Macam Perawatan Kuratif Orto Anak
Macam Perawatan Kuratif Orto Anak
Oleh:
Pembimbing:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Macam-macam
Perawatan Ortodonsi pada Anak-anak (≤ 12 tahun) dalam Masa Geligi
Pergantian”.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
drg.Rina Setiowati, Sp.Ort, MPH selaku pembimbing dalam penyusunan makalah
ini.
Dalam penyusunan ini tentunya masih banyak kekurangan dalam
pengejaan maupun penulisan. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari dan memahami macam-macam perawatan kuratif
ortodonsi pada anak-anak (≤ 12 tahun) dalam masa gigi pergantian?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Maloklusi
Maloklusi adalah keadaan yang menyimpang dari oklusi normal, hal ini dapat
terjadi karena tidak sesuainya antara lengkung gigi dan lengkung rahang. Keadaan
ini terjadi baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Gambaran klinisnya
berupa crowding, protusi, cross bite baik anterior maupun posterior (Yohana).
Dr. EH Angle membagi hubungan antara gigi-gigi rahang atas dan rahang
bawah menjadi 3 kelompok, yaitu : Klas I ,Klas II, dan Klas III. Lisher juga
membagi menjadi 3 kelompok, yaitu : Netroklusi (= klas I Angle), Distoklusi (=
klas II Angle), dan Mesioklusi (= klas III Angle).
Klasifikasi Angle
Angle mendasarkan klasifikasinya atas asumsi bahwa gigi molar pertama
hampir tidak pernah berubah posisinya. Klasifikasi Angle merupakan klasifikasi
yang paling banyak digunakan dalam penentuan maloklusi. Angle
menggambarkan tujuh malposisi individu gigi yaitu bukal atau labial, lingual,
mesial, distal, rotasi, infraposisi, supraposisi. Malposisi gigi ini dapat digunakan
untuk menggambarkan maloklusi secara lebih lengkap.
Klasifikasi maloklusi Angle :
Maloklusi Kelas I
Relasi lengkung anteroposterior yang normal dilihat dari relasi molar
pertama permanen meskipun mesiobukal cusp molar pertama permanen atas
berada pada bucal groove molar pertama permanen mandibula. Maloklusi kelas
I dapat disertai dengan openbite, protrusi bimaksila dan kelainan yang paling
banyak adalah disertai dengan crowded, sedangkan diastema multiple yang
menyeluruh jarang dijumpai. Lihat gambar 1.
Maloklusi Kelas II
Relasi posterior dari mandibula terhadap maksila. Mesiobukal cusp molar
pertama permanen atas berada lebih mesial dari bucal groove gigi molar pertama
permanen mandibula. Karakteristik maloklusi kelas II adalah protrusive gigi
anterior atas dengan overjet yang besar dan kadang disertai retroklinasi gigi
insisivus.
Divisi I :Insisivus gigi rahang atas letakya labioversio (protrusi
bilateral)
Subdivisi :Insisivus rahang atas letaknya labioversio (protrusi
unilateral)
Menurut Moyers yang dikutip oleh Karin dan Yuniar pada penderita
maloklusi kelas II divisi I biasanya ditandai dengan profil muka yang konveks,
overjet, yang besar dan kadang-kadang disertai dengan deep bite. Pada keadaan
demikian, tekanan otot-otot muka tidak normal, sehingga sering dijumpai sulcus
mentolabial yang dalam atau disebut lip trap.
Selain itu menurut Staley maloklusi kelas II divisi I digambarkan dengan
maksila yang sempit, gigi insisivus atas yang terlihat lebih panjang dan protrusiv,
fungsi bibir yang tidak normal dan kadang-kadang dijumpai beberapa obstruksi
nasal serta bernafas melalui mulut. Liat gambar 2
pertama permanen atas berada lebih distal dari bukal groove gigi molar pertama
Maloklusi klas III dapat pula dibagi menjadi beberapa tipe, antara lain:
1. Type 1 : hubungan insisifnya edge to edge
2. Type 2 : insisiv rahang atas menumpang pada insisiv bawah,
seperti hubungan yang normal dan insisiv bawah agak berjejal-jejal
3. Insisiv atas adalah linguoversi --- cross bite (Prijatmoko dkk, 2010)
4. Subdivisi : unilateral
Klasifiksi Angle memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan klasifikasi
Angle sebagai berikut : Klasifikasi Angle didasarkan atas relasi molar pertama
permanen. Bila molar pertama permanen bergeser karena prematur ekstraksi
molar sulung, maka relasi molar yang ada bukan relasi molar yang sebenarnya
sebelum terjadi pergeseran. Bila molar pertama permanen telah dicabut berarti
tidak ada relasi molar.
