Anda di halaman 1dari 50

ANGGARAN PIUTANG DAN ANGGARAN KAS

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Budgeting
Dosen : Tito Marta Sugema Dasuki, S.E., M.Ak.

Disusun:
Resiana Anindia 1143070183
Reza Fadil Muharram 1143070186
Rini Ayu Utari 1143070197
Rizky Subagya 1143070206
Rudocha Putri Peta 1143070207
Shofia Naila Amani 1143070216
MKS/V/E

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Anggaran Piutang dan Anggaran Kas” ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada uswah kita dalam membangun dan
menata kehidupan ini Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliahbudgeting.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
budgetingBapak Tito Marta Sugema Dasuki, S.E., M.Ak.yang telah memberikan
tugas makalah ini. Karena berkat tugas yang bapakberikan, penyusun dapat lebih
memahami mengenai anggaran piutang dan anggaran kas.
Penyusun sadar walau telah berusaha optimal untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik, namun di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitu pula dalam
penyusunan makalah ini yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata penyusun sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Bandung,7 November 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anggaran Piutang
2.1.1 Pengertian Piutang, Anggaran Piutang dan Jenis Piutang ...... 4
2.1.2 Manfaat Anggaran Piutang ................................................... 5
2.1.3 Faktor yang Memengaruhi Anggaran Piutang ...................... 6
2.1.4 Penyusunan Anggaran Piutang ............................................. 10
2.1.5 Contoh Soal .......................................................................... 12
2.2 Anggaran Kas
2.2.1 Pengertian Anggaran Kas ...................................................... 13
2.2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas ........................................ 15
2.2.3 Kegunaan Anggaran Kas ....................................................... 16
2.2.4 Faktor yang Memengaruhi Anggaran Kas ............................. 19
2.2.5 Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran Kas ...................... 19
2.2.6 Penyusunan Anggaran Kas .................................................... 20
2.2.7 Langkah Penyusunan Arus Kas ............................................. 20
2.2.8 Ilustrasi Penyusunan Anggaran Kas ...................................... 28
BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 45

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 ................................................................................................................ 27
Tabel 2 ................................................................................................................ 29
Tabel 3 ................................................................................................................ 31
Tabel 4 ................................................................................................................ 32
Tabel 5 ................................................................................................................ 37
Tabel 6 ................................................................................................................ 39
Tabel 7 ................................................................................................................ 41
Tabel 8 ................................................................................................................ 42

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ............................................................................................................. 22
Gambar 2 ............................................................................................................. 26

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Piutang menurut Soemarso (2002 : 338) adalah piutang yang berasal
dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan usaha normal
perusahaan, perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau
perusahaan lain. Dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut
pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada
pihak siapa yang berutang. Dalam setiap laporan keuangan sering kali
dijumpai piutang dalam neraca suatu entitas (Tabel), Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya akun piutang bagi suatu entitas. Piutang penting bagi para
manajer dan investor karena beberapa sebab, sebab yang pertama yaitu karena
piutang merupakan aset dalam laporan keuangan yang harus mencermikan
nilainya. Kedua, persoalan menyangkut piutang adalah dasar untuk penentuan
laba dan pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga, piutang dagang dapat
menjadi aset yang tidak produktif .
Sebagai suatu perusahaan tentunya tidak akan lepas dari yang namanya
piutang, piutang tersebut menjadi aset bagi perusahaan dalam meningkatkan
jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan agar operasional perusahaan tetap
berjalan dengan baik adapaun kas menurut Standar Akuntansi Keuangan
(2002: 85) adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Yang dimaksud dengan bank adalah
sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk
kegiatan umum perusahaan.
Dari kedua aspek tersebut memiliki jenis dan fungsi tersendiri. Piutang
memiliki 2 jenis yaitu piutang wesel dan piutang usaha, sedangkan fungsi dari
piutang yaitu sebagai investasi yang dapat memperlancar dan memperbesar
omzet penjualan barang yang di telah karena kegiatan penjualan merupakan
ujung tombak maju mundurnya perusahaan. Begitupun kas, kas mempunyai
dua jenis yaitu uang kartal dan uang giral, fungsi dari kas tersebut untuk
membiayai operasional perusahaan sehari-hari (dalam bentuk modal kerja)

1
maupun pembelian aktiva tetap, kas memiliki 2 sifat: (1) kontinyu untuk
membeli bahan baku, membayar upah dan gaji membeli persediaan kantor dan
lainnya, (2) tidak kontinyu untuk pembayaran dividen, pajak, angsuran hutang
dan lainnya.
Piutang dan kas perlu dibuatkan anggaran yang bertujuan agar usaha-
usaha perusahaan akan lebih baik apabila ditunjang oleh kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaan-perencanaan yang
matang. Perusahaan yang berkecenderungan memandang ke depan, akan
selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan
datang. Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan ini tinggal berpegangan
pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Di mana, bagaimana,
mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu dikembangkan
dalam kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan manfaat lain dari anggaran
adalah membantu manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer harus
mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan,
seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual,
memilih atau menseleksi langganan, menentukan tingkat harga, metode-
metode produksi, metode-metode distribusi, termin penjualan.
Oleh karena itu, anggaran sangatlah di perlukan dalam perusahaan demi
tercapainya target perusahaan dan juga untuk memerpermudah operasional
perusahaan agar lebih terarah, penulis akan mengkaji lebih dalam perihal
anggaran piutang dan kas yang akan disajikan dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah di atas dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana yang dimaksud dengan pengertiananggaran piutang dan
penyusunan anggaran piutang?
1.2.2 Bagaimana yang dimaksud dengan pengertiananggaran kas dan
penyusunan anggaran kas?

2
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
mengacu pada pertanyaan-pertanyaan rumusan masalah di atas untuk:
1.3.1 Mendeskripsikananggaran piutang dan penyusunannya.
1.3.2 Mendeskripsikan anggaran kas dan penyusunannya.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah:
1.4.1 Penyusun dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
anggaran piutang dan anggaran kas.
1.4.2 Dapat dijadikan referensi dan sumber bacaan bagi pembaca.
1.4.3 Pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dari materi
yang disajikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Piutang


2.1.1 Pengertian Piutang, Anggaran Piutang dan Jenis Piutang
Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari
kreditur (pemberi pinjaman) kepada debitur (penerima pinjaman) yang
bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jadi, piutang itu ada
karena (1) terdapat dua pihak, yaitu kreditur dan debitur, (2) ada
kesediaan debitur untuk melunasi kewajibannya kepada kreditur, (3) ada
waktu mulai timbul piutang sampai saat pelunasannya, (4) ada hak
menagih yang dimiliki kreditur.1
Piutang terdiri dari beberapa jenis (dalam Nafarin, 2013: 294),
yaitu piutang surat berharga (contoh: bilyet giro belum jatuh tempo,
bilyet giro kosong, cek kosong, dan cek mundur), beban bayar di muka
(contoh: sewa dibayar di muka, iklan bayar di muka, dan bunga bayar di
muka), setoran jaminan (contoh: untuk keperluan garansi (jaminan) bank
dan untuk keperluan menjalin hubungan bisnis lainnya), piutang pajak
(contoh: angsuran pajak, pajak masukan, kelebihan bayar pajak, dan
lain-lain), pinjaman pekerja, piutang uang muka, piutang wesel, piutang
usaha, dan piutang lainnya.
Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang didukung
janji tertulis dalam bentuk wesel. Piutang wesel dan piutang surat
berharga dapat terjadi karena menjual barang secara kredit atau
pemberian pinjaman dalam bentuk uang. Piutang uang muka dapat
terjadi sebagai uang muka beli barang atau uang muka kerja (seperti:
pasang iklan atau membuat baliho).
Piutang usaha (account receivable) adalah piutang yang timbul
sebagai akibat menjual barang atau jasa secara kredit dari usaha pokok
perusahaan. Piutang usaha berbeda dengan piutang dagang. Piutang

