, masih
diperlukan upaya-upaya yang lebih terarah dalam rangka mewujudkan efisiensi
perencanaan anggaran lingkup Kementerian Perhubungan.
Monitoring dan evaluasi lingkup perencanaan program dan anggaran yang dilaksanakan
saat ini umumnya belum berjalan efektif, sehingga kendala dan permasalahan yang
ditemukan belum sepenuhnya dapat ditindaklanjuti penyelesaiannya.
47
tuntutan peningkatan pelayanan kepada publik dibidang transportasi melalui
pembentukan BLU juga menjadi permasalahan karena terdapat kriteria pokok untuk
pembentukannya. Bentuk dan struktur serta susunan organisasi belum disesuaikan untuk
semua fungsi, terutama dikaitkan dengan penyesuaian kewenangan terkait Undang-
undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Fungsi pada Unit Pelaksana
Teknis (UPT) perlu dipertajam agar beban kerja dapat tepat dan proporsional, mengingat
belum optimalnya pelaksanaan tugas dan fungsi pada sejumlah Unit Pelaksana Teknis
(UPT).
Kapasitas/fungsi Lembaga/Dinas di daerah dalam penyelenggaraan infrastruktur
perhubungan masih terbatas termasuk dekonsentrasi dan tugas perbantuan sesuai
dengan urusan dan wewenang Pemerintah Daerah.
48
undangan, Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama di Lingkungan
Kementerian Perhubungan, terutama dalam proses perencanaan dan koordinasi
dengan unit kerja terkait.
2. Belum optimalnya pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 74 Tahun
2009 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum di Lingkungan Kementerian
Perhubungan.
3. Sulitnya pengangkatan SDM dalam jabatan fungsional Perancang Peraturan
Perundang-undangan, hal ini terkait terbatasnya pelaksanaan diklat jabatan
fungsional Perancang yang dilaksanakan oleh Kementerian Hukum dan HAM.
4. Belum optimalnya sosialisasi Peraturan Perundang-undangan kepada masyarakat dan
stakeholder.
5. Kerjasama luar negeri belum dapat dievaluasi dalam memberikan kontribusi optimal
dalam menunjang pelaksanaan pembangunan transportasi di Indonesia;
6. Penyebaran informasi kerjasama luar negeri belum optimal, sehingga banyak
kegiatan-kegiatan kerjasama luar negeri yang tidak diketahui oleh aparatur
perhubungan baik dalam kerangka bilateral, regional, maupun multilateral.
7. Belum adanya database Kerjasama Luar Negeri, sehingga menyulitkan dalam
melakukan perencanaan, evaluasi dan monitoring pelaksanaan program dan kegiatan
kerjasama luar negeri.
8. Belum adanya Grand Strategi, guidelines atau prioritas kerjasama luar negeri di
bidang transportasi untuk jangka waktu 2015 – 2019.
49
serta adanya kebutuhan fasilitas penunjang seperti adanya ruangan untuk
kebutuhan khusus, dan ruangan untuk pelayanan informasi publik.
2. Dengan berkembangnya organisasi Kementerian Perhubungan serta adanya
perkembangan teknologi informasi dibutuhkan penyempurnaan terhadap Sistem
Administrasi Perkantoran di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
50
Beberapa permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia
Belum seluruh pegawai Kementerian Perhubungan memahami mengenai materi
Undang-Undang keterbukaan Informasi Publik sehingga kewajiban Badan Publik
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik belum
dapat terlaksana dengan baik. Pelayanan informasi yang bersifat Desentralisasi
memerlukan pemahaman yang sama akan pemberian pelayanan informasi secara
cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana serta kesiapan masing
masing unit kerja terhadap mekanisme yang berlaku, sehingga pemenuhan
permohonan informasi dapat dilakukan secara efisien. Dengan demikian, masing
masing unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dapat menyelenggarakan
sistem informasi dan dokumentasi dalam rangka informasi publik secara bertingkat
dan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
51
dan lingkungan hidup sektor transportasi. Hal tersebut dapat menghambat koordinasi
dalam pekerjaan.
