Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/309357553

PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL


DALAM MENGUNGKAP BERBAGAI FENOMENA PENYIMPANGAN RASIO
MENDEL
Conference Paper · February 2016

CITATIONS READS
0 7,692

2 authors:

Ahmad Fauzi Duran Corebima Aloysius


University of Muhammadiyah Malang State University of Malang
36 PUBLICATIONS 54 CITATIONS 120 PUBLICATIONS 225 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Genetics Education View project

Empowering student metacognitive skills in science learning View project

All content following this page was uploaded by Ahmad Fauzi on 22 October 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM


MENGUNGKAP BERBAGAI FENOMENA PENYIMPANGAN RASIO MENDEL

Ahmad Fauzi1, Aloysius Duran Corebima2


1
Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri
Malang 2 Jurusan Biologi, Universitas Negeri
Malang fauzizou91@gmail.com

ABSTRAK
Drosophila melanogaster merupakan organisme model yang sering digunakan dalam mempelajari
berbagai konsep biologi, termasuk konsep pewarisan sifat. Berbagai fenomena penyimpangan rasio
Mendel merupakan beberapa fenomena biologi yang dapat dipelajari dengan menggunakan D.
melanogaster. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa melalui persilangan berbagai strain D.
melanogaster, fenomena-fenomena penyimpangan rasio Mendel dapat teramati. Pada penelitian ini,
persilangan antara strain N x bcl, dan w x N digunakan untuk mengungkap fenomena pindah silang dan
pautan kelamin. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal, yaitu: munculnya strain rekombinan (b
dan cl) pada testcross N x bcl; serta munculnya pola pewarisan menyilang pada persilangan w x N dengan
rasio F2 berupa 1:1:1:1.
Kata kunci: Drosophila melanogaster, pewarisan sifat, penyimpangan rasio Mendel

PENDAHULUAN melalui D. melanogaster, konsep lain, seperti alela ganda


Organisme model merupakan organisme yang dan pemetaan kromosom juga dapat dikaji melalui D.
dimanfaatkan secara luas dalam mempelajari berbagai melanogaster (Lewin, 2007; Corebima, 2013).
fenomena biologi (Fields dan Johnston, 2005). Berbagai Pada Penelitian ini, peneliti bertujuan untuk
informasi terkait proses biologi dapat dikumpulkan memperlihatkan kembali bahwa melalui persilangan
melalaui pemanfaatan organisme model tersebut (Bolker, berbagai strain D. melanogaster, fenomena-fenomena
1995). Beberapa karakteristik utama dari organisme- penyimpangan rasio Mendel dapat teramati. Meski
organisme yang dapat dijadikan organisme model fenomena yang diangkat pada penelitian ini beristilah
tersebut antara lain perkembangannya yang cepat, waktu penyimpangan rasio Mendel, pemisahan dan pilihan
generasinya yang pendek, serta strukturnya yang bebas kromosom saat gametogenesis tetap terjadi (Klug,
sederhana (Bolker, 1995). Salah satu contoh organisme dkk,, 2012; Snustad dan Simmons, 2012: Corebima,
model yang cukup populer di kalangan ilmuwan adalah 2013). Bahkan, meski beristilah menyimpang, fenomena-
D. melanogaster. fenomena yang dimaksud merupakan kejadian alami
D. melanogaster merupakan lalat buah yang yang terjadi secara normal di lingkungan sekitar.
telah digunakan sebagai subjek penelitian genetika sejak Fenomena-fenomena penyimpangan rasio
awal abad 20 (Dubnau, 2014). Capy & Gibert (2004) Mendel yang akan ditampilkan pada penelitian ini adalah
menyatakan bahwa D. melanogaster merupakan subjek pindah silang dan pautan kelamin. Melalui fenomena
penelitian yang sangat ekstensif digunakan dalam bidang pindah silang, anakan tipe rekombinan dapat muncul
genetika. Karakteristik serangga ini yang memiliki siklus pada persilangan yang melibatkan dua sifat beda, meski
hidup yang cepat, hanya memiliki sedikit kromosom, pada satu kromosom yang sama. Melalui fenomena
ukuran genom yang kecil, dan memiliki kromosom pautan kelamin, rasio F2 pada persilangan satu sifat beda
raksasa di kelenjar ludahnya menjadikan D. melanogaster atau lebih tidak akan menunjukkan rasio Mendel yang
dipilih peneliti genetika dalam penelitiannya (Hartwell, umum dikarenaka ketidakhadiran gen tertentu pada salah
dkk., 2011). satu kromosom kelamin salah satu parentalnya (Klug,
Thomas Hunt Morgan merupakan ilmuwan yang dkk,, 2012; Snustad dan Simmons, 2012: Corebima,
menemukan konsep pautan kelamin pada tahun 1910 2013).
dengan memanfaatkan D. melanogaster (Hartwell, dkk.,
2011). Konsep lain, seperti pautan kromosom dan pindah METODE PENELITIAN
silang merupakan konsep genetika yang muncul setelah 1) Penyiapan organisme dan kondisi lingkungan
ilmuwan memanfaatkan persilangan dengan juga
D. melanogaster strain Normal (N), white (w), dan
menggunakan D. melanogaster (Corebima, 2013). black clot eyes (bcl) dari Laboratorium Genetika
Bahkan, meski pada awalnya tidak dikembangkan
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 278
Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