1
M. Nafarin, (2013), Penganggaran Perusahaan, Jakarta: Salemba Empat, hlm. 294

4
usaha meliputi piutang dagang, sedangkan piutang dagang hanya
terdapat pada perusahaan dagang yang menjual barang dagangannya
secara kredit. Piutang usaha meliputi seluruh macam/jenis perusahaan
yang menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya secara kredit.
Anggaran piutang yang dimaksudkan dalam pembahasan makalah
ini adalah anggaran piutang usaha. Anggaran piutang usaha merupakan
suatu anggaran yang merencanakan secara lebih rinci mengenai
perubahan piutang usaha selama periode yang akan datang, yang
didalamnya meliputi rencana mengenai bertambahnya piutang karena
penjualan kredit dan berkurangnya piutang karena adanya pelunasan
piutang, penyisihan piutang, penghapusan piutang dan potongan
penjualan. Namun hal ini bukan berarti jenis piutang lainnya tidak
penting untuk dianggarkan, melainkan karena piutang usaha timbul oleh
kebijakan perusahaan untuk memperlancar kegiatan penjualan dan
kegiatan penjualan merupakan ujung tombak maju mundurnya suatu
perusahaan.
2.1.2 Manfaat Anggaran Piutang
Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat pada harta
lancar mempunyai beberapa manfaat, antara lain:2
1. Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet penjualan, sehingga
dapat meningkatkan keuntungan.
2. Pada jenis usaha tertentu, kredit jangka panjang dapat menciptakan
keuntungan tambahan tertentu bagi perusahaan.
3. Dapat mempererat hubungan dagang antara perusahaan dengan
relasinya.
Pemberian piutang usaha dimaksudkan agar dapat memperlancar
dan memperbesar omzet barang yang dijual karena kegiatan penjualan
merupakan ujung tombak maju mundurnya perusahaan. Keberhasilan

2
Sri Rahayu dan Andri Arifin Rachmad, (2013), Penyusunan Anggaran Perusahaan, Yogyakarta:
Graha Ilmu, hlm 113

5
perusahaan dimulai dari kemampuan perusahaan menjual barang atau
jasa dari usaha pokoknya.3
Perlu diperhatikan, kebijakan dalam pemberian piutang usaha agar
perusahaan mampu bersaing dalam menjual produknya yaitu antara lain:
1. Mengenai batas maksimal (plafon) piutang yang diberikan untuk
berbagai tingkatan debitur. Tingkatan debitur digolongkan
berdasarkan risiko tidak memenuhi kewajibannya sesuai janji.
Misalnya, debitur yang tingkat risikonya 20% tidak diberikan
piutang, debitur yang tingkat risikonya 15% diberikan piutang
maksimal Rp1.000.000, debitur dengan tingkat resiko 10% diberikan
piutang maksimal Rp5.000.000, dan seterusnya.
2. Penentuan jangka waktu kredit, yaitu berapa lama debitur harus
melunasi utangnya. Contoh: 2/10/net30, artinya pembayaran
dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang
maka debitur mendapatkan potongan harga sebesar 2% dari harga
jual dan pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30
hari sesudah penyerahan.
Pemberian piutang usaha dapat memperluas pelanggan dan dapat
menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan bila pelanggan tersebut
lancar dalam pembayaran.
Apabila piutang yang diberikan tersebut lancar pembayarannya dan
dapat memperbesar tingkat barang yang dijual, maka piutang yang
diberikan dapat meningkatkan kemampuan laba (profitabilitas)
perusahaan. Berdasarkan manfaat pemberian piutang tersebut maka
diperlukan adanya penganggaran piutang agar piutang yang diberikan
terencana dan terarah sehingga mempermudah pengembalian piutang.
2.1.3 Faktor yang Memengaruhi Anggaran Piutang
Ada beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya anggaran
piutang, antara lain volume barang yang dijual secara kredit, standar
kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit,

3
M. Nafarin, op.cit., hlm 295

6
dan kebijakan penagihan piutang. Berikut ini dijelaskan mengenai faktor
yang memengaruhi anggaran piutang tersebut.
1. Volume Barang yang Dijual secara Kredit
Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada
tunai dapat semakin memperbesar anggaran dalam piutang usaha,
dan sebaliknya. Contoh: sebulan dijual barang Rp100.000,00 dengan
syarat 10% dibayar tunai dan 90% dilakukan secara kredit. Dengan
demikian, piutang usaha yang tertanam 90% x Rp100.000,00 =
Rp90.000,00.
Volume barang yang dijual secara kredit lebih kecil daripada
tunai dapat memperkecil anggaran dalam piutang usaha. Contoh:
sebulan dijual barang Rp100.000,00 dengan syarat 90% dibayar
tunai dan 10% dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang
usaha tertanam 10% x Rp100.000,00 = Rp10.000,00.
Kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam
semakin besar risiko dalam piutang.
2. Standar Kredit
Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang
usaha yang tertanam. Semakin longgar standar kredit yang diberikan
maka semakin besar piutang yang tertanam dan semakin besar risiko
kerugian piutang. Standar kredit yang longgar dan ekstrem misalnya
tidak perlu jaminan kredit termasuk kredit atas barang yang dibeli,
semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa batas umur, dan
tanpa mempertimbangkan apakah calon debitur berpengalaman atau
tidak dalam bekerja. Dengan kata lain, analisis 5C dan 3S diabaikan.
Sebaliknya, semakinketat standar kredit yang diberikan maka
semakin kecil piutang yang dianggarkan dan semakin kecil risiko
kerugian piutang. Standar kredit yang ketat dan ekstrem artinya
calon debitur diseleksi secara ketat.
3. Jangka Waktu Kredit

7
Jangka waktu kredit memengaruhi besar kecilnya piutang
usaha yang tertanam. Semakin panjang waktu kredit maka semakin
besar piutang usaha yang tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu
kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa
yang dijual, di samping juga mengakibatkan piutang usaha semakin
besar. Contoh pada jangka waktu yang panjang: barang yang dijual
secara kredit sebesar Rp100.000,00 dengan syarat pembayaran 10%
diangsur dua bulan, 20% diangsur tiga bulan, 20% diangsur empat
bulan, 15% diangsur lima bulan, dan 15% diangsur enam bulan.
Piutang bulan barang dijual = Rp100.000,00
Piutang bulan pertama 90% x Rp100.000 = Rp 90.000,00
Piutang bulan kedua 70% x Rp100.000 = Rp 70.000,00
Piutang bulan ketiga 50% x Rp100.000 = Rp 50.000,00
Piutang bulan keempat 30% x Rp100.000 = Rp 30.000,00
Piutang bulan kelima 15% x Rp100.000 = Rp 15.000,00
Piutang bulan keenam 0% xRp100.000 = Rp 0,00
Sebaliknya, dengan jangka waktu yang pendek,misalnyabarang
dijual secara kredit juga Rp100.000,00 dengansyarat pembayaran
10% diangsur sebulan, 90% diangsur dua bulan.
Piutang bulan barang dijual = Rp100.000,00
Piutang bulan pertama 90% x Rp100.000= Rp90.000,00
Piutang bulan kedua 0% x Rp100.000 = Rp0,00
Dari contoh jangka waktu yang panjang masih terdapat piutang
pada bulan kedua (sebesar Rp70.000) sampai bulan kelima (sebesar
Rp15.000), sementara dengan jangka waktu yang pendek pada bulan
kedua sampai bulan kelima tidak terdapat piutang.
Pengaruh kebijakan jangka waktu kredit juga memengaruhi
terhadap kemampuan laba perusahaan (berupa laba investasi), yaitu
kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan modal sendiri.

8
Keterangan Tunai Kredit Kredit Kredit
3 bulan 6 bulan 12 bulan
Rp Rp Rp Rp
Jualan
1000 1000 1000 1000
Laba 15% x jualan
150 150 150 150
Kas
110 110 110 110
Piutang usaha
- 250 500 1000
Sediaan
200 200 200 200
Harga tetap bersih
500 500 500 500
810 1060 1310 1810

Utang usaha
300 300 300 300
Modal sendiri
510 760 1010 1510
Laba investasi
29,41% 19,74% 14,85% 9,93%
Tampak dari tabel bahwa dengan cara menjual tunai maka laba
investasi yang diperoleh sebesar 29,41%; dengan cara menjual
kreditselama 3 bulan maka laba investasi turun menjadi 19,74%;
dengan cara menjual kredit selama 12 bulan maka laba investasi
semakin turun menjadi 9,93%. Jadi, dengan menjual tunai berarti
laba investasi menjadi lebih tinggi dibandingkan menjual secara
kredit. Menjual kredit dengan jangka waktu yang pendek
mengakibatkan laba investasi yang lebih tinggi bila tingkat laba,
jualan, kas, sediaan, utang usaha tidak berubah.
4. Pemberian Potongan
Pemberian potongan harga juga dapat memengaruhi besarnya
investasi dalam piutang. Pemberian potongan yang besar akan
memperkecil piutang usaha yang tetanam. Sebaliknya, pemberian
potongan yang kecil memperbesar piutang yang tertanam.
Contoh:
Barang yang dijual Rp100.000,-
Pembeliam tunai mendapat potongan 10% Rp10.000,-