52
3. Khusus untuk penyelesaian laporan investigasi kecelakaan penerbangan dari tahun
2007 sampai dengan 2009 sejumlah 47 laporan belum final;
4. Rekomendasi yang telah diterbitkan oleh Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT), untuk instansi terkait melaksanakan Safety Action kurang
mendapat perhatian;
5. Jumlah PNS selaku staf pendukung tugas dan Fungsi KNKT baik secara teknis
maupun administratif masih kurang;
6. Keberadaan organisasi KNKT yang telah mendapat pengakuan oleh lembaga yang
sama ditingkat internasional merupakan pengakuan keberadaan kelembagaan KNKT
ditingkat Internasional;
7. Sebagai hasil tindak lanjut ratifikasi organisasi penerbangan sipil internasional (ICAO)
secara otomatis KNKT patuh terhadap hasil audit yang dikeluarkan guna
pengembangan organisasi ke depannya, hasil audit terhadap keselamatan
penerbangan di Indonesia disampaikan hasil review ICAO terhadap Corrective Action
Plan (CAP) area ORG pada Protocol Question (PQ) 2.205 adalah sebagai berikut :
a. CAP yang disusun tidak menjelaskan bahwa KNKT akan mengalokasikan gedung
untuk mengakomodir para investigator dalam melaksanakan investigasi
kecelakaan secara efektif;
b. ICAO beranggapan bahwa ruangan bagi investigator tetap (full time investigator)
tidak kondusif untuk bekerja secara efisien dan tidak dapat menjaga privasi
dalam diskusi-diskusi yang bersifat rahasia/tertutup.
8. Mengupayakan peningkatan keberadaan KNKT yang pada saat ini hanya diatur
dengan Peraturan Presiden dan Peraturan Pemerintah menjadi Undang-Undang;
9. Sebagai pijakan penyusunan rencana kerja yang sifatnya strategis perlu disusun
melalui Masterplan Kinerja KNKT oleh lembaga yang mempunyai kompetensi.
53
BAB 2 TUJUAN DAN SASARAN
SEKRETARIAT JENDERAL KEMENHUB
54
2.2. Sasaran Sekretariat Jenderal di Kementerian Perhubungan Tahun
2015-2019
55
Transportasi (KNKT) dan Mahkamah Pelayaran, sementara untuk meningkatkan aspek
pelayanan sektor transportasi didukung oleh semua unit di lingkungan Sekretariat
Jenderal. Konektivitas tujuan dan sasaran Sekretariat Jenderal di Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Konektivitas Sasaran Sekretariat Jenderal dan Kementerian Perhubungan
diTahun 2015-2019
Sasaran Kemenhub Sasaran Setjen
1. Menurunnya angka kecelakaan 1. Terselenggaranya persidangan
transportasi; Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan
Kapal sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. Meningkatnya kinerja
pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi;
2. Menurunnya jumlah gangguan -
keamanan dalam penyelenggaraan
transportasi;
3. Meningkatnya kinerja pelayanan 3. Meningkatnya kinerja layanan
sarana dan prasarana transportasi; administrasi perkantoran serta
sarana dan prasarana di
lingkungan Kantor Pusat
Kementerian Perhubungan
4. Terpenuhinya SDM transportasi 4. Terwujudnya Pengelolaan SDM
dalam jumlah & kompetensi sesuai Aparatur Perhubungan yang
dengan kebutuhan; berintegritas, netral, capable,
profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera serta beretika;
5. Terwujudnya Komunikasi dan
Pelayanan Informasi sektor
transportasi kepada publik yang
didukung SDM aparatur
perhubungan dengan kompetensi
kehumasan untuk meningkatkan
citra positif Kementerian
Perhubungan.
5. Meningkatnya kualitas dan -
kuantitas penelitian sesuai dengan
kebutuhan
6. Meningkatnya kinerja capaian 6. Terwujudnya Organisasi yang
Kementerian Perhubungan dalam Tepat Fungsi dan Tepat Sasaran
mewujudkan good governance; melalui sistem, proses dan tata
laksana yang rasional, jelas,
efektif, efisien, terukur, dan
sesuai dengan visi Reformasi
56
Sasaran Kemenhub Sasaran Setjen
Birokrasi;
7. Meningkatnya Akuntabilitas
Kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan
melalui tersedianya Dokumen
Perencanaan, Pemrograman,
Kebijakan Pentarifan, dan
dokumen Analisa dan Evaluasi
sebagai acuan dalam
penyelenggaraan perhubungan;
8. Terselenggaranya e-government
di Kementerian Perhubungan.
