Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu
jawaban yang jelas dan singkat, tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu
kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah
faktor. Pada diabetes mellitus didapatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan
gangguan fungsi insulin. Diabetes melitus diklasifikasikan atas DM tipe 1, DM
tipe 2, DM tipe lain, dan DM pada kehamilan (Decroli, 2019).
Penderita diabetes melitus di dunia sampai saat ini jumlahnya semakin
bertambah. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat
prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari keseluruhan
penduduk di dunia dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 387 juta
kasus. Indonesia merupakan negara menempati urutan ke 7 dengan penderita DM
sejumlah 8,5 juta penderita setelah Cina, India dan Amerika Serikat, Brazil,
Rusia, Mexico. Sebanyak 1,4 juta penduduk Amerika didiagnosis diabetes melitus
setiap tahunnya. Angka kejadian DM menurut data Riskesdas (2013) terjadi
peningkatan dari 1,1 % di tahun 2007 meningkat menjadi 2,1 % di tahun 2013
dari keseluruhan penduduk sebanyak 250 juta jiwa. Secara epidemiologi,
diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004).
Bangsa indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki
keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami bumi
Indonesia, termasuk tanaman obat (Anonim, 1992). Di Indonesia terdapat sekitar
30.000 jenis tanaman dan 7000 diantaranya memiliki khasiat obat.
Keanekaragaman sumberdaya hayati Indonesia diperkirakan menempati urutan
kedua setelah Brasil (Fellows, L., 1992).
Berbagai pengobatan untuk mencegah dan mengatasi Diabetes Melitus telah
banyak dikembangkan, termasuk pula penggunaan berbagai macam obat herbal.
Terapi herbal yang dimaksud adalah proses penyembuhan menggunakan ramuan
berbagai tanaman berkhasiat sebagai obat. Dari sekian banyak tanaman herbal
yang berkhasiat obat yang diyakini oleh masyarakat dapat menurunkan kadar
glukosa darah yaitu daun dan biji alpukat (Persea americana Mill) ( Larasati,
2012 dan Anggraeni, 2006).
Alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Amerika
Tengah. Alpukat tumbuh pada ketinggian 5-1500 m dpl. Terdapat tiga jenis
alpukat yang biasa dikenal, yaitu jenis meksiko, guatemala, dan hindia barat
(Anonim, 2012). Menurut Mikail (2012) buah alpukat mengandung lemak sehat
yang dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein).
Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang berinteraksi dengan reseptor
seluler dan pengangkut lipid akan mempercepat pengangkutan lemak sehingga
mencegah kelebihan jaringan lemak (Marlinda dkk, 2012). Kandungan biji
alpukat meliputi senyawa golongan polifenol, flavonoid, triterpenoid dan tanin
yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin, dengan demikian insulin dapat
bekerja secara normal sehingga mencegah penyakit diabetes melitus (Marlinda
dkk, 2012 ; Tuminah, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Malangngi dkk (2012) kandungan
tanin pada biji alpukat memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, sehingga dapat
digunakan sebagai sumber antioksidan alami. Antioksidan alami dapat
mengontrol kadar glukosa darah melalui mekanisme perbaikan fungsi pankreas
dalam memproduksi insulin (Widowati, 2008).
Berdasarkan studi (Safriani Rahman dkk, 2014) kombinasi infus biji alpukat
(Persea americana Mill) dan biji pepaya (Carica papaya (L). Var bangkok) dapat
menurunkan kadar glukosa darah Tikus. Konsentrasi efektif dari Kombinasi infus
biji alpukat dan biji pepaya konsentrasi 0,4% v/v, 0,8% v/v memberikan efek
dalam menurunkan kadar glukosa darah dan yang paling efektif dalam
menurunkan glukosa darah adalah konsentrasi 0,6% v/v.
Menurut penelitian (Al Fiatus Sholhah dkk, 2013) berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa kombinasi rebusan biji
alpukat dan biji papaya dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit. Rebusan
biji alpukat mampu menurunkan kadar glukosa darah paling rendah.
Menurut penelitian yunita ebrilianti oktari 2013, ekstrk etanol biji alpukat
(persea Americana mill) dosis 300 mg/kg BB, 600 mg/kg BB mempunyai
aktivitas antidiabetes terhadap tikus galur wistar yang di induksi aloksan.
Menurut penelitian Adhi Nugroho (2017), hasil penelitian menunjukkan
persentase selisih kadar glukosa darah puasa ke glukosa darah 120 menit pc
tertinggi mengalami penurunan berturut-turut adalah control positif sebesar 30%,
diikuti oleh kelompok uji AR sebesar 19%, kelompok uji R sebesar 14%, dan
kelompok uji A sebesar 11%. Kombinasi rebusan biji alpukat dengan rebusan biji
alpukat memiliki efek penurunan lebih baik di bandingkan kelompok tunggal dari
rebusan biji alpukat dan biji rambutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek air rebusan biji alpukat
terhadap penurunan kadar gula darah mencit diabetes yang diinduksi dengan
aloksan dan konsentrasi air rebusan yang mempunyai aktivitas antidiabetes
paling baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana pengaruh rebusan biji alpukat terhadap kadar gula darah
mencit yang diinduksi dengan aloksan.?
2. Konsentrasi air rebusan manakah yang mempunyai aktivitas antidiabetes
yang paling baik.?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rebusan biji
alpukat terhadap kadar gula darah mencit yang diinduksi dengan aloksan.
1.4 Manfaat Penelitiaan
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengembangkan ide dan gagasan serta dapat
menambah wawasan terutama dalam bidang kesehatan.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Penelitian ini sebagai media pengimplentasian Tri Dharma Perguruan
tinggi dalam pendidikan, penelitian ilmu pengetahuan dan pengabdian
serta pengaplikasiaan untuk kesejahteraan masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama bagi
masyakat yang menderita diabetes melitus karena penggunaan bahan
alami lebih murah dibandingkan dengan menggunakan obat-obat kimia
untuk mengatasi penyakit diabetes.

Anda mungkin juga menyukai