9
Uang yang harus dibayar pembeli Rp90.000,-
Dengan demikian, penjualan secara tunai tidak mengakibatkan
timbulnya piutang, sedangkan pembelian secara kredit (tanpa
potongan) mengakibatkan piutang usaha sebesar Rp100.000,00.
5. Pembatasan Kredit
Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah
pembatasan kredit dalam arti kuantitatif, yaitu berkenaan dengan
batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan. Pembatasan
kredit juga dapat memengaruhi besar kecilnya piutang usaha.
Semakin tinggi batasan (plafon) kredit maka semakin besar piutang
usaha yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit maka
semakin kecil piutang yang tertanam.
6. Kebijakan Penagihan Piutang
Kebijakan penagihan piutang memengaruhi besar kecilnya
piutang usaha yang tertanam. Perusahaan dapat menjalankan
kebijakan penagihan piutang secara aktif ataupun pasif. Kebijakan
penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang usaha
yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif
dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam. Kebijakan
penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan biaya (beban)
yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara pasif. Biaya
yang dikeluarkan dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif
meliputi biaya perjalanan, biaya telfon, biaya surat-menyurat, biaya
administrasi piutang, dan lain-lain.
2.1.4 Penyusunan Anggaran Piutang
Penyusunan anggaran piutang usaha merupakan tanggung jawab
Divisi Kredit. Divisi Kredit dalam menyusun anggaran piutang harus
bekerja sama dengan Divisi Penjualan. Divisi penjualan biasanya di
bawah manajer pemasaran, sedangkan divisi kredit biasanya di bawah
manajer keuangan. Penyusunan anggaran piutang ini berupa anggaran
usaha.

10
Sebagai ilustrasi, data realisasi dan anggaran jualan PT. Waja
Kaputing selama triwulan pertama tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Realisasi Desember Rp80.000,00
Anggaran Januari Rp85.000,00
Februari Rp90.000,00
Maret Rp95.000,00
Syarat pembayaran 50% tunai, 40% kredit sebulan, 10% kredit dua
bulan, dan 1% ditaksir tidak tertagih dari piutang bulan yang
bersangkutan.
Sebelum menyusun anggaran piutang perlu dilakukan perhitungan
anggaran piutang usaha bersih dan taksiran piutang usaha tak tertagih
sebagai berikut.
Perhitungan anggaran piutang usaha bersih:
Januari = 9% x Rp80.000 + 49% x Rp85.000 = Rp48.850,-
Februari = 9% x Rp85.000 + 49% x Rp90.000 = Rp51.750,-
Maret = 9% x Rp90.000 + 49% x Rp95.000 = Rp54.650,-
Perhitungan taksiran piutang tak tertagih (penghapusan piutang):
Desember = 1% x Rp80. 000 = Rp800,-
Januari = 1% x Rp85. 000 = Rp850,-
Februari = 1% x Rp90. 000 = Rp900,-
Maret = 1% x Rp95. 000 = Rp950,-
Anggaran piutang usaha diperoleh dari piutang usaha bersih
ditambah cadangan penghapusan piutang usaha. Cadangan penghapusan
piutang usaha dihitung dari penghapusan piutang usaha periode (bulan)
lalu ditambah penghapusan piutang usaha periode (bulan) ini. Cadangan
penghapusan piutang usaha perhitungannya sebagai berikut:
Januari = Rp800 (bulan Desember) + Rp850 = Rp1.650,-
Februarui = Rp850 (bulan Januari) + Rp900 = Rp1.750,-
Maret = Rp900 (bulan Februari) + Rp950 = Rp1.850,-
Anggaran piutang usaha juga dapat dihitung sebagai berikut:
Januari = 10% x Rp80.000 + 50% x Rp85.000 = Rp50.500,-

11
Februari = 10% x Rp85.000 + 50% x Rp90.000 = Rp53.500,-
Maret = 10% x Rp90.000 + 50% x Rp95.000 = Rp56.500,-
Keterangan : 9% + 1% = 10%
49% + 1% = 50%
Anggaran piutang usaha dapat disusun seperti:
PT. Waja Kaputing
Anggaran Piutang Usaha
Triwulan Pertama Tahun 2010
Keterangan Januari Februari Maret
Piutang usaha Rp50.500 Rp53.500 Rp56.500
Cadangan penghapusan Rp 1.650 Rp 1.750 Rp 1.850
Piutang usaha bersih Rp48.850 Rp51.750 Rp54.650

2.1.5 Contoh Soal


PT Sampuraka menyusun realisasi dan anggaran jualan sebagai
berikut
Realisasi Juli Rp 100
Agustus Rp 80
Anggaran September Rp 100
Oktober Rp 100
November Rp 180
Desember Rp 120
Syarat pembayaran 30% tunai, 50% kredit sebulan, dan 20% kredit
dua bulan. Berdasarkan data tersebut, hitunglah anggaran kas masuk dari
pelanggan.
Jawaban:
Perhitungan anggaran kas masuk dari pelanggan sebagai berikut.
September 30% x Rp 100 (September) = Rp 30
50% x Rp 80 (Agustus) = Rp 40
20% x Rp 100 (Juli) = Rp 20
Rp 90

12
Oktober 30% x Rp 100 (Oktober) = Rp 30
50% x Rp 100 (November) = Rp 50
20% x Rp 80 (Agustus) = Rp 16
Rp 96
November 30% x Rp 180 (November) = Rp 54
50% x Rp 100 (Oktober) = Rp 50
20% x Rp 100 (September) = Rp 20
Rp 124
Desember 30% x Rp 120 (Desember) = Rp 36
50% x Rp 180 (November) = Rp 90
20% x Rp 100 (Oktober) = Rp 20
Rp 146
Adapun anggaran piutang dari PT Sampuraka tahun 2010 sebagai berikut.
September 20% x Rp 80 (Agustus) = Rp 16
70% x Rp 100 (September) = Rp 70
Rp 86
Oktober 20% x Rp 100 (September) = Rp 20
70% x Rp 100 (Oktober) = Rp 70
Rp 90
November 20% x Rp 100 (Oktober) = Rp 20
70% x Rp 180 (November) = Rp 126
Rp 146
Desember 20% x Rp 180 (November) = Rp 36
70% x Rp 120 (Desember) = Rp 84
Rp 120

2.2 Anggaran Kas


2.2.1 Pengertian Anggaran Kas
Anggaran kas disebut juga dengan perubahan kas dan ada juga
yang menyebutkan dengan anggaran sumber dan penggunaan kas tetapi
sebaliknya, disebut anggaran sumber dan belanja kas atau anggaran

13
masuk dan keluar kas daripada anggaran sumber dan penggunaan kas.
Dengan demikian, menggunakan kata penggunaan tidaklah tepat.
Penggunaan artinya proses/cara menggunakan sesuatu (kas). Padahal kas
tersebut sudah digunakan, sudah selesai diproses.4
Kas merupakan asset yang paling likuid, semakin besar kas yang
dimiliki perusahaan semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin tinggi
tingkat kemampuan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar).
Namun perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi
karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat putaran kas
tersebut rendah dan mencerminkan adanya kelebihan investasi dalam kas
dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas.
Jumlah kas relatif kecil akan mempertinggi putaran kas dan
meningkatkan rentabilitas (meningkatkan kemampuan memperoleh
laba), tetapi dengan kas yang kurang (terlalu kecil) dapat mengganggu
kemampuan membayar (tidak likuid) sewaktu ada tagihan, yang pada
akhirnya juga akan mengganggu rentabilitas. Dengan demikian kas
mempunyai peranan penting dalam menentukan kelancaran kegiatan
perusahaan. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan
baik, baik arus kas masuk maupun arus kas keluar.
Kas adalah uang yang siap dan bebas digunakan. Kas meliputi
uang kartal, uang giral, dan simpanan giro di bank. Uang kartal adalah
uang yang berlaku resmi di wilayah suatu negara, misalnya mata uang
rupiah yang diedarkan oleh Bank Indonesia berlaku resmi di
wilayahnegara Indonesia. Uang giral adalah uang yang berasal dari
simpanan giro, seperti cek yang siap diuangkan dan bilyet giro yang siap
dipindahbukukan.
Anggaran kas bukan hanya menunjukkan jumlah keseluruhan
pembelanjaan yang diperlukan, tetapi juga kapan kas tersebut
diperlukan. Anggaran kas ini menunjukkan jumlah kas yang diperlukan
setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari, merupakan alat manajer