7. Meningkatnya penetapan regulasi 9. Meningkatnya Kerjasama Luar
dalam implementasi kebijakan Negeri Sektor Transportasi dalam
bidangperhubungan; Kerangka Regional, Bilateral dan
Multilateral;
10. Meningkatnya penetapan dan
kualitas regulasi dalam
implementasi kebijakan sektor
transportasi;
11. Meningkatnya dalam pelayanan
dan penyelesaian masalah hukum
8. Menurunnya emisi gas rumah kaca 12. Terwujudnya kebijakan dan
(RAN-GRK) dan meningkatnya strategi bidang kemitraan,
penerapan teknologi ramah pelayanan jasa dan lingkungan
lingkungan pada sektor hidup sektor transportasi;
transportasi;
9. Meningkatnya kualitas kinerja 13. Terwujudnya Laporan Keuangan
pengawasan dalam mewujudkan Kementerian Perhubungan
clean governance; dengan penilaian opini WTP;
10. Meningkatnya kapasitas sarana dan -
prasarana transportasi dan
keterpaduan sistem transportasi
antar moda dan multimoda;
11. Meningkatnya produksi angkutan -
penumpang dan barang;
12. Meningkatkan layanan transportasi -
di daerah rawan bencana,
perbatasan, terluar dan khususnya
wilayah timur Indonesia
13. Meningkatnya pelayanan angkutan -
umum massal perkotaan;
14. Meningkatnya aplikasi teknologi -
informasi dan skema sistem
manajemen transportasi perkotaan.
57
BAB 3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Arah kebijakan Kementerian Perhubungan merupakan penjabaran urusan pemerintahan
dan/atau prioritas pembangunan sesuai dengan visi dan misi Presiden yang rumusannya
mencerminkan bidang urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Perhubungan. Sebagaimana dijelaskan dalam Renstra Kemenhub 2015-2019, bahwa
tingkat keberhasilan Kemenhub diukur dengan sasaran strategis dan sejalan dengan arah
kebijakan dalam RPJMN 2015—2019 yang terkait dengan tugas dan fungsi perhubungan.
58
ramah lingkungan pada sektor tansportasi, dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja
pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance.
59
3. Menyediakan sarana dan prasarana perkantoran yang memadai dan menjamin
kebersihan di lingkungan kantor pusat Kementerian Perhubungan, yang dilaksanakan
melalui strategi antara lain :
- Peningkatan perencanaan penyediaan sarana dan prasarana perkantoran di
lingkungan kantor pusat Kementerian Perhubungan;
- Peningkatan kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana serta kebersihan di
lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan;
- Pemeliharaan sarana dan prasarana perkantoran di lingkungan Kantor Pusat
Kementerian Perhubungan.
4. Membangun SDM Aparatur Perhubungan berdasarkan pendekatan manajemen SDM,
dan menyelaraskan dengan nilai-nilai Lima Citra Manusia Perhubungan, yang
ditempuh melalui strategi antara lain :
- Peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM Aparatur Perhubungan di
lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan secara
berkesinambungan menuju profesionalisme guna mendorong percepatan
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perhubungan ;
- Peningkatan kualitas rencana kebutuhan pegawai Kementerian Perhubungan ;
- Peningkatan kualitas pemetaan kompetensi, pengadaan, penempatan, pembinaan dan
disiplin, pengembangan pegawai di lingkungan Kementerian Perhubungan ;
- Peningkatan kualitas pelaksanaan promosi, mutasi, administrasi, dan fungsional di
lingkungan Kementerian Perhubungan ;
- Peningkatan kualitas pelaksanaan pemberhentian dan pemensiunan pegawai di
lingkungan Kementerian Perhubungan.