FMIPA UM digunkana dalam penelitian ini (Gambar 5) Analisis data


1.). Lalat dikultur di dalam botol gelas berbentuk Data yang dianalisis adalah data F2 dari setiap
silinder bervolume 200 ml, dengan diameter 7 cm dan persilangan. Chi-square digunakan sebagai tes dalam
tinggi 9 cm. Botol tersebut diisi medium standard analisis data. Rasio yang digunakan sebagai dasar
sebanyak 30 ml. Kultur lalat tersebut disimpan di dalam uji Chi-square berasal dari hasil rekonstruksi
ruang penelitian dengan kisaran temperatur kromosom yang dilakukan dengan acuan sesuai
lingkungan alami, yaitu 25-30 oC. fenomena masing-masing.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1) Pindah silang
Hasil rekonstruksi testcross N x bcl tertera pada
Gambar 2. Berdasarkan rekonstruksi persilangan tersebut,
dapat diketahui bahwa ada empat fenotip F2, yaitu dua
anakan tipe parenta (N dan bcl) dan dua anakan tipe
rekombinan/produk pindah silang (b dan cl). Berkaitan
dengan uji chi-square yang digunakan, fenotip 1:1:1:1
untuk memastikan apakah kemunculan empat anakan
A B pada F2 diakibatkan oleh pilihan bebas gen b dan cl atau
kejadian pindah silang. Hasil uji chi-square persilangan
N x bcl tersebut tertera pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil uji chi-square pada Tabel 1., dapat
diketahui bahwa nilai chi hitung (138,87) > chi tabel
(7,81). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasio
anakan F2 dari testcross N x bcl tidak memenuhi rasio
1:1:1:1.
2) Pautan kelamin
Hasil rekonstruksi kromosom persilangan w x N
tertera pada Gambar 3. Berdasarkan rekonstruksi
C kromosom tersebut, dapat diketahui bahwa rasio fenotip
F2 yang diharapkan adalah 1 (♀ N) : 1 (♂N) : 1 (♀ w) : 1
Gambar 1. A. D. melanogaster strain N; B. strain w; C.
strain bcl
(♂w). Rasio tersebut digunakan sebadai dasar rasio
frekuensi harapan pada uji chi-square. Hasil uji chi-
2) Komposisi medium square persilangan w x N tersebut tertera pada Tabel 2.
Medium terdiri dari ± 2500 ml air, 700 g pisang Berdasarkan hasil uji chi-square pada Tabel 2., dapat
(varietas Raja Mala), 200 g tape singkong, dan 100 g diketahui bahwa nilai chi hitung (2,096) < chi tabel (7,81).
gula merah. Campuran tersebut di masak selama 45 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasio anakan
menit. Medium tersebut cukup digunakan untuk F2 dari persilangan w x N memenuhi rasio 1:1:1:1.
mengisi 35 gelas kultur. Pada penelitian ini, D. melanogaster digunakan
3) Pindah silang sebagai organisme model untuk menampilan fenomena
Testcross strain N x bcl (P1) digunakan untuk pindah silang dan pautan kelamin. Pada fenomena pindah
mendemonstrasikan fenomena pindah silang pada D. silang, persilangan yang digunakan adalah testcross
melanogaster. Anakan betina dari persilangan antara strain N x bcl. Sesuai dengan pengumpulan dan
tersebut (F1) disilangkan dengan jantan bcl dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
berstatus sebagai P2. Anakan dari P2 (F2) dicatat persilangan dengan menggunakan D. melanogaster dapat
untuk dianalisis lebih lanjut. mendemonstrasikan fenomena pindah silang.
4) Pautan kelamin Berdasarkan data hasil persilangan, terlihat bahwa rasio
Persilangan strain N x w (P1) digunakan untuk anakan tipe parental dengan tipe rekombinan/produk
membuktikan keberadaan hukum Mendel II. Anakan pindah silang (67,6% dan 32,39%), bukanlah 1:1 yang
dari persilangan tersebut (F1) digunakan sebagai P2. seharusnya terjadi bila gen b dan cl melakukan pilihan
Anakan dari P2 (F2) dicatat untuk dianalisis lebih bebas. Kemunculan anakan tipe non parental yang
lanjut. dibawah 50% mengindikasikan bahwa gen b terpaut
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 279
Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

