BUKU PANDUAN CSL UMI Fix 1 (Edited RP Dan Radio)
BUKU PANDUAN CSL UMI Fix 1 (Edited RP Dan Radio)
SKILL LAB
GASTROENTEROLOGI DAN HEPATOLOGI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2019
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FK UMI
Visi
Misi
1) Menyelenggarakan program pendidikan kedokteran dengan penguatan
kedokteran komunitas yang bermutu dan bercirikan keislaman
2) Menyelenggarakan program penelitian kedokteran yang berkualitas dan
terpublikasi nasional maupun internasional
3) Melakukan pengabdian masyarakat dibidang kesehatan demi meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sekaligus menjalankan fungsi dakwah
2
PENDAHULUAN
PENGANTAR
3
4
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIS
SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
Pengertian
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu dilakukan
komunikasi antara dokter (pemeriksa) dan pasien yang disebut sebagai anamnesis.
Kegiatan ini sangat penting sebagai langkah awal yang dapat membantu pemeriksa dalam
mengarahkan diagnosis penyakit pasien. Keluhan yang diajukan seorang pasien yang
diambil dengan teliti akan banyak membantu menentukan diagnosis dari suatu penyakit.
Banyak macam keluhan yang diajukan oleh seorang penderita sistem saluran cerna.
Walaupun demikian tidak selalu keluhan-keluhan mengenai perut yang berhubungan
dengan kelainan pada saluran cerna, sehingga diperlukan suatu kesabaran dalam
mengambil anamnesis dari seorang pasien.
Pemeriksaan fisik gastroenterohepatologi yang dalam hal ini abdomen umumnya
sama dengan pemeriksaan fisik secara umum meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi, namun banyak dokter lebih memilih auskultasi dahulu sebelum palpasi. Dalam
pemeriksaan selanjutnya pada abdomen disamping ditemukan hasil pemeriksaan normal,
juga dapat ditemukan kelainan antara lain : distensi abdomen, adanya massa, bunyi
peristaltik yang meningkat atau menghilang dan lain-lain.
Disamping anamnesis dan pemeriksaan fisik, ketrampilan diagnostik dalam hal ini
pemeriksaan rektum (colok dubur) serta pemasangan pipa nasogastrik juga dapat
membantu dalam menegakkan diagnosis.
Indikasi
Anamnesis dan pemeriksaan fisik gastroenterohepatologi dilakukan untuk :
1. Mengetahui diagnosis dari seorang pasien
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada pasien
3. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien
4. Digunakan sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna
terhadap pasien
5
Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan fisik gastroenterohepatologi secara berurutan dan mampu mengetahui
keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan komunikasi/anamnesis dengan pasien secara lengkap
2. Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik
3. Melakukan pemeriksaan inspeksi, auskultasi, palpasi ,perkusi dan secara terperinci
4. Melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada
5. Mengenal dan menentukan berbagai bentuk dan bunyi abnormal dari abdomen
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Kuliah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab. (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
6
Deskripsi kegiatan
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya & jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang instruktur, 1 sebagai dokter
& 1 sebagai pasien memberikan contoh
bagaimana cara melakukan anamnesis
lengkap. Mahasiswa
menyimak/mengamati
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instrukstur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting
4. Kegiatan dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik pada manekin atau
probandus
5. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti dan instruktur
menanggapinya
3. Praktek bermain peran dengan 100 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
umpan balik menit pasangan. Seorang mentor diperlukan
untuk mengamati 2 pasang
2. Setiap pasangan berpraktek, 1 orang
sebagai dokter (pemeriksa) dan 1 orang
sebagai pasien secara serentak
3. Mentor memberikan tema khusus atau
keluhan utama kepada pasien dan
7
selanjutnya akan ditanyakan oleh si
pemeriksa (dokter)
4. Mentor berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi menggunakan
daftar tilik
8
PENUNTUN BELAJAR SISTEM GASTROENTEROHEPATOLOGI
A. ANAMNESIS
1. Inspeksi
9
No. LANGKAH KLINIK Kasus
1. Inform Consent disertai penjelasan tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
2. Melakukan cuci tangan rutin
3. Menilai status present, meliputi: keadaan umum, kesadaran,
dan status gizi pasien.
4. Pasien dibaringkan pada posisi supine dengan sumber cahaya
meliputi kepala hingga kaki, meliputi abdomen
5. Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien
6. Penilaian Tanda Vital
7. Inspeksi secara umum pasien dari kepala hingga ekstremitas,
seperti adanya ikterus, anemis, sianosis, dan jari tabuh
8. Membagi permukaan dinding abdomen dalam beberapa regio:
2. Auskultasi
10
3. Mendengarkan bising usus. Frekuensi bising usus normal
sekitar 5-10 detik setiap peristaltik atau berkisar 6-12 kali
peristaltik /menit.
4. Meletakkan steteskop pada empat kuadran abdomen
5. Mulailah melakukan auskultasi pada beberapa tempat yang
benar :
- bunyi peristaltik dapat didengarkan dibawah
umbilikus diatas suprabupik, atau dapat dilakukan di
berbagai temapat
- diatas dan di kanan umbilikus mendengarkan bunyi
bergerumuh dari hepatik rub
- murmur aorta abdominal 5 jari dibawah processus
xipoideus atau pada regio epigastrium
- bruit dari karsinoma pankreas di kiri regio epigastrium
dan splenik friction rub dilateral
6 Bila peristaltik tidak segera terdengar, lanjutkan mendengar
selama 5 menit pada ileus paralitik
7. Metalic Sound pada Ileus Obstruktif
8. Catat hasil auskultasi
3. Palpasi
11
- 7. Pemeriksaan Hepar
- Palpasi dilakukan dengan menggunakan sisipalmar
radial tangan kanan (bukan ujung jari) dengan posisi
ibu jari terlipat dibawah palmar manus. Arah jari
membentuk sudut 45° dengan garis median. Ujung jari
berada pada bagian lateral muskulus rektus
abdominalis (pada garis median untuk memeriksa
lobus kiri hepar).
Pemeriksaan Limpa:
12
khas dan konstan dari kandung empedu yang kepekaannya
berlebihan adalah ketidakmampuan pasien melakukan
inspirasi dalam dan penuh, kalau jari-jari pemeriksa menekan
ke dalam dibawah lengkung kosta kanan; inspirasi berhenti
mendadak, seakan-akan pernafasan berhenti.
4. Perkusi
Pemeriksaan Khusus
No. LANGKAH KLINIK Kasus
1. Psoas sign :
- Meminta pasien untuk meluruskan kedua tungkainya
dan merentangkan tungkai kanan
- Pemeriksa menahan lutut pasien
- Pasien mengangkat secara aktif
- Melaporkan hasil pemeriksaan psoas sign
2. Obturator sign :
- Posisikan pasien dengan tungkai kanan fleksi 900 pada
panggul dan lutut
13
- Internal rotasi-kan tungkai ke latero medial
- Melaporkan hasil pemeriksaan obturator sign
Indikasi
Pasien tidak dapat menelan oleh karena bukan obstruksi
Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk bilas lambung (mengeluarkan cairan
lambung)
Pasien ileus obstruktif/ileus paralitik dan pankreatitis akut untuk
dekompresi/menyalurkan cairan lambung keluar.
Pasien tidak sadar
Kontraindikasi
1. Pasien tidak kooperatif
2. Pasien yang memiliki tumor di rongga hidung atau esofagus
3. Pasien yang mengalami cidera kepala dan dicurigai terjadi kebocoran cairan
cerebrospinal
Tujuan Pemasangan
1. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami
kesulitan menelan.
2. Mencegah terjadinya atrofi esofagus/lambung pada pasien tidak sadar.
3. Untuk Melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau
perdarahan pada lambung.
14
Bahan dan Alat
Selang nasogastrik (Nasogastric tube)
Jeli silokain atau K-Y jelly
Stetoscope
Spoit 50 cc
Handscoen
Basin
Plester
Doek untuk menutupi baju pasien
Prosedur Tindakan
15
Lanjutkan mendorong tube hingga mencapai tanda (bila
10 lambung penuh akan keluar cairan gunakan basin untuk
menampung).
Letakkan stetoskop pada epigastrium, kemudian sambungkan
ujung selang NGT dengan spoit 50 cc yang telah diisi udara
11 lalu semprotkan spoit bila terdengar bunyi udara maka NGT
telah masuk ke lambung.
Fiksasi NGT pada hidung dengan plester, dan tutup ujungnya
12 dengan spoit (nutrisi) atau dengan botol (dekompressi)
Penyulit
Erosi pada esophagus atau lambung
Pasien tidak koperatif
16
Rectal Touche (Colok Dubur)
PERLENGKAPAN
• Sarung tangan
• K-Y Jelly
POSISI PENDERITA
• Posisi litotomi
• Posisi Sims (lateral dekubitus)
• Knee chest position
POSISI PEMERIKSA
• Berdiri disebelah kanan penderita
CARA PEMERIKSAAN
Massa
feces
17
NO KETERAMPILAN KLINIS KASUS
Medical Consent
1 Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan
persilahkan duduk. Perkenalkan diri anda serta
tanyakan keadaannya.
2 Berikan informasi umum pada pasien atau
keluarganya tentang pemeriksaan colok dubur,
tujuan,manfaat dan resiko untuk keadaan pasien.
3 Berikan jaminan pada pasien atau keluarganya tentang
kerahasiaan tindakan dan hasil pemeriksaan.
4 Jelaskan pada pasien tentang hak-hak pasien atau
keluarganya, misalnya hak untuk menolak
pemeriksaan colok dubur.
5 Mintalah kesediaan pasien untuk pemeriksaan colok
dubur
Persiapan penderita dan alat bahan
6 Periksa dan aturlah alat yang dibutuhkan
7 Minta pasien untuk mengosongkan kandung
kemihnya, apabila pasien tidak mampu mengosongkan
kandung kemihnya sendiri maka lakukan kateterisasi
urine. Kemudian bantu pasien dalam posisi
Sims/litotomi/knee chest.
Persiapan untuk melakukan colok dubur
8 Lakukan cuci tangan rutin
9 Pasanglah handscoen pada kedua tangan
Pemeriksaan Colok Dubur
10 Penderita berada dalam posisi Sims/litotomi/knee
chest
11 Lakukan inspeksi daerah perineum dan anus.
Perhatikan apakah ad tanda-tanda hemoroid,
penonjolan/nodul, fistel atau bekas operasi.
12 Oleskan jelly pada jari telunjuk yang menggunakan
handscoen
13 Masukkan jari telunjuk kedalam anus, perlahan lahan
sentuhlah spincter ani dan mintlah penderita untuk
bernafas seperti biasa sambil menilai tonus spincter
ani tersebut. Tangan yang satu berada diatas supra
pubis dan tekanlah kearah vesica urinaria.
18
14 Doronglah jari telunjuk kearah dalam anus sambil
menilai ampulla dan seluruh dinding rectum apakah
dalam keadaan kosong atau ada massa feses, terdapat
tumor, hemoroid, batu urethra.
15 Tempatkanlah jari telunjuk pada jam 12 untuk meraba
kelenjar prostat
16 Raba dan nilai hal-hal tersebut:
1. Permukaan atau mukosa rectum
2. Pembesarannya: Pole atas teraba atau tidak
3. Konsistensi: keras atau lembut
4. Simetris atau tidak
5. Berbenjol-benjol atau tidak
6. Terfiksir atau tidak
7. Nyeri tekan atau tidak
8. Ada Krepitasi atau tidak
17 Keluarkan jari tangan dengan sedikit melengkungkan
ujung jari dan periksalah apakah ada darah, lendir,
feses pada handscoen
Melepaskan Handscoen
18 Bersihkan handscoen dengan air mengalir, gosokkan
tangan untuk membersihkan bercak darah atau cairan
tubuh lainnya yang menempel pada handscoen.
Kemudian bukalah handscoen lalu masukkan dalam
baskom berisi larutan clorin 0,5% atau ketempat
sampah medis.
19 Lakukan cuci tangan rutin
20 Lakukan perpisahan dengan pasien
19
TEKNIK PENILAIAN FOTO RADIOLOGI
GASTROENTEROHEPATOLOGI
NO KETERAMPILAN KLINIS
FOTO BNO
1 Periksa identitas pasien (nama/umur/tanggal pemeriksaan)
2 Periksa ada tidaknya marker pada foto yang akan dinilai
3 Pasang foto pada light box seolah-olah penderita didepan pemeriksa
4 Sebutkan jenis pemeriksaan dan posisi foto
5 Lakukan penilaian terhadap distribusi udara dalam abdomen (apakah
ada obstruksi, atau udara sampai ke distal).
6 Identifikasi adanya gambaran herring bone
7 Identifikasi adanya air fluid level yang sejajar atau bertangga-tangga
(step ladder appearance)
8 Identifikasi adanya gambaran udara bebas pada subdiafragma
9 Identifikasi psoas serta preperitoneal fat line kanan dan kiri
10 Buat kesimpulan dari gambaran radiologi yang ada.
20
FOTO COLON IN LOOP ( BARIUM ENEMA)
1 Periksa identitas pasien (nama/umur/tanggal pemeriksaan)
2 Periksa ada tidaknya marker pada foto yang akan dinilai
3 Pasang foto pada light box seolah-olah penderita didepan pemeriksa
4 Sebutkan jenis pemeriksaan dan posisi foto
5 Lakukan terlebih dahulu penilaian foto BNO pasien
6 Menyebutkan jenis kontras yang digunakan
7 Perhatikan posisi kontras sampai dimana.
8 Perhatikan mukosa, haustrasi, incisura dan kaliber lumen colon
(apakah ada filling defect, additional shadow)
9 Buat kesimpulan dari gambaran radiologi yang ada
TERIMA KASIH
21
LAMPIRAN
22
Gambar Palpasi Superfisial
Gambar Palpasi Dalam dengan dua tangan
23
24
25
26