5. Meningkatkan dampak positif komunikasi publik kepada masyarakat secara luas untuk
berpartisipasi dan berkolaborasi dengan Kemenhub secara efektif dan efisien serta
meningkatkan edukasi publik kepada masyarakat agar terbentuk kesadaran,
pemahaman, sikap, prilaku dan budaya yang sesuai dengan prinsip dasar transportasi,
yang dilaksanakan melalui strategi antara lain :
- Penyebarluasan data informasi transportasi sebagai wujud keterbukaan informasi
publik kepada masyarakat pengguna jasa transportasi dalam upaya mendapatkan
masukan guna perbaikan sistem transportasi di masa mendatang ;
60
- Peningkatan kapasitas dan kualitas komunikasi publik yang lebih transparan dan
partisipatif dalam perumusan kebijakan di bidang transportasi ;
- Peningkatan frekuensi pelaksanaan kegiatan edukasi publik yang lebih terarah dan
tepat sasaran dengan skala prioritas keselamatan, ketertiban dan pelayanan
transportasi dalam upaya pembangunan transportasi nasional.
6. Meningkatkan peran dan fungsi organisasi dan ketatalaksanaan sesuai dengan bidang
tugas pokok dan fungsi unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan, yang
dilaksanakan melalui strategi antara lain :
- Peningkatan kualitas pengkajian dan pengembangan kelembagaan di lingkungan
Kementerian Perhubungan ;
- Peningkatan kualitas evaluasi kelembagaan di lingkungan Kementerian
Perhubungan ;
- Peningkatan kualitas pengkajian, pembinaan, dan pengembangan ketatalaksanaan
di lingkungan Kementerian Perhubungan ;
- Peningkatan kualitas pengkajian, pembinaan, dan evaluasi pelaksanaan pelayanan
publik di lingkungan Kementerian Perhubungan.
7. Mendorong terlaksananya perencanaan dan penyusunan kebijakan penyelenggaraan
bidang perhubungan berdasarkan ketentuan aturan perundang-undangan dan Norma
Standar Pedoman dan Kriteria (NSPK), yang dilaksanakan melalui strategi antara lain :
- Pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen
penetapan kinerja secara berkala ;
- Penguatan koordinasi, sinkronisasi, dalam perumusan kebijakan, penyusunan
rencana, program, kegiatan, dan anggaran serta penyusunan kebijakan pentarifan
di lingkungan Kementerian Perhubungan ;
- Peningkatan kualitas pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana,
program, kegiatan, dan anggaran Kementerian Perhubungan.
8. Meningkatkan kapasitas pengelolaan data dan informasi, optimalisasi pemanfaatan
sistem informasi, teknologi informasi dan komunikasi, dalam penyelenggaraan
pemerintahan, yang ditempuh melalui strategi peningkatan penyediaan fasilitas
sarana dan prasarana serta penggunaan teknologi informasi untuk mendukung
peningkatan kinerja aparatur.
61
9. Memfasilitasi penataan regulasi sektor transportasi dan mengkoordinir proses
perencanaan hingga pelaksanaan kerjasama luar negeri dalam hubungan bilateral,
regional dan multilateral, yang ditempuh melalui strategi penguatan koordinasi dalam
rangka peningkatan kerjasama Luar Negeri Sektor Transportasi dalam Kerangka
Regional, Bilateral dan Multilateral.
10. Memfasilitasi penataan regulasi dan perumusan kebijakan sektor transportasi, yang
dilaksanakan melalui strategi antara lain :
- Peningkatan pembinaan dan koordinasi penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan bidang transportasi ;
- Peningkatan kualitas penelaahan dan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan bidang transportasi.
11. Memfasilitasi penataan regulasi dan perumusan kebijakan sektor transportasi, yang
dilaksanakan melalui strategi peningkatan kualitas penelaahan kasus dan masalah
hukum serta pemberian advokasi dan bantuan hukum kepada satuan organisasi dan
pegawai di lingkungan Kementerian Perhubungan.
12. Melakukan kajian dalam rangka perumusan kebijakan kemitraan, pelayanan jasa dan
lingkungan hidup sektor transportasi, yang dilaksanakan melalui strategi antara lain :
- Peningkatan kualitas kajian kemitraan, pelayanan jasa & Lingkungan hidup sektor
transportasi sebagai masukan dalam perumusan kebijakan pelayanan jasa
perhubungan ;
- Peningkatan koordinasi dengan sektor lain di bidang kemitraan, pelayanan jasa
dan lingkungan hidup sektor transportasi.