Bila terjadi pergeseran molar pertama permanen ke mesial maka perlu
dibayangkan letak molar pertama permanen sebelum terjadi pergeseran, baru
ditetapkan klasifikasinya, demikian juga jika molar permanen telah dicabut.
Selama masa perawatan 6 bulan, gigi insisif lateral permanen telah erupsi,
dengan posisi gigi insisif lateral kiri crossbite. Jadi, oleh karena itu didesain alat
baru dengan menggunakan pegas busur labial, dan pegas diaktivasi 1-2 bulan
sampai gigitan silang teratasi. Akhirnya setelah menjalani perawatan aktif selama
8 bulan, seluruh gigitan silang pada gigi insisif rahang atas dapat terkoreksi, dan
tidak terjadi relaps saat dilakukan control pada waktu 6 bulan kemudian dengan
pemeriksaan klinis dan radiografi.
Setiap 4 minggu dilakukan pengaktifan alat. Setelah 8 bulan, gigi insisif sentral
rahang atas kanan telah tereposisi dalam posisi yang normal. Setelah rotasi
terkoreksi, dilakukan fibrotomi di sekitar gigi tersebut oleh spesialis periodontis
untuk mencegah terjadinya relaps. setelah seminggu dilakukan fibrotomi, alat
diganti dan masa retensi dimulai dengan menggunaka Hawley retainer.
Agarwal, Anirudh dan Mathur, Rinku. 2011. Segmental Orthodontics for the
Correction of Cross Bites. Case Report. Internatioanal Journal of Clinical
Pediatric Dentistry. Vol. 4 (1): 43-47.
Asher, Kuster, Erickson. 1986. Anterior dental crossbite correction using a simple
fixed appliance: case report. The American Academy of Pediatric Destistry.
Vol. 8 (1): 53-55.
Bahirrah, Siti. 2004. Pergerakan Gigi dalam Bidang Ortodonsia dengan Alat
Cekat. E-USU Repository. Universitas Sumatra Utara: Sumatra.
Bahreman, Aliakbar. Early-Age Orthodontic Treatment. Quitessence Publishing
Co, Inc: Chicago.
Hiremath, M.C dan Suresh, K.S. 2011. Rappid Correction of Anterior Dental
Crossbite Using a Sectional Fixed appliance: A case report. Archives of Oral
Sciences and Research Vol.1 (1): 11-13.
Jahanbin, Arezoo dan Tanbakuchi, Behrad. 2014. Orthodontic Manajement of a
Severaly Rotated Maxillary Central Incisor in the Mixed Dentition: A Case
Report. JDMT. Vol. 3 (2): 82-86.
Prakash, Prashanth dan Durgest, B.H. 2011. Anterior Crossbite Correction in
Early Mixed Dentition Period Using Catlan’s Appliance: Case Report. The
Creative Commons Attribution License. Diakses dari
http://dx.doi.org/10.5402/2011/298931 tanggal 22 September 2014.
Sulandjari, Heryumani. 2008. Buku Ajar Ortodonsia I KGO I. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Gajahmada: Jogjakarta.
Ulusoy, Ayca dan Bodrumlu, Ebru. 2013. Manajement of Anterior dental
crossbite with removable appliances. Contemporary Clinical Dentistry.
Vol.4(2): 223-226.
Yohana, Winny. Perawatan Ortodonti pada Geligi Percampuran. Bagian Ilmu
Kedokteran Gigi Anak Fakultas kedokteran Gigi universitas Padjadjaran:
Bandung