4
M. Nafarin, op.cit., hlm 308.

14
keuangan yang paling penting. Anggaran kas adalah anggaran yang
menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai
sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan
(digunakan) sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo
kas selama periode tertentu dari suatu organisasi. Anggaran kas yang
dibandingkan dengan laporan arus kas disebut laporan realisasi anggaran
kas. Laporan arus kas adalah realisasi dari anggaran kas.
Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk
merencanakan dan mengendalikan arus kas, memperkirakan keperluan
kas, dan secara efektif menggunakan kas yang berlebih (surplus)
maupun kas yang kurang (defisit). Pada saat surplus kas dapat digunakan
membayar utang dan dapat diinvestasikan pada surat berharga jangka
pendek untuk mendapatkan laba. Pada saat defisit kas dapat segera
diupayakan untuk menutupinya, misalnya dengan cara meminjam,
menambah modal pemilik, menjual asset yang menganggur, dan
sebagainya.
2.2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Tujuan utama penyusunan anggaran kas adalah merencanakan
posisi likuiditas sebagai dasar untuk menentukan pinjaman di masa
datang dan investasi yang akan dilakukan. Tujuan penyusunan anggaran
kas antara lain untuk :
1. Menentukan saldo (posisi) kas akhir setiap periode sebagai hasil dari
operasi yamg dijalankan. Saldo kas akhir diperoleh dari saldo kas
awal ditambah kas masuk kurang kas keluar pada periode yang sama.
2. Mengetahui kelebihan (surplus) atau kekurangan (defisit) kas pada
waktunya. Kelebihan kas terjadi bila kas masuk lebih besar daripada
kas keluar, sebaliknya defisit terjadi bila kas masuk lebih kecil
daripada kas keluar. Dalam keadaan kelebihan kas dapat digunakan
untuk membayar utang agar beban bunga dapat diperkecil, dan/atau
diinvestasikan pada surat berharga jangka pendek untuk

15
mendapatkan laba dari investasi tersebut. Dalam keadaan
kekurangan kas, manajemen harus segera menutupi kekurangan kas
tersebut dengan cara mencari sumber dana pinjaman, menambah
modal pemilik, dan menjual asset yang menganggur.
3. Menyelaraskan kas dengan aset lancar, asset tak lancar, utang,
modal, dapatan, dan beban.
4. Mengetahui sumber kas masuk yang diperoleh selama satu periode
dan digunakan untuk apa sumber kas masuk tersebut, hal ini tampak
pada arus kas keluar. Mengetahui arus kas masuk dan arus keluar
penting bagi kreditur jangka pendek, karena dapat diketahui
kebijakan manajemen dalam mengelola kas.
5. Mengetahui kapan hutang dibayar kembali.
6. Menilai realisasi kas masuk dan kas keluar agar dapat diketahui
selisih realisasi dengan anggaran, selisih menguntungkan atau selisih
merugikan.
7. Memperkirakan sumber kas masa akan datang dari arus kas masuk
dan ke mana kas tersebut digunakan dari arus kas keluar.
8. Menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas
perusahaan. Biasanya laba bersih bergerak bersama. Tingginya
tingkat laba menyebabkan peningkatan kas.
2.2.3 Kegunaan Anggaran Kas
Anggaran kas berguna bagi manajemen sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai
keperluan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, manajemen perlu melakukan
evaluasi terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta
kepastian memperolehnya, dan secara rinci kegunaan anggaran kas
antara lain sebagai berikut:
1. Menggunakannya sebagai dasar yang sehat untuk pemantauan posisi
kas secara terus-menerus.

16
2. Menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan pinjaman
jangka pendek atau pinjaman jangka panjang; atau dengan tambahan
modal sendiri untuk menutupi defisit kas. Dicari sumber dana yang
paling menguntungkan.
3. Menggunakannya sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. Dengan
anggaran kas dapat diketahui kemampuan perusahaan
mengangsur/membayar kredit.
4. Menggunakannya dalam menentukan kemampuan perusahaan
membayar dividen kepada pemegang saham.
5. Menggunakannya dalam meningkatkan kemampuan membayar
kewajiban jangka pendek.
6. Menggunakannya dalam memperkuat posisi dalam penawaran.
Beberapa analis menggunakan analisis anggaran kas untuk
mengidentifikasi tanda bahaya mengenai situasi keuangan perusahaan.
Bagaimana perusahan membelanjakan kasnya saat ini dan menemukan
sumber kas masa akan datang. Perusahaan dapat saja membelanjakan
kasnya untuk membeli asset yang dapat menghasilkan pada masa akan
datang, tetapi jika perusahaan tidak menggunakannya dengan bijak, kas
sedikit demi sedikit akan habis.
2.2.4 Faktor yang Memengaruhi Anggaran Kas
Anggaran kas masuk dan anggaran kas keluar besar kecilnya
dipengaruhi oleh faktor kegiatan perusahaan, yaitu kegiatan operasi,
kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
1. Kegiatan Operasi
Kegiatan operasi adalah kegiatan perusahaan yang bersifat
rutin dan terus-menerus dilakukan. Kegiatan operasi utama dari
perusahaan adalah membeli dan menjual produk/jasa. Semakin
banyak kegiatan membeli produk/jasa semakin besar jumlah kas
keluar yang diperlukan, sebaliknya semakin sedikit kegiatan
membeli produk/jasa semakin kecil jumlah kas keluar yang
diperlukan. Pada sisi lain, semakin banyak menjual produk/jasa

17
semakin besar kas masuk yang diterima, sebaliknya semakin sedikit
kegiatan menjual produk/jasa semakin kecil kas masuk yang
diterima.
2. Kegiatan Investasi
Kegiatan investasi adalah kegiatan yang dapat meningkatkan
dan menurunkan asset tak lancar yang digunakan perusahaan.
Kegiatan investasi seperti menjual dan membeli surat berharga
jangka panjang. Menjual dan membeli asset tetap (tanah, bangunan,
kendaraan, dan lain-lain).
Semakin banyak membeli surat berharga dan asset semakin
besar kas keluar yang diperlukan, sebaliknya semakin sedikit
membeli surat berharga dan asset tetap semakin kecil kas keluar
yang diperlukan. Pada sisi lain, semakin banyak menjual surat
berharga dan asset tetap semakin besar kas masuk yang diterima,
sebaliknya semakin sedikit menjual surat berharga dan asset tetap
semakin kecil kas masuk yang diterima.
3. Kegiatan Pendanaan
Kegiatan pendanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan
utang dan modal sendiri. Kegiatan pendanaan seperti menerima uang
dalam bentuk utang yang berasal dari kreditur dan membayar pokok
utang kepada kreditur, menerima uang dari pemodal atas saham yang
dijual (setoran modal), dan membayar kepada pemodal atas saham
bendahara yang dibeli (prive untuk badan usaha yang bukan
perseroan terbatas).
Semakin banyak modal yang disetor (saham dijual) dan
semakin banyak utang yang diterima semakin besar kas masuk,
sebaliknya semakin sedikit modal disetor (saham dijual) dan semakin
sedikit utang yang diterima semakin kecil kas masuk. Pada sisi lain,
semakin banyak saham bendahara yang dibeli (prive dibayar) dan
semakin banyak pokok utang dibayar semakin besar kas keluar,

18
sebaliknya semakin sedikit saham bendahara dibeli (prive dibayar)
dan semakin sedikit pokok utang dibayar semakin kecil kas keluar.
2.2.5 Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran Kas
Dalam menyusun anggaran kas ada dua pendekatan yang dapat
digunakan, yaitu (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2)
pendekatan akunting keuangan. Pendekatan kas masuk atau kas keluar
kadang-kadang disebut juga dengan metode langsung. Pendekatan
akunting keuangan kadang-kadang disebut juga dengan metode ikhtisar
laba rugi atau metode tak langsung.
1. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang
dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan kas
keluar dari anggaran jualan, anggaran biaya/beban, dan anggaran
tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk
anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba
tahunan. Oleh karena itu, metode ini disebut juga dengan pendekatan
anggaran kas jangka pendek. Disebut pendekatan anggaran kas
jangka pendek, karena biasanya anggaran dengan metode ini dibuat
paling lama periodenya setahun. Selama setahun tersebut periode
anggaran dibagi dalam tiap triwulan, bulan, minggu, atau hari.
Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar, karena dalam
menyusun anggaran kas terlebih dahulu ditaksir sumber kas masuk,
kemudian ditaksir belanja kas keluar. Setelah itu ditentukan apakah
terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas. Dikatakan metode
langsung karena metode ini langsung secara rinci mengidentifikasi
dari transaksi sumber kas atau arus kas masuk dan belanja kas atau
arus kas keluar.
2. Pendekatan Akunting Keuangan
Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari
dasar aktual menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan
perubahan rekening penundaan rekening bukan kas, seperti:

19
beban/biaya terutang, beban/biaya bayar di muka,
depresiasi/penyusutan/penghapusan/amortisasi. Pendekatan ini tidak
membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang
arus kas masuk dan arus kas keluar. Metode ini lebih cocok untuk
anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu,metode ini disebut
juga dengan pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini
dikatakan pendekan akunting keuangan, karena cara penyusunan
anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang
dihasilkan akunting keuangan. Oleh karena penyusunan anggaran
kas didasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca maka disebut metode tak
langsung.
2.2.6 Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu: (1) bentuk
tunggal, dan (2) bentuk campuran. Anggaran kas bentuk tunggal disusun
dengan cara mengelompokkan satu kelompok kas masuk dan satu
kelompok lagi kas keluar.Anggaran kas bentuk campuran disusun
dengan cara tiap kegiatan kas masuk dikurangkan dengan kas keluarnya
sehingga dapat diketahui kas masuk bersih atau kas keluar bersih dari
masing-masing kegiatan perusahaan.
2.2.7 Langkah Penyusunan Anggaran Kas
Cara yang baik untuk menilai suatu perusahaan adalah dengan
mendasarkan pada tiga jenis kegiatan perusahaan yang utama. Setelah
perusahaan berdiri dan berjalan, kegiatan operasi merupakan kegiatan
penting (utama), diikuti oleh kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan terdapat
dalam penyusunan anggaran kas masuk dan kas keluar.
1. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Langkah dalam menyusun anggaran kas bergantung pada
pendekatan penyusunan anggaran kas yang digunakan. Seperti baru
saja dikemukakan pendekatan penyusunan anggaran kas ada dua,
yaitu (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2) pendekatan

20
akunting keuangan. Dengan demikian langkah peyusunan anggaran
kas juga ada dua pendekatan.
Langkah penyusunan anggaran kas dengan pendekatan kas
masuk dan kas keluar atau metode langsung dapat dijelaskan melalui
Gambar 1.
Langkah pertama, penyusunan anggaran kas menggunakan
pendekatan kas masuk dan kas keluar dimulai dari menyusun
anggaran kas masuk. Pada Gambar 1 tampak arus kas masuk terdapat
pada kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Kas masuk dari kegiatan operasi bersumber dari pembeli rutin
(pelanggan) berupa hasil menjual produk/jasa tunai dan hasil tagihan
dari menjual produk/jasa secara kredit. Anggaran kas masuk
bersumber dari bunga, jasa giro atas pinjaman yang diberikan, dan
dividen atas investasi saham yang diterima, serta hasil menjual surat
berharga yang diperdagangkan juga merupakan arus kas masuk dari
kegiatan operasi.

21
Gambar 1
Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar

Pembeli Rutin dan Kreditur dan Pembeli Insidental


Pihak Lainnya Pemodal dan Debitur

Jual surat Jual barang/ Terima Utang Jual Saham Jual harta Terima
berharga,jasa, terima tak lancar kembali
bunga, tagihan pinjaman
dividen diber ikan

Kegiatan Operasi Kegiatan Pendanaan Kegiatan Investasi

KAS MASUK KAS


KAS KELUAR

Kegiatan Operasi Kegiatan Pendanaan Kegiatan Investasi

Beli surat Gaji, bunga, pajak, Bayar pokok Beli saham, bayar Pinjaman diberikan
berharga beli barang jasa utang deviden beli aset tak lancar

Pemasok Rutin dan Penjual Insidental


Kreditur dan Pemodal
Pihak Lainnya dan Debitor

= Arus kas masuk


= Arus kas keluar
Kas masuk dari hasil menjual surat berharga yang
diperdagangkan, pendapatan bunga, jaga giro, deviden, logikanya
dapat diklasifikasikan sebagai kas masuk dari kegiatan investasi
dan/atau kegiatam pendanaan, tetapi standar/prinsip akunting yang
lazim dalam hal arus kas menghendaki diklasifikasi sebagai arus kas
yang berasal dari kegiatan operasi. Hal ini desebabkan karena hasil

22
menjual surat berharga yang perdagangkan, dapatan bunga, dan
deviden meningkatkan laba bersih, dan beban bunga menurunkan
dapatan. Adapun laba bersih dari dasar aktual yang diubah menjadi
dasar kas merupakan arus kas dari kegiatan operasi. Oleh karena itu,
hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, dapatan bunga
dan dapatan dividen, dan beban bunga dilaporkan sebagai arus kas
dalam kegiatan operasi.
Kas masuk dari kegiatan operasi: (1) dari pelanggan adalah
dapatan jualan ditambah piutang usaha awal dikurang piutang usaha
akhir atau dapatan jualan ditambah piutang usaha yang turun atau
dapatan jualan dikurang usaha yang naik, (2) dari bunga piutang
adalah dapatan bunga ditambah piutang bunga yang turun atau
dapatan bunga dikurang piutang bunga yang naik, (3) dari dividen
atas investasi saham adalah dapatan dividen ditambah piutang
dividen yang turun atau dapatan dividen dikurang piutang dividen
yang naik.
Kas masuk dari kegiatan investasi, seperti kas diterima dari
hasil menjual asset tak lancar, seperti asset tetap berwujud dan asset
tetap tak berwujud, surat berharga jangka panjang. Kas yang diterima
dari angsuran pokok pinjaman yang diberikan, dan hasil menjual
segmen (pangsa) perusahaan juga termasuk arus kas masuk dari
kegiatan investasi.
Kas masuk dari kegiatan pendanaan meliputi kegiatan untuk
memperoleh kas dari pemodal (investor) dan kreditur, seperti saham
disetor (modal disetor), jual saham bendahara, pinjam uang dengan
mengeluarkan surat wesel/promes, obligasi, dan hipotek (utang
jangka panjang).
Langkah kedua adalah menyusun anggaran kas keluar. Kas
keluar untuk kegiatan operasi, seperti membayar kepada pemasok
untuk produk/jasa yang dibeli secara rutin, membayar surat berharga
yang dibeli untuk diperdagangkan, bayar gaji/upah/bonus dan

23
sejenisnya kepada pegawai, bayar bunga utang, bayar pajak, bayar
berlangganan listrik-air-telpon, dan beban rutin lainnya.
Kas keluar dari kegiatan operasi: (1) untuk bayar kepada
pemasok adalah harga pokok produk terjual ditambah sediaan yang
naik (dikurang sediaan yang turun) ditambah utang usaha yang turun
(dikurang utang usaha yang naik), (2) untuk bayar beban usaha (di
luar gaji dan upah) adalah beban usaha ditambah beban bayar di
muka yang naik (dikurang beban bayar di muka yang turun)
dikurang beban terutang yang naik (ditambah beban terutang yang
turun), (3) untuk bayar beban gaji dan upah adalah beban gaji dan
upah ditambah utang gaji dan upah yang turun (dikurang utang gaji
dan upah yang naik), (4) untuk bayar beban bunga adalah beban
bunga ditambah utang bunga yang turun (dikurang utang bunga yang
naik), (5) untuk bayar pajak adalah beban pajak yang turun (dikurang
utang pajak yang naik).
Kas keluar untuk kegiatan investasi, contohnya antara lain
membayar pinjaman diberikan, membeli asset tak lancar (surat
berharga jangka panjang, asset tetap), dan lain-lain.
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan, seperti: beli saham
bendahara dari pemodal, bayar pokok utang jangka panjang pada
kreditur, dan bayar dividen. Bayar dividen diklasifikasikan sebagai
arus kas kegiatan pendanaan karena merupakan biaya sumber daya
keuangan.
Langkah ketiga adalah mengurangkan arus kas masuk dengan
arus kas keluar. Bila arus kas masuk lebih besar daripada arus kas
keluar, berarti terjadi kelebihan (surplus) kas, sebaliknya bila jumlah
kas masuk lebih kecil daripada jumlah kas keluar, berarti terjadi
kekurangan (defisit) kas. Bila kekurangan kas tersebut lebih besar
daripada saldo kas awal dan/atau dibawah saldo minimal maka
kekurangan kas tersebut harus segera ditutupi, misalnya dengan
menambah pinjaman (utang).

24
Langkah keempat dalam penyusunan anggaran kas, yaitu
menghitung saldo kas akhir dengan cara saldo kas awal ditambahkan
dengan kelebihan kas atau saldo kas awal dikurangi dengan
kekurangan kas, ditambah dengan tambahan pinjaman, dikurang
dengan angsuran (pembayaran) pinjaman dan bunga.
2. Pendekatan Akunting Keuangan
Penyusunan anggaran kas menggunakan pendekatan akunting
keuangan atau metode tak langsung dapat dilakukan dengan cara
menganalisis perubahan yang terjadi dalam anggaran neraca dan
anggaran laba rugi yang diperbandingkan anatara dua periode serta
informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut.
Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan
kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak
memengaruhikas. Transaksi yangtidak memengaruhi kas antara lain:
a. Beban penyusutan (depresiasi, penghapusam, amortisasi, dan
deplesi).
b. Dividen dalam bentuk saham atau bonus dalam bentuk saham.
c. Asset dinilai kembali.
Penyusunan anggaran kas dengan pendekatan akunting
keuangan dapat dijelaskan melaluiGambar 2.

25
Gambar 2
Pengubahan Dasar Akrual Menjadi Dasar Kas untuk Menyusun Anggaran
Kas
+
Perubahan aset
Aset
lancar di luar _
kas
Anggaran
Utang
Neraca
Perubahan utang +
jangka pendek
Modal _

Dapatan Dapatan
disesuaikan
menjadi kas
masuk
Anggaran
Laba Laba
Arus kas dari
Rugi Bersih
kegiatan
Beban
operasi
disesuaikan
Beban menjadi kas
keluar

DASAR AKRUAL DASAR KAS


Pada Gambar 2 tampak laba bersih yang diperoleh perusahaan
karena dapatan lebih besar daripada beban. Laba bersih yang
diperoleh dari ihktisar laba rugi yang dihasilkan akunting keuangan
yang biasanya menggunakan dasar akrual diubah menjadi dasar kas.
Kas masuk dimulai dari laba bersih ditambah beban depresiasi,
ditambah beban amortisasi ditambah beban deplesi, ditambah beban
penghapusan piutang, ditambah beban menjual aset tak lancar,
ditambah piutang kas sediaan (aset lancar diluar kas) yang turun,
ditambah utang jangka pendek yang naik.
Kas keluar dimulai rugi bersih ditambah laba dari jual aset tak
lancar, ditambah aset lancar di luar kas (piutang dan sediaan) yang
naik, ditambah utang jangka pendek yang turun.

26
Pada dasarnya dalam metode ini arus kas dari laba bersih,
penyesuaian terhadap laba bersih dibuat untuk transaksi yang tidak
memengaruhi kas. Laba bersih dari dasar akrual diubah menjadi
dasar kas sehingga diperoleh arus kas dari kegiatan operasi. Arus kas
dari kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan seperti hasil menjual
aset tetap, menambah aset tak lancar, melunasi utang, membayar
dividen, dihitung sama seperti pendekatan kas masuk dan kas keluar
(metode langsung).
Sebagai contoh laba bersih dari dasar akrual diubah menjadi
dasar kas, terlihat seperti Tabel 1
Tabel 1
Keterangan Dasar Akrual Dasar Kas
Jualan Rp1.100.000,-
Harga pokok produk terjual Rp600.000,- -
Laba kotor Rp500.000,- -
Beban usaha tidak termasuk penyusutan Rp150.000,- -
Laba usaha sebelum penyusutan Rp350.000,-
Penyusutan Rp100.000,-
Laba sebelum pajak Rp250.000,- -
Pajak 10% Rp25.000,- -
Laba bersih Rp225.000,- Rp225.000.-
Penyusutan Rp100.000,-
Arus kas masuk bersih Rp325.000,-

Atau
Laba usaha sebelum penyusutan Rp350.000,- Rp350.000,-
Penyusutan Rp 100.000.-
Laba sebelum pajak Rp 250.000,-
Pajak 10% Rp 25.000,- Rp 25.000,-
Laba bersih Rp 225.000,-
Arus kas masuk bersih Rp325.000,-

27
Pada Tabel 1 tampak arus kas masuk lebih dari kegiatan
operasional adalah laba bersih Rp225.000,- ditambah penyusutan
Rp100.000,- yaitu berjumlah Rp325.000,- atau laba usaha sebelum
penyusutan Rp350.000,- dikurang pajak Rp25.000,- sehingga arus
kas masuk bersih berjumlah Rp325.000,-
2.2.8 Ilustrasi Penyusunan Anggaran Kas
Sebagai ilustrasi dalam contoh penyusunan anggaran kas berikut
inidisajikan ringkasan transaksi PT. Purnasari selama tahun 2017 yang
dianggarkan.
Kegiatan operasi:
1. Terima tagihan dari pelanggan Rp27.000,-
2. Terima dari bunga piutang Rp1.000,-
3. Terima dividen dari investasi saham Rp900,-
4. Bayar utang kepada pemasok Rp13.000,-
5. Bayar gaji dan upah Rp5.600,-
6. Bayar bunga utang Rp1.600,-
7. Bayar pajak Rp1.500,-
Kegiatan investasi:
8. Bayar beli aset tetap Rp30.600,-
9. Bayar pinjaman diberikan untuk perusahaan lain Rp1.100,-
10. Terima dari hasil jual aset tetap Rp6.200,-
Kegiatan pendanaan:
11. Terima darihasil jual saham biasa Rp15.000,-
12. Terimadari hasiljual obligasi (utang jangka panjang) Rp9.500,-
13. Bayar dividen Rp1.700,-
14. Bayar utang jangka panjang Rp9.000,-
Adapun data dari anggaran laba rugi tahun 2017 berupa dapatan
dan beban sebagai berikut:
Dapatan:
Dapatan jualan Rp28.500
Dapatan bunga Rp1.100

28
Dapatan dividen Rp900
Laba jualaset tetap Rp700
Rp31.200
Beban:
Harga pokok produk terjual Rp15.100
Beban gaji dan upah Rp5.400
Beban penyusutan Rp 1.800
Beban usaha lainnya Rp 1.700
Beban pajak Rp1.500
Beban bunga Rp1.600
Rp27.100
Laba bersih Rp4.100

Tabel 2
PT. Purnasari
Anggaran Neraca Komparatif
31 Desember 2016 dan 2017 (dalam Rp)
Keterangan 2016 2017 Naik
(Turun)
Kas……………………... 12.700 8.200 (4.500)
Piutang usaha…………... 8.000 9.500 1.500
Piutng bunga…………… 150 250 100
Sediaan ………………... 12.600 12.500 (100)
Beban bayar di muka…... 600 650 50
Aset lancar…………... 34.050 31.100 (2.950)
Aset tak lancar………. 21.900 46.300 24.400
ASET…………….…. 55.950 77.400 21.450
Utang usaha……………. 5.700 9.500 3.800
Utang gaji dan upah……. 700 500 (200)
Beban terutang………… 150 100 (50)
Utang jangka pendek... 6. 550 10.100 3.550

29
Utang jangka panjang.. 7.700 8.200 500
Utang……………… 14.250 18.300 4.050
Saham biasa……………. 41.700 56.700 15.000
Laba ditahan…………… 1.000 12.400 2. 400
Modal sendiri……….. 42.700 69.100 17.400
Utangdan Modal……. 56.950 87.400 21.450

Adapun data anggaran neraca komparatif dari PT. Purnasari tahun


2016 dan 2017 tampak seperti Tabel 2. Bedasarkan data kegiatan
operasi, kegiatan investasi, kegiatan pendanaan, anggaran laba rugi
tahun 2017,dan Tabel 2 dapat disusun anggaran kas dalam dua
pendekatan, (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2) pendekatan
akunting keuangan.Tiap pendekatan dapat dibuat dua macam anggaran
kas, yaitu(1) bentuk tunggal, dan (2) bentuk campuran .
Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Berdasarkan data ringkasan transaksi dari PT. Purnasari selama
tahun 2017 dapat disusun anggaran kas pendekatan kas masuk dan kas
keluar (metode langsung) dalam bentuk tunggal seperti Tabel 3 dan
anggaran kas dalam bentuk campuran seperi Tabel 4.
Anggaran kas pada Tabel 3 dapat dibuat ringkasannya sebagai berikut:
Kas masuk Rp59.600
Kas keluar Rp64.100
kekurangan kas Rp 4.000
Kas awal Rp12.700
Kas akhir Rp 8.200

30
Tabel 3
PT. Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017
1. Kas Masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Terima tagihan dari pelanggan Rp27.100
Terima dari bunga piutang Rp1.000
Terima deviden dari investasi saham Rp900
Rp28.900
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp6.200
Kas masuk dari kegiatan pendanaan
Terima dari hasil jual saham biasa Rp15.000 .
Terima dari utang jangka panjang Rp9.500
Rp24.500+
Jumlah kas masuk Rp59.600
2. Kas keluar
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Bayar utang usaha kepada pemasok Rp13.000
Bayar gaji dan upah Rp5.600
Bayar bunga uang Rp1.600
Bayar pajak Rp 1.500
Rp21.700
Kas keluar untuk kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp30.600
Bayar pinjaman diberikan Rp 1.100
Rp31.700
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan
Bayar dividen Rp1.700
Bayar utang jangka panjang Rp 9.000

31
Rp10.700+
Jumlah kas keluar Rp64.100
3. Defisit (kekurangan) kas 1-2 (Rp4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp12.700+
5. Kas khir 31 Desember 2017 Rp8.200
Anggaran kas pada Tabel 4 dapat ringkasannya sebagai berikut:
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 7.200
Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi Rp(25.500)
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Rp 13.800
Kekurangan kas (Rp 4.500)
Kas awal Rp12.700
Kas akhir Rp 8.200
Terima tagihan dari pelanggan sebesar Rp27.000 seperti tampak pada
Tabel 3dan Tabel 4 dapat dihitung sebagai berikut:
Dapatan jualan (dari anggaran laba rugi) Rp28.500
Piutang usaha awal 1 januari 2017 (Tabel 2) Rp 8.000+
Rp36.500
Piutang usaha akhir 31 Desember 2017 (Tabel 2) Rp 9.500-
Terima tagihan dari pelanggan Rp27.000

Tabel 4
PT. Purnasari
Anggaran Kas
Tahun berakhir 31 Desember 2017
1. Kegiatan Operasi
Kas masuk dari kegiatan operasi
Terima tagihan dari pelanggan Rp27.000
Terima dari bunga piutang Rp 1.000
Terima deviden dari investasi saham Rp 900
Rp28.900
Kas keluar untuk kegiatan operasi

32
Bayar utang usaha kepada pemasok Rp13.000
Bayar gaji dan upah Rp 5.600
Bayar bunga uang Rp 1.600
Bayar pajak Rp 1.500
Rp21.700-
Kas masuk untuk kegiatan operasi Rp 7.200
2. Kegiatan Investasi
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual aset tetap Rp 6.200
Kas keluar untuk kegiatan investasi
Bayar beli aset tetap Rp30.600
Bayar pinjaman diberikan Rp 1.100
Rp31.700-
Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (Rp25.500)
3. Kegiatan Pendanaan
Kas masuk dari kegiatan pendanaan
Terima dari hasil jual saham biasa Rp15.000
Terima dariutang jangka panjang Rp 9.500
Rp24.500
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan
Bayar dividen Rp 1.700
Bayar utang jangka panjang Rp 9.000
Rp10.700-
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Rp13.800
4. Defisit (kekurangan) kas (1+2+3) (Rp4.500)
5. Kas awal 1 januari 2017 Rp12.700
6. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp8.200
Terima tagihan dari sebesar Rp27.000 secara ringkas dapat dihitung
sebagai berikut:
Dapatan jualan Rp28.000
Piutang usaha naik (Tabel 2) Rp 1.500

33
Terima tagihan dari pelanggan Rp27.000
Bayar bunga utang sebesar Rp1.600 seperti tampak pada Tabel 3 dan 4
dapat dihitung sebagai berikut:
Beban bunga (anggaran laba rugi) Rp1.600
Utang bunga naik Rp 0
Bayar beban bunga Rp1.600
Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp13.000 seperti tampak
pada Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dihitung sebagai berikut:
Harga pokok produk terjual (dari anggaran laba rugi) Rp 15.100
Sediaan awal 1 Januari 2017 (Tabel 2) Rp112.600-
Rp 1.500
Sediaan akhir 31 Desember 2017 (Tabel 2) Rp112.500+
Rp 15.000
Utang usaha awal 1 Januari 2017 (Tabel 2) Rp 5.700+
Rp 20.700
Utang usaha akhir 31 Desember 2017 (Tabel 2) Rp 9.500-
Rp 11.200
Beban bayar di muka akhir (Tabel 2) Rp650
Beban terutang awal (Tabel 2) Rp150
Beban usaha lainnya Rp1.700
Beban bayar di muka awal Rp600
Beban terutang akhir Rp100+
Rp700 –
Rp1.000 +
Beban usaha lainnya yang dibayar Rp 1.800 +
Bayar utang usaha kepada pemasok Rp 13.000
Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp13.000 secara ringkas
dapat dihitung sebagai berikut:
Harga pokok produk terjual Rp15.100
Sediaan turun (Tabel 2) Rp. 100 -
Rp 15.000

34
Utang usaha naik (Tabel 2) Rp 3.800 -
Rp 11.200
Beban usaha lainnya Rp1.700
Beban bayar di muka naik (Tabel 2) Rp 50
Beban terutang turun (Tabel 2) Rp 50+
Beban usaha lainnya yang dibayar Rp 1.800+
Bayar utang usaha kepada pemasok Rp13.000
Bayar pajak sebesar Rp1.500 seperti pada Tabel 3 dan Tabel 4 dapat
dihitung sebagai berikut:
Beban pajak (anggaran laba rugi) Rp 1.500
Utang pajak turun 0-
Bayar beban pajak Rp 1 500
Bayar beli aset tetap sebesar Rp30.600 seperti pada Tabel 3 dan Tabel 4
dapat dihitung sebagai berikut:
Aset tetap bersih akhir (Tabel 2) Rp46.300
Beban penyusutan (anggaran laba rugi) Rp 1.800
Nilai buku aset tetap yang dijual Rp 5.500
Bayar pinjaman diberikan (piutang jangka panjang) Rp (1.100)
Aset tetap bersih awal Rp (21.900) +
Bayar beli aset tetap Rp 30.600
Nilai buku aset tetap yang dijual dihitung sebagai berikut:
Terima hasil jual aset tetap (Tabel 3 dan Tabel 4) Rp 6.200
Laba jual asset tetap (anggaran laba rugi) Rp 700 -
Nilai buku aset tetap yang dijual Rp 5.500
Terima dari bunga piutang sebesar Rp. 1000 seperti tampak tebel 3 dan
Tabel 4 dapat dihitung sebagai berikut:
Dapatan bunga (anggaran laba rugi) Rp 1.100
Piutang bunga naik Rp 100 -
Terima dari bunga piutang Rp 1.000
Terima dividen dari investasi saham Rp900 seperti tampak pada Tabel 3
dan Tabel 4 dapat dihitung sebagai berikut:

35
Dapatan dividen (anggaran laba rugi) Rp 900
Piutang dividen (Tabel 2) Rp 0-
Terima dividen dari investasi saham Rp900
Bayar gaji dan upah sebesar Rp5.600 seperti tampak pada Tabel 3 dan
Tabel 4 dapat dihitung sebagai berikut:
Beban gaji dan upah (anggaran laba rugi) Rp 5.400
Utang gaji dan upah awal Rp 700 +
Rp 6.100
Utang gaji dan upah akhir Rp 500 -
Bayar gaji dan upah Rp 5.600
Bayar gaji dan upah Rp5.600 dapat juga dihitung sebagai berikut:
Beban gaji dan upah Rp 5.400
Utamg gaji dan upah turun (Tabel 1) Rp 200 +
Bayar gaji dan upah Rp 5.600
Bayar utang jangka panjang sebesar Rp9.000 seperti nampak pada Tabel
3 dan Tabel 4 dapat dihitung sebagai berikut:
Utang jangka panjang awal (Tabel 2) Rp
7.700
Tambahan utang jangka panjang Rp 9.500 +
Rp 17.200
Utang jangka panjang akhir Rp 8.200 -
Bayar utang jangka panjang Rp 9.000
Bayar dividen sebesar Rp1.700 seperti tampak pada Tabel 3 dan Tabel 4
dapat dihitung sebagai berikut:
Laba ditahan awal (Tabel 2) Rp 1.000
Laba bersih (anggaran laba rugi) Rp 4.100 +
Rp5.100
Laba ditahan akhir (Tabel 2) Rp 12.400 -
Terima hasil dari jual saham biasa Rp 1.700
Terima hasil dari jual saham sebesar Rp. 15. 000 seperti tampak pada
Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dihitung sebagai berikut :

36
Modal saham biasa akhir (Tabel 2) Rp 56.700
Modal saham biasa awal (Tabel 2) Rp41.700 -
Terima hasil jual saham biasa Rp 15.000
Pendekatan Akunting Keuangan
Berdasarkan data anggaran laba rugi tahun 2017 dari PT Purnasari
dan data anggaran neraca komparatif tahun 2016 dan tahun 2017 (Tabel 2)
serta data lainnya dapat disusun anggaran kas tahun 2017 dengan
pendekatam akunting keuangan (metode tak langsung).
Tabel 5
PT. Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017
1. Kas Masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp 4.100
Penyusutan Rp 1.800
Sediaan turun Rp 100
Utang usaha naik Rp 3.800 +
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp 9.800
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp 6.200
Kas masuk dari kegiatan pendanaan
Terima dari jual saham biasa Rp 15.000
Terima dari utang jangka panjang Rp 9.500 +
Rp 24.500 +
Jumlah kas masuk Rp 40.500
2. Kas Keluar
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Laba menjual harta tetap Rp700
Piutang usaha naik Rp 1.500
Piutang bunga naik Rp 100