13. Melaksanakan tata laksana keuangan, barang inventaris/milik kekayaan Negara,
pengadaan barang dan jasa dengan mempertimbangkan aspek kesamaan perlakuan,
profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas, yang dilaksanakan melalui strategi
antara lain :
- Peningkatan pembinaan perbendaharaan, anggaran, akuntansi, inventarisasi dan
pelaporan barang milik dan penyusunan laporan keuangan di lingkungan
Kementerian Perhubungan ;
- Peningkatan pembinaan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak di
lingkungan Kementerian Perhubungan ;
62
- Peningkatan kualitas laporan dan pembinaan akuntabilitas kinerja Kementerian
Perhubungan.
Kerangka Regulasi/Kebutuhan
No. Urgensi Regulasi
Regulasi
1. Review Rencana Jangka Panjang Dalam rangka menjawab perubahan
Perhubungan 2005-2025 lingkungan strategi yang cepat dalam
2. Review Renstra 2015 - 2019 pelayanan dan pembangunan
perhubungan
3. Revisi Pedoman dan Proses Tersediannya pedoman proses
Perencanaan di Lingkungan perencanaan sesuai dengan kapasitas
Kementerian Perhubungan insfrastuktur
63
Kerangka Regulasi/Kebutuhan
No. Urgensi Regulasi
Regulasi
Perhubungan perhubungan
64
Kerangka Regulasi/Kebutuhan
No. Urgensi Regulasi
Regulasi
Penyeberangan Lintas Antar Provinsi Antar Provinsi
66
Kerangka Regulasi/Kebutuhan
No. Urgensi Regulasi
Regulasi
tugas dan fungsi organisasi
34. Permenhub tentang Penyempurnaan Dalam rangka penyempurnaan pedoman
Jaringan Dokumentasi dan Informasi pelaksanaan Jaringan Dokumentasi dan
Hukum di Lingkungan Kementerian Informasi Hukum di Lingkungan
Perhubungan Kementerian Perhubungan
35. Permenhub tentang Penyempurnaan Dalam rangka penyempurnaan pedoman
Tata Cara Tetap Pelaksanaan penyusunan peraturan perundang-
Penyusunan Peraturan Perundang- undangan di lingkungan Kemenhub yang
undangan, Kesepakatan Bersama Dan bertujuan meningkatkan efektifitas dan
Perjanjian Kerjasama Di Lingkungan efisiensi serta keseragaman hasil.
Kementerian Perhubungan
36. Permenhub Tentang Penyempurnaan Dalam rangka penyempurnaan pedoman
Tata Cara Tetap Adminitrasi pelaksanaan anggaran di lingkungan
Pelaksanaan Anggaran Di Lingkungan Kementerian Perhubungan agar lebih
Departemen Perhubungan efektif, efisien dan akuntabel.
37. Permenhub tentang Penyempurnaan Dalam rangka penyempurnaan pedoman
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan pelaksanaan administrasi perkantoran
Barang Milik Negara Di Lingkungan guna mendukung kinerja organisasi secara
Kementerian Perhubungan administrasi
38. Permenhub tentang Penyempurnaan Dalam rangka penyempurnaan pedoman
Sistem Administrasi Perkantoran pelaksanaan administrasi perkantoran
guna mendukung kinerja organisasi secara
administrasi
39. Peraturan Menteri Perhubungan Dalam Rangka Penyempurnaan Sistem
pengganti KM 59 tahun 2010 tentang Administrasi Perkantoran
Sistem Adminitrasi Perkantoran
Kementerian Perhubungan
Tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Kemenhub bertanggung jawab atas seluruh aspek
manajemen internal sehingga Sekretariat Jenderal berperan sebagai “penyedia layanan
67
umum” bagi seluruh unit kerja Kemenhub, sekaligus sebagai “simpul penghubung” antar
unit utama serta antara Kemenhub dengan lembaga eksternal lainnya.