dengan gen cl atau dapat dikatakan keduanya berada pada Lebih tepatnya, rasio antara jantan mata merah, jantan
kromosom yang sama. Hal tersebut berkaitan dengan mata putih, betina mata merah, dan betina mata putih
fakta bahwa semua faktor/gen yang terletak pada satu memenuhi rasio 1:1:1:1. Kemunculan rasio anakan F1
kromosom yang sama akan cenderung terpaut satu sama dan F2 seperti yang telah disampaikan sebelumnya
lain selama pembelajaran reduksi pada meiosis disebabkan oleh faktor warna mata yang terlibat pada
(gametogenesis) (Corebima, 2013). Akibatnya sebagian persilangan ini terletak pada kromosom kelamin X.
besar gamet yang dihasilkan adalah gamet b+cl+ dan bcl. Sesuai dengan data yang telah terkumpul dan
Kemunculan tipe bukan parental pada testcross analisis data yang telah dilakukan, terbukti bahwa
N x bcl penelitian ini disebabkan oleh terjadinya fenomena pindah silang dan pautan kelamin dapat
fenomena pindah silang selama gametogenesis. Pindah didemonstrasikan dengan menggunakan D. melanogaster.
silang yang dimaksud pada penelitian ini adalah Seperti yang telah dijelaskan di awal, kedua fenomena
fenomena pertukaran kromosom homolog pada saat tersebut dapat didemonstrasikan melalui persilangan dan
profase I selama meiosis pembentukan gamet (Corebima, pengumpulan data hingga generasi 2. Sesuai dengan
2013). Akibat dari pertukaran kromosom tersebut, maka penelitian yang telah dilakukan, waktu yang dibutuhkan
pada persilangan dalam penelitian ini munculah gamet untuk mendapatkan data hingga generasi 2 hanyalah 40
b+cl dan bcl+. Keberadaan kedua gamet tersebut yang hingga 50 hari.
kemudian berpasangan dengan gamet bcl dari parental Penelitian ini merupakan langkah awal usaha
jantan akhirnya menghasilkan strain cl dan b pada F2. peneliti untuk lebih mempopulerkan D. melanogaster
Fenomena kedua yang didemonstrasikan pada sebagai organisme model yang tidak hanya digunakan di
penelitian ini adalah fenomena pautan kelamin. dunia penelitian, melainkan juga dalam dunia pendidikan.
Persilangan antara betina mata putih (w) dengan jantan Penelitian-penelitian sejenis akan dilakukan dan
mata merah (N) digunakan untuk mendemonstrasikan penelitian pengembangan berbagai perangkat dan bahan
fenomena tersebut. Berdasarkan pengumpulan dan ajar yang mendukung penggunaan D. melanogaster di
analisis data, dapat diketahui bahwa muncul dua macam dunia pendidikan akan dilakukan pada penelitian
anakan pada F1, yaitu betina mata merah dan jantan selanjutnya. Melalui langkah tersebut, diharapkan
warna putih. Data F2 juga menunjukkan bahwa separuh pemanfaatan D. melanogaster sebagai organisme model
F2 bermata putih dan separuh sisanya bermata merah. dalam pembelajaran semakin luas
Selain itu, F2 jantan bermata merah sama jumahnya
dengan F2 betina bermata merah dan F2 jantan bermata
putih sama jumlahnya dengan F2 betina berwarna putih.