37
Beban bayar di muka naik Rp 50
Beban terutang turun Rp 50
Gaji dan upah terutang turun Rp 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp 2.600
Kas keluar untuk kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp 30.600
Bayar pinjaman diberikan Rp 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan investasi Rp 31.700
Kas keluar untuk kegiatan pnedanaan
Bayar dividen Rp 1.700
Bayar utang jangka panjang Rp 9.000 +
Rp 10.700 +
Jumlah kas keluar Rp 45.000
3. Defisit (kekurangan) kas (1-2) (Rp 4.500)
4. Kas awal 1 januari 2017 Rp 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp 8.200
Anggaran kas tahun 2017 dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu (1).
bentuk tunggal, dan (2) bentuk campuran.
Kas masuk dari kegiatan operasi sebesar Rp9.800 dan kas keluar
dari kegiatan operasi sebesar Rp2.600 dalam anggaran kas metode tak
langsung seperti Tabel 5 dan Tabel 6 bukan menggambarkan jumlah kas
masuk dan jumlah kas keluar semestinya. Oleh karena itu, jumlah kas
masuk kegiatan operasi sebesar Rp28.900 dan jumlah kas keluar kegiatan
operasi sebesar Rp21.700 pada anggaran kas metode langsung (Tabel 3
dan Tabel 4) jumlahnya tidak sama dengan metode langsungTabel 5 dan
Tabel 6. Jumlah kas masuk dari jumlah kas keluar dari kegiatan operasi
semestinya adalah seperti pada anggaran kas yang menggunakan metode
langsung. Kas masuk dari kegiatan operasi pada metode tak langsung lebih
menggambarkan laba tunai daripada kas masuk. Anggaran kas metode tak
langsung disusun berdasarkan data yang terdapat pada anggaran laba rugi
dan neraca komparatif Tabel 2.

38
Tabel 6
PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun berakhir 31 Desember 2017
1. Kegiatan Operasi
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp 4.100
Penyusutan Rp 1.800
Sediaaan turun Rp 100
Utang usaha naik Rp 3.800 +
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp 9.800
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Laba menjual harta tetap Rp700
Piutang usaha naik Rp 1.500
Piutang bunga naik Rp 100
Beban bayar di muka naik Rp 50
Beban terutang turun Rp 50
Gaji dan upah terutang turun Rp 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp 2.600 -
Kas masukbersih dari kegiatan investasi Rp 7.200
2. Kegiatan investasi
Kas masuk dari kegiatam investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp 6.200
Kas keluar untuk kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp30.000
Bayar pinjaman diberikan Rp 1.100
Rp 31.700 -
Kas keluar bersih kegiatan investasi (Rp25.500)
3. Kegiatan pendanaan
Kas masuk dari kegiatan pendanaan
Terima dari hasil jual saham biasa Rp 15.000

39
Terima dari utang jangka panjang Rp 9.500 +
Rp 24.500
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan
Bayar dividen Rp 1.700
Bayar utang jangka panjang Rp 9.000 +
Rp 10.700 -
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Rp 13.800
4. Defisit (kekurangan) kas (1+2+3) (Rp 4.500)
5. Kas awal 1 januari 2017 Rp 12.700 +
6. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp 8.200
Anggaran kas pada Tabel 5 dapat dibuat ringkasannya sebagai berikut:
Kas masuk Rp40.500
Kas keluar Rp45.000
Kekurangan kas (Rp 4.500)
Kas awal Rp12.700
Kas akhir Rp 8.200
Anggaran kas pada Tabel 6 dapat diringkasannya sebagai berikut:
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 7.200
Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (Rp25.500)
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Rp 13.800
Kekurangan kas (Rp 4.500)
Kas awal Rp 12.700
Kas akhir Rp 8.200
Untuk lebih jelasnya anggaran kas pendekatan akunting keuangan
(metode tak langsung) bentuk tunggal dan bentuk campuran yang
semestinya terlihat seperti pada Tabel 7 dan Tabel 8.

40
Tabel 7
PT. Purnasari
Anggran Kas
Tahun berakhir 31 Desember 2017
1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba operasi = laba bersih – laba menjual harta Rp 3.400
tetap
Penyusutan Rp 1.800 +
Laba tunai Rp 5.200
Sediaan turun Rp 100
Utang usaha naik Rp 3.800 +
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp 9.100
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp 6.200
Kas masuk dari kegiatan pendanaan
Terima dari jual saham biasa Rp 15.000
Terima dari utang jangka panjang Rp 9.500 +
Rp24.500 +
Jumlah kas Rp39.800
2. Kas keluar
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Piutang usaha naik Rp 1.500
Piutang bunga naik Rp 100
Beban bayar di muka naik Rp 50
Beban terutang turun Rp 50
Gaji dan upah terutang turun Rp 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp 1.900
Kas keluar untuk kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp30.600
Bayar pinjaman diberikan Rp 1.100 +

41
Jumlah kas keluar untuk kegiatan investasi Rp31.700
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan
Bayar dividen Rp 1.700
Bayar utang jangka panjang Rp 9.000 +
Rp10.700 +
Jumlah kas keluar Rp44.300
3. Defisit (kekurangan ) kas (1-2) (Rp4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp 8.200
Pada Tabel 7 tampak laba operasi sebesar Rp3.400, yaitu laba bersih –
laba menjual aset tetap = Rp4.100 – Rp700= Rp3.400
Tabel 8
PT. Purnasari
Anggaran Kas
Tahun berakhir 31 Desember 2017
1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba operasi = laba bersih – laba menjual harta Rp 3.400
tetap
Penyusutan Rp 1.800 +
Laba tunai Rp 5.200
Sediaan turun Rp 100
Utang usaha naik Rp 3.800 +
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp 9.100
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Piutang usaha naik Rp 1.500
Piutang bunga naik Rp 100
Beban bayar di muka naik Rp 50
Beban terutang turun Rp 50
Gaji dan upah terutang turun Rp 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp 1.900-

42
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 7.200
2. Kegiatan investasi
Kas masuk untuk kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp 6.200
Kas keluar untuk kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp30.600
Bayar pinjaman diberikan Rp 1.100 +
Rp31.700 -
Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (Rp25.500)
3. Kegiatan pendanaan
Kas masuk dari kegiatan pendanaan
Terima dari hasil jual saham biasa Rp15.000
Terima dari utang jangka panjang Rp 9.500 +
Rp24.500
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan
Bayar dividen Rp1.700
Bayar utang jangka panjang Rp 9.000 +
Rp10.700 -
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Rp13.800
4. Defisit (kekurangan ) kas 1 + 2 + 3 (Rp4.500)
5. Kas awal 1 Januari 2017 Rp12.700 +
6. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp 8.200
Pada Tabel 8 tampak bahwa laba operasi adalah laba bersih
dikurangi laba menjual aset tetap atau Rp3.400 = Rp4.100 – Rp700. Oleh
karena laba menjual aset tetap sebagai pengurang laba bersih untuk
menghasilkan laba operasi, maka pada kas keluar untuk kegiatan operasi
tidak tampak lagi laba menjual aset tetap sebesar Rp700.

43
BAB III
KESIMPULAN

Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditur kepada debitur
yang bersedia melunasi pada waktu mendatang. Piutang usaha adalah piutang
yang timbul karena menjual barang atau jasa secara kredit. Manfaat piutang usaha
yang utama adalah untuk meningkatkan volume barang yang dijual agar mampu
bersaing.
Faktor yang memengaruhi anggaran piutang antara lain volume barang
yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian
potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang.
Langkah penyusunan anggaran piutang usaha: pertama, mengumpulkan
data realisasi dan anggaran jualan; kedua, menentukan taksiran piutang tak
tertagih (bila ada) dan syarat pembayaran; ketiga, menghitung anggaran piutang
usaha termasuk menghitung taksiran kerugian piutang (bila ada); dan keempat,
menyusun anggaran piutang.
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus
kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas digunakan
sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode
tertentu dari suatu organisasi.
Kas masuk dan kas keluar diklasifikasikan dalam kegiatan utama
perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Salah satu tujuan pokok disajikan anggaran kas adalah untuk menyediakan
likuiditas organisasi, dan manfaat (guna) anggaran kas untuk mengetahui posisi
kemampuan membayar kegiatan rutin (kewajiban jangka pendek), serta
memperkuat posisi dalam penawaran.
Anggaran kas dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu bentuk tunggal dan
bentuk campuran. Cara penyusunan anggaran kas ada dua cara pendekatan, yaitu
(1) pendekatan kas masuk dan kas keluar atau metode langsung; (2) pendekatan
akunting keuangan atau metode tak langsung (metode rekonsialisasi).

44
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat
Nafarin, M. (2013). Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat
Rahayu, S. & Andry Arifin Rachman. (2013). Penyusunan Anggaran
Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. .
Soemarso. (2002). Akuntansi Statu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.

45

Anda mungkin juga menyukai