Penataan kelembagaan merupakan salah satu kunci dalam reformasi birokrasi dimana
proses transisi dapat dilaksanakan melalui reorganisasi yang berbasis kompetensi dan
berorientasi pada kinerja. Strategi penataan kelembagaan meliputi pembenahan
organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) dengan menstrukturkan
organisasi dan mensinkronkan tugas dan fungsi serta merampingkan birokrasi agar efektif
dan efisien. Di samping hal tersebut, juga ditempuh strategi delivery system (mencakup
tata laksana dan pola organisasi) yang tepat berupa sistem, proses, dan prosedur kerja
yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntabilitas dan
good governance.
Terkait dengan Penataan Organisasi, terdapat agenda reorganisasi di beberapa unit kerja
di lingkungan Kementerian Perhubungan, antara lain :
1. Reorganisasi PKKPJT menjadi Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan yang
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan dukungan kebijakan tata kelola
lingkungan, peningkatan tata kelola sistem dan inovasi pelayanan transportasi yang
berkelanjutan;
2. Pembentukan Biro Kerjasama dalam rangka penguatan fungsi Kemitraan dan
Kerjasama Luar Negeri;
3. Penataan nomenklatur organisasi “Pusat Komunikasi Publik menjadi Biro
Komunikasi” berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan bahwa Kementerian Perhubungan Mempunyai Tugas
Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Di Transportasi Untuk Membantu Presiden
Menyelenggarakan Pemerintahan Negara. Dimana dalam peraturan dimaksud,
memuat terkait pengembalian nomenklatur “Pusat” menjadi “Biro”.
68
BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN
69
TABEL 4.1 Indikator Kinerja Utama Sekretariat Jenderal di Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
2 Terwujudnya Pengelolaan SDM Aparatur 3) Jumlah aparatur Kementerian Orang 335 355 370 390 420
Perhubungan yang berintegritas, netral, capable, Perhubungan yang ditingkatkan
profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera serta kualitas dan kompetensinya
beretika 4) Tersusunnya dokumen kebijakan Dokumen 3 3 3 3 3
terkait SDM aparatur di lingkungan Kebijakan
Kementerian Perhubungan
3 Terwujudnya Organisasi yang Tepat Fungsi dan 5) Penataan organisasi/ kelembagaan Dokumen 3 3 3 3 3
Tepat Sasaran melalui sistem, proses dan tata dan tata laksana di lingkungan Kebijakan
laksana yang rasional, jelas, efektif, efisien, Kementerian Perhubungan
terukur, dan sesuai dengan visi Reformasi Birokrasi
4 Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian 6) Opini BPK atas pengelolaan keuangan Opini WTP WTP WTP WTP WTP
Perhubungan dengan penilaian opini WTP Kementerian Perhubungan
70
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
6 Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi 10) Jumlah peraturan perundang- peraturan 100 50 50 50 50
dalam implementasi kebijakan sektor transportasi undangan di sektor transportasi
8 Peningkatan kinerja layanan administrasi serta 13) Tingkat ketepatan waktu pelayanan % 100 100 100 100 100
sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Pusat administrasi perkantoran
Kementerian Perhubungan
14) Penghematan konsumsi listrik, air dan % 10 10 10 10 10
biaya telepon di lingkungan kantor
pusat Kementerian Perhubungan
15) Tingkat kecukupan sarana dan % 100 100 100 100 100
prasarana kantor pusat Kementerian
Perhubungan
16) Jumlah pengunjung museum orang 200.000 205.000 210.000 215.000 220.000
transportasi
9 Terselenggaranya e-government di Kementerian 17) Jumlah Downtime Sistem Informasi % 5 5 4 4 3
Perhubungan (= 438 jam) (=439.2 Jam) (=350.4 Jam) (=350.4 Jam) (=262.8 jam)
(5%x365 Hari) (5%x366 Hari) (4%x365 Hari) (4%x365 Hari) (3*365 Hari)
18) Jumlah Modul Aplikasi yang Aplikasi 30 50 52 54 54
dipelihara, dikembangkan,
diintegrasikan dan dibangun
19) Jumlah kapasitas bandwidth Mbps 150 150 175 175 200
10 Terwujudnya kebijakan dan strategi bidang 21) Jumlah kajian yang menjadi Dokumen 4 4 4 4 4
kemitraan, pelayanan jasa dan lingkungan hidup rekomendasi kebijakan sektor Kajian
sektor transportasi transportasi
71
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
22) Jumlah unit pelayanan publik sektor unit kerja 148 163 163 179 179
transportasi yang dinilai dan
dievaluasi telah memenuhi standar
kriteria pelayanan prima
11 Terwujudnya Komunikasi dan Pelayanan Informasi 23) Keterbukaan Informasi Publik Nilai KIP 96 97 98 99 100
sektor transportasi kepada publik yang didukung
SDM aparatur perhubungan dengan kompetensi
kehumasan untuk meningkatkan citra positif 24) Jumlah dokumen rekomendasi hasil Dokumen 70 75 80 85 90
Kementerian Perhubungan analisis informasi untuk Rekomend
penyempurnaan kebijakan sektor asi
transportasi
12 Terselenggaranya persidangan Pemeriksaan 25) Jumlah perkara kecelakaan kapal yang Putusan 50 50 50 50 50
Lanjutan Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan ditindaklanjuti, disidangkan dan
peraturan perundang-undangan diputus tepat waktu
13 Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi 27) Ketepatan waktu pelaksanaan % 100 100 100 100 100
kecelakaan transportasi investigasi kecelakaan sampai dengan
penyusunan laporan final/akhir
72
4.2. Kerangka Pendanaan
Pendanaan merupakan salah satu kunci utama dalam tercapainya, pengalokasian
pendanaan selama periode 2015-2019 mengacu pada besarnya pendanaan dalam Renstra
Kementerian Perhubungan 2015-2019 dan berpedoman pada tugas dan fungsi serta
beban kerja yang menjadi tanggung jawab di masing-masing Unit Kerja Eselon II di
lingkungan Sekretariat Jenderal Kemenhub.
Untuk alokasi pendanaan Sekretariat Jenderal terdapat penyesuaian dari pagu anggaran
yang tercantum dalam Renstra Kemenhub, hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa
kegiatan strategis yang belum dimasukkan pada saat penyusunan Renstra Kementerian
Perhubungan, antara lain kegiatan strategis untuk pembangunan dan pemeliharaan
gedung kantor, peralatan dan pengembangan laboratorium investigasi kecelakaan,
pengembangan organisasi KNKT, kehumasan, dan pengalihan kegiatan teknologi,
informasi dan komunikasi di unit kerja Sekretariat Jenderal.
73
TABEL 4.2 MATRIKS PENDANAAN SEKRETARIAT JENDERAL PADA TAHUN 2015-2019
No. Unit Organisasi ALOKASI PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
(Rp. Miliar)
1 Penyusunan Dokumen Rencana,
Program, Evaluasi serta Penetapan
30,421 28,021.8 32,030 33,600 35,250 159,323
Kebijakan Pentarifan di Sektor
Perhubungan
2 Pembinaan dan Pengelolaan
39,685 56,876 43,752 45,940 48,537 234,790
Kepegawaian
3 Pembinaan dan Pengelolaan
Administrasi Keuangan dan
39,795 35,121.6 43,874 46,069 48,372 213,232
Perlengkapan / Barang Milik Negara di
Lingkungan Kementerian Perhubungan
4 Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan
Produk dan Pelayanan Hukum serta 40,828 59,046 45,425 47,464 49,827 242,590
Kementerian Perhubungan
74
No. Unit Organisasi ALOKASI PENDANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
(Rp. Miliar)
6 Pengelolaan Data dan Informasi
44,454 154,565.8 92,969 98,980 105,688 496,657
Perhubungan
75
4.3. Kegiatan Strategis Sekretariat Jenderal
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan selama periode 2015-2019 dengan berpedoman pada tugas dan fungsi serta beban
kerja yang menjadi tanggung jawab di masing-masing Unit Kerja Eselon II di lingkungan
Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan. Sekretariat Jenderal menetapkan kerangka
kegiatan strategis yang akan dijadikan acuan kerja selama lima tahun kedepan.
Rincian Kegiatan Strategis Sekretariat Jenderal selama periode tahun 2015-2019 dapat
disampaikan dalam tabel berikut.
76
Tabel 4.3 Kegiatan Strategis Sekretariat Jenderal 2015-2019
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Kementerian
Perhubungan
77
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
- Renja Kemenhub
- Dokumen Rencana Bergulir (Rolling
Plan)
Penyusunan program pembangunan 6 6 6 6 6
infrastruktur transportasi. Jumlah
dokumen program sektor perhubungan:
- Dokumen RKA-KL & DIPA
- Dokumen Standar Biaya Khusus (SBK)
78
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
79
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
80
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
Umum Setjen
Kementerian
Perhubungan
Persentase tingkat ketepatan waktu 100 100 100 100 100
pelayanan pimpinan dan keprotokolan
Jumlah laporan kegiatan pelayanan 8 8 8 8 8
pimpinan dan keprotokolan Kantor
Perwakilan Kemenhub di Luar Negeri
Persentase Tingkat ketepatan waktu 100 100 100 100 100
pelayanan administrasi perkantoran
Jumlah paket lelang pengadaan barang 120 125 130 135 140
dan jasa
Jumlah Laporan Pelaksanaan Korps 12 12 12 12 12
Pegawai Republik Indonesia
Jumlah pengunjung Museum 200,000 212,500 225,000 242,500 250,000
Transportasi
Persentase Tingkat Pemenuhan 100 100 100 100 100
Kebutuhan Sarana dan Prasarana Setjen
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana 100 100 100 100 100
dan Prasarana Kantor Perwakilan
Kemenhub di Luar Negeri
Penghematan biaya energi, air, dan 24.708.477.000 25.449.731.00026.213.223.00026.999.619.000 27.809.607.000
telepon di lingkungan Kegiatan Pusat
Kementerian Perhubungan
81
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
(438,00 Jam) (439,20 Jam) (350,40 Jam) (350,40 Jam) (262,80 Jam)
Jumlah User Email yang aktif 5,500 7,000 8,500 10,000 11,500
82
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
Jumlah Pembinaan SDM bidang Sistem 960 970 1,010 1,020 1,060
Informasi dan Pengelolaan Data
Jumlah Majalah Terbitan Puskom dan News 103,500 103,500 103,500 103,500 103,500
Letter
Jumlah Buku Jejak Lensa Kiprah Menhub, 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Himpunan Pidato Menhub dan Jejak Lensa
Hasil-Hasil Pembangunan
83
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
Jumlah orang yang mengikuti pendidikan dan 102 102 102 102 102
pelatihan teknis
84
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
jasa Transportasi
85
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
86
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
87
TARGET
OUTCOME/
PROGRAM INDIKATOR
OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
SEKRETARIAT
JENDERAL
88
BAB 5 PENUTUP
Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019 diharapkan dapat menjadi acuan bagi unit Eselon II
dalam pelaksanaan tugasnya serta dalam rangka mendukung administrasi Kementerian,
Sekretariat Jenderal memberikan penekanan pada penyelenggaraan dukungan manajemen
fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif
dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.
Dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi yang tertuang Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 60 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan, dan dengan melihat pada kondisi internal masing-masing struktur organisasi
yang ada di dalamnya, serta dengan mempertimbangkan tantangan dan isu strategis yang
akan dihadapi di masa mendatang, termasuk perubahan lingkungan yang sangat dinamis
baik internal maupun eksternal, maka disusunlah tujuan dan sasaran Sekretariat Jenderal.
Berdasarkan tujuan dan sasaran tersebut, disusun rumusan program dan kegiatan serta
indikator (output dan outcome) yang dipergunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
capaian dari target yang telah ditetapkan. Dengan demikian pelaksanaan Renstra Sekretariat
89
Jenderal Kementerian Perhubungan dapat secara konsisten dan penuh komitmen
mendukung pencapaian kinerja Kementerian Perhubungan.
Pada akhirnya, penyelenggaraan pembangunan bidang perhubungan diharapkan dapat
mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.
Dukungan, kerja sama, dan komunikasi yang baik dari seluruh pihak baik internal maupun
eksternal akan sangat mendukung tercapainya tujuan ini.
90