Gambar 2. Rekonstruksi kromosom persilangan D. melanogaster strain N x bcl

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 280


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

Tabel 1. Analisis data persilangan D. melanogaster strain N x bcl


Persilangan Jenis f0 fh fo-fh (fo-fh)2 Chi tabel
Kelamin
N x bcl N 354 222,25 131,75 17358,0625 78,10151856
b 126 222,25 -96,25 9264,0625 41,68307087
cl 162 222,25 -60,25 3630,0625 16,3332396
bcl 247 222,25 24,75 612,5625 2,756186727
Total 889 889 138,8740157 7,814728

= tanda kromosom y
Gambar 3. Rekonstruksi kromosom persilangan D. melanogaster strain w x N

Tabel 2. Analisis data persilangan D. melanogaster strain w x N


Persilangan Jenis f0 fh fo-fh (fo-fh)2 Chi tabel
Kelamin
wxN N♂ 120 124,5 -4,5 20,25 0,162650602
N♀ 135 124,5 10,5 110,25 0,885542169
w♂ 129 124,5 4,5 20,25 0,162650602
w♀ 114 124,5 -10,5 110,25 0,885542169
Total 498 498 2,096385542 7,814728

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 281


Pemanfaatan Drosophila melanogaster sebagai Organisme.…

SIMPULAN Fields S dan Johnston M, 2005. Whither Model Organism


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Research?. Science, 307 (5717): 1885-1886.
dapat diketahui bahwa D. melanogaster merupakan
organisme model yang mampu mendemonstraikan
Hartwell LH, Hood L, Godlberg ML, Reynolds AE, dan
fenomena pindah silang dan pautan kelamin. Silver LM. 2011. Genetics, Fourth Edition.
McGraw Hill.
DAFTAR PUSTAKA
Bolker J A, 1995. Model systems in developmental Klug WS, Cummings MR, Spencer CA, dan Palladino,
biology. BioEssays, 17(5): 451-455. MA, 2012. Concepts of Genetics, Tenth Edition. San
Francisco: Pearson Education, Inc.
Capy P dan Gibert P, 2004. Drosophila melanogaster,
Drosophila simulans: so Similar yet so Different. Lewin, B, 2007. Genes IX. Oxford: Oxford University
Genetica, 120: 5-16. Press

Corebima AD, 2013. Genetika Mendel. Surabaya: Snustad DP dan Simmons MJ. 2012, Principles of
Airlangga University Press. Genetics, Sixth Edition. New Jersey: John Wiley &
Dubnau J, 2014. Behavioral Genetics of the Fly Sons, Inc.
(Drosophila melanogaster). Cambridge: Cambridge
University Press.

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 282


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai